Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAS SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL KELAS IV SDN 117


PEKANBARU
Shella Safitri, S.Pd
Universitas Riau/Pekanbaru, Riau, Indonesia

E-mail : shellasafitri101@gmail.com

AUTHOR IDENTITY ABSTRACT


Named :
Abstract: The use of appropriate media in the teaching and learning process will create a pleasant learning
Shella Safitri, S.Pd atmosphere. In the process of teaching and learning, a teacher is expected to provide teaching that is easily
understood by students. However, in reality in the field, there are still teachers who are not appropriate in
University Institution : using instructional media and do not make use of the media in schools. Given this, teachers must be able to
PGSD, PPG Prajabatan use appropriate and efficient media in learning, especially in learning. so as to improve student learning
Universitas Riau, outcomes and not make students bored while studying. One way that can be taken by the teacher is to use
Gelombang 1, Tahun 2022 audio-visual media in learning. This research is a classroom action research (PTK) which consists of
several stages, namely planning, action, observation and reflection. Data on learning activities were
obtained from teacher observations in managing learning, student observations in the learning process,
Date :
student learning test results, student response questionnaires, and interviews. The data obtained is
27/06/2023 processed using a formula in accordance with predetermined activity criteria. The results of this study
indicate that student learning outcomes using audio-visual media in cycle I meeting 1 with an average value
of 70.41. At meeting 2 with a value of 77.70. In cycle II meeting 1 obtained an average value of 79.37 and
meeting 2 with a value of 85.41. Based on the results of data analysis, it can be concluded that the use of
audio-visual media is very suitable for use in science learning and can improve student learning outcomes in
class IV SDN 117 Pekanbaru.

Keywords: Audio Visual Media, Improving Learning Outcomes

Abstrak: Penggunaan media yang tepat dalam proses belajar mengajar akan menjadikan suasana
belajar yang menyenangkan. Dalam proses belajar mengajar, seorang guru diharapkan dapat
memberikan pengajaran yang mudah dipahami oleh siswa. Akan tetapi kenyataannya dilapangan,
masih terdapat guru yang belum tepat dalam menggunakan media pembelajaran dan kurang
memanfaatkan media yang ada di sekolah. Mengingat hal yang demikian, guru harus mampu
menggunakan media yang tepat dan efisien dalam pembelajaran, khususnya pada pembelajaran.
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan tidak membuat siswa bosan saat belajar. Salah
satu cara yang dapat ditempuh oleh guru adalah dengan menggunakan media audio visual dalam
pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa
tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Data tentang kegiatan pembelajaran
diperoleh dari pengamatan guru dalam mengelola pembelajaran, pengamatan siswa dalam proses
belajar, hasil tes belajar siswa, angket respon siswa, dan wawancara. Data yang diperoleh diolah
dengan menggunakan rumus yang sesuai dengan kriteria aktivitas yang telah ditentukan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan media audio visual pada
siklus I pertemuan 1 dengan nilai rata-rata 70,41. Pada pertemuan 2 dengan nilai 77,70. Pada siklus II
pertemuan 1 memperoleh nilai rata-rata 79,37 dan pertemuan 2 dengan nilai 85,41. Berdasarkan hasil
analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual sangat cocok di gunakan pada
pembelajaran IPAS dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 117 Pekanbaru.

Kata Kunci: Media Audio Visual, Meningkatkan Hasil Belajar

PENDAHULUAN
Belajar merupakan proses yang dilakukan sepanjang hayat manusia, mulai dari ia lahir
hingga akhir hayatnya. Belajar tidak hanya didapat dari lembaga formal atau informal saja,
karena sumber belajar semakin luas dan berkembang seiring dengan semakin modernnya
kehidupan manusia ditambah lagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin maju sehingga memudahkan seseorang untuk belajar dimana saja dan kapan saja.

