Professional Documents
Culture Documents
2188 10100 1 PB
2188 10100 1 PB
2188 10100 1 PB
KANDAI
Volume 16 No. 2, November 2020 Halaman 183-204
Abstract
This research aimed to know the vitality of Tolaki language in all social domains. This
was descriptive-quantitative research by using twelve research indicators. Frequency and
percentage determination using SPSS program was applied to find out the level of vitality.
Then, those quantitative data were synergized with the qualitative data from in-depth
interview. The results showed that the average index of all indicators was 0.42% with the
category is in decline. However, that number of percentages was nearing extinction. It
appears as the mobility of native speakers and Tolakinese people to other regions is high
since the transportation access and routes are excellent. Tolakinese people tend to be
bilingual. In any social domains, Tolaki language is not or rarely used. People prefer using
Indonesian. Actually, there are many documentations regarded to Tolaki language, yet many
still do not know about them as they are not evenly distributed. Tolakinesspeople tend to have
a positive attitude towards their language. They are proud and assume that Tolaki language
is still more important than other languages. Furthermore, they also respect to the speakers
of other languages and the existence of other languages in Kendari.
Keywords: language vitality, Tolaki language, language extinction, language attitude
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui vitalitas bahasa Tolaki dalam berbagai ranah
sosial. Penelitian itu berancangan kuantitatif-desktiptif dengan menggunakan dua belas
indikator penelitian. Untuk mengetahui tingkat vitalitas, digunakan perhitungan frekuensi
dan persentase dengan menggunakan program SPSS. Hasil pengolahan data kuantatif
tersebut disinergikan dengan pengolahan data kualitatif yang diperoleh dari wawancara
mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks rerata dari keseluruhan indikator
berada pada angka 0,42% dengan kategori mengalami kemunduran. Namun, angka
tersebut hampir mendekati posisi terancam punah. Hal tersebut didukung oleh mobilitas
penutur dan etnis Tolaki ke daerah lain termasuk tinggi karena akses dan jalur transportasi
yang sangat baik. Masyarakat penutur bahasa Tolaki cenderung dwibahasawan. Dalam
berbagai ranah sosial, bahasa Tolaki tidak atau jarang dipergunakan. Masyarakat masih
lebih memilih menggunakan bahasa Indonesia. Jumlah dokumentasi mengenai bahasa
Tolaki relatif sudah banyak, tetapi banyak yang belum mengetahui hasil dokumentasi
tersebut karena tidak tersebar secara merata. Masyarakat Tolaki cenderung memiliki sikap
positif terhadap bahasanya. Mereka merasa bangga dan menganggap bahasa Tolaki masih
lebih penting dibandingkan dengan bahasa-bahasa lain. Selain itu, mereka juga
menghargai penutur bahasa lain dan keberadaan bahasa lain di Kendari.
Kata-kata kunci: vitalitas bahasa, bahasa Tolaki, kepunahan bahasa, sikap bahasa
DOI: 10.26499/jk.v16i2.2188
How to cite: Firman A. D., Asri, & Sukmawati (2020). Vitalitas bahasa Tolaki di Kota Kendari. Kandai, 16(2), 183-
204 (DOI: 10.26499/jk.v16i2.2188)
184
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
185
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
sisi lain ia mengemukakan bahwa itu menjadi punah atau mati. Crystal
apabila suatu masyarakat beralih (2003) mengemukakan, “To say that a
kepada sebuah bahasa baru secara language is dead is like saying that a
total dan bahasa yang lama tidak ada person is dead. It could be no other way
lagi yang menggunakannya, kejadian – for languages have no exixtence
seperti ini bukan hanya sekadar without people. A language dies when
peralihan bahasa, melainkan inilah nobody speaks it anymore.” Zahari
sebetulnya yang disebut dengan (2011) berpendapat bahwa istilah
kepunahan/kematian bahasa. kematian bahasa adalah apabila terjadi
Sama halnya dengan Lukman kematian penutur terakhir dari suatu
(2012) yang secara tidak langsung bahasa. Istilah ini juga dapat digunakan
mengemukakan persamaan pergeseran apabila seseorang atau suatu masyarakat
bahasa dan kepunahan bahasa. Dia beralih secara total dari bahasa ibunya ke
mengemukakan bahwa industrialisasi bahasa lain dan tidak ada seorang pun di
dan urbanisasi dipandang sebagai dunia yang masih menggunakan bahasa
sebab-sebab utama bergeser atau itu.
