Professional Documents
Culture Documents
Salinan Dari Littering and Recycling in School by Slidesgo
Salinan Dari Littering and Recycling in School by Slidesgo
2.2
01
DEFINISI, ETIOLOGI,
FAKTOR RISIKO
DEFINISI
Etiologi sindrom metabolik belum dipahami seluruhnya, akan tetapi resistensi insulin dan
hiperinsulinemia diduga menjadi penyebab berkembangnya sindrom metabolik dan
berperan dalam patogenesis masing-masing komponennya. Walaupun resistensi insulin
tampak mempunyai peranan penting dalam mekanisme yang mendasari sindrom
metabolik, tidak seluruh individu dengan resistensi insulin berkembang menjadi sindrom
metabolik. Hal ini menunjukkan bahwa faktor lain mungkin berkontribusi dalam
patogenesis sindrom metabolik. Obesitas, khususnya obesitas abdominal atau viseral,
mediator inflamasi, adipositokin, kortisol, stres oksidatif, predisposisi genetik, dan
karakteristik gaya hidup seperti aktivitas fisik dan diet diduga terlibat dalam patofisiologi
sindrom metabolik
03
DIAGNOSIS DAN
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS
Anamnesis dilakukan untuk mencari riwayat hipertensi, dislipidemia, atau gula darah tinggi. Riwayat
keluarga untuk kondisi-kondisi tersebut juga perlu ditanyakan. Selain itu, riwayat sosial pasien yang
meningkatkan risiko (seperti merokok) juga perlu ditanyakan.
Pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah pemeriksaan tanda vital untuk menilai tekanan darah dan
pengukuran lingkar pinggang untuk menilai adanya obesitas sentral.
Pemeriksaan pada sindrom metabolik diawali dengan pemeriksaan laboratorium dan dapat dilanjutkan
dengan pemeriksaan radiologi jika diperlukan.
Menurut NHLI dan AHA, diagnosis sindrom metabolik ditegakkan apabila seseorang mengalami minimal 3
dari 5 kondisi berikut:
Diagnosis banding sindrom metabolik didasarkan pada kriteria diagnosisnya, yakni gula darah yang tinggi,
tekanan darah tinggi, kadar trigliserida tinggi, kadar HDL rendah, dan pembesaran lingkar pinggang.
04
TATALAKSANA DAN
EDUKASI
TATALAKSANA FARMAKOLOGI
Pengobatan DM
Pengobatan Hipertensi
Terapi Dislipidemia
TATALAKSANA NON FARMAKO
1. menjalankan program penurunan berat badan dan diskusikan dan sepakati target
pencapaian dan cara yang akan dipilih (target rasional adalah penurunan 10% dari BB
sekarang)
2. Pengaturan pola makan dimulai dengan mengurangi asupan kalori sebesar 300-500
kkal/hari dengan tujuan untuk menurunkan berat badan sebesar ½-1 kg per minggu.
3. Latihan fisik dimulai secara perlahan dan ditingkatkan secara bertahap intensitasnya.
Pasien dapat memulai dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 5 kali
seminggu dan dapat ditingkatkan intensitasnya selama 45 menit dengan jangka waktu
5 kali seminggu.
EDUKASI
1. Perlu diingat bahwa penanganan obesitas dan kemungkinan besar seumur hidup.
Adanya motivasi dari pasien dan keluarga untuk menurunkan berat badan hingga
mencapai BB ideal sangat membantu keberhasilan terapi
2. Menjaga agar berat badan tetap normal dan mengevaluasi adanya penyakit
penyerta.
3. Membatasi asupan energi dari lemak total dan gula.
4. Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran, serta kacang- kacangan, biji-bijian
dan kacang-kacangan.
5. Terlibat dalam aktivitas fisik secara teratur (60 menit sehari untuk anak-anak dan
150 menit per minggu untuk orang dewasa)
05
KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS
KOMPLIKASI
Penderita Sindrom Metabolik beresiko terserang komplikasi
serius, seperti Stroke dan Penyakit Jantung. Kedua komplikasi
tersebut di picu oleh proses atrerosklerosis atau penumpukan
plak di pembuluh darah.
PROGNOSIS
Prognosis sindrom metabolik ditentukan dengan memperkirakan risiko kardiovaskular
yang mungkin terjadi. Risiko kardiovaskular diperkirakan meningkat dengan adanya: