Professional Documents
Culture Documents
Enclaving Atas Tanah Hak Guna Usaha Sebagai Sumber
Enclaving Atas Tanah Hak Guna Usaha Sebagai Sumber
Mas Guntur Wiraprana dan Program Studi Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana
Martin Roestamy Universitas Djuanda Bogor
Jl. Tol Ciawi No. 1, Kotak Pos 35, Bogor 16720.
Korespondensi : Mas Guntur W, Tel. 081382026433
e-mail : masgunturwiraprana@gmail.com
Jurnal Abstract : The purpose of this research is: 1) To know and analyze about enclaving
Living Law, on the cultivation rights title as a land source for low-income people housing
Vol. 11, No. development, 2) To know and analyze the role of the regional government in spatial
1,
planning organizing on cultivation rights title of the enclave of the land as a land
2019
hlm. 34-49 source for low-income people housing development.This research use normative legal
research method with qualitative approach. The results of this research is: 1)
enclaving on the prolongation or renewal of the cultivation rights title can be used as
a land source for the housing development for low-incomwe people, with a terms that
its still concerned with the suitability and design on the spatial planning in that area,
2) regional governments as the representatives of the state in the regions authorized
in planning, utilizing and controlling spatial in their regions, especially on the
regional spatial planning policies, granting licenses, and giving punishment to anyone
who violating the regional regulations. enclaving on the cultivation rights title as a
land source for low-income people housing development must suitable with the
spatial allocation that allows housing / flats to be built.
pemilikan dan penguasaan tanahnya sudah dikonsepsikan sebagai norma, kaidah, asas
tidak sesuai dengan tujuan pemberian atau dogma-dogma. Tahap penelitian
haknya. yuridis normatif, menggunakan studi
Berdasarkan data Badan Pusat kepustakaan, doktrin serta mencakup
Statistik, luas lahan perkebunan besar di Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Indonesia pada tahun 2015 sebesar Peraturan Menteri dan Peraturan Daerah.
7.621.900 Ha1, dari jumlah tersebut tidak Teknik pengumpulan data yang
semua lahan tertanami, banyak lahan-lahan digunakan dalam penelitian ini adalah
yang penggunaan, pemanfaatan, pemilikan melalui penelaahan data terhadap literatur
dan penguasaan tanahnya sudah tidak tertulis yang diperoleh dari peraturan
sesuai dengan tujuan pemberian haknya perundang-undangan, buku teks, jurnal,
misalnya dikuasai masyarakat sebagai hasil penelitian, dan lain-lain.
bangunan rumah tinggal, fasilitas sosial Pengumpulan data dilakukan secara
serta fasilitas umum, tanahnya tidak kualitatif, dengan menggunakan literatur
ditanami, ataupun tanahnya diterlantarkan tertulis, namun tidak menutup
oleh pemegang hak. Lahan-lahan tersebut kemungkinan untuk mempergunakan
dapat dijadikan sebagai sumber pengelolaan data secara kuantitatif sebagai
penyediaan tanah bagi pembangunan data penunjang.
perumahan MBR dengan terlebih dahulu Dalam penelitian ini, penulis
mengeluarkan (enclaving) tanah tersebut menganalisis data secara kualitatif yaitu
dari Hak Guna Usaha yang dimiliki dengan penguraian deskriptif analisis dan
pemegang hak. preskriptif, selain itu ada penggunaan data
Setelah melihat uraian latar belakang dan analisis kuantitatif yang digunakan
masalah tersebut diatas maka penulis hanya sebagai pendukung dari analisis
dalam penelitian ini mengambil judul kualitatif.
tentang: “ENCLAVING ATAS TANAH HAK Lokasi yang dijadikan tempat
GUNA USAHA SEBAGAI SUMBER TANAH penelitian adalah di Kabupaten Bogor.
UNTUK PEMBANGUNAN PERUMAHAN
BAGI MBR DIKAITKAN DENGAN PEMBAHASAN
PENATAAN RUANG”. Pasal 2 ayat (1) UUPA mengatakan
Dari uraian latar belakang masalah di bahwa atas dasar ketentuan Pasal 33 ayat
atas, maka identifikasi masalah dalam (3) UUD 1945 Maka bumi air dan ruang
penelitian ini adalah: angkasa, termasuk kekayaan alam yang
1. Bagaimana enclaving atas tanah Hak terkandung di Negara Indonesia pada
Guna Usaha sebagai sumber tanah tingkatan tertinggi dikuasai oleh Negara,
untuk pembangunan perumahan bagi sebagai organisasi kekuasaan seluruh
Masyarakat Berpenghasilan Rendah? rakyat.
2. Bagaimana peran Pemerintah Daerah Pengertian “penguasaan” dapat
dalam penyelenggaraan penataan diartikan dalam arti fisik, juga dalam arti
ruang atas tanah enclave Hak Guna yuridis. Juga beraspek privat dan beraspek
Usaha sebagai sumber tanah untuk publik. Penguasaan dalam arti yuridis ialah
pembangunan perumahan bagi penguasaan yang dilandasai hak, yang
Masyarakat Berpenghasilan Rendah? dilindungi oleh hukum dan pada umumnya
memberi kewenangan kepada pemegang
METODE PENELITIAN hak untuk menguasai secara fisik tanah
Penelitian ini menggunakan metode yang dihaki, misalnya pemilik tanah
pendekatan yuridis normatif, yaitu hukum mempergunakan atau pihak mengambil
1 Luas Tanaman Perkebunan Besar Menurut
2) Badan hukum yang didirikan menurut kepada Negara dalam batas waktu yang
Hukum Indonesia dan berkedudukan ditetapkan.
di Indonesia. Kata enclave berasal dari berasal dari
Perolehan tanah HGU dapat berasal bahasa latin yaitu inclavatus yang artinya
dari: terkurung/terkunci, sedangkan dalam
a) Tanah Negara; bahasa Inggris enclave adalah “A tract of
land or a territory inclosed within another
b) Tanah Hak;
territory of which it is independent”. Dalam
c) Tanah Ulayat; KBBI Daring sendiri pengertian enklave
d) Kawasan Hutan Negara; dan adalah daerah (wilayah) budaya yang
e) Hak Pengelolaan Transmigrasi. terdapat di dalam wilayah budaya lain.
Tahapan Pemberian HGU adalah Dengan kata lain enclave adalah suatu
sebagai berikut: daerah bebas yang berada didalam daerah
lain.
a. pengukuran bidang tanah;
Pemerintah dapat memberikan
b. permohonan hak;
perpanjangan/pembaruan HGU di atas
c. pemeriksaan tanah; bidang tanah yang sama kepada pemegang
d. penetapan hak; dan HGU. Perpanjangan/pembaruan tersebut
e. pendaftaran hak. dapat dilakukan apabila memenuhi
Beberapa faktor-faktor yang persyaratan:
menyebabkan hapusnya HGU yang a. Pemegang hak masih memenuhi syarat
mengakibatkan tanahnya kembali menjadi sebagai pemegang HGU;
tanah Negara adalah: b. Tanahnya masih dipergunakan dan
a. Berakhirnya jangka waktu yang diusahakan dengan baik sesuai dengan
ditetapkan dalam keputusan keadaan, sifat dan tujuan pemberian
pemberian dan perpanjangan. hak yang bersangkutan;
b. Dibatalkan oleh pejabat yang c. Penggunaan tanahnya masih sesuai
berwenang sebelum jangka waktunya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
berakhir karena tidak dipenuhinya setempat.
kewajiban-kewajiban pemegang hak d. Tanahnya tidak termasuk dalam
atau dilanggarnya ketentuan- database tanah terindikasi terlantar;
ketentuan yang telah ditetapkan dalam dan/atau
keputusan pemberian hak, dan adanya e. Tanahnya tidak dalam perkara di
putusan pengadilan yang telah lembaga peradilan, dan tidak
mempunyai kekuatan hukum tetap. diletakkan sita atau blokir/status quo.
c. Dilepaskan secara sukarela oleh Dalam Pasal 31 Peraturan Menteri
pemegang haknya sebelum jangka Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
waktu berakhir. Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2017
d. Hak Guna Usahanya dicabut. tentang Pengaturan dan Tata Cara
e. Tanahnya musnah. Penetapan HGU disebutkan terhadap
f. Pemegang hak guna usaha tidak penerbitan HGU, Pemerintah dapat
memenuhi syarat sebagai pemegang memberikan perpanjangan jangka waktu
HGU. HGU di atas bidang tanah yang sama
Apabila HGU tidak diperpanjang dan kepada pemegang HGU. Perpanjangan
diperbaharui serta hapus, bekas pemegang jangka waktu HGU dapat dilakukan apabila
HGU wajib membongkar bangunan- memenuhi persyaratan:
bangunan dan benda-benda yang ada a. Pemegang hak masih memenuhi syarat
diatasnya dan menyerahkan tanah dan sebagai pemegang HGU;
tanaman yang ada diatas bekas HGU
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 11 Nomor 1, Januari 2019 39
lembaga atau badan yang menangani administrasi, kegiatan kawasan, dan nilai
pembangunan perumahan dan strategis kawasan.6
permukiman sesuai dengan ketentuan Penataan rung ruang suatu wilayah
peraturan perundang-undangan. mempunyai peranan yang penting dalam
Undang-Undang tersebut juga kerangka pembangunan wilayah tersebut,
mengatur tentang kewajiban pemerintah sehingga diperlukan peran pemerintah
untuk memenuhi kebutuhan rumah bagi dalam kegiatan penataan ruangan dari
MBR. Untuk memenuhi kebutuhan rumah mulai perencanaan sampai dengan
bagi MBR tersebut Pemerintah dan/atau pengawasan dan pengendaliannya.
pemerintah daerah wajib memberikan Penyelenggaraan penataan ruang
kemudahan pembangunan dan perolehan dimaksudkan untuk melindungi
rumah melalui program perencanaan kepentingan masyarakat serta untuk
pembangunan perumahan secara bertahap mengoptimalkan fungsi ruang serta sumber
dan berkelanjutan. Kemudahan dan/atau daya yang terkandung didalamnya, dengan
bantuan pembangunan dan perolehan tetap memperhatikan keseimbangan
rumah bagi MBR dapat berupa: pertumbuhan dan perkembangan antar
a. Subsidi perolehan rumah; daerah serta antara kawasan perkotaan
b. Stimulan rumah swadaya; dan kawasan perdesaan.
c. Perpajakan sesuai dengan ketentuan Kegiatan penataan ruang terdiri dari 3
peraturan perundang-undangan di (tiga) kegiatan yang saling terkait, yaitu:
bidang perpajakan; perencanaan tata ruang, pemanfaatan
d. Perizinan; ruang, dan pengendalian pemanfaatan
e. Asuransi dan penjaminan; ruang, dengan produk rencana tata ruang
f. Penyediaan tanah; berupa Rencana Tata Ruang Wilayah
g. Sertifikasi tanah; dan/atau (RTRW) yang secara hierarki terdiri dari
h. Prasarana, sarana, dan utilitas umum. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
Tata ruang berarti susunan ruang yang (RTRWN), Rencana Tata Ruang Wilayah
teratur. Kata teratur mencakup pengertian Provinsi (RTRWP), dan Rencana Tata
serasi dan sederhana sehingga mudah Ruang Wilayah Kabupaten/Kota (RTRW
dipahami dan dilaksanakan. Karena pada Kab/kota).7
tata ruang, yang ditata adalah tempat Tanah merupakan unsur ruang yang
berbagai kegiatan serta sarana dan strategis dan pemanfaatannya terkait
prasarananya dilaksanakan. Suatu tata dengan penataan ruang wilayah. Penataan
ruang yang baik dapat dilaksanakan dari ruang wilayah harus dilakukan secara
segala kegiatan menata yang baik disebut konsekuen dan sistematis dengan
penataan ruang. Dalam hal ini penataan berpedoman kepada kebijakan pertanahan
ruang terdiri dari tiga kegiatan utama yakni dengan berlandaskan pada UUPA.8
perencanaan tata ruang, perwujudan tata Dalam Pasal 14 ayat (2) UUPA
ruang dan pengendalian tata ruang.5 disebutkan bahwa Pemerintah Daerah
Penataan ruang adalah proses mengatur persediaan, peruntukan dan
perencanaan tata ruang, pemanfaatan penggunaan bumi, air serta ruang angkasa
ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang yang dilaksanakan secara sekuensial 6 Juniarso Ridwan, Hukum Tata Ruang, Nuansa,
(berkesinambungan dari masa ke masa). Bandung, 2008, Hlm. 23.
Penataan ruang dikelompokan 7 Ahmad Jazuli, Penegakan Hukum Penataan
Alumni Bandung, 2006., Hlm. 80. Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, 2017, Hlm. 85.
Jurnal Living Law ISSN 2087-4936 Volume 11 Nomor 1, Januari 2019 41
untuk daerahnya, sesuai dengan keadaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
daerah masing-masing. pengendalian pemanfaatan ruangnya
Hal tersebut mengindikasikan bahwa dilaksanakan secara terpadu.
Pemerintah Pusat mempunyai kewenangan Selain itu sebagai bagian dari Provinsi
dalam membuat rencana umum mengenai Jawa Barat dan Kawasan Strategis Nasional
persediaan, peruntukkan dan penggunaan Jabodetabekpunjur, penataan ruang di
tanah yang pengaturannya diserahkan wilayah Kabupaten Bogor harus mengacu
kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan dan berpedoman pada kebijakan Rencana
kebutuhan dan karakteristik daerah Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP)
masing-masing dengan tetap mengacu Jawa Barat serta dan Penataan Ruang
pada rencana umum yang digariskan oleh Kawasan Jabodetabekpunjur.
Pemerintah Pusat. Di tingkat provinsi, RTRWP Jawa Barat
Dengan demikian penyediaan, mengamanatkan bahwa tujuan penataan
peruntukan dan penggunaan tanah harus ruang di Jawa Barat harus mampu
dikelola secara efektif dan efisien dengan mewujudkan tata ruang wilayah yang
mengedepankan pembentukan produk efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing
hukum yang melindungi dan menuju Provinsi Jawa Barat Termaju di
mengakomodir hak-hak masyarakat atas Indonesia. Sedangkan dalam konteks
tanah dan meningkatkan penegakan kawasan Jabodetabekpunjur diamanatkan
hukum terhadap penguasaan, pemilikan, bahwa tujuan penataan ruang
penggunaan dan pemanfaatan tanah yang Jabodetabekpunjur adalah (1) mewujudkan
tidak sesuai dengan peruntukannya. keterpaduan penyelenggaraan penataan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah ruang antar daerah, (2) mewujudkan daya
Daerah wajib melakukan fasilitasi dukung lingkungan yang berkelanjutan
penyediaan Perumahan dan permukiman dalam pengelolaan kawasan; serta (3)
bagi masyarakat, terutama bagi MBR. mengembangkan perekonomian wilayah
Pertumbuhan dan pembangunan wilayah yang produktif, efektif dan efisien
yang kurang memperhatikan berdasarkan karakteristik wilayah.
keseimbangan bagi kepentingan MBR Rencana Tata Ruang Wilayah
mengakibatkan masyarakat sulit untuk Kabupaten Bogor pada Tahun 2016-2036
memperoleh rumah yang layak dan
dalam kebijakan penataan ruang di Daerah
terjangkau, oleh karena itu pemerintah meliputi:
perlu lebih berperan dalam menyediakan
dan memberikan kemudahan dan bantuan a. Perwujudan kawasan lindung dalam
bagi perumahan dan kawasan permukiman rangka optimalisasi fungsi
yang berbasis kawasan sehingga menjadi perlindungan regional;
satu kesatuan fungsional dalam wujud tata b. Pengembangan wisata alam, wisata
ruang fisik, kehidupan ekonomi, dan sosial budaya dan wisata buatan sesuai
budaya yang mampu menjamin kelestarian dengan potensi alam dan budaya
lingkungan hidup sejalan dengan semangat setempat yang memiliki daya tarik
demokrasi, otonomi daerah, dan wisatawan mancanegara dengan tetap
keterbukaan dalam tatanan kehidupan memperhatikan kelestarian lingkungan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. hidup;
c. Penyediaan lingkungan permukiman
Kabupaten Bogor sebagai daerah perkotaan yang berkualitas, aman,
penyangga ibukota memiliki luas ± nyaman dan terkoneksi dengan pusat
298.620,26 hektar, dan merupakan kegiatan di wilayah Jabodetabek;
Kawasan Strategis Nasional bersama d. Pengembangan kawasan peruntukan
Jakarta, Kota Bogor, Depok, Tangerang, industri yang bertumpu pada potensi
Bekasi, Puncak, Cianjur sumber daya lokal yang mampu
(Jabodetabekpunjur) yang perencanaan
42 Mas Guntur, Et. al. Enclaving Atas Tanah HGU ..
11. PT. Rejo Sari Bumi Kebun AUP Contoh lain yang terjadi di Kabupaten
Ciomas; Bogor adalah redistribusi tanah PT.
12. PT. Rejo Sari Bumi Kebun AUP Cikoleang di Kecamatan Rumpin
Yanlapa Timur; berdasarkan Surat Keputusan Menteri
13. PT. Bumi Inti Sejahtera Kebun Dalam Negeri No. SK. 34/HGU/DA/84,
Cipatat; tentang pemberian HGU kepada PT.