punahnya suatu bahasa. Umumnya, bahasa daerah
Dari pendapat-pendapat tersebut, memiliki vitalitas yang rendah karena
dapat dikemukakan bahwa pergeseran ketidakmampuannya dalam memasuki
bahasa dapat menyebabkan terjadinya berbagai ranah pengetahuan. Vitalitas
kepunahan bahasa. Namun, tidak suatu bahasa terlihat dari keunggulan
semua pergeseran bahasa dapat eksternal (jumlah penutur bahasa) dan
menyebabkan kepunahan bahasa internalnya (word entry yang
karena bisa jadi hanya terjadi dimilikinya) (Candrasari, 2017).
perpindahan penutur atau hanya punah Ketidakmampuan bahasa daerah
di tempat rantaunya, tetapi masih memasuki berbagai ranah pengetahuan
dipergunakan di wilayah asalnya. berakibat semakin menurunnya jumlah
Pergeseran bahasa terjadi karena penutur, khususnya di kalangan kaum
suatu peguyuban (komunitas) muda. Penutur tentu menginginkan alat
meninggalkan suatu bahasa komunikasi yang dapat mengakomodasi
sepenuhnya untuk beralih ke bahasa berbagai kebutuhan dan keperluan di
lain. Bila pergeseran sudah terjadi, dunia yang semakin kompleks. Bahasa-
warga peguyuban secara kolektif bahasa daerah di Indonesia umumnya
memilih bahasa baru (Sumarsono, tidak dapat mengemban tugas tersebut
2017). Dalam situasi inilah, biasanya sehingga sebagian besar penutur bahasa
bahasa yang ditinggalkan mengalami daerah memilih bahasa lain yang lebih
kepunahan, apalagi bahasa yang akomodatif. Akhirnya, pilihan bahasa
ditinggalkan tersebut dianggap oleh jatuh ke bahasa Indonesia sebagai bahasa
penuturnya tidak berprestise. persatuan dan bahasa pergaulan
Menurut UNESCO dalam antarsuku yang dapat digunakan dan
Inayatusshalihah (2018), bahasa dipahami oleh hampir seluruh
dikatakan terancam punah ketika masyarakat Indonesia.
penuturnya berhenti menggunakannya, Untuk mengetahui vitalitas sebuah
digunakan di ranah komunikasi yang bahasa, perlu dilakukan penelitian
semakin berkurang jumlahnya, dan terhadap penuturnya—salah satunya
berhenti diwariskan dari satu generasi ke dengan cara survei. Survei pemetaan
generasi selanjutnya. Jika sebuah bahasa vitalitas bahasa-bahasa di Indonesia akan
kehilangan seluruh penuturnya, bahasa memberikan tiga informasi. Pertama,
186
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
187
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
(2003) yang mempunyai lima tingkat ekspresi tulis; penggunaan bahasa untuk
keterancaman bahasa sebagai berikut. mengungkapkan ekspresi perasaan;
1) Potentially endangered, yakni penggunaan bahasa di ranah
memiliki potensi besar menjadi keagamaan/adat; penggunaan bahasa di
bahasa yang punah. lembaga pemerintah/lembaga swasta;
2) Endangered, yakni terancam punah penggunaan bahasa di ranah pendidikan;
karena sangat sedikit penutur muda penggunaan bahasa di ranah
yang tetap menggunakan bahasa dokumentasi; dan sikap bahasa
ibunya. Penutur fasih bahasa ini (kebanggan dan kesetiaan bahasa).
