Jurnal Novi

You might also like

Download as doc, pdf, or txt
Download as doc, pdf, or txt
You are on page 1of 7

KOMUNIKASI POLITIK ANGGOTA DPRD DALAM RANGKA

PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT


(Studi Komunikasi Politik pada DPRD JawaTimur Dapil I)

Kurnia Noviyati
Bambang Santoso
Achmad Bambang Barul Fuad
Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
Email:novinez.nn@gmail.com

Abstract: Political Communication Dprd Jatim Society Aspirations In Order Absorbtion (Study of
Political Communication at the DPRD Jawa Timur Dapil I)Legislators have an obligation to meet with
constituents to communicate, to do with the political communication as well as on how to shape and
barriers of political communication contained in Parliament in carrying out its duties a representative
must communicate to understand what is wanted, what is required by the constituents they represent as
one of the aspirations of the community effort with government absorption which later as a solution to
public problems that exist in order to fulfill the purpose of the area. Based on this, the issues raised in
this research is political communication legislators East Java Province in order absorption aspirations of
the people.
This research is based on qualitative research. with a descriptive approach. Source of data used are
primary data and secondary data. The technique of collecting data through observation, interviews, and
documentation. The analytical method used is by means of data collection, data reduction, data
presentation, and conclusion.
This study came to the conclusion, Political Communicationlegislators East Java Province as a whole
has been going well. Despite the fact that not all activities in the recess succeed or at least overcome
some of the problems in that area. That is because the quality of the communication process East Java Pa
with the community felt still not functioning properly there are still many obstacles including Time In
Doing Meeting With the Community, False perception in society about the visit legislators, programs that
are not targeted for the community, the fund owned by the Government do the construction still less, as
well as the lack of public participation levels. The solution is taken among legislators can perform a
rolling system with other members in one electoral district, by giving one day of their time in one week
for each electoral district; Then the strategy of communication and interaction legislators should be
properly voiced wishes and expectations of the people they represent; Council members made the
program is not focused on a single issue, but what is becoming a complex problem in the area; the
economic potential of people should also be improved, so that the public will be BERDIKARI not rely on
the Government; to promote public participation for the first step, can be done by channeling “raskin” or
“blt”, which is a program of the central government. It is the first step to forming the image of
Parliament to the public.
Keywords: Political Communication, East Java Legislator, Absorption, Aspirations

Abstrak : Komunikasi Politik Anggota DPRD Dalam Rangka Penyerapan Aspirasi Masyarakat (Studi
Komunikasi Politik pada DPRD Jawa Timur Daerah Pemilihan I)
Anggota legislatif mempunyai kewajiban untuk bertemu dengan konstituennya untuk berkomunikasi,
kaitannya dengan komunikasi politik termasuk juga tentang bagaimana bentuk dan hambatan komunikasi
politik yang terdapat di Parlemen dalam menjalankan tugasnya seorang wakil rakyat harus berkomunikasi
dengan mengerti apa yang diinginkan, apa yang diperlukan oleh konstituen yang diwakilinya sebagai
salah satu upaya penyerapan aspirasi masyarakat dengan pemerintahannya yang nantinya sebagai solusi
bagi permasalahan publik yang ada dalam rangka pemenuhan tujuan daerah tersebut.Berdasarkan hal
tersebut, maka permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu komunikasi politik anggota DPRD
Provinsi Jawa Timur dalam rangka penyerapan aspirasi masyarakat.
Penelitian ini adalah penelitian yang berbasis pada penelitian kualitatif.dengan pendekatan
deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis yang digunakan adalah dengan
cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini mengambil kesimpulan, yakni Komunikasi PolitikAnggota DPRD Jatim secara keseluruhan
sudah berjalan dengan baik. Meskipun dalam kenyataannya belum tentu semua kegiatan di masa reses
berhasil atau setidaknya mengatasi beberapa masalah di daerah itu. Itu dikarenakan kualitas proses
komunikasi DPRD Jatim dengan masyarakat dirasakan masih kurang berfungsi dengan baik masih
terdapat banyak hambatan diantaranya Waktu Dalam Melakukan Pertemuan Dengan Masyarakat,
Kesalahan persepsi di Masyarakat tentang kunjungan anggota DPRD, Program yang tidak tepat sasaran
bagi masyarakat, dana yang dimiliki Pemerintah melakukan pembangunan masih kurang, serta kurangnya
tingkat partisipasi masyarakat. Solusi yang diambil diantaranya anggota DPRD dapat melakukan sistem
rolling dengan anggota yang lain dalam 1 dapil, dengan memberikan 1 hari waktu mereka dalam satu
minggu untuk dapil masing-masing;Lalu strategi dan interaksi komunikasi anggota DPRD harus benar
menyuarakan keinginan dan harapan masyarakat yang diwakilinya; Anggota DPRD membuat program
tidak difokuskan pada satu permasalahan namun apa yang menjadi masalah kompleks di daerah; potensi
ekonomi masyarakat juga harus dapat ditingkatkan, sehingga masyarakat nantinya akan jadi BERDIKARI
tidak bergantung pada Pemerintah; untuk meningkatkan partisipasi masyarakat untuk langkah awal, dapat
dilakukan dengan cara penyaluran raskin atau blt, yang merupakan program dari pemerintah pusat. Hal
tersebut merupakan langkah awal untuk membentuk citra DPRD kepada masyarakat.
Kata Kunci : Komunikasi Politik, DPRD Jatim, Penyerapan, Aspirasi Masyarakat

