Jurnal JJ Thomson - A. Ainur Fadilla

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal.

X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

PERCOBAAN J.J.THOMSON (NISBAH MUATAN LISTRIK e/m)


A. Ainur Fadilla1,a*, Jasdar Agus2,b, dan Rahmaniah3,c
1
Mahasiswa Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
2
Dosen Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar
3
Kepala Laboratorium, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar
andiainurfadilla17@gmail.com
a*

ABSTRACT: An experiment entitled J.J. Thomson was conducted which aims to find out how the
relationship between the accelerator voltage and the elektron beam radius, to determine the
magnitude of e/m for elektron particles based on experimental results and to compare the value of
e/m in the literature with the calculation results and calculate the percent difference. In his
experiments Thomson managed to show that cathode rays are called elektrons. The tools and
materials used in this experiment are tube beams, Helmholtz coils, power supply, digital multimeter
and connecting cables. This experiment is related to the determination of the value of the ratio of
elektrons (e) and mass of elektrons (m) which can be obtained by measuring the cathode ray radius
(r) at each value of the Helmholtz coil current (I) with several values of accelerating voltage (V). In
this experiment it can be concluded that the elektron accelerator voltage causes elektrons to be
released from the cathode and attracted by the magnetic field generated by the Helmholtz coil. The
trajectory of elektrons is circular due to the direction of the velocity of the elektrons being deflected
by a magnetic field from the Helmholtz coil so that it gets a centripetal force at its speed.

ABSTRAK: Telah dilakukan percobaan yang berjudul J.J. Thomson yang bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas elektron, untuk
menentukan besarnya e/m untuk partikel elektron berdasarkan hasil percobaan dan untuk
membandingkan nilai e/m secara pustaka dengan hasil perhitungan dan menghitung persen
perbedaannya. Pada percobaannya Thomson berhasil menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan
partikel-partikel yang jauh lebih ringan daripada atom yang disebut elektron. Alat dan bahan yang
digunakan pada percobaan ini yaitu, balok tabung, kumparan Helmholtz, power supply, digital
multimeter dan kabel penghubung. Percobaan ini dihubungkan dengan penentuan nilai
perbandingan elektron (e) dan massa elektron (m) dapat diperoleh dengan mengukur jari-jari sinar
katoda (r) pada setiap nilai arus kumparan Helmholtz (I) dengan beberapa nilai tegangan
pemercepat (V). Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa tegangan pemercepat elektron
mengakibatkan elektron terlepas dari katoda dan ditarik oleh medan magnet yang dihasilkan oleh

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

1
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

kumparan Helmholtz. Lintasan elektron berbentuk lingkaran akibat arah kecepatan elektron
dibelokkan oleh medan magnet dari oleh kumparan Helmholtz sehingga mendapatkan gaya
sentripetal pada lajunya.

Kata Kunci: Elektron, Percobaan e/m, sinar katoda, medan magnet, kumparan helmholtz.

PENDAHULUAN
Percobaan e/m ialah percobaan yang dilakukan oleh seorang fisikawan bernama J.J
Thompson pada tahun 1897. Percobaan e/m dilakukan dengan menggunakan tabung sinar
katoda yang dihubungkan dengan arus dan tegangan, di dalam tabung terdapat dua
elektroda, yaitu anoda sebagai elektroda positif dan katoda sebagai elektroda negatif.
Kedua elektroda ini dipasang dengan tegangan tertentu, sehingga terdapat suatu partikel
yang tereksitasi, yang ditunjukkan dengan sinar berpendar yang tampak dalam tabung
tersebut yang membawa energi dan bergerak dari katoda ke anoda. Diketahui, bahwa
partikel tersebut bermuatan negatif dan disebut dengan elektron dan sebagai partikel
negatif, elektron akan mempengaruhi arus yang dihasilkan. Lebih jauh lagi, ketika terdapat
medan magnetik dengan kekuatan tertentu yang dihasilkan oleh kumparan helmholtz,
elektron memasuki medan magent, maka arah kecepatan elektron akan tegak lurus terhadap
arah medan magent, sehingga terlihat pancaran berkas seperti berbentuk lingkaran dengan
jari-jari tertentu sebagai lintasan elektron yang dilalui. Prinsip percobaan e/m yang
dilakukan oleh J.J Thomon ini ialah ketika suatu elektron berada dalam suatu area yang
dipengaruhi oleh medan magnet, maka elektron tersebut mengalami penyimpangan atau
dibelokkan.
Model struktur atom pertama adalah yang dikemukakan oleh J.J. Thomson yang
telah terkenal karena keberhasilannya mencirikan elektron dan mengukur nisbah muatan
terhadap massa elektron. Model atom Thomson ini berhasil memperjelas sifat-sifat atom
seperti ukuran, massa, jumlah elektron dan kenetralan muatan elektrostatik. Pada model ini,
sebuah atom dipandang mengandung Z elektron yang dimasukkan dalam suatu bola
bermuatan positif seragam. Muatan positif total bola adalah Ze, massanya pada dasarnya
adalah massa atom karena massa elektron terlalu ringan sehingga tidak banyak
mempengaruhi massa atom, serta jari-jari R bola ini adalah jari-jari atom pula. Model ini
seringkali dikenal dengan nama model kue “puding prem” atau pulm pudding, karena

