Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 24

KESIMPULAN

Dalam Perkara Perdata  No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL


Pengadilan Negeri Majalengka

Antara

1.      M U H I D I N-------------------------  TERGUGAT
2.      C A R D A-------------------- TURUT TERGUGAT

Melawan

S A J I  dhi. AHLI WARIS----------------PENGGUGAT

Jakarta, 29 Mei  2017

Kepada Yang Terhormat :


Majelis Hakim Pemeriksa dan Pemutus Perkara Perdata 
No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL, Pada Pengadilan Negeri Majalengka 
Di
Majalengka

Dengan hormat,

Perkenankan yang bertanda tangan di bawah ini, FUAD ABDULLAH, SH.,


M.Si advokat pada Law Office  “FUAD ABDULLAH  AND
ASSOCIATES” beralamat di Jl. Kelapa Tinggi No.03 Utan Kayu Selatan,
Matraman, Jakarta Timur, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 08
Pebruari 2017 dan tanggal 09 Pebruari 2017 yang telah didaftarkan pada
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Majalengka  dalam hal ini bertindak untuk
dan atas nama serta mewakili kepentingan
hukum MUHIDIN sebagai PIHAK TERGUGAT dan CARDA sebagai PIHAK TUR
UT TERGUGAT, dengan ini berkehendak menyampaikan KESIMPULAN dalam
perkara perdata Nomor. 20/PDT.G/2016/PN.MJL. Selanjutnya
guna  mempermudah penyajian serta sesuai dengan fungsi Kesimpulan dalam
penyelesaian perkara, maka sistematikannya kami susun sebagai berikut:

I. TENTANG JAWABAN ATAS GUGATAN

DALAM EKSEPSI :

Gugatan Error In Persona dan  Kurang Pihak (Plurium Litis Consortium)

Bahwa apabila kita cermati sebagaimana dalam Gugatan Penggugat pada


halaman 1 ditulis “Dengan ini Penggugat bermaksud mengajukan
“GUGATAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM”, melawan OMO (alm); dalam
hal ini diwakili oleh ahli warisnya yaitu MUHIDIN;.........sebagai
Tergugat” dan CARDA sebagai Turut Tergugat’. Apabila berpedoman pada
frasa materi gugatan sebagaimana dimaksud diatas, maka Gugatan
ini hanya ditujukan kepada OMO alias Omo Mansur Bin KAJIM yang telah
meninggal. Untuk selanjutnya oleh PENGGUGAT secara sepihak ditunjuk
untuk diwakilkan hanya kepada Ahli Warisnya yang bernama
MUHIDIN dan hal itu jelas sekali secara tersurat disebut  dalam gugatannya.  
Digugatnya seseorang yang bernama  nama OMO alias Omo Mansur yang
jelas-jelas telah meninggal dunia sebagaimana bukti
T.  dijadikan Pihak TERGUGAT dalam perkara a quo kendatipun
dicantumkan nama seorang Ahli Warisnya  yakni MUHIDIN, tentunya gugatan
ini menjadi rancu dan tidak berdasar serta beralasan hukum, mengingat
seseorang yang telah meninggal sudah tidak bisa menjadi subyek hukum.
Dengan demikian semestinya apabila PENGGUGAT berkehendak menjadikan
Tergugat sebagai PIHAK sudah seharusnya berdasarkan hukum langsung
menyebutkan MUHIDIN beserta SEGENAP AHLI WARIS dari bapak
OMO  sebagai PIHAK tanpa menjadikan OMO sebagai PIHAK yang utama;

Mengenai segenap  ahli waris OMO alias Omo Mansur perlu ditegaskan oleh


TERGUGAT bahwa OMO alias Omo Mansur secara lengkap mempunyai anak
berjumlah 5 (lima) orang yaitu  MUHIDIN bin OMO, Siti Mardinah binti OMO,
Muhammad Soleh bin OMO, Agus Gunawan bin OMO dan Anwar Sanusi bin
OMO.  Dengan demikian ahli waris OMO bukan hanya seorang yang bernama
MUHIDIN, namun OMO alias Omo Mansur. Dengan demikian bahwa Isteri
OMO dan kelima anak dari OMO termasuk MUHIDIN tentunya mempunyai
kedudukan hukum yang sama dengan MUHIDIN yakni sama-sama sebagai
subyek hukum dalam perkara a quo yang harus dijadikan PIHAK;

Hal tersebut sesuai dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung:


1)     Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 yang menyatakan: “Gugatan harus
dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak semua ahli waris turut
sebagai pihak (Tergugat) dalam perkara;”;
2)     Putusan MA-RI No.437.K/Sip/1973, tanggal 9 Desember 1975 yang
menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya tidak hanya
dikuasai oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama dengan
saudara kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap Tergugat I
Pembanding bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri,
sehingga oleh karena itu gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima”;

Penarikan MUHIDIN yang hanya dijadikan satu-satunya PIHAK


TERGUGAT dari Ahli Waris OMO alias Omo Mansur secara hukum
adalah Kurang Pihak dan Error in Persona. Dengan demikian maka Gugatan
Penggugat a quo tidak memenuhi syarat, sehingga seharusnyalah gugatan
Penggugat dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

GUGATAN PENGGUGAT TELAH MELAMPAUI WAKTU ALIAS DALUARSA.

Bahwa terhadap Obyek tanah yang disengketakan oleh Penggugat merupakan


obyek berdasarkan riwayat atau asal usulnya telah dikuasai secara turun
temurun oleh Pewaris Tergugat sejak tahun 1947-an dimana KAJIM  yang juga
kakek TERGUGAT telah mendapatkan tanah a quo yang diberikan hak
menguasai dan menikmati tanah pada persil 21 dan 22 seluas lebih kurang
6712 M2  atau seluas 479.42867 Bata sampai dengan dikelola langsung
oleh OMO diteruskan oleh seluruh Ahli Warisnya tanpa putus dengan garis
pewaris pertama yakni KAJIM bin Sumantadama dengan jalan CACAH atau
sebagai subyek KAJIM adalah PENCACAH dengan status tanah a quo pada
saat tahun tersebut adalah TANAH KACACAHAN. Tanah a quo kemudian
dinikmati oleh KAJIM dengan membayar IPEDA (Iuran Pembangunan Daerah)
hingga KAJIM meninggal dunia tahun 1966 yang kemudian diteruskan
penguasaan hak atas tanah tersebut oleh OMO bin KAJIM yang pada mas
penguasaan hak oleh OMO ini telah berlaku ketentuan hukum reunifikasi
tentang tanah secara nasional yakni Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria dalam penguasaan tanah a quo;

Bahwa terang benderang penguasaan obyek tanah a quo oleh Pewaris Pertama


hingga oleh TERGUGAT adalah tak terputus selama lebih dari 50 tahun tidak
dapat diganggu gugat. Hal tersebut didasarkan Pasal 1967 KUHPerdata
menyatakan : “Semua tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun
yang bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu dengan lewatnya
waktu tiga puluh tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat
waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat
diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”;

GUGATAN PENGGUGAT SALAH ALAMAT

Dalam gugatannya sebagaimana dalam Perkara


Perdata nomor. 20/PDT.G/2016/PN.MJL pada tanggal 02 Desember  2016,
perihal Perbuatan Melawan Hukum (PMH) PENGGUGAT telah menarik dalam
perkara a quo seseorang yang bernama CARDA sebagai pihak selaku TURUT
TERGUGAT; 

Bahwa dalam hal ini gugatan PENGGUGAT nyata-nyata telah keliru dengan


menjadikan Turut Tergugat sebagai pihak dalam perkara a quo. Hal ini secara
verbal disebut  dalam gugatan PENGGUGAT sebagaimana angka Romawi
II point 5) yang pada pokoknya PENGGUGAT mendalilkan:
“Bahwa kedudukan Tergugat dalam perkara a quo adalah pihak yang
telah menguasai obyek sengketa tanpa hak dan telah menyewakanya
kepada Turut Tergugat tanpa seizin Penggugat sedangkan kedudukan
Turut Tergugat yang ditarik sebagai pihak berperkara adalah sebagai
pihak yang telah mendapatkan hak sewa atas obyek sengketa dari
Tergugat tanpa alas hak yang jelas sehingga Turut Tergugat harus taat
dan tunduk sepanjang mengenai materi yang akan diputuskan terhadap
obyek sengketa dalam perkara a quo...” ;

Bahwa dalil PENGGUGAT ini adalah mengada-ada, karena hubungan hukum


antara TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT hanyalah pihak TURUT
TERGUGAT sekedar menggarap tanah sawah milik TERGUGAT yakni OMO dan
Turut Tergugat juga selama ini menggarap tanah a quo berdasarkan perintah
menggarap agar bisa bermanfaat dan tidak ada hubungan hukum sewa
menyewa sebagaimana yang telah didalilkan oleh PENGGUGAT karena selama
ini hingga tahun 2016 OMO telah membayar SPPT atas kedua bidang tanah
yang disengketakan oleh PENGGUGAT;

