Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

2021 Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) ISSN 2809-2767

Purwokerto, Indonesia, 06 Oktober 2021

Hubungan Mekanisme Koping dengan Tingkat


Stress Kerja pada Perawat di Rumah Sakit Umum
Wijaya Kusuma Kebumen

Ayu Dyah Candra Dewi 1,*, Ririn Isma Sundari 2, Danang Tri Yudono 3
Program Studi Keperawatan Program Sarjana, Fakultas Kesehatan, Universitas Harapan Bangsa,
Jl. Raden Patah No 100 Kembaran, Banyumas 53182, Indonesia
1 2 3
Ayudcd@gmail.com, ririnrahandika@yahoo.co.id, Danangty85@yahoo.com

ABSTRACT

Nursing is a profession that has a high level of work stress. The complexity of the work that must be
done as a demand and routine makes nurses more vulnerable to work stress. Therefore, in order for
nurses to carry out their routines optimally, it is necessary to have a good coping mechanism. The
purpose of the study was to determine the relationship between coping mechanisms and the level of
work stress on nurses at the Wijaya Kusuma General Hospital, Kebumen. Correlational research
design with cross sectional time approach. The sample in this study were nurses in the inpatient room
at the Wijaya Kusuma General Hospital, Kebumen, namely 31 respondents with purposive sampling
technique. The research instrument used a coping mechanism sheet and a stress level questionnaire
with data analysis using spearman-rank. The results of the study of nurses' coping mechanisms were
mostly adaptive (51.6%). Most of the nurses' work stress levels were in the moderate and severe
categories (41.9%). There is a relationship between coping mechanisms and the work stress level of
nurses at Wijaya Kusuma General Hospital Kebumen with a p value of 0.023 and a rho value of -
0.407 which indicates that the more adaptive a person's coping mechanisms are, the lighter the stress
level of a person with weak relationship strength.

Keywords : Coping Mechanism, Work Stress Level, Nurse

ABSTRAK

Perawat termasuk profesi dengan level stress kerja yang tinggi. Hal ini dikarenakan pekerjaanya
penuh dengan tuntutan dan rutinitas sehingga menyebabkan perawat lebih rentan terhadap stress
kerja. Oleh karena itu agar perawat dapat menjalankan rutinitasnya dengan optimal perlu adanya
mekanisme koping yang baik. Tujuan penelitian ini guna mengkaji hubungan mekanisme koping
dengan tingkat stress kerja pada perawat di Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen. Desain
penelitian korelasional dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel pada studi ini yaitu
perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen yaitu 31 responden
dengan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan lembar mekanisme koping
dan kuesioner tingkat stres dengan analisis data menggunakan spearman-rank. Hasil penelitian
mekanisme koping perawat sebagian besar adaptif (51,6%). Tingkat stres kerja perawat sebagian
besar dalam kategori sedang dan berat (41,9%). Terdapat korelasi antara mekanisme koping dengan
tingkat stres kerja perawat di Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen dengan nilai p value
sebesar 0.023 dan nilai rho: -0,407 yang menunjukkan bahwa semakin adaptif mekanisme koping
seseorang maka semakin ringan tingkat stres seseorang dengan kekuatan hubungan lemah.

Kata kunci : Mekanisme Koping, Tingkat Stres Kerja, Perawat

Dewi, Sundari, & Yudono 771


PENDAHULUAN serta pada kondisi dan situasi
Profesi sebagai perawat yang bekerja ketidaknyamanan. Kebanyakan orang
di rumah sakit umumnya mempunyai telah memahami bahwa stress ini dapat
tuntutan kerja yang tinggi (Dyah et al., berdampak negative terhadap tubuhnya
2018). Perawat mempunyai peranan baik secara psikis, fisik maupun emosi
penting dalam proses perawatan dan serta terganggunya proses fisiologis tubuh
pemulihan pasien, dimana pekerjaannya (Mulyani et al., 2017).
dilakukan secara rutin, antara lain Stres kerja adalah pemicu utama
melakukan pemeriksaan tekanan darah, terjadinya penurunan kinerja dari pegawai
denyut nadi, dan suhu pasiennya. The (Shivendra & Kumar, 2016). Sebanyak
American Medical Association 30% pegawai di beberapa negara maju
Encyclopedia of Medicine menyatakan mengalami stress kerja, namun berbeda
bahwasannya seorang perawat akan lebih dengan negara berkembang yang
fokus terhadap reaksi pasien terhadap pekerjaannya mempunyali level kerja
penyakitnya daripada penyakit pasien tinggi (Hosseini et al., 2016). Hasil studi
tersebut. Profesi sebagai perawat dari The National Institute Occupational
merupakan pekerjaan yang sering kali Safety and Health (2012) melaporkan
dihadapkan berbagai faktor yang memicu bahwasannya berbagai pekerjaan yang
stress, sebab dalam menjalankan memiliki kaitan dengan pelayanan
pekerjaanya perawat tidak hanya kesehatan cenderung mudah mengalami
berhubungan dengan pasiennya saja, stress kerja (Suhaya, 2019).
melainkan juga berhubungan dengan Menurut American National for
keluarga pasien teman seprofesi, dan Occupational Health (ANAOH)
dokter yang ada ditempat kerjanya. Selain menempatkan kejadian stres kerja pada
itu, dalam melaksanakan tugasnya perawat berada diposisi pertama diurutan
perawat juga harus mentaati peraturan paling atas dari empat puluh pertama
yang ada, dimana beberapa faktor kasus stres kerja (Suhaya, 2019).
tersebut dapat mempengaruhi kesehatan Persatuan Perawat Nasional Indonesia
fisik, psikis dan emosionalnya (Almasitoh, (PPNI) tahun 2006 mengungkapkan
2012). bahwa terdapat r 50,9 % perawat pada 4
Masalah lain yang bisa menyebabkan provinsi di Indonesia menderita stress
stress yakni adanya terbatasnya sumber kerja yang ditandai dengan keluhan
daya manusia (SDM), yang mana antara pusing, lelah (Mundung et al., 2019).
jumlah pekerjaan yang ada tidak Perawat yang bertugas di rumah
diimbangi dengan jumlah perawat yang sakit, mempunyai kemungkinan
ada. Jumlah perawat dan jumlah pasien mengalami tingkat stres yang tinggi.
yang harus dirawat sangat berbanding Perawat dituntut untuk siap siaga dalam
jauh, yang mana hal ini akan memberikan pelayanan yang prima
menyebabkan sebagian besar perawat kepada pasien terutama pada pasien yang
merasa kelelahan untuk merwat pasien. memiliiki tingkat kerentanan lebih tinggi.
Hal ini dapat mempengaruhui psikisnya, Perawat harus mampu menjelaskan
seperti kelelahan, kebosanan, perubahan kondisi pasien dengan baik dan mampu
mood dan stress (Mundung et al., 2019). menenangkan orang tua serta keluarga
World Health Organization (WHO) pasien agar tidak panik. Pada saat
menjelaskan bahwa stress adalah salah perawat dihadapkan dengan berbagai
satu epidemi yang banyak terjadi di tuntutan pekerjaan, dimana hal ini menjadi
berbagai negara. Adapaun pendapat dari pemicu stress sebab perawat harus
(Mundung et al., 2019) bahwa Stres menyelesaikan permasalahan yang timbul
adalah interaksi antara seseorang dengan tersebut. Maka dari itu, cara penyelesaian
lingkungan sekitarnya, dimana interaksi terhadap permasalahan tersebut yaitu
antara keduanya saling mempengaruhi. perawat harus dapat menyesuaikan diri
Stress adalah reaksi dalam diri yang dapat dan merespons atas perubahan tersebut
dipicu adanya perubahan dari lingkungan, dinamakan dengan mekanisme koping
dimana reaksi ini dapat dialami oleh (Saragih dalam Mulyani, 2017).
Sebagian orang yang merasa tertekan Mekanisme koping ialah cara yang

