Jurnal Taufik

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

1

Jurnal Olympic Vol. No.


Availabel online at: http://jolimpic.uho.ac.id/index.php/journal
ISSN: 2776-4990

HUBUNGAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS


ATAS PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA
SMA NEGERI 5 KONSEL

Taufik1)*Saifu2)* Muhammad Rusli 3)*


1)*
prodipenjaskes-Rek/Universitas Halu Oleo
E-mail :taufikilan@gmail.com
2)*
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
E-mail :saifupendor@gmail.com
3)*
Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi
E-mail :muhrusli@uho.ac.id

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the relationship between arm muscle
strength and the ability to serve in volleyball games for SMA Negeri 5 Konsel
students. The population in this study were all students of SMA Negeri 5 Konsel,
totaling 345 people consisting of 181 male students and 164 female students.
Samples were drawn using a purposive sampling technique, namely sampling based
on consideration of male gender, namely as many as 181 people and those who could
perform top service techniques so that a sample of 35 people was obtained. While the
instruments used are the arm muscle power test using the Overhand Medicine Ball
throw and the upper serve ability test using the overhand test. The data analysis
technique used to analyze the proposed hypothesis is product moment correlation.
The results obtained from testing the hypothesis is that there is a significant
relationship between arm muscle power and upper serving ability, where rxy = 0.515
> r table (0.05:35) = 0.334 with a coefficient of determination = 0.265 or 26.5% arm
muscle power contributes on top serviceability. In the correlation map, the value of
0.51 is in the medium category, with the statistical results above, it can be
interpreted that the better the arm muscle power, the better their ability to serve in
volleyball.

Keywords: Arm Muscle Power, Upper Service Ability, Volleyball Game

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot lengan dengan
kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri 5 Konsel.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Konsel yang
berjumlah 345 orang yang terdiri dari siswa putra 181 dan 164 siswa putri. Sampel
ditarik menggunakan teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan
pertimbangan jenis kelamin putra yaitu sebanyak 181 orang dan yang bisa
melakukanteknik servis atas sehingga diperoleh sampel sebanyak 35 orang.
Sedangkan instrument yang digunakanadalah tes power otot lengan menggunakan
Overhand Medicine Ball throw dan tes kemampuan kemampuan servis atas dengan
2

cara tes servis atas. Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis
hipotesis yang diajukan adalah korelasi product moment . Hasil yang diperoleh dari
pengujian hipotesis adalah ada hubungan yang bermakna antara power otot lengan
dengan kemampua servis atas, dimana rxy = 0,515> r tabel (0,05:35) = 0,334 dengan
koefiensi determinasi = 0,265 atau 26,5% power otot lengan berkontribusi terhadap
kemampuan servis Atas. Dalam peta korelasi nilai 0,51 berada dalam kategori
sedang, dengan hasil statistic di atas dapat disimpulkan bahwa semakin baik power
otot lengan maka akan semakin baik pula kemampuan mereka dalam melakukan
servis Atas pada permainan bola voli.
Kata Kunci: Power Otot Lengan, Kemampuan Servis Atas, Permainan Bola
Voli