Dengan demikian karena tidak adanya hubungan hukum sewa menyewa


sebagaimana didalilkan PENGGUGAT maka posisi  TURUT TERGUGAT
tidaklah tepat dijadikan Pihak dalam perkara a quo. Oleh karenanya Gugatan
Penggugat  seharusnyalah dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet
Onvankelijk verklaand);

GUGATAN PENGGUGAT TIDAK JELAS DAN KABUR

PENGGUGAT sebagaimana gugatanya khususnya dalam


Bab tentang  kedudukan dan kepentingan hukum Penggugat pada halaman 2
s/d 3 khusunya pada poin 3) dengan seluruh sub poinya sampai halaman 3
sama sekali tidak menyebut tahun kapan terjadinya masing-masing suatu
peristiwa hukum secara detail yang didalilkan oleh PENGGUGAT. Peristiwa
hokum sebagaimana dimaksud adalah tentang tahun kapan adanya wasiat
maupun tempat kejadian perbuatan hukumnya serta obyek tanah mana saja
yang dijadikan sengketa mengenaoi letak dan persis berdasarkan data dan
faktannya yang saling mendukung. Oleh karena itu gugatan PENGGUGAT
sangat kabur dan serta tidak jelas untuk dipahami. dikarenakan kabur dan
tidak jelas gugatan tersebut maka gugatan a quo menjadi cacat dan tidak
berdasar. Dengan demikian  gugatan PENGGUGAT  seharuslah dinyatakan
TIDAK DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);
DALAM POKOK PERKARA

Bahwa semua yang TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT kemukakan pada


bagian eksepsi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan pokok
perkara ini:

1)        Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh


dalil-dalil gugatan PENGGUGAT, kecuali yang kebenarannya diakui secara
tegas oleh TERGUGAT dan/atau TURUT TERGUGAT;

2)        Bahwa TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak akan menanggapi dalil-dalil


PENGGUGAT yang tidak berkaitan dengan diri TERGUGAT dan/atau TURUT
TERGUGAT;

3)        Bahwa terhadap materi gugatan PENGGUGAT khususnya pada angka Romawi I


tentang kedudukan dan kepentingan hukum PENGGUGAT khususnya poin 2,
maka dengan ini TERGUGAT memberikan jawaban sekaligus tanggapan bahwa
TERGUGAT telah memiliki hak dan menguasai serta  mengelola sebidang
tanah dengan luas lebih kurang 479.42867 Bata atau seluas 2.084 M2 dan
4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2  kesemuanya adalah kelas
088 yang terletak di Blok Cilumpang, Desa Sindangwasa, Kecamatan Palasah,
Kabupaten Majalengka dengan batasan-batasan sebagaimana yang disebutkan
oleh PENGGUGAT pada gugatanya halaman 2 Romawi I poin 2);

4)        Bahwa riwayat tanah a quo diperoleh TERGUGAT beserta 4 (empat) saudara-


saudara kandungnya yang lain masing-masing bernama Siti Mardinah binti
OMO, Muhammad Soleh bin OMO, Agus Gunawan bin OMO dan Anwar Sanusi
bin OMO. Sebidang tanah a quo diperoleh sebagai warisan dari pewarisnya
yang bernama OMO (Alm) bin KAJIM yang diperolehnya warisan dari
Pewarisnya yang bernama KAJIM bin SUMANTADAMA;

5)        Bahwa riwayat perolehan tanah a quo berasal dari Desa kepada KAJIM bin
SUMANTADAMA yang menjadi “Kemit Desa” atau abdi desa dengan tupoksi
sebagai tenaga keamanan (istilah sekarang hansip atau istilah lainya). KAJIM
bin SUMANTADAMA telah menjadi “Kemit Desa” semasa masih Bujangan atau
jejaka alias belum menikah hingga peran tersebut tetap dijalani hingga
menikah dengan MUSNI serta lahir  anak pertama pada tanggal 07 Juli 1947
yang bernama OMO MANSUR bin KAJIM. Karier sebagai “Kemit Desa tersebut
tetap dijalani oleh KAJIM bin SUMANTADAMA hingga akhir hayat sekitar
tahun 1966. Pada saat tahun tersebut telah berlaku No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria. Kemudian pasca meninggalnya KAJIM
bin SUMANTADAMA sekitar tahun 1966 tersebut tanah a quo dikelola oleh
Isterinya yang bernama MUSNI dan anaknya Omo alias Omo Mansur hingga
saat ini dikelola oleh para ahli warisnya dan terus menerus membayar pajak
atas obyek tanah a quo kepada Negara. Istilah tanah tersebut di Majalengka
disebut “TANAH KACACAHAN” atau di Cirebon dan Kuningan disebut “TANAH
SIKEP”. Status hukum Tanah Kacacahan pada saat belum terbitnya Undang-
undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria
merupakan tanah komunal yang diberikan kepada abdi desa  yakni seseorang
yang diangkat oleh Desa untuk segala urusan keamanan serta tugas lain yang
sifatnya  umum, atau dengan kata lain dalam konteks sekarang adalah
“Petugas Serba Guna”. Bahwa aturan komunal tentang pengelolaan tanah
Kacacahan tersebut haruslah pihak yang resmi sebagai abdi desa sebagaimana
tersebut diatas, orang atau pihak sebagai subyek hukum yang mengelola
tanah Kacacahan disebut Pencacah. Aturan lain tentang tanah Kacacahan
yaitu tidak boleh untuk diwariskan karena mengandung filosofi bahwa tanah
Cacahan adalah sejenis imbalan bagi abdi desa dan akan menjadi bergulir bagi
abdi desa selanjutnya. Pasca berlakunya Undang-undang No. Tahun 6 tahun
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria status hukum Tanah Cacahan
yang tadinya merupakan status tanah komunal yang tunduk pada hukum
adat berubah menjadi milik Pemegang Cacah atau pencacah terakhir;

6)        Bahwa asal usul atau sejarah KAJIM bin SUMANTADAMA memperoleh hak
Cacah atau sebagai Pencacah terhadap tanah a quo adalah setelah
meninggalnya SAWEN SARJIM maka KAJIM selaku petugas desa non
struktural diberikan tanah Cacahan a quo oleh Desa sebagai imbalan jasa atas
tugas-tugas yang melekat atas peran sebagai “Kemit Desa”. Dengan istilah lain
bahwa KAJIM yang merupakan jalur pewaris utama dan pertama
dari  TERGUGAT atas tanah a quo yang disengketakan oleh PENGGUGAT
mempunyai kapasitas atau legal standing terhadap kepemilikan hak atas
tanah a quo sampai dengan terbit dan berlakunya  Undang-undang No. Tahun
6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria;

7)        Bahwa terhadap poin 3 sub poin 3.3 pada materi Gugatan PENGGUGAT


halaman 3, PENGGUGAT  telah mendalilkan “setelah masa penggarapan 4
(empat) tahun atas tanah sawah yang telah beralih kepada nama KAJUN
tersebut, Ibu SARKEM kedatangan seseorang yang bernama Bapak KAJIM
dengan maksud meminta upah karena telah menjadi “kemit desa” (penjaga
kantor desa setempat) dan akhirnya Ibu SARKEM menyewakan sebagian tanah
sawah tersebut sebesar 100 bata (1.400 M2) untuk digarap oleh Bapak KAJIM
yang hasilnya diperuntukkan sebagai upah kemit desa.....”. atas dalil
PENGGUGAT a quo maka Tergugat memberikan jawaban sekaligus bantahan
bahwa sepengetahuan PENGGUGAT baik cerita maupun bukti yang didapat
dari ayah TERGUGAT maupun kakek TERGUGAT dimana keduanya
merupakan pewaris TERGUGAT, tidak pernah ada peristiwa hukum dimana
kakek TERGUGAT yang bernama KAJIM meminta upah sebagai kemit desa
kepada Ibu SARKEM. hal tersebut terjadi karena yang mempunyai kapasitas
untuk memberikan imbalan berupa garapan sawah adalah pihak desa. Dengan
jawaban dan bantahan pada poin ini maka secara otomatis PENGGUGAT tidak
perlu menanggapi sub poin 3.4 dan 3.5  pada   materi Gugatan PENGGUGAT
halaman 3. Bahwa mengenai adanya nama KAJUN dalam daftar buku C Desa
No.634 menurut TERGUGAT terdapat kesalahan penulisan oleh pihak Desa
yang seharusnya tertulis KAJIM sebagai Pewaris dari TERGUGAT. Kesalahan
penulisan subyek sebagaimana persoalan a quo merupakan praktek yang
sering terjadi dan banyak kasusnya mengingat pada masa sebelum berlakunya
Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria penulisan daftar tanah tersebut tidak memperhatikan kehati-hatian
serta kecermatan;

