Professional Documents
Culture Documents
Draf Kesimpulan
Draf Kesimpulan
Antara
1. M U H I D I N------------------------- TERGUGAT
2. C A R D A-------------------- TURUT TERGUGAT
Melawan
Jakarta, 29 Mei 2017
Dengan hormat,
DALAM EKSEPSI :
5) Bahwa riwayat perolehan tanah a quo berasal dari Desa kepada KAJIM bin
SUMANTADAMA yang menjadi “Kemit Desa” atau abdi desa dengan tupoksi
sebagai tenaga keamanan (istilah sekarang hansip atau istilah lainya). KAJIM
bin SUMANTADAMA telah menjadi “Kemit Desa” semasa masih Bujangan atau
jejaka alias belum menikah hingga peran tersebut tetap dijalani hingga
menikah dengan MUSNI serta lahir anak pertama pada tanggal 07 Juli 1947
yang bernama OMO MANSUR bin KAJIM. Karier sebagai “Kemit Desa tersebut
tetap dijalani oleh KAJIM bin SUMANTADAMA hingga akhir hayat sekitar
tahun 1966. Pada saat tahun tersebut telah berlaku No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Kemudian pasca meninggalnya KAJIM
bin SUMANTADAMA sekitar tahun 1966 tersebut tanah a quo dikelola oleh
Isterinya yang bernama MUSNI dan anaknya Omo alias Omo Mansur hingga
saat ini dikelola oleh para ahli warisnya dan terus menerus membayar pajak
atas obyek tanah a quo kepada Negara. Istilah tanah tersebut di Majalengka
disebut “TANAH KACACAHAN” atau di Cirebon dan Kuningan disebut “TANAH
SIKEP”. Status hukum Tanah Kacacahan pada saat belum terbitnya Undang-
undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
merupakan tanah komunal yang diberikan kepada abdi desa yakni seseorang
yang diangkat oleh Desa untuk segala urusan keamanan serta tugas lain yang
sifatnya umum, atau dengan kata lain dalam konteks sekarang adalah
“Petugas Serba Guna”. Bahwa aturan komunal tentang pengelolaan tanah
Kacacahan tersebut haruslah pihak yang resmi sebagai abdi desa sebagaimana
tersebut diatas, orang atau pihak sebagai subyek hukum yang mengelola
tanah Kacacahan disebut Pencacah. Aturan lain tentang tanah Kacacahan
yaitu tidak boleh untuk diwariskan karena mengandung filosofi bahwa tanah
Cacahan adalah sejenis imbalan bagi abdi desa dan akan menjadi bergulir bagi
abdi desa selanjutnya. Pasca berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria status hukum Tanah Cacahan
yang tadinya merupakan status tanah komunal yang tunduk pada hukum
adat berubah menjadi milik Pemegang Cacah atau pencacah terakhir;
6) Bahwa asal usul atau sejarah KAJIM bin SUMANTADAMA memperoleh hak
Cacah atau sebagai Pencacah terhadap tanah a quo adalah setelah
meninggalnya SAWEN SARJIM maka KAJIM selaku petugas desa non
struktural diberikan tanah Cacahan a quo oleh Desa sebagai imbalan jasa atas
tugas-tugas yang melekat atas peran sebagai “Kemit Desa”. Dengan istilah lain
bahwa KAJIM yang merupakan jalur pewaris utama dan pertama
dari TERGUGAT atas tanah a quo yang disengketakan oleh PENGGUGAT
mempunyai kapasitas atau legal standing terhadap kepemilikan hak atas
tanah a quo sampai dengan terbit dan berlakunya Undang-undang No. Tahun
6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria;
9) Bahwa tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah
dan beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan
tertulis pada Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0
seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas
lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2 atau seluas
479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088. Hal tersebut juga sesuai
dengan dasar hukum sebagai berikut:
a) Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria khususnya tentang Konversi hak atas tanah oleh Pemerintah
b) Pasal 1955 KUHPerdata: “Untuk memperoleh hak milik atas sesuatu dengan
upaya lewat waktu, seseorang harus bertindak sebagai pemilik sesuai itu
dengan menguasainya secara terus-menerus dan tidak terputus-putus, secara
terbuka di hadapan umum dan secara tegas.”
d) Pasal 1965 KUHPerdata: “Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan
barangsiapa mengajukan tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib
membuktikannya.”
