Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri

Kabupaten Mojokerto

PENERAPAN MODEL ADDIE DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIRI


SENDIRI PESERTA DIDIK SMA NEGERI KABUPATEN MOJOKERTO

Hanum Firda
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
hanum.17020104018@mhs.unesa.ac.id

Didik Nurhadi
Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
didiknurhadi@unesa.ac.id

Abstract

According to Law on the National Education System (20/2003), article 3 chapter II explains
related to the functions and objectives of national education, we can understand that education
does not only form intelligent people but has a personality (character) so that a generation of
nations will grow and develop with a character that breathes the noble values of the nation and
religion. To find out the development of the personality (character) of students, an assessment
instrument is needed as a tool to facilitate educators in assessing students. This research was
conducted to know the efficiency of using non-test self-assessment instruments in determining the
learning outcomes of Japanese language subjects in class XI SMA Negeri in Mojokerto Regency.
The research method used in this study is ADDIE method, while the data collection techniques
used are of three kinds, namely observation, interviews, and documentation. A total of 25 students
of class XII SMA Negeri in the Mojokerto district actively participated in this study. The results of
using the ADDIE model for the development of self-assessment instruments, it's can be categorized
as good at an average percentage that is very influential. Refers to the category set by the
researcher that the average value included around 75% -100%.

Keywords: ADDIE,Students, Non-Test Self-Assessment Instruments.

要旨

国家教育制度に関する 2003 年法律第 20 号に従い、教育と学生の個性に焦点を当


てた国家教育の機能と目的に関する第 3 章第 2 章であり、システムの適用結果を見つけ
るため、 可決された法律に準拠したシステムを実装した結果を見つけるために、研究者
は、モジョケルトの全地区の二年生の高等学校の日本語科目の学習成果を決定する際に
非自己評価機器を使用する効率を知ることを目的とした研究を実施したことである。本
研究で使用した調査方法は記述的定性的方法であるが、使用したデータ収集手法は観察、
インタビュー、文書化の 3 種類である。モジョケルト地区の三年生の高等学校の合計 25
人の学生がこの研究に参加したこである。自己評価機器の開発に ADDIE モデルを使用し
た結果については、非常に影響あるの平均パーセンテージで良好と分類できる。 平均値
が 75%-100%のカテゴリーに含まれるという、研究者が設定したカテゴリーを指する。

キーワード:ADDIE、学生、非自己評価手段。
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

PENDAHULUAN dekat dengan kamakmuran. Hal yang mendasari


pembentukan karakter dimulai dari tempat tinggal
Permendikbudristek pasal 15 tahun 2022 (rumah) dan lingkungan belajar (bangku sekolah).
menjelaskan mengenai standar proses dalam Pada tahun ajaran 2020/2021 peneliti
kegiatan belajar mengajar (KBM). Standar proses melakukan pengamatan didalam kelas bahasa asing
merupakan ketercapaian pembelajaran yang di salah satu sekolah menengah atas, hasil dari
berdasar pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan pengamatan tersebut dapat disimpulkan
dengan kriteria tertentu. Tujuan dari adanya standar bahwasannya ada beberapa peserta didik yang dapat
proses ini yaitu sebagai acuan dalam proses dikatakan tidak pernah melakukan penilaian diri
pembelajaran yang interaktif, menanamkan sendiri ketika kegiatan belajar mengajar tengah
kemandirian pada peserta didik dan dapat berlangsung. Saat melakukan wawancara kepada
mengembangkan potensi peserta didik secara guru pamong, hal itu (penilaian diri sendiri)
optimal. Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa memang jarang dilakukan karena adanya
pembelajaran merupakan proses interaksi antara keterbatasan waktu untuk membuat instrumen
peserta didik, guru dan sumber belajar. Ketercapaian penilaiannya, dan guru pamong lebih condong untuk
pada kegiatan proses pembelajaran memerlukan melakukan penilaian dalam bentuk ujian, tes
beberapa tahapan yaitu, proses dalam maupun penugasan. Untuk membuat dan
merencanakan, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, menganalisa hasil dari tiga kategori penilaian
proses menilai hasil dari pembelajaran dan proses tersebut sudah banyak memakan waktu sehingga
pengawasan agar tercapai kegiatan belajar yang alternatif untuk penilaian sikap dilakukan oleh guru
interaktif. pamong sendiri. Oleh karena itu, peneliti membuat
Undang-undang No. 20 tahun 2003 instrumen ini dengan tujuan untuk memudahkan
menjelaskan tentang tujuan pendidikan nasional guru serta peserta didik dalam melakukan penilaian
memiliki tujuan dan fungsi yang dapat kita maknai diri sendiri.
bahwa pendidikan tidak hanya membentuk insan Dalam menilai perkembangan kepribadian
yang cerdas semata tetapi berkepribadian pada (karakter) peserta didik ada beberapa hal yang
BAB II pasal 3 yang berbunyi dengan menjadi landasan yakni pengetahuan, sikap dan
megembangkan kemampuan juga membentuk watak keterampilan. Instrumen penilaian pengetahuan
pada peradaban bangsa yang bermartabat dalam meliputi tes dapat berupa tulisan, lisan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan penugasan, sedangkan penilaian sikap berupa
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar penilaian diri, observasi, jurnal dan adanya penilaian
menjadi insan yang beriman dan bertaqwa kepada antar teman. Penilaian keterampilan sering
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, dilakukan dalam bentuk penilaian kinerja secara
cakap, berilmu, kreatif, mandiri, demokratif dan individu ataupun kelompok, proyek, portofolio dan
bertanggung jawab sehingga akan lahir generasi produk.
bangsa yang tumbuh dan berkembang dengan Menilai kompetensi pengetahuan dan
karakter yang bernafaskan nilai-nilai luhur bangsa, keterampilan dari peserta didik, guru merujuk pada
agama dan budaya, karena pendidikan yang instrumen penilaian yang ada di buku panduan
berkualitas dapat meningkatkan kualitas sumber pembelajaran. Sedangkan instrumen penilaian sikap
daya manusia. komponennya tidak selengkap kompetensi
Hal yang mendasari peningkatan kualitas sebelumnya. Dari hal ini, pengembangan instrumen
pendidikan yaitu dengan adanya perubahan penilaian sikap diri sendiri (self assesment) pada
kurikulum. Sejak kurikulum 1947 hingga kurikulum peserta didik memiliki peranan penting dalam
merdeka saat ini, peningkataan kualitas pendidikan kegiatan belajar mengajar. Sehingga guru akan
selalu mengalami perubahan dalam penilaian mendapatkan umpan balik dari peserta didik untuk
belajar. Setiap penilaian memiliki instrumen mengetahui pemahaman terhadap pembelajaran dan
tersendiri untuk mengetahui dan menganalisa proses cara belajar peserta didik.
dan hasilnya. Sama halnya dengan karakter yang Menurut BPPPN Pusat Kurikulum
memiliki peranan penting untuk menilai bagaimana (Depdiknas, 2010: 40) penilain diri ialah salah satu
karakter dari sutau bangsa, jika masyarakatnya jenis teknik penilaian di mana peserta didik diminta
banyak yang memiliki karakter jujur, disiplin dan untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan
bertanggung jawab dapat dipastikan bangsa tersebut status, proses, dan tingkat pencapaian kompetensi
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