Dewi, Sundari, & Yudono 772


dilakukan seseorang untuk menyelesaikan pengetahuan, pengalaman serta kesiapan
suatu persoalan, penyesuaian diri atas dalam menghadapi pandemi tersebut.
perubahan, dan respon atas suatu hal Beban kerja yang tinggi menjadikan
yang bersifat mengancam ( Keliat, 2016). tingkat stress yang diraskan juga
Menurut Carpenito dalam Kurnia (2010) meningkat, apabila secara terus-menerus
mekanisme koping ialah kemampuan terjadi akan dapat mengganggu kinerja
seseorang dalam mengatasi stress yang perawat dalam melayani pasien.
muncul dari dalam maupun luar dirinya Berdasarkan fenomena tersebut,
yang berkaitan dengan berbagai respons berbagai tuntutan dan tanggung jawab
secara fisik, psikis, perilaku. Mekanisme pekerjaan yang dialami perawat di rumah
koping adalah cara seseorang untuk sakit umum wijaya kusuma kebumen
menyelesaikan permasalahan, sehingga memiliki tingkat stress yang
beradaptasi atas suatu perubahan, dan tinggi. Dengan menerapkan mekanisme
respon atas situasi yang tidak koping yang tepat maka perawat mampu
mendukung, dimana upaya yang menyelesaikan permasalahan yang
dilakukan individu tersebut yaitu dengan dihadapinya. Dengan demikian diduga
melakukan berbagai hal yang dapat mampu mempengaruhi tingkat stress yang
meminimalisir atau menghilangkan stres dirasakan oleh perawat. Oleh karena itu,
(Munthe, 2014). peneliti meneliti mengenai “Hubungan
Berdasarkan hasil studi yang Mekanisme Koping dengan Tingkat Stress
dilakukan oleh Mundung (2019) Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum
menunjukkan hasil adanya korelasi antara Wijaya Kusuma Kebumen” agar dapat
mekanisme koping dengan stress kerja mencegah / mengurangi tingkat stress
perawat di Rumah Sakit Umum GMIM dengan mekanisme koping yang baik
Behesda Tomohon. Mayoritas pegawai
mempunyai mekanisme koping adaptif METODE PENELITIAN
sebanyak 64,2% dan mayoritas Desain penelitian korelasional
pegawainya menderita stres kerja sedang memakai pendekatan waktu cross
sebanyak 60,4%. Hasil menunjukkan sectional. Sampel pada studi ini yakni
bahwa pegawai dalam menyelesaikan perawat ruang rawat inap di RSU Wijaya
permasalahannya dengan cara melakukan Kusuma Kebumen yaitu 31 responden
hal yang positif misalnya, bercerita dan dengan teknik purposive sampling.
meminta saran kepada teman satu Instrumen studi dengan lembar
profesinya, serta melakukan berbagai mekanisme koping dan kuesioner tingkat
kegiatan yang bersifat konstruktif. stres dengan analisis data menggunakan
Berdasarkan Data Pra Survey yang uji korelasi spearman-rank
dilaksanakan peneliti terhadap perawat di
RSU Wijaya Kusuma Kebumen HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan hasil bahwa terdapat 31 Penelitian ini telah dinyatakan layak
perawat pelaksana yang bekerja di RSU etik oleh Komisi Etik Penelitian Universitas
Wijaya Kusuma Kebumen. Perawat Harapan Bangsa dengan nomor B.LPPM-
merasakan bahwa sumber daya manusia UHB/212/06/2021.
pada rumah sakit dirasakan kurang. Gambaran karakteristik responden
Adanya situasi pandemi COVID-19 yang berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat
sedang melanda, rumah sakit memberikan pendidikan dan masa kerja di Rumah
pelayanan terhadap pasien yang terpapar Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen.
virus COVID-19. Hal ini menjadikan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik
karyawan harus bekerja secara ekstra Usia, Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, dan
guna memberikan perawatan yang Lama Bekerja Perawat di Rumah Sakit Umum
maksimal pada pasien. Beberapa perawat Wijaya Kusuma Kebumen tahun 2021
harus melakukan isolasi mandiri Variabel f %
Usia
dikarenakan terindikasi berinteraksi 1. Dewasa Awal 29 93.6
dengan penyintas virus COVID-19. 2. Dewasa Akhir 2 6.4
Perawat mengeluhkan adanya beban Jenis Kelamin
1. Perempuan 25 80.6
kerja yang tinggi karena kurangnya