Pendahuluan

Parlemen berkewajiban untuk parlemen tersebut untuk bekerja dalam


melakukan komunikasi dengan suatu sistem politik melalui
konstituennya yang berupa bertemu informasiberupa aspirasi masyarakat
dengan konstituennya. Dalam tersebut dari hasil komunikasi politik
prakteknya wakil rakyat harus tahu yang merupakan input bagi DPRD.
dengan apa yang diinginkan oleh Realisasi dari pengambilan
konstituen yang diwakilinya. Rakyat kebijaksanaan yang berdasarkan
berhak menyampaikan aspirasinya kepentingan seluruh rakyat merupakan
kepada wakil rakyat untuk pencerminan dari keikutsertaan rakyat,
diperjuangkan dalam sebuah kebijakan. sebagaimana yang diajarkan oleh teori
Selain dapat memberikan pengaruh besar demokrasi itu sendiri, dimana anggota
dalam proses pembuatan kebijaksanaan, masyarakat mengambil bagian atau
komunikasi politik juga berfungsi berpartisipasi di dalam proses dan
sebagai jalan mengalirnya informasi penentuan kebijaksanaan pemerintahan.
politik, sehingga bisa mengetahui (Sanit,1985:203).
apapun yang menjadi aspirasi Melakukan komunikasi dengan
masyarakat dalam kaitannya dengan konstituennya adalah hal wajib oleh
masalah yang terdapat di daerah tersebut wakil rakyat sebagai salah satu upaya
sehingga nantinya akan menjadi suatu penyerapan aspirasi masyarakat dengan
kebijaksanaan untuk rakyat sebagai pemerintahannya sebagai dasar
usaha penyelesaian pada aspirasi pengambilan kebijakan yang nantinya
mereka. Melalui komunikasi politik yang sebagai solusi bagi permasalahan publik
berdasarkan asas kepentingan seluruh yang ada dalam rangka pemenuhan
rakyat yang nantinya juga memberikan tujuan daerah tersebut. Tentu untuk
kelangsungan hidup dari lembaga memenuhi tujuan daerah diperlukan
perwakilan rakyat daerah (DPRD) kerjasama yang apik antara
sekaligus berfungsinya lembaga Pemerintahan dan Konstituennya.Oleh

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


karena itu, rakyat berhak menyampaikan tertentu, sehingga dengan cara ini system
apa yang diinginkannya kepada wakil dapat didirikan, dipelihara dan diubah.
rakyat untuk diperjuangkan dalam Dan sebuah definisi singkat tindakan
sebuah kebijakan. komunikasi adalah dengan menjawab
Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan: siapa yang menyampaikan
peneliti tertarik untuk meneliti (komunikator), apa yang disampaikan
komunikasi politik anggota DPRD (pesan), melalui saluran apa (media),
Provinsi Jawa Timur. Dimana kepada siapa (komunikan) dan apa
komunikasi politik tersebut sebagai pengaruhnya (efek) (dalam Effendy,
upaya dalam rangka penyerapan aspirasi 1999 : 10).
masyarakat di daerah Provinsi Jawa Komunikasi politik dapat diartikan
Timur. Lalu kaitannya dengan sebagai suatu proses komunikasi yang
komunikasi politik termasuk juga memiliki implikasi atau konsekuensi
tentang bagaimana bentuk dan hambatan terhadap aktivitas politik. Faktor ini pula
komunikasi politik yang terdapat di yang membedakan dengan disiplin
Parlemen tersebut sebagai upaya dalam komunikasi lainnya seperti komunikasi
rangka penyerapan aspirasi masyarakat pembangunan, komunikasi pendidikan,
dan sebagai dasar pengambilan suatu komunikasi bisnis, komunikasi
kebijakan yang berhubungan dengan antarbudaya, komunikasi organisasi
masalah publik pada umumnya. Maka komunikasi keluarga, dan lain
dari itu penulis tertarik untuk mengambil semacamnya. Perbedaan ini terletak pada
judul Komunikasi Politik Anggota isi pesan. Artinya Komunikasi politik
DPRD Dalam Rangka Penyerapan memiliki pesan yang bermuatan politik,
Aspirasi Masyarakat Studi Kasus pada sementara komunikasi pendidikan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Pada memiliki pesan yang bermuatan
Daerah Pemilihan I. masalah-masalah pendidikan. Jadi untuk
Tujuan dari penelitian ini adalah membedakan antara satu disiplin dengan
untuk mendiskripsikan dan menganalisis disiplin lainnya dalam studi ilmu
tentang komunikasi politik anggota komunikasi, terletak pada sifat atau isi
DPRD Jawa Timur dengan konstituen pesannya.
pada daerah pemilihan I dalam rangka Pola komunikasi politik terlihat
penyerapan aspirasi masyarakat. Untuk dua perangkat institusi politik dan
mendiskripsikan dan menganalisis organisasi media yang terlibat dalam
faktor-faktor penghambat komunikasi persiapan pesan bagi interaksi yang lebih
politik yang dihadapi anggota DPRD horisontal satu sama lain. Sedangkan
Jawa Timur pada daerah pemilihan I dalam arah yang vertikal institusi-
dalam rangka penyerapan aspirasi institusi tadi baik secara terpisah maupun
masyarakat dan mendiskripsikan dan bersama-sama melakukan diseminasi
menganalisis tindak lanjut hasil dan pengolahan informasi serta gagasan
komunikasi politik anggota DPRD dari dan untuk warga masyarakat. Dalam
dengan konstituen pada daerah sistem politik untuk fungsi DPRD dalam
pemilihan I dalam rangka penyerapan memperhatikan aspirasi masyarakat
aspirasi masyarakat. didukung oleh banyak faktor yang saling
berhubungan. James Lee dikutip
Tinjauan Pustaka Budiarjo dan Ambong (1995:124)
1. Pengertian Komunikasi mengelompokkan faktor-faktor yang
Komunikasi adalah suatu proses mempengaruhi proses legislatif menjadi
memberi signal menurut aturan-aturan tiga, yaitu : (1) stimuli eksternal, yang