14. PT. Gunung Sari Hijau Enam Tiga Cikoleang atas tanah perkebunan seluas ±
Kebun Teh Enam Tiga; 324,0250 Ha, selama 25 (dua puluh lima)
15. PT. Wahana Sekar Agro Kebun tahun dan berakhir 31 Desember tahun
Jasinga; 2019. Sedangkan sisanya seluas ± 108,5250
16. PT. Hevea Indonesia Kebun Pasir Ha dikecualikan / diperuntukan bagi
Tugu Nanggung; keperluan LAPAN, Pemerintah Daerah
17. PT. Karunia Alam Abadi Kebun Kabupaten Bogor dan Desa setempat,
Karunia Alam Abadi; sesuai dengan :
18. PT. ALC Agro Kebun Puncak Algro a. Risalah Panitia Pemeriksa Tanah “B”
Resort. Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Luas keseluruhan perkebunan besar di tanggal 21 Juni 1984 ;
Kabupaten Bogor sebesar 12,333,226 b. Surat Bupati KDH TK. II Bogor Nomor
hektar dengan lahan tanaman tua/tidak 593.4/364-Pem tanggal 26 Juni 1984;
dapat ditanam seluas 808,71 hektar. c. Surat Gubernur KDH TK.I Jawa Barat
Pada tahun 2016 Kementerian Agraria cq. Kepala Direktorat Agraria Propinsi
dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Jawa Barat Nomor
Nasional (BPN) menyerahkan lahan seluas 438/DA/PHT/HGU/1984 tanggal 9 Juli
234,42 hektare yang terdiri dari 1.378 1984;
sertifikat redistribusi lahan kepada petani d. Surat Tim Pertimbangan HGU
yang ada di Kecamatan Ciawi dan Perkebunan Besar Nomor
Kecamatan Caringin. Penyerahan sertifikat 047/Team/HGU/Pert/84 tanggal 22
redistribusi lahan ini merupakan program September 1984 ditujukan kepada
Reforma Agraria, tanah yang diserahkan Mendagri dan Menteri Pertanian.
kepada petani merupakan lahan HGU dari
PT Redjo Sari Bumi yang telah berakhir Selanjutnya HGU atas nama PT.
izinnya pada 31 Desember 2000. Dari 751, Cikoleang seluas 324,0250 Ha berdasarkan
52 hektar yang dikelola, izin diberikan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan
kembali untuk lahan seluas 400,7 hektare, Nasional telah berubah haknya menjadi
sisanya 255,7 telah dikeluarkan sebagai Hak Guna Bangunan atas nama PT. Wira
Program Reforma Agraria di Kabupaten Perkasa Agung 3,446,457 sebanyak 21
Bogor. Sertipikat Hak Guna Bangunan terletak di
Desa Tamansari, Kertajaya dan Desa
Namun pemanfaatan tanah hasil Mekarsari Kecamatan Rumpin Kabupaten
redistribusi tanah tersebut harus didukung Bogor.
dengan peruntukan ruang yang
memungkinkan masyarakat sekitar Dalam perkembangannya, dalam
mendapat nilai lebih dari tanah tersebut. rangka menindaklanjuti tanah seluas ±
Kebutuhan akan rumah yang layak huni 108,5250 Ha yang dikecualikan dari
merupakan salah satu nilai lebih yang perpanjangan HGU PT. Cikoleang bagi
seharusnya diprogramkan sejalan dengan keperluan LAPAN, Pemerintah Daerah
redistribusi tanah tersebut sehingga Kabupaten Bogor dan Desa setempat,
masyarakat berpenghasilan rendah dapat Bupati Bogor telah menerbitkan Keputusan
mendapatkan rumah layak huni yang Nomor 591/194/Kpts/Huk/2003 tanggal
murah. 12 Juni 2003 tentang Penetapan
Pembagian/Pengalokasian Atas Tanah HGU
44 Mas Guntur, Et. al. Enclaving Atas Tanah HGU ..
dengan belum adanya peraturan hukum Oleh karena itu proses penyediaan
yang mengatur pelaksanaan tanahnya harus berdasarkan:
kewenangannya tersebut sehingga 1) Pengkajian dan perencanaan
membuat pemerintah tidak dapat berbuat kebutuhan akan tanah dan bangunan
secara optimal dalam melaksanakan public yang akan dialokasikan untuk
service tersebut.11 pembangunan perumahan MBR;
Dalam prakteknya, Pemerintah 2) Perencanaan anggaran pembangunan
Kabupaten/Kota sangat berperan penting perumahan MBR oleh pemerintah;
dalam penyelenggaraan penataan ruang. 3) Kesesuaian lokasi tanah dengan
Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai wakil peruntukan ruang yang ada.
pemerintah di daerah berperan dalam Pelaksanaan penataan ruang dan
perencanaan, pemanfaatan dan pembangunan bangunan tidak terlepas dari
pengendalian ruang di wilayahnya, perizinan, yang dimaksud adalah izin
khususnya dalam penyusunan kebijakan pemanfaatan ruang yang dikeluarkan oleh
penataan ruang daerah, pemberian pemerintah daerah. Izin pemanfaatan
perizinan, serta pemberian sanksi bagi ruang diberikan kepada calon pengguna
pelanggaran Peraturan Daerah. ruang yang akan melakukan kegiatan
Dalam setiap peraturan perundang- pemanfaatan ruang pada suatu
undangan yang berkaitan dengan kawasan/zona berdasarkan rencana tata
perumahan untuk masyarakat ruang, dimaksudkan untuk:
berpenghasilan rendah syarat mutlak a. Menjamin pemanfaatan ruang sesuai
pembangunan suatu perumahan/rumah dengan rencana tata ruang, peraturan
susun adalah kesesuaian dengan rencana zonasi, dan standar pelayanan minimal
tata ruang wilayah di daerah. Hal tersebut bidang penataan ruang;
menigindikasikan pentingnya penataan b. Mencegah dampak negatif
ruang baik melalui perumusan tujuan, pemanfaatan ruang; dan
kebijakan dan strategi, rencana struktur c. Melindungi kepentingan umum
dan pola ruang, serta arahan pemanfaatan
masyarakat luas.
dan pengendalian. Hal tersebut ditujukan
untuk dapat menjaga sinkronisasi dan Terkait hal tersebut, Perizinan yang
konsistensi pelaksanaan program terkait dengan penataan ruang di
pembangunan serta mengurangi Kabupaten Bogor antara lain :
penyimpangan pemanfaatan ruang 1) Izin lokasi.
sehingga menciptakan ruang yang 2) Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah.
harmonis, mampu merespon tantangan dan 3) Izin mendirikan bangunan.
menjamin keberlanjutan pembangunan, Selain perizinan tersebut, untuk
demi terwujudnya masyarakat yang lebih pengadaan tanah bagi pembangunan untuk
sejahtera. kepentingan umum dipersyaratkan adanya
Enclaving tanah HGU untuk penetapan lokasi.
kepentingan pembangunan perumahan Memperhatikan ketentuan dalam
bagi masyarakat berpenghasilan rendah tentang Penataan Ruang, pemberian izin
sendiri tidak akan dapat terlaksana apabila untuk pembangunan perumahan bagi
lahan yang di enclave tidak sesuai dengan masyarakat berpenghasilan rendah tetap
peruntukan ruang yang memungkinkan harus mengikuti ketetntuan yang telah
untuk dibangun perumahan/rumah susun. ditetapkan pada undang-undang tersebut.
Dalam hal pembangunan perumahan
tidak dapat dilaksanakan dalam bentuk
11 Marwan Effendy, Teori Hukum dari Perpektif
rumah tapak, pembangunan dapat
Kebijakan, Perbandingan dan Harmonisasi Hukum dikonversi dalam bentuk rumah susun
Pidana, Gaung Persada Press Group, Ciputat, 2014,
Hlm. 218. umum. Untuk mengantisipasi kebutuhan
48 Mas Guntur, Et. al. Enclaving Atas Tanah HGU ..
-----
DAFTAR PUSTAKA
H. M. Arba, Hukum Tata Ruang dan Tata Guna Tanah, Sinar Grafika, Jakarta, 2017.
Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Seri Hukum Harta Kekayaan: Hak- Hak Atas Tanah,
Kencana, Jakarta, 2008.
Martin Roestamy, Pengantar Hukum Perumahan Indonesia, LPPM Unida, Bogor, 2017.
Marwan Effendy, Teori Hukum dari Perpektif Kebijakan, Perbandingan dan Harmonisasi
Hukum Pidana, Gaung Persada Press Group, Ciputat, 2014.
Urip Santoso, Hukum Agraria dan Hak-hak Atas Tanah, Kencana, Jakarta, 2010.
50 Mas Guntur, Et. al. Enclaving Atas Tanah HGU ..