Dewi, Sundari, & Yudono 773


2. Laki-Laki 6 19.4 rasionalnya. Hasil studi yang dilaksanakan
Pendidikan
1. DIII Keperawatan 19 61.3 Dewi (2015) terhadap perawat di RSUD
2. Profesi Ners 12 38.7 Cilacap mengindikasikan perempuan lebih
Masa Kerja berisiko mengalami stres yakni 88,2%.
1. < 2 tahun 15 48.4
2. 2-5 tahun 6 19.4 Hasil penelitian Zulmiasari (2017)
3. 6-10 tahun 6 19.4 didapatkan hasil karakteristik perawat di
4. > 10 tahun 4 12.8 Kota Semarang bahwa mayortitas berjenis
Total 31 100
kelamin perempuan (79,2%).
Hasil penelitian menunjukkan hampir
Perempuan lebih besar terkena stres
seluruh responden memiliki usia dewasa
yang menyebabkan perubahan hormonal
awal (≤ 35 tahun) sebanyak 29 responden
dalam tubuhnya. Seringkali dalam dirinya
(93.6%). Menurut BKKBN (2018) usia
akan muncul perasaan bersalah,
resproduktif tenaga kerja adalah orang
kecemasan, naik atau turunnya nafsu
yang berusia 15-64 tahun. Hasil penelitian
makan, insomnia dan gangguan makan.
ini sejalan dengan penelitian Makhaita et
Ketika mengalami stres perempuan akan
al., (2019) menunjukkan bahwa mayoritas
sering merasakan kesedihan, sensitif,
usia perawat dalam penelitiannya adalah
mudah marah ataupun menangis. Apabila
30-40 tahun (63,8%).
hormon estrogen didalam tubuh
Usia seseorang dapat mempengaruhi
perempuan mengalami penurunan maka
tingkat stres kerja pada perawat,
akan berdampak terhadap emosinya.
seseorang yang lebih usia umumnya
Selain itu, karakter perempuan yang lebih
mengalami stres tingkat rendah sebab
mengutamakan emosinalnya daripada
individu tersebut memiliki pengalaman
rasionalnya. Perempuan lebih
dalam menyelesaikan permasalahan di
berkecenderungan menggunakan
pekerjaanya daripada seseorang yang
perasaanya saat menghadapi suatu
masih berusia muda. Hasil penelitian Dewi
permasalahan (Indah, 2017).
(2015) melaporkan perawat yang berusia
Hasil studi didapatkan sebagian besar
≤ 36 tahun berisiko mengalami stress
responden lulusan dari pendidikan DIII
sebesar 93,9%.
Keperawatan sebanyak 19 responden
Sugeng (2015) menambahkan jika hal
(61.3%). Menurut asumsi peneliti
tersebut dikaitakan dengan kematangan
berdasarkan tingkat pendidikannya,
atau kedewasaan individu. Dapat
perawat lulusan dari pendidikan DIII
dikatakan bahwa makin bertambah usia
mempunyai stres kerja yang tinggi, sebab
individu, maka makin dewasa individu
makin tinggi level pendidikan seseorang
tersebut, sehingga lebih mampu
maka pengetahuannya sesuatu hal akan
menjalankan tanggungjawab dan
memudahkannya dalam menyelesaikan
tugasnya. Semakin bertambah usia
permasalahan yang dihadapinya.
individu maka semakinmeingkat
Tingkat pendidikan dapat
kemampuannya dalam memutuskan suatu
merepresentasikan level kecerdasan dan
hal, berpikir dan bertindak secara rasional,
skill seorang individu dalam bertindak. Hal
bijaksana, serta dapat mengendalikan
ini dikarenakan pendidikan merupakan
emosinya, dan berpandangan terbuka
salah satu pendorong tercapainya
terhadap opini individu lain, sehingga
kemajuan ekonomi. Dengan pendidikan
individu tersebut lebih tahan terhadap
tinggi, seseorang akan lebih mudah untuk
stessor.
mendapatkan kesempata kerja dan
Hasil penelitian didapatkan mayoritas
memperoleh pengahasilan cukup, selain
responden berjenis kelamin perempuan
itu pengetahuan yang dimilikinya dapat
sejumlah 25 orang (80.6%), menurut
berdampak terhadap kehidupan
asumsi peneliti pada perawat dengan jenis
kesehariannya (Fatmah, 2012).
kelamin perempuan lebih mudah
Pendidikan juga dapat membuat individu
mengalami tingkat stres dibandingkan
sadar sehingga dapat mengambil suatu
perawat jenis kelamin laki-laki. Perempuan
keputusan (Maulana, 2016).
lebih dominan menggunakan perasaannya
Hasil penelitian didapatkan hampir
saat menghadapi permasalahan berbeda
separuh responden memiliki masa kerja <
dengan laki-laki yang lebih menggunakan
2 tahun sebanyak 15 responden (48.3%).

