Kedudukan Paud Dalam Pendidikan Nasional

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

KEDUDUKAN PAUD DALAM PENDIDIKAN NASIONAL

Nurul Mahmudah
nurulmahmudah234@gmail.com
Institut Madani Nusantara

ABSTRAK :
Education is the main factor that has an important role for the Indonesian people, because
with education the Indonesian people can acquire intelligence, abilities, skills so that they
become their responsibilities. carry out development. The educational path is a process
that students must go through in developing their potential in accordance with educational
goals. Based on Government Regulation Number 17 of 2010 concerning Management and
Implementation of Education, PAUD has functions and objectives regulated in article 61
which states that early childhood education functions to foster, grow, and develop all the
potential of early childhood optimally so that basic behaviors and abilities are formed in
accordance with with the stage of development in order to have readiness to enter further
education. Implementation of Early Childhood Education must be based on various
foundations, namely: juridical basis, philosophical basis, religious basis, as well as
theoretical and empirical scientific basis. The Law of the Republic of Indonesia Number
20 of 2003 concerning the National Education System states that Early Childhood
education is held before the basic education level and is carried out through formal, non-
formal and informal channels.

Keywords: Preschool position

ABSTRAK

Pendidikan merupakan faktor utama yang mempunyai peranan penting bagi bangsa
Indonesia, karena dengan pendidikan bangsa Indonesia dapat memperoleh kecerdasan,
kemampuan, keterampilan sehingga menjadi tanggung jawabnya. melaksanakan
pembangunan. Jalur pendidikan merupakan proses yang harus dilalui peserta didik dalam
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan . Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,
PAUD memiliki fungsi dan tujuan diatur dalam pasal 61 yang menyatakan bahwa
Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan
seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan
dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki

1
pendidikan selanjutnya. Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini haruslah didasarkan
pada berbagai landasan, yaitu: landasan yuridis, landasan filosofis, landasan religius, serta
landasan keilmuan secara teoritis maupun empiris. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
Anak Usia Dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar dan diselenggarakan
melalui jalur formal, nonformal, dan informal.
Kata Kunci : Kedudukan Paud

2
PENDAHULUAN
PAUD sangatlah berperan penting bagi kelanjutan pendidikan anak-anak, karena
keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya, yaitu pendidikan dasar dan menengah serta akan memutus rantai munculnya
buta aksara dan menuntas wajib belajar Sembilan tahun. Walaupun tidak dikatakan sebagai
jenjang pendidikan, namun PAUD secara tingkatan memiliki kedudukan yang sama
dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi. hal ini berarti bahwa kedudukan PAUD
sangat kuat dengan dimuatnya kedalam undang-undang Sintim Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS). Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan
tindakan yang dilakukan pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan
pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan dimana anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kesempatan kepadanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya.

METODE
Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskriftif analitik
kepustakaan dengan pendekatan kualitatif yang di pergunakan dengan tujuan untuk
mengetahui dan menjelaskan Kedudukan Paud Dalam Pendidikan Nasional, Sumber data
adalah dokumen, buku, artikel dan literatur lainnya.
Teknik ini digunakan dalam penelitian yang dilaksanakan adalah untuk memperoleh
dasar-dasar dan pendapat secara tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari
berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang sedang di teliti, yaitu
berkenaan sebagai standar isi. Hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan informasi juga
pengetahuan yang nantinya di pergunakan sebagai bahasan teori yang berkenaan dengan
standar isi manajemen kurikulum. Data sekunder melalui metode ini di peroleh dengan
mwncari sumber sumber dari internet, membaca berbagai literatur, hasil kajian, dan
sumber lain yang cukup relevan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kedudukan Paud
PAUD di Indonesia tidak hanya menjadi pendidikan sekunder tetapi sudah
menjadi pendidikan primer dimana pembangunan pendidikan karakter yang menjadi
fokus dalam dunia pendidikan nasional saat ini, di mulai dan ditanamkan dari periode
emas yaitu PAUD (Wijayanti et al., 2021). Program PAUD yang diselenggarakan saat ini
hendaknya harus memperhatikan beberapa komponen seperti: siapa pengelolanya, alat

