Professional Documents
Culture Documents
Materi OSCE
Materi OSCE
Materi OSCE
Bedah Mulut
Dengan Hormat
Menghadapkan pasien laki laki usia 40 tahun dengan keluhan gigi berlubang
dan akan dilakukan ekstraksi pada gigi tersebut. Pasien memiliki riwayat hipertensi
dan didapatkan tensi 170/90. Kami mohon perawatan di bidang sejawat. Pasien masih
dalam perawatan kami. Atas bantuan yang diberikan kami ucapkan terimakasih.
Hormat Kami,
Herluinus. Drg
Kontrol Pendarahan
Alat dan Bahan
1. Masker dan handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Hemostatic Agent (Spongostan; Surgicel)
4. Suturing Silk 3.0
5. Needle
6. Needle holder
7. Pinset Anatomis dan Chirurgis
8. Syringe dan NaOCl 0.9% untuk irigasi
9. Gunting
10. Tampon steril
11. Bone File & Knabble Tang (Apabila ada tulang yang tajam)
Prosedur
1. Operator memakai masker dan handscoon
2. Tekan luka dengan tampon steril
3. Anastesi topikal atau menggunakan citoject dengan lidocaine 2% atau
mepivacaine 2% secukupnya.
4. Potong tulang yang tajam dengan knabble tang dan haluskan menggunakan
bone file (apabila ada tulang yang tajam); Ambil fragmen tulang dengan pinset
(apabila ada tulang yang tertinggal pada soket)
5. Irigasi menggunakan NaCl pada soket tanpa tekanan
6. Masukkan hemostatic agent ke dalam soket
7. Apabila luka besar, jahit dengan suturing silk 3.0 dan needle, ikat dengan rapat
tanpa menekan jaringan.
8. Irigasi jahitan
9. Pemberian resep antibiotik dan analgesik bila perlu
10. Rujukan ke spesialis penyakit dalam (bila pasien mempunyai penyakit
sistemik yang menyebabkan pendarahan berlebih)
11. Instruksi kontrol hari ke 1/7 (dilihat kasusnya), Instruksi pada pasien (hampir
sama dengan instruksi post ekstraksi)
12. Instruksi menghubungi dokter apabila pendarahan tidak berhenti juga.
Prosedur diatas adalah prosedur CPR jika dilakukan sendirian; apabila berdua
proses nya berbeda lagi.
Eksostosis/Alveolektomi
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Syringe dan Lidocaine 2%
4. Blade no 15 dan Scalpel
5. Knabble Tang
6. Bone File
7. Rasparatorium
8. Suturing Silk 3.0 dan Needle
9. Pinset Chirurgis dan Anatomis
10. Syringe irigasi dan Pz
11. Tampon
12. Povidone Iodine 10%
Prosedur
1. Lakukan asepsis pada bidang
2. Anastesi pada bidang
3. Lakukan envelope flap/triangle flap
4. Pisahkan jaringan periosteal dengan gingival dengan rasparatorium
5. Lakukan perabaan pada bagian alveolar untuk mencari bagian yang
menonjol/tajam
6. Apabila ditemukan, potong dengan menggunakan knabble tang, irigasi.
7. Haluskan bagian yang dipotong dengan menggunakan bone file, pastikan
bagian tersebut halus dan tidak tajam dengan perabaan, Irigasi.
8. Tutup flap dengan suturing silk 3.0 dan needle dengan metode
continous/interupted.
9. Irigasi jahitan
10. Pemberian antibiotik dan analgesik bila perlu
11. Kontrol 7 hari
Abses/Insisi Drainase
Pemeriksaan Fisik EO
1. Inspeksi : Asimetri; Pembengkakan; Warna
2. Palpasi :Pembengkakan, Suhu, Batas, Konsistensi, Nyeri tekan, Fluktuasi
Pemeriksaan Kelenjar Limfe
1. Akut : Teraba, Lunak, Sakit, Dapat Digerakkan dari dasarnya
2. Kronis :Teraba, Kenyal, Tidak Sakit, Dapat digerakkan dari dasarnya.
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Blade no 11 dan Scalpel
4. Asepsis Povidone Iodine 10%
5. Anastesi Topikal (Xylonor/Chloroethyl)
6. Arteri Klem
7. Suturing silk 3.0 dan Needle
8. Needle Holder
9. Gunting
10. Tampon
11. Irigasi Pz dan Syringe Irigasi
Prosedur
1. Aplikasi Asepsis dengan arah melingkar dari tempat insisi kearah luar
2. Aplikasi anastesi topikal dengan cara aplikasi anastesi pada tampon dan
ditempelkan di tempat insisi
3. Insisi di tempat terendah dari tempat fluktuasi dengan arah scalpel tegak lurus
dengan blade scalpel mengarah ke permukaan.
4. Drainase dengan klem bengkok dengan klem masuk dengan keadaan tertutup
dan dibuka didalam rongga abses, keluarkan dalam keadaan terbuka. Ulangi
ke segala arah.
5. Irigasi dengan Pz didalam rongga tanpa tekanan.
Langkah dibawah adalah pemasangan drain apabila diperlukan
1. Potong bagian jari handscoon dengan kedua ujung terbuka.
2. Balik permukaan potongan, bersihkan dengan pz dan celupkan di povidone
iodine 10%
3. Masukkan drain pada rongga abses dengan arteri klem
4. Lipat ujung luar drain dan jahitkan pada mukosa sekitar.
5. Pemberian obat antibiotik dan analgesik
6. Instruksi kontrol 3 hari
Reposisi TMJ
Alat dan Bahan
1. Handscoon dan Masker
2. Diagnostic kit
3. Kasa
4. Barthon Bandage
Prosedur
1. Pasang handscoon dan masker
2. Posisikan pasien pd posisi tegak, oklusal setinggi siku operator
3. Pasang kasa pada ibu jari
4. Instruksikan pasien untuk rileks dan tarik nafas panjang
5. Masukkan ibu jari pada oklusal gigi posterior, jari lain fiksasi pada bawah
rahang
6. Tekan ke bawah sekaligus menarik mandibula sedikit kedepan dan dorong
kebelakang
7. Pasang barthon bandage
8. Berikan Resep Muscle Relaxan, Analgesik, dan Ruboronsia
9. Instruksi Pasien: Jangan membuka mulut terlalu lebar, Istirahat, Diet Lunak.
10. Aplikasi Fiksasi selama 1-2minggu.
Pemeriksaan TMJ
Inspeksi
1. Lihat apakah ada asimetri wajah
2. Cek deviasi mandibula ketika membuka/menutup mulut
3. Cek oklusi
4. Cek pembukaan mulut sampai 3 jari atau tidak
Palpasi
1. Pakai Masker dan Handscoon
2. Gunakan 2 jari; telunjuk di meatus acusticus externus, jempol di depan.
3. Instruksikan buka tutup perlahan
4. Apakah ada perubahan, penonjolan, nyeri tekan.
5. Palpasi otot masetter dan temporalis
Auskultasi
1. Cek clicking
2. Pasien diinstruksikan buka tutup mulut dan cek pada depan tragus dengan
menggunakan stethoscope
3. Cek krepitasi
Terapi
1. Instruksi tidak membuka mulut terlalu lebar
2. Menghentikan kebiasaan buruk jika ada
3. Instruksi diet lunak
4. Pemberian resep analgesik dan muscle relaxant
5. Rujukan ke Sp.Prosto; Foto Radiologi
*Diagnostic Kit pada Bedah Mulut: Kaca Mulut 2 buah, Sonde Half Moon, Pinset
Dental
Prostodonsia
Mencetak RA/RB
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Penutup dada
3. Gelas Kumur
4. Diagnostic Kit*
5. Alginat
6. Mangkok karet dan spatula
7. Sendok cetak perforated
8. Saliva ejector
9. Povidone Iodone 10%
Prosedur
1. Penderita didudukkan dengan posisi yang benar
2. RA – Garis chamfer (trachus-Ala Nasi) sejajar lantai
3. RB – Garis oklusi sejajar lantai
4. Posisi kepala penderita setinggi siku operator
5. Pasang penutup dada
6. Jelaskan proses pencetakan, instruksi bernafas melalui hidung, kadang ada
respons muntah
7. Lepas protesa gigi bila ada
8. Perintah berkumur sebelum prosedur mencetak
9. Pemilihan sendok cetak yang tepat dengan besar, bentuk , dan kedalaman
palatum. Cobakan pada penderita
10. Apabila sendok cetak kurang panjang, tambahkan lempeng malam.
11. Campurkan bahan cetak alginat seusai aturan pabrik
12. Aduk adonan di mangkok karet dengan spatula.
13. Pengadukan dengan metode memutar dan menekan adonan pada dinding
bowl.
14. Tuangkan adonan pada sendok cetak setinggi tepian sendok.
15. Basahi handscoon dan haluskan permukaan, buang kelebihan bahan.
16. RA – Posisi operator dari depan untuk memasukkan tray dengan retraksi regio
pipi kanan menggunakan tray, lalu operator kebelakang. Tekan tray dari
belakang ke depan.
17. RB – Posisi operator di samping penderita, retraksi pipi. Tekan tray dari
belakang ke depan. Instruksikan pasien untuk mengangkat lidah dan
dijulurkan kedepan.
18. Pastikan posisi sendok cetak sesuai dengan garis median.
19. Tunggu sampai alginat setting.
20. Lepas sendok cetak dengan menekan bagian posterior ke arah oklusal.
21. Cuci dan lakukan disinfeksi pada cetakan
Penetapan Gigit
1. Buat garis chamfer dari tragus ala-nasi
2. Sejajarkan bidang oklusal rahang atas dengan chamfer
3. Galangan gigit RA anterior midline sejajar dengan garis imajiner interpupil
4. Tinggi galangan gigit disesuaikan dengan panjang bibir. (bibir panjang RA
tidak terlihat saat menutup mulut; nomal tampak 2mm; pendek 4mm)
5. Cek keseimbangan kontak oklusal dari galangan gigit RA dan RB (DVO)
6. DVO yang baik tercapai bila permukaan oklusal galangan menyentuh dengan
rata
7. Selanjutnya melakukan pencarian dimensi vertikal istirahat (DVI)
8. Ukur dimensi vertikal pasien saat posisi istirahat. Pasien diminta menutup
mulut dan mengucapkan huruf M untuk mendapatkan posisi istirahat.
9. Pengukuran dengan menggunakan jangka dari titik nasion dan gnation.
10. Pengukuran tinggi gigit= Posisi Istirahat – Free way space (2-4mm)
(Niswonger)
11. Sesuaikan tinggi galangan dengan ketinggian vertikal dari pengukuran.
12. Menentukan relasi horizontal dengan metode membuat nukleus walkhoff pada
posterior basis galangan gigit RA.
13. Posisikan pasien pada posisi dorsal flexi (menengadah kebelakang)
14. Instruksikan pasien untuk membuka tutup mulut sampai lelah, operator
membantu mendorong mandibula ke posterior.
15. Untuk mendapatkan letak gigit pasien diminta untuk menyentuh nukleus
walkhoff dengan lidah kemudian menutup mulut perlahan-lahan.
16. Lakukan langkah nomor 14 dan 15 sampai posisi letak gigit tidak berubah
17. Buat garis median; kaninus; dan garis senyum pasien
18. Fiksasi galangan gigit RA dan RB dengan Utility Wax atau Stapler
Design
Klamer Mucosa Bourne: Gillette, 2 Jari
Klamer Tooth Bourne: Half Jackson, 3 jari
Klamer Modifikasi : 2 Jari dengan rest mesial
*Diagnostic Kit pada Prostodonsia: Kaca Mulut 2 buah, sonde half moon, pinset
dental
Pedodonsia
Pulpotomi
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. High Speed dengan mata bur Round end/Safe end Bur
4. Temphofor
5. ZnPO4 , glass slab tebal, spatula semen
6. Formokresol
7. Antispetik
8. Anastetikum (citoject+Lidocaine 2%/Mepivacain 2%)
9. Anastesi Topikal Xylonor
10. Irigasi Aquadest Steril dan Syringe Irigasi
11. Cotton Pellet, Cotton Roll
Prosedur
1. Gunakan Masker dan Glove
2. Keringkan mukosa, lakukan asepsis dengan povidone iodine, aplikasian
anastesi topikal
3. Anastesi dengan citoject pada mucosa sekitar
4. Preparasi dengan round bur untuk membuang jaringan karies, setelah
menembus kamar pulpa, ganti bur dengan safe end bur untuk membersihkan
atap pulpa
5. Cek kebersihan atap pulpa dengan sonde, apabila masih ada yang tersangkut,
berarti atap pulpa masih tersisa
6. Lakukan irigasi
7. Lakukan Amputasi kamar pulpa dengan ekskavator. Hentikan pendarahan
dengan cotton pellet, lakukan irigasi.
8. Aplikasi formokresol pada ruang pulpa dengan cotton pellet selama 5 menit
sampai cotton pellet berubah warna kecoklatan/kemerahan.
9. Isi daerah pulpa dengan Temphofor dan isi dengan basis ZnPO4
10. Instruksi kontrol 1 minggu kemudian untuk pemasangan Stainless Steel
Crown.
Pulpotomi diatas adalah pulpotomi vital, apabila gigi telah non vital, tidak perlu
melakukan tahap ke 8 dan 9, apabila pulpotomi devital, aplikasikan devitech sebelum
dilakukan preparasi,
Fitting SSC
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Crown Scissors
4. Countouring Pliers
5. Crimping Pliers / Tang Adam
6. Stone
7. Rubber Wheel
8. SSC
Prosedur
1. Pasang cobakan ssc ke model
2. Potong bagian servikal ssc sebanyak yang dibutuhkan sampai tinggi oklusal
sama seperti sebelum pemasangan ssc (tidak mengganjal, oklusi tetap stabil)
dengan crown scissors
3. Kontur bagian yang dipotong untuk mendapatkan kontak proksimal dengan
countouring pliers. Pasang coba untuk cek kontak, oklusi, dan marginal.
4. Tekuk bagian servikal ssc untuk fitting dengan crimping pliers / tang adam
5. Rapihkan ssc dengan stone, poles dengan rubber wheel
6. Pasang coba.
*Diagnostic Kit pada Pedodonsia: Kaca Mulut 2 buah, Pinset dental, Sonde half-
moon, eksavator kecil dan besar
Periodonsia
Essig’s Splinting
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Ligature wire
4. Alkohol 70%
5. Syringe dan Aquadest Steril/Pz
6. Needle Holder
7. Pinset
8. Burnisher
9. Luniat Scheck/Lidah Ular
10. Articulating Paper
Prosedur
1. Siapkan ligature wire ukuran 0,12 mm, burnisher, needle holder, alkohol
2. Potong kawat ukuran 0,12 mm tsb sebesar 20 cm sebagai kawat primer, dan kawat
ukuran 10 cm sebagai kawat sekunder kemudian masukkan ke alkohol 70%
terlebih dahulu
3. masukkan kawat primer dari permukaan labial gigi pegangan sebelah distal dan
masukkan kawat yang dimasukkan tersebut melalui ujung distal gigi pegangan
lainnya sehingga mengelilingi beberapa permukaan gigi. Adaptasi kawat
sehingga berada pada 1/3 tengah gigi 4.
4. Kedua ujung disimpul lalu potong dengan gunting tapi untuk sementara jangan
terlalu diketatkan
5. Potong kawat sekunder yang 10 cm tadi menjadi 2 cm lalu masukkan salah satu
ujung dari permukaan labial ke lingual lalu kembalikan ke permukaan labial lagi
melalui kawat sekunder. tarik kawat dengan menggunakan pinset
6. Pilin searah jarum jam sampai ketat lalu potong dan tekan kearah insisal dengan
burnisher/luniat scheck/lidah ular
7. Lakukan hal yang sama pada gigi yang lain
8. Ujung yang paling distal yang belum diketatkan plintir searah jarum jam dengan
needle holder kemudia potong kawat dengan gunting kemudiaan tekan sisa kawat
ke arah insisal
9. Cek oklusi dengan articulating paper
10. instruksi pasien: makan makanan yang lunak, datang 1 minggu kemudian untuk
kontrol
Splinting Wire
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Ligature wire
4. Alkohol 70%
5. Syringe dan Aquadest Steril/Pz
6. Needle Holder
7. Pinset
8. Burnisher
9. Luniat Scheck/Lidah Ular
10. Flowable Komposit/Etsa/Bonding
11. Brush, pumice, dan Low Speed/Air Motor
12. Articulating Paper
13. Round end, High Speed
Prosedur
1. Gunakan masker dan handscoon
2. Hitung panjang wire yang dibutuhkan pada bagian yang akan dilakukan
prosedur (tepat dibawah titik kontak), panjang dikali 2, potong wire.
3. Lipat wire dan pilin
4. Pulas gigi dengan brush dan pumice untuk menghilangkan debris
5. Buat keratan pada bagian lingual gigi yang akan di splint
6. Isolasi, keringkan
7. Aplikasi etsa, tunggu selama 20 detik, cuci dan keringkan. Akan nampak snow
white appereance
8. Basahi wire dengan bonding
9. Aplikasi bonding pada gigi, tempatkan wire tepat dibawah titik kontak gigi,
sinari selama 20 detik. Fiksasi wire pada titik kontak dengan menggunakan
lidah ular
10. Aplikasi flowable komposit, ratakan sampai tidak ada gelembung, sinari
selama 40 detik
11. Cek apakah komposit sudah halus
12. Cek oklusi dengan articulating paper
Kuretase
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Tampon
4. Syringe dan Lidocaine 2%
5. Pocket Probe
6. Kuret Gracey
7. Syringe Irigasi & Pz
8. Glass slab
9. Semen spatula
10. Pack periodontal
11. Povidone Iodine 10%
Prosedur
1. Gunakan masker dan handscoon
2. Asepsis dg Povidone iodine
3. Anastesi
4. Kuretase dengan kuret gracey dengan ujung tajam menghadap sementum
sampai terasa halus sambil fiksasi dengan tampon
5. Kuretase dengan kuret gracey dengan ujung tajam menghadap jaringan lunak
sampai jaringan nekrotik hilang sambil fiksasi dengan tampon
6. Irigasi dengan Pz
7. Keringkan dan isolasi
8. Aduk pack di glass slab dgn semen spatula dengan gerakan meluas, ratio
base:catalyst sesuai dengan aturan pabrik
9. Basahi handscoon dengan air, pasang pack pada daerah yang dikuretase
10. Lakukan muscle trimming
11. Buang bagian yang mengenai oklusal dan mukosa bergerak
12. Instruksi: Jaga pack agar tidak lepas;jangan disikat;jangan dipakai makan; bila
lepas sebelum 3 hari maka dilakukan repack; jangan makan dan minum
pedas/panas; Instruksi makan makanan lunak; jangan merokok. Kontrol 7 hari
13. Pemberian analgesik bila perlu
Gingivektomi
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit
3. Povidone Iodine 10%; Cotton pellet
4. Syringe & Lidocaine 10%
5. Probe periodontal
6. Pocket Marking Forceps
7. Pisau Kirkland
8. Pisau Orban
9. Kuret Gracey
10. Sickle
11. Scalpel dan Blade no.15
12. Syringe Irigasi & Pz
13. Glass slab
14. Semen Spatula
15. Pack Periodontal
16. Tampon
Prosedur
1. Pakai masker dan handscoon
2. Asepsis
3. Anastesi
4. Ukur kedalaman pocket dg pocket marking forceps dan lihat bleeding point
sebagai proyeksi dasar pocket
5. Eksisi pada bleeding point 45 derajat kearah koronal secara berkelanjutan
dengan menggunakan blade&scalpel
6. Lakukan kuretase
7. Irigasi
8. Gingiva dibentuk dan dihaluskan seperti kontur normal menggunakan
kirkland*
9. Kontur interdental dibentuk dengan pisau orban
10. Irigasi dengan Pz, keringkan dengan tampon; isolasi
11. Aduk pack di glass slab dgn semen spatula dengan gerakan meluas, ratio
base:catalyst sesuai dengan aturan pabrik
12. Basahi handscoon dengan air, pasang pack pada daerah yang dikuretase
13. Lakukan muscle trimming
14. Buang bagian yang mengenai oklusal dan mukosa bergerak
15. Instruksi: Jaga pack agar tidak lepas;jangan disikat;jangan dipakai makan; bila
lepas sebelum 3 hari maka dilakukan repack; jangan makan dan minum
pedas/panas; Instruksi makan makanan lunak; jangan merokok. Kontrol 7 hari
16. Pemberian resep analgesik bila perlu
Langkah dari nomor 8 adalah langkah Gingivoplasty*
*Diagnostic Kit pada Periodonsia: Kaca Mulut 2 buah, Pinset dental, Sonde half-moon
Orthodonsia
Angka Normal
Jarak Gigit / Over bite: 2mm
Tumpang Gigit / Over Jet : 2mm
SNA : 82
SNB : 80
ANB :2
IMP : 90
ISN : 104-110
Lee way Space : 0.9 & 1.8
Free way Space : 2mm
Titik Cephalometri
Sella : Titik pusat dari Fossa pituitary
Nasion: Titik paling anterior dari sutura frontonasalis
Porion:Titik teratas dari meatus acusticus
Orbita: Titik terbawah dari orbita
Subspinal: Titik terdalam dari kurvatura maxilla
Anterior Spina Nasalis : Titik anterior maxilla
Posterior Spina Nasalis : Titik posterior maxilla
Supramental : Titik terdalam mandibula
Pogonion : Titik anterior mandibula
Gnation : Titik pada dagu perpotongan pogonion dan menton
Menton : Titik terbawah mandibula
Gonion : Titik paling inferior mandibula
Penumpatan Komposit
Alat dan Bahan
1. Masker dan Handscoon
2. Diagnostic Kit*
3. Cotton Roll/Cotton Pellet
4. Komposit
5. Etsa
6. Bonding
7. Microbrush
8. Light cure
9. Plastic Filling
10. Matrix Servikal (pada lesi servikal)
11. Crown form (pada lesi incisal)
12. Round bur, Tappered Bur, Fine Finishing, Enhance
13. Liner;Glass slab;Spatula GIC (pada lesi mencapai dentin)
Prosedur
1. Gunakan masker & handscoon
2. Pasang coba matrix servikal/Crown form (pada lesi servikal/incisal)
3. Isolasi dg cotton roll; keringkan
4. Aplikasi liner yg dimanipulasi pd glass slab dan diletakkan di kavitas dg
semen stopper (apabila lesi mencapai dentin)
5. Aplikasi etsa dg microbrush, tunggu 20 detik
6. Cuci, Keringkan, akan nampak snow white appereance
7. Aplikasi bonding, ratakan, sinari dgn light cured 20 detik
8. Aplikasikan komposit dg plastic filling layer by layer dengan semen spatula;
sinari setiap layer selama 20 detik
9. Pasang crown form yang sudah dilubangi; isi dengan komposit lalu sinari
(pada lesi incisal)
10. Pasang matrix servikal lalu sinari selama 20 detik (pada lesi incisal)
11. Finishing dengan fine finishing bur sampai tidak ada step
12. Polishing dengan enhance
*Diagnostic Kit pada Konservasi: Kaca Mulut 2 buah, Pinset dental, Sonde half-
moon, eksavator kecil dan besar
IKGM
Epulis Gravidarum
- Menjelaskan ke ibu hamil bahwa kondisi tersebut adalah kondisi yang wajar
dan sering terjadi pada ibu hamil
- Lesi tersebut tidak ganas, dan sering terjadi pada trimester pertama sampai
kedua kehamilan
- Lesi tersebut dapat hilang dengan sendirinya pada bulan ke-9 kehamilan atau
segera setelah kelahiran
- Penyebab utamanya adalah faktor hormon yang meningkat drastis selama
masa kehamilan tubuh jadi sangat peka terhadap iritan
- Penyebab sekunder adanya akumulasi iritan berupa plak
- Sebaiknya ibu hamil menjaga kebersihan rongga mulutnya, perawatan ringan
dapat dilakukan di trimester kedua
- Ada yang ingin ditanyakan? Atau Ada yang belum jelas?
Bahan
1. Disclosing Agent (atau pada beberapa kasus dapat diganti dengan pewarna
makanan atau sumbo)
2. Air bersih
3. Cotton Pellet
Alat
1. Diagnostic kit standar (kaca mulut 2 buah, pinset dental, sonde setengah
bulan)
2. Gelas kumur
3. Dapen glass (jika disclossing agent berbentuk cair atau gel)
Cara
1. Yang diukur adalah Calculus Index dan Debris Index
2. Pasien diminta untuk kumur terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecekan
3. Pasien diaplikasikan disclosing agent
a. Jika berupa tablet, pasien diminta mengunyah tablet disclosing agent,
kemudian ratakan dengan lidah dan ludahkan (jangan kumur dulu)
b. Jika berupa tablet yang dilarutkan atau gel yang diencerkan ulaskan
ke gigi-gigi secara merata dengan menggunakan cotton pellet
4. Kemudian dilakukan pengecekan pada gigi-gigi yang dimaksud (kriteria
pemeriksaan ditulis di bawah)
5. Kemudian data dicatat, CI dan DI dijumlahkan, maka hasil OHIS dapat
ditentukan
Kriteria Pemeriksaan
1. Gigi yang diperiksa adalah gigi 16, 11, 26 bagian labial/bukal, dan gigi 36, 31,
dan 46 diperiksa bagian lingual
2. Kasus jika gigi hilang pemeriksaannya di bukal atau lingual tetap
menyesuaikan gigi yang digantikan
a. Jika gigi 36 hilang, yang diperiksa 37 dan 35
b. Jika gigi 16 hilang, yang diperiksa 17 dan 15
c. Jika gigi 11 hilang, yang diperiksa gigi 21
d. Jika gigi 26 hilang, yang diperiksa 27 dan 25
e. Jika gigi 31 hilang, yang diperiksa gigi 41
f. Jika gigi 46 hilang, yang diperiksa gigi 47 dan 45
g. Jika dalam 1 sextan kurang dari 2 gigi jumlahnya, maka sextan tidak
dihitung
3. Skoring Debris dan kalkulus Index:
a. 0 = tidak ada food debris/kalkulus
b. 1 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi tidak lebih dari 1/3
permukaan gigi.
c. 2 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 1/3
permukaan gigi, tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.
d. 3 = food debris lunak/kalkulus yang menutupi lebih dari 2/3
permukaan gigi
4. Skor Kalkulus Index dan Debris Index = jumlah skoring semua gigi / jumlah
semua gigi yang diperiksa
5. Hasil perhitungan akhir OHIS
a. 0,0 – 1,2 = baik
b. 1,3 – 3,0 = sedang
c. 3,1 – 6,0 = buruk
Penghitungan DMF-T
Alat
1. Diagnostic kit standar (kaca mulur 2 buah, pinset dental, sonde setengah
bulan)
2. Gelas kumur
Cara mengecek
1. Kriteria pengecekan
a. Decay gigi yang mengalami karies. Pada DMF-T, jika ada karies
bukal, proksimal, dan oklusal yang terpisah, maka tetap dihitung
sebagai D=1. Sedangkan pada DMF-S, jika dalam satu gigi ada karies
di bukal, lingual, oklusal, maka D=3
b. Missing gigi yang hilang karena karies atau diindikasikan untuk
dicabut
c. Exfoliation gigi sulung yang diindikasikan untuk dicabut atau
hilang karena karies
d. Filling gigi yang telah mengalami penumpatan dan kondisinya
masih baik tumpatannya
2. Semua gigi yang ada di dalam rongga mulut dilakukan pemeriksaan, kecuali
M3 semua sisi (jadi total yang diperiksa hanya 28 gigi)
3. Rumus perhitungan DMF-T = D + M + F
D+ M + F
4. DMF−T rata 2=
Ju mlah total semua gigi yang diperiksa
5. Skoring DMF-T
a. 0,0 – 1,1 = sangat rendah
b. 1,2 – 2,6 = rendah
c. 2,7 – 4,4 = sedang
d. 4,5 – 6,5 = tinggi
e. 6,6 > = sangat tinggi
RADIOLOGI
Candidiasis
a. Salam sapa dan anamnesa (sesuai prosedur)
b. Gambaran Klinis :
Trush : plak putih pada mukosa berbatas difus, bergumpal (menyerupai gumpalan
susu/keju), dpt dikerok dengan dasar kemerahan. DD : Coated tongue, Hairy tongue,
Milk debris.
