Professional Documents
Culture Documents
Advance Cisco IP Phone
Advance Cisco IP Phone
waktunya adalah waktu kosong, Alhamdulillah penulis dapat mengerjakan E-book ini dengan
baik, karena waktu yang penulis jalani sekarang, tidak seperti sebelumnya yang sangatlah
santai .
Alhamdulillah E-book yang begitu sederhana dan apa adanya ini, aku buat semata-
mata untuk “Sharing”. Lalu, kenapa aku rela buat hal yang seperti ini hanya untuk sekedar
“Sharing” ?. Jawabanku begitu simple, yaitu “aku hanya meng-inginkan ilmuku berguna bagi
orang banyak” atau “aku ingin ilmuku bermanfaat”, atau “aku ingin ilmuku berkah”. Yang
E-book ini juga bisa dibilang, membahas “Exam Advance Cisco IP Phone”, berikut
linknya https://egifadlisoerachman.wordpress.com/2015/07/11/exam-advance-cisco-ip-
Wokeh langsung aja kita mulai di e-book yang sederhana ini …, di e-book kita sudah
tidak membahas dasar Cisco IP Phone lagi, topologinya juga sudah bukan yang sederhana.
Berikut link yang membahas tentang dasar-dasar Cisco IP Phone dan juga menggunakan
https://egifadlisoerachman.wordpress.com/2014/12/21/building-simple-cisco-ip-phone-pkt/
real-device/
Wokeh …. Apa aja sih point yang akan kita bahas di topologi ini ? berikut listnya :
*note : woh iya, aku lupa bilang, di e-book ini aku tidak bahas materi yang basic ya
1. Komunikasi antar Router atau antar pusat komunikasi IP Phone tiap area.
2. System DHCP pada topologi tersebut, baik itu untuk Cisco IP Phonenya, ataupun PC.
Wokeh, dari pada terlalu panjang lebar tentang penjelasan tentang e-book ini, kita
langsung aja mulai ke teknisnya. Kita mulai dari yang paling basic.
Note Segmen untuk PC - (VLAN Data) Segmen untuk IP Phone - (Voice VLAN)
Area Format nomor telepon (IP Phone) IP Pusat untuk komunikasi IP Phone
Wokeh …, pertama, silahkan agan buat topologi seperti di atas, o iya dengan catatan,
wajib menggunakan Router 2811 dan Switch 2960. Jika sudah menyusun seperti topologi
diatas, maka isilah IP, Gateway pada setiap PC, dan untuk networknya sesuai dengan tabel
ya, PC1 dengan IP Host 192.168.xx.11, PC2 dengan IP Host 192.168.xx.12, dan seterusnya.
Sangat disarankan untuk implementasi e-book ini, tidak menggunakan .pka yang saya
Jika sudah mengkonfig semua PC, maka step selanjutnya yaitu kita mengkonfig
Router, kita memulai dari Routernya Gedung A. Berikut yang akan kita konfig adalah :
1. Pada interface yang mengarah ke End User ( PC dan IP Phone ), menggunakan IP Host
2. Dan juga, jangan lupa buat IP yang nantinya digunakan untuk me-routing VLAN
Datanya
4. Dan juga interface yang mengarah ke R4D, menggunakan network 40.40.40.0/30 dan
5. Setup routing pada router, agar nantinya setiap network, setiap area dapat
berkomunikasi dengan baik. Routing yang dipasang dibebaskan, namun pada kali ini
6. Nah bagian yang ini, saya sangat yakin seyakin-yakinnya banyak yang terjebak pada
step ini pada “Exam Advance Cisco IP Phone”, aku yakin yaa .. karena memang aku
memasang jebakan di step ini sih .. hehehe .. . Yaitu konfigurasikan DHCP dengan
nama pool dibebaskan, namun pada penulis menggunakan nama pool “user1”, lalu
konfigurasikan networknya sesuai dengan tabel dan area, dengan catatan network
juga sudah pastinya disesuaikan dengan area yang dimana di area tersebut
digunakan untuk komunikasi oleh IP Phone. Why ? karena kita bikin DHCP ini,
usernya cuma IP Phone, jadi di DCHP kita focus memperhatikan pada IP Phone. Nah
terus setting gatewaynya sesuai dengan area dan tabel, lalu Option code nya adalah
Wokeh sekarang kita bahas bagaimana cara mengerjakannya, tentang penjelasan setiap
yang dimana routing yang kita manfaatkan adalah “Directly connected”, yang dimana di
interface ini nantinya akan digunakan sebagai me-routing dan juga sebagai “Gateway”nya IP
Phone, PC, VLAN Data dan VLAN Voice dijalur interface fa1/0. Di interface ini juga bisa
digunakan perantara yang menghubungkan komunikasi antara CME yang ada di Router dan
IP Phone.
Untuk nomor 1, yaitu interface fa1/0. Perlu kalian ketahui, di exam saya memasang
ini, “hanyalah” sebuah “jebakan”. Alias keberadaan IP 192.168.1.1 itu “gak penting”. Karena
kalian bisa saja mengganti di bagian CME IP Sourcenya dengan 192.168.10.1, kenapa ? nanti
Nah kalo nomor 3 dan nomor 4, sih udah jelas alasannya memakai /30, karena
memang di jalur tersebut hanya ada 2 IP saja, dengan alasan agar tidak mubazir.
Nomor 5
Nah untuk urusan komunikasi antar area, ane andalkan routing EIGRP, kenapa ?
karena seperti yang kita ketahui, EIGRP itu dapat dihandalkan dalam segi routing me-routing,
baik itu dalam hal segi kecepatan, kehandalan, algoritmanya, dan sebagainya. Walaupun, jika
ditopologi ini kita membandingkan perfoma antara EIGRP, OSPF, RIP, dsb tidak terlalu begitu
berpengaruh. Di topologi ini kita bisa aja menggunakan OSPF, RIP, Static Routing, dsb. Tapi
jika pada perangkat real, sudah jelas perbedaan keunggulan dan kelemahan perfoma tiap-
pertanyaan ini, ane tidak menjawabnya dengan begitu detail, ane cukup menjawabnya
dengan simple. Yaitu karena jika kita menggunakan wildcard “0.0.0.0” yang artinya single
host, dengan tujuan agar ketika terjadinya update routing, prosesnya menjadi lebih cepat,
Nomor 6
Wokeh …, sekarang kita sudah masuk ke DHCP. Loh kok …, kenapa saya
menggunakan network xxx.xxx.10.0/24 ? hhhmmm … ada baiknya yang nomor 6 ini, akan
kita bahas jika sudah membahas telephony-servicenya dan sampai switchnya. Jadi di tahan
dulu yaaa .. , di pendem dulu aja yak, hehehehe … . Soalnya kalo dah dibahas duluan
disini, yang baca dah keburu bingung, biar nggak bingung maka dari itu ane bahas di akhir
6. Mendefinisikan IP Phone, yang berisikan MAC Address, series IP Phonenya, dan juga
kita buat. Max-dn itu apa ? kalo ini jumlah batas nomor telepon yang bisa kita buat (dial
number) dan “dn” itu sendiri singkatan dari (Directory Number). IP Source ? nah sesuai
namanya gan …, IP dan Portnya yang kita konfig nantinya akan dijadikan “sumber”
komunikasi si IP Phone. Tepatnya sih komunikasi antara IP Phone dengan CMEnya si Router.
Terus kalo “auto assign” ? nah kalo ini fungsinya, untuk memberikan nomor telepon
secara otomatis, yang dimana nomor telepon tersebut diambil dari Directory Number yang
sudah dibuat, dan yang pastinya konfigurasi ini diperuntukan untuk Cisco IP Phone.
Nah inilah … konfigurasinya, yaitu dari nomor 1 sampai 5. Loh kok nggak sekalian
sama nomor 6 aja Pak ? nah .., untuk mengerjakan nomor 6, itukan kita harus mengetahui
Woh iya …, ana lupa, sebelum kita mengetahui MAC Addressnya, kita gunakan dulu
power adapter, berikut ss (tutor) nya.
Berikut ss untuk mengetahui MAC Address IP Phone :
Dari skrin sut di atas, yang agan lakukan cukup arahkan cursor ke IP Phone, dan ..
Wokeh, sekarang kita sudah tau MAC Addressnya, dan yang kita lakukan adalah
bukanlah secara otomatis, walaupun kita tidak mengkonfigurasikan MAC Addressnya, jika IP
Phonenya sudah berjalan dan mendapatkan Dial Numbernya, ketika mengecek konfigurasi
(*baca : #show run) akan terisi MAC addressnya dengan sendirinya. Hanya saja bedanya, jika
kita mengkonfigurasi MACnya secara manual, maka Dial Number yang didapat IP Phone itu
Nah, Dial number, apaan sih itu ? Dial Number adalah nomor telepon, atau sebuah
susunan angka yang dimana susunan angka tersebut digunakan sebagai komunikasi IP Phone
tersebut, contoh pada teleponnya seperti 0821-xxxx-xxxx , nah kalau pada IP Phone kita bisa
mengisinya dengan sesuka kita, nah bisa agak beda lagi ceritanya kalau melewati jalur
internet, tergantung infrastructure tersebut, bisa saja kita tidak menentukan nomornya, bisa
juga kita sendiri yang menentukan nomornya. Yang pastinya, terlalu detail jika saya
jelaskannya.
O iya …, “button 1:2” itu apa ya Pak ? nah untuk ini sih, tempatnya pengaturan di IP
Phone tersebut, dial number berapa yang akan digunakan, dan juga fitur-fitur seperti apa
Konfigurasi Switch
Berikut listnya :
dan konfigurasikan juga VLAN sesuai dengan area dan tabel, dan yang terakhir kita
Kalo ini sih ana rasa memang nggak perlu dijelaskan kali yak .., hehehe …
Wokeh langsung aja kita membahas misterinya, yaitu tentang DHCPnya, interface fa1/0.10
nya juga. Eh iya …, sebelum kita membahas, kita test dulu, berhasil apa kagak.
nomor teleponnya yaitu “1111”. Dari sini sudah bisa kita asumsikan IP Phone tersebut bisa
Case
Wokeh …, langsung aja ke kasusnya. Kenapa saya menggunakan VLAN 10 pada DHCP ?
Nah …, kita coba lihat tuh, ketika ada paket dari IP Phone yang ingin menuju ke
router, maka Paket tersebut di “tag” dengan berstatus VLAN ID 10 yang pastinya VLAN Data.
Hal ini berawal terjadi ketika melewati Switch. “nah” nya lagi …, masalahnya itu paket
adalah, request DHCP. Yap … maka ketika sampai ke router, yang merespon pun sudah pasti
interface yang sudah terkonfigurasi encapsulasi VLAN 10. Hmmm ini berarti sudah kita duga,
jika kita mengisi pool DHCP dengan network 192.168.1.0 dan gateway 192.168.1.1, maka si
IP Phone tidak akan mendapatkan IP. Sedangkan di Packet tracer ini, pada IP Phone kita tidak
bisa setting apa-apa, yang tidak seperti pada perangkat real yang bisa kita setting IP secara
manual. Mau tidak mau kita harus membuat DHCP agar si IP Phone mendapatkan settingan
konfigurasi tersebut. Hal inilah yang terjadi, walau kita mensetting Voice VLAN IDnya 1, tetep
yang akan dijadikan dalam proses komunikasinya adalah VLAN 10, dengan alasan pada saat
proses awal IP Phone “meminta konfigurasi” ke CME Server yang berada di router.
Nah …, jika sampai sini sudah mengerti, maka tugas kalian adalah mengerjakan exam
hingga bisa menelpon ke semua area. Dari IP Phone yang berstatus nomor telepon “1111”,