Dewi, Sundari, & Yudono 774


Menurut asumsi peneliti stres kerja tidak kerja sebagai perawat sehingga akan
hanya dapat dialami oleh pekerja yang dapat mengatasi masalah dan
bekerja sudah lama, melainkan stress mengurangi tingkat stres responden.
juga dapat terjadi pada pekerja dengan Mayoritas responden mempunyai
waktu yang singkat. Hal ini dapat mekanisme koping adaptif. Responden
dikarenakan adanya berbagai faktor menyatakan setuju mengenai upaya
pemicu lainnya, seperti tuntutan kerja mendekatkan diri kepada Tuhan dalam
yang tinggi, konflik dengan rekan kerja, menghadapi permasalahan kerja sebagai
tahapan dalam beradaptasi, dan bekerja bentuk strategi koping yang lebih terfokus
yang bersitas rutinitas. pada emosional.
Pekerja dengan masa kerja yang lama Ismafiaty (2013) dalam penelitiannya
umumnya mempunyai persoalan kerja mengatakan bahwa perawat dalam
lebih banyak daripada pekerja yang masa mengatasi stres kerja dilingkungan rumah
kerjanya sebentar. Masa kerja berkaitan sakit lebih cenderung melakukan teknik
erat dengan stres kerja, yang katannya penyangkalan atau meminimalkan
dapat menyebabkan timbul kejenuhan masalah dengan mengabaikan masalah
terhadap pekerjaannya. Pekerja yang ada diawal tahun perawat bekerja.
denganmasa kerja >5 tahun umumnya Hasil penelitian selanjutnya menemukan
mempunyai level kejenuhan kerja lebih strategi koping yang sering digunakan
tinggi daripada pekerja dengan masa kerja perawat Indonesia, khususnya di Medan
pendek. Munculnya kejenuhan terhadap berfokus pada pendekatan agama
suatu pekerjaan dapat menyebabkan sebagai koping yang paling umum
stress kerja (Munandar, 2011). digunakan perawat disaat berada di
Hasil studi terhadap perawat di Rumah rumah sakit di kota Medan (Fathi et al.,
Sakit Umum Daerah Cilacap 2015).
mengindikasikan ada korelasi antara Carpenito dalam Kurnia (2010)
masa kerja dengan stres kerja, masa kerja menjelaskan mekanisme koping ialah
≤ 10 tahun berisikomengalami stress yakni kemampuan seseorang dalam
91,7% Dewi, (2015). Perawat yang sudah mengahadapi stressor yang muncul dari
bekerja lama cenderung lebih mampu dari dalam maupun luar dirinya yang
mengatasi permasalahan strs kerja sebab berkaitan dengan berbagai respons
individunyatelahmemiliki keterampilan dan secara fisik, psikis, perilaku. Mekanisme
skill yang mempuni dalam mengahadapi koping adalah cara seseorang untuk
pasien dan tuntutan kerja. Hal ini menyelesaikan permasalahan,
membuat perawat tersebut lebih mampu beradaptasi atas suatu perubahan, dan
beradaptasi terhadap adanya perubahan respon atas situasi yang tidak
lingkungan dan tekanan pada mendukung, dimana upaya yang
pekerjaannya (Sugeng, 2015). dilakukan individu tersebut yaitu dengan
Gambaran Mekanisme Koping Perawat melakukan berbagai hal yang dapat
di Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma meminimalisir atau menghilangkan stres
Kebumen (Munthe, 2014).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Mekanisme Berdasarkan hasil analisis kuesioner
Koping Perawat di Rumah Sakit Umum diketahui bahwa skor jawaban tertinggi
Wijaya Kusuma Kebumen Tahun 2021 terdapat pada soal no 4 tentang persepsi
Mekanisme Koping f % yang luas terkait konflik dan 7 tentang
1. Adaptif 16 51.6 menganalisis dan menyelesaikan setiap
2. Maladaptif 15 48.4 ada masalah atau konflik. Berdasarkan
Total 31 100
hasil analisis kuesioner diketahui bahwa
Hasil studi mengindikasikan lebih dari
skor jawaban terendah terdapat pada soal
separuh responden mempunyai
no 1 tentang bercerita kepada teman
mekanisme koping adaptif sejumlah 16
terkait masalah yang sedang dialami.
orang (51,6%). Mekanisme koping adaptif
Menurut asumsi peneliti perawat yang
yang dilakukan responden membuat
memiliki mekanisme koping adaptif dalam
responden akan lebih percaya diri dan
penelitian ini menggunakan kemampuan
siap dalam mengikuti tuntutan atau beban
dalam diri sendiri untuk menyelesaikan

Dewi, Sundari, & Yudono 775


masalah dengan berorientasi pada yaitu penggunaan teknik relaksasi untuk
masalah dan tanpa memberitahu teman, membuat perasaan menjadi tenang ketika
keluarga atau orang lain. ada masalah. Menurut asumsi peneliti hal
Hal ini didukung dengan pernyataan ini menunjukkan bahwa saat responden
Laal & Aliramaie (2015) bahwa mengalami stres atau masalah lebih
mekanisme koping dengan teknik problem memilih melupakan atau lari dari masalah
solving focused coping akan terlihat saat tersebut tanpa menyelesaikan masalah
kondisi masalah dianggap masih bisa terlebih dahulu. Teknik relaksasi yang
diperbaiki dan diselesaikan. atau ketika jarang digunakan oleh responden dapat
perawat merasa suatu keadaan tersebut membuat responden kurang tenang dan
masih dapat diselesaikan dengan cara siap ketika menghadapi masalah.
mencari solusi terhadap masalah yang Hal ini didukung dengan pernyataan
timbul. Lim et al., (2011) menambahkan Papathanasiou et al., (2015) bahwa
jika ketika menggunakan mekanisme beberapa individu akan cenderung
koping berfokus pada masalah menggunakan koping berfokus emosi, hal
menunjukkan bahwa individu berkeinginan ini dapat dibuktikan dari beberapa sumber
mendapatkan informasi mengenai penelitian yang menyatakan
masalah yang dialami, mengumpulkan kecenderungan perawat untuk
solusi alternatif yang dapat dilakukan, menghindari masalah atau mengalihkan
memilih alternatif yang sesuai dengan masalah dengan berusaha tidak
individu, mempertimbangkan manfaat dan memperdulikan adanya stresor yang
biaya dari sebuah solusi alternatif yang datang merupakan suatu strategi yang
dibuat dan melakukan solusi alternatif dianggap menjadi tidak efektif dalam
yang dipilih. mengurangi stres karena memiliki dampak
Hasil penelitian juga diketahui bahwa negative.
sebanyak 48,4% responden memiliki Gambaran Tingkat Stres Kerja Perawat
mekanisme koping yang maladaptif, di Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma
menurut asumsi peneliti hal ini Kebumen
dikarenakan sebagian besar memiliki Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres
masa kerja < 2 tahun. Semakin lama Kerja Perawat di Rumah Sakit Umum Wijaya
responden bekerja, maka semakin ringan Kusuma Kebumen Tahun 2021
tingkat stres kerja yang dialaminya dan Tingkat Stres f %
semakin sedikit lama bekerja semakin 1. Ringan 5 16.2
2. Sedang 13 41.9
meningkat pula tingkat stres kerjanya. 3. Berat 13 41.9
Selain masa kerja faktor pendidikan Total 52 100
dimana sebagian besar memiliki Hasil studi mengindikasikan
pendidikan DIII juga dapat memengaruhi bahwasannya sebagi besar responden
mekanisme koping responden. Roesmin mempunyai level stres kerja dikategori
(2016) menyatakan bahwa pendidikan sedang dan berat yang masing-masing
merupakan pengalaman seseorang dalam sejumlah 13 orang (41,9%). Profesi
mengembangkan kemampuan dan perawat mempunyai dampak positif dan
meningkatkan intelektualitas, yang artinya negatif. Jumlah pasien akan berdampak
semakin tinggi tingkat pendidikan maka pada peningkatan pelayanan dan
semakin tinggi tingkat pengetahuan dan perawatan dari perawat yang didasarkan
keahlian. pada klasifikasi pasien dan aktivitas
Berdasarkan hasil analisis kuesioner keperawatan secara tidak langsung dan
diketahui bahwa pada responden dengan menambah beban kerja perawat.
mekanisme koping maladaptif skor Bertambahnya beban kerja ini dapat
jawaban tertinggi terdapat pada soal no 12 meningkatkan level stres pada perawat.
yaitu responden sering lari dan Waluyo (2013) menyatakan bahwa
menghindari masalah yang terjadi. profesi sebagai perawat memiliki
Berdasarkan hasil analisis kuesioner pekerjaan yang sangat kompleks yang
diketahui bahwa pada responden dengan dapat menyebabkan individunya sering
mekanisme koping maladaptif skor dihadapkan dengan stress kerja
jawaban terendah terdapat pada soal no 8 dibandingkan profesi lain. Stres dapat

Dewi, Sundari, & Yudono 776


munculdari dalam diri individu yang dikarenakan faktor pandemi covid-19
dikarenakan adanya ketidakseimbangan dimana peningkatan beban kerja,
antara kemampuan tubuh dengan penggunaan alat pelindung diri untuk
tuntunan kerja yang tinggi. Menurut Riza protokol pencegahan covid-19 yang tepat
(2015) meningkatnya stres kerja dapat dan banyaknya perawat yang harus gugur
mempengaruhi kualitas kinerja, kepuasan, akibat merawat pasien covid-19
produktivitas, dan cara perawatan oleh menyebabkan perawat mengalami
perawat. Makin tinggi tingkat stres kerja perasaan tertekan terkait pekerjaannya.
perawat maka kualtas kinerja, kepuasan, Penelitian ini sejalan dengan penelitian
produktivitas, serta cara perawatannya Musi dan Saelan (2021) menunjukkan
akan makin menurun. bahwa sebanyak 75% perawat mengalami
Perawat yang bekerja pada rumah tingkat stres kerja tinggi di RS Surakarta.
sakit, khususnya rumah sakit umum Brooks et al., (2020) menambahkan
mempunyai kemungkinan mengalami jika bekerja di tengah-tengah perhatian
tingkat stres yang tinggi. Perawat dituntut media dan publik yang intens, durasi kerja
untuk siap siaga dalam memberikan yang panjang, masif, dan mungkin belum
pelayanan yang prima kepada pasien pernah terjadi sebelumnya pada beberapa
anak-anak yang mempunyai tingkat tenaga Kesehatan memiliki implikasi
kerentanan lebih tinggi dibandingkan tambahan dalam memicu terjadinya efek
dengan pasien usia dewasa. Perawat psikologis negatif termasuk gangguan
harus mampu menjelaskan kondisi pasien emosional, depresi, stres, suasana hati
dengan baik dan mampu menenangkan rendah, lekas marah, serangan panik,
orang tua serta keluarga pasien agar tidak fobia, gejala, insomnia, kemarahan, dan
panik Mulyani, (2017). kelelahan emosional.
Stres kerja yang dialami perawat dapat Stres kerja pada profesi perawat
mempengaruhi mutu pelayanan rumah memunculkan masalah kesehatan dan
sakit. Oleh karena itu, perlu adanya upaya mengurangi keefektifan kinerja perawat.
untuk mengatasi stress yang dialami Stres juga dapat berpengaruh pada
perawat tersebut, sebab apabila dibiarkan kondisi fisiologi dan psikologis perawat
saja maka perawat dalam melayani dan (Happell et al., 2013). Pengaruh stres
merawat pasien akan dilakuan setengah kerja perawat dapat berdampak pada
hati, dimana hal ini akan meningkatkan tubuh dan jiwa serta mempengaruhi
kesalahan dalam perawatan pasien, kualitas kinerja dan mengurangi efisiensi
sehingga akan membahayakan kerjanya. Kondisi ini terjadi sebagai
keselamatan pasien (Sharma, 2014). Hasil bentuk respon terhadap lingkungan baik
studi yang dilaksanakan oleh Park dan internal maupun eksternal. Stres dapat
Kim (2013) menejelaskan ada 27,9% dialami melalui empat sumber yaitu
perawat yang pernah melakukan lingkungan, sosial, fisiologis dan pikiran (
kesalahan yang bisa membahayakan Akbar et al., 2015).
keselamatan pasien, hal ini dikarenakan Hasil penelitian juga didapatkan 16.2%
perawat tersebut mengalami stres kerja perawat memiliki tingkat stres ringan.
akut. Keadaan stres ringan perawat biasanya
Hasil studi ini didukung oleh hasil studi menjadi lebih produktif, memiliki semangat
dari Hariono (2019) dalam penelitiannya yang besar, penglihatan tajam dan
didapatkan hasil stres kerja sedang yang kemampuan dalam menyelesaikan tugas
dialami perawat sebanyak 82,7%. Hasil lebih dari biasanya. Stres kerja ringan
studi ini didukung oleh hasil studi dari biasanya muncul dari kegiatan sehari-hari
Zulmiasari (2017) bahwasannya tingkat dan datang secara teratur biasanya
stres kerja perawat menunjukkan bahwa berlangsung beberapa menit atau jam.
51 (32.1%) perawat menderita stres Stres ringan juga berguna dan dapat
sedang dan 13 (8.2%) lainnya menderita memacu seseorang untuk berpikir dan
stres berat. berusaha lebih cepat dan keras sehingga
Hasil penelitian didapatkan sebanyak dapat menjawab tantangan hidup sehari-
41,9% perawat dengan stres kerja berat, hari.
menurut asumsi peneliti hal ini