3
bantu, usia yang dilayani, jam belajar, jumlah peserta dan siapa yang bertangung jawab
terhadap program ini. Isi paket hendaknya memperhatikan kesehatan anak, gizi dan
psikologis secara komperhensif. Permasalahan yang ditemukan di masyarakat tidak dapat
dipisahkan dari profil layanan PAUD dalam masyarakat dan lembaga yang terkait dengan
PAUD. Tujuan utama pendidikan usia dini adalah menfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak sejak awal yang meliputi aspek fisik, psikis dan sosial secara
menyeluruh. Dengan demikian anak akan lebih siap untuk belajar lebih lanjut, bukan hanya
belajar secara akademik di sekolah, melainkan juga sosial, emosional dan moral di semua
lingkungan(Rukajat & Makbul, 2022).
PAUD sangatlah berperan penting bagi kelanjutan pendidikan anak-anak, karena
keberhasilan PAUD akan membawa dampak positif bagi anak untuk mengikuti pendidikan
selanjutnya, yaitu pendidikan dasar dan menengah serta akan memutus rantai munculnya
buta aksara dan menuntas wajib belajar Sembilan tahun. Walaupun tidak dikatakan sebagai
jenjang pendidikan, namun PAUD secara tingkatan memiliki kedudukan yang sama
dengan pendidikan dasar, menengah dan tinggi. hal ini berarti bahwa kedudukan PAUD
sangat kuat dengan dimuatnya kedalam undang-undang Sintim Pendidikan Nasional
(SISDIKNAS). PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan atau stimulasi. Pemberian rangsangan pada anak usia sekolah dasar dan
menengah tidak akan berarti apabila pada usia dini tidak diberikan stimulasi yang
optimal(Iii et al., 1992). Program PAUD di Indonesia dimulai dalam skala besar oleh
pemerintah sejak terbentuknya Direktorat PAUD pada tahun 2001. Mengetahui
perkembangan PAUD di Indonesia, sama halnya dengan memahami perjalanan panjang
dinamika serta pasang surutnya pendidikan di Indonesia (Implementation et al., 2017).
Untuk mengetahui perkembangan berdirinya PAUD diIndonesia di bagi ke dalam 3
tahap,yaitu:
1)Pada masa penjajahan belanda
2)Pada masa penjajahan jepang
3)Pada masa kemerdekaan
UU Sisdiknas dapat dikatakan sebagai “rahmat” dan "kemenangan" dari segi
konsep tentang PAUD. PAUD sebagai suatu konsep gerakan nasional menjadi lebih
memiliki kepastian hukum pada tingkat undang- undang, baik dari segi keberadaan dan

4
program-programnya maupun dari segi namanya (Supriadi, 2003). Pendidikan Anak Usia
Dini pada Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) menjadi bagian tersendiri yaitu pada Bagian Ketujuh. Kepastian hukum ini
membawa konsekuensi logis bagi pemerintah untuk menjalankan amanat Undang-undang
Sisdiknas sehingga pada bulan yang sama, bertepatan dengan puncak Hari Anak Nasional
Tanggal 23 Juli 2003, Presiden Megawati Soekarnoputri mencanangkan Pendidikan Anak
Usia Dini dilaksanakan di seluruh Indonesia demi kepentingan terbaik anak. Bila dikaji
lebih lanjut tentang makna UU Sisdiknas yang terkait dengan pendidikan anak usia dini,
dapat disimpulkan bahwa PAUD merupakan payung dari semua pendidikan bagi anak usia
dini yang dapat dilaksanakan pada jalur formal, nonformal dan informal. Rumusan Pasal
28 itu mewakili pemikiran yang inklusif tentang PAUD(Yufiarti, 2018). Inklusif dapat
mengandung dua pengertian Pertama, Inklusif bahwa PAUD meliputi semua pendidikan
usia dini, apa pun bentuknya, di mana pun diselenggarakan dan siapa pun yang
menyelenggarakannya. Kedua, inklusif mengandung makna bahwa pengertian PAUD
dalam UU Sisdiknas "mengatasi" (artinya tidak memperdulikan) tentang siapa yang
menangani pendidikan ini. Kalau dikatakan bahwa Direktorat PAUD adalah pihak yang
bertanggung jawab mengoordinasikan, memfasilitasi, dan memantau kegiatan PAUD itu
benar, karena memang tugas dan fungsinya demikian. Tapi bukan berarti pula Direktorat
inilah satu-satunya pihak yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan dan program
PAUD di Indonesia. Direktorat TK/SD dalam batas kewenangan dan sesuai dengan tugas
dan fungsinya juga bertanggung jawab dalam mendorong perkembangan Taman Kanak-
kanak. Begitu juga Departemen Agama yang membina Raudhatul Athfal serta Departemen
Sosial yang selama ini membina Taman Penitipan Anak, turut bertanggung jawab
(Supriadi, 2003). Lalu pada tahun 2005 berdiri organisasi profesi bagi pendidik dan tenaga
kependidikan PAUD yang bernama Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
PAUD Indonesia (HIMPAUDI), organisasi ini menggerakkan seluruh potensi pendidik dan
tenaga kependidikan PAUD yang tersebar diseluruh Indonesia. Tahun 2004-2009 program
PAUD masuk menjadi 10 program prioritas Depdiknas yang membuat PAUD menjadi
salah satu program pokok dalam pembangunan pendidikan di Indonesia,kemudian pada
penghujung tahun 2009 terbitlah permendiknas Nomor 58 tahun 2009 tentang
standart PAUD (formal dan Nonformal). Tahun 2010,pada tahun ini keluar kebijakan
mengenai penggabungan pembinaan PAUD formal dan nonformal dibawah Direktorat