8)        Bahwa terhadap dalil PENGGUGAT pada angka Romawi II sebagaimana poin 5)


halaman 4 dari Gugatan PENGGUGAT mengenai kedudukan dan kepentingan
hukum tergugat dan turut tergugat yang pada pokoknya mendalilkan pihak
tergugat tanpa hak telah menguasai obyek sengketa dan menyewakan kepada
turut tergugat, maka dengan ini tergugat menyatakan bahwa dalil tersebut
adalah mengada-ada dan tanpa dasar. Karena selain tanah a quo sebagai
warisan turun temurun yang setelah Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria adalah milik tergugat, selain itu juga
tidak pernah ada peristiwa hukum yang menjadi ikatan hukum antara
tergugat dan turut tergugat dalam hubungan sewa menyewa. Dengan kata lain
penggugat tidak mempunyai kapasitas hukum untuk menyampaikan dalil a
quo;

9)        Bahwa tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah
dan beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan
tertulis pada Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0
seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas
lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2  atau seluas
479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088. Hal tersebut juga sesuai
dengan dasar hukum sebagai berikut:
a)     Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok
Agraria khususnya tentang Konversi hak atas tanah oleh Pemerintah

b)     Pasal 1955 KUHPerdata: “Untuk memperoleh hak milik atas sesuatu dengan
upaya lewat waktu, seseorang harus bertindak sebagai pemilik sesuai itu
dengan menguasainya secara terus-menerus dan tidak terputus-putus, secara
terbuka di hadapan umum dan secara tegas.”

c)     Pasal 1963 KUHPerdata: “Seseorang yang dengan itikad baik memperoleh


suatu barang tak bergerak, suatu bunga, atau suatu piutang lain yang tidak
harus dibayar atas tunjuk dengan suatu besit selama dua puluh tahun,
memperoleh hak milik atasnya dengan jalan lewat waktu. Seseorang yang
dengan itikad baik menguasai sesuatu selama tiga puluh tahun memperoleh
hak milik tanpa dapat dipaksa untuk menunjukkan alas haknya.”

d)     Pasal 1965 KUHPerdata: “Itikad baik harus selalu dianggap ada, dan
barangsiapa mengajukan tuntutan atas dasar itikad buruk, wajib
membuktikannya.”

10)     Bahwa selama ini lebih dari 20 (dua puluh) tahun para Pewaris Tergugat
sampai TERGUGAT telah beriktikad baik dalam mengelola hak tanah a
quo dalam hal membayar iuran atau retribusi atau Pajak kepada Pemerintah
secara aktif dan terus menerus;

Tanggapan Atas Dalil Penggugat Dalam Bab IV. Tentang PMH Tergugat

11)     Bahwa memang benar pada sekitar akhir tahun 2015 tergugat telah dua kali
yakni pertemuan pertama di rumah TURUT TERGUGAT dan pertemuan yang
terakhir dengan bertempat di Kantor Desa Sindangwasa dengan melibatkan
pihak ketiga sebagai mediator adalah Aparat Desa Sindangwasa. Dalam
pertemuan tersebut yang sejak awal dimaksudkan untuk kebaikan yakni pihak
tergugat bermaksud memberikan sedekah atau sejenis dari istilah itu untuk
tergugat dengan harapan pahala dan kebaikanya semoga untuk almarhum
Pewarisnya yakni Bapak Omo. Maksud baik penggugat untuk memberikan
sedekah berupa tanah seluas 50 bata, BUKAN 25 bATA sebagaimana yang
didalilkan PENGGUGAT, namun ternyata ditolak oleh PENGGUGAT dan
PENGGUGAT justeru meminta 100 Bata. Tentu hal ini ditolak dan tidak
dikabulkan oleh TERGUGAT;

12)     Bahwa mengenai dalil penggugat dalam materi gugatanya pada poin 10) maka


tergugat memberikan tanggapan dan jawaban bahwa TERGUGAT hanya
bermaksud mendiskusikan taah a quo dikaitkan dengan pelaksanaan UU
Pokok Agraria beserta aturan hukum terkait lainya. nama dalam surat C
Desa a quo dari nama KAJUN yang seharusnya tertulis atas nama KAJIM;

13)     Bahwa terhadap dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin 11) tergugat sangat


menyayangkan mengenai dalil gugatan PENGGUGAT dalam poin a quo dimana
PENGGUGAT menyebutkan dengan adanya niat baik tergugat untuk
mensedekahkan tanah 25 bata, padahal niat sedekahnya sebagaimana
TERGUGAT sampaikan dalam pertemuan itu adalah 50 Bata bukan 25 Bata,
hal itu dimaksudkan sebagai sedekah yang kebaikanya dimohonkan untuk
Bapak OMO karena sebelumnya PENGGUGAT meminta kebijaksanaan
TERGUGAT. yang oleh PENGGUGAT dijadikan kesimpulan yang tidak berdasar
yakni dianggap untuk membungkam upaya PENGGUGAT meminta sesuatu
yang merupakan hak TERGUGAT. Demikian halnya dengan upaya TERGUGAT
untuk meluruskan riwayat tanah a quo yang dipandang sebagai langkah
memanipulasi yang menurut tergugat dalil dalam poin 11) a quo adalah
mengada-ada;
14)     Bahwa karena gugatan Penggugat tidak beralasan hukum, maka dalil-dalil
Penggugat sudah seharusnya dikesampingkan, dan menolak gugatan
Penggatan seluruhnya karena mengada-ada;
 
15)     Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT
kemukakan dalam eksepsi dan dalam pokok perkara di atas, maka sudah
seharusnya gugatan Penggugat dinyatakan ditolak karena tidak berdasar sama
sekali.

II. DUPLIK
Bahwa dalam menanggapi REPLIK PENGGUGAT, pertama-tama TERGUGAT
dan TURUT TERGUGAT memberikan tanggapan yang merupakan jawaban atas
pernyataan Penggugat yang menyatakan bahwa Tergugat dan Turut Tergugat
tidak beriktikad baik dengan tidak memberikan atau menanggapi resume
perkara yang diajukan oleh Penggugat. Dalam hal ini perlu dijelaskan bahwa
baik TERGUGAT maupun TURUT TERGUGAT telah menyerahkan tanggapan
atas resume yang diajukan oleh pihak Tergugat dan Turut Tergugat kepada
Hakim Mediator Perkara Perdata No. 20/PDT.G/2016/PN.MJL  melalui
Panitera Penganti yang bertugas dalam  perkara a quo setelah tidak
tercapainya perdamaian. Selanjutnya atas REPLIK PENGUGAT, maka
TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT menyampaikan Duplik sebagai berikut:

DALAM EKSEPSI :

1)        Secara prinsipil Tergugat dan  Turut Tergugat tetap pada dalil-dalil dalam


Eksepsi/Jawaban terdahulu kecuali terdapat hal-hal yang perlu
ditambahkan, selanjutnya tetap membantah semua dalil-dalil Penggugat baik
dalam gugatan maupun dalam Repliknya;

2)        Bahwa Tergugat dalam hal ini menolak replik Penggugat  pada angka 2 dimana
Penggugat mendalilkan bahwa penggugatlah yang berwenang untuk
menentukan tentang siapa yang harus digugat. Dalam eksepsinya Tergugat
menyatakan bahwa gugatan Penggugat adalah kurang pihak (plurium litis
consortium) dimana Penggugat tidak menarik ahli waris lainya dari bapak
OMO sebagai Pihak yang harus digugat.  Terhadap Yurisprudensi  yang
dijadikan dasar oleh Penggugat untuk menyatakan keberatan terhadap materi
eksepsi Tergugat tersebut yakni Putusan MA-RI No.305.K/Sip/1971, tanggal
16 Juni 1971 yang menyatakan bahwa, “Pengadilan Tinggi tidak berwenang
untuk karena jabatan menempatkan seseorang yang tidak digugat (pihak ketiga)
sebagai Tergugat, karena hal tersebut adalah bertentangan dengan azas Acara
Perdata bahwa hanya Penggugatlah yang berwenang untuk menentukan :
siapa-siapa yang akan digugatnya” maka dengan tegas Tergugat menolaknya.
Alasan penolakan tersebut adalah tentang penempatan Yurisprudensi tersebut
yang tidak tepat  untuk menolak eksepsi Tergugat. Karena apabila kita cermati
mengenai substansi putusan hukum dari Yurisprudensi tersebut adalah
Mahkamah Agung Republik Indonesia dalam putusanya lebih kepada
membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Medan tanggal 18 Juli 1966 No.
235/1965 yang membatalkan putusan Pengadilan Negeri Tanjung Balai tangal
22 Oktober 1964 No. 73/1964. Dalam putusan banding tersebut Pengadilan
Tinggi Medan dalam putusanya dengan mengadili sendiri: “menempatkan adik
dari Pembanding dan Terbanding bernama Maridjo sebagai Tergugat II” yang
sebelumnya bukan sebagai pihak dalam perkara tersebut. Dengan demikian
inti dari Yurisprudensi tersebut adalah Hakim dalam perkara Perdata adalah
harus bersifat pasif sebagaimana dalam asas acara perdata. Dengan demikian
maka Yurisprudensi tersebut tidak relevan dijadikan dasar penolakan eksepsi
terkait kurang pihak tersebut. Dengan demikian maka Tergugat tetap pada
eksepsi terdahulu ;
3)        Bahwa terhadap Replik penggugat dalam eksepsi pada butir 3 halaman 2
Tergugat tidak akan menanggapi lebih dalam dikarenakan Tergugat meyakini
bahwa Tergugat selama ini menguasai tanah yang disengketakan tersebut
secara sah dan turun temurun tanpa putus dan beriktikad baik dari pewaris
KAJIM bin Sumantadama sejak sebelum tahun 1947 dimana KAJIM mulai
menjadi kemit desa dan mendapat hak tanah tersebut sebagai imbalannya.
Hal  tersebut sebagaimana diuraikan dalam jawaban Tergugat pada butir 5)
halaman 5. Berdasar pada pertimbangan a quo maka Penggugat tidak
mempunyai dasar untuk menyatakan bahwa itu adalah warisan yang menjadi
hak Penggugat. Karena tidak berdasar hukum maka Yurisprudensi yang
disampaikan dalam butir ini tidak relevan.  Dengan demikian maka Replik
Penggugat yang menolak eksepsi a quo sudah sepantasnya untuk ditolak;

4)        Terhadap Replik Penggugat yang menolak dalil eksepsi Turut Tergugat salah
alamat dengan berkesimpulan bahwa dengan pengakuan Turut Tergugat yang
hanya menggarap dengan sistem bagi hasil telah membuktikan adanya
hukuman hukum. Namun demikian hubungan hukum antara Tergugat dan
Turut Tergugat tersebut sangat berbeda apabila dikaitkan terhadap dalil yang
dinyatakan oleh Penggugat dalam materi gugatanya bahwa Turut Tergugat
mempunyai hubungan hukum sewa menyewa obyek tanah yang disengketakan
tersebut dengan pihak Tergugat. Hal inilah yang perlu dicermati agar dalil dan
kesimpulan Penggugat tidak menyesatkan dikarenakan hubungan hukum
sewa menyewa secara limitatif telah diatur dalam Pasal 1548 KUHPerdata,
yang menyatakan “Sewa Menyewa ialah suatu perjanjian, dengan
mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada
pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu barang, selama suatu
waktu tertentu dengan pembayaran sesuatu harga, yang oleh pihak
tersebut belakangan itu disanggupi pembayarannya”.;

5)        Tanpa mengesampingkan asas “ ACTORI INCUMBIT PROBATIO” sebagaimana


ini diatur didalam pasal 163 HIR yang menjadi pokok pemeriksaan Perdata,
Penggugat meminjam istilah tempus delicty adalah hanya untuk membantu
sekali lagi hanya untuk membantu menjelaskan pemahaman bahwa peristiwa
hukum sebagaimana dalam materi gugatan Penggugat khususnya pada angka
Romawi I mengenai Kedudukan dan Kepentingan hukum Penggugat
khususnya pada butir 3) beserta turunanya yang tidak menerangkan kapan
terjadinya peristiwa hukum sebagaimana yang didalilkan tersebut. Dengan
demikian sebuah dalil yang berbasis pada suatu kronologi peristiwa hukum
bisa dipahami tanpa ada unsur waktu kapan terjadinya peristiwa tersebut?
Jawabanya tentu tidak !. Karena dalil yang disampaikan oleh Penggugat tanpa
adanya keterangan waktu dan tempat terjadinya peristiwa hukum
tersebut serta letak asli sebagaimana berdasarkan data disertai bukti dan
dukungan yang valid lagi kuat maka dalil penggugat a quo menjadi kabur alias
tidak jelas. Lagi pula Penggugat juga tidak pernah merinci mengenai
terdapat dalam persil berapa sajakah tanah yang diklaim oleh Penggugat
secara keseluruhan yang terdapat dalam daftar letter C No. 634 atas nama
KAJUN dengan luas  total 455 bata (6,370 M2 ). Perincian tersebut adalah
sebagai pedoman guna menjelaskan secara akurat dan tepat mengenai tanah
yang dikuasai oleh Tergugat dalam letter C.No.634 adalah terdapat dalam
Persil 21 dan 22, yang menurut Tergugat adalah sebenarnya atas nama KAJIM.
Sedangkan dalam letter C.No.634 terdapat tiga buah persil yakni persil 18a, 21
dan 22;

DALAM PROVISI
6)        Bahwa Tergugat dan  Turut Tergugat menolak dengan tegas seluruh dalil-dalil
Replik Penggugat dalam Provisi. Oleh sebab itu, mohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan memutuskan “menolak
tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA
7)        Bahwa sebagaimana yang telah Tergugat dan Turut Tergugat kemukakan
dalam eksepsi dan jawaban, mohon dianggap sebagai satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari dalil-dalil duplik dalam pokok perkara ini ;

8)        Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 8 dalam bab Pokok
perkara maka dengan ini Tergugat melalui Duplik ini memberikan tanggapan
atas Replik Penggugat yakni salah satu indikasi kesalahan tulis nama KAJUN
yang sebenarnya adalah KAJIM berkaitn belum baik dan tertibnya pengarsipan
dan administrasi pencatatan tanah oleh Desa adalah dalam data KOHIR yang
merupakan daftar isi dari buku C Desa atau letter C Desa Pasir yang memuat
informasi alamat pemilik obyek/Wajib Pajak tanah. Dalam Kohir tersebut
tercantum nama KAJUM yang seharusnya tertulis KAJIM dengan alamat Blok
Salasa Desa Pasir dengan alamat blok yang sama dengan KAJIM.Dengan
demikiajn Tergugat  tetap pada jawaban Tergugat sebagaimana pada butir 2
sampai dengan butir 7 sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kesatuan
dokumen persidangan ini;

9)        Bahwa dikarenakan dalam duplik ini Tergugat dan Turut Tergugat tetap
sebagaimana butir diatas, maka dengan demikian butir 9 Replik Penggugat
tidak perlu ditanggapi;

10)     Bahwa terhadap Replik Penggugat seabagaimana sebagaimana dalam butir 11


halaman dalam Dupliknya Tergugat sesuai dengan keseluruhan Jawaban
Tergugat sebagaimana yang telah disampaikan dalam Eksepsi dan Jawaban
Tergugat dan Turut Tergugat khususnya pada butir 9) halaman 7
bahwa tergugat beserta segenap ahli waris dari OMO bin KAJIM adalah sah
dan beralasan hukum memiliki hak atas tanah sebagaimana yang terletak dan
tertulis pada Jawaban ini sesuai dengan NOP: 32.12.210.008.006-0030.0
seluas lebih kurang 2.084 M2 dan dan NOP: 32.12.210.008.006-0031.0 seluas
lebih kurang 4.628 M2 dengan total luas lebih kurang 6712 M2  atau seluas
479.42867 Bata kesemuanya adalah kelas 088;

11)     Bahwa terhadap Replik Penggugat sebagaimana dalam butir 12 maka dengan


ini dalam dupliknya  Tergugat tidak perlu menanggapi karena selebihnya
Tergugat tetap sebagaimana dalam Eksepsi dan Jawaban;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka sepatutnyalah apabila


Mejelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat
putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
         Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

1.       Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan


TURUT TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT
terhadap TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaard);
2.       Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;
Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

III. PEMBUKTIAN
A.    Tentang Alat Bukti Dari Penggugat
1)    Alat Bukti Surat/Dokumen
Bahwa dalam menyajikan alat bukti dokumen Penggugat menghadirkan 10
(sepuluh) bukti surat dan ada penambahan sebanyak 5 (lima) bukti surat yang
total berjumlah 15 (lima belas) bukti  Surat.
Bahwa dari 15 (lima belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada
bukti P-1 untuk menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah
terhubung hak hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1
Penggugat tidak didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan
atau setidaknya tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah
dalam persidangan pada perkara a quo.