10) Bahwa selama ini lebih dari 20 (dua puluh) tahun para Pewaris Tergugat
sampai TERGUGAT telah beriktikad baik dalam mengelola hak tanah a
quo dalam hal membayar iuran atau retribusi atau Pajak kepada Pemerintah
secara aktif dan terus menerus;
Tanggapan Atas Dalil Penggugat Dalam Bab IV. Tentang PMH Tergugat
11) Bahwa memang benar pada sekitar akhir tahun 2015 tergugat telah dua kali
yakni pertemuan pertama di rumah TURUT TERGUGAT dan pertemuan yang
terakhir dengan bertempat di Kantor Desa Sindangwasa dengan melibatkan
pihak ketiga sebagai mediator adalah Aparat Desa Sindangwasa. Dalam
pertemuan tersebut yang sejak awal dimaksudkan untuk kebaikan yakni pihak
tergugat bermaksud memberikan sedekah atau sejenis dari istilah itu untuk
tergugat dengan harapan pahala dan kebaikanya semoga untuk almarhum
Pewarisnya yakni Bapak Omo. Maksud baik penggugat untuk memberikan
sedekah berupa tanah seluas 50 bata, BUKAN 25 bATA sebagaimana yang
didalilkan PENGGUGAT, namun ternyata ditolak oleh PENGGUGAT dan
PENGGUGAT justeru meminta 100 Bata. Tentu hal ini ditolak dan tidak
dikabulkan oleh TERGUGAT;
II. DUPLIK
Bahwa dalam menanggapi REPLIK PENGGUGAT, pertama-tama TERGUGAT
dan TURUT TERGUGAT memberikan tanggapan yang merupakan jawaban atas
pernyataan Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat dan Turut Tergugat
tidak beriktikad baik dengan tidak memberikan atau menanggapi resume
perkara yang diajukan oleh Penggugat. Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa
baik TERGUGAT maupun TURUT TERGUGAT telah menyerahkan tanggapan
atas resume yang diajukan oleh pihak Tergugat dan Turut Tergugat kepada
Hakim Mediator Perkara Perdata No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL melalui
Panitera Penganti yang bertugas dalam perkara a quo setelah tidak
tercapainya perdamaian. Selanjutnya atas REPLIK PENGUGAT, maka
TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menyampaikan Duplik sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI :
2) Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak replik Penggugat pada angka 2 dimana
Penggugat mendalilkan bahwa penggugatlah yang berwenang untuk
menentukan tentang siapa yang harus digugat. Dalam eksepsinya Tergugat
menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah kurang pihak (plurium litis
consortium) dimana Penggugat tidak menarik ahli waris lainya dari bapak
OMO sebagai Pihak yang harus digugat. Terhadap Yurisprudensi yang
dijadikan dasar oleh Penggugat untuk menyatakan keberatan terhadap materi
eksepsi Tergugat tersebut yakni Putusan MA-RI No.305.K/Sip/1971, tanggal
16 Juni 1971 yang menyatakan bahwa, “Pengadilan Tinggi tidak berwenang
untuk karena jabatan menempatkan seseorang yang tidak digugat (pihak ketiga)
sebagai Tergugat, karena hal tersebut adalah bertentangan dengan azas Acara
Perdata bahwa hanya Penggugatlah yang berwenang untuk menentukan :
siapa-siapa yang akan digugatnya” maka dengan tegas Tergugat menolaknya.
Alasan penolakan tersebut adalah tentang penempatan Yurisprudensi tersebut
yang tidak tepat untuk menolak eksepsi Tergugat. Karena apabila kita cermati
mengenai substansi putusan hukum dari Yurisprudensi tersebut adalah
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusanya lebih kepada
membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18 Juli 1966 No.
