Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

LATIHAN DOT DRILL ONE FOOT TERHADAP KELINCAHAN

TENDANGAN SABIT DALAM EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT

Hartati, Destriana, Muhammad Junior


Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP UNSRI
Hartati@fkip.unsri.ac.id, destriana@fkip.unsri.ac.id, Juniorandarta2@gmail.com

Abstract. This study aims to determine the effect of one foot dot drill practice on the agility
of the sickle kick in pencak silat in students of MAN 3 Palembang. The method used was
pre-experimental using one group pretest posttest design. The population of this study was
20 extracurricular students. The sample of this study was taken from all extracurricular
student populations of 20 people. Data was taken from the initial test (pretest) and the final
test (posttest). The results of the pretest obtained crescent kick agility with the highest score
of 22 and the lowest score of 17, while the posttest results were the highest 25 and the lowest
score was 19. The results of the pretest were 19.2 and the posttest average was 22.6. The
results of the pretest to posttest found an increase in the average difference of 3.4. Based on
the results of the research analysis, it was found that there were 9,688> T table 3,40000 and
the value (p)> 0,05 which was 0,55. The findings in the study that one foot dot drill practice
had an influence on the crescent kick agility in pencak silat on extracurricular students MAN
3 Palembang. The implication of this research is that the trainer or teacher can use the dot
training one-foot drill as an improvement program for crescent kick agility training in
pencak silat

Keywords: one foot dot drill practice, crescent kick agility, agility

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan dot drill one foot
terhadap kelincahan tendangan sabit dalam pencak silat pada siswa MAN 3 Palembang.
Metode yang digunakan pre-experimental dengan menggunakan one group pretest posttest
design. Populasi dari penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler yang berjumlah 20 orang.
Sampel penelitian ini diambil dari semua populasi siswa ekstrakurikuler yang berjumlah 20
orang. Data diambil dari tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Hasil pretest diperoleh
kelincahan tendangan sabit nilai tertinggi 22 dan nilai terendah 17, sedangkan hasil posttest
nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 19. Hasil penelitian pada pretest diperoleh rata-rata yaitu
19,2 dan hasil rata-rata posttest 22,6. Hasil pretest ke posttest didapati peningkatan
perbedaan rata-rata 3,4. Berdasarkan hasil analisis peneltian didapat Thitung 9,688 > Ttabel
3,40000 serta nilai (p) > 0,05 yaitu 0,55. Temuan dalam penelitian bahwa latihan dot drill
one foot ada pengaruh terhadap kelincahan tendangan sabit dalam pencak silat pada siswa
ekstrakurikuler MAN 3 Palembang. Implikasi penelitian ini adalah Pelatih atau guru dapat
menggunakan metode latihan dot drill one foot sebagai program peningkatan latihan
kelincahan tendangan sabit dalam pencak silat

Kata Kunci: latihan dot drill one foot, kelincahan, tendangan sabit

52
PENDAHULUAN fungsinya sebagai olahraga seni dan
prestasi dikategorikan menjadi 2 yaitu,
Pencak silat merupakan hasil kategori seni dan laga. Bentuk
karya budaya bangsa Indonesia yang aktifitas utama dalam pencak silat
telah dikembangkan secara turun seperti, menendang, memukul,
temurun hingga mencapai menjadi menangkis, menghindar, meloncat,
olahraga yang mendunia. Pencak silat membanting dan menjatuhkan lawan.
adalah hasil budaya manusia indonesia Teknik yang sering muncul dalam
untuk membela dan mempertahankan pertandingan pencak silat adalah
eksistensi (kemandirian) dan tendangan sabit. Menurut Ramdani
integritasnya (manunggal) terhadap Amrullah (2015:88) Tendangan secara
lingkungan hidup atau alam sekitarnya umum merupakan teknik yang sangat
untuk mencapai keselarasan hidup dominan dalam olahraga beladiri
guna meningkatkan iman dan takwa pencak silat. Pencak silat bila
kepada Tuhan yang masa Esa (I Ketut dibandingkan penguasaan dalam
Sudiana dan Ni Luh Putu teknik memukul, penguasaan
Sepyanawati, 2017:3). Menurut Riza menendang merupakan prioritas utama
Fahmi (2018:43) Pencak silat yang ditekankan dalam keseluruhan
merupakan salah satu bukti bahwa latihan, sehingga masyarakat
indonesia memiliki banyak budaya, mengenal olahraga beladiri pencak
pencak silat pencak silat merupakan silat dengan keindahan dan kecepatan
warisan budaya yang telah diakui. tendangan. Tendangan sabit adalah
Menurut Abdul Rosyid (2015:2246) tendangan yang dilaksanakan dengan
Pencak silat adalah suatu budaya menggunakan sebalah kaki dan
nenek moyang bangsa indonesia yang tungkai, lintasannya dari samping dan
perlu dilestarikan dan disebarluaskan perkenaannya pada punggung kaki.
keberadaanya. Pencak silat merupakan menurut Lubis (2016:39) Tendangan
sistem pembelaan diri yang memiliki sabit, tendangan yang lintasannnya
gerakan-gerakan yang unit melibatkan setengan lingkaran ke dalam, dengan
semua komponen tubuh manusia sasaran seluruh bagian tubuh dengan
(Riyan Jaya Sumantri, 2016:127). punggung telapak kaki atau jari
Olahraga pencak silat masuk dalam telapak kaki. Menurut Maimun Nusufi
kategori cabang olahraga beladiri yang (2015:35) Teknik tendangan sabit
dipertandingkan pada event-event merupakan teknik yang lintasannya
resmi seperti PON (Pekan Olahraga setengah lingkaran menggunakan
Nasional), POPNAS (Pekan Olahraga punggung telapak kaki bagian dalam
Pelajar Nasional), POMNAS (Pekan yang dibantu oleh perputaran pinggul
Olahraga Mahasiswa Nasional), SEA kearah bagian dalam. Menurut I Ketut
GAMES, ASIAN GAMES, dan Sudiana dan Ni Luh Sepyanawati (
Kejuaraan Dunia, serta ajang olahraga 2017:55) Tendangan sabit, tendangan
bergengsi lainnya. Pencak silat secara yang lintasannya setengah lingkaran

53
ke dalam, dengan sasaran seluruh pukulan atau bahkan menghindari
bagian tubuh, dengan punggung serangan kemudian membalas
telapak kaki atau jari telapak menyerang, disamping didukung
kaki.Menurut Fani Marlianto kondisi fisik lainnya (Trisnowiyanto,
(2017:102) tendangan sabit 2016:83).
merupakan bentuk serangan yang Latihan adalah bentuk upaya
sering kali menghasilkan poin atau dalam meningkatkan kualitas
angka yang lebih jelas dan telak fungsional organ-organ tubuh serta
dibandingkan serangan lainnya. psikis pelakunya. Perencanaan latihan
Menurut Nurul Ilham (2015:43) dalam harus disusun dengan program latihan
melakukan kelincahan tendangan sabit yang akan menjadi pedoman dalam
diperlukan adannya mental training pelaksanaannya.Menurut Sukirno
bagi atlet untuk dapat mencapai (2015:147) latihan merupakan suatu
penampilan puncak (peak proses sistematis secara berulang yang
performance), salah satunya adalah menghasilkan perkembangan secara
concentration atau pemusatan progresif di setiap harinya dan jumlah
perhatian selain percaya diri beban latihan yang diberikan
(confidence), commitment (tanggung bertambah dalam bentuk
jawab dan keterlibatannya), kuantitas.Latihan merupakan salah
(calrmineess) ketenangan, (creativity) satu proses sistematis yang berguna
kreativitas, penguasaan diri (self untuk mempersiapkan kondisi atlet
control), dan rasa gembira pada tingkat tertinggi penampilannya
(cheerfulness). yang dilakukan secara berulang-ulang
Pembinaan pencak silat meliputi dengan beban yang semakin
pembinaan fisik dan pembinaan meningkat (Harsono dalam
mental. Pembinaan fisik berperan Syamsuramel, 2012:3). Menurut
sebagai pendukung prestasi yang Chrisly M Palar, dkk (2015:317)
ditekankan pada kemampuan latihan merupakan aktivitas olahraga
komponen biomotor. Komponen secara sistematis yang dilakukan
biomotor yang harus dimiliki oleh berulang–ulang dalam jangka waktu
atlet seperti daya tahan (endurance), lama disertai dengan peningkatan
kekuatan otot (muscle strenght),
beban secara bertahap dan terus–
kecepatan (speed), daya ledak (muscle menerus sesuai dengan kemampuan
explosive power), kelincahan (agility), masing–masing individu. Menurut
kelenturan (flexibility), keseimbangan Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan
(balance). Komponen di atas yang (2015:48), latihan berasal dari kata
sangat dibutuhkan dalam mengecoh training yaitu proses penyempurnaan
lawan adalah komponen kelincahan kemampuan berolaharaga terdiri dari
(agility), dikarenakan sangat teori, praktik, metode, dan aturan
menentukan keberhasilan dalam pelaksanaan dengan pendekatan
melancarkan serangan, menghindar ilmiah, serta memakai prinsip-prinsip

54
latihan yang terencana dan teratur bagian-bagiannya. Menurut Adindra
sehingga tujuan latihan dapat tercapai (2016:47) kelincahan adalah
pada waktunnya. Salah satu program kemampuan tubuh atau bagian tubuh
latihan dalam olahraga pencak silat untuk mengubah arah gerakan secara
adalah latihan agiliy. Agility mendadak dalam kecepatan yang
merupakan salah satu aspek tinggi. Menurut janje (2012:109)
kemampuan yang menjadi teknik kelincahan adalah kemampuan untuk
latihan dalam cabang olahraga mengubah arah dan posisi tubuh.
tertentu. Agility berhubungan erat Menurut Wahyu Jayadi, dkk
antara kecepatan dan kelincahan, (2015:139) kelincahan merupakan
tanpa adanya kedua unsur tersebut kemampuan untuk mengubah arah
seseorang tidak dapat melakukan dengan cepat dan efektif sambil
gerakan yang optimum dengan lincah. bergerak hampir dalam kecepatan
Faktor keseimbangan dalam persepsi penuh. Manfaat dari berlatih agility
atlet dan kemampuan pengambilan yaitu memiliki kemampuan untuk
keputusan dengan cepat dalam melakukan gerakan mengubah arah
mengubah arah dapat mempengaruhi dengan cepat, agility dibutuhkan pada
kemampuan agility (Mylsidayu dan saat melakukan serangan yang
Kurniawan, 2015:147). Menurut bervariasi dalam pencak silat.
Sheppar.,dkk, (2006:919) agility Mylsidayu dan Kurniawan
merupakan gerakan seluruh tubuh (2015:148) Melatih kelincahan dapat
yang cepat dengan perubahan diterapkan dengan metode shuttle run
kecepatan atau arah sebagai respons (lari bolak-balik), combination zig-zag
terhadap stimulus. agility memiliki drill, dot drill with one foot, three
hubungan dengan kualitas fisik yang corner drill,hip rotation, skier three-
dapat dilatih seperti kekuatan, way hurdle, diagonal crossover
kemampuan dan teknik, serta hurdle. Penelitian ini menggunakan
komponen kognitif seperti teknik metode dot drill one foot dalam
pemindaian visual, kecepatan latihan kelincahan tendangan
pemindaian visual dan antisipasi. Uji sabit.Menurut Sammy Reese (2016:4)
kelincahan umumnya terbatas pada dot drill adalah latihan jenis yang
pengujian komponen fisik seperti
banyak digemari karena mencakup
perubahan kecepatan arah, atau hal-hal dasar yang bertujuan untuk
komponen kognitif seperti antisipasi pertahanan. Target yang digunakan
dan pengenalan pola. Menurut Zusyah pun bervariasi untuk meningkatkan
Porja Daryanto dan Khoirul Hidayat kesulitan. Pelatih bisa mengatur waktu
(2015:205) kelincahan merupakan sehingga mendorong para atlet agar
salah satu komponen kesegaran lebih cepat sambil mempertahankan
motorik yang sangat diperlukan untuk posisi. Menurut Iman Trijaya (2014)
semua aktivitas yang membutuhkan dot drill dapat diartikan sebagai alih
kecepatan perubahan posisi tubuh dan kaki yang dilakukan secara terus