PENDAHULUAN
Permainan bola voli merupakan salah satu diantara banyak cabang olahraga
yang populer dimasyarakat. Terbukti bahwa bola voli banyak dimainkan di sekolah-
sekolah,di kantor-kantor maupun di kampung-kampung. Permainan bola voli dapat
digunakan sebagai sarana, sebab dengan olahraga bolavoli dapat membentuk pribadi
yang sportif, jujur, kerjasama, bertanggung jawab. Semua itu merupakan nilai-nilai
pendidikan yang dapat ditanamkan. Oleh karena itu olahraga permainan bola voli
diberikan dalam lingkungan atau sebagai olahraga sekolah. Permainan bola voli
diberikan sejak anak-anak SD, SLTP, SLTA sampai di tingkat Perguruan Tinggi.
Teknik dasar merupakan hal yang wajib dikuasai dalam permainan bola voli.
Salah satu teknik dasar permainan bola voli adalah servis. Pukulan servis dilakukan
pada permulaan dan setelah terjadinya suatu kesalahan, dan ini dapat menjadi
serangan pertama bila bola yang dipukul keras dan terarah. Servis harus dilakukan
dengan baik dan sempurna oleh semua pemain, karena kesalahan servis
mengakibatkan pertambahan angka bagi lawan. Demikian pentingnya kedudukan
servis dalam permianan bola voli maka teknik dasar servis harus dikuasai dengan
baik. Mula-mula servis hanya berperan sebagai pelayanan saja untuk memulai
pertandingan, akan tetapi seiring perkembangan bola voli sekarang ini servis
merupakan serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu regu memperoleh
kemenangan. Oleh karena itu servis yang baik dilakukan dengan keras dan terarah
dengan tujuan agar tidak bisa diterima oleh lawan yang berarti pihak pemegang
servis mendapatkan angka. Servis di katakan gagal jika bola servis tidak melewati net
atau bola keluar lapangan pertandingan. Di dalam melakukan gerakan servis atas
dengan sempurna dibutuhkan power otot lengan yang baik, posisi badan yang baik
dan kondisi fisik yang baik pula. Diawali dengan power otot lengan yang baik untuk
melakukan daya dorongan dilanjutkan ayunan lengan yang panjang akan
menghasilkan pukulan yang lebih kuat. Power otot lengan yang baik memberikan
dampak positif berkaitan dengan penggunaan daya dalam melakukan suatu pukulan.
Dengan memiliki daya yang lebih besar, maka akan lebih menguntungkan pada saat
akan memukul bola. Hal ini disebabkan bahwa gerakan servis merupakan gerakan
ayunan lengan yang berpangkal pada pangkal lengan dalam memberikan kekuatan
3

pukulan saat lengan mengenai bola. Dengan memiliki tuas yang lebih panjang akan
lebih menguntungkan pada saat memukul bola.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti pada Siswa SMA Negeri 5 Konsel
menunjukan bahwa hasil servis atas belum maksimal, hal ini terlihat pada saat
melakukan servis atas bola sering tidak sampai atau menyangkut di net dan servis
yang dilakukan tidak terarah, kurang kuat dan keras sehingga memudahkan lawan
untuk menerima bola. Dari pembelajaran yang telah dilaksanakan belum
menunjukkan hasil yang optimal, masih rendahnya kemampuan servis atas tersebut
perlu ditelusuri faktor-faktor penyebabnya, apakah penguasaan teknik servis belum
benar, kemampuan fisik belum memadai, ataukah metode mengajar yang
dilaksanakan kurang tepat. Kemudian belum pernah diadakan tes power otot lengan
dengan kemampuan servis atas pada Siswa SMA Negeri 5 Konsel. Dengan kondisi
yang demikian seorang guru harus mampu mengevaluasi dari semua faktor, baik dari
pihak guru sendiri atau pun dari pihak siswa. Diharapkan dengan perbaikan teknik
servis atas yang merupakan faktor penting dalam permainan bola voli, kemampuan
bermain bola voli Siswa SMA Negeri 5 Konsel terutama kemampuan servis atas bisa
meningkat.
Adapun untuk mencapai kemampuan servis pada permainan bola voli
memerlukan kekuatan fisik yang baik, juga harus dapat menguasai teknik-teknik
dasar yang baik pula. Berdasarkan uraian di atas, maka untuk mengetahui lebih lanjut
mengenai kontribusi power otot lengan dengan kemampuan servis atas maka peneliti
memandang perlu untuk mengkaji lebih lanjut melalui penelitian ilmiah dengan judul
hubungan power otot lengan dengan kemampuan servis atas permainan bola voli
pada Siswa SMA Negeri 5 Konsel. Power merupakan salah satu unsur kondisi fisik
yang dibutuhkan hampir pada setiap cabang olahraga, karena dengan memiliki power
yang bagus maka seseorang akan lebih mudah dalam penguasaan teknik dasar suatu
cabang olahraga. Power merupakan produk dari kekuatan dan kecepatan. Power
merupakan kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
yang singkat (Harsono, 2001).
Menurut Setiadi (2007) dengan adanya otot pada tubuh manusia, terjadilah
pergerakan. “peristiwa mata berkedip, bernafas, menelan peristaltik usus dan aliran
darah semuanya itu merupakan hasil kerja otot”. Maka kekuatan otot lengan adalah
komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan
otot lengan untuk mengarahkan daya semaksimal mungkin guna mengatasi sebuah
tahanan atau beban.
Menurut Djoko Pakik Irianto (2004) power otot lengan kemampuan otot
melawan beban dalam suatu usaha. Menurut Len Kravitz (2001) kekuatan otot adalah
kemampuan otot menggunakan tenaga maksimal, untuk mengangkat beban. Otot
yang kuat dapat melindungi persendian yang dikelilinginya dan mengurangu
kemungkinan terjadinya cedera karena aktivitas fisik.
Menurut Syafruddin (2004)“Servis memberikan kemungkinan kepada setiap
pemain untuk menghasilkan point atau angka tanpa bantuan pemain lain”. Apabila
suatu tim kehilangan kesempatan servis, maka tim tersebut juga kehilangan
kemungkinan untuk memperoleh angka. Kekuatan, kecepatan lengan dan tubuh
serta kemampuan konsentrasi yang tinggi merupakan syarat untuk pelaksanaan
4