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

2
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

elektron-elektron tersebar di seluruh atom seperti halnya kismis yang tersebar di dalam kue
puding prem atau roti kismis (Rahman, 2018). Thomson mengukur dan mendapatkan suatu
nilai yang tidak bergantung pada bahan katodanya dan sisa gas di dalam tabung. Hal inilah
yang kemudian membuat Thomson dipandang sebagai penemu partikel subatom atau
elektron (Krane, 1992).
Pada tahun 1897 J.J. Thomson menyelidiki perilaku sinar katoda. Sinar katoda
adalah aliran elektron-elektron yang keluar dari katoda dan masuk ke anoda. Pada
percobaannya, Thomson berhasil menunjukkan bahwa sinar katoda merupakan partikel-
partikel yang jauh lebih ringan dari pada atom dan berada di semua bentuk benda. Hal ini
ditunjukkan dengan menentukan perbandingan muatan per massa elektron. Partikel yang
menjadi bagian dari sebuah atom tersebut dinamakan elektron. Interaksi medan magnet
seragam dengan elektron yang bergerak menghasilkan lintasan elektron. Hal ini
dikarenakan elektron mengalami gaya akibat medan magnet. Pada percobaan ini, medan
magnet berasal dari kumparan koil Helmholtz yang menghasilkan medan seragam. Tabung
berisi helium dilengkapi dengan senapan elektron dan pelat difeleksi (Nuryadin, 2018).  
Menurut Hidayat (2004), nama elektron diusulkan oleh G. J. Stony. Penemuan
elektron dimulai dari eksperimen yang dilakukan oleh J. J. Thomson (1897) dengan tabung
sinar katoda. Berdasarkan eksperimen tersebut, perbandingan antara muatan listrik dengan
masa sinar katoda dapat ditentukan. Sinar katoda ini merupakan pancaran elektron. Adapun
hasil eksperimennya sebagai berikut:
e 11 C
=1,76 × 10 ¿1)
m Kg
Pengukuran nilai muatan elektron (e) dapat dapat diketahui setelah percobaan yang
dilakukan oleh J J. Thomson, yaitu dengan menggunakan peralatan tabung sinar katoda
yang dilengkapi dengan medan listrik dan medan magnet. Tabung sinar katoda adalah
tabung hampa udara yang dibuat dengan memanfaatkan teknik pevakuman Geisler yang
dapat memancarkan elektron dalam bentuk sinar katoda ketika saklar dihubungkan.
Percobaan ini dilakukan oleh Julius plocker. Penentuan nilai perbandingan elektron (e) dan
massa elektron (m) dapat diperoleh dengan mengukur jari-jari sinar katoda (r) pada setiap
nilai arus kumparan Helmholtz (I) dengan beberapa nilai tegangan pemercepat (V). adapun
rasio massa terhadap muatannya memiliki orde 1000 kali lebih kecil dibandingkan ion yang
paling ringan yaitu ion hidrogen. Hubungan antar ketiganya dapat diketahui dari sifat-sifat

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

3
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

kumparan Helmholtz yang menyebabkan adanya gaya sentripetal yang membuat lintasan
elektron berbentuk lingkaran dari gaya linear yang timbul akibat beda potensial antara
katoda dengan anoda. Berbeda dengan percobaan yang telah dilakukan oleh Thomson,
eksperimen ini mencoba untuk membuktikan kembali hubungan-hubungan tersebut (Yusuf
dkk, 2015).
Menurut Patty (2015), filamen panas akan melepaskan elektron-elektron katoda,
dan ketika diberikan beda potensial maka elektron-elektron bergerak dipercepat menuju
anoda . Elektron dengan masa m dan muatan e, setelah dipercepat dengan beda potensial
Va akan bergerak dengan kecepatan sebesar V sehingga energi potensial diubah menjadi
energi kinetik sebesar:
2
1 2 e v
mv =eV a → = (2)
2 m 2 Aa