55
menerus adalah suatu bentuk metode experimental designs dengan jenis
latihan yang menyeimbangkan one-group pretest-posttest design
kecepatan dan ketepatan kaki agar dalam desain ini terdapat satu
terciptanya sebuah kecepatan. kelompok, kemudian diberi pretest
Menurut Bledsoe (2010) dot drill untuk mengetahui keadaan awal.
adalah jenis latihan untuk Populasi penelitian ini adalah siswa
meningkatkan kecepatan kaki dan MAN 3 Palembang yang mengikuti
menyeimbangkan gerak kaki sekaligus ekstrakurikuler yang berjumlah 20
meningkatkan kerja cardio. Menurut orang. Teknik sampel yang digunakan
Uki Afresi (2013) latihan dot drill adalah sampling jenuh/sensus.
adalah suatu bentuk latihan dengan Menurut Sugiyono (2017:118) teknik
cara di lantai atau dilapangan dibuat 4 sampling jenuh/sensus adalah
titik yang membentuk persegi yang pengambilan sampel berdasarkan
berguna untuk melatih kelincahan dan populasi. Jenis instrumen yang
keseimbangan. digunakan dalam penelitian ini adalah
kelincahan tendangan sabit. Bentuk tes
Penelitian ini perlu dilakukan
ini digunakan dalam tes awal (pretest)
karena olahraga bela diri pencak silat
dan tes akhir (posttest) yang bertujuan
sangat memerlukan adannya aspek
untuk mengetahui tingkat prediksi
kelincahan dari seorang atlet karena
kelincahan tendangan sabit siswa
kelincahan merupakan suatu bentuk
ekstrakurikuler MAN 3
komponen fisik yang mempengaruhi
Palembang.Teknik analisis data
pola permainan seseorang untuk
merupakan cara yang ditempuh untuk
mengubah arah gerak tubuh secepat
memperoleh atau menganalisis data.
mungkin guna untuk mengelabuhi
Analisis data ini bertujuan untuk
lawan. Maka dari itu, hal tersebut akan
menguji penerimaan atau penolakan
dibahas dalam penelitian ini
terhadap hipotesis yang dirumuskan.
sebagaimana judul yang dikemukan
Teknik analisis data yang digunakan
ialah pengaruh latihan dot drill one
dalam penelitian ini adalah “uji t”
foot terhadap kelincahan tendangan
.Waktu penelitian ini selama 6 minggu
sabit dalam pencak silat pada kegiatan
dengan frekuensi 3 kali dalam satu
ekstrakurkuler di MAN 3 Palembang.
minggunya, atau dengan kata lain
METODE PENELITIAN penelitian ini dilakukan selama 18 kali
Jenis peneltian yang digunakan pertemuan, yang pada pertemuan
ialah eksperimen, tujuan dari pertama dilakukan tes awal (pretest)
penelitian ini untuk mengetahui dan mulai dari pertemuan kedua
pengaruh latihan dot drill one foot sampai pertemuan ke tujuh belas
terhadap kelincahan tendangan sabit dilakukan perlakuan berupa dot drill
dalam pencak silat. Metode yang one foot dengan intesitas latihan 80%
digunakan dalam penelitian ini adalah kemudian setelah diberikan perlakuan
kuantitatif dengan rancangan pre-

56
seluruh sampel melakukan tes akhir (posttest).
HASIL DAN PEMBAHASAN pada pertemuan terakhir dilakukan
posttest. Setelah itu dilakukan posttest
Hasil
didapatkan hasil tertinggi yaitu 25 dan
Instrumen tes yang digunakan hasil kelincahan tendangan sabit
pada penelitian ini menggunakan terendah 25 dan rata-rata hasil posttest
kelincahan tendangan sabit. Pada tes adalah 22,6.
ini peserta melakukan kelincahan
Tabel 2. Hasil Kelincahan
tendangan sabit selama 15 detik
dengan menendang sebanyak- Tendangan Sabit (Posttest)
banyaknya. Statistics
Hasil Posttest
Berdasarkan hasil dari
pretestdidapatkan hasil kelincahan N Valid 20

tendangan sabit tertinggi 22 dan hasil Missing 0

kelincahan tendangan sabit terendah Mean 22,6000

17 dan rata-rata hasil pretest adalah Std. Error of Mean ,35836

19,2. Median 23,0000


Mode 24,00
Tabel 1. Hasil Kelincahan
Std. Deviation 1,60263
Tendangan Sabit (Pretest) Variance 2,568
Statistics Range 6,00
Hasil Pretetst Minimum 19,00
N Valid 20 Maximum 25,00
Missing 0 Sum 452,00
Mean 19,2000
Std. Error of Mean ,35982
Setelah pretest dan posttest
Median 19,5000
dilakukan maka dapat dilihat
Mode 20,00
peningkatan rata-rata sebesar 3,4.
Std. Deviation 1,60918
Variance 2,589 Tabel 3 Perbandingan Data Hasil
Range 5,00 Prestest dan Posttest
Minimum 17,00 Kelincahan Tendangan
Maximum 22,00 Sabit
Sum 384,00
N Hasil Hasil Rata-
Tertinggi Terendah rata
Pretest 20 22,0 17,0 19,2
Setelah pretest dilaksanakan
Posttest 20 25,0 19,0 22,6
dan data telah diambil kemudian Selisih - 3,0 2,0 3,4
sampel diberikan perlakuan dot drill Beda
one foot selama 6 minggu dengan
frekuensi latihan 3 kali seminggu, lalu

57
Pembahasan Berdasarkan dari hasil data yang
didapatkan bahwa dot drill one foot
Penelitian latihan dot drill one memberikan pengaruh yang cukup
foot digunakan sebagai latihan untuk signifikan terhadap hasil kelincahan
meningkatkan hasil kelincahan tendangan sabit pada siswa
tendangan sabit. Dalam penelitian ini ekstrakurikuler MAN 3 Palembang
yang dinilai adalah hasil kelincahan sejalan dengan penelitian Uki Afresi
tendangan sabit siswa ekstrakurikuler (2013) dalam skripsinya yang berjudul
MAN 3 Palembang yang dilakukan pengaruh latihan dot drill terhadap
untuk mengetahui sejauh mana latihan kelincahan atlet bulutangkis putra usia
dot drill one foot terhadap kelincahan 13-15 tahun di klub bulutangkis se-
tendangan sabit peserta Sleman Yogyakarta menerangkan
ekstrakurikuler pencak silat. Penelitian bahwa dengan metode dot drill
ini dilakukan pada20 siswa peserta memberikan pengaruh peningkatan
ekstrakurikuler pencak silat di MAN 3 kelincahan atlet bulutangkis sebesar
Palembang yang kemudian dijadikan 1 0,7333 untuk metode latihan dot
kelompok eksperimen. Kelompok drill.Berdasarkan uraian diatas dapat
eksperimen diberikan selama 6 disimpulkan bahwa dot drill one foot
minggu dengan frekuensi 3 kali dalam memiliki pengaruh yang cukup
seminggu dan intesitas latihan 80%. signifikan terhadap daya tahan fisik
Hal ini sejalan dengan pendapat hal tersebut dapat dilihat dari hasil uji
harsono (Syamsuramel, 2012) bahwa hipotesis yang telah dilakukan.
latihan merupakan suatu proses yang Sehingga penelitian ini dapat
sistematis dalam mempersiapkan atlet digunakan pelatih ataupun guru untuk
pada tingkat tertinggi penampilannya dijadikan pedoman metode latihan
yang dilakukan secara berulang-ulang bagi siswa-siswa dan atlet-atlet.
dengan beban yang semakin
SIMPULAN DAN SARAN
tinggi/meningkat, dan penerapan
Simpulan
latihan dot drill one foot terhadap
kelincahan tendangan sabit berhasil. Berdasarkan hasil penelitian dan
Seluruh data dari pretest dan posttest analisis data setelah dilakukan uji
kelompok eksperimen dikatan normal hipotesis dengan uji-t. Maka peneliti
kerena kelompok eksperimen pada dapat menyimpulkan bahwa latihan
saat pretest adalah 0,55 dan hasil dot drill one foot berpengaruh
terhadap hasil kelincahan tendangan
posttest adalah 0,38. Kemudian
sabit dalam pencak silat yang dilihat
dilakukan uji hipotesis dengan statistik dari data pretest dan posttest,
“uji t” dan didapatkan Thitung 9,688 peningkatan ini terjadi karena: 1)
> Ttabel 3,40000 ini menunjukkan Ha latihan, 2) kinerja fungsional tubuh
diterima dan Ho ditolak. meningkat, 3) adaptasi tubuh, 4) lama
latihan. Latihan dot drill one foot yang
dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan dengan beban

58
latihan yang semakin bertambah akan dapat memfasilitasi dan memberikan
menghasilkan peningkatan sistem sarana dan prasarana kepada siswanya
daya tahan fisik yang efisien. Dengan untuk melakukan aktifitas olahraga,
demikian Ha diterima yaitu, ada
saran bagi pelatih ekstrakurikuler dan
pengaruh latihan dot drill one foot
terhadap kelincahan tendangan sabit siswa agar dapat menggunakan bentuk
dalam pencak silat pada kegiatan latihan ini dikarenakan cukup efektif
ekstrakurikuler pada siswa MAN 3 dalam meningkatkan daya tahan fisik,
Palembang. dan sebagai referensi bagi peneliti
yang ingin mengembangkan penelitian
Saran
yang sama serta disarankan untuk
Berdasarkan simpulan yang menambah waktu latihan agar hasil
diperoleh, saran dalam penelitian ini, penelitian yang di dapat lebih
yaitu saran bagi pihak sekolah agar signifikan.
DAFTAR PUSTAKA Bledsoe, Lisa Creech. 2010. Boxing,
Drills, Techniques. Diakses di
Adindra., dkk. 2016. Kelentukan TheglowingEdge.com pada 15
Togok dan Latihan Kelincahan januari 2018.
Meningkatkan Kemampuan
Daryanto, Zusyah Porja dan Khoirul
Dribble pada Pemain Hoki
Hidayat. 2015. Pengaruh
Pemula. Journal Of Phsical
Latihan Kelincahan Terhadap
Education Sport. Vol 5(1):47-
Kemampuan Menggiring Bola.
48.
Jurnal Pendidikan
Afresi, Uki. 2013. Pengaruh Latihan Olahraga.Vol.4, No.2, Hal.201-
Dot Drill dan Three Corner 212.
Drill Terhadap Kelincahan
Hartoyo, Abdul Rosyid Eddy. 2015.
AtletBulutangkis Putra Usia 13-
Survei Pembinaan Pencak Silat
15 Tahun di Klub Bulutangkis
di Perguruan Pencak silat SE-
Se-Sleman Yogyakarta. Skripsi.
Kabupaten Wonogiri tahun
Universitas Yogyakarta :
2013/2014. Journal of Phsical
Yogyakarta.
Education, Sport, Health and
Al Faqih, Riza Fahmi., dkk. 2018. Recreation. 4(12).
Pengaruh Media Audio Visual Ilham, Nurul. 2015. Hubungan
dan Demosntrasi Langsung Konsentrasi Terhadap Hasil
Terhadap Hasil Tendangan Belajar Pencak Silat Jurus
Lurus pada UKM Tapak Suci Tunggal. Jurnal Altius. 4(1):42-
Unversitas Lampung. Journal 44
Phsycal Education, Health, and Jahyadi, Wahyu., Anto Sukamto., dan
Recreation. Vol 3(1): 43-45. Hasbunallah. 2015. Latihan
Amrullah, Ramdani. 2015. Pengaruh Kelincahan dan Keterampilan
Latihan Training Resistense Menggiring Bola pada
Xander Terhadap Kemampuan Permainan Sepak Bola. Jurnal
Tendangan Sabit Pencak Silat. Penelitian Pendidikan INSANI.
Jurnal Pendidikan Olahraga. 18(2): 137-142.
Vol.4, No.1, Hal.88-100.