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 1
Dalam proses belajar mengajar guru harus memperhatikan pemetaan peserta didik,
kecerdasan, minat, cita-cita, prestasi, serta latar belakang peserta didik karena setiap peserta
didik memiliki kodratnya masing-masing yang telah ia dapatkan sejak lahir. Selain itu,
pengelolaan kelas juga harus diperhatikan seperti ruang kelas yang sejuk, tenang dan bersih
akan memberikan kenyamanan pada peserta didik dalam belajar, penempatan posisi duduk
pun harus diperhatikan oleh guru serta penggunaan media pembelajaran yang bervariasi juga
akan memberikan efek positif bagi proses belajar peserta didik.
Banyak guru yang hanya membuat media pembelajaran berupa gambar atau benda-
benda visual yang terdapat di sekitar siswa dan terkadang guru juga tidak menggunakan
media dalam pembelajaran di kelasnya karena tidak ingin direpotkan atau dipusingkan dengan
pembuatan media-media yang terkadang cukup merepotkan dan menyita waktu dalam proses
pembuatannya sehingga materi pelajaran yang disampaikan kurang mendetail. Media
pembelajaran tidak hanya berbentuk visual saja, ada juga media audio dan media audio
visual, namun dalam penelitian ini difokuskan pada penggunaan media audio visual. Adapun
kelebihan dari media audio visual adalah media ini mencakup segala aspek indera penglihatan
dan indera pendengaran, memberikan pengalaman nyata dengan perpaduan gambar dan suara
sehingga peserta didik lebih mudah mengerti dan memahami materi pelajaran, dan kejadian-
kejadian di masa lalu bisa diputar atau ditampilkan kembali dengan media audio visual ini
terutama dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS).
IPAS merupakan salah satu mata pelajaran pada kurikulum merdeka yang merupakan
gabungan dari mata pelajaran IPA dan IPS. Dalam Kurikulum Merdeka, mata pelajaran IPA
dan IPS digabungkan menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS),
dengan harapan dapat memicu anak untuk dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam
satu kesatuan. Prinsip-prinsip dasar metodologi ilmiah dalam pembelajaran IPAS akan
melatih sikap ilmiah (keingintahuan yang tinggi, kemampuan berpikir kritis, analitis dan
kemampuan mengambil kesimpulan yang tepat) yang melahirkan kebijaksanaan dalam diri
peserta didik. Oleh karena itu, fokus utama yang ingin dicapai dari pembelajaran IPAS di
SD/MI bukanlah pada seberapa banyak konten materi yang dapat diserap oleh peserta didik,
akan tetapi dari seberapa besar kompetensi peserta didik dalam memanfaatkan pengetahuan
yang dimiliki. Dengan mempertimbangkan bahwa anak usia SD/MI masih melihat segala
sesuatu secara apa adanya, utuh dan terpadu maka pembelajaran IPA dan IPS disederhanakan
menjadi satu mata pelajaran yaitu IPAS.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pra penelitian dengan guru kelas IV.A di
SDN 117 Pekanbaru, terlihat bahwa hasil evaluasi bab 7 Topik B pada materi Bagaimana Aku
Memenuhi Kebutuhanku pada mata pelajaran IPAS belum optimal. Hal ini dikarenakan masih
banyaknya peserta didik yang memperoleh nilai hanya rata-rata KKM dan bahkan beberapa
orang ada yang dibawah KKM yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 65,5. Mata pelajaran IPAS
yang merupakan pembelajaran dengan teori dan praktek membuat peserta didik semakin
termotivasi dalam belajar, akan tetapi dengan penggunaan metode pembelajaran konvensional
ditambah dengan media pembelajaran yang kurang bervariasi peserta didik tidak dapat
mencapai ekspektasnya mengenai pelajaran tersebut. Pada saat proses pembelajaran di kelas
sumber pengetahuan masih berpusat pada guru bukan pembelajaran yang berpusat pada siswa,
peserta didik jarang berperan aktif. Mereka asyik mengobrol dan bermain dengan teman
sebangkunya sehingga tidak memperhatikan penjelasan guru. seharusnya dalam proses
pembelajarannya guru dapat menggunakan media-media yang berkaitan dengan materi dan
kebutuhan peserta didik agar pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Berbagai permasalahan yang terjadi di atas berpengaruh terhadap tingkat ketuntasan
hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa yang masih rendah tersebut seringkali membuat para
guru harus melakukan kegiatan remedial untuk mengatasinya. Rendahnya minat dan motivasi
belajar siswa dikarenakan penggunaan metode maupun media yang kurang bervariasi pada

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 2
saat proses belajar sehingga turut mempengaruhi hasil belajar. Dengan penggunaan media
pembelajaran yang tepat seperti media audio visual diharapkan mampu menarik perhatian dan
motivasi peserta didik dalam belajar IPAS dan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan
serta bermakna sehingga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
KAJIAN TEORI
1. Media Pembelajaran
Proses belajar mengajar di kelas tidak terlepas dari beberapa komponen pembelajaran
seperti guru, peserta didik, tujuan pembelajaran, perencanaan pembelajaran, bahan ajar,
penggunaan metode/strategi pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.
Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pembelajaran, dibutuhkan guru yang kreatif dan
inovatif dalam setiap pembelajarannya yang selalu mempunyai keinginan terus menerus untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran dikelas.
Kata media berasal dari bahasa Latin, yakni medius yang secara harfiah berarti “tengah‟
atau“pengantar‟. Dalam bahasa Arab, media disebut “wasail‟ bentuk jama’ dari “wasilah‟
yakni sinonim al-wasth yang artinya juga “tengah‟. Kata “tengah‟ itu sendiri berarti berada di
antara dua sisi, maka disebut juga sebagai “perantara‟ (wasilah) atau yang mengantarai kedua
sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah maka bisa juga disebut sebagai pengantar atau
penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan atau menyalurkan sesuatu hal
dari satu sisi ke sisi lainnya. Menurut Gagne, “Media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”. Menurut Asosiasi Pendidikan
Nasional, “Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta
peralatannya”. Selain itu, Heinich, dan kawan-kawan mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film, foto,
radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya
adalah media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut
media pembelajaran.
2. Manfaat Media Pelajaran
Media memiliki manfaat yang sangat berpengaruh dalam pembelajaran. menurut Azhar
Arsyad, manfaat media pembelajaran, di antaranya 1) Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan
hasil belajar. 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan
lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera,
ruang, dan waktu. Kemudian, Faturrohman menyebutkan fungsi media dalam pembelajaran
antara lain sebagai berikut : 1) Menarik perhatian siswa, 2) Membantu siswa mempercepat
pemahaman dalam proses pembelajaran. 3) Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat
verbalitas, 4) Mengatasi keterbatasan ruang, 5) Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
6) Waktu pembelajaran dapat dikondisikan, 7) Meningkatkan motivasi dan gairah belajar
siswa, 8) Menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar, 9) Melayani gaya belajar siswa
yang beraneka ragam.
3. Media Pembelajaran Audio Visual
Dalam pelnelitian ini peneliti memfokuskan pada penggunaan media pembelajaran audio
visual berupa video. Istilah video berasal dari bahasa latin yaitu dari kata vidi atau visium
yang artinya melihat atau mempunyai daya penglihatan. Dalam Kamus Bahasa Indonesia
video adalah teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak. Video
adalah teknologi penangkapan, perekaman, pengolahan, penyimpanan, pemindahan, dan
perekonstruksian urutan gambar diam dengan menyajikan adegan- adegan dalam gerak secara

