Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI


MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN FARMASI SWASTA
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Jumirin Asyikin
Veronica Suryanti Tanu

Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIE Indonesia) Banjarmasin
Jln. H. Hasan Basry No. 9-11 Banjarmasin 70123 Telp. 0511-3304652 Faks. 0511-3305238

Artikel info Abstract

Article history: The goal of this research is to find and analyze the financial difference
First received in 4, March 2011 between Indonesian Government Pharmacy (BUMN) and Private
and was under review for Pharmacy in Bursa Efek Indonesia. The research data are secondary data
3 weeks in the form of financial report (Neraca dan laporan Laba-Rugi
perusahaan Farmasi Swasta di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009.)
Sample in this research are nine companies that consists of two
Keywords: government companies and seven private companies. The analysis
financial advancement, method is Independent Sample Test. According to differences test using
government pharmacy company independent sample test implies that the variables; gross profit margin
(BUMN), private pharmacy (GPM), operating profit margin (OPM), net profit margin (NPM), return
company on asset (ROA), return on investment, return on equity (ROE), and
earnings per share (EPS) are considered as variables with valuable
contribution to differentiate financial advancement between BUMN and
Bursa Efek Indonesia. That is because each variable results probability
value (2-tail significant) lower than α = 0,05, therefore the variables
indicate the valuable financial differences between Government
Pharmacy Company (BUMN) and Private Pharmacy Company of Bursa
Efek Indonesia. The main difference is that private company has more
wide opportunity, even international transaction (export) with better
management. Therefore the financial record is better. Furthermore, the
average ratio of GPM, OPM, NPM, ROA, ROI, ROE, and EPS of private
company is bigger than the government company. As a result GPM,
OPM, NPM, ROA, ROI, ROE, and EPS of private company are better than
the government company.

36
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENDAHULUAN yang bersangkutan, yang terdiri dari neraca,


laporan laba rugi serta laporan-laporan ke-
Dalam era globalisasi kita dapat mera- uangan lainnya. Dengan mengadakan analisis
sakan adanya gejolak moneter yang dapat terhadap pos-pos neraca akan dapat dike-
menimbulkan persaingan yang sangat ketat tahui atau akan diperoleh gambaran tentang
antara perusahaan-perusahaan. Agar peru- posisi keuangan perusahaan. Sedangkan
sahaan dapat bertahan hidup dituntut untuk analisis terhadap laporan laba rugi akan
mengelola perusahaannya dengan cara yang memberikan gambaran tentang hasil atau
lebih efisien dan efektif. Salah satu kunci perkembangan usaha perusahaan yang ber-
kesuksesan dan keberhasilan perusahaan sangkutan.
adalah melalui perencanaan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya ada-
Perencanaan keuangan yang baik akan lah hasil dari proses akuntansi yang dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi
perusahaan dapat selalu memantau pema- antara data keuangan atau aktivitas suatu
sukan dan pengeluaran dana yang dimiliki. perusahaan dengan pihak-pihak yang ber-
Dalam hal ini perusahaan langsung dapat kepentingan terhadap posisi keuangan. Ber-
mengetahui tindakan apa yang harus dila- dasarkan konsep periode akuntansi, maka
kukan untuk keuntungan dan tidakan apa laporan keuangan sangat diperlukan untuk
yang tidak perlu dilakukan apabila hasilnya mengukur hasil usaha dan perkembangan
dapat merugikan perusahaan. Kegiatan in- perusahaan dari waktu kewaktu untuk me-
vestasi merupakan pasar modal yang berdiri ngetahui sejauh mana perusahaan mencapai
sejak tahun 90-an. tujuannya. Secara umum tujuan perusahaan
Pasar modal merupakan indikator ke- adalah meningkatkan kesejahteraan pihak-
majuan perekonomian suatu negara serta pihak yang berkaitan dengan perusahaan
menunjang perkembangan ekonomi negara dengan memaksimumkan laba. Pengukuran
yang bersangkutan. Kegiatan investasi Bursa hasil usaha yang dicapai dapat dilakukan
efek di Indonesia hingga saat ini dapat dika- dengan cara menganalisis rasio keuangan,
takan telah mengalami perkembangan yang (Munawir, 2002, 82).
sangat pesat, hal ini sejalan dengan semakin Untuk menilai kinerja keuangan dan
pesatnya perkembangan kehidupan bisnis prestasi perusahaan, analisis keuangan me-
dan ekonomi di Indonesia. Perkembangan in- merlukan tolok ukur yaitu rasio atau indeks
vestasi efek ini secara langsung dapat yang menghubungkan dua data keuangan
diamati melalui perkembangan kegiatan di yang satu dengan yang lainnya. Analisis dan
pasar modal, khususnya di Bursa Efek Indo- antarprestasi dari macam-macam rasio dapat
nesia (BEI). memberikan pandangan yang lebih baik
Untuk memberikan kepercayaan ke- tentang kondisi keuangan dan prestasi peru-
pada investor, tentunya pihak perusahaan sahaan. Dengan menggunakan alat analisis,
harus memberikan rincian laporan keuangan berupa rasio akan dapat menjelaskan atau
sebagai penilaian kinerja keuangan peru- memberikan gambaran tentang posisi ke-
sahaan yang selama ini telah dijalankan. uangan suatu perusahaan terutama apabila
Kondisi keuangan perusahaan akan dapat angka rasio pembanding yang digunakan
diketahui dari laporan keuangan perusahaan sebagai standar, (Sawir, 2001, 6).

