Professional Documents
Culture Documents
Faktor Pendorong Interaksi Sosial Peserta Didik Dengan Guru Mata Pelajaran Di Sma N 2 Solok Selatan
Faktor Pendorong Interaksi Sosial Peserta Didik Dengan Guru Mata Pelajaran Di Sma N 2 Solok Selatan
JURNAL PENELITIAN
Oleh:
GENDRI ZATION
NPM: 11060079
Oleh:
Gendri Zation*
Drs. Indra Ibrahim, M.Si., Kons**
Gusneli, S,S, M.Pd**
* Student
* Lecturers
PENDAHULUAN
Sekolah adalah tempat dimana peserta kelompok satu dengan yang lainnya, maupun
didik dapat mengenal dan memperoleh teman antara kelompok dengan individu”.
baru, di samping itu sekolah adalah sebagai Lebih rinci disampaikan oleh Syarbaini
lembaga pendidikan formal mempunyai misi (2009:26) bahwa interaksi sosial diartikan
yang mulia untuk menciptakan suasana belajar sebagai hubungan-hubungan sosial yang
yang kondusif guna mengembangkan potensi- dinamis yang menyangkut hubungan antara
potensi peserta didik dan mewujudkan tujuan orang-orang perorangan, dengan kelompok
pendidikan nasional. manusia. Tanpa interaksi sosial itu sendiri tidak
Menurut Pendapat Fitriyah (2014:231) akan mungkin bisa terjadi kehidupan di
menyampaikan bahwa interaksi sosial dapat masyarakat dan peserta didik.
diartikan sebagai hubungan sosial yang Selain itu Soekanto (Bungin, 2009:55-
dinamis menyangkut hubungan antara individu 65) secara teoritis, mengatakan bahwa ada dua
yang satu dengan individu yang lainnya, antara syarat terjadinya interaksi sosial yakni:
1) Kontak Sosial Kenyataanya tidak selamanya individu
2) Komunikasi akan berhasil dalam melakukan penyesuaian
Syarbaini (2009:27) menyatakan bahwa diri. Hal itu disebabkan adanya rintangan atau
faktor-faktor pendorong interaksi sosial adalah hambatan tertentu yang menyebabkan ia tidak
sebagai berikut: 1) Imitasi, 2) Sugesti, 3) mampu melakukan penyesuaian diri secara
Identifikasi, 4) Simpati. optimal. Rintangan-rintangan itu dapat
Sedangkan Menurut ahmadi (2002:57) bersumber dari dalam dirinya (keterbatasan)
mengatakan bahwa ada beberapa faktor-faktor atau mungkin dari luar dirinya. Hubungan dan
yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial rintangan-rintangan tersebut, ada individu yang
yaitu: 1) Faktor Imitasi, 2) Faktor Sugesti, 3) melakukan penyesuaian diri secara positif
Faktor Identifikasi, 4) Faktor Simpati. tetapi adanya penyesuaian diri salah secara
Selain faktor-faktor pendorong interaksi tidak tepat (salah suai).
sosial, Syarbaini (2009:27-28) juga Berdasarkan fakta dan kenyataan yang
mengemukakan bahwa bentuk-bentuk interaksi terjadi di SMA Negeri 2 Solok Selatan tersebut
sosial yang dapat mengarah kepada proses maka peneliti sangat tertarik untuk melakukan
asimilasi, hal ini dapat berupa: penelitian dengan judul ‘’Faktor pendorong
1. Interaksi sosial yang bersifat saling ada interaksi sosial peserta didik dengan guru mata
pendekatan. pelajaran di SMA Negeri 2 Solok Selatan’’
2. Interaksi sosial yang bersifat langsung atau
primer. METODE PENELITIAN
3. Interaksi sosial yang lancar dan tidak ada
hambatan atau batasnya. Bentuk penelitian yang dilakukan
Bentuk interaksi sosial dapat berupa adalah termasuk jenis penelitian deskriptif.
kerja sama (Cooperation), akomodasi, Maksudnya penelitian ini menggambarkan
persaingan, dan pertikaian, konflik selalu suatu keadaan atau situasi tertentu sebagaimana
menuju suatu penyelesaian, namun dalam adanya secara sistematis, aktual, dan akurat.