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 3
elektronik. video merupakan media pembelajaran yang menggabungkan antara audio (suara)
dan visual (gambar) yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau sebagai hiburan
semata serta berupa fakta maupun fiktif belaka. Adapun kelebihan media audio visual video
adalah : 1) Dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar
lainnya, 2) Dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh
informasi dari ahli-ahli/spesialis, 3) Demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam
sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada
penyajiannya, 4) Menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang, 5) Kamera
TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya
seperti harimau, 6) Keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi
komentar yang akan didengar, 7) Gambar proyeksi bisa diberhentikan atau di stop untuk
diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur dimana dia akan menghentikan gerakan
tersebut. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa media audio visual berupa video juga memiliki
kekurangan yaitu : 1) Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang
dipraktikkan, 2) Sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian
bentuk umpan balik yang lain, 3) Kurang mampu menampilkan detail dari objek yang
disajikan secara sempurna, 4) Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari-Juni semester 2 (genap) tahun ajaran
2022/2023. Sedangkan tempat penelitian yaitu SDN 117 Pekanbaru, Jl. Pembina Ujung,
Kecamatan Rumbai Timur. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV.A SDN 117
Pekanbaru semester genap tahun ajaran 2022/2023.

Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian


tindakan kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah
tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian
ini dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi awal, temuan dari orientasi awal

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 4
kemudian dijadikan bahan refleksi bersama antara peneliti dengan teman sejawat untuk
menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan, observasi, refleksi dan
penyusunan rencana ulang atau tindak lanjut) dan diakhiri apabila tujuan dari penelitian telah
tercapai.
Tahap 1 : Menyusun rancangan tindakan (Planning) Dalam tahap penyusunan rancangan
peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan membuat
beberapa instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi, lembar soal, lembar
wawancara dan dokumentasi.
Tahap 2 : Pelaksanaan tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan merupakan penerapan isi
rancangan yang telah dibuat, yaitu melaksanakan tindakan kelas.
Tahap 3 : Pengamatan (Observing) Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan bersamaan
dengan pelaksanaan tindakan agar diperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus
berikutnya. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, menggali, dan
mendokumentasikan semua gejala indikator yang terjadi selama proses penelitian. Peneliti
melakukan pengamatan dengan dibantu oleh guru mata pelajaran yang bertugas sebagai
observer dan kolaborator.
Tahap 4 : Refleksi (Reflecting) Hasil yang didapat dari pengamatan, dikumpulkan dan
dianalisa bersama-sama oleh peneliti dan observer sehingga dapat diketahui apakah kegiatan
yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan.
Tahap ini dilaksanakan dengan maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya,
yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.

Gambar 1. Tahapan penelitian

Peneliti berperan sebagai pelaku penelitian yang bekerja sama dengan guru mata
pelajaran sebagai kolaborator dan observer untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan
peneliti dalam proses pembelajaran menggunakan media audio visual. Sebagai kolaborator
yaitu membantu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, melakukan refleksi,
serta melakukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada siklus selanjutnya. Sebagai

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 5
observer, yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam melakukan proses pengajaran
dengan menggunakan media audio visual, mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses
pembelajaran, dan menilai hasil belajar IPAS siswa setelah diberikan soal evaluasi disetiap
siklus. Untuk mencapai hasil penelitian yang akurat dan sesuai dengan tujuan penelitian,
maka dibutuhkan solidaritas yang kuat antara peneliti dengan guru mata pelajaran.
Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian)
kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus 2. Pra penelitian dilakukan dengan
mengadakan pengamatan kelas. Pada kegiatan ini peneliti mengamati terhadap proses
pembelajaran di kelas IV.A SDN 117 Pekanbaru waktu pelaksanaan observasi yakni 1
minggu sebelum melakukan tindakan. Semua data dan temuan lapangan yang berkaitan
dengan suasana belajar pada saat pembelajaran IPAS, pengelolaan kelas, kegiatan guru atau
kegiatan peserta didik dicatat sebagai bahan refleksi dan analisis. Kemudian dilanjutkan
dengan wawancara yang dilakukan terhadap guru mata pelajaran dan siswa. Pada tahap
penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran IPAS di kelas IV.A.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui pengunaan metode, media, dan proses pembelajaran
di kelas. Wawancara juga dilakukan dengan beberapa siswa kelas IV.A untuk mengetahui
sikap mereka terhadap pelajaran IPAS, cara guru mengajar, dan sikap siswa terhadap guru.
Informasi yang diperoleh melalui wawancara awal tersebut membantu penulis untuk melihat
serta memperoleh gambaran awal pembelajaran IPAS di kelas IV SDN 117 Pekanbaru.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. PRA-PENELITIAN
Observasi
Penelitian dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan yaitu observasi dan
wawancara dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) yang
dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Februari 2023 . Pada hari Selasa 21 Februari 2023
peneliti menemui wali kelas IV.A SDN 117 Pekanbaru, peneliti menjelaskan maksud dan
tujuan serta permohonan izin untuk melakukan penelitian kolaboratif bersama wali kelas.
Selanjutnya, peneliti menyampaikan mengenai rencana pelaksanaan penelitian tindakan kelas
kolaboratif yang akan dilaksanakan pada kelas IV.A pada mata pelajaran IPAS. Setelah
diizinkan dan mendapat persetujuan dari wali kelas untuk melakukan penelitian kolaboratif di
kelas IV.A tersebut, kemudian peneliti melakukan wawancara kepada beliau, wawancara ini
dilaksanakan untuk mengetahui proses pembelajaran IPAS dan permasalahan yang dihadapi
guru dalam pembelajaran IPAS di kelas tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan wali
kelas IV.A, diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran yang sering digunakan guru adalah ceramah, penugasan, dan
diskusi
b. Media pembelajaran yang sering digunakan guru adalah media langsung misalnya
tumbuhan didepan kelas dan lingkungan di sekitar sekolah, dan gambar yang dibuat oleh
saya sendiri atau mengambil dari buku paket dan LKS.
c. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPAS terbilang standar. Ada beberapa siswa yang
pintar, ada yang sedang-sedang saja, dan ada beberapa siswa yang nilainya masih
dibawah standar KKM dan ada pula siswa yang memiliki kebutuhan khusus yang
kesulitan dalam menerima pembelajaran.
d. Permasalahan yang dihadapi di kelas adalah anak malas menghafal teori dan jarang
melakukan rangkaian praktik, siswa cenderung mudah melupakan mengenai materi yang
telah dipelajari, siswa sering bercanda atau ngobrol dengan teman sebangku, sering

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 6
meminta izin ke kamar mandi, dan kurang fokus pada pembelajaran, siswa juga sesekali
terlihat mengantuk
e. Upaya yang telah dilakukan guru dalam meningkatkan hasil belajar IPAS siswa adalah
menggunakan metode-metode pembelajaran seperti berdiskusi bersama kelompok,
memberikan latihan-latihan yang diawali dengan membaca kemudian anak disuruh
mempresentasikan didepan kelas, serta tegas kepada siswa agar tidak mengobrol lagi
didalam kelas.
f. Guru mata pelajaran belum pernah menggunakan media audio visual dalam proses
pembelajaran dikarenakan merepotkan dan memerlukan waktu dalam mempersiapkan
media tersebut.
Wawancara
Pada tanggal 22 Februari 2023, peneliti melakukan observasi pembelajaran IPAS di kelas
IV.A. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran IPAS di
kelas tersebut. Hasil observasi di kelas adalah sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru atau teacher centered. Hal ini terlihat
sejak awal kegiatan pembelajaran, guru melakukan apersepi yang untuk mengkondisikan
peserta didik dengan melakukan tanya jawab untuk menggali pengetahuan awal siswa,
dan guru menanyakan tugas pada minggu lalu serta siswa yang tidak hadir pada saat itu
b. Semua siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik pada awal pembelajaran.
Namun, pada pertengahan pembelajaran, beberapa siswa mulai ngobrol dan bercanda
dengan temannya dan ada juga yang melamun tidak memperhatikan.
c. Tidak ada siswa yang bertanya mengenai materi yang dijelaskan oleh guru. Mereka
hanya bertanya pada saat mengerjakan latihan soal yang dianggap sulit untuk dijawab
d. Selama pembelajaran berlangsung, ada beberapa siswa yang izin keluar kelas untuk ke
kamar mandi. Sehingga berdampak kurang baik karena tidak mendengarkan penjelasan
guru secara keseluruhan.
e. Siswa yang duduk di kelompok meja bagian depan terlihat antusias mengikuti pelajaran,
sedangkan meja yang belakang terlihat biasa saja.
Dari beberapa permasalahan dan kendala yang dialami di kelas tersebut menjadikan
peneliti sebagai calon pendidik dan pengajar berusaha untuk memberikan perubahan atau
inovasi baru dalam dunia pendidikan kedepannya agar tujuan pendidikan nasional dapat
terwujud. Perubahan tersebut merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran,
walaupun kecil namun akan menghasilkan suatu hal yang berarti dan bermanfaat terutama
bagi siswa maupun guru itu sendiri. Pada penelitian kali ini, peneliti mencoba menerapkan
suatu media pembelajaran yang jarang digunakan oleh guru kelas dan bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

2. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I


Tindakan pembelajaran siklus pertama merupakan implikasi dari hasil penelitian
pendahuluan yang nantinya akan menjadi bahan refleksi bagi peneliti pada tindakan
pembelajaran selanjutnya. Tahap tindakan yang dilakukan pada siklus I meliputi beberapa
tahapan antara lain sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus pertama ini, peneliti mempersiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)/Modul Ajar untuk 2 kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 35 menit.
Materi pembelajaran pada siklus ini adalah Kegiatan Jual Beli Sebagai Salah Satu Pemenuhan
Kebutuhan dan Norma dalam Adat Istiadat Daerahku. Peneliti juga mempersiapkan
instrumen-intstrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar kerja
siswa, soal pretest dan posttest.