37
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

Analisis rasio menggambarkan suatu perusahaan Farmasi, namun karakteristik


hubungan atau perimbangan antara suatu kepemilikan perusahaan tersebut sangat
jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya berbeda baik dari manajemennya maupun
sangat bermanfaat bagi manajemen untuk pengelolaan keuangannya. Karekteristik per-
perencanaan dan pengevaluasian prestasi bedaan laporan keuangan tersebut dapat
atau kinerja (performance) perusahaan, se- dilihat dari laba bersih yang diperoleh
dangkan bagi para kreditor dapat digunakan masing-masing perusahaan. Rata-rata laba
untuk memperkirakan potensi risiko yang bersih yang diperoleh perusahaan Farmasi
akan dihadapi dikaitkan dengan adanya ja- milik swasta lebih besar atau lebih baik dari
minan kelangsungan pembayaran bunga dan perusahaan Farmasi milik pemerintah. Ka-
pengembalian pokok pinjaman. Analisis rasio rena perusahaan Farmasi milik swasta
juga bermanfaat bagi para investor dalam mempunyai tujuan profit oriented maka
mengevaluasi nilai saham dan adanya ja- perolehan keuntungan lebih diutamakan,
minan atas keamanan dana yang akan sedangkan perusahaan Farmasi pemerintah
ditanamkan pada suatu perusahaan. Dengan lebih bertujuan sosial (mensejahterakan ma-
demikian, analisis rasio keuangan dapat di- syarakat) dengan memberikan harga lebih
gunakan manajemen untuk pengambilan murah (subsidi) maka keuntungan yang
keputusan jangka pendek maupun jangka diperoleh menjadi tidak maksimal. Dipilihnya
panjang, peningkatan efisiensi dan efekti- rasio profitabilitas untuk menilai dalam
vitas operasi, serta untuk mengevaluasi dan penelitian ini menurut Munawir (2002, 84)
meningkatkan kinerja. adalah karena rasio ini merupakan suatu alat
Salah satu rasio untuk menilai prestasi yang bisa digunakan untuk menilai kesuk-
perusahaan atau kinerja keuangan peru- sesan atau prestasi perusahaan secara kese-
sahaan adalah rasio profitabilitas yang me- luruhan, yang secara umum didefinisikan
nghubungkan dua data keuangan yang satu sebagai net income.
dengan yang lainnya. Rasio profitabilitas ini Berdasarkan uraian di atas, penulis
mengukur perusahaan menghasilkan keuntu- akan menilai keefektifan penggunaan sum-
ngan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, ber daya yang dimiliki dan pengaruhnya
asset,dan modal saham (Hanafi, 2005, 42). terhadap tingkat kinerja keuangan yang diha-
Rasio profitabilitas ini akan memberikan silkan. Aktivitas yang dijalankan perusahaan
jawaban akhir tentang efektivitas manaje- dilihat dari rasio-rasio yang dimiliki seperti
men perusahaan dan memberikan gambaran gross profit margin (GPM), operating profit
tentang efektivitas pengelolaan keuangan margin (OPM), net profit margin (NPM),
perusahaan. Dengan demikian, perlu di- return on assets (ROA), return on investment
lakukan analisis rasio profitabilitas pada (ROI) dan return on equity (ROE), dalam
perusahaan Farmasi untuk melihat sejauh membandingkan kinerja keuangan antara
mana perusahaan melakukan efektivitas Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
pengelolaan manajemen dan keuangan. (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Swasta
Perusahaan Farmasi yang terdaftar di di Bursa Efek Indonesia.
Bursa Efek Indonesia dibedakan menjadi Penelitian ini bertujuan untuk menge-
perusahaan Farmasi Milik Pemerintah tahui dan menganalisis perbedaaan kinerja
(BUMN) dan perusahaan Farmasi Swasta di keuangan antara Perusahaan Farmasi Milik
Bursa Efek Indonesia. Walaupun sama-sama

