Laporan Praktikum Kimia Analisis

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS

PERCOBAAN KUANTITATIF PERMANGANOMETRI


Dosen : apt. Tiara Ajeng L, M.Farm

Disusun Oleh :

1. Fernandita Dylea Fasya (220209067)


2. Fransiska Luciana Putri (220209069)
3. Inta Monica (220209070)
4. Kelvin Putra K (220209071)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DUTA BANGSA SURAKARTA
TAHUN 2022/2023
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari metode permanganometri
dan menentukan kadar sampel yang mengandung oksalat dengan metode
permanganometri.

II. DASAR TEORI


Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas
untuk analisis titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi
oksidasi yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks.
Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisis
titrimetrik dan penerapan-penerapannya cukup banyak. Salah satunya penentuan
besi di dalam bijih besi. Reaksi oksidasi reduksi atau reaksi redoks adalah reaksi
yang melibatkan penangkapan dan pelepasan elektron.

Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-
beda, menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-
reaksi ini memenuhi syarat untuk digunakan dalam analisa titrimetrik, dan
penerapan-penerapannya cukup banyak. Dikenal bermacam-macam titrasi redoks,
yaitu permanganometri, dikromatometri, serimetri, iodo-iodimetri, dan
bromatometri. Ada banyak jenis dari titrasi redoks. Pada percobaan ini, akan
dibahas mengenai titrasi redoks permanganometri, yaitu mempelajari metode
permanganometri dan menentukan kadar sampel yang mengandung oksalat dengan
metode permanganometri.

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium


permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan
untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Kalium
permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100
tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator
kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara
beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.
Titrasi permanganometri dilakukan dengan bantuan pemanasan (± 70ºC) untuk
mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk beberapa
saat yang menandakan reaksi berlangsung lambat. Pada pembuatan titran
selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang terjadi
berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi Selanjutnya titran dapat
ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada tetesan
dimana warna merah menjadi warna merah jambu.

Dalam banyak prosedur analitis, analitnya memiliki lebih dari satu kondisi
oksidasi sehingga harus dikonversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal sebelum
titrasi. Sebuah contoh sering kita jumpai adalah penentuan besi dalam bijih besi.
Begitu bijih besi tersebut dilarutkan, besi akan hadir baik dalam keadaan oksidasi
+2 maupun keadaan oksidasi +3. Besi tersebut harus direduksi seluruhnya ke
kondisi +2 sebelum penititrasian dengan sebuah larutan standar dari sebuah agen
pengoksidasi. Reagen redoks yang dipergunakan dalam langkah pendahuluan ini
harus dapat mengkonversi analit dengan cepat dan sempurna ke dalam kondisi
oksidasi yang diinginkan. Kelebihan dari reagen ini biasanya ditambahkan, dan kita
harus dapat membuang kelebihan tersebut sehingga kelebihan tersebut tidak beraksi
dengan titrannya dalam titrasi selanjutnya.
Berikut ini adalah beberapa jenis reagen yang biasa dipergunakan dalam langkah-
langkah pendahuluan (1). Agen-Agen pengoksidasi: (a). Natrium dan hidrogen
peroksida (b). kalium dan amonium peroksodisulfat (c). natrium bismutat (2).
Agen-agen pereduksi: (a). Sulfur dioksida dan hidrogen sulfida (b). Timah (II)
klorida (c).

Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen pengoksidasi


selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal,
dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang sangat encer. Satu
tetes 0.1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume
dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan
untuk mengidentifikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam
reaksi kimia, karena mangan dapat hadir dalam kondisi kondisi oksidasi +2, +3, +4,
+6 dan +7. Reaksi yang paling umum ditemukan dalam laboratorium adalah reaksi
yang terjadi dalam larutan larutan yang bersifat amat asam, 0.1 N atau lebih. MnO4
- + 8H+ + 5e- ⇌ Mn2+ + 4H2O Eo = +1.51V.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Batang pengaduk
- Erlenmeyer
- Tabung reaksi
- Kaca arloji
- Gelas ukur
- Batang statif & Klem
- Buret
- Labu ukur 50ml,
- Kaki 3 dan Kasa
- Pembakar Spirtus

Bahan :

- KMnO4 0,1 N
- Naoksalat 0.1N
- H2SO4 4N
- Aquadest
- Tablet Tambah Darah

IV. CARA KERJA


1. Siapakan alat dan bahan
2. Menimbang tablet penambah darah dan setelah ditimbang mendapatkan berat,
sebert 0,000178 mg
3. Lalu tuangkan 50 ml aquadest kedalam mortir yang berisih tablet yang sudah
digerus
4. Setelah itu pipet titrat larutan sebanyak 10ml
5. Setelah mendapahkan titrat sebnyak 10 ml masukin kedalam erlenmeyer
6. Tambajkan H2S04 sebanyak 5ml lalu tambahkan aquadest 50 ml kedalam
erlenmeyer tersebut
7. Lalu dipanaskan sebentar sampel/ larutan tersebut
8. Sambil menunggu sampep / larutan di panaskan masukan kMno4 ke dalam
buret sampai batas miniskus karena kita akan melakukan titrasi
9. Setelah sudah panas sampel/larutanya kita titrasi dengan kMno4 sampai
berubah menjadi warna orange konstan
10. Dan catat hasil pada data pengamatan

V. HASIL PERCOBAAN
1) Perhitungan penimbangan larutan standart natrium oksalat 0,1 N sebanyak 50
ml
N = gram 1000
× × ekivalensi
Mr / BM mL
0,1 = gram 1000
× × 2
134 g/mol 50
0,1 = gram
× 40
134 g/mol
gram = 0,1 × 134
40
gram = 0,335 gram
2) Perhitungan larutan standard sekunder kMnO4 0,1 N sebanyak 100 ml
N = gram 1000
× × ekivalensi
Mr / BM mL
0,1 = gram 1000
× × 5
158 100
0,1 = gram
× 50
158
gram = 0,1 × 158
50
gram = 0,316 gram
3) Perhitungan normalitas kMnO4
V1(BP) × N1(BP) = V2(BS) × N2(BS)
10 × 0,1 = 19,3 × N2
N2 = 10 × 0,1
19,3
N = 0,05181347 N
= 0,051 N
Kadar Fe dalam tablet tambah darah
%Fe = (V × N) Fe × Be Fe × faktor p.x 100%
Mg Sampel
%Fe = ( 5 × 0,05 ) × 55,845 50
× × 100%
178 mg 10
%Fe = 13,96125
× 5 × 100%
178
%Fe = 69,80625
× 100%
178
%Fe = 0,39216994 × 100%
%Fe = 39,21%
Jadi, kadar Fe pada sampel tablet tambah darah adalah 39,21%

VI. PEMBAHASAN
Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.Titrasi biasanya
dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai
contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa,
titrasi redoks untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasititrasi
kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan
lain sebagainya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut sebagai titrat dan
biasanya diletakkan di dalam erlenmeyer sedangkan zat yang telah diketahui
konsentrasinya disebut sebagai titran atau larutan standar dan biasanya diletakkan
di dalam buret Baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan (Basset, 1991)

Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium


permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa digunakan
untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara titrasi
permanganometri ini banyak digunakan dalam menganalisa zat-zat organikKalium.
permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari 100
tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator
kecuali bila digunakan larutan yang sangat encerPermanganat bereaksi secara
beranekakarena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7
(Day, 1999).

Percobaan pertama yang dilakukan yaitu pembakuan atau standarisasi kalium


permanganat, bertujuan agar konsentrasi larutan kalium permanganat tidak
berubah. Pertama ditimbang natrium oksalat sebanyak 0.335 gram. Setelah itu
natrium oksalat sebanyak 0,335 gram dilarutkan dalam 50mL aquades diaduk
sampai homogen, kemudian ditambahkan 5 mL asam sulfat pekat yang berfungsi
untuk menciptakan suasana asam. Pengasaman larutan tidak dilakukan dengan
asam asam kuat lainnya karena hanya H₂SO, yang tidak menghasilkan reaksi
samping atau reaksi yang tidak diinginkan, lalu dipanaskan hingga mencapai suhu
70°C. Fungsi Pemanasan adalah untuk untuk mempercepat laju reaksi serta
mempercepat kelarutan dan mencegah kesalahan penentuan titik akhir yang
diakibatkan oleh lamanya proses reaksiSetelah itu dititrasi dengan larutan baku
KMnO4 0,1 N pada suhu titrasi 60°C hingga titik akhir titrasi tercapai. Titik akhir
titrasi tercapai ditandai dengan larutan berubah menjadi warna merah
jambu.Terjadinya perubahan karena MnO, yang berwarna ungu tereduksi dengan
Na2C2O, menjadi Mn2 yang berwarna merah muda. Lalu dicatat volume titran
yang diperlukan dan didapatkan volume titran yang diperlukan untuk titrasi
sebanyak 18,8mL. Lalu setelah dilakukan perhitungan diperoleh bahwa normalitas
KMnO, adalah 0.1 N dengan perhitungan sebagai berikut :

V1(BP) × N1(BP) = V2(BS) × N2(BS)