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 7
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan untuk siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan yaitu
pada tanggal 8 Maret 2023 dan 10 Maret 2023 pukul 7.30. s.d. 9.40 dengan materi Kegiatan
Jual Beli Sebagai Salah Satu Pemenuhan Kebutuhan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada
tanggal 8 Maret 2023 yaitu membahas tentang Kegiatan Jual Beli Sebagai Salah Satu
Pemenuhan Kebutuhan. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 10 Maret 2023 yaitu
membahas tentang Norma dalam Adat Istiadat Daerahku
1) Pertemuan pertama (8 Maret 2023)
Pertemuan pertama dengan durasi waktu 2 x 35 menit. Di pagi hari setelah selesai
kegiatan pembiasaan, peneliti memasang LCD dan proyektor yang akan digunakan pada
proses pembelajaran. Kemudian guru mata pelajaran memperkenalkan peneliti kepada
seluruh siswa kelas IV A dan mempersilahkan peneliti untuk memulai pelajaran. Peneliti
memulai pelajaran dengan melakukan pengkondisian kelas berupa mengabsen siswa dan
menyampaikan beberapa kesepakatan kelas, kemudian peneliti memberikan soal pretest
yang dilanjutkan dengan kegiatan ice breaking agar siswa bersemangat mengikuti
pelajaran, selanjutnya melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan
pemantik mengenai materi yang telah dipelajari minggu lalu dan memberikan motivasi
serta menjelaskan tujuan pembelajaran.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan penyajian materi dengan menunjukkan
video berkaitan dengan materi Kegiatan Jual Beli Sebagai Salah Satu Pemenuhan
Kebutuhan sambil sesekali menjelaskan tayangan video tersebut. Selama penayangan
video, terlihat beberapa siswa yang masih asyik mengobrol dengan temannya. Kemudian,
guru memberikan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan materi pada video dan
meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang yang dibagi
secara acak. Setelah beberapa kelompok terbentuk, guru memberikan lembar kerja berupa
pertanyaan yang berkaitan dengan materi pada video yang telah ditayangkan, dan lembar
kerja tersebut didiskusikan dengan kelompok masing-masing. Partisipasi siswa dalam
berdiskusi belum merata, karena sebagian berdiskusi dengan sungguh-sungguh dan
sebagian lagi hanya bercanda dengan temannya dan ada beberapa yang tidak mau bekerja
sama dan menerima teman kelompok dengan baik. Kemudian, guru meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan bersama-
sama siswa menyimpulkan materi hari ini. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bertanya
kepada siswa berkaitan dengan materi pada video dan menjelaskan sedikit materi yang
akan datang. Pembelajaran hari ini selesai dan akan dilanjutkan pada pertemuan
selanjutnya.

2) Pertemuan kedua (10 Maret 2023)


Pertemuan kedua sama seperti pertemuan sebelumnya dengan durasi waktu 2 x 35
menit. Guru membuka pelajaran dengan melakukan pengkondisian kelas berupa
mengabsen siswa dan mempersiapkan kondisi siswa dengan melakukan ice breaking agar
siswa bersemangat mengikuti pelajaran dan menyampaikan beberapa kesepakatan kelas,
kemudian melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan mengenai materi
yang telah dipelajari minggu lalu, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan
pembelajaran.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan penyajian materi dengan menunjukkan
video berkaitan dengan materi Norma dalam Adat Istiadat Daerahku sambil sesekali
menjelaskan tayangan video tersebut. Setelah penayangan video, guru memberikan
pertanyan berkaitan dengan tayangan video tersebut. Kemudian, guru meminta siswa
untuk membentuk beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang yang dibagi secara
acak. Setelah beberapa kelompok terbentuk, guru memberikan lembar kerja dan

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 8
didiskusikan dengan kelompok masing-masing. Kemudian, guru meminta perwakilan
beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dan bersama-
sama siswa menyimpulkan materi hari ini.
Tahap akhir yaitu meminta siswa untuk mengerjakan soal posttest atau tes evaluasi
hasil belajar siklus I yang berkaitan dengan materi yang telah dipelajari. Kemudian, guru
menutup pembelajaran hari ini dan akan dilakukan siklus berikutnya pada minggu yang
akan datang apabila belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
c. Tahap Observasi
Pada tahap observasi, guru mata pelajaran mengobservasi proses pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual sekaligus mengamati aktivitas siswa dan peneliti selaku
pengajar dengan melakukan dokumentasi berupa foto-foto serta menilai hasil belajar siswa
setelah diberikan pretest dan posttest. Hal itu dilakukan sesuai fungsi observasi yaitu
mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus I, masih terdapat beberapa kekurangan
dalam setiap pertemuan akan tetapi sudah terlihat beberapa peningkatan dari hasil evaluasi.
Beberapa kejadian yang terjadi pada proses pembelajaran antara lain:
1) Pada saat penayangan video dan penjelasan materi masih ada beberapa siswa yang masih
mengobrol dengan temannya.
2) Pada saat kegiatan diskusi, masih terdapat beberapa siswa yang mengobrol sehingga
hanya sebagian siswa yang aktif dalam pelaksanaan diskusi.
3) Ruang kelas tidak memiliki tirai/gorden yang menyebabkan cahaya yang sangat terang
terpancar dari jendela ruang kelas yang tidak memiliki penutup sehingga membuat
tampilan video tidak terlalu jelas terlihat.