hanya penutur dewasa. Objek penelitian ini adalah penutur
3) Severely endangered, yakni benar- bahasa Tolaki yang berdomisili di Kota
benar terancam karena penutur aktif Kendari. Jumlah responden yang
adalah kelompok usia di atas 50 menjadi target penelitian sebanyak 64
tahun. orang. Dari 64 responden tersebut, dapat
4) Nearly extinct, yakni dalam kondisi diklasifikasi ke dalam berbagai
sekarat karena penuturnya adalah karakteristik, seperti jenis kelamin, usia,
orang-orang yang sangat tua. pendidikan, pekerjaan, dan lama domisili
5) Extinct, yakni yang sudah mati karena di tempat pengambilan data.
tidak lagi memiliki penutur. Pengumpulan data menggunakan
teknik angket (kuesioner), observasi, dan
Kelima skala tersebut dimodifikasi
wawancara. Data primer diperoleh
untuk dijadikan dasar dalam penentuan
dengan menggunakan kuesioner. Materi
kriteria vitalitas bahasa dalam
kuesioner mengandung data pribadi
penelitian—sebagaimana yang
responden dan data situasi kebahasaan.
dikemukakan pada bagian Metode
Bentuk kuesioner yang digunakan adalah
Penelitian.
kuesioner tertutup dengan dua jawaban,
yaitu ya dan tidak.
METODE PENELITIAN
Data kuantitatif yang diperoleh
dengan menggunakan kuesioner
Penelitian ini bersifat deskriptif-
dianalisis secara deskriptif berdasarkan
kuantitatif. Pengumpulan data
perhitungan frekuensi dan persentase.
dilaksanakan di Kota Kendari yang
Selanjutnya, data diolah dengan program
merupakan domain dari penutur bahasa
SPSS. Hasil pengolahan data kualitatif
Tolaki. Waktu penelitian dimulai dari
ini disinergikan dengan pengolahan data
Januari sampai dengan Oktober tahun
kualitatif yang dipeloleh dari wawancara
2019.
mendalam. Wawancara dilakukan
Instrumen penelitian menjadi
dengan dua orang informan dari etnis
unsur utama dalam melaksanakan
Tolaki, yakni Bapak Ramis Rauf (laki-
penelitian ini—dalam bentuk
laki, 29 tahun) dan Bapak Arsamid (laki-
pertanyaan/kuesioner. Ada beberapa
laki, 80 tahun).
pertanyaan yang diberikan kepada
Dalam penelitian ini digunakan
responden berkaitan dengan keberadaan
kriteria vitalitas bahasa yang diukur
bahasa Tolaki di Kendari. Beberapa poin
berdasarkan nilai rerata, yaitu sangat
tersebut, yakni mobilitas informan pada
terancam (0,0—0,20); terancam (0,21—
posisi relatif, kota-desa; kedwibahasaan
0,40); mengalami kemunduran (0,41—
responden; penggunaan bahasa di ranah
0,60); stabil, mantap, tetapi berpotensi
keluarga; penggunaan bahasa
mengalami kemunduran (0,61—0,80);
antargenerasi; penggunaan bahasa di
dan aman (0,81—1,00). Kriteria ini
ranah transaksi; penggunaan bahasa pada
188
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
189
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
190
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
191
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
kampung halaman mereka untuk pilihan itu ada pada bahasa Indonesia.
merantau ke negeri orang dengan tujuan Akibatnya, dari peristiwa itu
membangun kehidupan permanen memunculkan gejala kedwibahasaan
bersama warga asli setempat dalam dalam masyarakat. Komunikasi verbal
tempo yang tidak ditentukan”. dalam masyarakat Kendari akan
Pernyataan itu terbukti pada pertanyaan menggunakan bahasa Indonesia apabila
poin 3 yang menunjukkan bahwa etnis melibatkan penutur bahasa daerah lain.