Dewi, Sundari, & Yudono 777


Hasil studi yang dilaksanakan mempengaruhi individu dalam merespon
Mustafidz (2013), melaporkan stress.
bahwasannya responden dengan stres Kemper et al., (2011) menambahkan
kerja berada dikategori rendah sejumlah bahwa stimulus lingkungan dalam bentuk
13 orang (61,9%) dan stres kerja stres psikososial juga menjadi faktor
dikategori tinggi sejumlah 8 orang penyebab stress yang mempengaruhi
(38,1%). Hasil studi Mutmainah (2012), kondisi kerja dan karakteristik pekerjaan.
mengindikasikan mayoritas responden Perawat tampaknya lebih mudah terkena
mempuyai stres kerja ringan sejumlah 17 stres dari stressor psikososial yang
orang (60.7%) dan stres kerja sedang berdampak pada kurangnya kontrol dalam
sejumlah 11 orang (39,3%). emosi dan perilaku, waktu jam kerja yang
Berdasarkan hasil analisis kuesioner Panjang akibat keterlambatan dalam
diketahui bahwa responden dengan stres pergantian shift, konflik interpersonal,
ringan memiliki skor jawaban tertinggi sumber daya yang memadai, system
pada soal no 25 tentang pemahaman reward yang buruk dan struktur model
perilaku yang sesuai kondisi tempat kerja. komunikasi di rumah sakit yang
Berdasarkan hasil analisis kuesioner pengaturannya tidak jelas dengan tenaga
diketahui bahwa responden dengan stres kesehatan lainya.
sedang memiliki skor jawaban tertinggi Berdasarkan hasil penelitian dapat
pada soal no 9 yaitu tentang tugas disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja
berbeda yang harus diselesaikan pada pada perawat tergantung pada bagaimana
saat waktu yang sama. Berdasarkan hasil cara perawat itu sendiri untuk menanggapi
analisis kuesioner diketahui bahwa masalah atau pekerjaan yang dihadapi,
responden dengan stres berat memiliki serta terjadinya stres kerja bisa
skor jawaban tertinggi pada soal no 1 dipengaruhi oleh pengalaman bekerja.
yaitu tentang waktu yang sedikit tidak Serta apabila seseorang tidak mengerti
seimbang dengan jumlah tugas yang akan keterbatasan dirinya hal tersebut
diterima. dapat menyebabkan terjadinya stress.
Berdasarkan hasil analisis jawaban Hubungan Mekanisme Koping dengan
kuesioner diketahui bahwa tingkat stres Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah
yang terjadi pada responden disebabkan Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen
karena faktor tuntutan tugas yang Tabel 4. Hubungan Mekanisme Koping
diberikan oleh tempat kerjanya, menurut dengan Tingkat Stres Kerja Perawat di Rumah
asumsi peneliti hal ini dapat terjadi karena Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen Tahun
faktor adanya pandemi covid sehingga hal 2021
tersebut meningkatkan jumlah pasien Mekanis Tingkat Stres
p
yang berdampak pada beban kerja yang me Ringan Sedang Berat value
Koping f % f % f %
diterima oleh perawat karena disamping
Adaptif 3 9.7 10 32.2 3 9.7
harus memberikan pelayanan kepada Malada 2 6.5 3 9.7 10 32.2 0.023
pasien perawat juga harus memperhatikan ptif
protokol pencegahan covid dan membuat rho: -
Total 5 16.2 13 41.9 13 41.9
0.407
laporan terkait kondisi pasien. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa stres kerja perawat
responden dengan mekanisme koping
berasal dari lingkungan perawat. adaptif sebagian besar memiliki tingkat
Alligood (2014) menyatakan jika stres sedang (32.2%) dan responden
manusia akan berusaha untuk
dengan mekanisme koping maladaptif
menanggapi rangsangan dari lingkungan
sebagian besar memiliki tingkat stres yang
untuk menjaga integritas karena setiap berat (32.2%). Hasil uji spearman-rank
individu tidak akan terpisah dari menunjukkan nilai p value sebesar 0.023
lingkungan mereka. Stimulus lingkungan < 0.05 yang berarti bahwa ada hubungan
dapat diidentifikasi menjadi 3 tipe yaitu
mekanisme koping dengan tingkat stres
stimulus fokal, kontektual dan residual
kerja perawat di Rumah Sakit Anak Wijaya
yang ketiganya dianggap sebagai tahapan Kusuma Kebumen. Hasil uji spearman-
bentuk kesatuan bentuk yang rank juga didapatkan nilai rho: -0,407 yang

