Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Materialisme Dalam Pelayanan Di Gereja Yang Mengakibatkan Diskriminasi-Artikel Filsafat
Pengaruh Materialisme Dalam Pelayanan Di Gereja Yang Mengakibatkan Diskriminasi-Artikel Filsafat
Pengaruh Materialisme Dalam Pelayanan Di Gereja Yang Mengakibatkan Diskriminasi-Artikel Filsafat
Selfester Morna
Selfestermorna7@gamil.com
Abstract
Materialism is a view of life that prioritizes material things or a philosophical view that only
focuses on finding the basis of everything in human life, namely material things. And it can
also be briefly called the spirit of life which prioritizes material and physical needs "Matter is
all that matters (matter is the most important)" The author's purpose in writing this journal
is to explain the problems in the church today, the understanding of money and materialism,
which results in discrimination in the church, especially the lower class economy. With the
implication of the exemplary ministry of Jesus so that it can be beneficial for contemporary
Christian understanding. the method used in this research is literature study which contains
relevant theories related to the problem by collecting data through books and also scientific
works that discuss this material. The Bible actually does not want a materialist lifestyle that
aims to enrich itself and lives only to earn material things. Jesus also said that Christians
should be careful about amassing their treasures. Christians must not lay up treasures in
this earth, but those of Jesus want that is to collect treasures in heaven (Mat. 6:20). Thus
Material wealth is a gift from God to every God's people who believe in Him that is obtained
rightly and has responsibility responsible in managing the wealth to glorify God. Be a
servant of God Christians and churches can be wary of style live materialism and should also
be aware of his calling as salt and light in this world to be a blessing to others and to glorify
Lord.
Abstrak
PENDAHULUAN
Orang Kristen yang hidup di tengah kemajuan zaman tersebut juga menghadapi
hal yang sama. Orang Kristen harus memiliki sikap yang bertanggung jawab dalam
menghadapi berbagai tantangan zaman agar iman yang ada padanya tidak
1
Kalfaris Lalo,”Menciptakan Geenerasi Milenial Berkarakter Dengan Penddikan Karakter guna menyongsong Era
Globalisasi,” Jurnal Ilmu Kepolisian, no. 2 (2018): 69.
digoyahkan oleh zaman dan membuatnya jauh dari Tuhan. Sehingga respon yang
seharusnya diberikan adalah mempergunakan setiap perkembangan yang ada
untuk memuliakan Tuhan. Teknologi yang berkembang seperti computer, gadget,
dan lain sebagainya seharusnya dipergunakan untuk kemuliaan nama Tuhan. 2
Pelayan Tuhan yang hidup dalam era ini juga mengalami hal yang sama
namun tantangan yang berat dihadapi sebab mereka adalah teladan yang
seharusnya memberikan contoh yang baik dalam menghadapi perkembangan
zaman. Berbagai tuntutan kebutuhan yang semakin banyak harus dipenuhi
sehingga menuntut para hamba Tuhan mencari cara untuk memenuhi
kebutuhannya dan tak jarang ada pelayan Tuhan yang kemudian menjadikan
pelayanan yang dikerjakannya sebagai sumber utama dalam mencukupi
kebutuhannya. Artinya bahwa hamba Tuhan tidak lagi menjadikan tujuan
panggilan untuk melayani Kristus melalui umatNya dan prioritas pertama adalah
mengambil keuntungan dari pelayanan tersebut. Padahal, jika dilihat sebenarnya
pelayanan merupakan respon terhadap panggilan dan keselamatan yang diberikan
Yesus Kristus yang dikerjakan dengan penuh kerelaan dan sukacita layaknya
seorang hamba melayani tuannya.3
2
Yahya Affandi, “Gereja Dan Pengaruh Teknologi Informasi-Digital Eklesiology,” Jurnal Fidei, no.2 (2018):
275.
3
Robert P. Borrong, “Signifikansi Kode Etik Pendeta,” Gema Teologi, no. 1 (2015): 74.
4
Colin Brown, Filsafat dan Iman Kristen terj.Lena Suryana dan Sutjipto Subeno (Jakarta: Lembaga Reformed
Injili Indonesia, 1994), 231
5
Chris Marantika, Diktat Kuliah Filsafat dab Apologetika (Yogakarta: STII, tt), 36
sebagai hamba Tuhan bagi jemaat. Di tambah lagi dengan pengaruh falsafah zaman
sekarang yang mengatakan bahwa uang adalah segalanya.6
RUMUSAN MASALAH
METODE PENELITIAN
Motode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka yakni berisi
teori- teori relevan terkait dengan masalah. Jenis penelitian kepustakaan atau library
research adalah penelitian yang dilakukan melalui mengumpulkan data atau karya
tulis ilmiah dengan obyek penelitian atau pengumpulan data yang bersifat
kepustakaan, atau telah yang dilaksanakan untuk memecahkan suatu masalah dan
penelaahan kritis secara mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.
