Professional Documents
Culture Documents
Laporan Akhir Magang MBKM
Laporan Akhir Magang MBKM
DOSEN PEMBIMBING
Martini, ST, MT
NIP. 19720331 199903 2 001
Mengetahui,
Dr. Eng. Andi Rusdin, ST, MT, M.Sc. Dr. Sriyati Ramadhani, ST, MT
NIP. 19710303 199803 1 003 NIP. 19750925 200501 2 011
iv
ABSTRAK
Gempa yang terjadi di Sulawesi Tengah pada tahun 2018 mengakibatkan dampak
keruskan yang besar khususnya yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan
Kabupaten Donggala. Akibat dari bencana itu di perkirakan sekitar 16732
penduduk mengungsi dan menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB) menyebutkan 66.926 rumah rusak. Untuk membantu kebutuhan
masyarakat yang terkena bencana khususnya yang kehilangan tempat tinggal
pemerintah melakuan pembangunan rumah khusus pascabencana untuk Sulawesi
Tengah. Rumah khusus merupakan pembangunan rumah yang berbentuk rumah
tunggal, kopel serta rumah deret dengan tripologi berupa rumah tapak atau rumah
panggung serta prasarana, sarana dan utilitas umum. Rumah khusus adalah rumah
yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan khusus yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jendral Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat. Pembangunan rumah khusus ini berupa hunian tetap yang tersebar di
beberapa daerah Sulawesi Tengah yaitu daerah – daerah yang mengalami dampak
paling serius akibat gempa. Mengingat Sulawesi Tengah merupakan daerah yang
aktif terjadi gempa maka rumah khusus yang dibangun di Sulawesi Tengah adalah
rumah yang dibangun menggunakan teknologi RISHA. RISHA yaitu teknologi
yang di kembangkan oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
untuk menahan potensi gempa yang bergerak secara horizontal.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat, karunia, serta hidayah-Nya kepada kami semua,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akhir Magang dan
Studi Independen Bersertifikat (MSIB) di Direktorat Jenderal Perumahan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Laporan ini disusun sebagai pertanggung jawaban penulis untuk
melengkapi persyaratan penyelesaian program magang di Dirjen Perumahan
Kementerian PUPR. Tidak dapat disangkal bahwa butuh usaha keras, kegigihan,
dan kesabaran dalam menyelesaikan pekerjaan Laporan Akhir Magang dan Studi
Independen Bersertifikat (MSIB). Namun disadari karya ini tidak akan selesai
tanpa orang-orang tercinta di sekeliling penulis yang mendukung dan membantu.
Terima kasih yang saya sampaikan kepada:
1. Ayah dan Ibu yang telah mendoakan, mendukung, dan memberikan
motivasi.
2. Bapak Dr. Eng. Ir. Andi Rusdin, ST.,MT.,M.Sc.,IPM, selaku Dekan
Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
3. Bapak Andi Arham Adam, ST.,M.S.c,Ph.D, selaku Wakil Dekan I
Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
4. Bapak Dr. Ir. Tutang Muhtar Kamaluddin, ST., M.Sc, selaku Wakil
Dekan II Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
5. Bapak Dr. Rusli, ST., MT, selaku Wakil Dekan III Fakultas Teknik
Universitas Tadulako.
6. Bapak Dr. Kusnindar Abd. Chauf, ST, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako.
7. Ibu Dr. Sriyati Ramadhani, ST, MT selaku Ketua Program Studi S1
Teknik Sipil Universitas Tadulako.
8. Ibu Martini, ST, MT. selaku Dosen Pembimbing selama proses
pelaksanaan Magang.
9. Segenap dosen dan staf tata usaha Jurusan Teknik Sipil yang telah
mendukung dan memberikan ilmu selama kuliah di Universitas Tadulako.
vi
10. Ibu Erpika Ansela Surira, ST. selaku kepala Satuan Kerja Penyediaan
Perumaha.
11. Bapak Zulfahmi, S.T selaku PPK Hunian Tetap Pascabencana sulawesi
tengah dan sekaligus mentor saya selama proses pelaksanaan magang.
12. Bapak Aloysius Rio, S.T. selaku pembimbing selama proses pelaksanaan
magang.
13. Sahabat, dan teman-teman yang telah mendukung selama pelaksanaan
program magang berlangsung.
14. Semua Pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan program
magang dan penyusunan laporan magang ini yang tidak bisa mahasiswa
sebutkan semuanya.
Dari segala keterbatasan penyusunan laporan ini kiranya dapat dimaklumi
sebagai suatu proses pembelajaran bagi mahasiswa menuju tahap yang lebih baik,
karena disadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih kurang dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang dapat membangun sangat diharapkan untuk
memperbaiki laporan ini kedepannya.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dalam
pengetahuan kualitas intelektual dalam pemahaman ilmu teknik sipil.
Palu, 2023
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL................................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................I-1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ I-1
1.2 Ruang Lingkup ....................................................................................... I-3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... I-3
1.4 Manfaat ................................................................................................... I-4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... II-1
2.1 Magang Studi Independen Bersetifikat (MSIB) ................................... II-1
2.2 Rumah Khusus...................................................................................... II-2
2.3 RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat)............................................. II-5
2.3.1 Spesifikasi Struktural Panel RISHA ............................................. II-5
2.3.2 Spesifikasi Teknis Bahan Cetakan Panel Struktural RISHA ...... II-16
2.3.3 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Bahan Panel RISHA ................... II-19
2.3.4 Komponen Bangunan Struktur Panel Struktural RISHA ............ II-23
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ......................................... III-1
3.1 Profil Kementerian PUPR ................................................................... III-1
3.2 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perumahan ........................... III-2
3.3 Lingkup Pekerjaan Kementerian PUPR Direktorat Jenderal
Perumahan ...................................................................................................... III-3
3.4 Deskripsi Pekerjaan Penyediaan Rumah Khusus ................................ III-4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... IV-1
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Panel P1 .......................................................................................... II-6
Gambar 2. 2 Penulangan Panel Struktural 1 ....................................................... II-7
Gambar 2. 3 Panel P2 .......................................................................................... II-9
Gambar 2. 4 Penulangan Panel Struktural 2 (P2) ............................................. II-11
Gambar 2. 5 Panel P3 ........................................................................................ II-13
Gambar 2. 6. Penulangan Panel Struktural 3 (P3) ............................................ II-14
Gambar 2. 7. Cetakan Panel Struktural 1 (P1) .................................................. II-16
Gambar 2. 8. Cetakan Panel Struktural 2 (P2) .................................................. II-18
Gambar 2. 9. Cetakan Panel Struktural 3 (P3) .................................................. II-19
Gambar 2. 10. Pondasi Bangunan RISHA ........................................................ II-24
Gambar 2. 11. Komponen Panel P1 dan P2 sebagai kolom dan balok struktur
RISHA ............................................................................................................... II-25
Gambar 2. 12. Struktur rangka atap kayu ......................................................... II-26
Gambar 2. 13. Struktur rangka atap baja ringan ............................................... II-27
Gambar 2. 14. Dinding pada bangunan struktur RISHA .................................. II-28
Gambar 2. 15. Komponen baut pada struktur RISHA ...................................... II-29
Gambar 2. 16. Pelat baja penyambung pada struktur RISHA........................... II-30
Gambar 2. 17. Angkur Pondasi Struktur RISHA .............................................. II-31
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Ketentuan Tulangan Panel P1 ............................................................... II-8
Tabel 2. Ketentuan Tulangan Panel P2 ............................................................. II-11
Tabel 3. Ketentuan Tulangan Panel P3 ............................................................. II-14
Tabel 4. Toleransi Ukuran Baja Tulangan Polos .............................................. II-22
Tabel 5. Toleransi Berat Baja Tulangan Sirip ................................................... II-23
I-1
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan mahasiswa melalui sesuai bidang ilmu masing-
masing dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama
proses perkuliahan.
b. Mengenal praktik dunia kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi program pada unit-unit
kerja dengan mengembangkan wawasan berpikir keilmuan kreatif dan
inovatif,
c. Membuat laporan magang berdasarkan data yang diperoleh dan dari
pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh mahasiswa
dalam pembuatan skripsi.
2. Bagi Program Studi S1 Teknik Sipil
a. Memperoleh umpan balik (feedback) untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (stakeholder) di
lingkungan pemerintah dan swasta.
b. Membangun jejaring (networking) dengan pihak pengguna lulusan.
3. Bagi Instansi / Mitra Tempat Magang
a. Memperoleh tenaga kerja yang diharapkan dapat berperan serta dalam
pelaksanaan pekerjaan dan pemecahan permasalahan yang ada di
instansi dimana mahasiswa melaksanakan magang.
b. Menumbuhkan kerjasama yang slaing menguntungkan, dinamis dan
bermanfaat dengan institusi pendidikan, dimana instansi dapat
memperoleh informasi terkait dengan perkembangan ilmu yang
sedang berkembang.
II-1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pejuang kemerdekaan (veteran), cagar budaya, rumah pintar, dan juga rumah
yang ditujukan bagi kepentingan sosial.
Rumah khusus diselenggarakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
rumah untuk kebutuhan khusus. Rumah khusus dan rumah negara disediakan
oleh Pemerintah dan/atau pemerintah daerah. Pembangunan rumah khusus
dan rumah negara dibiayai melalui anggaran pendapatan dan belanja negara
dan/atau anggaran pendapatan dan belanja daerah.(“Permen PUPR 20/2017”).
Penyediaan Rumah Khusus adalah pembangunan rumah khusus yang
berbentuk rumah tunggal dan rumah deret dengan tipologi berupa rumah
tapak atau rumah panggung serta prasarana, sarana, dan utilitas umum.
Pembangunan Rumah Khusus merupakan kegiatan mendirikan bangunan
rumah layak huni, dengan ketentuan :
1. Luas lantai bangunan Rumah Khusus paling rendah 28 m2(dua puluh
delapan meter persegi) dan paling tinggi 45 m 2 (empat puluh lima meter
persegi);
2. Pembangunan Rumah Khusus dilakukan dengan mengembangkan
teknologi dan rancang bangun yang ramah lingkungan;
3. Mengutamakan pemanfaatan sumber daya dalam negeri; dan
4. Mempertimbangkan kearifan lokal.
Dalam Permen PUPR 20/2017 memang tidak dijelaskan secara
ekplisit arti kebutuhan khusus dari pengertian rumah khusus. Tetapi jika
dilihat dari peruntukannya, maka penerima manfaat Penyediaan Rumah
Khusus tersebut adalah masyarakat yang memenuhi kriteria untuk menghuni
Rumah Khusus. Kriteria tersebut meliputi :
1. Masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah perbatasan negara;
2. Masyarakat nelayan merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di
kawasan pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai nelayan;
3. Masyarakat korban bencana, merupakan masyarakat yang terkena
dampak langsung dari bencana skala dan/atau berdampak nasional.
Bencana skala dan/atau berdampak nasional dapat berupa bencana alam,
bencana non alam, dan/atau bencana sosial.
II-4
Gambar 2. 1 Panel P1
Sumber : PedTek RISHA 1 Pedoman Panel RISHA
a) Tulangan Panel
Tulangan yang digunakan adalah tulangan baja polos mutu
BjTP 280 dan sesuai dengan SNI 2052:2017. Penulangan
Panel Struktural 1 (P1) terdiri dari 2 (dua) bagian, yaitu:
1) Tulangan Utama
Tulangan utama yang dipasang mengelilingi panel
menggunakan tulangan baja polos (BjTP) diameter 8 mm
sebanya 4 (empat) buah. Mutu baja tulangan adalah BjTP
280.
2) Tulangan Sengkang
Tulangan sengkang terdiri dari dua jenis, yaitu:
Tulangan sengkang yang dipasang pada bangian
tinggi panel, menggi=unakan tulangan baja polos
(BjTP) diameter 6 mm sebangyak 5 buah dan pada
kedua ujungya terbentuk sengkang dengan ukuran 5
cm x 7,5 cm. Tulangan ini berfungsi untuk mengikat
tulangan utama arah vertikal. Tulangan ini sering
disebut dengan tulangan kacamata
Tulangan sengkang (cincin) yang dipasang pada
bagian lebar panel, menggunakan tulangan polos
diameter 6 mm dengan ukuran 5 cm x 7,5 cm yang
berfungsi untuk mengikat tulangan utama arah
II-7
2. Tulangan Φ8 2
utama
3. Tulangan Φ6 5
sengkang
(tulangan
kacamata)
4. Tulangan Φ6 12
sengkang
Gambar 2. 3 Panel P2
2. Tulangan Φ8 1
utama
3. Tulangan Φ8 1
utama
4. Tulangan Φ8 1
utama
5. Tulangan Φ6 7
sengkang
(tulangan
kacamata)
6. Tulangan Φ6 6
sengkang
b) Beton
Mutu beton yang dipersyaratkan adalah fc‟ 25 Mpa dari hasil
campuran desain (mix design) dengan nilai slump 10±2 cm.
Material pasir harus memiliki kadar lumpur maksimal 5% dan
berukuran butir 0,075 – 0,500 mm, sedangkan material kerikil/
split harus memiliki kadar lumpur maksimal 1% dan ukuran
agregat antara 5 hingga 20 mm. Bahan tambah dapat berupa
tipe C untuk accelerating admixtures. Mutu beton dibuktikan
dengan hasil pengujian silinder beton dari laboratorium
independen terakreditasi.
c) Kawat Wiremesh (ram kawat)
Wiremesh (ram kawat) yang digunakan berukuran 12 x 112 cm
dan ukuran mesh maksimal 1 inchi (2,54 cm).
C. Penel Struktural 3 (P3)
Panel struktural 3 (P3) merupakan panel yang bentuknya tidak
identic dengan panel P1 dan Panel P2. Panel ini merupakan
penyambung berbentuk L yang mempunyai ukuran panjang 30 cm,
lebar 30 cm dan tinggi 30 cm dengan ketebalan selimut beton 2 cm.
Panel P3 ini memiliki berat kurang lebih 25 kg. Kesikuan Panel P3
berupa kemiringan sudut pada siku dalam dan siku luar/sisi tebal
sebesar 90 ± 2. Panel P3 dilengkapi dengan lubang untuk baut pada
semua sisinya dengan diameter lubang sebesar 16 mm. Lubang
baut untuk masing-masing sisi sebanyak 2 (dua) buah dengan jarak
antar as lubang sebesar 13,00 cm yang ditempatkan pada as panel.
Detail ukuran Panel P3 dapat dilihat pada Gambar 2.5.
II-13
Gambar 2. 5 Panel P3
2. Tulangan Φ8 1
utama
3. Tulangan Φ8 1
utama
II-15
5. Tulangan Φ8 1
Utama
Tengah
6. Tulangan Φ6 20
Sengkang
(Tepi)
7. Tulangan Φ6 4
Sengkang
(Inti)
8. Tulangan Φ6 2
Sengkang
(Tepi Inti)
C. Balok
Balok struktur RISHA adalah Panel P1 dan berukuran
panjang 30 cm, lebar 10 cm, dan tinggi 120 cm. Sambungan antar
panel RISHA menggunakan alat penyambung. Kolom dan balok
tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.
D. Atap
Komponen atap pada bangunan RISHA sebagai komponen
struktural ini dapat berupa struktur atap kayu atau baja ringan/canai
dingin. Struktur atap tidak berasal dari Panel 1 dan Panel 2, namun
membutuhkan panel penyambung berupa Panel P3 sebagai
pengikat terhadap balok ring dan kolom.