10 × 0,1 = 18,8 × N2
N2 = 10 × 0,1 : 19,3
= 0,0531 N

Percobaan kedua yaitu Penentuan kadar oksalat dengan menimbang sampel


asam oksalat sebanyak 0,316 gram. Setelah itu sampel yang sudah ditimbang
dilarutkan dengan aquades sebanyak 100mL, Kemudian diambil 10 mL larutan
awal dan ditambahkan 25 mL H2SO4 encer dan dipanaskan hingga mencapai suhu
70 °C. Reaksi larutan ini berjalan lambat dalam suhu ruangan, sehingga larutan
perlu dipanaskan sampai suhu 70 °C untuk mempercepat laju reaksi dan
mempercepat kelarutan dan menghindari kesalahan pada saat titrasi karena
berlangsung terlalu lama. Kemudian dilakukan titrasi dengan larutan baku KMnO4
0.1 N hingga titik akhir titrasi tercapai, yang ditandai dengan berubahnya warna
larutan menjadi warna merah jambu selama 15 menit pada suhu 60°C. Lalu dicatat
volume titran yang diperlukan dan didapatkan volume titran yang diperlukan untuk
titrasi sebanyak 19,3mL. Lalu setelah dilakukan perhitungan diperoleh bahwa
normalitas KMnO4, adalah 0.1 N dengan perhitungan sebagai berikut :

V1(BP) × N1(BP) = V2(BS) × N2(BS)


10 × 0,1 = 19,3 × N2
N2 = 10 × 0,1 : 19,3
N = 0,05181347
= 0,051 N

Percobaan ketiga yaitu penentuan kadar tablet tambah darah dengan


menimbang sampel tablet tambah darah sebanyak 0,178gram. Setelah itu sampel
yang sudah ditimbang dilarutkan dengan aquades sebanyak 50mL, kemudian
diambil 10mL filtrat dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 5mL H2SO4
5mL encer dan dipanaskan hingga mencapai suhu 70 °C. Reaksi larutan ini berjalan
lambat dalam suhu ruangan, sehingga larutan perlu dipanaskan sampai suhu 70 °C
untuk mempercepat laju reaksi dan mempercepat kelarutan dan menghindari
kesalahan pada saat titrasi karena berlangsung terlalu lama. Kemudian dilakukan
titrasi dengan larutan baku KMnO4 0.1 N hingga titik akhir titrasi tercapai, yang
ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi warna orange konstan selama
15 menit pada suhu 60°C. Lalu dicatat volume titran yang diperlukan dan
didapatkan volume titran yang diperlukan untuk titrasi sebanyak 5mL. Lalu setelah
dilakukan perhitungan diperoleh Kadar Fe tablet penambah darah dengan
perhitungan sebagai berikut :

%Fe = (V × N) Fe × Be Fe × faktor p.x 100%


%Fe = (5 × 0,05) × 55,845 : 178 mg × 50 : 10 × 100%
%Fe = 13,96125 : 178 × 5 × 100%
%Fe = 69,80625 : 178 × 100%
%Fe = 0,39216994 × 100%
%Fe = 39,21%
Jadi, Kadar Fe pada sampel Tablet tambah darah adalah 39,21%.

VII. KESIMPULAN
1. Titrasi merupakan suatu metode untuk menentukan kadar suatu zat dengan
menggunakan zat lain yang sudah diketahui konsentrasinya.
2. Permanganometri merupakan metode titrasi dengan menggunakan kalium
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran.Titrasi ini
didasarkan atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks.
3. Kelompok kami menggunakan sampel yaitu penambah darah yang
mendapatkan berat,seberat 0,000178 mg.
4. Kadar Fe pada sampel Tablet tambah darah adalah 39,21%.
5. Larutan/ sampel setelah ditittarsi berubah menjadi warna orange konstan

VIII. DAFTAR PUSTAKA


- Basset, J. (1991). Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik.
Diterjemahkan dari Vogel’s Textbook of Quantitative Inorganic Analysis
Including Elementary Instrumental Analysis Fourth Edition Oleh Hadyana, P.
EGC. Jakarta.
- Day, R.A. J.R. & Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi 6.
Erlangga. Jakarta.
- Day, R.A. J.R. & Underwood, A.L. (2002). Analisis Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam. Jakarta: Erlangga.
- Harjadi, W. (1990). Ilmu Kimia Analitik Dasar. Gramedia. Jakarta.
- Svehla, G. (1985). Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan
Semimikro Edisi Kelima. PT. Kalman Media Pusaka. Jakarta.
LAMPIRAN

Pengisian buret Pembilasan buret Penimbangan Tablet Pengambilan Filtrat


dengan Aquadest dengan aquadest Penambah Darah Tablet Penambah
Darah

Pengukuran Filtrat Pengambilan H2SO4 Pemanasan Larutan Larutan Panas


Tablet Penambah 5ml
Darah

Proses Titrasi Hasil Larutan Titran yang


setelah di titrasi digunakan sebanyak
5ml

You might also like