Jurnal 2

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.

8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan


Volume 5 No 1 (Maret 2022)

Tinjauan Ketepatan Kode dengan Pending Klaim Pasien Rawat Inap BPJS Kesehatan
di RSUD dr. Adnaan Wd Payakumbuh Tahun 2021

Review of Code Accuracy with Pending Claims of BPJS Health in Patiens at


RSUD dr. Adnaan Wd Payakumbuh 2021

Oktamianiza¹
Isya Apda Reza2

1,2 D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan STIKES Dharma Landbouw Padang
Jl. Jhoni Anwar No. 29F Ulak Karang Padang, Sumatera Barat
e-mail : oktamianiza@gmail.com

Abstract

The accuracy of the coding of a diagnosis is influenced by the clarity of writing and the
completeness of the diagnosis. The right diagnosis will produce the right code data as well. If
there is an error in coding, this will have an impact on claims for health care costs. This research
was conducted at the Regional General Hospital dr. Adnaan WD Payakumbuh. This type of
research is descriptive qualitative with in-depth interviews with the head of the medical record
installation, inpatient coder, and case mix officers. The results showed that there were 3 human
resources related to coding with educational qualifications of D3 Medical Record, coding SOPs
and case mix SOPs already existed and had been implemented, the implementation of coding
training was carried out, the implementation of the disease diagnosis code was still constrained
because the resume did not match the status. , insufficient supporting data, and incorrect
placement of primary and secondary diagnoses, it takes several days for the revision of pending
claims to be carried out to the doctor in charge of the patient (DPJP). In addition, the coder still
has difficulty in reading the doctor's diagnosis, thus affecting the quality of the code and having
an impact on pending claims.

Keywords: code accuracy; SOP; pending claim; BPJS health

Abstrak

Ketepatan pemberian kode dari suatu diagnosa dipengaruhi oleh kejelasan penulisan dan
kelengkapan diagnosa. Diagnosis yang tepat akan menghasilkan data kode yang tepat pula.
Apabila terjadi kesalahan dalam pengodean hal ini akan berdampak terhadap klaim biaya
pelayanan kesehatan. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Adnaan WD
Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan wawancara mendalam
dengan kepala instalasi rekam medis, coder rawat inap, dan petugas case mix. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa SDM terkait koding sudah ada sebanyak 3 orang dengan kualifikasi
pendidikan D3 Rekam Medis, SOP pengkodingan dan SOP case mix sudah ada dan sudah
dilaksanakan, pelaksanaan pelatihan pengkodingans ada dilaksanakan, pelaksanaan kode
diagnosa penyakit masih terkendala dikarenakan resume yang tidak sesuai dengan status, data
penunjang anamesa yang kurang, serta penempatan diagnosis utama dan diagnosis sekunder
tidak tepat, pelaksanan revisi klaim pending diperlukan waktu beberapa hari untuk ke dokter
penanggung jawab pasien (DPJP). Disamp;ing itu koder masih kesulitan dalam membaca
diagnosa dokter, sehingga mempengaruhi kualitas kode dan berdampak terhadap pending
klaim.

Kata Kunci : ketepatan kode; SOP; pending klaim; BPJS kesehatan

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 37
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