1) Struktur Atap Kayu
Ketentuan terkait struktur atap kayu adalah terhadap kayu
yang dipakai. Kayu yang digunakan minimal kayu kelas II
sesuai SNI 03-6839-2002, yakni kayu yang berkualitas baik,
tua, kering, tidak cacat pecah, dan tidak terdapat kayu muda
(spint). Semua kayu harus kering tanpa mata kayu, sisi
berkerut, lubang dan tanpa cacat, serta telah dikeringkan.
Kadar air kayu maksimal 20% ketika pemasangan.
II-26
E. Dinding
Dinding yang digunakan dalam sistem bangunan ini
menggunakan pasangan dinding batu bata. Ketentuan bahan
penyusunnya meliputi:
1) Batu bata, sesuai dengan SNI 15-2094-2000 tentang Bata
Merah Pejal untuk pasangan dinding
2) Semen portland, sesuai dengan SNI 7064:2014 tentang Semen
Portland Komposit atau SNI 0302:2014 tentang Semen
Portland Pozolan
3) Plesteran dan acian sesuai SNI 6882:2014 tentang Spesifikasi
Mortar untuk Pekerjaan Pasangan
4) Peralatan yang digunakan sesuai SNI 03-6862-2001 tentang
Spesifikasi Peralatan Dinding Bata dan Plesteran
5) Pasangan bata merah, plesteran dan acian dapat menggunakan
campuran semen Portland dan pasir atau menggunakan produk
mortar instan.
II-28
F. Komponen Sambungan
1) Baut baja
a) Baut penyambung antar panel struktural menggunakan
baut baja ASTM A307 dengan diameter 12 mm (kepala
baut kunci 19) dilengkapi dengan ring bulat diameter 14
mm serta tebal 2 mm;
b) Baut penyambung panel struktural dengan panel
partisi/kusen menggunakan baut baja ASTM A307
diameter 10 mm;
c) Panjang baut yang digunakan terdiri dari 3 jenis panjang
yaitu 10,16 cm (4 in.); 15,24 cm (6 in.) dan 17,78 cm (7
in.).
d) Baut penyambung harus berlapis anti karat/galvanis.
e) Sistem sambungan mekanis yang terbentuk adalah sistem
sambungan kering dengan tambahan komponen
penyambung/pengikat berupa ring dan pelat penyambung
(untuk mencegah kerusakan beton).
Detail komponen baut dapat dilihat pada Gambar 2.15.
II-29
3) Angkur Pondasi
Angkur pondasi dapat menggunakan 3 (tiga) jenis angkur,
yaitu:
a) Angkur pondasi menggunakan Baja Tulangan Polos
(BjTP) diameter 12 mm yang dilengkapi dengan drat, ring
dan mur sebagai pengunci ke panel P3. Panjang angkur
tertanam minimum 27,5 cm dengan panjang tekukan
minimum 10 cm. Jumlah angkur adalah antara 4 hingga 8
buah dimana jumlah ini tergantung pada lokasi pondasi
bangunan (pondasi interior, eksterior, atau tepi bangunan).
Mutu baja tulangan adalah BjTP 280 dimana kuat leleh
tulangan minimal 280 MPa.
b) Angkur pondasi menggunakan baja full drat ASTM 307
diameter 10 mm yang dilengkapi dengan mur dan ring
sebagai pengunci ke panel P3. Panjang angkur tertanam
II-31
b. Kelemahan :
1) Karena komponennya mengacu pada ukuran modular, maka ukuran
denah sangat kaku, dimana ukuran tersebut menngacu pada ukuran
kelipatan 3.00 meter dan 1,5 meter, sehingga bila memiliki lahan
dengan ukuran diluar modul tersebut agak repot.
2) Beban lantai dan rumah tinggal RISHA tidak boleh melebihi 125
kilogram per meter persegi. Jadi, saat ada perubahan fungsi ruang,
pastikan nggak ada penambahan beban hingga melebihi batas yang
ditentukan. Sebaiknya juga nggak menggunakan lantai dari bahan
beton bertulang karena RISHA memungkinkan buat dibangun
hingga dua lantai menggunakan lantai keramik.