d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini, peneliti bersama guru wali kelas yang bertugas sebagai kolaborator
dan observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pembelajaran pada siklus I, melalui
refleksi, berbagi kendala yang terjadi di kelas pada saat pemberian tindakan didiskusikan
untuk mencari solusi yang dapat memperbaiki mutu pembelajaran mata pelajaran IPAS.
Beberapa hal yang masih harus diperbaiki, antara lain:
1) Peningkatan peraturan/kesepakatan kelas untuk memperketat pelaksanaan proses
pembelajaran dengan pemutaran video agar siswa tidak mengobrol dan fokus terhadap
video yang sedang diputar.
2) Pada saat kegiatan diskusi, peningkatan peraturan untuk memperketat pelaksanaan
diskusi sehingga siswa tidak mengobrol, fokus terhadap pembahasan diskusi, dan ikut
berperan aktif dalam kegiatan diskusi.
3) Pemaksimalan terhadap persiapan alat dan ruang kelas yang digunakan dalam penerapan
media audio visual.
Berdasarkan data pengamatan mengenai hasil penelitian di siklus I, peneliti merasa
bahwa siklus I sudah terdapat peningkatan berdasarkan hasil tes evaluasi akan tetapi belum
mencapai hasil yang maksimal dan penelitiannya harus dilanjutkan ke siklus II agar hasil
belajar seluruh siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Meski demikian,
sebagian besar siswa terlihat senang dan semangat ketika belajar IPAS dengan menggunakan
media audio visual

3. PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS II


Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan pembelajaran
pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan menyempurnakan tindakan
yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 9
siswa dengan penerapan media audio visual. Siklus ini dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2023 dan 17 Maret 2023.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari tindakan yang
dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah membuat
Modul Ajar untuk 2 kali pertemuan dengan durasi waktu 2 x 35 menit. Materi pembelajaran
pada siklus ini IPAS Bab VIII Topik B “Kini aku menjadi lebih tertib” dan Topik C
pertemuan kedua “Awas! Kita bisa di hukum”. Peneliti juga mempersiapkan instrumen-
instrumen penelitian, yaitu lembar observasi aktivitas guru dan siswa, lembar kerja siswa, soal
pretest dan posttest.
b. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/Modul Ajar yang telah dibuat pada tahap
perencanaan sesuai refleksi pada siklus I. Pertemuan pertama di siklus kedua dilaksanakan
pada tanggal 14 Maret 2023 yaitu membahas tentang apa itu norma dalam adab, apa itu
peraturan tertulis dan tidak tertulis, serta apa pentingnya norma dalam kehidupan
bermasyarakat. Pertemuan kedua pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 17 Maret
2023 yaitu membahas tentang dampak dari sebuah pelanggaran peraturan tertulis dan tidak
tertulis, manfaat menaati peraturan, dan pentingnya menaati peraturan.

1) Pertemuan Pertama (14 Maret 2023)


Pada pertemuan pertama siklus kedua ini, sebelum memasuki materi siswa terlebih
dahulu diberikan pretest yaitu untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang belum diajarkan. Setelah pretest selesai, guru memulai pelajaran dengan melakukan
pengkondisian kelas berupa mengabsen siswa dan melalukan ice breaking agar siswa
bersemangat mengikuti kegiatan pembelajaran, kemudian melakukan apersepsi dengan
cara memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah dipelajari minggu lalu,
memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran serta melakukan kesepakatan
kelas.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan penyajian materi dengan menunjukkan
video berkaitan dengan materi Norma dan Adab sambil sesekali menjelaskan tayangan
video tersebut. Selama penayangan video, terlihat siswa lebih tertib dan menikmati
tayangan video dengan seksama. Kemudian, guru memberikan pertanyaan kepada siswa
berkaitan dengan materi pada video. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi hari
ini. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi
pada video dan menjelaskan sedikit materi yang akan datang. Pembelajaran hari ini selesai
dan akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

2) Pertemuan kedua (17 Maret 2023)


Pertemuan kedua pada siklus kedua ini, guru membuka pelajaran dengan melakukan
pengkondisian kelas berupa mengabsen siswa dan mempersiapkan kondisi siswa dengan
melakukan ice breaking agar siswa bersemangat mengikuti pelajaran, kemudian
melakukan apersepsi dengan cara memberikan pertanyaan mengenai materi yang telah
dipelajari minggu lalu, memberikan motivasi dan menjelaskan tujuan pembelajaran
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan penyajian materi dengan menunjukkan
video berkaitan dengan materi Norma dan Adab dan peraturan sambil sesekali
menjelaskan tayangan video tersebut. Kemudian, guru meminta siswa untuk membentuk
beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 orang yang dibagi secara acak. Setelah beberapa
kelompok terbentuk, guru memberikan petunjuk permainan berkaitan dengan video yang

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 10
terdiri dari dua babak, babak pertama guru memberikan pertanyaan pada masing-masing
kelompok secara berurutan dan babak kedua guru memberikan pertanyaan rebutan, pada
tiap babak apabila kelompok tidak bisa menjawab maka pertanyaan dilempar kekelompok
selanjutnya. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi hari ini.
Tahap akhir yaitu meminta siswa untuk mengerjakan soal posttest atau tes evaluasi
siklus II dalam bentuk soal pilihan ganda yang berkaitan dengan materi yang telah
dipelajari. Posttest ini diberikan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan
media audio visual. Kemudian, guru menutup pembelajaran hari ini.
c. Tahap Observasi
Tahap obervasi pada siklus II ini sama seperti pada siklus I yaitu dilaksanakan pada saat
proses belajar mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan adalah peneliti dan
observer. Berdasarkan hasil pengamatan diharapkan meningkatnya nilai tes hasil belajar.
Setelah dilaksanakan tes akhir siklus II nilai yang diperoleh oleh siswa sudah mencapai diatas
nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yakni nilai keseluruhan siswa diatas 65.

d. Tahap Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus II, diperoleh deskripsi bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media audio visual sangat memberikan efek positif terhadap siswa pada materi
masalah sosial, sehingga siswa begitu bersemangat dan terlibat aktif selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Hasil belajar siswa pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan
dibandingkan pada siklus I dengan penerapan media audio visual pada materi Norma dan
Adab sehingga sesuai dengan tujuan yang diharapkan yaitu meningkatnya hasil belajar IPAS
siswa.

4. PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL MATA PELAJARAN IPAS PADA SISWA


KELAS IV.A SDN 117 PEKANBARU

Hasil penelitian yang telah peneliti lakukan pada siswa Kelas IV.A SDN 117 Pekanbaru
ditemukan bahwa penggunaan media audio visual dalam pelaksanaan pembelajaran terdiri
dari beberapa langkah, diantaranya :
a. Guru mempersiapkan ruangan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa dan posisi
media
b. Guru mempersiapkan alat media seperti laptop, proyektor, layar, dll.
c. Guru menyiapkan video yang akan ditampilkan sesuai dengan tema yang diajarkan dan
memastikan video sesuai untuk pembelajaran yang akan digunakan.
d. Guru memastikan posisi duduk siswa nyaman dalam menyimak video, agar siswa tidak
ribut dan dapat menyimak dengan baik.
e. Guru mengajak siswa untuk mengamati video yang ditampilkan.
f. Membimbing siswa menemukan informasi dan berdiskusi berdasarkan video yang
ditampilkan.

Dalam pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan menggunakan media audio visual,


pada siklus 1 pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan berupa mengamati video,
berdiskusi, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok yang telah dilakukan. Begitupula
pada siklus 1 pertemuan kedua. Pada siklus 2 pertemuan pertama setelah mengamati video,
siswa mencari informasi mengenai video yang ditonton, kemudian menceritakan kembali
berdasarkan informasi yang didapat, dan mempresentasikan hasil kerja kelompok yang telah
dilakukan bersama. Begitupula pada pertemuan kedua di siklus kedua.

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 11
Evaluasi pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dengan cara melakukan observasi
untuk memberikan penilaian dari aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam proses
pembelajaran, hasil angket respon siswa dan wawancara dengan guru Kelas IV.A. Evaluasi
dari aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam penelitian ini dilakukan pada tiap pertemuan saat
proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi aktivitas siswa mengalami peningkatan dari
siklus I sampai siklus II. Hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata pada siklus I pertemuan
pertama yang diperoleh sebesar 3,00. Pada pertemuan kedua diperoleh hasil sebesar 3,20.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh hasil 3,60. Dan pada pertemuan kedua
sebesar 4,00. Dengan menggunakan media audio visual pada pembelajaran dapat membuat
siswa lebih aktif dalam belajar, sedangkan guru hanya memberikan arahan dan mengawasi
mereka dalam bekerjasama menyelesaikan tugas yang diberikan.
Aktivitas guru juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini juga dapat
dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I pertemuan pertama memperoleh
sebesar 3,43. Pada pertemuan kedua sebesar 3,50. Sedangkan pada siklus II pertemuan
pertama diperoleh nilai rata-rata sebesar 4,00. Pada pertemuan kedua diperoleh sebesar 4,30.
Aktivitas guru dalam menyampaikan pembelajaran telah sesuai dengan rencana yang disusun
peneliti dalam menggunakan media audio visual.
Berdasarkan hasil jawaban siswa dari angket yang telah dibagikan oleh peneliti dapat
diketahui bahwa 87,5% siswa lebih mudah memahami materi dengan menggunakan media
audio visual, 83,3% keaktifan siswa lebih terlihat saat proses pembelajaran berlangsung,
ketertarikan siswa terhadap media audio visual mencapai 89%, 100% siswa menyukai cara
guru mengajar dengan menggunakan media audio visual, dan 92% siswa juga menyatakan
bahwa dengan menggunakan media audio visual mereka lebih mudah dan kompak dalam
bekerjasama dengan kelompok masing-masing.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru Kelas IV.A yang dilakukan peneliti dapat
disimpulkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran telah sesuai dengan
materi yang diajarkan, dapat membuat siswa lebih aktif dan saling bekerjasama dalam belajar.
Penggunaan media audio visual untuk guru Kelas IV atau guru yang memegang mata
pelajaran IPAS perlu ditingkatkan lagi, agar guru lebih mampu dan terbiasa dalam
menggunakan media audio visual khususnya pada pembelajaran IPAS kedepannya.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1 siswa masih banyak memerlukan
bimbingan guru untuk lebih aktif dalam belajar, sebagian siswa masih kurang dalam
menyimak video yang ditampilkan, guru perlu menyesuaikan aktivitas belajar dengan waktu
yang tersedia, perlu meningkatkan cara dalam memberi motivasi pada siswa terkait dengan
tema yang nantinya berpengaruh pada aktivitas belajar siswa. Pada siklus kedua guru
memperbaikinya dengan memberikan bimbingan pada siswa saat melakukan kegiatan
pembelajaran, memberikan motivasi yang lebih menarik dan kepercayaan pada diri siswa
sehingga siswa lebih aktif dan fokus dalam belajar, semangat dan bersungguh-sungguh
menyimak video yang ditampilkan, guru telah melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan RPP/Modul ajar yang telah dirancang sesuai dengan waktu yang tersedia.

5. HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL


MATA PELAJARAN IPAS PADA SISWA KELAS IV.A SDN 117 PEKANBARU
Dalam proses belajar mengajar siswa merupakan subjek pembelajaran, bukan objek
pembelajaran. Sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang membimbing siswa dalam
proses belajar mengajar. Oleh karena itu siswa dituntut untuk lebih aktif dalam belajar dari
pada guru. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar khususnya, maka
penulis mengadakan tes evaluasi. Tes ini dilakukan pada setiap akhir pertemuan yang terdiri
dari soal objektif dan soal essay. Adapun tujuan dari pemberian tes ini adalah untuk

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 12
mengetahui sejauh mana materi yang dapat di kuasai siswa setelah pembelajaran selesai.
Sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Daftar nilai hasil tes belajar siswa siklus I dan II
NAMA SISWA PT 1 PT 2 PT 1 PT 2
SIKLUS 1 SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 2
Siswa 1 65 70 75 85

Siswa 2 65 75 75 85

Siswa 3 70 75 80 90

Siswa 4 70 75 80 90

Siswa 5 65 75 75 80

Siswa 6 65 75 80 80

Siswa 7 65 75 80 90

Siswa 8 75 85 80 85

Siswa 9 75 80 80 85

Siswa 10 65 75 80 80

Siswa 11 70 70 75 75

Siswa 12 70 75 80 90

Siswa 13 80 80 80 95

Siswa 14 75 85 80 80

Siswa 15 75 80 80 85

Siswa 16 70 85 75 85

Siswa 17 75 80 85 85

Siswa 18 65 75 75 80

Siswa 19 65 75 75 90

Siswa 20 75 80 85 90

Siswa 21 65 75 90 90

Siswa 22 70 80 80 85

Siswa 23 75 85 80 85

Siswa 24 80 80 80 85

JUMLAH NILAI 1690 1865 1905 2050

RATA-RATA NILAI 70,41 77,70 79,37 85,41

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 13
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh peneliti, pada siklus I pertemuan pertama
memiliki nilai rata-rata 70,41. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus I memperoleh nilai
rata-rata 77,70 Nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 65. Ini menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa dalam dua pertemuan pada siklus pertama mengalami peningkatan. Hasil analisis data
pada siklus II diperoleh nilai rata-rata pertemuan pertama adalah 79,37 dan pada pertemuan
kedua diperoleh nilai rata-rata 85,41. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 75. Dari hasil
analisis siklus II juga membuktikan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari
hasil tes tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat Peningkatan belajar selama dua siklus dan
telah tuntas berdasarkan nilai KKM

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat disimpulkan sebagai breikut:
1. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran IPAS di Kelas IV SDN 117
Pekanbaru, dapat dilakukan dengan cara:
a) Guru mempersiapkan ruangan kelas dengan mengatur tempat duduk siswa dan posisi
media,
b) Mempersiapkan alat media seperti laptop, proyektor, layar, serta mempersiapkan
video yang akan ditampilkan.
c) Memastikan video sesuai untuk pembelajaran yang akan digunakan.
d) Guru memastikan posisi duduk siswa nyaman dalam menyimak video, agar siswa
tidak ribut dan dapat menyimak dengan baik.
e) Mengajak siswa untuk mengamati video bersama-sama.
2. Hasil belajar siswa dapat mengalami peningkatan belajar selama dua siklus Pada
pertemuan pertama siswa memperoleh nilai rata-rata 70,41, sementara pada pertemuan
kedua siswa memperoleh nilai rata-rata yaitu 77,70. Pada pertemuan pertama siklus kedua
nilai rata-rata yang diperoleh siswa mengalami peningkatan lagi yaitu 79,37. Kemudian
pada pertemuan kedua siklus kedua atau pertemuan terakhir siswa memperoleh nilai rata-
rata 85,41 dan sudah mencapai nilai KKM (70)

DAFTAR PUSTAKA
Audie, N. (2019). Peran Media Pembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan FKIP, 2(1), 589–590.
Fatmawati, Sukartiningsih, W., & Indarti, T. (2021). Media Pembelajaran Audio Visual:
Literature Review. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(2), 6.
Gabriela, N. D. P. (2021). Pengaruh Media Pembelajaran Berbasi Audio Visual Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Sekolah Dasar. Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah
Dasar , 2(1), 104–113. https://doi.org/10.33487/mgr.v2i1.1750

Irwandi. (n.d.). Penggunaan media audio visual dalam peningkatan hasil belajar materi rukun
iman pada siswa kelas i sd negeri 49 kota banda aceh. 25–44.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa. MISYKAT: Jurnal Ilmu-Ilmu Al-Quran, Hadist, Syari’ah Dan Tarbiyah, 3(1),
171. https://doi.org/10.33511/misykat.v3n1.171
makiyah, U. (2013). Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Penggunaan Media
Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ips Di Kelas V Sdn Cempaka Putih 01. 53(9), 1689–
1699.

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 14
Telaumbanua, F., & Rosmawaty. (2015). Pengaruh Media Audio Visual Terhadap
Kemampuan Memahami Makna Puisi Oleh Siswa Kelas X SMA Swasta Medan Putri
Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. 1–10.
Triwidiastuti, D. (2014). Peningkatan Hasil Belajar IPS Dengan Penerapan Media Audio
Visual Pada Siswa Kelas
Wahyuningtyas, R., & Sulasmono, B. S. (2020). Pentingnya Media dalam Pembelajaran Guna
Meningkatkan Hasil Belajar di Sekolah Dasar. Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
23–27. https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.77

Shella Safitri, S.Pd | Media Audio Visual, Peningkatan Hasil Belajar


Halaman | 15

You might also like