Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

KHUTBAH 10

Khutbah Idul Fitri: Makna Idul Fitri dan Syawal


Khutbah I

‫ هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬،‫ هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬،‫هللا أكبر هللا أكبر هللا أكبر‬
‫هللاه ا َ ْك َب ُْر‬ ُ ‫لا‬
ُ ‫هللاه َو‬ ُ ً‫ل‬
ُ ِ‫لَ اِلَهَُ ا‬ ِ ‫ِل كثيرا وسبحان هللا به ْك َر ُة ً َو‬
ُ ‫أص ْي‬ ُِّ ِ ‫هللاه ا َ ْكبَ ُْر َكبِي ًْرا َوال َح ْم ُده‬
ُ
‫لل اْل َح ْم ُده‬
ُِ ‫هللاه ا َ ْك َب ُْر َُو‬
ُ

ُ‫ ذهو اْل َجل ِل‬،‫ل هللا َو ْحدَُهه ل ش َِريك لَه‬ ُ ‫ل اِلَهَُ إِ ا‬ ُْ َ ‫ أ َ ْش َه ُده أ‬،‫َريم‬
َُ ‫ن‬ ِ ‫ي الك‬ ُّ ِ‫ َوأ َ ْف َه َمنَا بِش َِر ْيعَ ُِة الناب‬،‫سلَ ِم‬ ّ ‫ل ال‬ َُ ‫اْل َح ْم ُده للُِ اْل َح ْم ُده للُِ الّذي َهدَانَا سهبه‬
‫صحابِ ُِه‬ ْ ‫سيِّدِنا هم َح ّمدُ وعلى اله وأ‬ َ ‫علَى‬ َ ‫ك‬ ِ ‫س ِلّ ُْم َو‬
ُْ ‫بار‬ َ ‫لو‬ ُِّ ‫ص‬َ ‫ اللّ هه اُم‬،‫ع ْبدهُهه َو َرسولهه‬ َ ‫سيِّدَنَا َونَبِيانَا هم َح امدًا‬ َ ‫ن‬ ُّ َ ‫ َوأ َ ْش َه ُده أ‬،‫َواإل ْكرام‬
‫ قال هللا تعالى في‬،‫ أوصيكم و نفسي بتقوى هللا وطاعته لعلكم تفلحون‬،‫فيايها اإلخوان‬: ‫ أما بعد‬،‫سان إلَى َي ْو ُِم الدِّين‬ ُِ ْ‫َوالتاا ِبعينَُ ِبإح‬
ُْ‫صلِح‬ْ ‫ يه‬،‫سدِيدًا‬ َ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫ا‬ َ
ُ ً ‫يَا أيُّ َها الذِينَُ آ َ َمنهوا اتاقهوا هللا َوقهولوا قَ ْو‬: ‫ بسم هللا الرحمان الرحيم‬،‫أعوذ بالل من الشيطان الرجيم‬: ‫القران الكريم‬
ُ‫هللاَ َح ا‬
‫ق‬ ُ ‫عظِ ي ًما وقال تعالى يَا اَيُّ َها الا ِذيْنَُ آ َمنه ْوا اتق ْوا‬
‫ه‬ ‫ا‬ َ ‫ن يهطِ ُِع هللا َو َرسهولَ ُهه فَقَ ُدْ فَازَُ فَ ْو ًزا‬ ُْ ‫لَكه ُْم أ َ ْع َمالَكه ُْم َويَ ْغف ُِْر لَكه ُْم ذهنهوبَكه ُْم َو َم‬
َُ‫ن ِإلاُ َوأ َ ْنت ه ُْم هم ْس ِل هم ْون‬ ُ‫تهقَا ِت ُِه َولَُ ت َ هم ْوت ه ا‬.
‫صدق هللا العظيم‬