Acute Atropic Candidiasis : bercak merah yg rata (eritema) pada dorsal lidah,
berbatas difus, tidak mudah berdarah. DD : Eritroplakia, Chemical trauma
Chronic Atropic Candidiasis : bercak merah yg rata (eritema) pada daerah bawah
denture (palatum durum atau mukosa lingual) berbatas difus, tdk mdh berdarah. DD :
Eritroplakia, Chemical trauma
Chronic Hyperplastic Candidiasis : plak putih pada mukosa, tidak dapat dikerok,
tidak sakit. DD : Leukoplakia
c. Terapi :
- hilangkan faktor penyebab
- pemberian antifungal (topical, sistemik)
- pemberian obat kumur analgesic (jika sakit)
- instruksi menjaga OH
- rujukan kirim sediaan
Erithema Multiforme
Angular Cheilitis
Alat dan bahan
1. Diagnostic set (kaca mulut 2 buah, pinset dental, sonde setengah bulan)
2. Cotton pellet steril
3. Povidone Iodine 10%
Ciri Khas Lesi:
1. Anamnesa : mungkin pada pasien yang mengalami pengurangan dimensi vertikal
mungkin merupakan pasien usia lanjut dengan riwayat kehilangan gigi, pasien
dengan perawatan orthodontik (jarang), riwayat kurang konsumsi makanan
mengandung vitamin, defisiensi besi, kebiasaan napas dengan mulut, sering menjilati
sekeliling bibir dengan air liur, mungkin juga ada riwayat imuunodefisiensi
2. Pada EO : tampak adanya fisur-fisur pada sudut mulut, kadang disertai adanya
ulserasi pada IO, retak pada sudut bibir, warna kemerahan, disertai rasa terbakar,
kering, dan nyeri pada sudut mulut
Tatalaksana:
1. Anamnesa secara lengkap perkiraan penyebabnya
2. Sanitasi lesi irigasi dan ulasi povidone iodine
3. Instruksi untuk meningkatkan konsumsi nutrisi yang seimbang, jika ada kebiasaan
menjilati sekeliling bibir harap dihentikan, intinya pada peningkatan nutrisi
4. Meresepkan obat kumur yang mengandung antiseptik dan obat krim anti jamur
Herluinus Mafranenda, drg
SIP xxx/xxx/xxx
Jl. Mojoklangru Kidul F6 Surabaya, 081234xxx
Praktik Senin-Jumat 19.00-22.00 WIB
Surabaya, 23 April 2016
Pro. Nama px :
Usia :
Jenis kelamin :
Dengan ini kami kirimkan swab hapusan dari pasien Tn X, usia, alamat. Hapusan
diambil dari pseudomembran di mukosa pada tanggal 23 April 2016 pukul 19.00 WIB,
difiksasi pada media transport Saborroud Dextrose Agar. Mohon dilakukan tes KOH
dan kultur jamur. Pasien dalam perawatan kami dengan dugaan Acute
Pseudomembranous Candidiasis. Atas bantuan sejawat kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Leukoplakia
a. Salam sapa dan anamnesa (sesuai prosedur)
b. Gambaran klinis : plak berwarna putih pada mukosa mulut, batas tidak jelas, tepi
ireguler, tidak dapat dikerok.
c. DD : Geographic tongue
d. Terapi :
- Hilangkan faktor penyebab
- Meningkatkan OH
- Pemberian obat kumur antiseptik
- Rujuk ke Patologi Anatomi (biopsy untuk melihat candida)
Herluinus Mafranenda, drg
SIP xxx/xxx/xxx
Jl. Mojoklangru Kidul F6 Surabaya, 081234xxx
Praktik Senin-Jumat 19.00-22.00 WIB
Surabaya, 23 April 2016
R/ Chlorhexidine Gluconate 0,2% oral gargle 120 ml fl No 1
∫ 3 d d coll or
Pro. Nama px :
Usia :
Jenis kelamin :
Dengan hormat,
Menghadapkan pasien laki-laki, usia, dengan keluhan terdapat lesi plak putih pada
mukosa mulut, batas tidak jelas dan tepi ireguler. Diagnosa sementara leukoplakia.
Mohon dilakukan biopsy pada lesi diatas untuk pemeriksaan HPA. Pasien masih
dalam perawatan kami. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih.
Hormat kami
Anamnesa :
1. Salam, senyum
2. Perkenalkan diri
3. Identitas pasien : nama, usia, alamat, pekerjaan, status pernikahan, pendidikan
terakhir
4. Keluhan (what)
5. Riwayat keluhan : keadaan awal, lokasi (where), sejak kapan (when), rasa sakit
(how), hal yg memperburuk keluhan (why), hal yg mengurangi keluhan (pernah
dirawat sebelumnya, pernah konsumsi obat/tidak)
6. Keluhan tambahan : demam, gigi tiruan nyaman/tidak
7. Riwayat kesehatan umum :
- Riwayat penyakit terdahulu : pernah timbul / tidak, penyakit sistemik (kencing
manis, hipertensi, jantung, dll)
- Riwayat pengobatan : pernah diobati/tidak, sedang konsumsi obat/tidak
8. Riwayat penyakit keluarga
9. Kebiasaan sehari-hari : merokok, meminang, alkohol, olahraga, asupan makanan
(suka sayur, diet)