38
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Far- Nama-nama perusahaan Farmasi di


masi Swasta di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada Ta-
bel 1.
Hipotesis
Berdasarkan teori di atas, maka penulis Definisi Operasional
ajukan hipotesis untuk diuji secara empiris 1. Operating Profit Margin: laba bersih se-
dalam penelitian ini, yaitu: belum bunga dan pajak yang dicapai di-
Ha : Terdapat perbedaan kinerja keuang-an bandingkan dengan penjualan (Sutrisno,
antara Perusahaan Farmasi Mi-lik 2001, 245).
Pemerintah (BUMN) dengan peru- 2. Net Profit Margin: mengukur laba bersih
sahaan Farmasi Swasta di Bursa Efek setelah pajak yang dicapai dibandingkan
Indonesia. dengan penjualan (Sutrisno,2001, 245).
Ho : Tidak terdapat perbedaan kinerja ke- 3. Return on Investment: mengukur be-
uangan antara Perusahaan Farmasi sarnya kemampuan perusahaan meng-
Milik Pemerintah (BUMN) dengan Pe- hasilkan laba setelah pajak dari seluruh
rusahaan Farmasi Swasta di Bursa Efek aktiva yang dimilikinya (Sutrisno,2001,
Indonesia. 255).
4. Gross Profit Margin: mengukur laba Ko-
METODE PENELITIAN tor yang dicapai dibandingkan dengan
penjualan (Sutrisno, 2001, 245).
Populasi dan Sampel 5. Return on Assets: mengukur kemampuan
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan secara keseluruhan di dalam
seluruh perusahaan farmasi berjumlah 9 menghasilkan laba sebelum pajak dan
(sembilan) perusahaan. Teknik pengambilan bunga dengan jumlah keseluruhan aktiva
sampel (sampling) yang digunakan secara yang tersedia dalam perusahaan pada
purposive sampling, yaitu kelompok objek suatu periode tertentu, umumnya satu
yang diambil berdasarkan pertimbangan- tahun (Rahardjo, 2001, 104).
pertimbangan tertentu. Pertimbangan-per- 6. Return on Equity merupakan gambaran
timbangan objek yang dijadikan sampel ada- sejauhmana perusahaan mengelola mo-
lah perusahaan farmasi yang yang terdiri dari dal sendiri secara efektif, mengukur
2 (dua) perusahaan milik pemerintah tingkat keuntungan dari investasi yang
(BUMN) dan 7 (tujuh) perusahaan swasta ya- telah dilakukan pemilik modal sendiri
ng terdaftar di BEI selama periode amatan atau pemegang saham perusahaan
(2003-2009), memperoleh laba (2003-2009) (Sawir, 2001,20).
mempublikasikan laporan keuangan selama
periode amatan (2003-2009), dan tidak ada Sumber Data
data missing (kosong) yang digunakan dalam Data penelitian yang digunakan dalam
penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, penelitian ini adalah data sekunder yang
maka sampel dalam penelitian ini berjumlah berupa laporan keuangan dari tahun 2003
9 (sembilan) atau seluruh populasi. sampai dengan tahun 2009 pada perusahaan
Farmasi di Bursa Efek Indonesia.

39
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

Tabel 1. Nama-nama Perusahaan Farmasi di Bursa Efek Indonesia


Nama-nama Perusahaan Farmasi Milik Nama-nama Perusahaan Farmasi Swasta
Pemerintah (BUMN)
1. PT Indofarma (Persero) Tbk 1. PT Bristol- Myers Squibb Indonesia Tbk.
2. PT Kimia Farma Tbk 2. PT Darya-Varia Laboratoria Tbk.
3. PT Kalbe Farma Tbk.
4. PT Merck Tbk.
5. PT Schering Plough Indonesia Tbk.
6. PT Pyridam Farma Tbk.
7. PT Tempo Scan Pacific Tbk.

Sumber: data diolah, 2009

Teknik Pengumpulan Data parametrik dengan menggunakan model In-


Pengumpulan data dilakukan dengan dependent Sample Test. Variabel-variabel
cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
dengan cara mencatat laporan keuangan gross profit margin, operating profit margin,
perusahaan farmasi yang berhubungan de- net profit margin, return on assets, return on
ngan pelaksanaan kegiatan penelitian ini investment, dan return on equity. Tingkat
melalui internet dengan situs signifikan yang diambil dalam penelitian ini
http://www.idx.co.id. adalah 5% atau tingkat kepercayaan sebesar
95 %. Uji hipotesis yang digunakan dalam
Teknik Analisis Data penelitian ini adalah Uji t, jika signifikansi t
Analisis data dilakukan dengan berpe- (2-tailed) < dari  = 0,05 maka Haditerima
doman pada data yang diperoleh dari data atau Ho ditolak.
sekunder berupa laporan keuangan (Neraca
dan Laba Rugi) dan selanjutnya akan diana- Model Penelitian
lisis dengan menggunakan uji beda melalui Model yang digunakan dalam pene-
pogram SPSS for Windows Versi 13, dengan litian ini dapat dilihat pada gambarkan 1.
model yang digunakan adalah statistik non

UJI BEDA
PERUSAHAAN PERUSAHAAN
FARMASI BUMN FARMASI SWASTA

KINERJA KEUANGAN
(Rasio Profitabilitas)

Gambar 1. Model Penelitian

40
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

HASIL DAN PEMBAHASAN dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta.


Sedangkan rata-rata operating profit margin
Bagian ini dimaksudkan untuk mem- Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
buktikan hipotesis yang menyatakan perbe- (BUMN) sebesar 4,1630 lebih kecil dari rata-
daan kinerja keuangan antara Perusahaan rata operating profit margin Perusahaan
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Farmasi Milik Swasta yaitu sebesar 16,0649,
Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Untuk ini berarti operating profit margin Perusa-
membuktikan hipotesis tersebut, digunakan haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)
uji t dua sampel bebas. Perhitungan statistik kurang baik jika dibandingkan dengan ope-
yang telah dilakukan menunjukkan hasil se- rating profit margin Perusahaan Farmasi
perti yang terlihat pada Tabel 2. Milik Swasta.
Berdasarkan Tabel 2 di atas dapat dije- Variabel net profit margin mengha-
laskan bahwa dari lima variabel pengukur silkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih
kinerja keuangan, terlihat variabel GPM, kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe-
OPM, NPM, ROA, ROI, ROE dan EPS menun- daan net profit margin antara Perusahaan
jukkan perbedaan nyata (hipotesis alternatif Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan
diterima) antara kinerja keuangan Perusa- Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Sedangkan
haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) de- rata-rata net profit margin perusahaan Peru-
ngan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Hal sahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)
ini bisa dilihat probabilitas (2-tail significant) sebesar 1,5650 lebih kecil dari rata-rata net
variabel tersebut lebih kecil dari α = 0,05. profit margin Perusahaan Farmasi Milik
Variabel gross profit margin mengha- Swasta yaitu sebesar 10,3120. Ini berarti, net
silkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih profit margin Perusahaan Farmasi Milik
kecil dari α = 0,05, berarti ada perbedaan Pemerintah (BUMN) kurang baik jika diban-
gross profit margin antara Perusahaan Far- dingkan dengan net profit margin Perusa-
masi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Peru- haan Farmasi Milik Swasta.
sahaan Farmasi Milik Swasta. Sedangkan Variabel Return on Assets menghasil-
rata-rata gross profit margin Perusahaan kan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) sebesar kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe-
26,7090 lebih kecil dari rata-rata gross profit daan Return on Assets antara Perusahaan
margin Perusahaan Farmasi Milik Swasta Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan
yaitu sebesar 54,9700, ini berarti gross profit Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Sedang-
margin Perusahaan Farmasi Milik Pemerin- kan rata-rata Return on Assets perusahaan
tah (BUMN) kurang baik jika dibandingkan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
dengan gross profit margin Perusahaan Far- (BUMN) sebesar 4,5210 lebih kecil dari rata-
masi Milik Swasta. rata Return on Assets Perusahaan Farmasi
Variabel operating profit margin meng- Milik Swasta yaitu sebesar 20,4483, ini be-
hasilkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih rarti Return on Assets Perusahaan Farmasi
kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe- Milik Pemerintah (BUMN) kurang baik jika
daan operating profit margin antara Perusa- dibandingkan dengan Return on Assets Peru-
haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) sahaan Farmasi Milik Swasta.

41
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji T Dua Sampel Bebas Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi
Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta
Variabel Perusahaan Farmasi Milik Perusahaan Farmasi Milik
Kinerja Pemerintah (BUMN) Swasta 2-tail Sig
Rata-Rata SD Rata-rata SD
GPM 26,7090 2,77045 54,9700 8,99403 0,000
OPM 4,1630 0,94539 16,0649 9,49292 0,000
NPM 1,5650 0,87925 10,3120 7,19458 0,000
ROA 4,5210 2,26239 20,4483 15,66104 0,000
ROI 2,5550 1,55570 13,7823 10,84974 0,000
ROE 4,4440 1,95017 33,0508 36,83564 0,000
EPS 5,8230 4,30465 1,828,6854 3,069,18849 0,001
Sumber: data diolah, 2011