3) Bila dibangun dalam jumlah satuan mahal harganya karena harus
berinvestasi pada cetakan, sehingga disarankan pembangunan sekitar
500 unit untuk tipe 21. Angka tersebut telah mencapai BEP-nya.
III-1
BAB III
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Kementerian PUPR
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik
Indonesia adalah kementerian di lingkungan pemerintah Indonesia yang
bertanggung jawab dibidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat dan
bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan yang berkaitan dengan
pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Tugas pokok kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia adalah membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam rangka mewujudkan
infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Adapun visi dan misi
dari kementerian PUPR ialah sebagai berikut:
Visi:
“ terwujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat yang
handal dalam mendukung Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong “
Misi:
1. Mempercepat pembangunan infrastruktur sumber daya air termasuk
sumber daya maritim untuk mendukung ketahanan air, kedaulatan
pangan, dan kedaulatan energi, guna menggerakan sektor-sektor strategis
ekonomis domestik dalam rangka kemandirian ekonomi;
2. Mempercepat pembangunan infrastruktur jalan untuk mendukung
konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan
sistem logistik nasional bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup
global yang berfokus pada keter paduan konektivitas daratan maritim;
3. Mempercepat pembangunan infrastruktur permukiman dan perumahan
rakyat untuk mendukung layanan infrastruktur dasar yang layak dalam
rangka mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia sejalan dengan
prinsip „infrastruktur untuk semua‟;
III-2
DIREKTUR JENDERAL
PERUMAHAN
PPSPM BENDAHARA
PPSPM BENDAHARA
Adapun tugas dan tanggung jawab dari satuan kerja penyediaan perumahan
Sulawesi Tengah sebagai penyedia rumah khusus reguler dimulai dari
1. Permohonan penyediaan rumah khusus,
2. Verifikasi baik proposal maupun teknis,
3. Penetapan penerima penyediaan yang ditetapkan oleh menteri dan
penetapan perubahan oleh direktur jenderal,
4. Perencanaan teknis mulai dari DED tapak perumahan, DED bangunan
rumah, DED PSU. Dan DED terdiri dari gambar teknik, spesifikasi
gambar, spesifikasi umum, volume pekerjaan, dan biaya pekerjaan
5. Pembangunan rumah khusus, monitoring & evaluasi, penghunian
sementara, PHO/FHO
6. Serah terima aset dan pengelolaan
IV-1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Kegiatan magang yang bertempat di Satuan Kerja Penyediaan
Perumahan Sulawesi Tengah yang dimulai sejak 18 Agustus 2022 sampai
dengan 31 Desember 2022 dengan durasi 792 jam hari kerja Senin hingga
Jumat pada pukul 08.00-17.00, yang jika diasumsikan kurang lebih kegiatan
magang ini dilaksanakan selama 4,5 bulan.
Pada hari pertama pelaksanaan magang dilakukan kegiatan diskusi
yang dipimpin oleh mentor untuk membahas kegiatan apa saja yang nantinya
akan dilakukan oleh mahasiswa magang dan pembagian penempatan
mahasiswa yang terfokus pada bidangnya masing- masing. Untuk 3 minggu
awal kegiatan magang belum cukup aktif dikarenakan menunggu mahasiswa
yang berada di luar daerah yang terkendala mobilisasi. Sehingga kegiatan
magang dilakukan secara online yaitu mahasiswa di tugaskan untuk
mempelajari yang berkaitan dengan rumah khusus, hunian tetap dan teknologi
RISHA.
Berikut ini beberapa kegiatan mahasiswa magang di Satuan Kerja
Penyediaan Perumahan Sulawesi Tengah pada divisi archytect analyst:
4.1.1 Perencanaan
Pada awal kegiatan magang yang dilakukan secara offline
mahasiswa di tempatkan di kantor konsultan yang menangani
pembangunan kembali bangunan pascabencana terkhusus untuk
pembangunan hunian tetap. Kegitan yang dilakukan yaitu membantu
tim drafter dan estimator untuk merencanakan pembangunan hunian
tetap yaitu seperti komponen pendukung yang masih dalam tahap
perencanaan.