Gambar 1: Cara Kerja Pelepasan Elektron dari Katoda Ke Anoda


(Sumber: Patty, 2015)
Menurut Patty (2015), bila elektron bergerak dengan kecepatan v berada di dalam
medan magnet B, maka elektron tersebut akan mengalami gaya Lorentz seperti yang
tampak pada gambar 2 sebesar:

FL = Bev (3)

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

4
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

Gambar 2: Elektron Bergerak dalam Medan Magnet B


(Sumber: Patty, 2015)
Menurut Patty (2015), gaya Lorentz ini menyebabkan elektron bergerak melingkar,
dengan gaya sentripetal yang bekerja padanya, sehingga:
2
mv
=Bev (4)
r

atau
e
v= Br (5)
m
jika persamaan di atas digabungkan maka menjadi:
e 2Va
= (6)
m B2 r 2
Menurut Debyana (2008), besarnya medan magnet yang dibangkitkan oleh
kumparan Helmholtz bergantung pada arus (I) yang melewatinya, menurut persamaan yaitu
sebagai berikut:
B=kI (7)
dengan k merupakan suatu konstanta yang nilainya tergantung pada kumparan yang
digunakan yaitu sebagai berikut:
8 μ0
k =N
5b√ 5
(8)
Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang pertama kali ditemukan.
Elektron tersebut ditemukan oleh Joseph John Thompson pada tahun 1897. Elektron
ditemukan dengan menggunakan tabung kaca yang bertekanan sangat rendah yang tersusun
oleh plat logam sebagai elektroda pada bagian ujung tabung dan katoda sebagai elektroda
dengan kutub negatif dan anoda, elektroda dengan kutub positif (Santoso, 2003).
Listrik bertekanan tinggi yang dialirkan melalui plat logam mengakibatkan adanya
sinar yang mengalir dari katoda menuju anoda yang disebut sinar katoda. Tabung kaca
bertekanan rendah ini selanjutnya disebut tabung sinar katoda. Adanya sinar katoda

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

5
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

membuat tabung menjadi gelap. Sinar katoda tidak terlihat oleh mata akan tetapi
keberadaannya terdeteksi melalui gelas tabung yang berpendar akibat adanya benturan sinar
katoda dengan gelas tabung kaca. Joseph John Thomson selanjutnya melakukan penelitian
untuk menentukan perbandingan harga muatan elektron dan massanya (e/m). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sinar katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dn medan
magnet (Fanani, 2020.

Gambar 3: Peralatan Thomson untuk menentukan harga e/m


(Sumber: Patty, 2015)
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan percobaan J.J Thomshon dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tegangan pemercepat dengan jejari berkas
elektron, untuk menentukan besarnya e/m untuk partikel elektron berdasarkan hasil
percobaan dan untuk membandingkan nilai e/m secara pustaka dengan hasil perhitungan
dan menghitung persen perbedaannya.
METODE PENELITIAN
Praktikum eksperimen JJ Thomson (Nisbah Muatan Listrik e/m) dilaksanakan pada
hari Rabu, 26 Oktober 2022, pada pukul 10.00 – 11.00 WITA, bertempat di Laboratorium
Fisika Optik, Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
Alat dan komponen yang digunakan dalam percobaan ini yaitu balok tabung dengan
soket 1 buah, kumparan Helmholtz (satu pasang), power supply 0-600 (1 buah), power
supply universal (1 buah), multimeter digital (2 buah), kabel penghubung, 4 mm, 32 A,
merah, 1 = 10 cm (1 buah), kabel penghubung, 4 mm, 32 A, biru, 1 = 10 cm (1 buah), kabel

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

6
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

penghubung, 4 mm, 32 A, merah, l = 75 cm (5 buah), kabel penghubung, 4 mm, 32 A, biru,


1 = 75 cm (3 buah) dan kabel penghubung, 4 mm, 32 A, kuning, 1 = 75 cm (3 buah).
Prosedur kerja pada percobaan ini adalah menyusun rangkaian percobaan seperti
gambar dibawah ini:

Gambar 4. Rangkaian Percobaan J.J Thomson


Selanjutnya menyalakan power supply dan multimeter, lalu mengatur jumlah tegangan atau
beda potensial yang akan diberikan (konstan) kemudian mencatat nilai arus untuk setiap
orde yaitu 0,05 m, 0,04 m, 0,03 m dan 0,02 m. Lakukan hal yang sama dengan tegangan
yang berbeda sampai mencapai data ke-5. Setelah pengambilan data selesai, langkah
selanjutnya yaitu menonaktifkan multimeter dan power supply kemudian mencabut kabel
colokan yang tersambung dengan sumber arus listrik agar tidak ada lagi arus yang mengalir
pada rangkaian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan
N = 154 lilitan a = 20 cm µ0 = 4π x 10-7 Wb/Am2

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

7
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

No V(Volt) r=0,05 m r=0,04 m r=0,03 m r=0,02 m


I(A) I(A) I(A) I(A)
1 100 0,93 1,123 1,448 2,613
2 150 1,1 1,394 1,897 3,102
3 200 1,297 1,593 2,39 3,424
4 250 1,476 1,919 1,646 3,878
5 300 1,675 2,058 2,8116 0

Tabel 2. Hasil Analisis Data Nilai e/m


No V(Volt) r=0,05 m r=0,04 m r=0,03 m r=0,02 m
e e e e
m m m m
1 100 1,931 x 1011 2,069 x 1011 2,213 x 1011 1,529 x 1011
2 150 2,070 x 1011 2,014 x 1011 1,934 x 1011 1,627 x 1011
3 200 1,986 x 1011 2,057 x 1011 1,624 x 1011 1,781 x 1011
4 250 1,917 x 1011 1,772 x 1011 4,281 x 1011 1,735 x 1011
5 300 1,786 x 1011 1,848 x 1011 1,761 x 1011 0

Tabel 3. Hasil Analisis Data % perbedaan


No V(Volt) r=0,05 m r=0,04 m r=0,03 m r=0,02 m
% perbedaan % perbedaan % perbedaan % perbedaan
1 100 9,74 % 17,6 % 25,7 % 13,1 %
2 150 17,7 % 14,5 % 9,90 % 7,52 %
3 200 12,8 % 16,9 % 7,68 % 1,20 %
4 250 8,92 % 0,68 % 143,2 % 1,38 %
5 300 1,49 % 5,05 % 0,05 % 0

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

8
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

Analisis Data
1. Menentukan e/m hitung
a. Penentuan e/m hitung (data pertama, I= 0,93 A, r =0,05 m) :
3 2
e 2 V (5 /4 ) a
=
m ( μ0 INR )
2

3 2
e 2( 100) ( 5/ 4 ) (0,2)
=
m ( ( 4 π x 10−7 ) ( 0,93 )( 154 ) (0,05) )2

e 15,625
=
m 8,097 ×10−11
e
=1,931 ×1011
m

b. Penentuan e/m hitung (data pertama, I = 1,123 A, r =0,04 m) :


3 2
e 2 V (5 /4 ) a
=
m ( μ0 INR )
2

e 2(100) ( 5/4 )3 (0,2)2


=
m ( ( 4 π x 10−7 ) ( 1,123 ) ( 154 ) ( 0,04) )2

e 15,625
=
m 7,556 ×10−11
e
=2,069× 1011
m
c. Penentuan e/m hitung (data pertama, I = 1,448 A, r =0,03 m) :
3 2
e 2 V (5 /4 ) a
=
m ( μ0 INR )
2

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

9
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

3 2
e 2(100) ( 5/4 ) (0,2)
=
m ( ( 4 π x 10−7 ) ( 1,448 ) ( 154 )(0,03) ) 2

e 15,625
=
m 7,067 ×10−11
e
=2,213× 1011
m
d. Penentuan e/m hitung (data pertama, I = 2,613 A, r =0,02 m) :
3 2
e 2 V (5 /4 ) a
=
m ( μ0 INR )
2

e 2(100) ( 5/4 )3 (0,2)2


=
m ( ( 4 π x 10−7 ) ( 2,613 ) ( 154 )(0,02) ) 2

e 15,625
=
m 1,022 ×10−10
e 11
=1,529 × 10
m
2. Menentukan persen perbedaan
a. Penentuan persen perbedaan (data pertama, I = 0,93 A, r =0,05 m):