Variabel Return on Investment mengha- ngan Return on Equity Perusahaan Farmasi


silkan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih Milik Swasta.
kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe- Variabel Earning per Share menghasil-
daan Return on Investment antara Perusa- kan nilai probabilitas sebesar 0,0,001 lebih
haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe-
dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. daan Earning per Share antara Perusahaan
Sedangkan rata-rata Return on Investment Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan
Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Sedangkan
(BUMN) sebesar 2,5550 lebih kecil dari rata- rata-rata Return on Equity Perusahaan Far-
rata Return on Investment Perusahaan masi Milik Pemerintah (BUMN) sebesar
Farmasi Milik Swasta yaitu sebesar 13,7823, 5,8230 lebih kecil dari rata-rata Earning per
ini berarti Return on Investment Perusahaan Share Perusahaan Farmasi Milik Swasta yaitu
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) kurang sebesar 1.828,6854, ini berarti Earning per
baik jika dibandingkan dengan Return on In- Share Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
vestment Perusahaan Farmasi Milik Swasta. (BUMN) kurang baik jika dibandingkan de-
Variabel Return on Equity mengha- ngan Earning per Share Perusahaan Farmasi
silkan nilai probabilitas sebesar 0,0,000 lebih Milik Swasta.
kecil dari α = 0,05, berarti terdapat perbe-
daan Return on Equity antara Perusahaan Pembahasan
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Pembahasan pada bagian ini mengenai
Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Sedangkan jawaban dari hasil pembuktian hipotesis al-
rata-rata Return on Equity Perusahaan Far- ternatif, yang pada akhirnya akan menjawab
masi Milik Pemerintah (BUMN) sebesar tujuan dan perumusan masalah, yaitu apa-
4,4440 lebih kecil dari rata-rata Return on kah rasio-rasio gross profit margin, net profit
Equity Perusahaan Farmasi Milik Swasta margin, profit margin, return on assets, re-
yaitu sebesar 33,0506, ini berarti Return on turn on equity, return on equity dan earning
Equity Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah per share mempunyai kontribusi bermakna
(BUMN) kurang baik jika dibandingkan de- dan pembeda kinerja keuangan antara Peru-

42
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

sahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) perusahaan Farmasi Swasta di Bursa Efek
dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. Indonesia terbukti diterima. Variabel opera-
Variabel gross profit margin terpilih ting profit margin merupakan rasio perban-
sebagai variabel yang mempunyai kontribusi dingan antara laba sebelum bunga dan pajak
bermakna sebagai pembeda kinerja keua- dengan penjualan bersih yang mencermin-
ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah kan besarnya tingkat keuntungan bersih yang
(BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik diperoleh perusahaan.
Swasta, karena mempunyai tingkat signifi- Variabel net profit margin terpilih se-
kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel bagai variabel yang mempunyai kontribusi
ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda bermakna sebagai pembeda kinerja keua-
dan dapat menunjukkan perbedaan yang ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
bermakna antara kinerja keuangan Perusa- (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik
haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) Swasta, karena mempunyai tingkat signifi-
dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel
Dengan demikian, hipotesis alternatif yang ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda
diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat dan dapat menunjukkan perbedaan yang
perbedaan kinerja keuangan (gross profit bermakna antara kinerja keuangan Perusa-
margin) antara Perusahaan Farmasi Milik haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)
Pemerintah (BUMN) dengan perusahaan dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta.
Farmasi Swasta di Bursa Efek Indonesia ter- Dengan demikian, hipotesis alternatif yang
bukti diterima. Variabel gross profit margin diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat
merupakan rasio perbandingan antara laba perbedaan kinerja keuangan (net profit
kotor dengan penjualan yang mencerminkan margin) antara Perusahaan Farmasi Milik
besarnya tingkat keuntungan kotor yang Pemerintah (BUMN) dengan perusahaan Far-
diperoleh perusahaan. masi Swasta di Bursa Efek Indonesia terbukti
Variabel operating profit margin ter- diterima. Variabel net profit margin meru-
pilih sebagai variabel yang mempunyai kon- pakan rasio perbandingan antara laba bersih
tribusi bermakna sebagai pembeda kinerja setelah bunga dan pajak dengan penjualan
keuangan Perusahaan Farmasi Milik Peme- bersih yang mencerminkan besarnya tingkat
rintah (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi keuntungan bersih yang diperoleh perusa-
Milik Swasta, karena mempunyai tingkat haan.
signifikansi lebih kecil dari α = 0,05, maka Variabel Return on Assets terpilih se-
variabel ini mempunyai kontribusi sebagai bagai variabel yang mempunyai kontribusi
pembeda dan dapat menunjukkan perbeda- bermakna sebagai pembeda kinerja keua-
an yang bermakna antara kinerja keuangan ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik
(BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta, karena mempunyai tingkat signifi-
Swasta. Dengan demikian, hipotesis al- kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel
ternatif yang diajukan dalam penelitian ini ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda
yaitu terdapat perbedaan kinerja keuangan dan dapat menunjukkan perbedaan yang
(operating profit margin) antara Perusahaan bermakna antara kinerja keuangan Peru-
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan sahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)