yang tengah dipelajarinya dalam mata pelajaran yaitu aspek kognitif, berkaitan dengan pemikiran
tertentu berdasarkan kriteria serta acuan yang telah baik pengetahuan, kepercayaan, pemahaman,
disiapkan oleh pendidik. Hal ini juga terdapat maupun pendapat dimiliki berdasarkan informasi
didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013 yang berhubungan dengan objek. Aspek afektif
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 Bab II dapat diartikan sebagai aspek berbentuk
tetang pembentukan karakter peserta didik yang penyampaian emosi atau sikap yang dirasakan oleh
dilakukan di sekolah juga berpacu pada kurikulum tiap individu saat berhadapan dengan objek. Seperti
2013 tentang kompetensi dasar poin ke-2. senang, sedih, takut, kecewa, khawatir dan berbagai
Menurut Kunandar (2012:92) penilaian diri jenis emosi lainnya. Aspek konatif merupakan
merupakan teknik penilaian dengan cara meminta kecenderungan atau predisposisi ketika bertindak
peserta didik untuk menunjukkan kelebihan serta menghadapi suatu objek berdasarkan keyakinan,
kekurangan dirinya dalam kategori kompetensi pengalaman serta nilai moral yang dimiliki.
sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial saat Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan
duduk dibangku sekolah. Adapun cara menunjukkan instrumen guna membantu guru saat menilai sikap
sikap peserta didik dapat dilakukan dengan mengisi sosial peserta didik. Penelitian pada penilaian diri
instrumen yang telah disediakan pendidik sesuai sendiri (self asesment) ini dilakukan dengan
kategori yang akan dinilai. melibatkan 50 peserta didik kelas XI dari SMA
Thurstone dalam walgito (2003:109) Negeri di Kabupaten Mojokerto sebagai objek
berpendapat bahwa sikap merupakan suatu tingkatan dalam uji coba terbatas dan 25 peserta didik kelas
tindakan yang berhubungan dengan obyek-obyek XII sebagai objek uji coba pemakaian, untuk
psikologis manusia, baik itu bernilai positif maupun pengembangan instrumen peneliti meminta bantuan
negatif. Kimball Young dalam Tri (2009: 89) guru bahasa Jepang E dan D sebagai pengarah serta
menyatakan bahwa sikap merupakan suatu memvalidkan instrumen yang telah dibuat oleh
perdisposisi atau kecenderungan mental dalam peneliti. Sebelum memulai penelitian peserta didik
melakukan suatu tindakan baik berulang ulang akan diberi arahan dan petunjuk agar memahami
ataupun tidak. Hal ini memiliki arti sikap yang petunjuk dalam pengisian instrumen penilaian diri
muncul sebelum seseorang melakukan suatu sendiri (self assesment), hal ini dilakukan untuk
tindakan. Fishbein & Ajzen dalam Tri (2009: 89) meminimalisir kesalahan dalam pengisian instrumen
menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi penilaian.
dipelajari bertujuan untuk merespon secara Teknik penilaian diri sering digunakan
konsisten dalam cara tertentu berkenaan dengan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif, dan
obyek yang dituju. Sedangkan sikap sosial ialah psikomotor milik peserta didik Contoh bentuk
sebuah reaksi mental berupa kelakuan dalam penilaian kompetensi kognitif di kelas dapat berupa
bertindak terhadap objek yang diamati penilaian penguasaan pengetahuan serta
(Reslawati,2007:98). keterampilan berpikir sebagai bentuk output hasil
Ahmadi (2007:152) menyebutkan bahwa belajar dari suatu mata pelajaran. Untuk penilaian
sikap sosial merupakan kesadaran tiap individu yang kompetensi afektif, peserta didik dapat diminta
melakukan perbuatan secara nyata serta berulang- membuat tulisan yang memuat curahan pikiran dan
ulang terhadap objek sosial. Dalam Permendikbud perasaannya terhadap suatu objek tertentu sesuai
nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan dengan tema yang diberikan. Sedangkan untuk
kompetensi dasar pada kurikulum 2013, kompetensi penilaian kompetensi psikomotorik, peserta didik
inti sikap dibagi menjadi dua yakni sikap spiritual diminta untuk menilai kecakapan dan keterampilan
dan sikap sosial. Secara umum sikap sosial terbagi yang telah dikuasainya
menjadi beberapa indikator diantaranya jujur (tidak Semua penilaian yang dilakukan diri
berdusta), disiplin (datang tepat waktu), peserta didik didasarkan pada kriteria dan acuan
bertanggungjawab (mengerjakan tugas dengan yang telah disiapkan oleh pendidik. Dalam proses
baik), toleransi (menghargai orang lain), dan gotong pengumpulan data, peneliti menggunakan Instrumen
royong (berperan aktif dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
berkelompok).. sistematis dan lebih mudah pengerjaannya (Arikunto
Ahmadi (2007 : 100) menjelaskan bahwa ada 2010: 203), sedangkan menilai ialah kegiatan
tiga aspek yang berkaitan erat dengan sikap sosial pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