Perencanaan dalam pembangunan Huntap untuk masyarakat
pascabencana tahun 2018 terdiri dari beberapa perencanaan salah
satunya adalah perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk lahan
IV-2
4.1.2 Pengawasan
Dalam pekerjaan Huntap terdapat beberapa tahap salah satunya
pengawasan pekerjaan, dalam pengawasan pekerjaan ada beberapa jenis
pekerjaan mulai dari land clearing sampai dengan pekerjaan struktur
bangunan, penulis terlibat dalam pengawasan pembuatan panel RISHA
yang merupakan struktur dari Huntap dan pengawasan pekerjaan
struktur dari bangunan RISHA.
Dari beberapa kegiatan pengawasan yang ditugaskan pada
mahasiswa magang dapat membantu dalam pencapaian target kerja dan
mengurangi kesalahan dalam pekerjaan baik dalam pekerjaan
pembuatan panel RISHA maupun dalam pekerjaan konstruksi
bangunan. Pekerjaan pengawasan ini dapat meningkatkan rasa
tanggung jawab mahasiswa dalam bekerja serta dapat membantu mitra
agar mencapai target kerja serta mengurangi kesalahan dalam pekerjaan
IV-5
tahan gempa dengan cara door to door yang didampingi oleh tim
fasilitator hunian tetap. Kegiatan ini dilakukan di desa Tondo dan
Ujumbou kecamatan Sirenja.
Sosialisasi rumah tahan gempa ini menjelaskan tentang
bangunan RISHA yang akan dibangun sebagai pengGanti rumah
warga yang mengalami keruskan akibat bencana. Tujuan kegiatan ini
dilakukan yaitu memberikan pengetahuan kepada masyarakat
tentang bagaimana pentingnya peran rumah tahan gempa bagi
pemilik rumah, agar masyarakat merasa aman jika terjadi gempa
besar yang terjadi di wilayah Sulawesi Tengah dan jika terjadi
kerusakan pada rumah tidak terjadi pada struktur rumah dan dapat
menghemat biaya dalam memperbaiki atau merenovasi bangunan
rumah tersebut.
3. Kabupaten Donggala
Pembangunan huntap di Kabupaten Donggala Terdapat di 13 wilayah
dan terbagi menjadi 2 tahap pembangunan. Tahap 1 pembangunan
Huntap di bangun di 6 Desa yaitu Desa Ganti 82 unit, Desa Lompio 282
unit, Desa Loli Dondo 37 unit, Desa Loli Tasibuti 1 dan 2 59 unit, Desa
Wani Lumbupetigo 48 unit, dan Desa Tanjung Padang 1, 2 dan 3 114
unit. Tahap 2 pembangunan Huntap dibangun di 12 Desa yaitu Desa
Ganti 18 unit, Desa Lompio 18 unit, Desa Loli Saluran 18 unit, Desa Loli
Dondo 16 unit, Desa Loli Tasibuti 1 dan 2 17 unit, Desa Tanjung Padang
1, 2 dan 3 13 unit, Desa Tompe 1, 2, dan 3 303 unit, Desa Lende 87,
Desa Lende Ntovea 124 unit, Desa Ujumbou 46 unit dan Desa Tondo 34
Unit.
Untuk pembangunan hunian tetap Kementrian PUPR Dirjen perumahan
satuan kerja Sulawesi Tengah dibantu oleh Kontraktor pelaksana yaitu PT
Wijaya Karya Beton Tbk - PT Murni Konstruksi Indonesia (Wika Beton -
Murni KSO), dengan Manajemen Konsultan PT Indah Karya (Persero) join
IV-18
ketat saat melakukan penginstalan atau perakitan panel RISHA agar sesuai
dengan ketentuan sehingga kekuatan dari RISHA ini bisa terjamin.