1. Pendahuluan digunakan dokter dalam menyebutkan


Rumah sakit adalah institusi suatu penyakit yang diderita oleh seorang
pelayanan kesehatan yang pasien atau suatu keadaan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan menyebabkan seorang pasien memerlukan
perorangan secara paripurna yang atau menerima asuhan medis dengan
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat tujuan untuk memperoleh pelayanan
jalan, dan gawat darurat berdasarkan pengobatan, mencegah suatu masalah
Permenkes 3 Tahun 2020 tentang Klasifikasi kesehatan menjadi buruk dan juga untuk
dan Perizinan Rumah Sakit. Rumah sakit peningkatan kesehatan (Oktamianiza, 2020).
didirikan, dimiliki dan diselenggarakan Proses pengajuan klaim dari Rumah
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah Sakit kepada BPJS Kesehatan memiliki
dan swasta. Rumah sakit perlu tahap verifikasi kelengkapan berkas
meningkatkan kualitas dalam pelayanan administrasi kepesertaan, administrasi
kesehatan dengan dukungan dari berbagai pelayanan serta verfikasi pelayanan
aspek yang terkait salah satunya melalui kesehatan. Kelengkapan dokumen klaim
penyelenggaraan rekam medis kesehatan BPJS yang terdapat di rumah sakit meliputi
(Permenkes No.3, 2020). rekapitulasi pelayanan dan berkas
Rekam medis digunakan sebagai pendukung pasien yang terdiri dari Surat
bukti tertulis atas seluruh tindakan serta Eligibilitas Peserta (SEP), resume medis,
pelayanan yang sudah diberikan kepada keterangan diagnosa dari dokter yang
pasien, dan sebagai alat komunikasi antar merawat, dan bukti pelayanan lainnya.
tenaga kesehatan yang ikut serta dalam Pihak rumah sakit berkewajiban untuk
menangani serta merawat pasien. Rekam melengkapi dokumen persyaratan klaim
medis harus diselenggarakan sesuai dengan BPJS Kesehatan sebelum diajukan kepada
standar yang telah ditetapkan pihak BPJS Kesehatan untuk memperoleh
pemerintah(PERMENKES RI No penggantian biaya perawatan pasien sesuai
269/MENKES/PER/III/2008, 2008), jika dengan tarif Indonesia Case Base Groups
tidak terlaksana akan mengurangi mutu (INA-CBG’s).(Valentina & Halawa, 2018)
pelayanan dari unit rekam medis itu Berkas klaim yang ditemukan tidak
sendiri. Ada beberapa tahapan yang dilalui lengkap dalam proses verifikasi akan
dalam pengelolaan rekam medis mengakibatkan keterlambatan dalam
diantaranya adalah coding. pengajuan klaim atau bahkan berkas tidak
Coding merupakan salah satu bagian dapat diklaim. Setelah tahapan verifikasi,
dari unit rekam medis yang mempunyai BPJS Kesehatan akan melakukan
fungsi memberi kode pada diagnosis utama persetujuan klaim dan melakukan
yang sesuai dengan aturan ICD-10. Tujuan pembayaran untuk berkas yang memang
penggunaan ICD-10 ialah untuk layak, namun untuk berkas yang pending
menyeragamkan nama dari golongan harus dikembalikan ke rumah sakit untuk
penyakit serta faktor yang mempengaruhi dapat diperiksa dan nantinya akan diajukan
kesehatan, manfaat ICD-10 untuk kembali pada bulan berikutnya. (Valentina
mempermudah perekam yang sistematis, & Halawa, 2018)
analisa, interpretasi dan perbandingan data, Data hasil survey awal yang telah
sedangkan dalam kegiatannya dapat dilakukan di Rumah Sakit Umum
mempermudah pelayanan dan penyajian dr.Adnaan WD Payakumbuh pada tanggal
informasi, tujuan epidemiologi umum dan 25 Februari 2021, peneliti mendapatkan
manajemen kesehatan.(Abiyasa et al., 2012) permasalahan yang berhubungan dengan
Pelaksanaan pengodean yang pending klaim berdasarkan berita acara
dilakukan pada berkas rekam medis harus verifikasi klaim di bulan September dan
dilakukan dengan sangat teliti lengkap dan Oktober 2020, dari 44 berkas klaim pending
akurat sesuai dengan kode diagnosa yang pasien rawat inap, sebanyak 26 berkas
ada dalam ICD-10. Diagnosis harus merupakan kesalahan koding, 10 berkas

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 38
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