mendasarkan diri atau berpegangan pada nilai dan Pada penelitian ini menggunakna model
konsep baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu analisis,
bodoh, dan sebagainya Sudjiono (2011: 4). desain, pengembangan, pelaksanaan dan evaluasi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan Penggunaan model ini ADDIE ini karena bertahap
bahwa instrumen tes adalah alat yang digunakan dan model pengembangan ini memiliki keunggulan
oleh pendidik dalam mengevaluasi hasil kerja pada tahapan yang terperinci dan sitematik. Pada
peserta didik. Instrumen tes dapat berupa lisan dan setiap tahapan yang dilalui, terdapat evaluasi dan
tulisan. Dalam bentuk tulisan yang digunakan dapat revisi.
berupa ulangan harian, ujian tengah semester, ujian Penelitian ini diperkuat dengan penelitian
akhir semester dan lain sebagainya. Sedangkan sebelumnya yang telah dilakukan oleh Nurna L
instrumen non tes seringkali digunakan sebagai alat Permatasari dengan artikel yang berjudul
ukur untuk mengetahui sikap dan kepribadian “METODE ADDIE PADA PENGEMBANGAN
peserta didik. MEDIA INTERAKTIF ADOBE FLASH PADA
Eagrly dan Chalken dalam Widoyoko MATA PELAJARAN TIK”. Penelitian ini memiliki
(2013;:144) menyebutkan bahwasannya sikap persamaan dalam penggunaan metode dan teknik
seseorang dapat dikelompokkan menjadi tiga hal pengumpulan data dengan penelitian sebelumnya,
yakni sikap kognitif (cognitive response) yang perbedaannya terdapat pada objek penelitian serta
berhubungan dengan pengetahuan dan pemahaman media yang digunakan untuk meneliti.
tiap individu mengenai identitas diri sendiri. Sikap Penelitian ini juga diperkuat dengan
afektif (affective response) yang berhubungan penelitian oleh Intan Candra, Naniek Sulistya, dan
dengan sikap dan perasaan diri. Sedangkan Tego Prasetyo yang berjudul “PENGEMBANGAN
(behavioral response) ialah sikap yang mengarah INSTRUMEN SIKAP SOSIAL TEMATIK
kepada keterampilan maupun tingkah laku peserta PESERTA DIDIK SD KELAS IV”. keduanya
didik. memiliki persamaan yakni pengembangan
Ketiga komponen tersebut memiliki instrumen serta metode yang digunakan dalam
peranan penting yang saling berkaitan dalam penelitian (R&D). Sedangkan untuk perbedaan
pembentukan karakter peserta didik agar sesuai terletak pada objek penelitian yakni peserta didik
dengan adat, norma dan budaya yang ada. hal ini SD untuk penelitian sebelumnya dan peserta didik
merupakan salah satu faktor yang mendasari bahwa SMA untuk penelitian saat ini, serta perbedaan
pendidik diwajibkan untuk mengetahui sikap dan lainnya dapat dilihat dari cara menganalisis hasil
karakter yang dimiliki oleh peserta didik guna akhir penelitian.
terciptanya generasi yang berakhlak dan bermatabat Penelitian oleh Eka Rachma Kurniasi dan
sesuai dengan karakter bangsa yang menjunjung Ayen Arpeserta didikri yang berjudul
tinggi nilai adat istiadat serta keagamaan. “PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENGUKUR
Cara yang sering digunakan pendidik HIGHER ORDER THINKING SKILLS (HOTS)
dalam menerapkan undang-undang no 20 tahun MATEMATIKA PADA PESERTA DIDIK
2013 yang berbunyi tentang “penerapan pendidikan SEKOLAH MENENGAH PERTAMA” memiliki
karakter” dilakukan ketika pembelajaran tengah kesamaan dengan penelitian ini terdapat pada bagian
berlangsung, hal tersebut dinilai kurang begitu tujuan yaitu pengembangan instrumen serta metode
efektif karena fokus peserta didik dalam materi yang digunakan untuk mendapatkan hasil dari
pembelajaran yang tengah diajarkan akan terpecah penelitian pengembangan instrumen, sedangkan
(Hidayatullah 2010:18) . Pada dasarnya pendidikan perbedaan penelitian ini dengan penelitian
karakter membutuhkan waktu tersendiri agar peserta sebelumnya terdapat pada objek yang diteliti dan
didik mampu memahami dan menerapkan sikap mata pelajaran yang digunakan sebagai bagian dari
sesuai dengan ketercapaian dalam proses pengembangan instrumen.
pembelajaran. Akan lebih baik jika pendidikan Sesuai dengan pendapat para ahli tersebut
karakter dapat diterapkan kepada peserta didik dapat disimpulkan bahwa penilaian diri sendiri
disaat usia belia, hal tersebut bertujuan untuk memiliki peranan penting bagi peserta didik. Dalam
memperkokoh karakter yang telah ditanamkan proses penilaian diri sendiri peserta didik
supaya tidak mudah hilang seiring berjalannya diharapkan mampu merasakan beberapa manfaat
waktu. diantaranya dapat memahami diri melalui
instropeksi diri sendiri serta mengetahui letak
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

kelebihan dan kekurangan diri saat pengisian peneliti untuk menggunakan metode pengembangan
instrumen yang telah diberikan. Peserta didik juga untuk melakukan uji data dalam penelitian ini.
diharapkan dapat meningkatkan tingkat percaya diri Menurut Sugiyono metode penelitian R&D
serta memberikan pengalaman agar terbiasa termasuk kategori “need to do” yang hasil
bersikap jujur, objektif serta adil saat memberikan penelitiannya digunakan untuk membantu
penilaian terhadap diri sendiri maupun orang lain. pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan yang
Berdasarkan dari latar belakang yang telah di dibantu dengan hasil produk R&D akan semakin
paparkan. Peneliti bermaksud untuk melakukan produktif, efektif dan efisien bagi penggunanya.
penelitian dengan rumusan masalah untuk (2016: 528) .
mengetahui kelayakan instrumen self assesment Penelitian R&D memiliki langkah langkah
pada peserta didik dengan menggunakan model sebagai berikut :
ADDIE. Penelitian pengembangan ini bertujuan 1. Penelitian R&D berawal dari memahami
untuk mengetahui cara mengembangkan instrumen adanya masalah dan potensi yang belum
penilaian diri sendiri (self assesment) dan kelayakan terlihat jalan keluarnya. Data tentang
dengan menggunakan model ADDIE. potensi dan masalah tidak harus dari
hasil sendiri melainkan dapat berasal
METODE PENELITIAN dari hasil laporan penelitian orang lain.
2. Proses pengumpulan data diperoleh dari
Metode penelitian merupakan alur yang hasil potensi dan masalah yang
harus dilakukan dalam proses penelitian. Sugiyono ditunjukkan secara faktual sehingga
(2019:2) menyampaikan bahwa metode ilmiah dapat digunakan sebagai perencanaan
merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan dalam pengembangan produk.
data sahih dengan tujuan tertentu. Metode penelitian 3. Merancangan desain produk dalam
memiliki beberapa jenis, yaitu kuantitatif, kualitatif serangkaian penelitian awal berupa kerja
dan kombinasi. Metode kombinasi digunakan untuk atau produk yang baru.
meneliti pengembangan, dan bertujuan 4. Penilaian terhadap rancangan kerja atau
mengembangkan produk serta memvalidasinya. produk yang baru merupakan bentuk
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah validasi dari ahli di bidangnya.
metode penelitian dan pengembangan (Research 5. Tahapan memperbaiki produk dengan
and Development/ R&D). melakukan peninjauan ulang untuk
Sugiyono (2012: 528) menjelaskan bahwa perbaikan produk.
metode penelitian pengembangan merupakan 6. Proses uji coba produk secara terbatas.
metode yang terfokus untuk menghasilkan suatu Bertujuan untuk melihat apakah produk
produk dan telah melakukan pengkajian serta sudah layak pakai atau masih
keefektifan produk yang dihasilkan sesuai dengan membutuhkan perbaikan ulang.
tujuan penelitian. Sedangkan Borg and Gall (Suarno 7. Berdasarkan hasil uji coba produk, dapat
dan Sukirno 2015) menyatakan bahwa penelitian ditentukan apakah perlu melakukan
pengembangan (R&D) merupakan penelitian yang tinjauan ulang untuk perbaikan.
bertujuan untuk menemukan produk dengan desain 8. Melakukan uji coba yang sesungguhnya.
baru yang sesuai dengan prosedur aplikasi, metode Langkah ini dapat dilakukan apabila
penelitian dan telah diuji coba lapangan, evaluasi produk sudah benar-benar layak untuk
juga revisi sehingga produk sudah memenuhi disebar kepada objek penelitian.
kriteria keefektifan, kualitas serta sesuai dengan 9. Proses revisi dari hasil uji coba. Langkah
standar yang telah ditetapkan. ini dilakukan dengan tujuan supaya
Menurut Soenarto (2005:1) penelitian produk memiliki nilai yang tinggi dan
pengembangan merupakan upaya untuk mampu memberikan manfaat bagi
mengembangkan dan menghasilkan suatu penggunanya.
produk baik berupa materi, media, alat, strategi 10. Produk yang sudah di revisi, akan di uji
pembelajaran yang akan digunakan untuk mengatasi sesungguhnya dengan terbatas. Uji
permasalahan di kelas/laboratorium, dan bukan produk untuk mengetahui hasil akhir
untuk menguji teori belaka. Hal ini yang mendasari
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

dari pengembangan produk yang dilakukan secara sistematik dan tidak dapat
diinginkan. dilakukan secara acak.
Kelima tahapan ini sangat sederhana jika
Dengan langkah-langkah penggunaan metode dibandingkan dengan model desain yang lainnya,
penelitian dan pengembangan R&D berikut ini : karena sifat sederhana dan terstruktur juga
sistematis maka model desain ini mudah dipahami
Potensi dan Studi Literatur dan mudah juga untuk diaplikasikan (Tegeh dan
Masalah Kirna, 2013). Oleh karena itu ADDIE digunakan
untuk menggambarkan pendekatan sistematis dalam
Pengumpulan
Informasi
pengembangan media pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan model ADDIE
dengan tujuan untuk mengembangkan instrumen
Validasi Desain Desain Produk penilaian diri sendiri atau self assesment.