Tolaki bukanlah etnis yang suka Tingkat kedwibahasaan etnis Tolaki di
berpindah-pindah tempat, baik dalam Kendari dapat dilihat pada tabel di
kawasan Kendari maupun ke luar bawah.
Kendari (di luar dari wilayah sukunya). Tabel 4
Berdasarkan kondisi tersebut, etnis Kedwibahasaan
Pilihan
Tolaki lebih cenderung menerima dan Pertanyaan
Jawaban
F %
menyerap kebudayaan lain, termasuk Saudara menguasai Ya 39 60,94
dalam hal bahasa. bahasa Tolaki Tidak 25 39,06
dengan baik? Total 64 100,00
Kedwibahasaan Saudara Ya 12 18,75
menggunakan Tidak 52 81,25
bahasa daerah lain
Kedwibahasaan atau bilingualism selain bahasa Total 64 100,00
berkenaan dengan penggunaan dua Tolaki?
bahasa atau lebih. Kedwibahasaan Saudara menguasai Ya 11 17,19
merupakan salah satu fenomena bahasa asing? Tidak 53 82,81
kebahasaan yang ditimbulkan oleh Total 64 100,00
kontak bahasa antara satu bahasa dengan Penguasaan bahasa Ya 42 65,63
Tolaki Saudara Tidak 22 34,38
bahasa yang lain. Sebagaimana yang lebih baik daripada
dikemukakan oleh Lukman (2012) Total 64 100,00
bahasa lain
bahwa seorang dwibahasawan adalah
orang yang memiliki kemampuan di Hampir semua masyarakat Tolaki yang
dalam dua bahasa atau lebih, atau tinggal di Kota Kendari dapat berbahasa
minimal mempunyai kemampuan dalam Indonesia dengan baik. Bahkan, ada
bahasa kedua. Sumarsono (2017) sebagian etnis Tolaki memiliki bahasa
mengemukakan bahwa bilingualism Indonesia sebagai bahasa ibu, walaupun
(kedwibahasawan) mengacu pada mereka juga bisa berbahasa Tolaki yang
pemilikan kemampuan seorang penutur mereka peroleh dari lingkungan sosial.
atas sekurang-kurangnya B1 dan B2 Ada juga etnis Tolaki yang bisa
meskipun kemampuannya atas B2 itu menguasai bahasa daerah lain, dan ada
hanya sampai pada batas yang minimum. juga yang bisa berbahasa asing.
Sebagaimana penjelasan pada Berdasarkan tabel tersebut, tidak semua
variabel sebelumnya bahwa Kendari etnis Tolaki bisa berbahasa Tolaki
sebagai wiilayah tutur bahasa Tolaki dengan baik. Ada yang hanya tingkat
hidup berdampingan dengan beberapa penguasaannya dalam tahap pasif atau
bahasa daerah lain, di antaranya yang memahami saja tetapi tidak bisa
mayoritas adalah bahasa Muna dan mengucapkan. Ada juga yang memang
bahasa Bugis. Adanya dua bahasa yang sudah tidak tahu sama sekali bahasa
berdampingan secara tidak langsung Tolaki. Bahasa daerah lain yang biasa
memaksa mereka untuk mencari bahasa diketahui dan bahkan dikuasai oleh etnis
penghubung yang bisa mereka pahami Tolaki adalah bahasa Bugis. Bahasa
dalam berkomunikasi. Tentu saja, Bugis secara psikologis lebih dekat
192
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
193
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
194
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
195
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
196
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
197
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
198
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
199
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
200
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
untuk pembelajaran
Total 64 100,00 dokumentasi tersebut dibuat oleh pihak
bahasa Tolaki. pemerintah sebagai upaya pelestarian
Kamus bahasa Ya 35 54
bahasa daerah dan hasil penelitian yang
Tolaki telah Tidak 29 69
disusun. Total 64 100,00
dilakukan oleh mahasiswa untuk
Bahasa Tolaki Ya 34 53,13 penyelesaian tugas akhir dalam bentuk
didokumentasikan Tidak 30 46,88 skripsi, tesis, atau disertasi. Adapun
dengan baik. Total 64 100,00 pendokumentasian yang dilakukan oleh
Banyak bahan Ya 29 45,31 penulis-penulis yang tertarik dengan
bacaan dalam Tidak 35 54,69 bahasa Tolaki sangatlah terbatas.