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


menyangkut afiliasi partai politik, terciptanya dinamika untuk menuju
kepentingan Pemilu, input eksekutif dan kearah kemajuan.
pressure group. (2) Setting psichologys, Partisipasi masyarakat lewat
yaitu sikap dan peran yang dijalankan aspirasinya yang tertuang dalam
wakil rakyat serta harapan-harapan berbagai bentuk dalam menentukan
mereka. (3) Komunikasi intra kebijakan-kebijakan yang harus diambil
institusional, baik yang bersifat formal merupakan prasyarat mutlak demi
atau informal termasuk adanya terwujudnya suasana demokrasi dan
kemungkinan hubungan patronage terciptanya dinamika kehidupan menuju
didalamnya. ke arah pembangunan. Partisipasi
masyarakat merupakan bagian yang
2. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak terpisahkan dari pembangunan itu
(DPRD) sendiri, sehingga nantinya seluruh
Menurut Budiarjo dan Ambong lapisan masyarakat akan memperoleh
(1995:116) menyebutkan “DPRD adalah hak dan kekuatan yang sama untuk
unsur Pemerintah Daerah yang menuntut atau mendapatkan bagian yang
berkedudukan sama tinggi dengan adil dari manfaat pembangunan.
Kepala Daerah. Kepala Daerah
memimpin bidang eksekutif dan DPRD Metode Penelitian
bergerak dalam bidang legislatif. DPRD Penelitian ini menggunakan jenis
merupakan representasi kepentingan dan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kehendak rakyat di daerah yang kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
kedudukannya sebagai Badan Legislatif suatu metode dalam penelitian status
Daerah sebagai mitra sejajar Pemerintah kelompok manusia, suatuobjek, suatu
Daerah. kondisi, suatu system pemikiran apapun
Lembaga legislatif merupakan suatu peristiwa pada masa sekarang.
suatu badan politik yang mempunyai Tujuannya adalah membuat deskripsi,
peranan cukup penting dalam gambaran atau lukisan secara sistematis,
penyelenggaraan pemerintahan baik itu faktual, dan akurat mengenai faktor-
di tingkat pusat, propinsi maupun faktor,sifat-sifat serta lingkungan antara
ditingkat kabupaten/kota. Apabila fenomena yang diselidiki (Nazir,2009:
fungsi-fungsi tersebut tidak berjalan, 504).
maka akan terjadi pergeseran dimana Fokus penelitian yang peneliti ambil
badan eksekutif akan menjadi sangat adalah sebagai berikut:
kuat. Dengan demikian pelaksanaan a. Komunikasi politik anggota DPRD,
fungsi legislatif harus dilaksanakan meliputi:
secara maksimal agar tercipta lembaga 1) Bentuk komunikasi politik anggota
legislatif yang kuat dan akan berdampak DPRD dengan konstituen dalam
pada meningkatnya kualitas rangka penyerapan aspirasi
penyelenggaraan pemerintahan di masyarakat.
daerah. 2) Tindak lanjut hasil komunikasi
3. Aspirasi Masyarakat politik anggota DPRD dengan
Pemerintah dalam menentukan konstituen dalam rangka
kebijakan-kebijakan negara harus penyerapan aspirasi masyarakat.
berdasarkan aspirasi yang berkembang b. Hambatan yang dihadapi anggota
dalam masyarakat, dimana hal itu DPRD dalam pelaksanaan
merupakan prasyarat mutlak demi komunikasi politik dalam rangka
terwujudnya suasana demokratis dan penyerapan aspirasi masyarakat.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