Berikut adalah konsep dalam model


Revisi Desain Pembuatan Produk ADDIE;

Revisi Produk 1 Uji Coba Terbatas

Uji coba pemakaian Revisi Produk 2

Produk masalah

Gambar 1 Langkah-langkah penggunaan


metode penelitian dan pengembangan (R&D) Tahap Pengembangan Model ADDIE
(Sugiyono. 2012:532). menurut Branch ( 2009:2)
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian dan pengembangan dengan model 1. Analysis (Analisis)
ADDIE yang terdiri dari lima tahapan, yaitu : Tahap analisis dilakukan dengan melihat
analisis (analysis), desain (design), pengembangan dan mengamati kondisi, situasi lingkungan
(development), implementasi (implementation) dan pada kelas bahasa Jepang SMA Negeri di
evaluasi (evaluation) (Jampel, dkk. 2018:42). kabupaten Mojokerto menggunakan cara
Penggunaan model ADDIE diipilih karena model observasi maupun wawancara sehingga
pengembangan ini lebih dinamis, efektif dan mampu menentukan pokok permasalahan
mendukung kinerja program itu sendiri. Model ini yang mana ketita guru menerangkan
memiliki lima langkah atau tahapan yang mudah pelajaran (dengan berbagai jenis metode
dipahami dan diimplementasikan untuk ajar) peserta dididk terlihat kurang
mengembangkan produk pengembangan seperti berminat dan tidak antusias sehingga
instrumen dan lain sebagainya. materi yang diajarkan tidak dapat dipahami
Penelitian R&D dapat dilakukan dengan baik. Permasalahan tersebut
menggunakan model ADDIE yang merupakan salah digunakan sebagai acuan atau landasan
satu metode R&D dengan memperhatikan dasar- dalam mengembangkan produk instrumen
dasar tahapan penelitian pengembangan melalui cara penilaian diri sebagai bentuk solusinya.
sederhana dan mudah dipahami. Model
pengembangan ADDIE ini terdiri dari 5 komponen 2. Design (Desain)
saling berkaitan dan memiliki struktur sistematis Tahapan desain digunakan untuk
yang mana pada tahap pertama sampai dengan tahap merancang bentuk produk (instrumen
terakhir atau kelima dalam pengaplikasiannya harus penilaian diri) sesuai dengan hasil analisis
di tahap sebelumnya. Dalam penelitian ini
penentuan kompetensi dasar san
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

kompetensi inti serta kisi-kisi sesuai dan mengarakterisasi suatu nilai. Teknik
dengan kurikulum 13 yang dibutuhkan Pengumpulan data ini bertujuan untuk
dalam mengembangkan instrumen mempermudah dalam mengumpulkan data, dan
penilaian diri sendiri (self assesment). mempermudah proses pengembangan produk. Pada
penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
3. Development (Pengembangan) data berupa observasi, wawancara dan angket.
Pada tahap yang ketiga yakni mewujudkan
rancangan instrumen penilaian yang sudah HASIL DAN PEMBAHASAN
didesain menjadi instrumen yang siap
untuk diujikan kepada para peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan dalam
Pengembangan dan pengesahan instrumen model ADDIE terdiri dari lima tahapan yakni
dilakukan apabila desain sudah selesai di menganalisis, mendesain, mengembangkan,
validasi oleh para ahli dan siap diuji coba. mengimplementasikan dan mengevaluasi. Tahapan
Dalam penelitian ini validasi instrumen pertama adalah analisis. Melalui tahap analisis,
dilakukan oleh guru pamong bahasa Jepang terdapat 2 tahapan yaitu Needs Assesment dan
dan dosen pengampu mata kuliah bahasa Front-end Analysis.
Jepang. Tahap pertama yakni menganalisis kebutuhan
yang didapat melalui pengamatan kondisi lapangan
4. Implementation (Pelaksanaan) (kelas XI dan XII bahasa jepang), melalui
Tahap pelaksanaan untuk melakukan uji pengamatan tersebut terdapat beberapa aspek yang
coba produk. Pada tahapan ini peneliti perlu dianalisis lebih dalam yaitu lingkungan
melakukan uji coba terbatas instrumen sekolah, guru, peserta didik serta sistem
kepada peserta didik kelas XI untuk pendidikannya. Untuk mengetahui kondisi
mengetahui tingkat kelayakan instrumen lingkungan dengan baik peneliti melakukan
penilaian diri sendiri. wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
bahasa Jepang di kabupaten Mojokerto. Berdasarkan
5. Evaluations (Evaluasi/Penilaian) hasil wawancara dengan guru pengampu dapat
Kegiatan penilaian dilakukan pada hasil diketahui bahwa peserta didik mengikuti
melakukan uji coba terbatas. Melalui pembelajaran dengan terfokus pada nilai
penilaian tersebut dapat diketahui kemampuan bahasa Jepang. Sedangkan guru
kelayakan instrumen penilaian ini sudah berharap bahwa materi yang diajarkan mampu
sesuai atau belum sesuai sesuai dengan dipahami dengan baik oleh peserta didik.
evaluasi dari validator. Penilaian dilakukan Mengenai penilaian sikap guru masih belum
dengan cara pengecekan kualitas menggunakan metode penilaian diri sendiri karena
instrumen produk ketika sebelum dan dirasa kurang begitu efektif dan terlalu memakan
sesudah pelaksanaan uji coba. banyak waktu sehigga penilaian sikap masih
Apabila setelah dievaluasi terdapat masalah dilakukan oleh guru saja. Pada wawancara terhadap
pada produk maka peniliti akan melakukan peserta didik mengenai penilaian diri mereka belum
revisi sesuai dengan saran dan masukan mengetahui dan belum pernah melakukan penilaian
dari validator instrumen, hal ini dilakukan diri sendiri. Dari hasil wawancara tersebut dapat
agar instrumen yang dibuat peneliti layak diketahui bahwa pengembangan instrumen penilaian
untuk digunakan. diri sendiri masih kurang begitu dilirik oleh
pendidik. Hal ini di dasari oleh pemahaman guru
Subjek penelitian ialah peserta didik SMA bahwa penilaian diri sendiri dinilai kurang
Negeri kelas XI dan XII di kabupaten Mojokerto. berdampak dan membutuhkan terlalu banyak waktu
Sebanyak 25 peserta didik kelas XII dan 50 peserta untuk pengerjaannya.
didik kelas XI ikut andil dalam kegiatan penelitian Pada kurikulum 13 sudah terdapat indikator
ini. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran dalam penilaian sikap namun hanya dari segi guru
2021/2022. Pada penilaian sikap yang akan yang melakukan penilaian bukan refleksi pada
digunakan sebagai instrumen meliputi beberapa hal peserta didik, sehingga peserta didiik kurang
yaitu, menerima, menanggapi, menilai, mengatur menyadari adanya kesalahan, Ditjen pendidikan
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

dasar dan menengah (2015:6). Sedangkan penilaian Sedangkan pada analisis keterampilan dapat
dari kurikulum terbatas. Sehingga ketika peneliti dilihat melalui hasil praktek yang dilakukan peserta
menyampiakan dan menjelaskan tentang self didik. Hasil analisis praktek di dapat peneliti dari
asessment kepada guru terkait pengembangan praktek keterampilan berbahasa dan kecakapan
instrumen, guru ikut antusias. peserta dididk dalam mengenal bahasa. Analisis
Peneliti mewawancarai guru mengenai keterampilan pada peserta dididk dapat disimpulkan
penentuan indikator serta kisi-kisi pembuatan masuk dalam kategori baik dari segi keterampilan
instrumen dan memohon izin untuk memvalidasi serta kecakapan berbahasa. Setelah peneliti
peryataan yang akan di ajukan pada peserta didik. melakukan observasi, wawancara dan menganalisis
Guru bersedia memberikan tanggapan dan masukan data disimpulkan bahwa di kelas bahasa Jepang ini
terhadap beberapa pertanyaan yang memerlukan memerlukan penilaian insrument self asessment
perbaikan. karena kurangnya pemberitahuan evaluasi sikap,
Selain wawancara kepada guru pamong proses sehingga dari adanya penilaian refleksi sikap peserta
analisis lingkungan juga dilakukan dengan sesi didik bertujuan untuk dapat memperbaiki sikap yang
wawancara kepada beberapa peserta didik tentang dimiliki siswa dan mampu meningkatkan
pendapat mereka mengenai penilaian sikap yang kemandirian dan kepedulian sesama.
dilakuakan guru. Peserta didik menjelakan bahwa Penentuan poin dalam instrumen penilaian diri
belum pernah melakukan penilaian diri sendiri. Oleh yakni mengacu pada indikator sikap sosial pada
karena itu peneliti menjelaskan kepada peserta didik kurikulum 13 yang berisi tentang sikap disiplin,
tentang self asessment dan peserta didik jujur, percaya diri, santun, gotong royong dan
menunjukkan adanya ketertarikan pada penilaian tanggung jawab, Ditjen pendidikan dasar dan
diri sendiri dikarenakan telah mengetahui fungsi menengah (2015:40). Subyek yang tergabung
dari self assement. dalam penelitian ini sebanyak 25 peserta didik. Pada
Pada pengalaman ketika melakukan analisis penelitian ini instrumen yang digunakan yakni skala
pengembanagan insteumen penilaian diri, peneliti lajuan atau yang lebih sering dikenal dengan istilah
menghasilkan banyak data berupa hasil belajar, Rating scale dan merupakan salah satu bentuk
indikator penilaian sikap dan hasil wawanacara instrumen non tes menurut asmawi zaenul dan noehi
dengan guru juga peserta didik. Hal lain yang juga nasution dalam eko putro widoyoko (2014;196)
dibutuhkan dalam pengembanagan instrumen yaitu rating scale adalah pengukuran non tes yang
menganalisis karakter peserta didik dari menggunakan suatu prosedur terstruktur untuk
pengetahuan, sikap dan juga keterampilan, pada memperoleh informasi tentang sesuatu yang
tahap ini peneliti melakukan observasi menyeluruh diobservasi yang menyatakan posisi tertentu dalam
dengan beberapa kriteria penilaian berkaitan hubungannya dengan yang lain. Rating scale
pengembangan instrumen. biasanya berupa sebuah pernyataan tentang tema
Melalui hasil observasi sikap peserta didik, suatu hal yang mencakup nilai kualitas akan hal
peneliti menyimpulkan bahwa peserta didik dalam tersebut.
kategori cukup sering diingatkan selama melakukan Rating scale terdiri atas empat macam yaitu;
proses pembelajaran. Kesadaran pada peserta didik numerical rating scale, descriptive rating scale,
tergolong kurang karena peserta didik hanya dinilai raking method rating scale dan paired comparisons
tanpa adanaya evaluasi atau refleksi. Pada aspek rating scale. Pada penelitian ini menggunakan tipe
pengetahuan peneliti memperoleh data dari numerical rating scale yaitu pada tipe ini
menganalisis hasil belajar peserta didik, dari hasil menggunakan angka pada kolom-kolom aspek
analisis hasil belajar peserta didik dalam kategori penilaian dengan adanaya batas pada klasifikasi.
bagus dan memuaskan. Sehingga peneliti Batas yang ditentukan yaitu dari skala 1-4. Masing-
menyimpulkan bahwa pengembangan instrumen self masing angka pada skala memiliki kriteria tertentu.
asessment ini sangat sesuai untuk memperbaiki Pada instrument penelitian ini, peneliti memberikan
sikap peserta didik, hal ini didasari juga pada aspek skor di lembar observasi dengan menuliskan skor
penilaian sikap guru kurang memberikan penilaian pada setiap aspek yang telah ditentukan dengan
yang relevan sehingga belum adanaya evaluasi yang mengacu pada pedoman penskoran. Sehingga skor
membuat peserta didik mampu memperbaiki dan total siswa yaitu jumlah semua skor dari setiap
mengenal dirinya sendiri. aspek yang dinilai.
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