43
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel
Dengan demikian, hipotesis alternatif yang ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda
diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat dan dapat menunjukkan perbedaan yang
perbedaan kinerja keuangan (Return on As- bermakna antara kinerja keuangan Perusa-
sets) antara Perusahaan Farmasi Milik Pe- haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)
merintah (BUMN) dengan perusahaan Far- dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta.
masi Swasta di Bursa Efek Indonesia terbukti Dengan demikian, hipotesis alternatif yang
diterima. Variabel Return on Assets meru- diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat
pakan rasio perbandingan antara laba se- perbedaan kinerja keuangan (Return on
belum pajak dengan total assets yang Equity) antara Perusahaan Farmasi Milik
mencerminkan besarnya tingkat keuntungan Pemerintah (BUMN) dengan perusahaan Far-
yang diperoleh dari penggunaan aktiva/as- masi Swasta di Bursa Efek Indonesia terbukti
sets perusahaan. diterima. Variabel Return on Equity merupa-
Variabel Return on Insvestment terpilih kan rasio perbandingan antara laba setelah
sebagai variabel yang mempunyai kontribusi pajak dengan modal sendiri yang mencer-
bermakna sebagai pembeda kinerja keua- minkan besarnya tingkat keuntungan yang
ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah diperoleh dari penggunaan modal sendiri.
(BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik Variabel Earning per Share terpilih se-
Swasta, karena mempunyai tingkat signifi- bagai variabel yang mempunyai kontribusi
kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel bermakna sebagai pembeda kinerja keua-
ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah
dan dapat menunjukkan perbedaan yang (BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik
bermakna antara kinerja keuangan Perusa- Swasta, karena mempunyai tingkat signifi-
haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) kansi lebih kecil dari α = 0,05, maka variabel
dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta. ini mempunyai kontribusi sebagai pembeda
Dengan demikian, hipotesis alternatif yang dan dapat menunjukkan perbedaan yang
diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat bermakna antara kinerja keuangan Perusa-
perbedaan kinerja keuangan (Return on haan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)
Insvestment) antara Perusahaan Farmasi dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta.
Milik Pemerintah (BUMN) dengan perusa- Dengan demikian, hipotesis alternatif yang
haan Farmasi Swasta di Bursa Efek Indonesia diajukan dalam penelitian ini yaitu terdapat
terbukti diterima. Variabel Return on Insves- perbedaan kinerja keuangan (Earning per
tment merupakan rasio perbandingan an- Share) antara Perusahaan Farmasi Milik Pe-
tara laba setelah pajak dengan total assets merintah (BUMN) dengan perusahaan Far-
yang mencerminkan besarnya tingkat keun- masi Swasta di Bursa Efek Indonesia terbukti
tungan yang diperoleh dari investasi yang diterima. Variabel Earning per Share meru-
ditanamkan. pakan rasio perbandingan antara laba
Variabel Return on Equity terpilih se- setelah pajak dengan jumlah saham beredar
bagai variabel yang mempunyai kontribusi yang mencerminkan besarnya tingkat keun-
bermakna sebagai pembeda kinerja keua- tungan yang diperoleh dari jumlah saham
ngan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah yang beredar.
(BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik Berdasarkan Tabel 3, bahwa kinerja
Swasta, karena mempunyai tingkat signifi- keuangan dilihat dari sisi rasio profitabilitas

44
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

(GPM, OPM, NPM, ROA, ROI, ROE, EPS) negeri (ekspor) dengan manajemen yang
perusahaan farmasi milik swasta lebih besar lebih bagus sehingga hasil prestasi keuangan
dari perusahaan farmasi milik Pemerintah juga bagus. Sementara perusahaan Farmasi
dari tahun 2005-2009, berarti kinerja keua- Milik Pemerintah (BUMN) terkendala pema-
ngan perusahaan Farmasi milik Swasta tahun saran karena pasarnya lebih banyak di dalam
2005-2009 lebih bagus dari kinerja keuangan negeri sehingga hasil penjualan (keuntungan)
perusahaan Farmasi milik Pemerintah. Per- yang diperoleh lebih kecil dan manajemen
bedaan tersebut lebih disebabkan karena yang dijalankan masih kurang baik karena
perusahaan Farmasi Milik Swasta mempu- masih adanya interpensi atau campur tangan
nyai pasar yang lebih luas bahkan pasar luar dari pemerintah.

Tabel 3. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)


dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta
Perusahaan Milik Perusahaan Milik
Rasio Pemerintah Swasta Keterangan
Rata-rata Rasio Rata-rata Rasio
Tahun 2005
GPM 30,45 54,11 Lebih bagus Swasta
OPM 4,90 12,97 Lebih bagus Swasta
NPM 2,16 8,59 Lebih bagus Swasta
ROA 5,05 15,71 Lebih bagus Swasta
ROI 3,17 10,57 Lebih bagus Swasta
ROE 4,94 30,27 Lebih bagus Swasta
EPS 6,31 565,50 Lebih bagus Swasta
Tahun 2006
GPM 26,04 57,62 Lebih bagus Swasta
OPM 4,42 16,29 Lebih bagus Swasta
NPM 1,75 10,08 Lebih bagus Swasta
ROA 5,60 18,84 Lebih bagus Swasta
ROI 2,85 13,01 Lebih bagus Swasta
ROE 5,24 41,88 Lebih bagus Swasta
EPS 6,42 1.328,18 Lebih bagus Swasta
Tahun 2007
GPM 25,08 55,07 Lebih bagus Swasta
OPM 3,39 15,55 Lebih bagus Swasta
NPM 1,54 9,86 Lebih bagus Swasta
ROA 4,07 18,74 Lebih bagus Swasta
ROI 2,43 12,35 Lebih bagus Swasta
ROE 4,77 36,45 Lebih bagus Swasta

45
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

EPS 5,77 1.511,28 Lebih bagus Swasta


Tahun 2008
GPM 24,63 54,18 Lebih bagus Swasta
OPM 4,11 16,80 Lebih bagus Swasta
NPM 1,19 11,02 Lebih bagus Swasta
ROA 3,83 24,44 Lebih bagus Swasta
ROI 2,18 16,00 Lebih bagus Swasta
ROE 2,76 29,22 Lebih bagus Swasta
EPS 5,00 2.326,90 Lebih bagus Swasta

Tabel 4. Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN)


dengan Perusahaan Farmasi Milik Swasta (Lanjutan)
Perusahaan Milik Perusahaan Milik
Rasio Pemerintah Swasta Keterangan
Rata-rata Rasio Rata-rata Rasio
Tahun 2009
GPM 27,35 53,87 Lebih bagus Swasta
OPM 4,00 18,72 Lebih bagus Swasta
NPM 1,19 12,02 Lebih bagus Swasta
ROA 4,06 24,51 Lebih bagus Swasta
ROI 2,15 16,97 Lebih bagus Swasta
ROE 3,50 27,44 Lebih bagus Swasta
EPS 5,60 3.411,57 Lebih bagus Swasta
Sumber: data diolah, 2011

PENUTUP sehingga hasil prestasi keuangan juga bagus.


Sementara perusahaan Farmasi Milik Peme-
Simpulan rintah (BUMN) terkendala pemasaran karena
Berdasarkan hasil uji beda dengan pasarnya lebih banyak di dalam negeri
menggunakan independent sample t test sehingga hasil penjualan (keuntungan) yang
bahwa dari enam variabel pengukur kinerja diperoleh lebih kecil dan manajemen yang
ke-uangan, terlihat variabel GPM, OPM, dijalankan masih kurang baik karena masih
NPM, ROA, ROI, ROE dan EPS menunjukkan adanya interpensi atau campur tangan dari
perbedaan nyata antara Perusahaan Farmasi pemerintah. Sedangkan rata-rata rasio GPM,
Milik Pemerintah (BUMN) dengan Perusa- OPM, NPM, ROA, ROI, ROE dan EPS
haan Farmasi Milik Swasta yang terdaftar di Perusahaan Farmasi Milik Swasta lebih besar
Bursa Efek Indonesia. Perbedaan inti lebih dari Peru-sahaan Farmasi Milik Pemerintah
dise-babkan karena perusahaan Farmasi (BUMN). Berarti rasio GPM, OPM, NPM,
Milik Swasta mempunyai pasar yang lebih ROA, ROI, ROE dan EPS perusahaan
luas bahkan pasar luar negeri (ekspor) Perusahaan Farmasi Milik Swasta lebih baik
dengan manajemen yang lebih bagus