| |
e e
pustaka− h itung
m m
% Perbedaan= × 100 %
e
pustaka
m

¿
| 1,76 ×1011−1,931 ×1011
1,76 x 10 11
×100 %
|
¿|0,0974|×100 %

¿ 9,74 %

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

10
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

b. Penentuan persen perbedaan (data pertama, I = 1,123 A, r =0,04 m):

| |
e e
pustaka− h itung
m m
% Perbedaan= × 100 %
e
pustaka
m

| |
11 11
1,76 ×10 −2,069 ×10
¿ 11
× 100 %
1,76 x 10
¿|0,176|× 100 %
¿ 17,6 %

c. Penentuan persen perbedaan (data pertama, I = 1,448 A, r =0,03 m):

| |
e e
pustaka− h itung
m m
% Perbedaan= × 100 %
e
pustaka
m

¿ | 1,76 ×1011−2,213 ×1011


1,76 x 1011
× 100 % |
¿|0,257|× 100 %

¿ 25,7 %

d. Penentuan persen perbedaan (data pertama, I = 2,613 A, r =0,05 m):

| |
e e
pustaka− h itung
m m
% Perbedaan= × 100 %
e
pustaka
m

¿
| 1,76 ×1011−1,529 ×1011
1,76 x 1011
× 100 %
|
*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

11
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

¿|0,131|×100 %

¿ 13,1 %

Grafik

Grafik Hubungan Antara Tegangan dan


Arus dengan Jari-Jari 0,05
1.8
1.6
1.4 f(x) = 0.0034 x + 0.56
1.2 R² = 0.98972602739726
Arus (A)

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
50 100 150 200 250 300 350

Tegangan (V)

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Arus dengan Jari-Jari 0,05

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

12
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

Grafik Hubungan Antara Tegangan dan


Arus dengan Jari-Jari 0,04
2.5

2
f(x) = 0.0048 x + 0.6
R² = 0.972972972972973
Arus (A)

1.5

0.5

0
50 100 150 200 250 300 350

Tegangan (V)

Gambar 2. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Arus dengan Jari-Jari 0,04

Grafik Hubungan Antara Tegangan dan


Arus dengan Jari-Jari 0,03
3
2.5
f(x) = 0.0052 x + 0.94
Arus (A)

2
R² = 0.524844720496894
1.5
1
0.5
0
50 100 150 200 250 300 350

Tegangan (V)

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Arus dengan Jari-Jari 0,03

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

13
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

Grafik Hubungan Antara Tegangan dan


Arus dengan Jari-Jari 0,02
4
3
Arus (A)

f(x) = − 0.009 x + 4.38


2 R² = 0.222821302816901
1
0
50 100 150 200 250 300 350

Tegangan (V)

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Tegangan dan Arus dengan Jari-Jari 0,02

Pembahasan
Prinsip kerja dari percobaan J.J Thomson adalah dengan memanfaatkan penembak
electron untuk menambahkan electron ke dalam vakum. Kemudian lintasan dari electron
tersebut yang sebelumnya merupakan garis lurus, lintasan berubah enjadi lingkaran akibat
medan magnet yang ditimbulkan oleh kumparan Helmholtz yang diberikan kuat arus
listrik. Eksperimen yang dilakukan oleh J.J. Thomson adalah membuktikan bahwa terdapat
partikel yang jauh lebih ringan dari pada atom dan berada di semua material penyusun
benda. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbandingan muatan per massa elektron (e/m).
Partikel yang menjadi bagian dari sebuah atom tersebut dinamakan elektron. Model atom
Thomson ini berhasil menerangkan banyak sifat atom yang diketahui seperti ukuran, massa,
jumlah elektron dan kenetralan muatan elektrik.
Sinar yang pratikan lihat dari bola vakum tersebut adalah sinar berbentuk spiral atau
bulat, diakibatkan oleh kumparan Helmholtz di sekeliling bola vakum tersebut. Sehingga
disini teradi gaya Sentripetal dan gaya Lorentz. Berdasarkan data hasil percobaan,
diperoleh hasil e/m elektron. Nilai yang kita peroleh ini bisa diperoleh secara analitik dan
secara grafik. Kemudian dibandingkan keduanya. Nilai tegangan berpengaruh besar
terhadap besarnya jari-jari lingkaran sehingga berpengaruh terhadap nilai e/m. Semakin
besar nilai tegangan, maka lingkaran semakin besar, nilai e/m semakin kecil. Ini terjadi
karena semakin besar tegangan yang diberikan, lingkaran yang merupakan lintasan yang
akan dilalui elektron semakin besar pula, sehingga pergerakan elektron semakin melambat.