Ma’asyiralُMusliminُhafidhakumullah,

Pada saat ini kita semua patut bersyukur bahwa bulan suci Ramadhan baru saja kita lalui
bersama dengan baik. Ini berarti kita semua telah lulus ujian, yakni berhasil menjalankan ibadah
puasaُselamaُsebulanُpenuhُsesuaiُdenganُketentuanُsyari’at.ُSekarangُjuga,ُkitaُpatutُ
bergembira karena di samping telah berhasil menambah pundi-pundi pahala, juga dosa-dosa kita
diampuniُolehُAllahُsubhanahuُwata’ala.ُRasulullahُshallahuُ‘alaihiُwaُsallamُbersabdaُdalamُ
sebuahُhaditsُyangُdiriwayatkanُdariُAbuُHurairahُradhiallahuُ‘anhuُsebagaiُberikut:

ُْ ‫سابًا غهف َُِر لَ ُهه َما تَقَد َُام ِم‬


ُ‫ن ذَ ْن ِب ِه‬ َ ِ‫ضانَُ ِإي َمانًا َوا ْحت‬
َُ ‫ام َر َم‬
َُ ‫ص‬ ُْ ‫َم‬
َ ‫ن‬

Artinya,ُ“BarangsiapaُberpuasaُRamadhanُkarenaُimanُdanُmengharapُpahala,ُmakaُakanُ
diampuni dosa-dosanyaُyangُtelahُlalu.”
Dari hadits tersebut lahirlah makna Idul Fitri yang dalam konteks Indonesia tidak hanya secara
bahasa bermakna Hari Raya setelah berakhirnya Ramadhan, atau yang dalam Kamus Al-Maany
dimaknai sebagai َُ‫صا ِئ ِميْن‬
‫ار لِل ا‬ َ ‫ل الاذِي َي ْبدَُأ ه ِب ُِه اإل ْف‬
ُ‫ط ه‬ ‫( اَل َي ْو هُم اْ ا‬hari pertama bagi orang-orang yang
ُ‫ألو ه‬
berpuasa Ramadhan mulai kembali berbuka [dengan makan dan minum seperti di hari-hari
biasa]),ُtetapiُjugaُsecaraُkonseptualُbermaknaُ“kembaliُsuci”ُsepertiُketikaُkitaُbaruُterlahirُkeُ
dunia.

Maknaُsecaraُkonseptualُtersebut,ُyakniُ“kembaliُsuci”,ُsecaraُbudayaُtelahُditerimaُumatُ
Islam Indonesia dari generasi ke generasi dengan merujuk pada maksud hadits di atas.
Setidaknya hal ini merupakan doa kita semua kepada Allah dan semoga dikabulkan. Amin.
Namunُdemikianُperluُadaُketegasanُbahwaُyangُdimaksudُ“kembaliُsuci”ُdalamُkonteksُiniُ
adalah terbebas dari dosa-dosaُkepadaُAllahُsubhanahuُwata’alaُsajaُkarenaُhanyaُmenyangkutُ
hablumُminallah.ُSedangkanُ“kembaliُsuci”ُdariُdosa-dosa kepada manusia tidak otomatis
terjadi karena hal ini menyangkut hablum minannas. Semua persoalan yang terkait dengan
sesama manusia harus diselesaikan sendiri antar sesama manusia.
Oleh karena itu, kita akan benar-benarُmencapaiُIdulُfitriُdalamُartiُ“kembaliُsuci” seperti
ketika baru terlahir ke dunia apabila urusan dosa-dosa dengan sesama manusia bisa kita
selesaikan dengan berakhirnya Ramadhan. Tentu saja lebih baik urusan dosa dengan sesama
manusia bisa kita selesaikan sesegera mungkin tanpa menunggu berakhirnya Ramadhan. Jadi
maksudnya, jangan sampai hingga datangnya bulan Syawal ini kita masih memiliki dosa-dosa
dengan sesama manusia yang belum terselesaikan.
Jika itu terjadi, maka sudah pasti dosa-dosa kepada sesama manusia tersebut akan menghalangi
kembalinyaُkitaُkepadaُ“fitrah”ُatauُ“suci”.ُHalُinilahُyangُkemudianُmelahirkanُtradisiُsalingُ
bermaaf-maafan diantara umat Islam yang di Indonesia dikenal dengan Halal bi halal. Tradisi ini
tentu saja baik karena dapat memperbaiki hubungan antar sesama manusia yang kadang-kadang
memang sulit terhindar dari konflik, ketegangan dan bahkan permusuhan.

Ma’asyiralُMusliminُhafidhakumullah,

Datangnya Idul Fitri membawa kita semua kembali pada kesucian sebagaimana telah diuraikan
di atas. Lalu, bagaimanakah kita menyikapi hari-hari setelah kita kembali pada keadaan suci ini?
Setidaknya ada dua jawaban sebagai berikut:
Pertama, kita hendaknya meneruskan kebaikan yang sudah dicapai selama Ramadhan. Dalam
kaitanُiniُSyekhُMuhammadُibnُ‘UmarُNawawiُal-Bantani mengingatkan salah satu dari
kesepuluh amaliah sunnah Ramadhan dalam kitabnya berjudul Nihâyah al-Zain fî Irsyâd al-
Mubtadi’in,ُyakniُistiqamahُdalamُmenjalankanُamaliahُRamadhanُdanُmelanjutkanُamaliah-
amaliah tersebut di bulan-bulan berikutnya.
Jika kita bisa melanjutkan amaliah-amaliah sunnah di bulan Ramadhan seperti menahan lisan
dan anggota badan lainnya dari perkara-perkara yang tak berguna - apalagi perkara-perkara
haram, memperbanyak sedekah, memperbanyak i'tikaf, mengkhatamkan Al-Quran setidaknya
sebulan sekali, dan sebagainya, maka itu berarti kita melakukan upaya peningkatan kualitas
ruhaniُkita.ُPeningkatanُsemacamُituُsejalanُdenganُmaknaُkataُ“Syawal”ُ(ُ‫ )ش اَوا هل‬yang secara
etimologisُberasalُdariُkataُ“Syala”ُ(ُ‫ )شَا َل‬yangُberartiُ“irtafaá”ُ(‫ )ا ِْرُت َفَ َُع‬yang dalam bahasa
Indonesiaُberartiُ“meningkatkan”.

Tentu saja mungkin kita tidak bisa melakukan persis sama dengan apa yang kita lakukan selama
Ramadhan dalam rangka peningkatan amal karena berbagai alasan seperti kesibukan
menjalankan tugas sehari-hari dan sebagainya. Tetapi setidaknya ada ikhtiar kita untuk
melestarikan ibadah-ibadah seperti itu, misalnya dengan menjauhi maksiat, berpuasa 6 hari di
bulan Syawal dan sebagainya. Ramadhan memang dimaksudkan sebagai bulan tarbiyah atau
bulan pendidikan dimana umat Islam digembleng selama sebulan penuh agar menjadi orang-
orangُyangُbertakwaُkepadaُAllahُsubhanahuُwata’ala.ُُ

Ma’asyiralُMusliminُhafidhakumullah,

Kedua, menjaga agar kita tidak mengalami kebangkrutan amal yang telah kita raih baik sebelum
dan selama Ramadhan dengan cara tidak menzalimi orang lain. Dalam hal ini Rasulullah
shallahu alaihi wa sallam menjelaskan tentang kebangkrutan amal sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Hurairah dalam sebuah berikut ini:

ُ‫أَتَد هْر ْونَُ َما ا ْل هم ْفل ه‬


َُ ‫ِس؟”قَا‬
“‫ل‬

Artinya,ُ“Tahukahُkalianُsiapakahorangُyangُmengalamiُkebangkrutanُamal?ُTanyaُRasulullahُ
kepada para sahabat. Mereka menjawab:

َ‫ع‬ ُ ‫لَ د ِْره ََُم لَ ُهه َو‬


ُ ‫لَ َمت َا‬ ُ‫ا َ ْل هم ْفل ه‬: ‫قَاله ْوا‬
ُْ ‫ِس فِ ْينَا َم‬
ُ ‫ن‬

Artinya,ُ“Paraُsahabatُmenjawabُ:ُOrangُbangkrut menurut pendapat kami ialah mereka yang


tiadaُmempunyaiُuangُdanُtiadaُpulaُmempunyaiُhartaُbenda.”

‫فَقَال‬

Artinya,ُ“MakaُNabiُmenjawab”:
“‫سفَكَُ دَ َُم ٰهذَا‬ َ ‫ َو‬،‫ل ٰهذَا‬ َُ ‫ل َما‬َُ ‫ َوأ َ َك‬،‫ف ٰهذَا‬ َُ َ‫ َوقَذ‬،‫شت ََُم ٰهذَا‬َ ُْ‫ َو َيأْتِي قَد‬،‫ص َيامُ َوزَ كَاة‬ ِ ‫صلَةُ َو‬ َ ‫ َيأْتِي َي ْو َُم ا ْل ِق َيا َم ُِة ِب‬،‫ن أ ه امتِي‬ َُ ‫ن ا ْل هم ْفل‬
ُْ ِ‫ِس م‬ ُ‫ ِإ ا‬،
َ ‫ن َخ‬
‫طايَاهه ُْم‬ ‫ه‬
ُْ ‫ أخِ ُذَ ِم‬،ِ‫علَ ْيه‬َ ‫ضى َما‬ َ ‫ن يَ ْق‬ َ
ُْ ‫ل أ‬ َُ ‫ قَ ْب‬،‫سنَاتههه‬
َ ‫ت َح‬ ُْ ِ‫فَإ‬. ‫سنَاتِ ُِه‬
ُْ َ‫ن فَنِي‬ ُٰ ِ‫سنَاتِ ُِه َو ٰهذَا م‬
َ ‫ن َح‬ َ ‫ن َح‬ ُْ ِ‫فَيهعْطِ ى ٰهذَا م‬. ‫ب ٰهذَا‬ َُ ‫ض َر‬َ ‫َو‬
ُِ ‫ح فِي النا‬
‫ار‬ ‫ه‬ ‫ه‬ َ
َُ ‫ث اُم ط ِر‬. ‫عل ْي ُِه‬ ُْ ‫”فَط ِر َح‬
َ ‫ت‬ ‫ه‬

Artinya,ُ“Sesungguhnyaُorangُbangkrutُdariُumatkuُialahُmerekaُyangُpadaُhariُkiamatُ
membawa amal kebaikan dari shalat, puasa, dan zakat. Tetapi mereka dahulu pernah mencaci
maki orang lain, menuduh (dan mencemarkan nama baik) orang lain, memakan harta orang lain,
menumpahkan darah orang lain dan memukul orang lain. Maka kepada orang yang mereka salahi
itu diberikan pahala amal baik mereka; dan kepada orang yang lain lagi diberikan pula amal baik
mereka. Apabila amal baik mereka telah habis sebelum utangnya lunas, maka diambillah
kesalahan orang yang disalahi itu dan diberikan kepada mereka; Sesudah itu, mereka yang suka
mencaci, menuduh, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang lain, dan memukul
orangُlainُitu,ُakanُdilemparkanُkeُdalamُneraka.”

Ma’asyiralُMusliminُhafidhakumullah,

Hadits tersebut hendaklah dapat kita hayati bersama karena memberikan kesadaran kepada kita
betapa pentingnya menghindari perbuatan mendzalimi sesama manusia. Alasannya adalah
kedzaliman-kedzaliman seperti itu dapat membuat kita bangkrut secara agama, yakni ludesnya
amal-amal kebaikan kita yang telah kita kumpulkan dengan susah payah selama bertahun-tahun,
bahkan selama hidup kita.
Utuk itu apabila kita sayang pada diri sendiri, maka jagalah agar amal-amal baik kita bisa kita
rawat dengan sebaik-baiknya sehingga tidak musnah sia-sia, dengan cara kita harus bisa
mengendalikan diri kita sehingga orang lain selamat dari perbuatan mendzalimi orang lain
seperti: menyakiti hati, menghujat dan memaki, memfitnah dan menuduh tanpa bukti,
mengambil hak seperti mencuri dan korupsi, membunuh, menyakiti secara fisik, dan sebagainya.

Ma’asyiralُMusliminُhafidhakumullah,

Mudah-mudahan apa yang khatib sampaikan tadi terkait dengan apa yang harus kita lakukan
setelah Ramadhan, dapat bermanfaat bagi kita semua, dan khususnya bagi khatib pribadi.
Mudah-mudahanُpulaُkitaُsemuaُsenantiasaُmendapatُpetunjukُdariُAllahُsubhanahuُwata’alaُ
sehingga hal-hal jelek seperti yang tadi khatib kemukakan benar-benar dapat kita hindari
bersama,ُdanُakhirnyaُkitaُsemuaُkelakُُditerimaُdiُsisiُAllahُsubhanahuُwata’alaُdanُ
ditempatkanُdiُsurgaُbersamaُRasulullahُshallallahuُ‘alaihiُwasallamُdanُorangُsalehُlainnya.ُ
Amin…ُAminُyaُRabbalُ'alamin.
‫ل ل َِر ِبّكَُ َوا ْن َح ُْر ِإ اُ‬
‫ن شَانِئ َكَُ ه َُهو الَ ْبت هَرُ‬ ‫ط ْينَاكَُ ا ْلك َْوث َ َُر فَ َ‬
‫ص ُِّ‬ ‫يم ‪ِ .‬إناا أ َ ْع َ‬
‫الرحِ ُِ‬
‫من ا‬‫الر ْح ُِ‬
‫هللا ا‬
‫الر ِجي ُِْم ‪ِ .‬بس ُِْم ُِ‬
‫ْطن ا‬
‫شي ُِ‬ ‫أع ْهو ُذه ِبا ُِ‬
‫لل مِ نَُ ال ا‬

‫ي َو ِم ْنكه ُْم ت َ‬
‫ِلوت َ ُهه اِنّ ُهه ه َُهو ال ا‬
‫س ِم ْي هعُ‬ ‫ت َوال ِذّ ْك ُِر ا ْل َح ِكي ُِْم ‪َ .‬وتَقَبا ُْ‬
‫ل ِمنِّ ُْ‬ ‫آن ا ْلعَظِ ي ُِْم َونَفَعَنِي َواِيِّاكه ُْم بما فيه مِنَُ اآليَا ُِ‬
‫هللاه لِي َولَكه ُْم فِي ا ْلقه ْر ُِ‬
‫اركَُ ُ‬
‫بَ َ‬
‫ه‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫العَ ِل ْي هُم ‪..‬فَا ْست َ ْغف هِر ْوا اِنا ُهه ه َهوالغَف ْو هُر ا‬
‫الرحِ ْي همُ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫هللاه ا َ ْك َب ْرُ‬
‫هللاه ا َ ْكبَ ُْر ُ‬ ‫لا ُ‬
‫هللاه َو ُ‬ ‫لً لَُ اِلَهَُ اِ ُ‬ ‫هللاه ا َ ْكبَ ُْر كبيرا َواْل َح ْم ُده للُِ َكثِي ًْرا َوسه ْب َحانَُ هللا به ْك َر ُة ً َُو أ َ ْ‬
‫ص ْي ُ‬ ‫هللاه ا َ ْكبَ ُْر (‪ُ ×) ٤‬‬
‫هللاه ا َ ْكبَ ُْر (‪ُ ×) ٣‬‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫َوللُِ ال َح ْم ُده‬
‫س ِيّدَنَا هم َح امدًا‬ ‫أن َ‬ ‫هللاه َو ْحدَُهه لَُ ش َِريْكَُ لَ ُهه َوأ َ ْش َه ُده اُ‬ ‫ن لَُ اِلَهَُ ِإلاُ ُ‬
‫هللاه َو ُ‬ ‫لى ت َْوفِ ْي ِق ُِه َواِ ْمتِنَانِ ُِه ‪َ .‬وأ َ ْش َه ُده أ َ ُْ‬ ‫ش ْك هُر لَ ُهه َ‬
‫ع َُ‬ ‫سانِ ُِه َوال ُّ‬
‫لى ِإ ْح َ‬
‫ع َُ‬ ‫ا َ ْل َح ْم ُده ُِ‬
‫لل َ‬
‫ّ‬
‫سُِل ُْم ت َ ْس ِل ْي ًما كِثي ًْرا‬
‫ص َحابِ ُِه َو َ‬ ‫َ‬
‫علَى ا َ ِل ُِه َوأ ْ‬ ‫علَى َ‬
‫سيِّ ِدنَا هم َح امدُ ِو َ‬ ‫ل َ‬ ‫ص ُِّ‬
‫إلى ِرض َْوانِ ُِه ‪.‬الل هه اُم َ‬ ‫ه‬
‫ع ْبدهُهه َو َرسه ْول ُهه الدااعِى َُ‬ ‫َ‬

