Professional Documents
Culture Documents
Load Balancing 2 ISP
Load Balancing 2 ISP
Oleh karena itu, kita hanya akan melakukan load balancing menggunakan 2 ISP yang memiliki dedicated
bandwidth. Sementara ISP yang memiliki shared bandwidth akan dijadikan sebagai backup ketika semua
ISP dedicated bandwidth mengalami masalah (down).
Syarat untuk memahami artikel ini, kamu harus memahi hal-hal berikut:
Pengalamatan IPv4
Static Route
Referensi:
Pengenalan IPv4
Subnetting IPv4
Akses Cepat:
Topologi
Preconfig
A. TOPOLOGI
B. Hostname Interface Address
ether1-ISP1 11.11.11.254/24
ether2-ISP2 22.22.22.254/24
Gateway
ether3-ISP3 33.33.33.254/24
ether4-LAN 192.168.1.1/24
B. PRECONFIG
1. Konfigurasi IP Address
3. Interface List
Untuk mempermudah identifikasi dan konfigurasi, kelompokan interface menjadi
kelompok LAN untuk interface yang mengarah ke jaringan lokal dan WAN untuk
interface yang menuju ke jaringan publik (ISP).
/interface list
add name=LAN
add name=WAN
/interface list member
add interface=ether1-ISP1 list=WAN
add interface=ether2-ISP2 list=WAN
add interface=ether3-ISP3 list=WAN
add interface=ether4-LAN list=LAN
4. NAT
Failover memungkinkan traffic tetap bisa diteruskan ke internet meskipun salah satu
jalurnya mati. Failover merupakan hal yang (harusnya) melekat pada load balancing.
Kalau ada load balancing pasti ada failover. Contoh: kita akan load balancing
menggunakan ISP1 dan ISP2, ketika ISP1 mati maka traffic tetap bisa diteruskan
melalui ISP2. Demikian pula sebaliknya, ketika ISP2 mati maka traffic tetap bisa
diteruskan melalui ISP1.
Nah, di lab ini, kita sebenarnya punya 3 ISP, kita akan membuat ISP3 sebagai backup
ketika ISP1 dan ISP2 mati. Kenapa ISP3 tidak diload balance? Karena IPS3 memiliki
shared bandwidth (bandwidthnya tidak tetap) sehingga berpotensi membuat jaringan
tidak optimal.
Jika sudah, buatlah mangle yang berfungsi untuk menandai paket yang berasal dari
(address-list) LAN menuju ke selain (address-list) LAN. Selain itu mangle ini juga akan
membagi (load balance) setiap paket yang lewat menggunakan metode PCC (Per
Connection Classifier). Paket tersebut bisa diklasifikasikan berdasarkan src-address,
src-port, dst-address, dan dst-port.
1. Firewall Mangle
Nah sesuai konfig di atas, untuk lab ini, kita akan menggunakan src-address dan dst-
address saja (both-address) untuk mengklasifikasikan paket yang lewat. Jadi setiap
paket yang lewat akan diberi mark route_to_ISP1 dan route_to_ISP2 secara bergantian
sesuai nilai denominator dan remainder.
Contoh, karena bandwidth ISP1 dan ISP2 sama yaitu 50MB, maka kita bisa
membaginya dengan perbandingan 1:1. Sehingga kita bagi menjadi dua grup saja.
Jumlah grup tersebut adalah nilai denominator. Sedangkan nilai remainder adalah nilai
index grup tersebut, contoh grup kita ada 2, maka kita akan buat mangle dengan
remainder 0 dan 1 (remainder dimulai dari 0).
Grup 0 akan diberi mark route_to_ISP1.
Grup 1 akan diberi mark route_to_ISP2.
Hal yang berbeda, jika kita punya 2 ISP yang memiliki bandwidth berbeda: 30Mbps dan
10Mbps. Maka kita bisa menggunakan perbandingan 3:1. Berarti nilai denominator-nya
adalah 4, dan grupnya (remainder) ada 4 (0,1,2,3). Agar seimbang dan optimal, 3 grup
(contoh:0,1,2) diberi mark untuk diteruskan ke ISP 30Mbps, sementara 1 grup sisanya
diberi mark untuk ISP yang 10Mbps. Tapi kasus kita ini bandwidthnya sama, maka kita
bisa gunakan perbandingan 1:1 saja.
Karakter load balancing PCC both-address adalah paket yang memiliki source address
dan destination address yang sama akan selalu dilewatkan ke internet melalui ISP yang
sama, selama masih ada session yang established.
Contoh:
1. Src:192.168.1.5, Dst:8.8.8.8, dilewatkan melalui ISP1.
2. Src:192.168.1.5, Dst:157.240.208.35, dilewatkan melalui ISP2.
3. Src:192.168.1.7, Dst:157.240.208.35, dilewatkan melalui ISP1.
4. Src:192.168.1.8, Dst:13.250.177.223, dilewatkan melalui ISP2.
Selanjutnya kita buat recursive route menggunakan protocol static route untuk me-route
traffic ke internet. Kita catat dulu gateway masing-masing ISP.
ISP1: 11.11.11.1
ISP2: 22.22.22.1
ISP3: 33.33.33.1
Karena ada 3 ISP yang akan kita gunakan untuk recursive route ke internet, maka kita
memerlukan 3 IP publik yang ada di internet untuk dijadikan recursive default gateway.
Pastikan IP ini bisa di-ping dan jarang down.
ISP1: 11.11.11.1 ==> 1.0.0.1
ISP2: 22.22.22.1 ==> 1.1.1.1
ISP3: 33.33.33.1 ==> 8.8.4.4
/ip route
D. PENGUJIAN
Biasanya setiap traceroute ke tujuan yang berbeda akan melewati ISP yang berebeda.
Tetapi kalau kamu mengetesnya melalui PC client yang ramai koneksinya, ketika
traceroute mungkin selalu melewati ISP yang sama.
Ketika ISP1 down, maka dalam waktu kurang dari 30 detik, active route akan beralih ke
ISP2.
3. Matikan modem ISP1 dan ISP2
Ketika ISP2 down, maka dalam waktu kurang dari 30 detik, active route akan beralih ke
ISP3.