Lokasi penelitian di wilayah Kota berlangsung saat adanya kegiatan
Surabaya sebagai daerah pemilihan musrembang yang difasilitasi oleh
(dapil) I Dewan Perwakilan Rakyat pemerintah dimana berdasarkan
Daerah Jawa Timur. Instrument yang hasil wawancara dengan salah
digunakan oleh peneliti ini adalah seorang tokoh masyarakat
peneliti sendiri, pedoman wawancara terungkap bahwa : Dialog dan
atau interview guide dan catatan tatap muka adalah cara yang
lapangan (field notes). Teknik efektif dalam mengetahui secara
pengumpulan menggunakan interview langsung apa yang diinginkan oleh
atau wawancara, observasi dan masyarakat. Dalam pertemuan
dokumentasi. Analisis data adalah proses dengan masyarakat akan terungkap
penyederhanaan data kedalam bentuk apa yang menjadi persoalan di
yang lebih mudah dipahami atau tengah masyarakat, misalnya
diinterpretasikan. Menurut Pasolong masalah kesehatan, pendidikan,
(2012) analisis data, yaitu data yang akses transportasi (jalan),
harus segera dianalisis setelah kemiskinan atau masalah lain yang
dikumpulkan dan dituangkan dalam sangat diperlukan sekali oleh
bentuk laporan lapangan. Tujuan dari masyarakat. Sudah seharusnya
analisis data adalah untuk anggota Dewan Perwakilan Rakyat
mengungkapkan a) data apa yang masih Daerah (DPRD) Jawa Timur
perlu dicari, b) hipotesis apa yang perlu mendapatkan informasi langsung
diuji, c) pertanyaan apa yang perlu dari masyarakat, jadi mereka dapat
dijawab, d) metode apa yang harus mendengar aspirasi , keluhan dan
digunakan untuk mendapatkan informasi keinginan masyarakat.
baru dan e) kesalahan apa yang harus b) Tindak lanjut hasil komunikasi
diperbaiki. politik anggota DPRD Jatim
dengan konstituen Daerah
Pembahasan Pemilihan I dalam rangka
1. Komunikasi politik anggota DPRD : penyerapan aspirasi masyarakat.
a) Bentuk komunikasi politik anggota Setelah aspirasi atau keluhan
DPRD Jatim dengan konstituen yang datang dari masyarakat, maka
Daerah Pemilihan I dalam rangka selanjutnya menjadi tugas DPRD
penyerapan aspirasi masyarakat. menjadi penghubung antara
Masa reses sangat penting masyarakat dengan pemerintah. Ini
bagi kedua belah pihak yaitu sesuai kapasitas DPRD yang
anggota Dewan Perwakilan Rakyat memiliki hak interpelasi, hak
Daerah (DPRD) Jawa Timur angket dan hak menyampaikan
dengan konstituen, bagi anggota pendapat. Mediasi tsb bisa
DPRD mendapatkan masukan dari dilakukan dengan memanggil
masyarakat, dan bagi masyarakat keduabelah pihak dalam sebuah
dapat memberikan masukan rapat dengar pendapat. Setelah
kepada pada anggota DPRD. didapat penyelesaian masalah,
Selain melakukan komunikasi maka DPRD akan mengajukan
antarpersonil anggota Dewan hasil tersebut kepada lembaga
Perwakilan Rakyat Daerah eksekutif, dalam hal ini adalah
(DPRD) Jawa Timur juga pemerintah daerah untuk dapat
melakukan komunikasi kelompok, mengambil kebijakan.
dimana komunikasi politik ini