46
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA PERUSAHAAN FARMASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DENGAN PERUSAHAAN
FARMASI SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

jika dibandingkan dengan perusahaan rusahaan tanpa ada campur tangan peme-
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN). rintah (intervensi) walaupun itu perusahaan
Variabel gross profit margin (GPM), pemerintah. Selain itu, perlu dilakukan ker-
operating profit margin (OPM), net profit jasama (mitra) dengan eksportir agar produk
margin (NPM), return on assets (ROA), return yang dihasilkan mampu menembus pasar
on investment (ROI), return on equity (ROE), luar negeri (ekspor) sehingga mampu me-
dan earning per share (EPS) terpilih sebagai ningkatkan penjualannya dan kemampuan
variabel yang mempunyai kontribusi ber- untuk memperoleh laba yang pada akhirnya
makna sebagai pembeda kinerja keuangan mampu meningkatkan kinerja keuangannya.
Perusahaan Farmasi Milik Pemerintah Bagi perusahaan Farmasi Milik Peme-
(BUMN) dengan Perusahaan Farmasi Milik rintah (BUMN) sebaiknya meningkatkan efi-
Swasta yang terdaftar di Bursa Efek Indo- siensi agar diperoleh keuntungan yang lebih
nesia. Hal ini disebabkan masing-masing maksimal. Hal ini merupakan tuntutan
variabel menghasilakan nilai probabilitas (2- globalisasi, dimana pasar bebas tidak bisa
tail significant) lebih kecil dari α = 0,05, lagi dihindari dan perusahaan harus berani
sehingga variabel ini bisa dikatakan mem- bersaing dan mencari tambahan modal dari
punyai kontribusi sebagai pembeda dan masyarakat (investor) dengan memberikan
dapat menunjukkan perbedaan yang ber- kepercayaan kepada mereka untuk mening-
makna antara kinerja keuangan Perusahaan katkan kinerja perusahaan.
Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) dengan
Perusahaan Farmasi Milik Swasta. DAFTAR PUSTAKA

Saran Baridwan, Zaki, 2004. Intermediate Accoun-


Berdasarkan kedua kelompok peru- ting. Edisi 8, Cetakan Pertama, BPFE-
sahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) UGM, Yogyakarta.
berbeda prestasinya dengan Perusahaan Hanafi, Mamduh M., 2004. Manajemen Ke-
Farmasi Milik Swasta, dikarenakan peru- uangan. Edisi 2004/2005, Badan Pe-
sahaan Farmasi Milik Swasta mempunyai nerbit Fakultas Ekonomi-UGM, Yogya-
pasar yang lebih luas bahkan pasar luar karta.
negeri (ekspor) dengan manajemen yang Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar
lebih bagus sehingga hasil prestasi keuangan Akuntansi Keuangan. Salemba Empat,
juga bagus. Sementara perusahaan Farmasi Jakarta.
Milik Pemerintah (BUMN) terkendala pema- John, Wild, J., K., R., Subramanyam, Robert
saran karena pasarnya lebih banyak di dalam F., Halsey, 2005. Financial Statement
negeri sehingga hasil penjualan (keuntungan) Analysis. Salemba Empat, Jakarta.
yang diperoleh lebih kecil dan manajemen Munawir, S., 2002. Analisa Informasi Ke-
yang dijalankan masih kurang baik karena uangan. Edisi Keempat, Liberty, Yogya-
masih adanya interpensi atau campur tangan karta.
dari pemerintah. Untuk itu hendaknya peru- Munawir, S., 2004. Analisa Laporan Keua-
sahaan Farmasi Milik Pemerintah (BUMN) ngan. Liberty, Yogjakarta.
melakukan perbaikan-perbaikan manajemen
dan diberi kebebasan untuk mengelola pe-

47
JURNAL SPREAD - APRIL 2011, VOLUME 1 NOMOR 1

Rahardjo, Budi, 2001. Akuntansi dan Keua- 2001. Akuntansi Keuangan, Konsep dan
ngan Untuk Manajer dan Non Keua- Aplikasi. Salemba Empat, Jakarta.
ngan. Andi, Yogyakarta. Sugiyono, 2004. Statistik untuk Penelitian.
Riyanto, Bambang, 2001. Dasar-dasar Pem- Alfabeta, Bandung.
belanjaan Perusahaan, Badan Penerbit Sutrisno, 2001. Manajemen Keuangan, Teori,
Fakultas Ekonomi-UGM, Yogjakarta. Konsep dan Aplikasi. Ekonisia, Yogya-
Santoso, Iman, 2007. Akuntansi Keuangan karta.
Menengah. Refika Aditama, Jakarta. Syamsudin, Lukman, 2007, Manajemen Ke-
Sawir, Agnes, 2001. Analisis Kinerja Keua- uangan Perusahaan Konsep Aplikasi
ngan dan Perencanaan Keuangan Peru- dalam Perencanaan, Pengawasan dan
sahaan. PT Gramedia Pustaka Utama, Pengambilan Keputusan. Penerbit Raja
Jakarta. Grafindo Persada, Jakarta.
Skousen, Fred. K., W., Steve Albrecht, James Warsono, 2003. Manajemen Keuangan Peru-
D., Stice, Earl K., Stice, Monte R., Swain, sahaan. Bayumedia Publishing, Jakar-
ta.

48

You might also like