2)    Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1.      JARMAN
  Mengaku kelahiran tahun 1930 beralamat di Luwiliyang  Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
  Bahwa saksi mengetahui  ada sengketa tanah sekarang yang luasnya sekitar
500 bata;
  Saksi tidak tahu persis kapan SARKEM menggarap tanah, sebelumnya saksi
mengaku tahunya SARKEM punya tanah digarap oleh SASTIYAN sekitar 2
sampai 3 tahun dilanjutkan digarap oleh TARSIH  dan karena SARKEM punya
suami maka sekitar tahun 1970-an lupa tepatnya, tanah tersebut
dikembalikan kepada SARKEM. Kemudian setelah itu masih dalam tahun
1970-an lupa tepatnya  disewakan ke KAJIM sekitar 400 bata ;
  Saksi JARMAN mengaku pernah melihat letter C atas nama SAWEN SARJIM
namun tak pernah melihat Letter C atas nama KAJUN;
  Saksi mengetahui tanah bahwa obyek tanah yang disengketakan oleh Penggugat
adalah tanah Eks-CACAH atau pada zaman sebelum berlakunya Undang-
undang No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria.
Menurut saksi JARMAN bahwa tanah cacah diberikan atas dasar hasil Rapat
Desa dan tidak bisa diwariskan. Apabila pihak pemegang Cacah atau pencacah
sudah tidak sanggup lagi mengurus maka tanah dikembalikan lagi kepada
Desa untuk diadakan rapat penentuan Pemegang Cacah selanjutnya;
  Saksi JARMAN tidak tahu orang yang bernama KAJUN tapi tahu orang yang
bernama KAJIM. Selain itu saksi JARMAN tidak tahu SARKEM punya saudara
laki-laki yang bernama KAJUN;
  Saksi memberikan keterangan bahwa selama ini yang menggarap sawah yang
sekarang disengketakan oleh Penggugat adalah pak KAJIM;
  Menurut keterangan SAKSI JARMAN bahwa KAJIM meninggal sekitar tahun
1980-an;

2.2.      KANTA
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
  Menurut Saksi KANTA bahwa dari KAJIM punya tanah yang dahulunya milik
ayahnya SARKEM;
  Menurut saksi KANTA bahwa tanah yang sekarang disengketakan adalah pada
tahun 1970-an baru dikuasai oleh SARKEM. Kemudian dikelola oleh pak
TASIH. Setelah itu masih tahun 1970-an KAJIM datang ditemani SAKSI KANTA
minta sewa tanah tersebut;
  Saksi Kanta Tidak tahu orang yang bernama KAJUN, saksi menyatakan sebagai
kawan dekat KAJIM sejak kecil;
2.3.      MADA bin SARMAWI
Saksi memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan sebagai berikut:
  Saksi Mada menyampaikan bahwa saksi tahu ada sengketa tanah dan saksi
tahu tanah itu dulu digarap oleh MUSNI yaitu ibunya pak OMO;
  Saksi menerangkan bahwa saksi MADA pernah ngobrol dengan Turut Tergugat
dalam perkara ini yakni CARDA. Dalam percakapan yang tidak diterangkan
waktu dan tempatnya tersebut saksi menyampaikan bahwa Carda sebagai
Turut Tergugat pernah bilang bahwa tanah yang digarapnya tersebut berasal
dari SARKEM;
  Saksi Mada Tidak tahu orang yang bernama KAJUN;
  Saksi Mada menerangkan bahwa SARKEM punya 3 (tiga) saudara yaitu SAJI
dan lainya lupa;

B.    Tentang Alat Bukti  Dari Tergugat


1)    Alat Bukti Surat/Dokumen

KOD NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN BUKTI


E
T.1 Putusan Kasasi Mahkamah Sebagai
Agung tanggal 16 Juni 1971 bantahan  terhadap
No. 305K/Sip/1971 Penggugat
yang   mendalilkan ba
hwa penggugatlah
yang berwenang
untuk menentukan
tentang siapa yang
harus digugat. Dalam
eksepsinya Tergugat
menyatakan bahwa
gugatan Penggugat
adalah kurang
pihak (plurium litis
consortium) dimana
Penggugat tidak
menarik ahli waris
lainya dari bapak
OMO sebagai Pihak
yang harus
digugat.  Yurisprude
nsi tersebut adalah
Mahkamah Agung
Republik Indonesia
dalam putusanya lebih
kepada membatalkan
putusan Pengadilan
Tinggi Medan tanggal
18 Juli 1966 No.
235/1965 yang
membatalkan putusan
Pengadilan Negeri
Tanjung Balai tangal
22 Oktober 1964 No.
73/1964. Dalam
putusan banding
tersebut Pengadilan
Tinggi Medan dalam
putusanya dengan
mengadili
sendiri: “menempatkan
adik dari Pembanding
dan Terbanding
bernama Maridjo
sebagai Tergugat
II” yang sebelumnya
bukan sebagai pihak
dalam perkara
tersebut. Dengan
demikian
Yurisprudensi tersebut
yang dijadikan dasar
oleh Penggugat untuk
membantah gugatan a
quo kurang pihak
justeru semakin
menguatkan dalil
eksepsi Tergugat
mengenai keadaan
kurang pihak. Dengan
demikian maka
Yurisprudensi tersebut
tidak relevan dijadikan
dasar penolakan
eksepsi tersebut.
T.2 Surat Keterangan Kematian Menerangkan bahwa
atas nama OMO MANSUR yang OMO alias OMO
dikeluarkan oleh Kelurahan MANSUR telah
Serua, Kecamatan Bojongsari meninggal dunia pada
Kota Depok Nomor 474.3/02- hari Sabtu, tanggal 2
Pem tertanggal 01 Pebruari Januari 2016 di
2016 Rumah Sakit
Fatmawati. Hal ini
menjadi bukti bahwa
Penggugat telah
menarik seseorang
yang telah meninggal
sebagai PIHAK dan
tentunya tidak bisa
lagi disebut subyek
hukum.
T.3 Surat Keterangan Ahli Waris Surat ini
OMO MANSUR yang membuktikan bahwa
merupakan anak dari KADJIM ahli waris dari OMO
alias KAJIM yang berjumlah 5 alias OMO MANSUR
orang serta diregister di adalah tidak hanya
Kelurahan Serua Nomor Tergugat seorang,
474.3/11-Pem tanggal 3 April namun ada 5 orang.
2017 dan tercatat dalam Selain itu surat ini
register Camat Bojongsari juga membuktikan
Nomor. 474.3/56-Pem tanggal 4 bahwa Tergugat
April 2017. beserta segenap ahli
waris dari OMO alias
OMO MANSUR adalah
cucu dari KAJIM yang
memiliki hak atas
obyek tanah yang
disengketakan.
T.4 Surat KOHIR yang diterbitkan Surat nomor  KOHIR
oleh Dept.Keuangan Dirjen 634 adalah atas nama
Pajak Direktorat Iuran KAJUM dan alamatnya
Pembangunan Daerah adalah di Blok
(IPEDA) yang merupakan daftar SALASA yang
isi dari buku Letter C Desa merupakan alamat
Daftar Ketetapan Pokok dan dan domisili KAJIM.
Pembayaran IPEDA tahun 1984 Hal ini membuktikan
Desa Pasir Kecamatan bahwa telah terjadi
Jatiwangi Kabupaten kekeliruan dalam
Majalengka nomor  KOHIR 634 penulisan baik itu
dalam KOHIR maupun
Letter C Desa
seharusnya kedua
surat tersebut pemilik
hak atau nama wajib
IPEDA tertulis atas
nama KAJIM.
Hal tersebut juga telah
diakui oleh Penggugat
dalam gugatanya
bahwa tergugat
dahulu bersama
kakeknya yakni KAJIM
memang tinggal di
blok SALASA
sebagaimana dalam
KOHIR 634. Dalam
konteks ini Penggugat
sudah benar.
T.5 Letter C Nomor 336 Nama Dalam kolom Sawah
Wajib Ipeda Sawen Sarjim terdapat catatan persil
18a, 21, dan 22
tanggal 20 bulan 1
tahun 1947 dengan
kolom perubahan yang
diteruskan kepada
lembaran Letter 634
yang merupakan
catatan yang
seharusnya nama
wajib IPEDANYA
adalah KAJIM bukan
KAJUN sesuai dengan
KOHIR dalam bukti
T.4. keterangan pada
persil 336 ini jelas
mana yang diwariskan
dan mana yang tidak
sebagaimana dalam
kolom petak TANAH
kering, jelas sekali ada
catatan klausul
perubahan atas dasar
waris sebagaimana
tertulis dalsm kolom
ini diwariskan ke
Persil Nomor 338 dan
876
T.6 Letter C Nomor 634 sesuai Pada letter C terdapat
dengan KOHIR 634 dan sesuai kesesuaian nomor 634
dengan alamat tempat tinggal dengan KOHIR nomor
dalam KOHIR 634 di blok 634 yang beralamat di
SALASAH adalah alamat dan blok SALASAH yang
Domisili KAJIM merupakan tempat
tinggal KAJIM. Hal
tersebut sesuai
dengan nomor persil
22 dan 21 dalam letter
C yang seharusnya
tertulis atas nama
KAJIM, namun
Tergugat tidak pernah
tahu menahu letak
PERSIL 18a
sebagaimana tertulis
dalam Letter C  yang
hingga kini masih
digarap dan dikuasi
atau istilah yang
sesuai dengan itu oleh
ahli waris dari OMO
MANSUR bin KAJIM
sejak sekitar tahun
1947. Dan bukti T.5
ini bersesuaian
dengan bukti T.4

T.7 Buku hasil penelitian Mulai dari halaman 13


tentang KETIMPANGAN s/d 15 buku ini
PENGUASAAN TANAH DI memberikan informasi
JAWA BARAT, merupakan bahwa tanah
hasil penelitian yang ditulis Kacacahan adalah
oleh Endang Suhendar dan tanah yang diberikan
diterbitkan oleh AKATIGA kepada penjaga desa
atau kemit desa
sampai meninggal.
Pemegang Cacah dari
tanah Kacacahan atau
tanah sikep  tersebut
adalah jalur laki-
laki bukan
Perempuan/Wanita
apabila bermaksud
meneruskan hak
mencacah dari tanah
Kacacahan tersebut
dengan persetujuan
pihak Desa. Tanah
Kacacahan tersebut
tidak dapat diperjual
belikan, dan
merupakan hak
pakai serta tanah
Kacacahan tidak dapat
diwariskan karena
pada saat itu
merupakan tanah
komunal hingga
kemudian sampai
pada keberlakuan UU
No.5 Tahun 1960
tentang UU Pokok
Agraria
yang bisa untuk
mendapatkan hak atas
tanah. Berkaitan
dengan keprmiliksn
hak tersebut diberikan
kepada penggarap
terakhir.
T.8 SPPT Nomor. Memberikan bukti
32.12.210.008.000-0209.7/97- bahwa selama ini
01 atas nama KAJIM alamat Tergugat sejak lama
SINDANGWASA  nomor  Persil/ telah dengan iktikad
Blok 21 baik menguasai dan
mengelola
obyek  dengan Nomor
Persil/Blok 21 yang
disengketakan untuk
kurun waktu yang
lama
T.9 SPPT Nomor. Memberikan bukti
32.12.210.008.000-0208.7/97- bahwa selama ini
01 atas nama KAJIM alamat Tergugat sejak lama
SINDANGWASA  nomor  Persil/ telah dengan iktikad
Blok 22 baik menguasai dan
mengelola
obyek  dengan Nomor
Persil/Blok 21 yang
disengketakan untuk
kurun waktu yang
lama
T.10 SPPT dari Pemkab Majalengka Memberikan bukti
NOP. 32.12.210.008.006- bahwa selama ini
0030.0 atas nama OMO tahun Tergugat sejak lama
2016 telah dengan iktikad
baik menguasai dan
mengelola
obyek  untuk kurun
waktu yang lama
T.11 SPPT dari Pemkab Majalengka Memberikan bukti
NOP. 32.12.210.008.006- bahwa selama ini
0031.0 atas nama OMO tahun Tergugat sejak lama
2016 telah dengan iktikad
baik menguasai dan
mengelola
obyek  untuk kurun
waktu yang lama
T.12 Setoran Suksara Desa EX Membuktikan bahwa
CACAH dari Pemerintah Desa tanah a
Sindangwasa berupa Gabah quo merupakan ex
yang sampai saat ini masih cacah yang hak sesuai
dibayar dengan aturan
Kacacahan sampai
keberlakuan UU No. 5
tahun 1960 tentang
pokok agraria

KODE NAMA/JENIS SURAT KEGUNAAN


BUKTI
T.7.1 Kutipan Buku hasil penelitian Mulai dari
tentang KETIMPANGAN halaman 13 s/d 15
PENGUASAAN TANAH DI buku ini
JAWA BARAT, merupakan memberikan
hasil penelitian yang ditulis informasi bahwa
oleh Endang Suhendar dan tanah Kacacahan
diterbitkan oleh AKATIGA adalah tanah yang
diberikan kepada
penjaga desa atau
kemit desa sampai
meninggal.
Pemegang Cacah
dari tanah
Kacacahan atau
tanah
sikep  tersebut
adalah jalur laki-
laki bukan
Perempuan/Wanita
apabila bermaksud
meneruskan hak
mencacah dari
tanah Kacacahan
tersebut dengan
persetujuan pihak
Desa. Tanah
Kacacahan
tersebut tidak
dapat diperjual
belikan, dan
merupakan hak
pakai serta tanah
Kacacahan tidak
dapat diwariskan
karena pada saat
itu merupakan
tanah komunal
hingga kemudian
sampai pada
keberlakuan UU
No.5 Tahun 1960
tentang UU Pokok
Agraria
yang bisa untuk
mendapatkan hak
atas
tanah. Berkaitan
dengan
keprmiliksn hak
tersebut diberikan
kepada penggarap
terakhir.
T.7.2 Buku hasil penelitian Buku ditulis oleh
tentang KETIMPANGAN Endang Suhendar
PENGUASAAN TANAH DI diterbitkan oleh
JAWA BARAT, merupakan AKATIGA Bandung
hasil penelitian yang ditulis tahun 1995 90
oleh Endang Suhendar dan halaman,
diterbitkan oleh AKATIGA Menerangkan
tentang
ketimpangan
tentang
penguasaan tanah
serta asal usul
tanah yang
menimbulkan
konflik pertanahan
di Jawa Barat.
T.7.3 SURAT KETERANGAN BUKU MENERANGKAN
TERBITAN AKATIGA BAHWA buku
tersebut adalah
asli terbitan
AKATIGA Bandung,
karena c
T.14 Surat Keterangan Kepala Desa Menerangkan
Sindangwasa Nomor: bahwa Pemerintah
470/139/Des tanggal 27 April Desa Sindangwasa
2017 belum pernah
membuat
Persyaratan-
persyaratan untuk
mutasi nama dari
Atas Nama OMO ke
Atas nama Saji
pada SPPT No.
0030 persil 006
dan No. 0031 persil
006 Blok
Cilumpang Desa
Sindangwasa
T.15 Surat keterangan Kepala Desa Hal ini
Pasir Noor. 140/248/Des yang membuktikan
menerangkan bahwa KAJIM bahwa KAJIM
pernah tinggal di Desa Pasir memang sesuai
Kecamatan Palasah Kab. bukti T.4
Majalengka merupakan
pencacah atau
penggarap yang
sah dari Obyek
tanah a quo

2)    Alat Bukti Keterangan Saksi


2.1.      SUDAYA
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Majalengka 05 Agustus 1945, alamat Dusun
Margahayu RT. 002 RW 004, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:

  Saksi mengaku sebagai pejabat Desa Pasir  sebelum dimekarkan menjadi dua


Desa yaitu Pasir dan Sindangwasa. Saksi menjadi pejabat Desa Pasir dari
tahun 1978 s/d 1984 adalah sebagi Kepala Dusun (KADUS) pada Blok
Salasah, Desa Pasir, pada saat itu Desa Sindangwasa masih menjadi bagian
dari Desa Pasir yaitu terkenal dengan Dusun POS;
  Pada tahun 1984 s/d 2007 menjabat sebagai Raksa Bumi/ Kepala Urusan
Pemerintahan yang membidangi Pertanahan dan Kependudukan serta PEMILU
di Desa Pasir pasca pemekaran ;
  Saksi Sudaya menerangkan bahwa sejak dari mulai menjabat tahun 1978 saksi
menarik pajak sawah sesuai IPEDA (Iuran Pendapatan Daerah) berdasarkan
KOHIR No. 634 dengan Pokok Ketetapan IPEDA Nomor 3.962 dengan alamat
Wajib Pajak pada Blok Salasah adalah bernama KAJIM tidak ada nama KAJUN
maupun KAJUM;
  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa dari saksi amsih muda hingga menjabat
tidak pernah mendengar ada nama KAJUN;
  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Kacacahan atau Eks CACAH
merupakan tanah garapan yang diberikan oleh Desa kepada seseorang yang
sekiranya mampu untuk mengelola yang sebelum berlakunya Undang-undang
No. Tahun 6 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria;
  Saksi SUDAYA menerangkan bahwa tanah Cacah pada saat berlakunya aturan
KACACAHAN sebelum tahun 1960 adalah tidak bisa diteruskan/diwariskan
kepada pihak saudara perempuan;
  Setahu saksi SUDAYA bahwa buku Induk Letter C Desa sampai dengan
pemekaran tahun 1984 di Desa Pasir hingga mekar Desa Sindangwasa
memang semrawut dan banyak kasuistik kesalahan tulis dalam letter C Desa;
2.2.      ARJA 
Laki-laki, Tempat/Tanggal lahir, Majalengka 05 Pebruari 1939, alamat Dusun
Margahayu RT. 001 RW 001, Desa Pasir, Kec. Palasah, Kab. Majalengka.
Memberikan keterangan dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan
sebagai berikut:
  Saksi menerangkan kenal dengan KAJIM sejak tahun 1950 sebelum saksi
menjadi Hansip;
  Bahwa Saksi ARJA menerangkan menjadi Hansip pada Desa Pasir pada tahun
1965 jauh sebelum pemekaran adanya Desa Sindangwasa;
  Saksi menerangkan bahwa pada tahun 1968 s/d 1978 saksi ARJA menjadi
Polisi Desa/Kepala yang membidangi urusan Pertanahan, kependudukan, dan
Keamanan:
  Saksi ARJA mengenal KAJIM sebagai bapak dari OMO yang tinggal di blok
Salasa tahun 1950 saksi mengetahui KAJIM sudah menggarap sawah eks-
CACAH yang berada di Blok Cilumpang yang sekarang masuk wilayah Desa
Sindangwasa;
  Saksi ARJA menerangkan bahwa selama hidup dan sejak pertama menjabat
tidak pernah mendengar orang yang bernama KAJUN;
  Saksi Arja menerangkan bahwa KAJIM meninggal tahun 1966;

IV. POKOK KESIMPULAN


Berdasarkan uraian dari mulai materi gugatan, jawaban dengan eksepsinya,
Replik Penggugat serta Duplik dari tergugat maupun pembuktian yang sama-
sama telah disaksikan di persidangan baik itu bukti data/dokumen maupun
keterangan para saksi dari masing-masing pihak maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No.
20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka
adalah Error In Persona dan  Kurang Pihak (Plurium Litis
Consortium) karena menarik pihak yang telah meninggal yakni OMO (vide T.
2) sebagai pihak karena orang yang telah meninggal dunia adalah bukan
subyek hukum. Selain itu PENGGUGAT tidak menjadikan segenap ahli waris
sebagai PIHAK tergugat menjadikan gugatan a quo cacat
formil  sebagaimana Putusan MA-RI No.2438.K/Sip/1980 yang
menyatakan: “Gugatan harus dinyatakan tidak dapat diterima, karena tidak
semua ahli waris turut sebagai pihak (Tergugat) dalam perkara;”;, Putusan MA-
RI No.437.K/Sip/1973, tanggal 9 Desember 1975 yang
menyatakan : “Karena tanah-tanah sengketa sesungguhnya tidak hanya
dikuasai oleh Tergugat I Pembanding sendiri tetapi bersama-sama dengan
saudara kandungnya, seharusnya gugatan ditujukan terhadap Tergugat I
Pembanding bersaudara, bukan hanya terhadap Tergugat I Pembanding sendiri,
sehingga oleh karena itu gugatan harus dinyatakan tidak dapat
diterima”; sehingga seharusnyalah gugatan Penggugat dinyatakan TIDAK
DAPAT DITERIMA (Niet Onvankelijk verklaand);

2)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No.


20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka
adalah memasuki masa DALUWARSA HUKUM karena terang
benderang penguasaan obyek tanah a quo oleh Pewaris Pertama hingga oleh
TERGUGAT adalah tak terputus selama lebih dari 50 tahun tidak dapat
diganggu gugat. Hal tersebut didasarkan Pasal 1967 KUHPerdata
menyatakan : “Semua tuntutan hukum, baik yang bersifat kebendaan maupun
yang bersifat perorangan, hapus karena lewat waktu dengan lewatnya
waktu tiga puluh tahun, sedangkan orang yang menunjuk adanya lewat
waktu itu, tidak usah menunjukkan suatu alas hak, dan terhadapnya tak dapat
diajukan suatu tangkisan yang didasarkan pada itikad buruk.”;

3)        Bahwa gugatan Penggugat dalam Perkara Perdata  No.


20/PDT.G/2016/PN.MJL pada Pengadilan Negeri Majalengka
adalah salah alamat karena Turut Tergugat tidak pernah melakukan
hubungan sewa menyewa dengan TERGUGAT, namun Turut Tergugat hanya
menjalankan perintah OMO selaku tergugat sekaligus pemilik ha katas tanah
dan untuk selanjutnya dibiarkan menggarap tanah a quo oleh segenap ahli
waris bapak OMO yang merupakan TIDAK HANYA MUHIDIN;

4)        Bahwa Penggugat menggunakan bukti utama adalah Letter C Nomor: 634 atas
nama KAJUN yang didalilkan oleh penggugat dengan luas  tanah 455 bata
(6,370 m2) sebagaimana dalam bukti P-2. Padahal Dalam letter C desa No.
336 a.n. SAWEN SARJIM (vide Bukti P-3)  secara jelas tertulis 3 (tiga)
bidang  tanah  dengan 3 (tiga) nomor Persil sebagai berikut:
      Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,407
      Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154
      Persil 22, kelas Desa II dengan luas tanah 0,222
Setelah dialihkan ke letter C Desa No. 634 ada perubahan kelas dan luas
tanah menjadi:
      Persil 18a, kelas Desa III dengan luas tanah 0,154  (sebelumnya dalam letter
C No.336 luas tanah adalah 0,407)
      Persil 21, kelas Desa III dengan luas tanah 0,263 (sebelumnya dalam letter C
No.336 luas tanah adalah 0,154)
      Persil 22, kelas Desa III dengan luas tanah 0,222 (sebelumnya dalam letter C
No.336 adalah kelas II)

Dalam letter C Desa perubahan-perubahan kelas dan luas tanah yang tidak
terdokumentasikan secara sah dan jelas tertera dalam dokumen Letter C
tersebut cukup memberikan informasi dan menjadi petunjuk banyaknya
kekeliruan dalam penulisan letter C desa pada saat itu.
Dengan demikian Penggugat tidak jelas dan sangat kabur pada persil yang
mana yang dijadikan obyek sengketa berdasarkan pembagian Persil tersebut
sebagaimana bukti yang diajukan sendiri oleh Penggugat khususnya bukti P-2
dan bukti P-3;

5)        Bahwa dalam upaya  menyambungkan Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN


dengan kepentingan Penggugat maka seolah olah cukup hanya dijembatani
dengan Surat Pernyataan Ahli Waris yang dikeluarkan oleh Desa Sindangwasa
No. 470/381/Des dan register Kecamatan Palasah No.: 470-3/83/Kes
sebagaimana bukti P-1 yang menerangkan Ibu SARKEM yang meninggal
tahun 1978 adalah sebagai Ahli Waris Pengganti dari KAJUN. Hal ini tentunya
tidak bisa berdiri sendiri sebagai akta dibawah tangan. Ternyata dalam fakta
persidangan khususnya dukungan keterangan semua saksi-saksi tidak ada
yang mendukung adanya hubungan darah atau kewarisan antyara SARKEM
denga KAJUN;

6)        Bahwa pada  Letter C atas nama Sawen Sarjim no 336 sebagaimana Bukti P-3


telah tercatat adanya  pengalihan hak tanah sawah di persil 18.a, 21, 22
th,1947 di tulis Go To no.634 ( tidak ditulis waris kepada pihak tertentu dan
manapun, 8b ditulis Waris ke 338, kemudian Persil 12 Waris ke
876. Dengan demikian maka proses pengalihan kepemilikan tanah sawah
persil 18a, 21, dan 22 dari SAWEN SARJIM ke KAJUN (yang
menurut Tergugat sebenarnya KAJIM) bukan berdasarkan
waris, hal ini tentunya menjadi bukti bahwa tanah kacacahan pada saat
itu memang  tidak diwariskan, sesuai aturan pada saat itu. Hal ini
didukung oleh Tidak adanya satupun saksi yang melihat dan mengalami
aturan detail sebelum tahun 1960. Hanya saksi  ARJA (saksi Tergugat) yang
tahu  bahwa Kajim tahun 1950 sudah menggarap Tanah Kacacahan
tersebut (yang sekarang dijadikan objek sengketa). Dengan
demikian  Aturan Penggarapan Tanah Kacacahan pada saat itu ( sebelum
tahun 1960 ) salah satunya  hasil penelitian Bapak Endang Suhendar dalam
bukunya yang berjudul  KETIMPANGAN PENGUASAAN TANAH DI JAWA
BARAT penerbit AKATIGA.

