Professional Documents
Culture Documents
10 Keutamaan Berbakti Pada Orang Tua
10 Keutamaan Berbakti Pada Orang Tua
10 Keutamaan Berbakti Pada Orang Tua
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Amalan apa
yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku
melanjutkan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang
tua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan
Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
2. Bernilai Jihad
Berbakti kepada orang tua senilai dengan jihad fi sabilillah. Sehingga pada beberapa
hadits, beliau menganjurkan orang yang akan berjihad untuk berbakti kepada kedua
orang tua.
“Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu meminta
kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua orang tuamu
masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-
sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
3. Berpahala Hijrah
Berbakti kepada orang tua juga bernilai hijrah. Ada seseorang yang berniat berhijrah
ke Madinah, lalu Rasulullah memerintahkannya untuk tetap di negerinya dalam
rangka berbakti kepada kedua orang tua.
“Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lalu berkata
“Saya berbaiat kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala
dari Allah.” Beliau bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?” Ia
menjawab, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka
apakah kamu masih akan mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka
beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu lalu berbuat baiklah
dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).
“Jahimah pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata, “Ya
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, aku ingin berperang dan sungguh aku datang
untuk meminta pendapatmu.” Beliau bertanya, “Apakah engkau masih memiliki
ibu?”Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Tetaplah bersamanya karena
sesungguhnya surga ada di kakinya.” (HR. Ibnu Majah dan An Nasai)
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah
ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad)
“Siapa yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya kemudian ia tidak
diampuni, maka Allah telah menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad)
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada
kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi)
“Seorang laki-laki datang menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah
melakukan satu dosa yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik
bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau
bertanya lagi, “Apakah engkau masih memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.”
Maka beliau bersabda, “Maka berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi)
“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-
siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk mendapatkan
pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Wallahu alam bish shawab.
Dr. Sa'id dalam bukunya "Kaya Harta dan Hati Tips Menjadi Kaya
Segalanya" menuliskan, sebagian ulama menjelaskan bahwa berbakti
kepada orang tua merupakan wujud dari rasa syukur kepada Allah swt.
Karena Allah SWT dalam surah Luqman ayat 14 berfirman."Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu. Sebab, hanya kepada-Ku-lah
kamu kembali."
Jika seseorang berbakti kepada kedua orang tuanya, berarti dia telah
berterima kasih kepada keduanya, dan orang yang telah berterima kasih
kepada keduanya, berarti dia telah bersyukur kepada Allah SWT.
Tambahan nikmat dari Allah tidak akan pernah putus selama hamba itu
bersyukur kepada-Nya. Az-Ziyadah (tambahan) yang tersebut dalam ayat
tersebut mengandung makna yang sebenarnya yaitu tambahan dalam
rezeki.
"Hal itu sesuai dengan pengetahuan Allah Yang Menguasai umur dan
Maha Pemberi rezeki," katanya.
Oleh karena itu, jagalah sikap berbakti kepada orang tua dan menyambung
tali silaturahim. Tidak ada yang hadir setelah kebaikan kecuali ketakwaan,
perbuatan takwa yang paling rendah adalah menunjukkan kesusahan dan
kebosanan namun tetap berhubungan dengan Allah.
Sadarilah bahwa jiwa yang kafir hanya bisa dijalin dengan materi. Bukanlah
perbuatan yang ihsan dan makruf jika kedua orang tua kelaparan sedang
anaknya hidup dalam kemewahan.
Ammar bin Syu'aib meriwayatkan dari ayah dan kakeknya bahwa ada
seorang laki-laki datang menemui Nabi SAW, dia berkata.
Muadz bin Jabal pernah ditanya, "Apa hak orang tua terhadap anaknya?"