Tahap kedua ADDIE adalah desain, pada diucapkan oleh guru, teman maupun
penelitian ini terdapat dua hal yang perlu orang lain.
diperhatikan yakni penyusunan instrumen penilaian (kategori perilaku).
dan pengumpulan bahan pendukung dalam membuat 7 Jika ada materi yang tidak diketahui,
saya langsung menanyakan kepada
instrumen. Penyusunan instrument di validasi oleh
guruatau teman.
DN selaku validator ahli. Dengan beberapa (kategori perilaku).
perbaikan sehingga dapat dilakuakan tahap desain 8 Jika ada materi yang tidak diketahui,
instrumen. Pertama yaitu membuat rancangan saya langsung menanyakan kepada
instrumen yang nantinya akan diisi oleh peserta guruatau teman.
didik. (kategori perilaku).
Hasil dari rancangan diajukan kepada 9 Saya melatih kemampuan bahasa
jepang milik saya.
validator untuk perbaikan sebelum disajikan kepada
(kategori perilaku).
peserta didik dalam bentuk tautan form dan akan 10 Saya tidak menyontek saat ulangan
dibagikan melalui link google form. Pembagian link ataupun ujian.
google from diisi oleh peserta didik setelah (kategori perilaku).
mengikuti pembelajaran. Sebelum link di bagikan,
peneliti menjelaskan cara pengisian instrument. Dan Dari contoh instrumen penilaian diri diatas
proses pengisian dipandu oleh peneliti, sehingga telah mencakup kategori minat dan prilaku sesuai
dapat mengurangii pengisian yang akurat. dengan kriteria kategori yang akan dinilai. Setelah
Instrument self assesment ini memiliki tiga perbaikan instrumen, selanjutnya proses penilaian
poin utama (indikator) yang menjadi tolak ukur kepada ahli yang kedua sebelum tautan instrumen
dalam penilaian diri sendiri yakni aspek minat, penialain dibagikan kepada peserta didik.
perilaku dan hasil belajar yang dimiliki oleh peserta Pada penelitian ini studi literatur ditujukan
didik. Indikator dari instrumen non tes penilaian diri untuk mencari referensi penelitian relevan sesuai
sendiri (self asesment) terdapat 20 jenis pernyataan tema penelitian yang akan dilakukan. Analisis
yang mencakup 2 aspek yaitu pengetahuan dan kurikulum pelajaran bahasa Jepang digunakan
keterampilan serta 6 indikator sikap sosial yang sebagai pedoman penilaian keterampilan. Menulis.
dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu minat dan menggunakan huruf hiragana untuk peserta didik
prilaku peserta didik saat belajar. SMA sederajat. Analisis mata pelajaran bahasa
Jepang dan buku paket bahasa Jepang digunakan
Berikut adalah beberapa contoh bentuk untuk membantu pengarahan dalam pembuatan alat
pernyataan yang terdapat didalam instrumen bantu penelitian agar sesuai tujuan yang ingin di
penilaian: capai, selain itu analisis sikap sisiwa dengan
pengembangan instrument self asessment di dapat
Nomor Pernyataan dari membaca beragam literatur sehingga peneliti
1 Sebelum memulai pembelajaran saya memperoleh referensi yang dapat mendukung
berdoa kepada tuhan yang maha esa. penelitian.
(kategori minat).
2 Saya menghormati orang lain tanpa
Tahap ketiga ialah tahap pengembangan,
memandang umur, status dan
pekerjaannya. pada tahap ini peneliti membuat instrumen penilaian
(kategori minat). diri sendiri (self asessment) sebagai media
3 Saya antusias dengan mata pelajaran pengambilan data bahan uji coba terbatas saat
bahasa Jepang. penilaian peserta didik pada mata pelajaran bahasa
(kategori minat). Jepang kelas XI SMA Negeri Kabupaten Mojokerto
4 Saya akan belajar apabila gurunya dengan menggunakan media google form sebagai
menyenangkan. alat pengumpulan data yang disebarkan dalam
(kategori minat).
5 jika saya melakukan kesalahan, saya bentuk tautan untuk peserta didik.
berani minta maaf dan menanggung Setelah semua peserta didik mengisi tautan
akibatnya. yang sudah diberikan, dapat diketahui jumlah
(kategori minat). sampel peserta didik yang dibutuhkan dalam
6 Saya menjawab salam yang penelitian ini berjumlah 25 orang. Sampel diambil
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

dari beberapa sekolah negeri yang memiliki mata instrumen memiliki tanggapan selalu atau berjumlah
pelajaran bahasa Jepang untuk kelas XII. Penentuan 4 poin tertinggi.
sampel menggunakan rumus; Pernyataan yang pertama terdapat 12 peserta
didik selalu berdoa ketika kegiatan pembelajaran
N akan dimulai, 6 peserta didik memilih jarang, 6
sesekali dan 1 peserta didik tidak pernah dengan
n= N.d2+1
n = jumlah sample jumlah 79 dan prosentase sebesar 79%. Dari hal ini
N= jumlah populasi dapat dikategorikan bahwa instrument self
d= presisi yang ditetapkan asessment sangat berpengaruh dalam penilaian diri
(batas ketelitian yang diinginkan) sendiri melalui model ADDIE pada peserta didik
untuk berdoa terlebih dahulu sebelum memulai
Rumus penentuan jumlah sample menurut pembelajaran. Pernyataan ke-2 terdapat 11 peserta
Sugiyono (2017:81) didik selalu beribadah tepat waktu, 9 peserta didik
jarang, 4 peserta didik sesekali dan 1 peserta didik
Tahap keempat ialah tahap implementasi. tidak pernah dengan jumlah 80 dengan prosentasi
Pada tahap ini pelaksanaan dari data yang telah sebesar 80% yang artinya model ADDIE sangat
ditentukan peneliti sebanyak 25 orang sebagai objek berpengaruh terhadap instrumen self assesment
uji coba pemakaian. Hal ini dilakukan peneliti beribadah tepat waktu. Terdapat 20 peserta didik
melalui penyebaran tautan instrumen penilaian diri menjawab selalu, 1 peserta didik jarang, 3 peserta
sendiri (self asessment). didik sesekali dan 1 peserta didik jarang
Sebanyak 17 peserta didik menyatakan menghormati orang lain tanpa memandang umur,
bahwa mereka tertarik belajar bahasa Jepang karena status dan pekerjaan terlebih dahulu dengan jumlah
adanya minat dan ketertarikan dalam belajar bahasa 93. Maka dapat disimpulkan bahwa self assesment
asing. sehingga dapat diketahui bahwasannya pada sangat berpengaruh.
kategori minat belajar bahasa Jepang, peserta didik Pada pernyataan ke-4 18 peserta didik selalu
kelas XII dapat dibilang lumayan tinggi. Selain dari mengucapkan terimakasih ketika mendapatkan
hasil angket, ketika melakukan sesi wawancara bantuan, 3 peserta didik jarang, 3 peserta didik
tersebut dapat disimpulkan bahwasannya 5 dari 6 sesekali dan 1 peserta didik tidak pernah. Jumlah
peserta didik tertarik dalam mempelajari bahasa pada semua jawaban sebesar 88 dengan prosentasi
Jepang yang diajarkan disekolah. Sebagain besar sebesar 88% yang artinya sangat berpengaruh.
faktor yang menjadi dasar minat peserta didik dalam Pernyataan ke-5 tentang saya akan belajar apabila
belajar bahasa Jepang yakni ada pada ketertarikan gurunya menyenangkan terdapat 12 peserta didik
dalam belajar bahasa asing serta keunikan bahasa itu menjawab selalu, 6 peserta didik jarang, 6 peserta
sendiri. Untuk mengetahui jawaban dari didik menjawab sesekali dan 1 peserta didik
pengembangan self asessment penulis menggunakan menjawab tidak pernah, hasil dari pertanyaan ini
teknik analisis statistik. sebesar 79% dalam kategori dinyatakan sangat
Teknik ini dilakukan bertujuan untuk berpengaruh.
mengetahui adanya kebenaran dalam dugaan Pernyataan ke-6 terdapat 11 peserta didik
sementara atau hipotesis , sehingga peneliti Dari yang selalau antusias dengan mata pelajaran bahasa
hasil pengolahan uji validitas dan reabilitas, dapat Jepang, 7 peserta didik menjawab jarang, 2 peserta
ditentukan kategori presentasi (0%-24,99%) = didik menjawab sesekali dan 4 peserta didik
sangat tidak berpengaruh, (25%-49,99%) = kurang menjawab tidak pernah, hasil dari pernyataan ini
berpengaruh, (50%-74,99%) = cukup berpengaruh sebesar 73% yang artinya self assesment sangat
dan (75%-100%) = sangat berpengaruh. Untuk berpengaruh. Selanjutnya pada pernyataan ke-7
mengetahui Perilaku yang ditunjukkan oleh peserta terdapat 11 peserta didik yang menjawab selalu
didik saat dilaksanakannya pembelajaran dapat menetukan anggota kelompoknya, 7 peserta didik
dilihat dari ketertarikan peserta didik pada saat menjawab jarang, 5 peserta didik menjawab sesekali
mengikuti pembelajaran bahasa Jepang. Dalam dan 2 peserta didik menjawab tidak pernah dengan
instrumen penilaian diri sendiri terdapat 20 perolehan 81% sehingga instrument self asessment
pernyataan sebagai acuan yang digunakan oleh sangat berpengaruh dalam penilaian diri sendiri
peneliti. Pernyataan ke-3, 4, 9, 10 dan 13 dalam pada kemandirian.
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