7)        Setelah terbit dan diundangkanya  Undang-undang No. Tahun 6 tahun 1960


tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria khususnya tentang Konversi hak atas
tanah oleh Pemerintah maka hak kepemilikan tanah kacacahan jatuh pada
penggarap terakhir;

8)        Bahwa sebagaimana disebutkan pada bab alat bukti Penggugat, dari 15 (lima
belas) bukti tersebut pada intinya hanya bermodal pada bukti P-1 untuk
menjembatani dari bukti-bukti yang lain agar seolah-olah terhubung hak
hukum Antara penggugat dengan bukti P-2. Dimana bukti P-1 Penggugat tidak
didukung oleh bukti yang lain dan bahkan berseberangan atau setidaknya
tidak sinkron dengan keterangan saksi-saksi yang tersumpah dalam
persidangan pada perkara a quo. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan
tentang kebenaran dari bukti P-1 Penggugat mengenai dokumen yang
dijadikan alas atau dasar pembuatan bukti P-1 Penggugat apakah benar ada
dokumen yang mendukung adanya garis hubungan kewarisan antara SARKEM
kepada KAJUN?;

9)        Bahwa semua saksi yang dihadirkan baik oleh Penggugat maupun Tergugat
tidak ada satu orangpun dari saksi-saksi tersebut yang mengetahui seseorang
yang bernama KAJUN;

10)     Bahwa keempat dari total 5 (lima) saksi yang dihadirkan semua pihak
mengetahui dan ada 3 (TIGA)  yang mengaku kenal orang yang bernama
KAJIM yaitu ARJA dari pihak Tergugat serta  JARMAN dan  KANTA dari pihak
Penggugat;

11)     Bahwa saksi Penggugat yang bernama KANTA dalam keteranganya sebagai


saksi dibawah sumpah diduga telah melakukan serangkaian kebohongan
dimana saksi menyatakan pernah mengantar KAJIM untuk membuat
perjanjian sewa menyewa tanah dengan SARKEM pada sekitar tahun 1970-an.
Padahal KAJIM telah meninggal tepat pada tahun 1966. Hal ini sudah jelas
tidak ada kesesuaian Antara fakta dengan keterangan. Karena secara logika
tidak mungkin ada perbuatan hukum yang dilakukan oleh orang yang telah
meninggal, karena sebab orang yang telah meninggal bukanlah subyek
hukum;  

12)     Bahwa selain hal tersebut terdapat keterangan saksi Penggugat yang


bernama MADA bin SARMAWI yang memberikan keterangan dibawah sumpah
telah menyatakan bahwa Turut Tergugat yakni CARDA pernah mengatakan
pada dirinya bahwa Tanah yang digarapnya yang dikuasai oleh OMO
diteruskan segenap Ahli Warisnya adalah berasal dari SARKEM adalah
bentuk kebohongan yang nyata;

13)     Bahwa Obyek yang disengketakan oleh Penggugat dalam letter C No. 634 atas


nama KAJUN dengan persil 18a, 21, dan 22 adalah nyata-nyata salah
Objek atau setidaknya KABUR. Hal tersebut dikarenakan  :
Objek persil Nomor 18a letak lokasinya berbeda dengan persil Nomor 21
dan persil nomor 22, selain itu Objek persil nomor 18a bukan dimilki /
dikuasai atas nama Omo. Padahal nyata-nyata Penggugat telah menjadikan
dokumen letter C  No. 634 atas nama KAJUN dengan persil 18a,
21, dan 22  sebagai alat bukti utama;

14)     Bahwa memang benar Obyek tanah yang saat ini dikuasai oleh  bapak
OMO  sesuai SPPT luasnya 6712 m2 riwayat asalnya  adalah persil 21 & 22,
namun tidak ada persil 18a yang dalam blok persil tersebut tidak seluruhnya
tanah Kacacahan atau sekarang eks-cacah, namun asalnya adalah
sebagian    milik pribadi keluarga bapak Sumantadama yang merupakan ayah
dari bapak KAJIM. Objek dengan batas :
  sebelah utara         :   sawah milik Rastawi
  sebelah Timur       :   Kali Cilumpang
  sebelah Selatan     :   sawah milik Mada + Eneng
  sebelah Barat        :   jalan

15)     Bahwa sesaat sebelum sidang ditutup pada agenda Pemeriksaan Setempat (PS)
pada hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 Tergugat dan Turut Tergugat melalui
kuasanya menanyakan Antara kesesuaian  obyek riil dengan segenap rincian
sebagaimana dalam Letter C Nomor: 634 atas nama KAJUN yang didalilkan
oleh penggugat dengan luas  tanah 455 bata (6,370 m2) sebagaimana dalam
bukti P-2. Apakah mencakup keseluruhan persil yakni persil nomor 18a,21,
dan 22 maka disitu kuasa hukum PENGGUGAT tidak bisa merinci dan hal ini
menandakan bahwa PENGGUGAT asal dalam mensinkronisasi Antara obyek
riil tanah yang disengketakan dengan bukti dan fakta yang disajikan. Hal ini
tentunya sangat berbahaya bagi kepastian hukum;
16)     Bahwa khusus terhadap bukti P-13 dan P-14 Penggugat nyata-nyata
penggugat telah melakukan perbuatan hokum secara illegal dimana secara
diam-diam telah mengajukan mutasi nama Wajib Pajak terhadap SPPT
Nomor NOP: 32.12.210.008.006-0030.0 dan NOP: 32.12.210.008.006-
0031.0 yang sebelumnya yakni pada tahun 2016 atas nama OMO telah
diganti/dimutasi menjadi nama SAJI. Terhadap perbuatan curang dan
illegal  tersebut Tergugat dan Turut Tergugat memberikan konfirmasi kepada
Kepala Desa Sindangwasa mengenai asal usul dokumen pendukung terhadap
mutasi nama Wajib Pajak tersebut. Terhadap hal sebagaimana dimaksud
Kepala Desa Sindangwasa nomor surat 470/139 Des bertanggal 27 April 2017
yang menerangkan bahwa Desa Sindangwasa tidak pernah memberikan
dokumen pendukung maupun persyaratan apapun guna keperluan mutasi
Wajib Pajak tersebut. Bahwa surat tersebut oleh Tergugat dijadikan bukti
dalam kode bukti T.14. terhadap tindakan curang dan tidak menghormati
proses hu4kum tersebut Tergugat dan Turut Tergugat menghadap pejabat
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Aset Daerah (DPKAD) Kab. Majalengka dan
minta nama Wajib Pajak pada dua SPPT yang telah bermutasi nama SAJI
dikembalikan lagi kepada nama OMO sampai dengan proses hukum
Berkekuatan Hukum Tetap (BHT) sesuai dengan asas kepastian hukum. Dan
akhirnya pihak DPKAD Kabupaten Majalengka bersedia mengembalikan
kembali nama OMO dalam dua SPPT tahun 2017 tersebut yang dikeluarkan
pada tanggal 29 Mei 2017 dan foto copy kedua SPPT yang sudah
kembali  menjadi nama OMO tersebut akan dilampirtkan sebagai hal agar
diketahui oleh yang mulia Majelis Hakim ;

17)     Bahwa menurut perhitungan Tergugat dan Turut Tergugat setelah bersama-


sama melaksanakan Sidang Pemeriksaan Setempat yang dilaksanakan pada
hari Jumat tanggal 19 Mei 2017 luas total tanah yang disengketakan a
quo adalah  4,952 M2 bukan 6,370 m2, dengan demikian maka semakin
menunjukkan kekaburan dari materu gugatan Penggugat;

V. PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian dan paparan serta kesimpulan yang
mendalam tersebut diatas, maka saya mohon dan sudah sepatutnya apabila
Mejelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan membuat
putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI.
1.   Menerima Eksepsi TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT untuk seluruhnya ;
DALAM PROVISI:
2.   Menolak tuntutan Provisi dari Penggugat untuk seluruhnya ;

DALAM POKOK PERKARA.

3.   Menolak gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya terhadap TERGUGAT dan


TURUT TERGUGAT atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan PENGGUGAT
terhadap TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT tidak dapat diterima (Niet
Onvankelijk Verklaard);
4.   Menyatakan bahwa tanah a quo khusus  persil 21 dan 22 sebagaimana adalah
ditetapkan hak bapak OMO almarhum alias yang diteruskan kepada segenap
ahli warisnya;
5.   Menghukum PENGGUGAT untuk membayar biaya perkara ;
Atau apabila yang mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara
ini berpendapat lain mohon kiranya memberikan putusan yang seadil-
adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Saya,
Selaku Kuasa Hukum TERGUGAT dan TURUT TERGUGAT

FUAD ABDULLAH, SH., M.Si

You might also like