82 ArticleText 419 1 10 20210508

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Fanik: Jurnal Faperta Uniki

(Journal of Agricultural and Tropical Animals Sciences)


Vol. 2 No. 1 ú Mei 2021
E-ISSN 2477-5665
Beranda Jurnal: http://jurnal.uniki.ac.id/index.php/fanik

Histologi ductus epididymidis dan ductus deferens Trenggiling Jantan (Manis Javanica)
[Histology of ductus epididymidis and ductus deferens Male Pangolin (Manis Javanica)]

Yusrizal Akmal1*
1Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim, Jalan Almuslim, Peusangan, Kabupaten Bireuen, Aceh, Indonesia
24261

ARTICLE INFO ABSTRACT


Received: 12 April 2021 This study aims to describe the histology of the ductus epididymidis, ductus
Accepted: 29 April 2021 deferens male pangolin (Manis Javanica). This study used ductus epididymidis,
Published: 9 Mei 2021 ductus deferens from one male pangolin that had been fixed in Bouin solution for
48 hours and transferred to 70% alcohol. For histological observations, tissue
samples were taken from each part of the ductus epididymidis, ductus deferens,
*Corresponding author which is transversely from the cranial, medial and caudal sections and processed
drh.yusrizal.akmal.msi@gmail.com
lengthwise by standard histology with hematoxylin eosin (HE) and Masson's
trichrome (MT) staining. The results of this study indicate that the ductus
epididymidis is composed of cylindrical epithelium in a row of cilia surrounded
by connective tissue and the lumen contains spermatozoa. Cauda epididymidis
Key words has the widest lumen diameter between the head and the corpus epididymidis.
Manis Javanica The ductus deferens is composed of cylindrical epithelium, many pseudo ciliated
ductus epididymidis rows surrounded by thick connective tissue and a thin layer of smooth muscle with
ductus deferens an enlarged end called the ampulla. The ampulla is surrounded by smooth muscle
pangolin
and thick connective tissue, dense connective tissue. Ampulla is composed of
serous-type cells with the cell nucleus located in the center.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan histologi ductus epididymidis, ductus
deferens trenggiling jantan (Manis Javanica). Penelitian ini menggunakan ductus
epididymidis, ductus deferens dari satu ekor trenggiling jantan yang telah difiksasi
dalam larutan Bouin selama 48 jam dan dipindahkan ke dalam alkohol 70%. Untuk
pengamatan histologi, sampel jaringan diambil dari masing-masing bagian ductus
epididymidis, ductus deferens, yaitu secara melintang dari bagian cranial, medial dan
caudal serta secara memanjang diproses secara standar histologi dengan
pewarnaan hematoksilin eosin (HE) dan Masson’s trichrome (MT). Hasil penelitian
ini menujukkan bahwa ductus epididymidis tersusun atas epitel silindris sebaris
bersilia yang dikelilingi oleh jaringan ikat dan lumennya berisi spermatozoa.
Cauda epididymidis mempunyai diameter lumen terluas diantara caput dan corpus
Kata kunci
epididymidis. Ductus deferens tersusun atas epitel silindris banyak baris semu
Manis Javanica
bersilia yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang tebal dan lapisan otot polos yang
ductus epididymidis tipis dengan bagian dari ujung mengalami pembesaran yang disebut dengan
ductus deferens ampulla. Pada bagian ampulla dikelilingi oleh otot polos dan jaringan ikat yang
trenggiling
tebal jaringan ikat padat. Ampulla disusun oleh sel-sel bertipe serous dengan inti
sel terletak di tengah.

Kutipanú Akmal, Y. (2021). Histologi ductus epididymidis dan ductus deferens Trenggiling Jantan (Manis Javanica). Fanik:
Jurnal Faperta Uniki, 2(1), 30-36.
e-ISSN (Online)ú 2477-5665

organ reproduksi betina. Organ reproduksi


PENDAHULUAN
jantan trenggiling memiliki sepasang organ
Histologi organ reproduksi jantan bervariasi reproduksi yang terdiri atas testes, epididymis
pada berbagai spesies hewan. Variasi tersebut dan ductus deferens yang selanjutnya bermuara
berhubungan erat dengan fungsi ke urethra. Testes terletak di subcutanea daerah
reproduksinya serta penyesuaian terhadap inguinales, serta tidak terbungkus oleh scrotum

Mei 2021|Volume 2 |Nomor 1


30
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

(Akmal et al. 2014a), serta kelenjar kelenjar populasi trenggiling dapat dipertahankan dan
aksesori kelamin jantan trenggiling terdiri atas lebih dikembangkan lagi (Gaubert & Antunes,
glandula vesicularis dan prostat serta 2005). Selain itu, informasi karakteristik
bulbourethralis (Akmal et al. 2019). Epididymis morfologi organ reproduksi jantan trenggiling
merupakan kumpulan dari ductus epididymis baik anatomi (Akmal et al. 2014a; Akmal et al.
yang dilapisi oleh jaringan ikat membentuk 2014b), dan morfologi kelenjar aksesori
struktur memanjang yang bertaut rapat dengan kelamin jantan trenggiling (Akmal et al. 2015;
testis (Biscoe dan Renfree 1987). Epididymis Akmal et al. 2019) dan histologi jantan
menghubungkan ductus efferent pada testis trenggiling (Akmal dan Mahfud, 2019) sudah
dengan ductus deferens (vas deferens) (Frandson dilaporkan, sedangkan data mengenai organ
et al. 2009). Epididymis mempunyai peranan reproduksi primer seperti testis sampai saat ini
sebagai jalan spermatozoa dari tubuli seminiferi, belum dilaporakan. Penelitian ini bertujuan
penyimpanan sementara spermatozoa, tempat mendeskripsikan his tologi ductus epididymidis,
pematangan spermatozoa dan proses ductus deferens trenggiling jantan (Manis
pengentalan (konsentrasi) spermatozoa. Ductus Javanica).
deferens menghubungkan cauda epididymidis
dengan urethra di bagian pelvis. Ductus deferens
meninggalkan cauda epididymidis kemudian BAHAN DAN METODE
berjalan melalui canalis inguinalis. Selanjutnya Penelitian ini menggunakan ductus
sepasang ductus deferens bersatu dan bermuara epididymidis, ductus deferens dari satu ekor
ke urethra. Pada masing-masing pangkal ductus trenggiling (M. javanica) jantan yang telah
deferens yang bermuara ke urethra terdapat difiksasi dalam larutan Bouin selama 48 jam
pembesaran, disebut ampulla dan terletak di dan dipindahkan ke dalam alkohol 70%. Untuk
atas vesica urinaria (Prastowo, 2008). Ampulla pengamatan histologi, sampel jaringan diambil
dapat mengandung kelenjar yang merupakan dari masing-masing bagian ductus epididymidis,
komponen pembentuk semen (Colville dan ductus deferens, yaitu secara melintang dari
Bassert 2002). Organ reproduksi merupakan bagian cranial, medial dan caudal serta secara
salah satu hal yang penting dalam menunjang memanjang. Sampel jaringan dipotong dengan
upaya konservasi suatu spesies, terlebih bagi ukuran 0.5 sampai 1 cm2 dan diproses secara
spesies yang populasinya sudah terancam standar histologi sampai menjadi blok parafin.
punah seperti trenggiling (Manis javanica) Selanjutnya dilakukan sayatan dengan alat
(Akmal dan Mahfud, 2019). mikrotom putar dengan ketebalan antara 3
Trenggiling merupakan salah satu mamalia sampai 5 µm (Akmal dan Mahfud, 2019).
bersisik dengan kehidupan soliter, reproduksi Sayatan jaringan disimpan dalam inkubator
lambat dan memilik morfologi yang unik. selama 24 jam dan selanjutnya dilakukan
Beberapa keunikan lainnya adalah memiliki proses pewarnaan hematoksilin eosin (HE) untuk
sisik-sisik yang keras seperti reptil, tidak pengamatan struktur umum jaringan dan
memiliki gigi (toothless), lidah dapat menjulur Masson’s trichrome (MT) untuk pengamatan
panjang dan tubuh digulung jika terancam. jaringan ikat (Kiernan, 2001). Hasil pengamatan
Organ reproduksi trenggiling merupakan hal mikroskopis didokumentasikan menggunakan
yang penting dalam menunjang upaya mikroskop cahaya (Nikon® Eclipse E600) yang
konservasi, karena trenggiling termasuk dalam dilengkapi alat mikrofotografi digital (Canon®
kategori endangered species oleh IUCN (Akmal et EOS 700D). Semua hasil pengamatan dianalisis
al. 2014a) dan trenggiling merupakan satwa liar secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk
langka termasuk kategori appendix II yang tabel dan gambar.
dilindungi oleh pemerintah RI berdasarkan UU
No. 5 Tahun 1990 dan PP No. 17 Tahun 1999
serta CITES. Akibat meningkatnya eksploitasi HASIL
trenggiling karena permintaan pasar terutama Perbedaan struktur histologi antara komponen
dari Cina, maka terjadilah perburuan liar di penyusun kaput, korpus, dan kauda
alam sehingga populasi di alam menurun epididimidis yang meliputi ketebalan lapisan
secara drastis (Akmal et al. 2014a). Untuk itu epitel, ketebalan lapisan otot polos, dan
diperlukan suatu upaya konservasi, sehingga
Mei 2021|Volume 2|Nomor 1
31
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

keberadaan sel-sel epitel dapat diamati dengan epididymidis dan cauda epididymidis di ujung
jelas pada penelitian ini. Saluran kelamin jantan distal testis. Sebagian ductus deferens bertaut
trenggiling terdiri atas ductus epididymidis, rapat dengan bagian dorsal testis. Bagian caput
ductus deferens, dan urethra. Ductus epididymidis epididymidis memiliki jaringan ikat yang padat
merupakan suatu saluran panjang berkelok- dibandingkan dengan corpus dan cauda
kelok dan membentuk struktur memanjang epididymidis. Epididymis tersusun atas epitel
yang bertaut rapat dengan testis disebut silindris sebaris bersilia yang dikelilingi oleh
dengan epididymis. Epididymis membentuk jaringan ikat dan lumennya berisi spermatozoa
caput, corpus dan cauda. Caput epididymidis (Gambar 1). Cauda epididymidis mempunyai
berbentuk pipih, cembung dan terletak di diameter lumen terluas diantara caput dan
craniomedial testis, bersambung ke corpus corpus epididymidis.

Gambar 1. Gambaran histologi ductus epididymis. Bagian caput (A, D), corpus (B, E), cauda (C, F), inset C (G)
dan inset F (H). Epitel silindris sebaris (1), silia (2), lapisan jaringan ikat (3), spermatozoa (4). Pewarnaan HE:
A, B, C, G dan MT: D, E, F. H. Bar: A, B, D, E, F =10 µm; G dan H=50 µm

Mei 2021|Volume 2|Nomor 1


32
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

Gambar 2. Gambaran histologi ductus deferens dan ampulla. Ductus deferens (A), inset A (B), dan ampulla (C,
D), inset C (E). Epitel silindris banyak baris semu (1), silia (2), lapisan jaringan ikat (3), lapisan otot (4),
spermatozoa (5), capsula (6), septum interlobular (7), trabecula (8), sel-sel kelenjar bertipe serous dengan inti
sel terletak di tengah (9), sekreta (10). Pewarnaan HE: A, B, C, E, dan MT: D. Bar: A=40 µm dan B=20 µm.
C,D=200 µm E=50 µm.
Ductus deferens tersusun atas epitel silindris (Gambar 2A, B). Bagian dari ujung ductus
banyak baris semu bersilia yang dikelilingi oleh deferens mengalami pembesaran sebelum
jaringan ikat yang tebal dan lapisan otot polos bergabung dengan urethra dan disebut dengan
yang tipis serta lumennya berisi spermatozoa ampulla. Pada bagian ampulla dikelilingi oleh
Mei 2021|Volume 2|Nomor 1
33
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

otot polos dan jaringan ikat yang tebal jaringan spermatozoa akan mendapatkan energi dan
ikat padat. Ampulla disusun oleh sel-sel bertipe mengalami perubahan baik morfologi maupun
serous dengan inti sel terletak di tengah fisiokimia, sehingga sel spermatozoa ini
(Gambar 2C, D, E dan D). mampu bergerak secara aktif (Anwar 1985).
Sel- sel epitel bersilia, hanya ditemukan pada
saluran-saluran sperma, seperti ductus defer- ens
PEMBAHASAN dan ductus epididymidis pada biawak air
Ductus epididymidis merupakan suatu saluran (Mahfud et al., 2016). Panjang saluran
panjang berkelok-kelok dan membentuk epididimis serta lambatnya gerakan
struktur memanjang yang bertaut rapat dengan spermatozoa memungkinkan spermatozoa
testis disebut dengan epididymis. Pada bagian untuk menyelesaikan proses pematangan
cranial testis, ujung epididymis disebut caput spermatozoa yang disebut kapasitasi (Evans
berbentuk pipih, cembung dan terletak di dan De Lahunta 2013).
craniomedial testis, hal ini mirip pada anjing Ductus deferens merupakan saluran yang
(Evans dan De Lahunta 2013). Caput menyalurkan spermatozoa menuju urethra
epididymidis bersambung ke corpus epididymidis melalui colliculus seminalis (Rossi et al. 2012).
serta pada ujung distal testis, corpus Dinding ductus deferens tersusun atas otot-otot
membentuk cauda epididymidis. Peningkatan polos yang berperan pada pengeluaran
diameter lumen dimulai dari corpus spermatozoa saat ejakulasi. Lapisan otot polos
epididymidis sampai di cauda epididymidis (Rossi berperan penting dalam membantu pengeluran
et al. 2012). Cauda epididymidis mempunyai spermatozoa dengan gerakan peristaltik yang
diameter terluas (Noviana et al. 2000). Hal ini kuat pada saat ejakulasi (Khan et al. 2003). Pada
disebabkan karena cauda epididymidis trenggiling, ductus deferens akan membesar
merupakan tempat penyimpanan spermatozoa sebelum bergabung dengan urethra dan disebut
dan mengandung sekitar 75% total dengan ampulla, sedangkan pada anjing tidak
spermatozoa epididymis (Hafez 1987). terdapat ampulla (Evans dan De Lahunta 2013).
Perbedaan struktur histologi yang diamati Di antara kelenjar sekretori trenggiling
pada berkorelasi erat dengan fungsi dari terdapat saluran yang berfungsi untuk
masing-masing bagian epididimis sebagai menyalurkan sekreta menuju ductuli prostatici
organ penyalur, pematang, dan penyimpan dan menuju ke ductus ejaculatorius, selanjutnya
spermatozoa (Wahyuni et al., 2012). Saat berakhir di lumen uretra (Akmal et al. 2019).
melewati kaput dan korpus epididimidis, Lapisan tebal dari otot halus pada dindingnya
spermatozoa mengalami serangkaian menyebabkan ductus deferens menjadi sangat
perubahan morfologi dan fungsi serta kompak (Colville dan Bassert 2002), untuk
mengalami proses maturasi, sehingga saat menunjang fungsinya mengangkut
mencapai kauda epididimidis, spermatozoa spermatozoa dari epididymis menuju ke urethra
telah motil dan fertil (Wrobel dan Bregmann, pada saat ejakulasi.
2006).
Epididymis mempunyai peranan sebagai jalan
spermatozoa dari tubuli seminiferi, KESIMPULAN
penyimpanan sementara spermatozoa, serta Ductus epididymidis tersusun atas epitel silindris
proses absorpsi cairan sperma untuk sebaris bersilia yang dikelilingi oleh jaringan
meningkatkan kosentrasi spermatozoa (Akmal ikat dan lumennya berisi spermatozoa. Cauda
dan Mahfud, 2020). Pada ujung proksimal epididymidis mempunyai diameter lumen
testis, caput epididymidis menjadi pipih dan terluas diantara caput dan corpus epididymidis.
bersambung ke corpus epididymidis. Pada ujung Ductus deferens tersusun atas epitel silindris
distal testis, corpus membentuk cauda banyak baris semu bersilia yang dikelilingi oleh
epididymidis (Salisbury dan VanDemark 1961). jaringan ikat yang tebal dan lapisan otot polos
Cauda epididymis merupakan tempat yang tipis dengan bagian dari ujung
penyimpanan spermatozoa dan mengandung mengalami pembesaran yang disebut dengan
sekitar 75% total spermatozoa epididymis (Hafez ampulla. Pada bagian ampulla dikelilingi oleh
1987). Secara umum di dalam epididymis ini otot polos dan jaringan ikat yang tebal jaringan

Mei 2021|Volume 2|Nomor 1


34
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

ikat padat. Ampulla disusun oleh sel-sel bertipe Cambridge: Cambridge University Press.
serous dengan inti sel terletak di tengah. Colville T, Bassert JM. (2002). Clinical Anatomy
and Physiology for Veterinary Technicians.
St. Louis: Mosby.
UCAPAN TERIMA KASIH Evans HE, De Lahunta A. (2013). Miller’s
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Anatomy of the Dog. Ed ke-4. Riverport
Dirjen PHKA atas sumbangan spesimen yang Lane. St. Louis, Missouri
diberikan sebagai tambahan bahan penelitian Frandson RD, Wilke WL, Fails AD. (2009).
ini. Anatomy and Physiology of Farm Animals.
Ed ke-7. Iowa: Wiley-Blackwell.
Gaubert, P., & Antunes, A. (2005). Assessing
DAFTAR PUSTAKA The Taxonomic Status Of The Palawan
Pangolin Manis Culionensis (Pholidota)
Akmal, Y. Mahfud. (2020). Perkembangan Using Discrete Morphological
Hewan. Intimedia, Malang. Characters. Journal of Mammalogy, 86(6),
Akmal, Y., & Mahfud, M. (2019). 1068–1074.
Spermatogenesis dan Histologi Testis Hafez ESE. (1987). Reproduction in Farm Animals.
Trenggiling Jantan (Manis Javanica). Ed ke-5. Philadelphia: Lea and Febiger.
In Prosiding SEMDI-UNAYA (Seminar Jones R C. (1999). To store or matuture
Nasional Multi Disiplin Ilmu spermatozoa. The primary role of the
UNAYA) (Vol. 3, No. 1, pp. 563-575). epididymis. International of journal of
Akmal, Y., Muliari, Nisa, C., & Novelina, S. andrology 22: 57-67.
(2015). Anatomy Accessory Glands Of Khan, Aijaz A, Zaidi MT, Faruqi NA. (2003).
Male Reproductive Of Javan Pangolin Ductus deferens a comparative histology
(Manis javanica). In Proceeding the 1th in mammals. Journal Anat. Soc. India.
Almuslim International Conference on 52(2): 163-165.
Science, Technology and Society Kiernan, J. A. (2001). Histological And
(AICSTS), 1(1) Hal: 192- 197. Histochemical Methods Theory And
Akmal, Y., Nisa, C., & Novelina, S. (2014a). Practice. England: Pergamon Pr.
Anatomi Organ Reproduksi Jantan Mahfud M, Winarto A, Nisa C. (2016).
Trenggiling (Manis javanica). Acta Mikromorfologi alat kelamin primer
Veterinaria Indonesiana, 2(2), 74–81. biawak air (Varanus salvator bivittatus)
Akmal, Y., Nisa, C., & Novelina, S. (2014b). jantan. Jurnal Kedokteran Hewan 10(1): 72-
Anatomy of the Male Reproductive 76.
Organs of Javan Pangolin (Manis Noviana C, Boediono A, Wresdiyati T. (2000).
javanica). In Proceeding the 3 Joint Morfologi dan histomorfometri testis dan
International Meeting Bogor Indonesia P- epididymis kambing kacang (Capra sp.)
03: 1 (Vol. 2). Hal: 69-70. dan domba lokal (Ovis sp.). Media
Akmal, Y., Nisa, C., & Novelina, S. (2019). Veteriner. 7(2): 12-16.
Morfologi Kelenjar Aksesori Kelamin Prastowo A. (2008). Morfologi dan morfometri
Jantan pada Trenggiling (Manis spermatozoa babi yorkshire dalam nilai
javanica)(Morphology Of The Male Sex ejakulat dengan pewarnaan Williams.
Accessory Glands Of The Pangolin [skripsi]. Bogor: Fakultas Kedokteran
(Manis javanica)). Jurnal Veteriner, 20(1), Hewan Institut Pertanian Bogor.
38-47. Rossi LF, Luaces JP, Marcos HJA, Cetica PD,
Anwar, H. (1985). Studi morfologi dan Jimeno GP, Merani MS. (2012). Anatomy
viabilitas sampel spermatozoa yang and histology of the male reproductive
diambil dari semen epididimis kambing tract and spermatogenesis fine structure
dengan teknik mikropuntur. Laporan in the Lesser Anteater (Tamandua
Penelitian. Universitas Airlangga, tetradactyla, Myrmecophagidae,
Surabaya. Xenarthra): morphological evidences of
Biscoe CHT dan Renfree MB. (1987). reproductive functions. Anat. Histol.
Reproductive Physiology of Marsupials. Embryol. 1-10.

Mei 2021|Volume 2|Nomor 1


35
Akmal (2021)|Fanik: Jurnal Faperta Unikiú 2(1), 30-36

Salisbury GW, VanDemark NL. (1961). muncak (Muntiacus muntjak muntjak)


Physiology of Reproduction and Artificial pada periode ranggah keras. Jurnal
Insemination of Cattle. San Fransisco: W. H. Veteriner, 13(3), 211-219.
Freeman and Company. Wrobel KH, Bergmann M. (2006). Male
Wahyuni, S., Agungpriyono, S., Agil, M., & Reproductive System. In Eurell JA,
Yusuf, T. L. (2012). Histologi dan Frappier B. (Ed). Dellman’s Textbook
histomorfometri testis dan epididimis Veterinary Histology. Iowa: Blackwell.

Mei 2021|Volume 2|Nomor 1


36

You might also like