59
Lubis, Johansyah., dan Wardoyo Keterampilan dasar pencak
Hendro. 2016. Pencak Silat. silat. Depok : Rajawali Pers.
Depok : PT. Raja Grafindo Sugiyono. 2017. Metode Penelitian
Persada. Pendidikan Pendekatan
Marlianto, Fani. 2017. Analisis Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Tendangan Sabit pada Bandung : Alfabeta.
Perguruan Pencak Silat Tapak Sukirno. 2015. Dasar-dasar Atletik
Suci di Kota Bengkulu. Jurnal dan Latihan Fisik Menuju
Ilmiah Pendidikan Jasmani. Prestasi Tinggi. Palembang :
1(2): 2477 3311. Unsri Press.
Mylsidayu, Apta., dan Febi
Kurniawan. 2015. Ilmu Sumantri, Riyan Jaya., Sulaiman.,
Kepelatihan Dasar. Bandung : Nasuka. 2016. Pengaruh Media
Alfabeta. Gaya Mengajar Latihan dan
Nusufi, Maimun. 2015. Hubungan Tingkat Motor Educability
Kelentukan dengan Kemampuan Terhadap Hasil Belajar Pencak
Kecepatan Tendangan Sabit Silat. Journal of Phsical
pada Atlet Pencak Silat Binaan Education and Sports. 5(2): 83-
Dispora Aceh (PPLP dan 147.
Diklat). Jurnal Ilmu Syamsuramel. 2012. Penerapan
Keolahragaan. Vol.14, No.1, Penyediaan Umpan Balik pada
Hal.35-46. Latihan Teknik Tendangan
Palar, Chrisly M.,dkk. 2015. Manfaat Sekolah Sepakbola Sriwijaya
Latihan Olahraga Aerobik FC. Jurnal Altius. Vol.2, No.1,
Terhadap Kebugaran Fisik Hal.63-68.
Manusia. Jurnal E-Biomedik. Trijaya, Teguh Iman. 2014. Pengaruh
Vol.3 No.1, Hal.316-321. Latihan Dot Drill dan Three
Reese, Sammy. 2016. Cheaps and Corner Drill terhadap
Easy Drills. Vol.223, Iss 8. Kelincahan Menggiring Bola
Outdoor Life : New York. Siswa SSB Catur Tunggal FC
Sapulete, Janje J. 2012. Hubungan Bandar Lampung. Skripsi.
Kelincahan dan Kecepatan Universitas Lampung :
Dengan Kemampuan Lampung.
Menggiring Bola pada Trisnowiyanto, Bambang.2016.
Permainan Sepakbola Siswa Latihan Peningkatan
SMK Kesatuan Samarinda. Kemampuan Biomotor
Jurnal ILARA. 3(1): 108-114. (Kelincahan, Kecepatan,
Sheppard, J.M. dan W. B. Young. Keseimbangan, dan
2006. Agility literature review: Fleksibilitas) dengan Tehnik
Classifications, training and Lari (Shuttle Run, Zig Zag,
testing. Journal of Sports Formasi 8) pada Pesilat. Jurnal
Sciences, 24:9, pp. 919-932. Keterapian Fisik. Vol.1, No.2,
Sudiana, I ketut dan Ni Luh Putu Hal.82-89.
Sepyanawati. 2017.

60

You might also like