235/1965 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tangal
22 Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam putusan banding tersebut Pengadilan
Tinggi Medan dalam putusanya dengan mengadili sendiri: “menempatkan adik
dari Pembanding dan Terbanding bernama Maridjo sebagai Tergugat II” yang
sebelumnya bukan sebagai pihak dalam perkara tersebut. Dengan demikian
inti dari Yurisprudensi tersebut adalah Hakim dalam perkara Perdata adalah
harus bersifat pasif sebagaimana dalam asas acara perdata. Dengan demikian
maka Yurisprudensi tersebut tidak relevan dijadikan dasar penolakan eksepsi
terkait kurang pihak tersebut. Dengan demikian maka Tergugat tetap pada
eksepsi terdahulu ;
3) Bahwa terhadap Replik penggugat dalam eksepsi pada butir 3 halaman 2
Tergugat tidak akan menanggapi lebih dalam dikarenakan Tergugat meyakini
bahwa Tergugat selama ini menguasai tanah yang disengketakan tersebut
secara sah dan turun temurun tanpa putus dan beriktikad baik dari pewaris
KAJIM bin Sumantadama sejak sebelum tahun 1947 dimana KAJIM mulai
menjadi kemit desa dan mendapat hak tanah tersebut sebagai imbalannya.
Hal tersebut sebagaimana diuraikan dalam jawaban Tergugat pada butir 5)
halaman 5. Berdasar pada pertimbangan a quo maka Penggugat tidak
mempunyai dasar untuk menyatakan bahwa itu adalah warisan yang menjadi
hak Penggugat. Karena tidak berdasar hukum maka Yurisprudensi yang
disampaikan dalam butir ini tidak relevan. Dengan demikian maka Replik
Penggugat yang menolak eksepsi a quo sudah sepantasnya untuk ditolak;
4) Terhadap Replik Penggugat yang menolak dalil eksepsi Turut Tergugat salah
alamat dengan berkesimpulan bahwa dengan pengakuan Turut Tergugat yang
hanya menggarap dengan sistem bagi hasil telah membuktikan adanya
hukuman hukum. Namun demikian hubungan hukum antara Tergugat dan
Turut Tergugat tersebut sangat berbeda apabila dikaitkan terhadap dalil yang
dinyatakan oleh Penggugat dalam materi gugatanya bahwa Turut Tergugat
mempunyai hubungan hukum sewa menyewa obyek tanah yang disengketakan
tersebut dengan pihak Tergugat. Hal inilah yang perlu dicermati agar dalil dan
kesimpulan Penggugat tidak menyesatkan dikarenakan hubungan hukum
sewa menyewa secara limitatif telah diatur dalam Pasal 1548 KUHPerdata,
yang menyatakan “Sewa Menyewa ialah suatu perjanjian, dengan
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada
pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu
waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak
tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya”.;
DALAM PROVISI
6) Bahwa Tergugat dan Turut Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
Replik Penggugat dalam Provisi. Oleh sebab itu, mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan “menolak
tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA
7) Bahwa sebagaimana yang telah Tergugat dan Turut Tergugat kemukakan
dalam eksepsi dan jawaban, mohon dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari dalil-dalil duplik dalam pokok perkara ini ;
8) Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 8 dalam bab Pokok
perkara maka dengan ini Tergugat melalui Duplik ini memberikan tanggapan
atas Replik Penggugat yakni salah satu indikasi kesalahan tulis nama KAJUN
yang sebenarnya adalah KAJIM berkaitn belum baik dan tertibnya pengarsipan
dan administrasi pencatatan tanah oleh Desa adalah dalam data KOHIR yang
merupakan daftar isi dari buku C Desa atau letter C Desa Pasir yang memuat
informasi alamat pemilik obyek/Wajib Pajak tanah. Dalam Kohir tersebut
tercantum nama KAJUM yang seharusnya tertulis KAJIM dengan alamat Blok
Salasa Desa Pasir dengan alamat blok yang sama dengan KAJIM.Dengan
demikiajn Tergugat tetap pada jawaban Tergugat sebagaimana pada butir 2
sampai dengan butir 7 sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kesatuan
dokumen persidangan ini;
9) Bahwa dikarenakan dalam duplik ini Tergugat dan Turut Tergugat tetap
sebagaimana butir diatas, maka dengan demikian butir 9 Replik Penggugat
tidak perlu ditanggapi;
DALAM EKSEPSI.
Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;
III. PEMBUKTIAN
A. Tentang Alat Bukti Dari Penggugat
1) Alat Bukti Surat/Dokumen
Bahwa dalam menyajikan alat bukti dokumen Penggugat menghadirkan 10
(sepuluh) bukti surat dan ada penambahan sebanyak 5 (lima) bukti surat yang
total berjumlah 15 (lima belas) bukti Surat.
Bahwa dari 15 (lima belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada
bukti P-1 untuk menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah
terhubung hak hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1
Penggugat tidak didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan
atau setidaknya tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah
dalam persidangan pada perkara a quo.
2.2. KANTA
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
Menurut Saksi KANTA bahwa dari KAJIM punya tanah yang dahulunya milik
ayahnya SARKEM;
Menurut saksi KANTA bahwa tanah yang sekarang disengketakan adalah pada
tahun 1970-an baru dikuasai oleh SARKEM. Kemudian dikelola oleh pak
TASIH. Setelah itu masih tahun 1970-an KAJIM datang ditemani SAKSI KANTA
minta sewa tanah tersebut;
Saksi Kanta Tidak tahu orang yang bernama KAJUN, saksi menyatakan sebagai
kawan dekat KAJIM sejak kecil;
2.3. MADA bin SARMAWI
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
Saksi Mada menyampaikan bahwa saksi tahu ada sengketa tanah dan saksi
tahu tanah itu dulu digarap oleh MUSNI yaitu ibunya pak OMO;
Saksi menerangkan bahwa saksi MADA pernah ngobrol dengan Turut Tergugat
dalam perkara ini yakni CARDA. Dalam percakapan yang tidak diterangkan
waktu dan tempatnya tersebut saksi menyampaikan bahwa Carda sebagai
Turut Tergugat pernah bilang bahwa tanah yang digarapnya tersebut berasal
dari SARKEM;
Saksi Mada Tidak tahu orang yang bernama KAJUN;
Saksi Mada menerangkan bahwa SARKEM punya 3 (tiga) saudara yaitu SAJI
dan lainya lupa;
4) Bahwa Penggugat menggunakan bukti utama adalah Letter C Nomor: 634 atas
nama KAJUN yang didalilkan oleh penggugat dengan luas tanah 455 bata
(6,370 m2) sebagaimana dalam bukti P-2. Padahal Dalam letter C desa No.
336 a.n. SAWEN SARJIM (vide Bukti P-3) secara jelas tertulis 3 (tiga)
bidang tanah dengan 3 (tiga) nomor Persil sebagai berikut:
Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,407
Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154
Persil 22, kelas Desa II dengan luas tanah 0,222
Setelah dialihkan ke letter C Desa No. 634 ada perubahan kelas dan luas
tanah menjadi:
Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154 (sebelumnya dalam letter
C No.336 luas tanah adalah 0,407)
Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,263 (sebelumnya dalam letter C
No.336 luas tanah adalah 0,154)
Persil 22, kelas Desa III dengan luas tanah 0,222 (sebelumnya dalam letter C
No.336 adalah kelas II)
Dalam letter C Desa perubahan-perubahan kelas dan luas tanah yang tidak
terdokumentasikan secara sah dan jelas tertera dalam dokumen Letter C
tersebut cukup memberikan informasi dan menjadi petunjuk banyaknya
kekeliruan dalam penulisan letter C desa pada saat itu.