merupakan ketidaklengkapan pemeriksaan tentu apa yang ditulis dokter sesuai itu
penunjang, 5 berkas karena salah entry, dan yang di koding, Diagnosa Utama, Diagnosa
3 berkas oleh administrasi. Sekunder, dan penunjangnya. Nantik
setelah sama kami kan nantik di verifikasi
2. Metode sama tim JKNnya ada dokternya, bisalah
anamesanya terus terapi prosedurnya ini
Partisipan pada penelitian ini adalah 1
sesuai gak kodingnya yang dibuat
Kepala Rekam Medis, 2 Coder Rawat Inap,
DPJPnya”. (informan 3)
dan 1 petugas Case Mix. Cara pengumpulan
Berdasarkan wawancara
data dalam penelitian menggunakan
mendalam petugas pernah ikut serta
wawancara mendalam kepada partisipan
dalam pelatihan terkait koding, namun
dengan menggunakan tape recorder untuk
itu dilaksanakan hanya melalui
merekam hasil wawancara dari partisipan
daring(zoom). Menurut coder
serta pedoman wawancara yang digunakan
pengkodean yang tepat yaitu
sebagai panduan bagi peneliti dalam
mengkode sesuai dengan aturan kaidah
mengajukan pertanyaan sesuai dengan
kode dengan panduan buku ICD-10
tujuan penelitian. Analisa data dalam
dan mengkode sesuai dengan diagnosa
penelitian ini meliputi reduksi data,
utama, sekunder, dan penunjang yang
penyajian data, serta penarikan
telah di isi DPJP.
kesimpulan.(Sugiyono, 2015).
Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Fadlilah et
3. Hasil Dan pembahasan al., 2020) tentang “Evaluasi Kinerja
Adapun jumlah informan dalam Petugas Koding & Klaim JKN RI di
penelitian ini ada empat orang. Yakni RSUP DR. Hasan Sadikin Bandung”
kepala unit rekam medis, Coder Rawat inap menjelaskan kinerja petugas koding &
dan petugas Case Mix. Setelah dianalisis klaim JKN RI. Dijelaskannya bahwa
maka ditemukan enam komponen sebagai hasil yang didapatkan yaitu petugas
hasil dari penelitian. koding dan klaim JKN rawat inap tidak
Komponen Input pernah mendapatkan reward dari
a. SDM pimpinan apalagi mendapat pujian dan
Terkait dukungan dari rumah sakit sertifikat penghargaan atas kinerja
terhadap pelaksanaan klaim seperti yang mereka capai sudah sesuai
adanya pelatihan koding. Berdasarkan dengan prosedur yang ada, petugas
kutipan wawancara mendalam dengan koding dan klaim JKN rawat inap
informan yaitu sebagai berikut: “Ada, sudah pernah mengikuti pelatihan dan
karna sekarang pandemi jadi hanya lewat 3 kali seminar tentang rekam medis
daring saja”. (Informan 1). “Dulu ada khusunya tentang Kodifikasi, sudah
sekarang enggak, sekarang karna pandemi adanya SPO mengenai pelaksanaan
tidak di lakukan”. (informan 2). “Pelatihan koding dan klaim JKN rawat inap
ada karena masa pandemi ini kan lewat sehingga dapat memudahkan petugas
zoom aja”. (informan 3) dalam menjalankan tugasnya.
Terkait seperti apa pengkodingan b. SOP
yang tepat. Berdasarkan kutipan Terkait SOP pengkodingan yang
wawancara mendalam dengan ada di rumah sakit. Berdasarkan
informan yaitu sebagai berikut: “Kode kutipan wawancara mendalam dengan
yang tepati tu menurut kak mengkoding informan yaitu sebagai berikut:
diagnosa sesuai dengan yang ditulis dokter “SOPnya ada”.(informan 1). “ada
dan sesuai dengan panduan buku ICD-10, SOPnya”.(informan 2). “ada
sesuai dengang aturan kaidah kodenya”. dek”.(informan 3). “ada dek”. (nforman 4).
(informan 2). “Kan di rumah sakit ini ada Berdasarkan wawancara
tim verifikasinya ya, Kami sebagai koder mendalam kepada informan di RSUD

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 39
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

dr. Adnaan WD Payakumbuh terkait Kendala yang dialami terkait


kegiatan pengkodean dan juga pelaksanaan pengkodean. Berdasarkan
pengklaiman apakah SOP sudah kutipan wawancara mendalam dengan
dijalankan. Berdasarkan kutipan informan yaitu sebagai berikut:
wawancara mendalam dengan “Kendalanya itu, isi resume dengan status,
informan yaitu sebagai berikut: “Sudah, kadang ada diagnosa utama di resumenya
sudah sesuai”. (informan 1). “Sudah, lain didalamnya lain atau memang belum
sesuai”. (informan 2). “Sudah, sudah ditulis atau lupa. Yang penting kita
sesuai SOP”. (informan 3). “Sudah, kita menyamain antara resume dan statusnya.
kerja ini sesuai dengan SOP”. (informan 4) Intinya harus sama harus singkron ya
Dapat disimpulkan bahwa untuk kan.” (Informan 2). “Kendalanya ya ada
SOP berdasarkan wawancara sebagian di tulisan dokter, biasa kalau itu
mendalam mengenai SOP informan bisa tanya kepada teman, kalau gak sama
mengatakan ada SOP nya dan sudah dokter yang memverifikasikan, kalau betul
dijalankan. betul memang ada keraguan di
Berdasarkan hasil penelitian yang penulisannya tanya sama dokter yang
dilakukan oleh (Sulisna, 2018) tentang berkaitan, sama dokter DPJPnya. Mungkin
“Faktor Yang Berhubungan Dengan kalau misalnya ada yang gak lengkap atau
Pelaksanaan Standar Prosedur beda misalnya di resume sama di statusnya
Operasional Kerja di Unit Kerja Rekam itu di kembalikan ke DPJP dikembalikan ke
Medis RSUD DR.M.Djoelham Binjai” ruangannya, nanti admin ruangan yang
menjelaskan bahwa Standar Prosedur memeriksa kelengkapan tadi”. (Informan 3).
Operasional (SPO) rekam medis sangat Berdasarkan wawancara mendalam
berpengaruh kepada Rumah sakit dan mengenai pelaksanaan kode diagnosa
juga kepada pasien karena berkas penyakit masih terdapat kendala
rekam medis memiliki nilai terhadap seperti pengisian resume yang tidak
administrasi, hukum, penelitian, sesuai dengan status, penulisan
dokumentasi, dan medis. diagnosa masih sulit terbaca oleh coder.
Suatu standar/pedoman tertulis Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang dipergunakan untuk mendorong penelitian (Kusumawati & Pujiyanto,
dan menggerakkan suatu kelompok 2018) tentang “faktor-faktor penyebab
untuk mencapai tujuan organisasi. pending klaim rawat inap di RSUD
Standar operasional prosedur Koja” menjelaskan ketidaklengkapan
merupakan tatacara atau tahapan yang pengisian resume medis. Dijelaskan
dibakukan dan yang harus dilalui bahwa hasil yang didapatkan yaitu
untuk menyelesaikan suatu proses penyebab DPJP tidak dapat mengisi
kerja tertentu. Standar operasional resume medis lengkap adalah waktu
prosedur adalah pedoman atau acuan yang terbatas sedangkan jumlah pasien
untuk melaksanakan tugas pekerjaan yang ditangani banyak, dan DPJP
sesuai dengan fungsi dan alat penilaian masih belum memahami kelengkapan
kinerja instansi pemerintah data resume medis yang berhubungan
berdasarkan indikator teknis, dengan diagnosis. BPJS Kesehatan akan
administrasif dan prosedural sesuai meminta konfirmasi apabila tidak
dengan tata kerja, prosedur kerja dan terdapat data yang dibutuhkan dalam
sistem kerja pada unit kerja yang resume medis untuk proses verifikasi.
bersangkutan. (Sulisna, 2018). Proses verifikasi membutuhkan
kelengkapan data dalam resume medis
Komponen Proses
yang menunjang diagnosis baik
a. Pelaksanaan kode diagnosa penyakit
diagnosis primer maupun sekunder,
pasien rawat inap yaitu anamnesis, pemeriksaan fisik dan
tanda – tanda vital, pemeriksaan

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 40
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