Selain kekuatan, kementrian PUPR melalui satuan kerja penyediaan
perumahan Sulawesi Tengah melakukan beberapa program untuk merawat
hunian tetap. Program tersebut tidak hanya melibatkan para pekerja
melainkan juga masyarakat yang menempati hunian tetap. Upaya perawatan
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk tujuan agar masyarakat merasa
aman dan nyaman untuk menempati hunian khusus yang disediakan. Salah
satu upaya yang dilakukan sejak awal yaitu melakukan soasialisasi rumah
tahan gempa sebelum pembangunan mulai dilaksanakan. Kegiatan bertujuan
agar nantinya masyarakat tidak perlu khawatir saat menempati hunian tetap
dan diharapkan masyarakat juga dapat melakukan perawatan dan perbaikan
jika terjadi kerusakan pada rumah.
Survey sanitasi dan air bersih juga merupakan suatu upaya yang
dilakukan untuk melihat apakah hunian tetap yang disediakan sudah layak
atau belum, Mengingat air merupakan kebutuhan pokok. Selain upaya
tersebut yang dilakukan pasca pembangunan, satuan kerja penyediaan
perumahan juga melakukan program rencana penataan pemukiman. Rencana
penataan pemukiman bertujuan untuk memenuhi kebutuhan warga hunian
tetap. Pada program ini masyarakat di beri kesempatan untuk memberikan
pendapat aspirasi atau keinginan apa saja untuk memenuhi kebutuhan di
hunian tetap yang mereka tempati yang kemudian akan di usahakan dipenuhi
oleh satuan kerja penyediaan perumahan melalui program selanjutnya.
Sehingga dengan dilakukan upaya – upaya tersebut diharapkan masyarakat
hunian tetap mendapatkan kenyamanan dan keamanan tinggal di lingkungan
atau daerah baru.
Kegiatan magang bersetifikat dapat menkonversi 20 SKS mata kuliah,
berikut ini mata kuliah yang terdaftar :
4.2.1 Kerja Praktek (KP)
Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib pada
Program Studi S1 Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
IV-20
15. Diskusi dengan mentor dan belajar tentang site plan beberapa
huntap yang akan di bangun di kota Palu, kab. Sigi, dan kab.
Donggala.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan program magang di Ditjen perumahan Kementrian
PUPR yang berlangsung selama kurang lebih 4.5 bulan, dan dengan
permasalahan yang sedang dihadapi oleh Ditjen perumahan Kementrian
PUPR yang masih dalam tahap perencanaan dan pembangunan rumah khusus
pascabencana di Sulawesi Tengah, divisi Architect Analyst bertugas dalam
perencanaan, pengawasan dan pengabdian. Lokasi yang di tinjau saat magang
adalah lokasi huntap yang berada di Kabupaten Sigi yaitu di Desa Lambara,
Ganti, dan Pombewe; Di Kabupaten Donggala yaitu di Desa Wani dan
beberapa desa di Kecamatan Sirenja; Huntap- huntap mandiri yang berada di
Kota Palu; dan batching plant PT. Wijaya Karya di Mamboro. Dalam
pengujian kuat tekan beton yang dilakukan untuk panel RISHA, kualitas dari
panel RISHA sudah memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Dalam
Kegiatan magang dapat membantu mahasiswa mengembangakan diri
khususnya dalam dunia pekerjaan yang tidak didapatkan di dalam kampus
dan menambah pengetahuan dan juga keterampilan mahasiswa, serta
mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan dan persaingan di dunia
kerja
5.2 Saran
1. Bagi Program Studi S1 Teknik Sipil
Pihak akademis diharapkan agar lebih meningkatkan koordinasi
dengan mitra magang sehingga keadaan mahasiswa magang dapat
diketahui bila mana ada kendala yang didapatkan mahasiswa selama
kegiatan magang berlangsung di instansi masing-masing.
2. Bagi Instansi / Mitra Magang
Untuk pelaksanaan kegiatan magang seharusnya menjadwalkan
kegiatan magang yang dilaksanakan setiap bulanya, agar mahasiswa
lebih mengetahui apa yang harus di lakukan dalam kegiatan magang
secara langsung dan kegiatan magang lebih teratur. Kemudian untuk
V-2