Dewi, Sundari, & Yudono 778


menunjukkan bahwa semakin adaptif tingkat stres. Responden yang mengalami
mekanisme koping seseorang maka mekanisme koping adaptif sebagian besar
semakin ringan tingkat stres seseorang dengan tingkat stres ringan, sedangkan
dengan kekuatan hubungan lemah. responden dengan menggunakan
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan mekanisme koping maladaptif sebagian
oleh Mundung (2019) menunjukkan hasil besar mempunyai tingkat stres berat. Hal
adanya hubungan mekanisme koping ini dikarenakan pada saat rasa tertekan itu
dengan stress kerja perawat di RSU tidak bisa terselesaikan dengan baik,
GMIM Behesda Tomohon. Sebagian maka sering timbul perasaan emosi, jika
besar responden memiliki mekanisme intensitas berlebih maka bisa terganggu
koping adaptif dan sebagian besar terhadap keadaan fisik dan psikologi pada
responden mengalami stres kerja sedang. individu tersebut. Jadi rasa tegang dan
Dapat diketahui bahwa dalam tertekan yang dialami oleh responden
menghadapi permasalahan responden pada umumnya dialami mereka yang
lebih menggunakan hal-hal yang positif kurang siap dalam menghadapi tuntutan
seperti lebih sering mengungkapkan pekerjaan.
kepada orang lain atau bertukar pendapat
dan mereka juga melakukan aktivitas-
SIMPULAN
aktivitas yang konstruktif.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Hubungan mekanisme koping dengan
pembahasan maka dapat disimpulkan
tingkat stres perawat sangat bervariasi
adalah Karakteristik responden di Rumah
tergantung pada tingkat stres dan kondisi
Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen
yang dapat memunculkan stres.
sebagian besar memiliki usia dewasa awal
Mekanisme koping sangat diperlukan
(≤ 35 tahun) (93.6%), memiliki jenis
setiap individu dalam menghadapi stres,
kelamin perempuan (80.6%), memiliki
salah satu koping pada situasi stres yang
tingkat pendidikan DIII Keperawatan
adaptif yang akan berpengaruh terhadap
(61.3%), memiliki masa kerja < 2 tahun
kondisi fisik dan mental, sebagian dari
(48.3%). Mekanisme koping perawat di
cara individu mereduksi perasaan
Rumah Sakit Umum Wijaya Kusuma
tertekan, stres ataupun konflik adalah
Kebumen sebagian besar memiliki
dengan melakukan mekanisme
mekanisme koping yang adaptif (51,6%).
pertahanan diri yang baik (Abid, 2010).
Tingkat stres kerja perawat di Rumah
Secara umum koping terjadi secara
Sakit Umum Wijaya Kusuma Kebumen
otomatis ketika individu merasa adanya
sebagian besar dalam kategori sedang
situasi yang menekan atau mengancam,
dan berat (41,9%). Dan Ada hubungan
maka individu dituntut untuk sesegera
mekanisme koping dengan tingkat stres
mungkin mengatasi ketegangan yang
kerja perawat di Rumah Sakit Umum
dialaminya. Individu akan melakukan
Wijaya Kusuma Kebumen dengan nilai p
evaluasi untuk seterusnya memutuskan
value sebesar 0.023 dan nilai rho: -0,407
mekanisme koping apa yang harus
yang menunjukkan bahwa semakin adaptif
ditampilkan. Reaksi koping terhadap
mekanisme koping seseorang maka
permasalahan bervariasi antara individu
semakin ringan tingkat stres seseorang
yang satu dengan yang lain dan dari
dengan kekuatan hubungan lemah
waktu ke waktu pada individu yang sama
(Stuart, 2016). Bila mekanisme
penanggulangan ini berhasil, maka SARAN
individu dapat beradaptasi dan tidak Saran bagi responden agar lebih
menimbulkan gangguan kesehatan, tetapi meningkatkan pengetahuan tentang
bila mekanisme koping gagal artinya mekanisme koping yang baik agar dalam
individu gagal untuk beradaptasi maka menjalani kegiatan sehari-hari atau dalam
akan timbul gangguan kesehatan baik menyelesaikan masalah dilingkungan
berupa gangguan fisik, psikologi maupun kerja dapat menggunakan koping yang
perilaku (Kelliat, 2016). baik sehingga tidak mempengaruhi baik
Hasil penelitian menunjukkan fisik maupun psikologis. Selain itu, pihak
hubungan mekanisme koping dengan Rumah sakit diharapkan dapat menyusun

Dewi, Sundari, & Yudono 779


program-program untuk melatih https://doi.org/10.20885/psikologika.vol23
mekanisme koping dan mengurangi stres .iss2.art4
kerja yang terjadi di tempat kerja, Fathi, A., Nasae, T., & Thiangchanya, P.
menciptakan suasana kerja yang (2015). Workplace Stressors and Coping
menyenangkan dengan cara seperti Strategies Among Public Hospital Nurses
pembagian jam kerja yang dinamis dan in Medan, Indonesia. The 2nd
teratur. Diharapkan Bagi peneliti International Conference on Humanities
selanjutnya agar dapat mengembangkan and Social Sciences. Faculty of Liberal
penelitian tentang faktor lain yang dapat Arts: Prince of Songkla University.
mempengaruhi stres kerja perawat, dan Workplace Stressors and Coping
meneliti sumber-sumber yang menjadi Strategies Among Public Hospital Nurses
in Medan, Indonesia. The 2nd
penyebab munculnya stres kerja sehingga
International Conference on Humanities
dapat meningkatkan kekuatan hubungan and Social Sciences. Faculty of Liberal
antara mekanisme koping dengan tingkat Arts: Prince of Songkla University.
stres.
Happell, B., Dwyer, T., Reid-Searl, K., Burke,
K. J., Caperchione, C. M., & Gaskin, C. J.
DAFTAR PUSTAKA (2013). Nurses and stress: Recognizing
Akbar, R. E., Elahi, N., Mohammadi, E., & causes and seeking solutions. Journal of
Khoshknab, M. . (2015). What Strategies Nursing Management, 21(4), 638–647.
Do the Nurses Apply to Cope With Job https://doi.org/10.1111/jonm.12037
Stress?: A Qualitative Study. Global Ismafiaty. (2013). Hubungan Antara Strategi
Journal Of Health Science, 8(6). Koping dan Karakteristik Perawat
Alligood, M. R. (2014). Nursing theory & their Dengan Stres Kerja Di Ruang Perawatan
work (The CV Mosby Company St. Louis. Intensif Rumah Sakit Dustira Cimahi.
Toronto (ed.)). Missourl : Mosby Elsevier. Jurnal Kesehatan Kartika, 3(2).
Inc. Keliat, B. (2016). Model Praktek Keperawatan
AlMakhaita, H., Sabra, A., & Hafez, A. (2014). Profesional. EGC.
Job Performance Among Nurses Kemper, K., Bulla, S., Krueger, D., Ott, M. J.,
Working in Two Different Health Care McCool, J. A., & Gardiner, P. (2011).
Levels, Eastern Saudi Arabia: a Nurses’ experiences, expectations, and
comparative study. International Journal preferences for mind-body practices to
of Medical Science and Public Health, reduce stress. BMC Complementary and
3(7), 832. Alternative Medicine, 11.
https://doi.org/10.5455/ijmsph.2014.2404 https://doi.org/10.1186/1472-6882-11-26
20142
Kurnia, E. (2010). Pengaruh Mekanisme
Brooks, S. K., Webster, R. K., Smith, L. E., Koping Terhadap Kekebalan Stres Kerja
Woodland, L., Wessely, S., Greenberg, Pada Karyawan Rumah Sakit Baptis
N., & Rubin, G. J. (2020). The Kediri. Jurnal Penelitian STIKES Kediri,
psychological impact of quarantine and 3(1), 29–35.
how to reduce it: rapid review of the
evidence. The Psychological Impact of Laal, M., & Aliramaie, N. (2015). Nursing and
Quarantine and How to Reduce It: Rapid Coping With Stress Internasional Journal
Review of the Evidence., 395(10227, of Collaborative Research on Internal
P912-920). Medicine & Public Health.
Http://Www.Iomcworld.Com/Ijcrimph/,
Dewi, G. P., Maywati, S., & Setiyono, A. 2(5), 168–181.
(2015). Kajian Faktor Risiko Stress Kerja
pada Perawat IGD dan ICU RSUD Lim, C., & Tyng, T. (2016). Job Stress and
Cilacap tahun 2015. Coping Mechanisms among Nursing
Journal.Unsil.Ac.Id/Download.Php?Id=76 Staff in a Malaysian Private Hospital.
51. Https://Doi.Org/10.6007/IJARBSS/v6-
I5/2164, 6(5), 471–487.
Dyah, Y., Permatasari, A., & Utami, M. S.
(2018). Koping Stres dan Stres pada Mulyani, Y., M, E. R., & Ulfah, L. (2017).
Perawat di Rumah Sakit Jiwa “ X .” 23, Hubungan Mekanisme Koping Dengan
121–136. Stres Kerja Perawat Igd Dan Icu Di Rsud

Dewi, Sundari, & Yudono 780


Ulin Banjarmasin. AL-ULUM : Jurnal Ilmu Pelayanan Jantung Terpadu dr. Cipto
Sosial Dan Humaniora, 3(2), 513–524. Mangukusuma. Depok :Fakultas Ilmu
https://doi.org/10.31602/alsh.v3i2.1200 Keperawatan Program Studi Sarjana
Keperawatan
Mundung, G. J., Kairupan, B. H. R., & Kundre,
R. (2019). Hubungan Mekanisme Koping Papathanasiou, Ioanna, V., Tsaras,
Dengan Stres Kerja Perawat Di RSU Konstantinos, Neroliatsiou, A., & Roupa,
GMIM Bethesda Tomohon. E-Journal Aikaterini. (2015). Stress: Concepts,
Keperawatan (e-Kp), 7. Theoretical Models and Nursing
Interventions. American Journal of
Munandar, A.S. 2011. Psikologi Industri dan Nursing Science. 4(2-1), 45-50. doi:
Organisasi. Jakarta: Universitas 10.11648/j.ajns.s.2015040201.19
Indonesia (UI-Press)
Park YM, Kim SY. 2013. Impacts of job stress
Munthe, Y. M. (2014). Mekanisme Koping and cognitive failure on patient safety
Perawat Terkait Konflik Yang Terjadi Di incidents among hospital nurses. Saf
Tempat Kerja Di Ruang Rawat Inap Health Work. 2013;4(4):210–5
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Djasamen Saragih Pematang Siantar. Sharma R, Agarwal A, Rohra VK, Assidi M,
Abu-Elmagd M (2015). Effects of
Musi, E., Murharyati, A., & Saelan, S. (2021). increased paternal age on sperm quality,
Gambaran Stres Kerja Perawat IGD di reproductive outcome and associated
Masa Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit epigenetic risks to offspring. RB & E, 13:
Surakarta. Jurnal Gawat Darurat, 3(1), 1- 35
10. Retrieved from
https://journal.stikeskendal.ac.id/index.ph Sugeng, S., Hadi, H.T., Nataprawira, R.
p/JGD/article/view/1346 (2015). Gambaran Tingkat Stres Kerja
Dan Daya Tahan Terhadap Stres Yang
Makhaita, H. ., Sabra, A. ., & Hafez. (2019). Dialami Perawat Di Instalasi Perawatan
Research Article: Job Performance Intensif Di RS Immanuel Bandung.
Among Nurses Working In Two Different Fakultas Kedokteran Universitas Kristesn
Health Care Levels, Eastern Saudi Maranatha.
Arabia: A Comparative Study.
International Journal of Medical Science Suhaya, I., & Sari, H. (2019). Tingkat Stres
and Public Health. International Journal Perawat Dalam Merawat Pasien Dengan
of Medical Science and Public Health, Penyakit Menular Di Rumah Sakit Umum
3(7), 1–6. Daerah dr. Zainoel Abidin. Jim Fkep,
IV(1), 102–106.
Mulyani, Y., M, E. R., & Ulfah, L. (2017).
Hubungan Mekanisme Koping Dengan Shivendra, D., & Kumar, M. M. (2016). A Study
Stres Kerja Perawat Igd Dan Icu Di Rsud of Job Satisfaction and Job Stress
Ulin Banjarmasin. AL-ULUM : Jurnal Ilmu Among Physical Education Teachers
Sosial Dan Humaniora, 3(2), 513–524. Working in Government, Semi-
https://doi.org/10.31602/alsh.v3i2.1200 Government and Private Schools.
International Journal of Sports Sciences
Mundung, G. J., Kairupan, B. H. R., & Kundre, & Fitness, 6(1), 89–99.
R. (2019). Hubungan Mekanisme Koping
Dengan Stres Kerja Perawat Di RSU Stuart, G. . (2016). Prinsip dan Praktik
GMIM Bethesda Tomohon. E-Journal Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi
Keperawatan (e-Kp), 7. Indonesia. Elsevier Singapore Pte Ltd
(Budi Keliat (ed.)).
Munthe, Y. M. (2014). Mekanisme Koping
Perawat Terkait Konflik Yang Terjadi Di Waluyo, M. (2013). Psikologi industri. Jakarta:
Tempat Kerja Di Ruang Rawat Inap Akademia Permata.
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Djasamen Saragih Pematang Siantar. Zulmiasari, & Muin, M. (2017). Gambaran
tingkat stres kerja pada perawat dipusat
Mustafidz, & M. (2013). Faktor-Faktor Stres kesehatan masyarakat (PUSKESMAS)
Kerja Perawat di Ruang IGD (Emergency Kota Semarang. Jurnal Jurusan
Setting) RSUD Cibinong. FIK UI. Keperawatan
Muthmainah, Iin. 2012. Faktor-faktor
Penyebab Stres Kerja di Ruangan ICU

Dewi, Sundari, & Yudono 781

You might also like