prosesnya dapat berkondisi sementara, yang Menurut Darmawan (2013:37) penelitian
disebut akomodasi, ada yang menganggap kuantitatif adalah “Suatu proses menentukan
akomodasi sebagai bentuk keempat dari pengetahuan yang menggunakan data berupa
interaksi sosial. angka sebagai alat menemukan keterangan
Berdasarkan hasil observasi yang telah mengenai apa yang ingin kita ketahui.” Yusuf
peneliti lakukan di SMA Negeri 2 Solok (2007:83) mengemukakan bahwa penelitian
Selatan pada tanggal 20 Oktober 2014, jumlah deskriptif adalah “Salah satu jenis penelitian
peserta didik yang di observasi sekitar 15-25 yang bertujuan mendeskripsikan secara
orang peserta didik, terlihat ada peserta didik sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-
yang masih belum bisa berinteraksi, juga fakta dan sifat populasi tertentu.”
peserta didik ingin sama gaya bicara yang
ditetapkan guru dikelas pada saat belajar dalam Penelitian ini Alhamdulillah telah
berinteraksi sosial, ada sebagian peserta didik dilakukan pada tanggal 3 sampai 7 November
yang suka berbicara kasar ketika berinteraksi 2015, tepatnya di SMA Negeri 2 Solok Selatan,
sosial, peserta didik mengalami kesalahan- di Kecamatan Sangir Jujuan, Nagari Bidar
kesalahan dalam proses interaksi sehingga Alam, Kabupaten Solok Selatan, penelitian ini
tidak adanya suatu komunikasi yang baik antar berjalan lancar atas izin dari pihak sekolah dan
sesama peserta didik tersebut. juga kesediaan waktu yang diberikan kepada
Ada peserta didik berambisi kuat untuk peneliti, serta berkat kesediaan dari peserta
belajar namun dengan memonopoli teman- didik untuk dijadikan sampel dalam penelitian
teman dalam belajar berdiskusi, ada peserta ini.
didik yang tidak pandai bertata krama sopan Populasi dalam penelitian ini sebanyak
dan santun kepada guru mata pelajaran ketika 80 orang peserta didik di SMA Negeri 2 Solok
proses belajar berlangsung, ada peserta didik Selatan. Menurut Sugiyono (Riduwan,
kurang menghargai guru mata pelajaran pada 2010:10) populasi adalah wilayah generalisasi
saat jam pelajaran berlangsung di dalam yang tediri dari objek yang menjadi kuantitas
kelas, guru mata pelajaran sangat susah untuk yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
mengajak tenang dalam belajar dan mereka dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun
terkadang ribut dalam belajar teknik pengambilan sampel adalah simple
random sampling. Selanjutnya pengolahan data yang berlaku dilingkungan sosial yang ada
dilakukan dengan menggunakan rumus disekitar individu tersebut.
persentase.
2. Faktor Pendorong Interaksi Sosial
HASIL PENELITIAN Peserta Didik dengan Guru Mata
1. Faktor Pendorong Interaksi Sosial Pelajaran di SMA Negeri 2 Solok
Peserta Didik dengan Guru Mata Selatan, Dilihat dari Faktor Sugesti.
Pelajaran di SMA Negeri 2 Solok Selatan Berdasarkan hasil penelitian terhadap
Dilihat dari Faktor Imitasi. interaksi sosial peserta didik di SMA
Berdasarkan hasil penelitian terhadap Negeri 2 Solok Selatan, maka diperoleh
faktor pendorong interaksi sosial peserta hasil sebagai berikut, dari 80 orang peserta
didik di SMA Negeri 2 Solok Selatan didik yang dijadikan sampel, teridentifikasi
dilihat dari faktor imitasi, maka diperoleh tidak terdapat sama sekali pada peserta
hasil sebagai berikut, dari 80 orang peserta didik yang terkategori sangat banyak, pada
kategori banyak sebanyak 35 orang peserta
didik yang dijadikan sampel, teridentifikasi
didik berinteraksi dengan guru mata
pada kategori sangat banyak frekuensi 14 pelajaran dengan persentase 43,75%, hanya
persentase 17,5% peserta didik yang berada teridentifikasi 33 orang peserta didik yang
pada kategori sangat banyak berinteraksi terkategori cukup banyak berinteraksi
dengan guru mata pelajaran dilihat dari sosial dengan guru mata pelajaran dengan
faktor imitasi, pada kategori banyak persentase 41,25%. Serta pada kategori
frekuensi 54 persentase 67,5%, pada sedikit terdapat sebanyak 11 orang peserta
didik dengan persentase 13,75%, dan pada
kategori cukup banyak frekuensi 10 dengan
kategori sangat sedikit terdapat 1 orang
persentase 12,5%, serta pada kategori peserta didik dalam sugesti dengan
sedikit sebanyak 2 orang peserta didik persentase 1,25%.
dengan persentase 2,5%, pada kategori Faktor sugesti peserta didik berada
sangat sedikit tidak ada. pada kategori banyak yaitu 35 orang peserta
Dari data di atas dapat diketahui didik. Artinya banyak peserta didik yang
faktor pendorong interaksi sosial peserta terdorong berinteraksi sosial dengan guru
mata pelajaran dari faktor sugesti yang
didik dengan guru mata pelajaran di SMA
terbangun baik itu dari dalam diri individu
Negeri 2 Solok Selatan dilihat dari faktor maupun dari luar diri individu tersebut.
imitasi termasuk kategori banyak peserta Ahmadi, (2007:53) menjelaskan
didik berinteraksi dengan guru mata sugesti ialah pengaruh psikis, baik yang
pelajaran. datang dari dirinya sendiri maupun dari
Menurut Ahmadi (2002:57) imitasi orang lain, yang pada umumnya diterima
tanpa adanya daya kritik.
merupakan salah satu faktor yang
Dapat disimpulkan bahwa Sugesti
mendasari atau yang melandasi interaksi tersebut muncul karena memperhatikan
sosial dalam masyarakat, karena imitasi atau melihat pada lingkungan yang ada
dapat diartikan sebagai peniruan, di mana seperti lingkungan sosial yang
individu-individu yang satu mengimitasi membangunnya. Meskipun begitu masih
individu yang lain dan kelompok satu terdapat beberapa orang peserta didik yang
mengimitasi kelompok lainnya. memang sedikit bahkan sangat sedikit
dalam melakukan interaksi terhadap guru
Dapat disimpulkan bahwa imitasi
mata pelajaran.
merupakan peniruan yang dilakukan oleh
individu dari individu lainnya dalam 3. Faktor Pendorong Interaksi Sosial
berinteraksi sosial. Imitasi memiliki Peserta Didik dengan Guru Mata
peranan penting dalam sosial yang mampu Pelajaran di SMA Negeri 2 Solok
membawa seseorang ke arah yang positif Selatan, Dilihat Dari Faktor Identifikasi.
untuk mematuhi kaidah-kaidah atau aturan Berdasarkan hasil penelitian terhadap
interaksi sosial peserta didik di SMA
Negeri 2 Solok Selatan, maka diperoleh
hasil sebagai berikut, dari 80 orang peserta Selatan dilihat dari faktor simpati berada
didik yang dijadikan sampel, teridentifikasi pada kategori cukup banyak. Faktor simpati
tidak terdapat sama sekali peserta didik peserta didik berada pada kategori cukup
yang tekategori sangat banyak, pada banyak dengan frekuensi 71 orang peserta
kategori banyak terdapat 61 orang peserta didik. Artinya ada sekitar 71 orang peserta
didik berinteraksi dengan guru mata didik yang cukup pandai berinteraksi
pelajaran dengan persentase 76,25%, hanya dengan guru mata pelajaran kalau dilihat
teridentifikasi 16 orang peserta didik yang dari faktor simpati. Simpati yang di maksud
terkategori cukup melakukan interaksi dalam penelitian ini yaitu bahwa interaksi
sosial dengan guru mata pelajaran dengan yang dilakukan peserta didik diawali dari
persentase 20%. Serta pada kategori sedikit rasa prihatin peserta didik terhadap orang
sebanyak 3 orang peserta didik dengan lain dan ingin mengerti bagaimana keadaan
persentase 3,75%, dan pada kategori sangat orang lain tersebut.
sedikit tidak terdapat sama sekali dengan Menurut Maryati (2007:61) simpati
persentase tidak ada. merupakan suatu proses di mana seseorang
Menurut Syarbaini (2009:27) bahwa merasa tertarik kepada pihak lain, melalui
identifikasi merupakan kecendrungan proses simpati orang merasa dirinya seolah-
seseorang untuk menjadi identik (sama) olah berada dalam keadaan orang lain dan
dengan orang lain, sifatnya lebih mendalam merasakan apa yang dialami, dipikirkan,
dari imitasi karena membentuk kepribadian atau dirasakan orang lain tersebut.
seseorang. Simpati disini maksudnya peserta
Dapat diambil kesimpulan bahwa didik memiliki keinginan untuk merasakan
Indentifikasi yang di maksud dalam manfaat dari sikap yang ditampilkan oleh
penelitian ini yaitu dimana peserta didik orang lain terhadap diri orang lain.
mencoba untuk sama dan identik dengan Kegiatan ini bukan hanya sekedar meniru
guru, teman, senior yang mereka idolakan. tapi lebih mendalami atau menjiwai apa
Misalnya peserta didik ingin sama dalam yang diamatinya dari lingkungan.
cara bersikap dan berbicara seperti cara
seorang guru yang mereka idolakan. KESIMPULAN