bahasa Tolaki. Total 64 100,00
Penutur bahasa Ya 40 62,50
Masyarakat Tolaki adalah
Tolaki menyukai Tidak 24 37,50 masyarakat yang terbuka. Mereka
siaran radio menerima kedatangan etnis-etnis lain
Total 64 100,00
berbahasa lain. dan melakukan penyesuaian diri dengan
Banyak orang yang Ya 21 32,81 etnis pendatang. Etnis Tolaki termasuk
bisa diajak Tidak 43 67,19 masyarakat yang ramah dan dapat
berkomunikasi
dengan bahasa Total 64 100,00 menerima perbedaan. Jadi, tidak
Tolaki di internet. mengherankan jika ada sebagian
Berita dalam media Ya 25 39,06 masyarakat Tolaki menyukai siaran
massa perlu Tidak 39 60,94 radio yang berbahasa lain.
disajikan dalam Penggunaan bahasa Tolaki di
Total 64 100,00
bahasa Tolaki
media massa hampir tidak pernah
Menurut sebagian reponden bahwa terdengar apalagi dibaca. Pada
bahasa Tolaki memiliki sistem aksara. kenyataannya, penggunaan bahasa
Namun, pada kenyataannya bahasa Indonesia dialek Kendari yang memiliki
Tolaki selalu dituliskan dalam aksara ciri khas tersendiri dengan intonasi dan
Latin. Sistem aksara yang dimaksud karakter penyebutan bunyi tertentu
belum pernah muncul ke permukaan atau karena pengaruh bahasa Tolaki. Menurut
tidak pernah digunakan. Pengenalan sebagian responden bahwa penggunaan
aksara Tolaki di dalam ranah pendidikan bahasa Tolaki untuk berkomunikasi
tidak pernah ada. Responden yang dalam media sosial terkadang digunakan
menjawab bahasa Tolaki memiliki hanya sebatas ungkapan-ungkapan
sistem aksara hanya pernah mendengar tertentu. Begitu juga dalam
saja tetapi tidak pernah melihat secara mengiklankan sebuah produk, bahasa
langsung aksara tersebut. Tolaki jarang digunakan karena saat ini
Berkaitan dengan tabel tersebut etnis Tolaki bukanlah penduduk
juga dapat dikemukakan bahwa jawaban mayoritas Kendari. Secara umum, tidak
responden mengenai dokumentasi ada etnis mayoritas, yang ada ialah etnis
bahasa Tolaki tidak ada yang terlalu yang sudah berbaur yang membentuk
dominan yang mengatakan ada dan tidak Kendari menjadi daerah yang majemuk.
ada. Hal tersebut disebabkan karena
sebagian dokumentasi mengenai bahasa Sikap Bahasa (Kebanggaan dan
Tolaki tidak tersebar merata di dalam Kesetiaan)
masyarakat Tolaki. Dokumentasi
mengenai bahasa Tolaki biasanya hanya Sikap bahasa berkaitan dengan
diketahui oleh orang yang sikap masyarakat tutur terhadap
berkepentingan dengan bahasa Tolaki, bahasanya. Sikap bahasa adalah posisi
seperti peneliti, mahasiswa, guru, dan mental atau perasaan terhadap bahasa
pihak pemerintah. Selama ini juga bahan sendiri atau bahasa orang lain. Sikap
201
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
202
Firman A. D., Asri, & Sukmawati: Vitalitas Bahasa Tolaki di Kota Kendari
203
Kandai Vol. 16, No. 2, November 2020; 183-204
204