laboratorium, pemeriksaan radiologi membantu coder dalam melaksanakan


beserta interpretasinya, tindakan pengkodean klinis. Penulisan diagnosa
spesifik, dan terapi. Semua hal tersebut yang lengkap dan spesifik dapat
harus sesuai dengan diagnosis pada menjamin ketepatan pengkodean klinis.
resume medis. Apabila ada diagnosis Selain itu, resume medis juga
yang tidak disertai pemeriksaan yang digunakan oleh pihak ketiga berupa
sesuai ataupun tanpa hasil asuransi untuk mengetahui kualitas
pemeriksaan, maka berkas tersebut asuhan pelayanan kesehatan yang
akan pending dan dikembalikan ke diberikan oleh tenaga medis terhadap
rumah sakit untuk konfirmasi. pasien pada suatu institusi kesehatan
b. Ketepatan kode diagnosa penyakit c. Pelaksanaan pengodean dan
yang menyebabkan klaim pending ketepatan kode diagnosa penyakit
Berkas klaim pending akibat koding pada klaim pending
yang masih mengalami kendala saat Terkait pelaksanaan yang
diperbaiki. Berdasarkan kutipan dilakukan untuk mengurangi
wawancara mendalam dengan terjadinya pending klaim akibat
informan yaitu sebagai berikut: “Ya koding. Berdasarkan kutipan
seperti kelengkapan kodingnya, terus wawancara mendalam dengan
diagnosa ini tidak ada penunjang informan yaitu sebagai berikut: “Untuk
anamesanya terus dilengkapilah sesuai mengurangi klaim pending, DPJP harus
dengan diagnosa yang tertera disini. melengkapi pengisian berkas rekam medis
Kelengkapan diagnosa prosedurnya, selengkap-lengkapnya. Di perbaiki kembali,
pengobatannya, obat pulangnya juga harus dikaji ulang lagi dimana letak
lengkap” (informan 2) . Ada kendala, kesalahan,mana yang kurang.” (informan
seperti penempatan diagnosa utama dan 2). “Kalau kesalahan koding ya itu
sekunder yang klaim pending itu ada konfirmasi lagi nanti lagi dengan tim JKN
konfirmasi lagi ke DPJP-nya kadangkan verifikasi, kalau kesalahan koding itu
DPJP-nya lagi cuti, tapi itu biasanya di langsung kami yg perbaiki, tapi kalau
informasikan dan di serahkan”. (informan memng ada yang tidak cocok diagnosanya
3). itu pergi ke DPJP”.(informan 3). “Klaim
Maka dapat disimpulkan bahwa pending itu nanti dikembalikan oleh BPJS
berkas klaim pending akibat koding kesini, BPJS memberikan keterangan
yang masih mengalami kendala saat pendingnya dikarenakan apa. Misalnya
diperbaiki menyatakan terkendala pending dari IGD, tetapi kasus pendingnya
karena kelengkapan koding, penunjang bukan pending IGD, misalnya kode kak
anamesa kurang, dan penempatan Dewi nanti dia merujuk ke status,
diambilnya status, diberikannya ke dokter
diagnosa utama dan sekunder.
verifikator IGD ibuk Dila jadi ibuk nya
Hasil penelitian ini sesuai dengan
menambahkan kasus IGDnya”. (informan
penelitian (Supriadi & Rosania, 2019)
4.
tentang “tinjauan berkas klaim tertunda
Berdasarkan kutipan wawancara
pasien jkn rumah sakit hermina
mendalam terkait berapa lama
ciputat” menjelaskan selain itu terdapat
perbaikan klaim pending dengan
68 berkas tertunda dikarenakan tidak
informan yaitu sebagai berikut : “Kalau
lolos verifikasi pelayanan kesehatan.
1 berkas itu sehari, tapi kalau untuk
Untuk hal ini kebanyakan dikarenakan
pending karena anamesa dokter atau
kode diagnosa yang tidak sesuai.
penempatan diagnosa itu butuh waktu lama
Terdapat 2 kode diagnosa yang kadang dokter tidak ada, paling lama itu
digabung jadi 1, tidak ada kode seminggu lah kalau yang pending karena
diagnosa, dan kode diagnosa terhapus. medis, karna diagnosa medis atau anamesa,
Kelengkapan penulisan diagnosa tapi kalau ketepatan koding itu sehari udah
pada resume medis juga dapat siap”.(informan 2). “Biasanya secepatnya

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 41
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