servis. Yang sangat menentukan keberhasilan servis adalah lambungan bola


keatas.
Permainan bola voli dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat, dari anak-
anak sampai orang dewasa, laki-laki maupun perempuan, baik masyrakat kota
sampai pada masyarakat desa. Sebagai olahraga yang seringdipertandingkan, bola
voli dapat dimainkan di lapang ante rbuka (out door) maupun di lapangan tertutup (in
door). Karena makin berkembangnya olahraga ini, bola voli dapat dimainkan di
pantai yang kita kenal dengan bola voli pantai. Sebagai aturan dasar, bola boleh
dipantulkan dengan seluruh anggota badan. Pada dasarnya permainan bola voli itu
adalah permainan tim atau regu, meskipun sekarang sudah mulai dikembangkan
permainan bola voli dua lawan dua dan satu lawan satu yang lebih mengarah kepada
tujuan rekreasi seperti voli pantai yang mulai berkembang akhir-akhir ini. Aturan
dasar lainnya, bola boleh dimainkan /dipantulkan dengan temannya secara bergantian
tiga kali berturut-turut sebelum diseberangkan kedaerah lawan. Teknik dasar dalam
permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara yang mendasar yang efektif dan
efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang
optimal. Seperti cabang olahraga yang lain, permainan bola voli memerlukan teknik
dasar yang harus dikuasai denganbaik dan benar. Teknik adalah proses melahirkan
dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam permainan bola voli.

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif
dengan pendekatan korelasional, dimana peneliti ingin mengetahui hubungan
kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli di
SMA Negeri 5 Konsel. Adapun rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut
:

Gambar 1 Desain penelitian hubungan kausal sebab akibat


(Mia Kusumawati 2015)
\
Variabel bebas (x) dalam penelitian ini adalah power otot lengan. Power otot
lengan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan Power otot lengan
diukur dengan tes overhand medicine ball throw dengan alat bantu meteran dihitung
dengan meter.
Variabel terikat (y) dalam penelitian ini adalah kemampuan servis atas.
Kemampuan servis atas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
diperoleh testee dalam melakukan servis atas sebanyak 6 kali kesempatan dimana
terdapat angka sasaran.
Menurut (Sugiyono 2013), menyatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa SMA
5

Negeri 5 Konsel yang berjumlah 345 Siswa yang terdiri dari181 laki-laki dan 164
perempuan.
Menurut (Sugiyono 2013), menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling atau berdasarkan pertimbangan, yaitu
berjenis kelamin laki-laki dan dapat bermain bola voli sehingga sampel dalam
penelitian ini adalah 35 Siswa.

ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
korelasi. Sebelum dilakukan analisis korelasi, maka terlebi hdahulu dilakukan uji
prasyarat analisis yang meliputi uji normalitas dan uji linieritas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang akan
dianalisis tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan
dengan menggunakan komputer program SPSS 21 dengan bantuan table One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
2. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variable bebas dengan variable terikat bersifat linear (garis lurus). Uji linear
dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 21 dengan
menggunakan bantuan tabel ANOVA Table.
3. Uji Hipotesis
Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan adalah uji
korelasi. Uji korelasi dilakukan menggunakan system komputer program SPSS
21 dengan bantuan table correlations.
Menurut (Sugiyono 2015), menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat
korelasi antara kedua variable maka digunakan table peta korelasi sebagai berikut:

Tabel1 Peta Korelasi


Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sanga rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: (Sugiyono 2015)

HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian dari 35 Siswa diperoleh statistik penelitian untuk
kekuatan otot lengan (X) SMA Negeri 5 Konsel yaitu, nilai rata-rata (mean) 4,71,
nilai standar deviasi 5,17, nilai maximum 5,54, nilai minimum 4,08, dan rentang data
(range) 1,46. Sedangkan hasil penelitian mengenai kemampuan servis atas (Y)
diperoleh nilai rata-rata (mean) 13,91, nilai standar deviasi 2,45, nilai maximum 21,
nilai minimum 9, dan rentang data (range) 12. Deskriptif hasil penelitian power otot
lengan dan kemampuan servis atas disajikan pada tabel berikut:
6

Tabel 1. Deskriptif power otot lengan dan kemampuan servis atas SMA Negeri 5 Konsel.

Power Otot Lengan Kemampuan Servis Atas


N 35 35
Rata-rata 4,17 13,91
Standard Deviasi 5,17 2,45
Nilai Maximum 5,54 4,08
Nilai Minimum 21 9
Sumber: SPSS 21, 2023.

Apabila ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi, dapat diketahui bahwa


kelompok sampel yang memliki power otot lengan sebagai berikut : pada kelas
interval 4,08-4,28 memiliki frekuensi absolute sebanyak 14 dan frekuensi relative
sebanyak 40%, Pada kelas interval 4,29 - 4,49 memiliki frekuensi absolute sebanyak
6 dan frekuensi relative sebanyak 17%, Pada kelas interval 4,5-4,7 memiliki
frekuensi absolute sebanyak 0 dan frekuensi relative sebanyak 0%, pada kelas
interval 4,8-5 memiliki frekuensi absolute sebanyak 0 dan frekuensi relative
sebanyak 0%, pada kelas interval 5,1-5,3 memiliki frekuensi absolute sebanyak 11
dan frekuensi relatifse banyak 31%, pada kelas interval 5,4-5,6 memiliki frekuensi
absolute sebanyak 4 dan frekuensi relative sebanyak 12%.
Tabel 3Distribusi Frekuensi Data Power Otot Lengan (X)
Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
4,08-4,28 14 40%
4,29 - 4,49 6 17%
4,5 - 4,7 0 0%
4,8 – 5 0 0%
5,1 - 5,3 11 31%
5,4 - 5,6 4 12%
Jumlah 35 100%
Sumber: SPSS 21, 2023.
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di bawah
ini:
7

Power Otot Lengan


40
35
30
25
20
15
10
5
0
4,08 - 4,28 4,29 - 4,49 4,5 - 4,7 4,8 - 5 5,1 - 5,3 5,4 - 5,6

Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif %


Gambar 2 Diagram Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan (X)

Tabel 4 Deskriptif Distribusi Frekuensi Kemampuan Servis Atas (Y)


kelas interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
9 -11 7 20%
12-14 14 40%
15-17 11 31%

18-20 2 6%
21-23 1 3%
24-26 0 0%
Jumlah 35 100%
Sumber: SPSS 21, 2023.

Dapat diketahui bahwa kelompok sampel yang memliki kemampuan servis


atas sebagai berikut : pada kelas interval 9-11 memiliki frekuensi absolute sebanyak
7 dan frekuensi relative sebanyak 20%, pada kelas interval 12-14 memiliki frekuensi
absolute sebanyak 14 dan frekuensi relative sebanyak 40%, pada kelas interval 15-17
memiliki frekuensi absolute sebanyak 11 dan frekuensi relative sebanyak31%, pada
kelas interval 18-20 memiliki frekuensi absolute sebanyak 2 dan frekuensi relative
sebanyak 6%, pada kelas interval 21-23 memiliki frekuensi absolute sebanyak 1 dan
frekuensi relative sebanyak 3%, pada kelas interval 24-26 memiliki frekuensi
absolute sebanyak 0 dan frekuensi relative sebanyak 0 %.
Apabila ditampilkan dalam bentuk diagram dapat dilihat pada gambar di
bawah ini:
8

Servis Atas
40
35
30
25
20
15
10
5
0
9 --11 12--14 15-17 18-20 21-23 24-26

Frekuensi Absolut Frekuensi Kumulatif Frekuensi Relatif %


Gambar 3 Diagram Distribusi Frekuensi Kekuatan Otot Lengan (Y)

1. Uji Normalitas
Dari hasil uji normalitas menggunakan bantuan table One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, diketahui kekuatan otot lengan di peroleh asymp.sig.
(2-tailed) 0,932> 0,05, maka dapat diartikan bahwa data berdistribusi normal.
Kemampuan servis atas asymp.sig (2- tailed) 0,932> 0,05. Maka hipotesis yang
menyatakan sampel berdasarkan dari populasi berdistribusi normal diterima.
Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5 Hasil Uji Normalitas


No Variabel N Sig Asyim.Sig Keterangan

1 Power Otot Lengan 35 0,932 0,05 Normal

Kemampuan Servis
2 35 0,932 0,05 Normal
Atas
Sumber: SPSS 21, 2023.

2. Uji Linearitas
Dari hasil uji linearitas menggunankan bantuan table ANOVA Table
diperoleh Sig. (Deviation from Linearity) (0,555) > 0,05, maka dapat diatikan
bahwa hubungan antara kekuatan otot lengan dengan kemampuan servis atas
dalam permainan bola voli di SMA Negeri 5 Konsel adalah linear. Hasil
rangkuman uji linearitas disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 6 Hasil Uji Linearitas


Variabel N Signifikansi Keterangan
Kekuatan otot lengan dengan kemampuan
35 0,674 Linear
servis atas
Sumber: SPSS 21, 2023.

3. Uji Hipotesis
9

Dari hasil uji korelasi menggunakan system komputer program SPSS 21


dengan bantuan table Corrlations, diperoleh, nilai Sig. (2-tailed) (0.002) <0,05,
maka dapat diartikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara power otot
lengan dengan kemampuan servis atas dalam permainan bola voli di SMA Negeri
5 Konsel, dimana diperoleh nilai person correlations sebesar 0,515, maka dapat
dinyatakan bahwa memiliki korelasi rendah dengan nilai R square sebesar 0,265 x
100 = 26,5%. Berarti power otot lengan memberikan sumbangan sebesar 26,5%
terhadap kemampuan servis atas dalam permainan bola voli di SMA Negeri 5
Konsel. Maka dengan begitu hipotesis diterima. Hasil uji korelasi dan nilai
koefisien determinan dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel7 Hasil Uji Korelasi Kekuatan Otot Lengan (X) dengan Kemampuan Servis Atas (Y)
R Squared
JenisKorelasi R hitung Sig 0,05 (koefisien Keterangan
determinasi)
X–Y 0,515 0,002 0,265 Signifikan
Sumber: SPSS 21, 2023.

PEMBAHASAN
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan power otot
lengan dengan kemampuan servis atas pada siswa SMA Negeri 5 Konsel. Secara
teoridalammelakukantendanganservisatas pada permainan bola voliditentukan oleh
beberapa aspek biomotorik seperti kecepatan, kelincahan, kelenturan, keseimbangan
dan kecepatan reaksi. Aspek lain adanya postur tubuh yang ideal, akan tetapi yang
menjadi fokus penelitian ini adalah aspek psikomotor khususnya mengenai power
otot lengan.
Berdasarkan analisis statistic dengan uji korelasi product moment ditemukan
bahwa ada korelasi antara power otot lengan dengan kemampuan servis atas pada
siswa SMA Negeri 5 Konsel, hal ini terlihat dari rxy yang diperoleh sebesar 0,515
dimana hasil ini jika dimasukan dipeta korelasi maka hubungan kedua variable
berada pada kategori korelasi rendah, selain itu menandakan adanya hubungan yang
bermakna hal ini terlihat dari perolehan nilai r hitung = 0,515 ˃ r tabel ( α 0,05
=0,002), sedangkan koefisien determinasi r²= 0,265 yang berarti bahwa power otot
lengan memberikan sumbangan atau kontribusi dengan kemampuan servis Atas
sebesar 26,5%. Besaran presentase kontribusi yang diberikan oleh power otot lengan
menggambarkan adanya hubungan atau korelasi antara variabel X dan variabel Y
yang signifikan. Deskriptif hasil penelitian yang telah diuraikan dipastikan bahwa
power otot.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data, dan hasil penelitian yang
diperoleh dan telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa power
otot lengan memiliki hubungan yang bermakna dengan kemampuan servis atas,
dimana rxy = 0,515> r tabel (0,05:35) = 0,334 dengan koefiensi determinasi = 0,265
atau 26,5% power otot lengan berkontribusi terhadap kemampuan servis Atas. Dalam
peta korelasi nilai 0,515 berada dalam kategori sedang, dengan hasil statistic diatas
10

dapat disimpulkan bahwa semakin baik power otot lengan maka akan semakin baik
pula kemampuan mereka dalam melakukan servis atas pada permainan bola voli.

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh maka, ada beberapa saran yang
dapat disampaikan, yaitu:
1. Bagi siswa sebagai pedoman latihan dalam meningkatkan prestasi permainan
bola voli.
2. Bagi peneliti yang akan mengangkat kemampuan servis atas pada permainan
bola voli yang sama seperti di atas harus melihat terlebih dahulu variabel
yang akan di ambil untuk dijadikan bahan penelitian, karena hasil
perhitungan secara individual yang tidak seluruhnya signifikan.
3. Bagi guru dapat dijadikan sebagai bahan kajian dalam peningkatan prestasi
bola voli pada saat melakukan latihan servis atas dengan meningkatkan
kemampuan power otot lengan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Alhamdulillah wasyukurillah ,hanya dengan pertolongan Allah azzawajalla
penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul, hubungan power otot
lengan dengan kemampuan servis atas permainan bola voli pada siswa SMA Negeri
5 Konsel. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. H.
Saiful, M.Kes selaku pembimbing I, Dr. Muhammad Rusli, M. Kes., AIFO selaku
pembimbing II dan kepala sekolah SMA Negeri 5 Konsel.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masi jauh dari kesempurnaan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, demi kesempurnaan tulisan
ini. Sesungguhnya ilmu dan kesempurnaan itu datangnya hanya dari Allah SWT dan
kesalahan itu datangnya dari diri saya pribadi, akhir kata penulis mengucapkan
jazzakumullahkhair .
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahrag Bola Voli. Solo: Era Pustaka Umum.
Bompa. 1990. theory and Methodologyof Training The Key to Athltic
Performac. Dubuque, Lowa: Kendall/Hunt.
Bompa. 1994. Terjemahan BukuTheory And Methodology Of Training. Bandung:
Program Pasca Sarjana Universitas Padjdjaran.
Faruq, Muhyi, M. 2009. Meningkatkan Kebugaran Jasmani Melalui Permainan Bola
Voli. Surabaya: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Fox, 1988. The Psyological Basic of Training, The Key To Philadelpia, Saunders
Collage Publishing.
Harre. 1982. Prinsiples of Spert Training. Berlin: Sportverlag.
Harsono, 1988. Coaching dan aspek-aspek Psikologis dalamCoaching.
Bandung: Tambak Kususma CV.
11

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam


Olahraga. Semarang :Dahara Prize.
M. Yunus. 1992. Olahraga Pilihan Bola Voli. Depdikbud Dirjen Dikti. Proyek
Pembinaan Tenaga Kependidikan

Ma’mun Amung& Subroto Toto.2001. Pendekatan Keterampilan Taktik Dalam


Permainan Bola Voli. Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga.
PP. PBVSI. 2001. Peraturan Bola Voli Internasional. Jakarta :Depdikbud.
Purwadarminto. 1983. Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar.
Jakarta: Puskurbalitbang. Depdiknas.

Saiful M. Kes. 2017. Tes Pengukuran dan Evaluasi dalam Pendidikan Jasmani dan
Olahraga. Kendari.

Sajoto, M. 1995. Hakikat Latihan Daya Tahan. Jakarta: Departemen Pendidikan


Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan
Tenaga Kependidikan.
Sajotot, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahrag. Direktorat
Jendral Pendidikan Tingggi Jakarta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Viera, Barbara L & Ferguson Jill Bonnie. 2000. Bola Voli Tingkat Pemula. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Widjaja, Surja. 1988. Kinesiologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
3
.

You might also like