PEMBAHASAN
Pengertian dan Perkembangan Materialisme
Pengertian materialisme adalah ajaran yang menekankan keunggulan factor-
faktor material atas yang spiritual dalam metafisika, teori nilai, epistemologi atau
penjelasan historis.7 Namun demikian ada beberapa pengertian tentang sifat dari
materialisme ini antara lain: (a) keyakinan bahwa tidak ada sesuatu selain materi
yang sedang bergerak, tetapi pikiran sungguh-sungguh ada karena adanya
perubahan-perubahan material dan tidak bergantung sama sekali pada materi. (b)
materi dan alam semesta tidak mempunyai karakteristik-karakteristik pikiran. (c)
pelaku-pelaku imaterial tidak ada. (d) setiap perubahan mempunyai sebab material.
(e) materi dan aktifitasnya bersifat abadi. (f) tidak ada kehidupan dan tidak ada
pikiran yang kekal, semua gejala berubah.
Prmikiran tertua tentang materialisme muncul dalam pemikiran India bernama
aliran Charvaka yang dikembangkan pada abad 7 sM. Pada abad 5 sM diantara
filsuf Yunani bernama Leukippos dan Demoskritos mengembangkan suatu
materialisme yang menghasilkan teori atom. Dari sini atomisme dianggap sebagai
prototipe bagi semua sistem materialis dan mekanistis yang akan timbul dalam
sejarah filsafah selanjutnya. Pada abad 11 di Cina, Chung Tsai memandang
kekuatan material sebagai kategori penjelasan dasariah. Teori-teori materialisme
pertama muncul bersama dengan timbulnya filsafat karena kemajuan ilmu
6
Agung Gunawan, “Tantangan Pelayanan Penggembalaan Hamba Tuhan dalam Zaman Now,” Jurnal
Theologia Aletheia, no. 14 (2018): 122.
7
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 593
pengetahuan dalam astronomi, matematika dan bidang lainnya. Secara umum
materialisme kuno mengakui adanya materialitas dunia dan eksistensi dunia yang
tak bergantung di luar kesadaran manusia. Materialisme kuno berjalan seiring
dengan bertumbuhnya pengaruh ideologi mitologis.
Konsekuensi logis dari dikotomi ini sangat berbahaya jika diterapkan dalam
cara-cara dan tujuan kita mencari uang. Rasul Paulus sebagai tent maker tidak pernah
melepaskan pekerjaannya dari konteks kekekalan dan christian ministry. Selain ayat-
ayat yang telah disebutkan di atas, hal ini dapat dilihat dalam Filipi 1:21-24 dan
Kolose 3:23-24. Dalam kisah orang muda yang kaya, Yesus jelas melihat isi hatinya.
Hati orang kaya yang melekat (cinta berat) pada harta miliknya, lebih memilih
kekayaan daripada hidup kekal. Banyak dari kita mungkin juga akan berpikir seribu
kali jika Yesus mengatakan hal yang sama kepada kita (Lukas 12:22-34).9
Materialisme dan diskriminasi dalam pelayanan ekonomi kelas bawa
8
https://bersamakristus.org/pandangan-alkitab-terhadap-materialisme/
9
https://www.cmdfindonesia.or.id/materialisme-part-2-end/
Diskriminasi merupakan pembedaan untuk mendapatkan hak dan pelayanan
pada masyarakat dengan didasarkan pada warna kulit, golongan, suku, etnis,
agama, bangsa, jenis kelamin, dan lain sebagainya . 10 Prasangka seringkali didasari
pada ketidakpahaman, ketidakpedulian, pada kelompok diluar kelompoknya atau
ketakutan atas perbedaan.