‫هللا أ َ َم َركه ُْم ِبأ َ ْمرُ َبدَُأ َ ِف ْي ُِه ِبنَ ْف ِس ُِه َوثَـنَى ِب َمآل ِئ َك ِت ُِه ِبقهدْ ِس ُِه َوقَا َلُ‬
‫ن َُ‬ ‫ع اما نَ َهى َوا ْعلَ هم ْوا أ َ اُ‬
‫اس اِتاقهوهللاَ ِف ْي َما أ َ َم َُر َوا ْنت َ هه ْوا َ‬
‫أ َ اما َب ْع ُده فَيُا َ اَيُّ َها النا هُ‬
‫صلاى ُ‬
‫هللاه‬ ‫س ِيّ ِدنَا هم َح امدُ َ‬ ‫علَى َ‬ ‫ل َ‬ ‫س ِلّ هم ْوا ت َ ْس ِل ْي ًما ‪.‬الل هه اُم َ‬
‫ص ُِّ‬ ‫صلُّ ْوا َ‬
‫علَ ْي ُِه َو َ‬ ‫لى النا ِبى يآ اَيُّ َها الا ِذيْنَُ آ َمنه ْوا َ‬ ‫ع َُ‬ ‫صلُّ ْونَُ َ‬ ‫هللا َو َمآلئِ َكت َ ُهه يه َ‬
‫ن َُ‬ ‫ت َعاَلَى ِإ اُ‬
‫َ‬
‫الرا ِش ِديْنَُ أبِى بَ ْكرُ َوعه َمر‬ ‫ن ال هخلَفَاءُِ ا‬ ‫ْ‬ ‫ع ُِ‬ ‫ّ‬
‫ض الل هه اُم َ‬ ‫ار َُ‬ ‫ْ‬
‫علَى ا َ ْنبِيآئِكَُ َو هُرسهلِكَُ َو َمآلئِ َك ُِة ال همقَ اربِيْنَُ َو ْ‬ ‫سيِّدِنُا َ هم َح امدُ َو َ‬ ‫ل َ‬ ‫علَى آ ُِ‬ ‫ّ‬ ‫علَ ْي ُِه َو َ‬
‫س ِل ُْم َو َ‬ ‫َ‬
‫َ‬ ‫ا‬
‫عنا َمعَ هه ُْم بِ َرحْ َمتِكَُ يَا أ ْر َح َُم‬ ‫ض َ‬ ‫ار َُ‬ ‫ْن َو ْ‬ ‫َ‬
‫سانُ اِلىيَ ْو ُِم ال ِدّي ُِ‬ ‫َ‬ ‫ا‬ ‫ا‬
‫ص َحابَ ُِة َوالتابِ ِعيْنَُ َوت َابِعِي التابِ ِعيْنَُ ل هه ُْم بِاِحْ َ‬ ‫ن بَ ِقيا ُِة ال ا‬ ‫ْ‬
‫عُ‬ ‫علِى َو َ‬ ‫َوعهث َمان َو َ‬ ‫ْ‬
‫الراحِ ِميْنَُ‬
‫ا‬

‫ش ِْركَُ‬ ‫ل ال ّ‬ ‫ِز اْ ِإل ْسلَ َُم َواْل هم ْس ِل ِميْنَُ َوأ َ ِذ اُ‬ ‫ت الل هه اُم أَع اُ‬ ‫ت اَلَ ْحيآ هُء ِم ْن هه ُْم َواْلَ ْم َوا ُِ‬ ‫ت َواْل هم ْسلِمِ يْنَُ َواْل هم ْس ِل َما ُِ‬ ‫اَلل هه اُم ا ْغف ُِْر ِل ْل همؤْ مِ نِيْنَُ َواْل همؤْ ِمنَا ُِ‬
‫ل َك ِل َماتِكَُ‬ ‫ْن َوا ْع ُِ‬ ‫ِر أ َ ْعدَا َُء ال ِدّي ُِ‬
‫ل اْل هم ْس ِل ِميْنَُ َُو دَ ّم ُْ‬ ‫ن َخذَ َُ‬‫ل َم ُْ‬ ‫ص َُر ال ِدّيْنَُ َوا ْخذه ُْ‬‫ن نَ َ‬ ‫ص ُْر ِعبَادَكَُ اْل هم َو ِّح ِديا ُةَ َوا ْن ه‬
‫ص ُْر َم ُْ‬ ‫َواْل هم ْش ِر ِكيْنَُ َوا ْن ه‬
‫ن بَلَ ِدنَا اِ ْندهونِ ْي ِسياا‬ ‫ع ُْ‬
‫طنَُ َ‬ ‫ظ َه َُر ِم ْن َها َو َما بَ َ‬ ‫ل َواْل ِم َحنَُ َوسه ْو َُء اْل ِفتْنَ ُِة َواْل ِم َحنَُ َما َ‬ ‫الزلَ ِز َُ‬‫عناا اْلبَلَ َُء َواْ َلوبَا َُء َو ا‬ ‫ْن ‪.‬الل هه اُم ادْفَ ُْع َ‬ ‫ِإلَى يَ ْو َُم ال ِدّي ُِ‬
‫ار ‪َ .‬ربانَا‬ ‫اب النا ُِ‬ ‫عذَ َُ‬ ‫ً‬
‫سنَ ُة َوقِنَا َ‬ ‫سنَ ُة َوفِى اْآلخِ َرةُِ َح َ‬ ‫ً‬ ‫ً‬
‫ان اْل هم ْسلِمِ يْنَُ عآ ام ُة يَا َرباُ اْلعَالَمِ يْنَُ ‪َ .‬ربانَا آتِنُا َ فِى الدُّ ْنيَا َح َ‬ ‫ْ‬
‫سائ ُِِر اْلبهلدَ ُِ‬ ‫ص ُةً َو َ‬ ‫خآ ا‬
‫ْ‬
‫بى َويَن َهى‬ ‫ه‬ ‫ْ‬
‫ان َوإِيْتآءُِ ذِي الق ْر َُ‬ ‫س ُِ‬ ‫ْ‬
‫ل َوا ِإل ْح َ‬ ‫ْ‬ ‫ْ‬
‫ن هللاَُ يَأ هم هُر بِالعَدْ ُِ‬ ‫ن مِنَُ الخَاس ِِريْنَُ ‪ِ .‬عبَادَهللاُِ !إِ اُ‬ ‫ْ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬
‫اإن ل ُْم تَغف ُِْر لنَا َوت َْر َح ْمنَا لنَك ْونَ اُ‬‫َ‬ ‫ْ‬
‫سنَا َو ُ‬ ‫ظلَ ْمنَا ا َ ْنفه َ‬
‫َ‬
‫لى نِ َعمِ ُِه َي ِزدْكه ُْم َولَ ِذ ْك هُر ُِ‬
‫هللا‬ ‫ع َُ‬ ‫هللا اْل َعظِ ي َُْم َيذْكه ْركه ُْم َوا ْشكه هر ْو ُهه َ‬ ‫ن اْلفَ ْحشآءُِ َواْل هم ْنك َُِر َواْل َب ْغي َي ِعظهكه ُْم لَ َعلاكه ُْم تَذَ اك هر ْونَُ َواذْكه هروا َُ‬ ‫ع ُِ‬ ‫َ‬
‫أ َ ْكبَ ُْر‬

‫‪Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta‬‬

You might also like