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

14
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

Sebab itulah nilai e/m menjadi semakin kecil. Nilai e/m yang diperoleh pada percobaan ini
dapat dikatakan tidak sesuai dengan teori karena % perbedaanya sangat besar yakni
berkisar antara 0,05% - 143,2%.
Pada Percobaan ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya besarnya
%error pada percobaan ini yaitu karena adanya paralaks (kesalahan penglihatan) saat
melakukan pembacaan diameter lingkarandengan menggunakan bantuan alat ukur sebab
berada dalam sebuah kotak hitam pada set praktikum dan juga kesalahan pada proses
kalibrasi medan magnetik sebab tidak dilakukan menurut prosedur kerja. Kesalahan juga
bisa terjadi karena human error dimana tidak membuat rangkaian percobaan tanpa
menggunakan tabung dan hanya ada kumparan Helmholtz yang dimaksudkan untuk
mengukur medan magnet yang dihasilkan.Pada analisis grafik menunjukan data yang dapat
disimpulkan bahwa semakin besar jejari berkas elektron pada kumparan helmholtz maka
arus yang terukur semakin kecil, begitupun sebaliknya semakin rendah jejari berkas
elektron pada kumparan helmholtz maka semakin besar arus yang terukur. Pada percobaan
ini, jika jejari berkas elektron pada kumparan helmholtz semakin rendah, maka arus
semakin besar. Namun, untuk pengukuran arusnya terbatas, ini disebabkan karena partikel
di sini memiliki batas maksimum dalam pengukuran arusnya, sehingga jika telah
mencapai batas maksimum, maka akan kembali ke bentuk awal atau dengan kata
lain akan bernilai 0 (nol).

SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
tegangan pemercepat elektron mengakibatkan elektron terlepas dari katoda dan ditarik oleh
medan magnet yang dihasilkan oleh kumparan Helmholtz. Lintasan elektron berbentuk
lingkaran akibat arah kecepatan elektron dibelokkan oleh medan magnet dari oleh
kumparan Helmholtz sehingga mendapatkan gaya sentripetal pada lajunya.
Besarnya jari-jari berkas elektron berbanding lurus dengan tegangan pemercepat dan
berbanding terbalik dengan arus anoda. Lintasan yang berbentuk lingkaran tersebut akan
berubah menjadi lebih kecil jika diberikan beda potensial tetap dan arus dinaikan, dan
Lintasan yang berbentuk lingkaran tersebut akan berubah menjadi lebih besar jika diberi
kuat arus tetap dan beda potensial dinaikkan.

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

15
Jurnal Sains Fisika (2022) Vol. : Hal. X-XX

JURNAL SAINS FISIKA


Prodi Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/sainfis

DAFTAR PUSTAKA
Debyana S. (2008). Menentukan Medan Magnet Bumi Dengan Menggunakan Kumparan
Helmholtz Dan Solenoida. Skripsi: UKRIM. 2008.
Fanani, F. (2020). Rancang bangun monitoring profil berkas elektron menggunakan
Cathode Ray Tube (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim).
Hidayat S. (2004). Lilik. Kamus Fisika Bergambar. Bandung: Pakar Raya.
Krane S.,Kenneth. (1992). Fisika Modern.Jakarta: Universitas Indonesia.
Nuryadin, A., & Khan, A. H. (2018). Fisika Kuantum. Samarinda: Mulawarman University
PRESS.
Patty, dkk. (2015). Pengukuran E/m Elektron Menggunakan Tabung Televisi (TV) dan
Kumparan Helmholtz. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1(1).
Rahman, A. (2018). Simulasi Atom Hidrogen Berdasarkan Atom Klasik Menggunakan
Eclipse.
Santoso, dkkk. (2003). Petunjuk Praktikum Fisika Modern. Yogyakarta: USD.
Yusuf, dkk. (2015). Pengembangan perangkat pembelajaran Fisika Modern berbasis
media laboratorium virtual berdasarkan paradigma pembelajaran abad 21 dan
Kurikulum 2013. Pancaran Pendidikan, 4(2), 189-200.

*corresponding author
email: andiainurfadilla17@gmail.com
DOI:

16

You might also like