Gaya hidup materislisme dalam kehidupan pelayan Tuhan tentu saja membawa
dampak bagi kehidupan pelayan itu sendiri termasuk terhadap pelayanan yang
dikerjakannya. Dampak nyata dari sebuah gaya hidup materialisme dalam
kehidupan hamba Tuhan adalah menjadikan uang atau materi sebagai motivasi
pelayanan. Sehingga pelayanan yang dikerjakan semata-mata untuk menghasilkan
uang tanpa memikirkan bagaimana pertumbuhan iman jemaat yang dilayaninya
sehingga dalam suatu jemaat biasanya anggota jemaat yang berada dalam ekonmi
kelas bawa sering kali mengalami diskriminasi karena tidak dilayani dengan baik
karena biasanya pelayan akan lebih mengutamakan pelayanan terhadap anggota
jemaat yang masuk dalam ekonomi kelas atas. Asalkan mendapatkan materi, urusan
pertumbuhan iman adalah urusan belakang. Padahal, tugas utama dari sebuah
pelayanan yang dikerjakan oleh pendeta atau hamba Tuhan adalah untuk membuat
umat yang dilayaninya bertumbuh bersama Kristus dan mengutamakan Kristus
dalam kehidupannya. Bahkan pelayanan yang dikerjakan oleh seorang hamba
Tuhan adalah pelayanan yang seharusnya menaklukkan diri sendiri di dalam karya
Allah hingga seluruh kehidupannya menjadi berkat bagi orang lain. 11 Namun,
tidaklah mungkin seorang hamba Tuhan dapat menjadikan dirinya dibentuk oleh
Allah dan mejadikan dirinya berkat bagi orang lain jika hidup dan menurut pada
keinginan duniawi dengan memiliki gaya hidup materialisme.
10
Fulthoni., Arianingtyas, R., Aminah, S., Sihombing. U.P. 2009. Memahami Diskriminasi. Jakarta: ILRC. Hal.3
11
Stephen Tong, Pelayan Yang Berkorban (Surabaya: Momentum, 2012), hal. 4.
12
Yotam Teddy Kusnandar, “Kajian Teologia Tentang Kode Etik Pelayanan Gerejawi,” Jurnal Antusias, no.1
(2017): 84.
bagi manusia dan atas semua yang dikerjakanNya tersebut BapaNya berkenan
kepadaNya dan meninggikan Dia.13
Dalam era zaman modern sekarang ini, sangat sulit ditemukan keteladanan
seorang gembala yang melayan dengan dasar yang benar-benar tulus dan mau
menderita. Pertumbuhan yang dewasa para pengikut gembala atau umat dapat
dilihat dari keteladanan kepemimpinan seorang gembala. Keteladanan bentuk kata
dasar “teladan” yang artinya sesuatu atau perbuatan yang patut dijadikan cebuah
contoh. . 14
Yesus adalah teladan pelayanan bagi setiap hamba Tuhan. Salah satu teladan
Yesus yang perlu dimiliki oleh seorang pendeta adalah gaya hidup rendah hati.
Banyak sikap yang dilakukan Yesus yang menunjukkan kerendahatianNya. Gaya
hidup rendah hati perlu dimiliki oleh seorang hamba Tuhan sebagai bentuk
refleksinya terhadap teladan yang telah diberikan Yesus kepada manusia. Hamba
Tuhan merefleksikan teladan Yesus tersebut dalam pelayanan yang juga
dikerjakannya di tengah dunia. Penelitian ini bersumber dari kepustakaan yang
membahas mengenai hal tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
gaya hidup rendah hati pendeta sebagai bentuk refleksinya terhadap teladan yang
diberikan Yesus.
Gaya hidup seorang pelayan Tuhan atau pendeta memang merupakan suatu
sorotan yang sangat penting dalam kehidupan berjemaat. Hal ini sebab pendeta
adalah teladan bagi jemaat tempat ia melayani. Sebagai seorang pelayan, pendeta
hendaknya merefleksikan setiap Firman Tuhan yang disampaikannya. Seorang
gembala haruslah hidup dalam kebenaran Firman Tuhan. Yesus sendiri pun
mengajarkan agar umat percaya hidup menjauhkan diri dari keinginan atau
kesenangan duniawi dan menjadi teladan bagi orang lain. 15 Gaya hidup berdasarkan
13
Agung Gunawan, “Tantangan Pelayanan Penggembalaan Hamba Tuhan Zaman Now,” Jurnal Theologia
Aletheia, no. 14 (2018): 134.
14
Suharso and Ana Rtnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang: Widya Karya, 2017).