kami langsung proses, misalnya yang Penetapan diagnosis seorang


dikasih klaim pending itu. Dia biasanya pasien merupakan kewajiban, hak dan
gitu terkait pencairan misalnya klaim itu tanggung jawab dokter (tenaga medis)
sudah diserahkan di bulan Juni nanti yang terkait tidak boleh diubah oleh
diproseslah oleh orang BPJSnya setelah karenanya harus diagnosis yang ada
nanti 15 hari baru muncul klaim dalam rekam medis diisi lengkap dan
pendingnya, nanti diproses juga lah klaim jelas sesuai arahan yang ada pada buku
pending itu nanti kan di carikan lagi, ICD-10. Coding adalah pemberian
sekarang kan ndak berkas ini ke BPJS, hasil penetapan kode dengan menggunakan
scannya kan. Nanti datanya dicarikan lagi huruf atau angka atau kombinasi huruf
klaimnya ini sama tim JKN. Mungkin dalam angka yang mewakili komponen
dalam pencarian ini yg agak lama, kalau data. Beberapa hal yang dapat
dulu udah dipisahkan ini yg pending menyulitkan petugas koding antara
berkasnya di pulangkan, sekarang tu
lain adalah penulisan diagnosis tidak
enggak, dicariin lagi berkasnya atau lewat
lengkap, tulisan yang tidak terbaca,
data scan”. (informan 3).
penggunaan singkatan atau istilah yang
Maka dapat disimpulkan bahwa
tidak baku atau tidak dipahami, dan
untuk mengurangi terjadinya pending
keterangan atau rincian penyakit yang
klaim akibat koding menyatakan
tidak sesuai dengan sistem klasifikasi
diperbaiki kembali, dikaji ulang
yang digunakan. Untuk perbaikan
dimana kesalahannya. kesalahan
berkas ini dilakukan revisi kode
koding diperbaiki coder biasanya
diagnosa yang sesuai lalu
sehari siap, tapi jika ada yang tidak
mencantumkan kode diagnosa untuk
cocok diagnosanya itu pergi ke DPJP
berkas yang belum tercantum kode
akan butuh waktu berhari-hari setelah
diagnosanya (Oktavia & Azmi, 2019).
itu perbaikan dikembalikan ke tim
Berdasarkan hasil wawancara yang
verifikator. kegiatan monitoring dan
telah peneliti lakukan jika kesalahan
evaluasi terkait pelaksanaan kualitas
kode akan langsung diperbaiki oleh
koding belum pernah dilakukan
koder, setelah itu diberikan kembali ke
dikarenakan kegiatan pelaksanaan
tim JKNnya. Pengisian rekam medis
kualitas koding belum pernah
pasien yang lengkap harus menjadi
dilakukan oleh pihak rumah sakit
perhatian baik DPJP, atau PPA agar
sampai saat sekarang.
dapat mengoptimalkan terlaksananya
Hasil penelitian ini sesuai dengan
pelayanan, komunikasi, dan koordinasi
penelitian (Pardede et al., 2020) tentang
serta biaya pelayanan pasien.
kelengkapan resume medis dan
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
keakuratan kode diagnosis BPJS rawat
diharapkan untuk meminimalisir
inap di RSUP dr. M. Djamil Padang,
terjadi pending klaim dimasa yang
Indonesia menyatakan, berdasarkan
akan datang.
cheklist observasi dalam kelengkapan
Komponen Output
resume medis dan keakuratan diagnosa
klaim masih belum maksimal, masih a. Pending Klaim
terdapat ketidaklengkapan resume Terkait syarat pengajuan klaim.
medis dan kode diagnosa yang di Berdasarkan kutipan wawancara
pending oleh pihak BPJS. Namun mendalam dengan informan yaitu
resume yang tidak lengkap serta kode sebagai berikut: “Ada SEPnya biasanya
yang tidak akurat tersebut masih bisa kalo pasien dari poli nanti ada SEP dari
di perbaiki, perbaikan dilakukan secara rawat inap, rincian pembiayaannya, yang
bersama-sama oleh dokter, coder dan paling penting itu resumenya, kalau dia
case manager. ada tindakan operasi lembaran op nya, nah
terus ini obat, terus rincian biaya rawat
inap, identitasnya seperti KTP sama kartu

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 42
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