5
Jenderal Pendidikan Anak UsiaDini. Seiring berjalannya waktu teradi perubahan pada
kebijakan sistem pendidikan nasional,PAUD kini berada dibawah Direktorat Jenderal
PAUD,Dikdas,Dikmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,RisetdanTeknologi.
Demikianlah perkembangan panjang dari perjalanan lahirnya PAUD di Indonesia. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137
Tahun 2014 yang  berisi tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.
Dewasa ini orang tua semakin menyadari pentingnya pendidikan bagi anak usia
dini. Ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah lembaga PAUD yang berdiri hingga ke desa
– desa sejalan dengan meningkatnya jumlah siswa yang masuk ke berbagai lembaga
pendidikan tersebut. Perhatian akan pentingnya pendidikan bagi anak usia dini telah sejak
lama didengungkan juga oleh para tokoh PAUD ,seperti Pestalozzi, Froebel, Montessori,
termasuk tokoh pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara. Mereka menilai pendidikan
pada awal kehidupan manusia akan berpengaruh terhadap kehidupan berikutnya(Muro &
Kottman,1977). Kelompok Bermain (KB) adalah bentuk satuan PAUD pada jalur
nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus program kesejahteraan
bagi anak usia dua sampai dengan empat tahun. Penyelenggaraan pendidikan pada
Kelompok Bermain harus memenuhi hal-hal berikut ini:
a) Kurikulum ,yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No 20 tentang SPN).
Kurikulum kelompok bermain dikembangkan oleh pendidik di lembaga itu sendiri dengan
mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun 2009 dan mengembangkan sesuai dengan
potensi dan kebutuhan yang dimiliki lembaga.
b) Peserta Didik , Peserta didik Kelompok Bermain, adalah anak usia 2-4 tahun. Tiap
kelompok bermain minimal terdapat 10 orang peserta didik. Peserta didik dikelompokkan
berdasarkan pengelompokkan usia, yakni: 2 – 3 dan 3 – 4 tahun.
c) Tenaga Pendidik dan Kependidikan Pendidik anak usia dini adalah profesional yang
bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, melaporkan perkembangan
anak, melaporkan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Dalam Undang-Undang
Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

6
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pendidik pada Kelompok Bermain terdiri
atas guru dan guru pendamping. Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana, pengelolaan,
dan pembiayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mendukung
pelayanan Kelompok Bermain, dan Administrasi(Supriyono et al., 2015).
Penyelenggaraan Pendidikan Aanak Usia Dini dapat dilakukan dalam bentuk
formal,nonformal dan informal. Setiap bentuk penyelenggaraan memiliki kekhasan
tersendiri. Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini pada jalur formal adalah Taman
Kanak-kanak (TK) atau RA dan lembaga sejenis. Penyelenggaraan pendidikan bagi anak
usia dini pada jalur nonformal diselenggarakan oleh masyarakat atas kebutuhan dari
masyarakat sendiri, khususnya bagi anak-anak yang dengan keterbatasannya tidak terlayani
di pendidikan formal (TK dan RA). Pendidikan dijalur informal dilakukan oleh keluarga
atau lingkungan. Pendidikan informal bertujuan memberikan keyakinan agama,
menanamkan nilai budaya, nilai moral, etika dan kepribadian, estetika(Ariyanti, 2016).
Dasar Hukum PAUD
Berikut beberapa dasar legalitas PAUD di Indonesia
1. Landasan yuridis
Dalam Amandemen UUD 1945 pasal 28 B ayat 2 dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak
atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”. Dalam UU NO. 23 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang
Perlindungan Anak dinyatakan bahwa ”Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan
pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai
dengan minat dan bakatnya”.
2. Landasan Teoritis
Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik
(koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan
emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak
usia dini ( Adalilla, S, 2010).
A. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan

7
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar
anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003
Tentang Sisdiknas).
B. Satuan PAUD Sejenis adalah bentuk-bentuk Satuan PAUD selain Taman Kanak-kanak,
Kelompok Bermain, dan Taman Penitipan Anak yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan berbagai program layanan anak usia dini yang telah ada di
masyarakat seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita, Taman Pendidikan Al-Qur’an,
Pelayanan Anak Kristen, Bina Iman Anak, atau layanan terkait lainnya.
C. Pos PAUD adalah bentuk layanan PAUD yang penyelenggaraannya dapat
diintegrasikan dengan layanan Bina Keluarga Balita (BKB) dan Posyandu yang
pengelolaannya di bawah pembinaan pemerintah desa/kelurahan.
PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik
beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik dan
kecerdasan, daya pikir, daya cipta, emosi, spiritual, berbahasa/komunikasi, dan social
(Hasan, 2009).
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut"(NSPK,
2011). Oleh karena itu, seiring dengan perubahan organisasi dan tata kerja Kementerian
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan
Informal pada tahun 2011 ini telah menetapkan kebijakan untuk memperluas akses dan
meningkatkan mutu layanan PAUD secara lebih terarah dan terpadu diantaranya melalui
berbagai program peningkatan kapasitas layanan lembaga-lembaga PAUD di seluruh tanah
air.

SIMPULAN
PAUD di Indonesia tidak hanya menjadi pendidikan sekunder tetapi sudah menjadi pendidikan
primer dimana pembangunan pendidikan karakter yang menjadi fokus dalam dunia pendidikan

8
nasional saat ini, di mulai dan ditanamkan dari periode emas yaitu PAUD . UU Sisdiknas dapat
dikatakan sebagai “rahmat” dan "kemenangan" dari segi konsep tentang PAUD. PAUD
sebagai suatu konsep gerakan nasional menjadi lebih memiliki kepastian hukum pada
tingkat undang- undang, baik dari segi keberadaan dan program-programnya maupun dari
segi namanya (Supriadi, 2003). Pendidikan Anak Usia Dini pada Undang- undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjadi bagian tersendiri
yaitu pada Bagian Ketujuh. Kepastian hukum ini membawa konsekuensi logis bagi
pemerintah untuk menjalankan amanat Undang-undang Sisdiknas.

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Fenomena Pendidik Nonformal dalam sistem pendidikan nasional di indonesia ( Prof.


Shaleh,M.Ed)
Menjadi Guru PAUD Profesional (Dr. Mansipal,M.pd)

Artikel Jurnal :

Ariyanti, T. (2016). The Importance of Childhood Education for Child Development.


Dinamika: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 50–58.

Iii, B. A. B., Lokasi, A., Penelitian, S., & Penelitian, L. (1992). Yulius Yosandri Jerhando,
2015 Peran pengelola dalam memotivasi orang tua untuk mengikutsertakan anaknya
di lembaga pendidikan anak usia dini Kinanti Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.

Implementation, S., The, O. F., Childhood, E., In, P., & Kartanegara, K. (2017). KAJIAN
IMPLEMENTASI PROGRAM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI STUDY
IMPLEMENTATION OF THE EARLY CHILDHOOD EDUCATION. 11(2), 87–95.

NSPK. (2011). Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Paud.

Rukajat, A., & Makbul, M. (2022). The Role Of Parents In Improving The Creativity Of
Early Childhood Through Traditional West Java Games ( Case Study In Ra Al-

9
Khoeriyah , Banyuresmi , Garut). Cakrawala Dini: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 13(2), 110–117.

Supriyono, Iskandar, H., & Sucahyono. (2015). Kedudukan dan Struktur Kelembagaan
Paud dan Dikmas. 130.

Wijayanti, A., Fitri Nur, V., & Sarah Awwalina, M. (2021). Indonesian Journal of
Community Engagement (IJCE) LPPM-STKIP Modern Ngawi PERKEMBANGAN
PAUD DI INDONESIA DAN DUNIA INTERNASIONAL. Indonesian Journal of
Community Engagement (IJCE), 3(2).

Yufiarti. (2018). Makna dan Implikasi Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional


Terhadap PAUD. Profesionalitas Guru PAUD, 1.1-134.

Sumber Web :
https://www.facebook.com/1389777741269499/posts/kedudukan-paud-dalam-
pendidikan-nasionalpendidikan-anak-usia-dini-paud-sangat-pe/1389782841268989/?
locale=id_ID
https://agroedupolitan.blogspot.com/2018/10/dasar-legalitas-paud-di-indonesia.html

10

You might also like