15
T Haryono and Daniel Fajar Panuntun, “Model Gaya Hidup Nazir Sebagai Refleksi Gaya Hidup Hedon
Pengkhotbah Pada Zaman Milenial,” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 3, no. 2
teladan Yesus Kristus dapat digunakan sebagai acuan bagi para hamba Tuhan
dalam bertindak di tengah tantangan dunia yang semakin berat.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah gaya hidup materialisme adalah salah
satu gaya hidup yang seharusnya tidak dilakukan dalam kehidupan seorang hamba
Tuhan sebab hamba Tuhan atau pelayan Tuhan adalah teladan dalam kehidupan
berjemaat. Gaya hidup materialisme dapat memberikan dampak yang besar bagi
kualitas pelayanan sebab pelayanan tidak lagi berdasarkan panggilan Allah
melayani umatNya melainkan menjadi pelayanan yang didasarkan pada tujuan dan
kepentingan pribadi. Tujuan pelayanan pendeta bukanlah berdasarkan kemauan
sendiri melainkan untuk melayani Tuhan melalui pembimbingan para domba-
domba yang titipkan Allah kepadanya untuk dibawa bertumbuh dan berbuah
dalam iman kepada Yesus Kristus. Gaya hidup materislisme dalam kehidupan
pelayan Tuhan membawa dampak bagi kehidupan pelayan itu sendiri termasuk
terhadap pelayanan yang dikerjakannya. Dampak nyata dari sebuah gaya hidup
materialisme dalam kehidupan hamba Tuhan adalah menjadikan uang atau materi
sebagai motivasi pelayanan. Sehingga pelayanan yang dikerjakan semata-mata
untuk menghasilkan uang tanpa memikirkan bagaimana pertumbuhan iman jemaat
(2019): 178.
16
https://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=181&title=Keunikan%20Pelayanan%20Tuhan%20Yesus
yang dilayaninya sehingga dalam suatu jemaat biasanya anggota jemaat yang
berada dalam ekonomi kelas bawa sering kali mengalami diskriminasi karena tidak
dilayani dengan baik karena biasanya pelayan akan lebih mengutamakan pelayanan
terhadap anggota jemaat yang masuk dalam ekonomi kelas atas. Asalkan
mendapatkan materi, urusan pertumbuhan iman adalah urusan belakang.
Saran dari penulis ini adalah pertama, seharusnya para pendeta atau pelayan
Tuhan menyadari akan panggilan yang sedang dikerjakan sehingga dapat
membawa diri dalam menghadapi perkembangan dunia yang bisa membawanya
pada gaya hidup materialisme. Kedua, meskipun para pendeta atau hamba Tuhan
adalah pelayan di tengah-tengah dunia namun mereka juga seharusnya tetap
membawa diri untuk mau dipimpin oleh Tuhan agar iman tetap teguh di tengah-
tengah tantangan zaman.
REFERENSI
Kalfaris Lalo,(2018)”Menciptakan Geenerasi Milenial Berkarakter Dengan
Penddikan Karakter guna menyongsong Era Globalisasi,” Jurnal Ilmu
Kepolisian,Vol no. 2
Yahya Affandi, (2018) “Gereja Dan Pengaruh Teknologi Informasi-Digital
Eklesiology,” Jurnal Fidei,Vol. 1 no.2
Robert P. Borrong,(2015) “Signifikansi Kode Etik Pendeta,” Gema Teologi, no. 1
Colin Brown, 1994. Filsafat dan Iman Kristen terj. Lena Suryana dan Sutjipto Subeno
(Jakarta: Lembaga Reformed Injili Indonesia)
Chris Marantika, Diktat Kuliah Filsafat dab Apologetika (Yogakarta: STII, tt),
Agung Gunawan,(2018) “Tantangan Pelayanan Penggembalaan Hamba Tuhan
dalam Zaman Now,” Jurnal Theologia Aletheia, no. 14
Lorens Bagus, 2002. Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama)
Bertens, 1993. Sejarah Filsafat Yunani, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius)
Linnemann, 1991. Teologi Kontemporer, Ilmu atau Praduga? (Malang: Institut Injil
Indonesia)
https://bersamakristus.org/pandangan-alkitab-terhadap-materialisme/
https://www.cmdfindonesia.or.id/materialisme-part-2-end/
Fulthoni., Arianingtyas, R., Aminah, S., Sihombing. U.P. 2009. Memahami
Diskriminasi. Jakarta: ILRC.
Stephen Tong, 2012 Pelayan Yang Berkorban (Surabaya: Momentum)
Yotam Teddy Kusnandar, (2017). “Kajian Teologia Tentang Kode Etik Pelayanan
Gerejawi,” Jurnal Antusias, no.1
Suharso and Ana Rtnoningsih,2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Semarang:
Widya Karya).
T Haryono & Daniel Fajar Panuntun, (2019)“Model Gaya Hidup Nazir Sebagai
Refleksi Gaya Hidup Hedon Pengkhotbah Pada Zaman Milenial,” Evangelikal:
Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat 3, no. 2
https://www.gky.or.id/gema.jsp?gemaId=181&title=Keunikan%20Pelayanan
%20Tuhan%20Yesus