Dengan demikian Penggugat tidak jelas dan sangat kabur pada persil yang
mana yang dijadikan obyek sengketa berdasarkan pembagian Persil tersebut
sebagaimana bukti yang diajukan sendiri oleh Penggugat khususnya bukti P-2
dan bukti P-3;
8) Bahwa sebagaimana disebutkan pada bab alat bukti Penggugat, dari 15 (lima
belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada bukti P-1 untuk
menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah terhubung hak
hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1 Penggugat tidak
didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan atau setidaknya
tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah dalam
persidangan pada perkara a quo. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan
tentang kebenaran dari bukti P-1 Penggugat mengenai dokumen yang
dijadikan alas atau dasar pembuatan bukti P-1 Penggugat apakah benar ada
dokumen yang mendukung adanya garis hubungan kewarisan antara SARKEM
kepada KAJUN?;
9) Bahwa semua saksi yang dihadirkan baik oleh Penggugat maupun Tergugat
tidak ada satu orangpun dari saksi-saksi tersebut yang mengetahui seseorang
yang bernama KAJUN;
10) Bahwa keempat dari total 5 (lima) saksi yang dihadirkan semua pihak
mengetahui dan ada 3 (TIGA) yang mengaku kenal orang yang bernama
KAJIM yaitu ARJA dari pihak Tergugat serta JARMAN dan KANTA dari pihak
Penggugat;
14) Bahwa memang benar Obyek tanah yang saat ini dikuasai oleh bapak
OMO sesuai SPPT luasnya 6712 m2 riwayat asalnya adalah persil 21 & 22,
namun tidak ada persil 18a yang dalam blok persil tersebut tidak seluruhnya
tanah Kacacahan atau sekarang eks-cacah, namun asalnya adalah
sebagian milik pribadi keluarga bapak Sumantadama yang merupakan ayah
dari bapak KAJIM. Objek dengan batas :
sebelah utara : sawah milik Rastawi
sebelah Timur : Kali Cilumpang
sebelah Selatan : sawah milik Mada + Eneng
sebelah Barat : jalan
15) Bahwa sesaat sebelum sidang ditutup pada agenda Pemeriksaan Setempat (PS)
pada hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 Tergugat dan Turut Tergugat melalui
kuasanya menanyakan Antara kesesuaian obyek riil dengan segenap rincian
sebagaimana dalam Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN yang didalilkan
oleh penggugat dengan luas tanah 455 bata (6,370 m2) sebagaimana dalam
bukti P-2. Apakah mencakup keseluruhan persil yakni persil nomor 18a,21,
dan 22 maka disitu kuasa hukum PENGGUGAT tidak bisa merinci dan hal ini
menandakan bahwa PENGGUGAT asal dalam mensinkronisasi Antara obyek
riil tanah yang disengketakan dengan bukti dan fakta yang disajikan. Hal ini
tentunya sangat berbahaya bagi kepastian hukum;
16) Bahwa khusus terhadap bukti P-13 dan P-14 Penggugat nyata-nyata
penggugat telah melakukan perbuatan hokum secara illegal dimana secara
diam-diam telah mengajukan mutasi nama Wajib Pajak terhadap SPPT
Nomor NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 dan NOP: 32.12.210.008.006-
0031.0 yang sebelumnya yakni pada tahun 2016 atas nama OMO telah
diganti/dimutasi menjadi nama SAJI. Terhadap perbuatan curang dan
illegal tersebut Tergugat dan Turut Tergugat memberikan konfirmasi kepada
Kepala Desa Sindangwasa mengenai asal usul dokumen pendukung terhadap
mutasi nama Wajib Pajak tersebut. Terhadap hal sebagaimana dimaksud
Kepala Desa Sindangwasa nomor surat 470/139 Des bertanggal 27 April 2017
yang menerangkan bahwa Desa Sindangwasa tidak pernah memberikan
dokumen pendukung maupun persyaratan apapun guna keperluan mutasi
Wajib Pajak tersebut. Bahwa surat tersebut oleh Tergugat dijadikan bukti
dalam kode bukti T.14. terhadap tindakan curang dan tidak menghormati
proses hu4kum tersebut Tergugat dan Turut Tergugat menghadap pejabat
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPKAD) Kab. Majalengka dan
minta nama Wajib Pajak pada dua SPPT yang telah bermutasi nama SAJI
dikembalikan lagi kepada nama OMO sampai dengan proses hukum
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) sesuai dengan asas kepastian hukum. Dan
akhirnya pihak DPKAD Kabupaten Majalengka bersedia mengembalikan
kembali nama OMO dalam dua SPPT tahun 2017 tersebut yang dikeluarkan
pada tanggal 29 Mei 2017 dan foto copy kedua SPPT yang sudah
kembali menjadi nama OMO tersebut akan dilampirtkan sebagai hal agar
diketahui oleh yang mulia Majelis Hakim ;
V. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian dan paparan serta kesimpulan yang
mendalam tersebut diatas, maka saya mohon dan sudah sepatutnya apabila
Mejelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat
putusan sebagai berikut :
DALAM EKSEPSI.
1. Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
2. Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;
Hormat Saya,
Selaku Kuasa Hukum TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT