Professional Documents
Culture Documents
Referat - BST - Gangguan Depresi - Dr. Andy Soemara, SP - KJ
Referat - BST - Gangguan Depresi - Dr. Andy Soemara, SP - KJ
DEPRESI BERAT
Disusun Oleh:
Michelle Cannissa Hendrawan 2115010
Yohan Novanda Toya 2115012
Yuliani 2015068
Pembimbing:
dr. Andy Soemara, Sp.KJ
1.1 Definisi
Depresi merupakan gangguan mood yang menyebabkan perasaan sedih dan apati yang
persisten.
Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa
sekurang-kurangnya 2 minggu untuk menegakkan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek
dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya dan berlangsung cepat. Kategori diagnosis
episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1), dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk
episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan di
bawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33,-).
Pedoman Diagnostik
● Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti tersebut diatas;
● Ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala lainnya: (a) sampai dengan (g). Tidak boleh
ada gejala yang berat diantaranya.
● Lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar 2 minggu.
● Hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang biasa dilakukannya.
Karakter kelima:
F32.00 = Tanpa gejala somatik
F32.01 = Dengan gejala somatik
F33.2 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat tanpa Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Untuk diagnosis pasti:
a. kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) harus dipenuhi, dan episode sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32.2); dan
b. sekurang-kurangnya 2 episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan selang waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna
F33.3 Gangguan Depresif Berulang, Episode Kini Berat dengan Gejala Psikotik
Pedoman Diagnostik
Untuk diagnosis pasti :
a. kriteria untuk gangguan depresif berulang (F33.-) hams dipenuhi, dan episode sekarang
harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik (F32.3); dan
b. sekurang-kurangnya dua episode telah berlangsung masing-masing selama minimal 2
minggu dengan sela waktu beberapa bulan tanpa gangguan afektif yang bermakna.
F34.1 Distimia
Pedoman Diagnostik
Ciri esensial ialah afek depresif yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah atau jarang
sekali cukup parah untuk memenuhi kriteria gangguan depresif berulang ringan atau sedang
(F33.0 atau F33.1) Biasanya mulai pada usia dini dari mas a dew as a dan berlangsung sekurang
kurangnya beberapa tahun, kadang kadang untuk jangka waktu tidak terbatas. Jika onsetnya pada
usia lebih lanjut, gangguan ini seringkali merupakan kelanjutan suatu episode depresif tersendiri
(F32.) dan berhubungan dengan masa berkabung atau stres lain yang tampak jelas.
Diagnosis Banding:
- Gangguan campuran anxietas-depresi (F41.2)
- Reaksi depresi berkepanjangan (F43.21)
- Skizofrenia residual (F20.5)
1.3 Epidemiologi
Depresi merupakan gangguan yang sering ditemukan didunia, diperkirakan 3.8% dari
populasi mengalami depresi, kurang lebih 280 juta orang di dunia mengalami depresi. Depresi
menyebabkan 700,000 kematian karena bunuh diri setiap tahunnya. Bunuh diri merupakan
penyebab kematian ke empat paling sering pada rentang umur 15-29 tahun.
Kombinasi terapi psikososial dan farmakoterapi memberikan hasil yang baik. Untuk kasus
ringan terapi psikososial saja juga memberikan hasil yang baik.
Panduan memilih medikasi :
1. Riwayat respons pengobatan
2. Prediksi respons gejala terapi
3. Adanya gangguan psikiatri/medik lain
4. Keamanan
5. Potensi Efek Samping
Terapi Psikososial:
● Individual Supportif
● Kelompok Pendukung
● Psikoterapi Keluarga
● Cognitive Behaviour Therapy (CBT)
● ECT dengan Indikasi:
○ Menjadi depresi katatonik
○ Keinginan bunuh diri tinggi dan berulang
○ Refrakter (tidak adanya perbaikan/perbaikan berlangsung singkat walaupun telah
diberi obat dlm jangka waktu lama)
2. Identitas
2.1 Identitas Pasien
● Nama : Diski Rusmana
● Nama Panggilan : Diski
● Usia : 19 tahun
● Jenis Kelamin : Laki - laki
● Alamat : Tasikmalaya
● Pekerjaan : Mahasiswa
● Suku Bangsa : Sunda
● Warga negara : Indonesia
● Agama : Islam
● Status Pernikahan : Belum Menikah
● Pendidikan terakhir : SMA
2.3 Heteroanamnesis
Riwayat penyakit sekarang: Sejak 4 tahun SMRS Pasien sering melukai diri sendiri apabila ada
masalah, awalnya dilakukan sedikit demi sedikit dan jarang, namun sejak 2 bulan yang lalu
menjadi lebih sering dan menggunakan benda yang lebih tajam, merasa lebih lega dan bisa tidur
setelah menyakiti diri sendiri (self harm/tentamen suicidum). Pasien seringkali tiba-tiba
menangis tanpa ada alasan yang jelas (impulsif). Pasien menjadi sulit bersosialisasi dan
melakukan aktivitas sehari-hari. (hendaya sosial, mood anhedonia) Pasien juga pernah
beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri (tentamen suicide) 3 tahun yang lalu di sekolah
namun dihalangi oleh teman-teman pasien. Kondisi pasien dicetuskan oleh permasalahan dengan
teman-temannya. (faktor pencetus, masalah psikososial) Pada 4 tahun terakhir juga ayah
angkat pasien meninggal. (loss of loving object, faktor presipitasi).
Heteroanamnesis dengan kakak angkat
Riwayat penyakit sekarang: Sejak 4 tahun SMRS Pasien sering melukai diri sendiri (self harm)
apabila ada masalah, awalnya saat pasien usia 4 tahun Ayah kandung pasien menikah kembali
dan saat pasien usia 6 tahun pasien tinggal dengan keluarga angkat atas alasan ekonomi. (Faktor
predisposisi) Kejadian pasien mulai melukai diri sendiri saat usia 15 tahun. Hal ini dicetuskan
ketika ayah angkat pasien meninggal (Faktor Pencetus), pasien begitu dekat hubungannya
dengan ayah angkat. Saat ketahuan, pasien melukai diri sendiri dilakukan sedikit demi sedikit
dan jarang, namun sejak 2 bulan yang lalu menjadi lebih sering dan menggunakan benda yang
lebih tajam, merasa lebih lega dan bisa tidur setelah menyakiti diri sendiri. Pasien seringkali
tiba-tiba menangis tanpa ada alasan yang jelas (impulsif). Pasien menjadi sulit bersosialisasi dan
melakukan aktivitas sehari-hari (anhedonia, hendaya sosial). Pasien juga pernah beberapa kali
melakukan percobaan bunuh diri (tentamen suicide) 3 tahun yang lalu di sekolah namun
dihalangi oleh teman-teman pasien. Kondisi pasien dicetuskan oleh permasalahan dengan
teman-temannya. (faktor pencetus psikosisal).
Riwayat pengobatan: Pernah berkonsultasi ke dokter jiwa di aplikasi dokter online 6 bulan yang
lalu (tilikan 6), diberi 1 jenis obat selama 1 minggu namun lupa namanya. Setelah
mengkonsumsi obat tersebut pasien merasa lebih tenang.
Riwayat keluarga:
● Anak ke-1 dari 2 bersaudara kandung, anak ke 3 dari 4 bersaudara angkat.
● Ibu kandung pasien meninggal saat pasien masih kecil. (riwayat loss of loving object
pada masa kanak-kanak)
● Pada awalnya pasien tinggal bersama ayah kandung dan adik kandungnya, kemudian
pasien tinggal bersama orangtua angkat dan 3 saudara tiri sejak berusia 6 tahun setelah
Ayah kandung pasien menikah, sedangkan Adik kandung pasien ikut bersama ayah
kandungnya.
● Ayah angkat pasien meninggal 4 tahun yang lalu, pasien lalu tinggal bersama ayah
kandung, ibu tiri, dan adik kandungnya. (Faktor presipitasi, loss of loving object)
● Tidak ada keluarga pasien yang pernah dirawat di RSJ karena gangguan jiwa
● Tidak ada yang menggunakan obat-obatan terlarang ataupun minum alkohol.
Riwayat kebiasaan : Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan zat terlarang.
2.4. Autoanamnesis
D : Selamat pagi pak, kita cerita-cerita ya bersama saya dan teman-teman saya ini, dokter
muda dari maranatha Apakah bapak bersedia?
P : Bersedia
D : Namanya siapa?
P : Diski
D : Usianya berapa?
P : 19 Tahun
D : Masih sekolah atau udah bekerja?
P : sudah Kuliah Semester 3
D : Jurusan apa?
P : Management
D : Diski anak ke berapa dari berapa bersaudara?
P : kalau dari kandung 2 bersaudara, kalau tiri itu 4 bersaudara
D : jadi Diski punya adek atau kakak?
P : Adek kandung, tiri dan kakak kiri
D : Sekarang tinggal sama ibu kandung atau ayah kandung
P : sama ayah kandung
D : Berarti Ibunya?
P : Sudah meninggal sejak diski masih kecil (faktor risiko, riwayat stress psikosisal pada
masa anak- anak, loss of loving object)
D : Jadi diski tinggal bersama ibu sambung ya, Diski di usia berapa saat ibu meninggal
P : 4 tahun (faktor predisposisi, stress psikososial)
D : apa yang diski rasakan diasuh oleh ibu tiri?
P : sama seperti ibu kandung
D : diski ingat tidak saat dibawa kesini? Waktu itu apa yang diski rasakan?
P : ketakutan
D : takut sama apa?
P : sama yang ada di RSJ
D : saat diski dirumah sampai bisa dibawa kesini itu karena apa ya?
P : karena self harm
D : sejak kapan melakukan self harm?
P : dari kelas 10 (gejala minor depresi, perbuatan membahayakan diri→ tentamen
suicidum)
D : Kelas 1 SMA ya? Apa yang diski rasain saat itu sampai diski memutuskan untuk self
harm?
P : kalau lagi bingung
D : bingung itu masalah apa? Pendidikan? Di rumah?
P : campur aduk dokter
D : yang paling sering bikin diski merasa terpukul apa?
P : masalah bersama teman, pendidikan juga kadang (Faktor stress psikosisal)
D : contohnya bagaimana?
P : gimana ya, kadang masalah kecil jadi salah paham sama temen
D : berarti saat diski merasa terpukul, pelariannya ke self harm ya?, apa yang diski rasain
saat self harm?
P : Jadi lebih tenang
D : kalau belum dilakukan perasaannya bagaimana?
P : ada yang ganjal
D : jadi kalau melakukan perasaan lebih lega?
P : iya jadi bisa lebih tidur (obsesif kompulsif)
D : sebelumnya melakuinnya dengan apa?
P : pakai pisau tumpul (tentamen suicidum, gejala minor depresi)
D : tujuannya untuk mendapatkan kelegaan atau putus asa ingin mengakhiri hidup?
P : putus asa
D : jadi dari kelas 10 sudah ada keinginan mengakhiri hidup?
P : kalau kelas 10 kelasnya bertingkat, selalu mau coba loncat tapi dihalangin oleh teman
(tentamen suicidum)
D : pernah disampaikan ke orang tua?
P : gapernah
D : berarti teman tau tapi laporan kepada orang tua belum pernah ya?
P : cuma kemarin ketahuan, karena tiba-tiba nangis, (mood hipotimia) terus ditanya
kenapa, akhirnya dibawa ke rumah sakit selama 4 tahun belum pernah dibawa ke rumah sakit
(tilikan 6)
D : jadi sebelumnya pernah ke psikolog atau ke psikiater?
P : pernah cuma makai halodoc (tilikan 6)
D : dikasih obat apa?
P : tidak ingat, lupa dokter
D : obatnya dikasih untuk berapa hari?
P : buat semingguan
D : apa yang dirasakan setelah minum obat?
P : rasanya lebih tenang
D : kontrol lagi tidak saat obatnya habis?
P : saat itu stop kontrol terus karena habis obat, langsung dibawakan ke rumah sakit dikasih
obat 2 macam (riwayat putus obat)
D : ingat namanya?
P : gak ingat
D : setelah minum obat itu ada bedanya tidak?
P : lebih enak di rumah sakit
D : itu selama berapa bulan diski rutin kontrol?
P : setiap minggu sekali hari senin, baru 2 bulanan
D : orang tua udah tau Diski masuk rumah sakit?
P : udah dirujuk dari puskesmas
D : dari situ apa yang Diski rasain saat udah dapat pengobatan?
P : lebih tenang, terasa ada support dari keluarga (primary support)
D : saat awal diski berobat ke halodoc yang diski rasain apa?
P : cemas yang berlebihan,sering melukai diri(anxietas, tentamen suicidum)
D : mood swing gimana?
P : kayak saat lagi ketawa tiba-tiba menangis (impuslivitias)
D : tanpa penyebab apa-apa?
D : Pernah sampai ngalamin pengalaman spiritual / gaib?
P : mungkin, kemarin disini halusinasi
D : kyk gimana halusinasinya?
P : seperti dijemput orang tua, kadang lagi merasa megang hp (halusinasi visual,
halusinasi taktil)
D : ada halusinasi dalam bentuk suara? Misalnya yang menjelek-jelekan diski
P : engga, tapi ada yang ketawa (halusinasi auditorik)
D : ketawa mengejek diski?
P : tidak, ketawa saat ngobrol saja
D : ada cium bau yang menyengat banget tapi orang sekitar tidak ada yang cium? Atau
merasa di badan ada yang merayap
P : bau tidak ada, tapi yang merayap sering (halusinasi taktil)
D : tapi saat diski lihat tidak ada ya?, pernah merasakan sensasi lidah yang berbeda saat
makan tidak?
P : biasa aja
D : kalau diski sama teman kuliah, merasa mereka ngomongin diski tidak?
P : pernah
D : itu diski dengar langsung atau perasaan aja?
P : perasaan aja
D : bagaimana itu?
P : seperti lagi kumpul terus saat diski tidak bareng mereka, mereka pasti ngomongin diski
(waham curiga)
D : pernah ada perasaan curiga? Orang tidak sayang sama aku, semuanya pada jahat?
P : gaada
D : Pernah merasa saat diski lagi liat tv atau berita di youtube lagi ngebahas tentang diski?
P : ga pernah, kalau misalnya soal penyakit pernah kayak soal ansietas
D : tapi objeknya diski bukan?
P : bukan
D : berarti emang hanya membahas penyakit ya, kalau merasakan bahwa diski memperoleh
kekuatan dari luar, diksi tidak bisa ngontrol?
P : ga pernah
D : merasakan pikirannya diambil oleh kekuatan dari luar?
P : tidak pernah
D : atau ada pikiran orang lain yang dipaksakan masuk ke kepala diski?
P : tidak pernah
D : atau kalau misal diski lagi diem nih, kok merasa orang pada tau apa yang dipikirkan
oleh diski?
P : pernah
D : seperti apa?
P : ngelihat diskinya beda aja, terus mikir kalau mereka pasti tau apa yang diski pikirin
D : pernah terbukti?
P : perasaan saja (thought of broadcasting)
D : sepanjang 4 tahun ini mana yang lebih dirasain, gembira berlebihan sampai tidak bisa
mempertimbangkan ini bahaya dan nekat aja atau lebih banyak ke arah sedih putus asa?
P : rasa sedih putus asa (Gejala depresi)
D : kalau sekarang sejak diski dirawat masih ada perasaan putus asa seperti tidak ada
semangat hidup?
P : tidak ada, lumayan berkurang
D : jadi harapannya diski habis ini apa?
P : bisa bertemu lagi dan berkumpul sama keluarga dan diski menjadi lebih sehat baik fisik
dan mental
D : masih mau ngelanjutin kuliah?
P : masih
D : cita cita mau jadi apa?
P : belum kepikiran
D : saat ambil kuliah management itu kemauan diski sendiri apa gimana?
P : awalnya mau unpad tapi ga dibolehin, disuruh ke kampus jurusan sekarang jadi yaudah
dijalani saja
D : ada perasaan nyesal tidak?
P : tidak ada karena udah punya teman
d : cewek atau cowok?
P : dua-duanya
D : udah punya pacar belum?
P : belum punya
D : ohh belum, fokus kuliah dulu ya, sekarang kan diski ada riwayat self harm.. Kalau
misalnya diski merasa sedih atau putus asa atau ada masalah mungkin apa yang akan diski
lakuin?
P : kasih tau orang tua bagaimana perasaan diski
D : sudah mulai bisa problem solving ya, kalau misalnya ada dorongan lagi bagaimana?
Masih mau dilanjutin?
P : tidak, kan perasaan itu muncul terutama saat sedang sendiri ya.. Mungkin diski akan
pindah ke tempat yang lebih rame
P : misalnya di ruang keluarga lagi pada kumpul, jadi interaktif bersama keluarga
D : cerita ke orang lain ya, kalau dirumah sedang tidak ada siapa - siapa apa yang akan diski
lakuin?
P : mungkin cari ke teman
D : misal semuanya tidak bisa dilakuin, diski bisa coba benda2 yang berpotensi yg biasanya
diski pakai seperti penggaris, cutter yang tajam-tajam itu disingkirkan, jangan disimpan di kamar
ya. Jadi diski pakai kalau emang harus dipake ya setelah itu diski letakkan.. Terus kalau misalnya
kuat coba ambil es batu, pegang es batunya sampai tangannya dingin, jadi akhirnya
konsentrasinya akan teralihkan karena sudah terdistraksi pikirannya ya, itu mungkin bisa dicoba
atau diski bikin garis ditangan pakai spidol merah, cuma untuk dapat sensasi itu ya, tapi tidak
membuat luka ya
P : iya
D : alhamdulilah diski sudah banyak perbaikan ya tapi program pengobatannya masih kita
lanjutin ya sampai benar-benar tuntas, mudah mudahan tidak sampai 2 minggu diski bisa pulang
ya, berobat jalan dirumah, kuncinya harus rutin kontrol ya, ada yang mau diski tanyain?
P : kapan diski pulang atau dijemput?
D : kalau sudah waktunya pulang ya akan dipulangin ya, tapi kontrolnya harus rutin ya
nanti.. Karena diski harus dibantu dengan obat ya, ada lagi yang mau ditanyakan?
P : sudah cukup
D : terima kasih sudah mau berbagi pengalaman ya kepada dokter muda juga ya, ada pesan
mungkin untuk mahasiswa dokter muda?
P : semangat belajar dan kegiatannya dan cepat-cepat lulus ya
○ Pikiran
■ Bentuk : Realistik
■ Jalan : koheren (+)
■ Isi : waham curiga(+)
■ Organisasi : baik
○ Penilaian
■ Norma sosial : tidak terganggu
■ Uji daya nilai : tidak terganggu
■ Uji realitas : sedikit terganggu
○ Tilikan : derajat 6
○ Emosi
Mood : depresif
Afek : sesuai
○ Dekorum
■ sopan santun : baik
■ cara berpakaian : cukup
■ kebersihan : cukup
○ Kematangan jiwa : matur
○ Tingkah laku dan bicara
■ Tingkah laku : normoaktif
■ Bicara : relevan, pelan, volume dan intonasi agak rendah, artikulasi jelas
2.8 Psikodinamika
2.10 Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
- Psikoterapi :
- Dapat diberikan psikoterapi individual berupa psikoterapi suportif, client-centered
therapy, atau terapi perilaku.
- Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
- Memberikan kesempatan pada pasien untuk menceritakan keluhan dan isi hati
sehingga perasaan pasien menjadi lega
- Dukungan keluarga untuk memberi dukungan emosional
- Rujuk Sp.KJ
- Edukasi keluarga tentang penyakit, pengobatan pasien dan perjalanan penyakit pasien,
pentingnya support system pasien
Medikamentosa
mg: 1 x ½ malam
- Antiansietas → Benzodiazepine: Lorazepam 2 mg: 1 x 1 malam
2.11 Prognosis
2.12 Kesimpulan
Diagnosis multiaksial:
● Axis I : F32.3 Episode Depresif Berat dengan Gejala Psikotik dan ide suicide
● Axis II : F60.6 Gangguan cemas
● Axis III : tidak ada diagnosis
● Axis IV : Stressor psikososial → Masalah dengan teman temannya
● Axis V : GAF 11 - 20
● Penatalaksanaan: Psikofarmaka dan psikoterapi
Daftar Pustaka