Pernyataan ke-8 tentang menghargai 10 peserta didik jarang, 2 peserta didik sesekali dan
pendapat terdapat 11 peserta didik menjawab selalu, 1 peserta didik menjawab tidak pernah dengan
9 peserta didik jarang, 5 peserta didik sesekali perolehan prosentase sebesar 83% yang artinya
menunjukkan snagat berpengaruh dengan prosentase instrument self asessment ini sangat berpengaruh
81%. Selanjutnya pernyataan ke-9 terdapat 14 penilaian diri peserta didik.
peserta didik menjawab selalu, 8 peserta didik Penyataan ke-16 tentang melatih kemampuan
menjawab jarang, 3 peserta didik menjawab sesekali bahasa Jepang yang dimiliki terdapat 6 peserta didik
apabila melakuakn kesalahan peserta didik berani menjawab selalu, 9 peserta didik menjawab jarang,
untuk minta maaf dan menanggung akibatnya 5 peserta didik menjawab sesekali dan 5 peserta
dengan prosentase sebesar 86% sehingga instrument didik menjawab tidak pernah berjumlah 66 dengan
self asessment sangat berpengaruh dalam penilaian prosentase sebesar 66% yang artinya instrument self
diri sendiri tentang sikap bertanggung jawab ketika asessment cukup berpengaruh dalam penilaian diri
melakukan kesalahan. Peryataan ke-10 menjelaskan sendiri. Pada pernyataan ke-17 terdapat 4 peserta
bahwa 15 peserta didik selalu bersyukur berapapun didik menjawab selalu, 8 peserta didik jarang, 7
nilai atau hasil yang di peroleh, 5 peserta didik peserta didik menjawab sesekali dan 6 peserta didik
menjawab jarang, 5 peserta didik menjawab sesekali menjawab tidak pernah belajar bahasa Jepang
dengan jumlah 85 dan prosentase sebesar 85%, dengan durasi kurang dari 1 jam dengan perolehan
dapat diartikan bahwa metode RnD model ADDIE 54%. Pernyataan ke- 18 terdapat 10 peserta didik
sangat berpengaruh pada pengembanagan selalu siap ketika ada ulangan mendadak, 8 peserta
instrument self assesment pada sikap syukur . didik menjawab jarang, 4 peserta didik sesekali dan
Pada pernyataan ke-11 diperoleh jumlah 80 3 peserta didik menjawab tidak pernah dengan
dengan prosentase 80% dari 12 peserta didik jumlah sebanyak 75 dan prosentase sebesar 75%
menjawab selalu, 8 peserta didik menjawab jarang, sehingga instrument self asessment sangat
3 peserta didik menjawab sesekali dan 2 peserta berpengaruh dalam penilaian diri sendiri pada
didik menjawab tidak pernah menjawab salam yang persiapan kesiapan peserta didik apabila ada
diucapkan oleh guru, teman maupun orang lain ulanagn mendadak.
sanagt berpengaruh pada pengembangan instrument Pernyataan ke-19 tentang tidak menyontek
self assesment. Pernyataan ke-12 tentang saat ujian ataupun ulangan terdapat 9 peserta didik
kedisiplinan saat datang ke kelas tepat waktu menjawab selalu, 10 peserta didik menjawab jarang,
terdapat peserta didik menjawab 11 selalu, 7 peserta 5 peserta didik menjawab sesekali dan 1 peserta
didik jarang, 5 peserta didik sesekali dan 2 peserta didik menjawab tidak pernah dengan prosentase
didik tidak pernah memperoleh jumlah 77 dengan 82% sehingga instrument self asessment sangat
prosentase 77% sehingga dapat ditunjukkan bahwa berpengaruh dalam penilaian diri sendiri dalam
instrumen self assesment sangat berpengaruh. pemaham diri sendiri terkait kejujuran dalam
Pada pernyataan ke- 13 memperoleh mengerjakan soal. Pernyataan yang terakhir terdapat
prosentasi sebesar 85% dari 14 peserta didik 9 peserta didik menjawab selalu, 7 peserta didik
menjawab selalu, 8 peserta didik menjawab jarang, menjawawb jarang, 5 peserta didik menjawab
2 peserta didik menjawab sesekali dan 1 peserta sesekali dan 4 peserta didik menjawab tidak pernah
didik menjawab tidak pernah membawa buku tulis memeriksa ulang jawaban atau hasil pekerjaan
dan buku teks sesuai jadwalnya berpengaruh pada sebelum dikumpulkan dengan jumlah sebesar 91
pengembangan instrument self assesment. Pada dan prosentase 82% sehingga instrument self
pernyataan ke- 14 apabila ada materi yang tidak asessment sangat berpengaruh dalam penilaian diri
diketahui terdapat 7 peserta didik menjawab selalu sendiri terhadap kesadaran diri dalam ketelitian.
bertanya kepada guru atau teman, sedangkan 10 Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat
peserta didik menjawab jarang, 7 peserta didik diketahui bahwa penggunaan instrument self
menjawab sesekali dan 1 peserta didik menjawab asessment ini memperoleh tangggapan yang positif
tidak pernah mendapatkan perolehan sebesar 73 dari siswa dikarenakan siswa merasa melakuakn
dengan prosentase 73% yang artinya instrument self refleksi pada diri sendiri dan tumbuh kesadaran
assesment cukup berpengaruh pada penilaian diri. dalam memperbaiki diri. Selain itu penilaian sikap
Pernyataan ke-15 terdapat 12 peserta didik yang menjadi lebih meneyluruh dan beragam dan dapat
selalu mengumpulkan tugas tepat waktu, sedangkan
Jurnal Hikari. Volume 07 Nomor 01 Tahun 2023, 14-26

memenuhi tujuan tercapaianya penanaman karakter Pengembangan instrument self asessment ini mampu
pada peserta didik. menjawab rumusan masalah yang ada, yakni dapat
Tahap kelima ialah tahap evaluasi. Pada dilihat melalui besarnya hasil dari pengaruh
tahap ini dilakukan pengelolaan terhadap hasil penerapan model ADDIE terhadap pengembangan
pengembangan serta penarikan kesimpulan. instrumen self assesment saat pembelajaran bahasa
Berdasarkan hasil perolehan nilai angket dari ahli Jepang, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
media dan ahli materi dapat disimpulkan bahwa penggunaan model ADDIE terhadap pengembangan
pengembangan instrumen ini mampu menjadi sarana instrument self asessment dapat dikategorikan baik
dan alat dalam membantu peserta didik menilai dengan rata-rata prosentase yang sangat
dirinya sendiri. Mengenai korelasi antara penilaian berpengaruh. Hal ini merujuk pada kategori yang
diri sendiri dan hasil belajar peserta didik dapat ditetapkan peneliti bahwa nilai rata-rata termasuk
disimpulkan bahwa meskipun memiliki minat kategori 75%-100% sehingga dapat dikategorikan
tinggi dalam belajar namun tidak mempunyai minat sangat berpengaruh.
untuk mengasah kemampuan yang telah dimiliki
akan manjadikan hasil dari pembelajaran menjadi Saran
kurang maksimal.
Pada penelitian ini ditemukan beberapa Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan,
temuan maupun kendala yaitu antara lain sulit dalam maka beberapa saran yang dapat diberikan yaitu.
menyebarkan data karena kendala dalam Pada saat pembelajaran, diharapkan guru dapat
penggunaan handphone di sekolah yang berbeda- mengaitkan setiap pembelajaran pada penanaman
beda, pengisian data yang harus di pandu karena sikap. Selanjutnya guru juga dapat memberikan
peserta didik perlu untuk dijelaskan terlebih dahulu. lembar refleksi untuk bisa membantu peserta didik
Karena adanya covid 19 menyebabkan uji cpba dalam introspeksi pemahaman dan pengenalan diri
dilakukan pada skala kecil dengan menggunakan sendiri.
penyebaran data melalui google form.
Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi DAFTAR PUSTAKA
pembeda penelitian ini dengan yang lain yaitu
pengembangan instrument yang memiliki banyak Abidin, R. Z. 2016. Penilaian Formatif Dan
kategori dan dikemas dengan praktis serta mampu Penilaian Sumatif. Diakses 12 januari
berdampak kepada peserta didik. Hal ini yang 2021.
menjadikan instrument self asessment layak Abu, Ahmadi. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta :
digunkan sebagai evaluasi bertahap dan berkala Rineka Cipta.
pada peserta didik. Aisyah, M. N. 2015. Analisis cara membuat soal
yang baik. Jurnal Online. Diakses 12
PENUTUP september 2021.
Ardianto, Y. 2019. Memahami Metode Penelitian
Simpulan Kualitatif. Artikel online. Diakses 12 april
Berdasarkan pembahasan serta hasil 2022.
penelitian pengembangan instrument self asessment Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pengembangan.
yang dikembangkan yaitu mengacu pada jenis Bandung: Remaja Rosdakarya.
pengembangan (research and development) dengan Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu
menggunakan model ADDIE dapat disimpulkan Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.
bahwa terdapat lima tahapan yang perlu dilakukan Bimo, Walgito, 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta:
yaitu tahap analisis, perencangan, pengembangan, Andi Offset.
implementasi dan tahap evaluasi. Keseluruhan tahap Borg, W.R and Gall, M.D. 2003. Educational
pada penelitian ini sudah dilakukan dengan runtut Research: An Introduction 4 th Edition.
untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dan London: Longman Inc.
maksimal. Branch, R. M. 2009. Instructional Design-The
Hasil kelayakan yang meliputi kevalidan ADDIE Approach. New York: Springer.
dan kepraktisan dari instrumen ini menunjukkan Dayakisni, Tri. 2009. Psikologi Sosial. Malang:
hasil yang diperoleh melalui uji validasi yang UMM Press.
dilakukan kepada dosen ahli yakni valid.
Penerapan Model ADDIE dalam Pengembangan Instrumen Penilaian Diri Sendiri Peserta Didik SMA Negeri
Kabupaten Mojokerto

Depdiknas. 2003. Undang undang RI nomor 20 Reslawati. 2007. Minoritas di Tengah


tahun 2003. Sistem pendidikan nasional. MayoritasInteraksi Sosial Katolik dan
Depdiknas. 2010. Model penilaian kelasSMP/ MTs. Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Jakarta: BPPPN Pusat Kurikulum. Sudjiono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Menengah Kementrian Pendidikan Dan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kebudayaan. 2015. Panduan Penilaian Kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Sugiyono. 2016. Cara Mudah Menyusun: Skripsi,
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Tesis, dan DisertasI. Bandung: Alfabeta.
Menengah Kementrian Pendidikan dan Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif,
Kebudayaan. Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
KEMDIKBUD. 2020. Salinan permendikbud 3 Soenarto. 2005. Metodologi Penelitian
tahun 2020 . Diakses 12 agustus 2021. Pengembangan untuk Peningkatan
Khilda., H. F. 2017. Pengembangan Instrumen KualitasPembelajaran Research
Penilaian Diri dan Penilaian Teman- Methodology to The Improvement of
Sejawat Untuk Menilai Kinerja Peserta Intruction. Bali:Departemen Pendidikan
didik SMK Pada Praktikum Kimia. Diakses Nasional.
12 desember 2021. Susetyo, I. A. 2018. Penilaian Sikap Peserta didik
Kunandar. 2012. Langkah Mudah Penelitian dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia
Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers. Oleh Guru Kelas VII di Smp Negeri 1 Kota
Kusminto. 2016. Analisis Penilaian Kinerja Dengan Bengkulu. Diakses 21 februari 2022
Teknik Self Asessment Sebagai Evaluasi Tegeh, I. M., & Kirna, I. M. (2013). Pengembangan
Kinerja Mahapeserta didik Pada Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan
Praktikum Fisika Dasar II Tadris Fisika. dengan Addie Model. Jurnal Ika, 11(1).
Semarang: IAIN Walisongo Semarang. https://doi.org/10.23887/ika.v11i1.1145
Diakses 28 november 2021 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
Lailatul Nurul Badriyah, A. G. 2018. Analisis Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Instrumen Penilaian Hasil Belajar Mata Nasional. 2004. Jakarta: Gramedia
Pelajaran Gambar Teknik Peserta didik Widoyoko, E. P. 2014. Penilaian Hasil
Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Pembelajaran Di Sekolah. Yogyakarta:
Program Keahlian Bagunan. Diakses 01 Pustaka Pelajar.
mei 2022
Made, I Tegeh. I Made Kirna .2013. Pengembangan
Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan
Dengan Addie Model. Diakses 28
september 2022.
Permendikbud. 2016. Permendikbud nomor 24
tahun 2016 Kompetensi inti dan
kompetensi dasar pada pelajaran
kurikulum 2013.
Purnamasari, Nurna. l. 2019. Metode ADDIE pada
pengembangan media interaktif adobe
flash pada pelajaran TIK. Diakses 12
januari 2022.
Ponza, Putu Jerry Radita; Jampel, I. Nyoman;
Sudarma, I. Komang. Pengembangan
Media Video Animasi Pada Pembelajaran
Siswa Kelas IV di Sekolah Dasar. Jurnal
Edutech Undiksha, 2018, 6.1: 9-19

You might also like