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


2. Hambatan yang dihadapi anggota horizontal dan komunikasi diagonal.
DPRD dalam pelaksanaan Sedangkan secara eksternal adalah
komunikasi politik dalam rangka komunikasi antara pimpinan atau pejabat
penyerapan aspirasi masyarakat yang mewakili dengan khalayak atau
Untuk memahami akan tingkatan publik di luar organisasi. Tindak lanjut
efektivitas dari komunikasi politik yang hasil komunikasi politik anggota DPRD
akan diteliti, terlebih dahulu dipahami dengan konstituen dalam rangka
tentang hambatan komunikasi, antara penyerapan aspirasi masyarakat menjadi
lain: tugas DPRD menjadi penghubung antara
1. Gangguan mekanik: gangguan yang masyarakat dengan pemerintah. faktor
disebabkan saluran komunikasi atau penghambat ketika anggota Dewan
kegaduhan yang sifatnya fisik. Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
2. Gangguan semantik : gangguan ini Jawa Timur bertemu dengan konstituen
berkaitan dengan pesan komunikasi yang adalah 1. Gangguan mekanik, waktu
pengertiannya menjadi rusak berkunjung kelapangan untuk bertemu
(miskomunikasi). dengan konstituen merupakan salah satu
3. Gangguan kepentingan: kepentingan faktor penghambat untuk melakukan
akan membuat seseorang selektif dalam komunikasi politik kepada konstituen. 2.
menanggapi dan menghayati pesan. Gangguan semantik : sebagian
4. Gangguan motivasi: motivasi akan masyarakat yang menyatakan kegiatan
mendorong seseorang untuk berbuat serap aspirasi itu identik dengan
sesuatu yang sesuai benar dengan keharusan untuk membagikan uang
keinginan, kebutuhan, dan kepada masyarakat dan program Reses
kekurangannya. yang hanya formalitas, 3. Gangguan
5. Gangguan Prasangka: prasangka kepentingan: kunjungan DPRD Jatim
merupakan salah satu rintangan atau jika ada kepentingan di dalamnya terkait
hambatan yang berat bagi suatu kegiatan masalah yang ada di daerahnya. 4.
komunikasi, oleh karena orang yang Gangguan motivasi: kekecewaan pada
mempunyai prasangka belum apa-apa masyarakat, dalam melakukan
sudah bersikap curiga dan menentang komunikasi yang berbicara tentang
komunikator yang hendak melakukan kebijakan yang berujung pada
komunikasi. komunikasi politik. 5. Gangguan
Prasangka: belum apa-apa sudah
bersikap curiga dan menentang
Kesimpulan komunikator yang hendak melakukan
Dari hasil pembahasan dapat ditarik komunikasi. Dalam hal ini terkait
kesimpulan bahwa komunikasi politik masalah simpatik dan tidak simpatik
anggota DPRD, adanya bentuk (like and dislike).
komunikasi politik vertical, komunikasi

Daftar Pustaka

Alfian. 1990. Komunikasi Politik dan Sistem Politik Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Budiarjo, M dan Ambong, I. 1993. Fungsi Legislatif Dalam Sistem Politik Indonesia.
Jakarta: Rajawali Press.
Cangara, Hafied. 2009. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Perkasa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |


Cipto, Bambang. 1995. Dewan Perwakilan Rakyat Dalam Era Pemerintahan
Modern Industrial. Jakarta: Rajawali Press.
Effendy, Onong Uchjana. 2002. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Hoogerwerf. 1983. Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Erlangga.
Hutington, P. Samuel. 1994. Partisipasi Politik di Negara Berkembang. Jakarta:
Renika Cipta.
Kadjatmiko, 2002. Dinamika Sumber Keuangan Bagi Daerah dalam Rangka
Otonomi Daerah. Bandung. FISIP Universitas Katolik Parahyangan.
Kumorotomo, Wahyudi. 2001. Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT. Radjawali
Press.
Marbun, BN. 1994. DPRD: Pertumbuhan, Masalah, dan Masa Depannya. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Marbun. 2005. DPRD dan Otonomi Daerah Setelah Amandemen UUD 1945 dan
UU Otonomi Daerah 2004. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan.
Nasution, Zulkarimen. 1990. Komunikasi Politik Sebagai Suatu Pengantar. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Nimmo, Dan. 2000. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, dan Media. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Nimmo, Dan. 2004. Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan, Dan Media. Bandung:
PT.Remaja Rosdakarya.
Novita, Liesnawaty Ira. 2004. Komunikasi Politik Anggota DPRD Dalam Menyikapi
Aspirasi Masyarakat. Malang. Skripsi FIA Universitas Brawijaya.
Poerwadaminta, WJS. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Pasolong, Harbani. 2012. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung:Alfabeta.
Pawito, dan C Sardjono. 1994. Teori-Teori Komunikasi. Buku Pegangan Kuliah
Fisipol Komunikasi Massa S1 Semester IV. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rauf, M. dan Nasrun, M. 1993. Indonesia dan Komunikasi Politik. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sanit, Arbi. 1985. Perwakilan Politik di Indonesia. Jakarta: CV.Rajawali.
Sastroadmodjo, Sudijono. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.
Silalahi, Ulbert. 2003. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung: Sinar Baru.
Sulistio, Eko Budi. 2002. Peran partai politik dalam penyelenggaraan pendidikan
politik. Malang: Skripsi FIA Universitas Brawijaya.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 1, Hal. 1-7 |

You might also like