BPJSnya, dan surat permintaan rawat kepada pihak BPJS Kesehatan yang
inap. Boleh KTP boleh KK, tambahan lagi dilakukan secara kolektif dan
untuk pasien stroke haemorhagic itu harus ditagihkan kepada pihak BPJS
ada lembaran ct-scan, yang berhubungan Kesehatan setiap bulannya. Setelah itu
dengan diagnosa CAP.” (informan 3). BPJS Kesehatan akan melakukan
“KTP, resume, permintaan rawat inap, persetujuan klaim dan melakukan
billing obat, billing tindakan, SEP. Di pembayaran untuk berkas yang layak,
resume tu harus lengkap dibuekan, di namun untuk berkas yang tidak layak
resume pulng pasien yang rawat inap tu klaim atau pending (unclaimed) harus
mulai dari asesmennyo, nyo masuak dari dikembalikan ke rumah sakit untuk
IGD atau dari poli harus lengkap, tekanan diperiksa kembali. (Nabila et al., 2020).
darahnyo bara, ikonyo bara, lah diagiah Berdasarkan hasil wawancara yang
terapi apo partamonyo, diagnosanyo telah peneliti lakukan dampak rumah
lengkap, tindakannyo lengkap, dikode sudah sakit akibat pending klaim yaitu
tu tanda tangan dokter ado, nama dokter
terganggunya arus pendanaan rumah
ado, sudah tu ado disuruah kembali tanggal
sakit yang mana rumah sakit telah
bara untuak kontrol nyo kek gitulah. Tapi
memberikan pelayanan namun akibat
itu tu semua scananannyo soalnyo untuak
pending pelayanan tersebut masih
yg berkasnyo disimpan rumah sakit hasil
terpending dan belum bisa dibayarkan
scan yang dikirim ka BPJS.” (informan4).
oleh pihak BPJS. Pending klaim juga
Berdasarkan kutipan wawancara
berdampak pada jasa medis petugas
mendalam terkait dampak klaim
juga akan berkurang. Pending klaim
pending dengan informan yaitu sebagai
juga menyita waktu petugas untuk
berikut: “Pembayaran terlambat, kalau
dipending sekian hari pula baru di merivisi kembali berkas yang pending
agar dana pending bisa dicairkan.
cairkan.” (informan 2). “Berkuranglah
pencairan, dalam sistem pembagiaan jasa
medis, kalau misalnya jumlah klaimnya 4. Kesimpulan dan Saran
banyak pending otomatiskan pembagian 1. Komponen Input
jasa medis kan berkurang gitu.” (informan a. Sumber Daya Manusia (SDM)
3). “Dampak yang pertama itu tidak di sudah cukup dengan jenjang
bayar jasa rumah sakit, rumah sakit rugi, pendidikan terakhir yaitu D-3
sedangkan kita sudah memberikan rekam medis. Pelatihan koding
pelayanan ke pasien obat habis, semua hanya dilakukan daring pada
sudah habis. Jadi dampaknya tidak saat pandemi.
dibayarkan. Itu jadi pembelajaran juga, b. Standard Operasional Prosedur
kasus kasus itu sudah terbaca, jadi kasus (SOP) koding, dan pengolahan
kayak gini gak bisa dibayarkan.” (informan data case mix sudah ada dan
4) sudah dijalankan namun coder
Maka dapat disimpulkan bahwa masih kesulitan dalam membaca
syarat klaim seperti KTP, SEP, billing, tulisan dokter.
pemeriksaan penunjang, resume 2. Komponen Proses
kemudian syaratnya akan di scan dan a. Pelaksanaan pengkodean masih
dikirim ke BPJS untuk dokumen asli ada kendala dikarenakan resume
akan disimpan di rumah sakit.Terkait yang tidak sesuai dengan status,
dampak pending klaim sangat penulisan diagnosa dokter yang
berpengaruh pada terlambatnya sulit terbaca.
pencairan dana, pembayaran jasa b. Ketepatan koding terkendala
medis akan berkurang. pada kelengkapan koding,
Klaim BPJS Kesehatan adalah penunjang anamesa yang kurang,
pengajuan biaya perawatan pasien dan penempatan diagnosa utama
peserta BPJS oleh pihak rumah sakit dan sekunder.

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 43
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

c. Pelaksanaan pengodean dan 6. Daftar Pustaka


ketepatan kode pada klaim Abiyasa, M. T., Ernawati, D., & Kresnowati,
pending diperlukan perbaikan L. (2012). Hubungan Antara Spesifisitas
oleh coder, dokter dan tim
Penulisan Diagnosis Terhadap Akurasi
verifikator untuk diajukan lagi
Kode Pada RM 1 Dokumen Rawat Inap
kepada pihak BPJS Kesehatan.
3. Komponen Output Rumah Sakit Bhayangkara Semarang.
Dampak akibat pending klaim yaitu Jurnal Visikes, 11(2), 99–104.
terganggunya arus pendanaan Fadlilah, nur amaliyatul, Ardianto, efri tri,
rumah sakit yang telah memberikan & Farlinda, S. (2020). Evaluasi Kinerja
pelayanan, serta jasa medis petugas Petugas Koding & Klaim JKN di RSUP dr.
juga akan berkurang.
Hasan Sadikin Bandung. 1(4), 575–581.
Frista, T. E., & Maisharoh. (2020). Faktor-
Adapun saran terkait hasil penelitian
ini adalah : Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan
1. Sebaiknya instalasi rekam medis Pengkodean Diagnosa Penyakit.
mengadakan pertemuan antara Administration & Health Information of
dokter, coder dan tim verifikasi Journal, 1(2), 145–150.
untuk menyamakan persepsi Herman, L. N., Farlinda, S., Ardianto, E. T.,
tentang kelengkapan pengisian & Abdurachman, A. S. (2020). Tinjauan
rekam medis dan koding guna
Keterlambatan Klaim Berkas BPJS
tercapainya pengklaiman lebih baik
lagi. Rawat Inap Di RSUP Dr. Hasan
2. Rumah sakit perlu mengadakan Sadikin. J-REMI : Jurnal Rekam Medik
kegiatan pelatihan khususnya Dan Informasi Kesehatan, 1(4), 575–581.
pengkodingan, untuk meningkatkan https://publikasi.polije.ac.id/index.ph
kinerja petugas rekam medis. p/j-remi/article/view/2030
3. Rumah sakit perlu mengadakan Kusumawati, ayu nadya, & Pujiyanto.
monitoring dan evalasi kinerja
(2018). Faktor-Faktor Penyebab
petugas secara berkala mengenai
ketepatan pengkodean,kelengkapan Pending Klaim Rawat Inap di RSUD
syarat klaim dan evaluasi kepatuhan Koja tahun 2018. Cdk-282, 47(1), 25–28.
petugas dalam pengisian lembar Nabila, S. F., Santi, M. W., & Daharjo, A.
yang menjadi syarat yang diajukan (2020). Analisis Faktor Penyebab Pending
pada BPJS. Sehingga hal tersebut Klaim Akibat Koding Berkas Rekam Medis
dapat meminimalisir terjadinya Pasien Rawat Inap di RSUPN dr. Cipto
pending klaim.
Mangunkusumo. 1(4), 492–501.
Oktavia, N., & Azmi, ici nur. (2019).
5. Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini peneliti ingin Gambaran Faktor Yang Berpengaruh
mengucapkan terimakasih kepada Ketua Terhadap Ketepatan Kode Diagnosa
Program Studi dan Ketua STIKES Dharma Dokumen Rekam Medik Pasien
Landbouw yang telah banyak membantu Skizofrenia Di RSKJ Soeprapto
sehingga peneliti dapat menyelesaikan Bengkulu. Akademi Kesehatan Sapta
penelitian ini dan pihak-pihak yang telah
Bakti Bengkulu, 1(1), 41–57.
memberikan masukan dan bantuan kepada
http://www.ghbook.ir/index.php?na
peneliti.
me=‫فرهنگ‬ ‫و‬ ‫رسانه‬ ‫های‬
‫&نوین‬option=com_dbook&task=reado
nline&book_id=13650&page=73&chkh

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 44
DOI: https://doi.org/10.31983/jrmik.v5i1.8397 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan
Volume 5 No 1 (Maret 2022)

ashk=ED9C9491B4&Itemid=218&lang hukum. 3, 1–80.


=fa&tmpl=component%0Ahttp://ww PERMENKES RI No
w.albayan.ae%0Ahttps://scholar.goog 269/MENKES/PER/III/2008. (2008).
le.co.id/scholar?hl=en&q=APLIKASI+ Permenkes RI No
PENGENA 269/MENKES/PER/III/2008. In
Oktamianiza. (2020). Literatur Riview Permenkes Ri No 269/Menkes/Per/Iii/2008
Tentang Faktor Penyebab Klaim (Vol. 2008, p. 7).
Tidak Layak Bayar BPJS Kesehatan Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
di RS. Jurnal Ilmiah Perekam dan Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif
Informasi Kesehatan Imelda, 322-327. Kualitatif dan R&D.
Sulisna, A. (2018). Faktor yang Berhubungan
Pardede, R., Hamama, L., & Edison. (2020). dengan Pelaksanaan Standar Prosedur
Kelengkapan Resume Medis Dan Operasional kerja di Unit Kerja Rekam
Keakuratan Kode Diagnosis Klaim Medis RSUD dr. R.M.Djoelham Binjai.
Bpjs Rawat Inap Di Rsup Dr. M. 1(2), 87–94.
Djamil Padang, Indonesia. Jurnal Supriadi, & Rosania, S. (2019). Tinjauan
Kesehatan Medika Saintika, 11(2), 300. Berkas Klaim Tertunda Pasien JKN
https://doi.org/10.30633/jkms.v11i Rumah Sakit Hermina Ciputat 2018.
2.787 Jurnal Vokasi Indonesia, 7(2), 19–26.
https://doi.org/10.7454/jvi.v7i2.145
Pepo, A. A. H., & Yulia, N. (2015).
Valentina, & Halawa, M. N. S. (2018).
Kelengkapan Penulisan Diagnosa Pada
Analisis Penyebab Unclaimed Berkas
Resume Medis Terhadap Ketepatan
BPJS Pasien Rawat Inap Di Rumah
Pengkodean Klinis Kasus Kebidanan.
Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia
Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
(RSU IPI) Medan. Jurnal Ilmiah Perekam
Indonesia, 3(2).
Dan Informasi Kesehatan Imelda, 3(2),
https://doi.org/10.33560/.v3i2.88
480–485.
Permenkes No.3. (2020). Permenkes RI No 3
Tahun 2020 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit perlu disesuaikan
dengan perkembangan dan kebutuhan

Copyright ©2022 Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan p-ISSN 2615-1863 e-ISSN 2622-7614 45

You might also like