Professional Documents
Culture Documents
Askep GSR Seminar
Askep GSR Seminar
OLEH
KELOMPOK B4
HUSBAENAH, S.Kep
MARTINA, S.Kep
SARIANI, S.Kep
2019/2020
MIOMA UTERI
A. KONSEP MEDIS
1. Defenisi
Mioma uteri adalah suatu tumor jinak berbatas tegas tidak berkapsul
yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous. Biasa juga disebut
fibromioma uteri, leiomyoma uteri atau uterine fibroid. Tumor jinak ini
berdampak karena mioma uteri pada usia produktif lebih berupa infertilitas,
2. Etiologi
a. Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia produktif dan sekitar
e. Kehamilan
f. Paritas
a. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang terjadinya replikasi pada saat sel-sel
yang mati diganti oleh sel yang baru merupakan kesalahan genetika yang
pada usia dini. Jika seorang ibu mengidap kanker payudara, tidak serta
merta semua anak gadisnya akan mengalami hal yang sama, karena sel
kanker disebakan oleh faktor internal dan 85% disebabkan oleh faktor
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang dapat merusak sel adalah virus, polusi udara,
makanan, radiasi dan berasal dari bahan kimia, baik bahan kimia yang
sering tubuh terserang virus makin besar kemungkinan sel normal menjadi
1) Estrogen
2) Progesterone
tumor.
3. Manifestasi klinik
lokasi, arah pertumbuhan, jenis, besar dan jumlah mioma. Hanya dijumpai
gejala klasik dari mioma uteri. Dari penelitian multisenter yang dilakukan pada
114 penderita ditemukan 44% gejala perdarahan yang paling sering yaitu
dismenore, nyeri perut bagian bawah, serta nyeri pinggang. Tergantung dari
mekanis tuba falopii. Abortus spontan dapat terjadi bila mioma uteri
(Goodwin, 2009).
bagian bawah.
b. Perdarahan abnormal
dengan peningkatan luas permukaan endometrium atau meningkatnya
c. Nyeri perut
Gejala nyeri tidak khas untuk mioma, walaupun sering terjadi. Hal ini
timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai
juga rasa nyeri disebabkan karena torsi mioma uteri yang bertangkai.
Dalam hal ini sifatnya akut disertai dengan muntah. Pada mioma yang
sangat besar, rasa nyeri dapat disebabkan karena tekanan pada urat saraf
(Pradhan, 2006)
e. Penurunan kesuburan
4. Patofisiologi
mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu mioma akan tetapi
korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan konstipasi padat. Bila
hanya satu, tetapi umumnya jamak dan tersebar di dalam uterus, dengan
ukuran berkisar dari benih kecil hingga neoplasma massif yang jauh lebih
pasokan darah dan kemudian membebaskan diri dari uterus untuk menjadi
5. Komplikasi
c. Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi
1) Infertilitas
2) Abortus
4) Inersia uteri
7) Retensi plasenta
6. Pemeriksaan diagnostik
b. Foto BNO/IVP
e. Laboratorium : darah lengkap, urine lengkap, gula darah, tes fungsi hati,
f. Tes kehamilan
7. Penatalaksanaan
4) Penggunaaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg/im pada hari 1-3
tersebut.
1) Enukleasi mioma
tangkai yang jelas dengan mudah dapat dijepit dan diikat. Bila
2) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi dan pada penderita
kronis
3) Miomektomi
dapat hamil sekitar 30%-50%. Dan perlu disadari oleh penderita bahwa
1. Pengkajian
Meliputi keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien mioma uteri,
misalnya timbul benjolan di perut bagian bawah yang relatif lama. Kadang-
bedah dan adapun yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasi nyeri,
jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien mioma uteri, tanyakan peng
mental
f. Riwayat obstetri
diketahui adalah :
1) Keadaan haid
uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan dengan hormon
uteri
diri, peran diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan
Pola nutrisi sebelum dan sesudah mengalami mioma uteri yang harus
terjadi
h. Pola eliminasi
Sedangkan pada BAK yang harus di kaji adalah frekuensi,warna, dan bau
Tanyakan waktu dan lamanya tidur pasien mioma uteri saat siang dan
k. Pemeriksaan Fisik
h) Abdomen
Mioma uteri
Operasi miomektomi
diagnostik ( anastesi)
4. Intervensi keperawatan
Intervensi :
Manajemen nyeri
Observasi
nyeri.
Edukasi
Kolaborasi
lingkungan)
Intervensi :
Dukungan Tidur
Tindakan :
Observasi
teh, alkohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur)
Terapeutik
10. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau tindakan untuk menunjang
Edukasi
diagnostik ( anastesi)
Intervensi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
berkemih
Intervensi :
Pencegahan infeksi
Tindakan :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Mioma Uteri di RSUD dr. Adhyatma Semarang. Jurnal Kebidanan. Vol. 2 No.5
No.2. Romanian
Prawirohardjo
Setiati, Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita. Yokyakarta : Andi
22
Subyektif :
- Menometroragie √ Amenorea
Berapa lama : -
Status obstetri : P : 4 A : 0
Riwayat persalinan :
Multiple :-
Komplikasi maternal/bayi :
Subyektif :
Frekuensi : 3 x/hari
Obyektif :
BB : 55 kg
TB : 155 cm
Eliminasi
Subyektif :
Obyektif :
Aktivitas/istirahat
Subyektif :
Pekerjaan : IRT
Hobby : Menonton TV
Obyektif :
GCS : E 4 M 6 V 5
Tekstur : Keras
Hygiene
Subyektif :
Kebersihan kuku tangan dan kaki : Warna bantalan kuku putih , kuku pendek
dan bersih
Objektif :
Kondisi kulit kepala : Tampak bersih ,tidak terdapat lesi pada kulit kepala
Sirkulasi
Subyektif
Obyektif :
Bunyi jantung : Normal ,S1 dan S2 terdengar , tidak ada suara tambahan
Ektremitas :
Nyeri/ketidaknyamanan
Subyektif :
Frekuensi : 2 x /jam
Durasi : Hilang timbul ,nyeri berkurang jika klien istirahat ,memberat jika klien
banyak bergerak
Objektif :
√ Wajah meringis
- Fokus menyempit
Pernapasan
Subyektif :
Frekuensi : 22 x/menit
- Kusmaul - Biots
Hasil rontgen (17/01/2020): Tidak tampak kelainan pada paru – paru dan
jantung
Interaksi sosial
Subyektif
Obyektif
Integritas ego
Subyektif
Obyektif
Respon fisiologis yang teramati :Klien tampak menerima kondisinya saat ini
Agama : Islam
Muncul perasaan (tidak berdaya, putus asa, tidak mampu) :Tidak ada
Neurosensori
Subyektif
Keamanan
Subyektif :
Infeksi virus terakhir : Klien mengatakan tidak mengetahui kapan infeksi virus
terakhir
Obyektif
Penyuluhan/pembelajaran
Subyektif
Pendidikan terakhir : SD
Faktor penyakit dari keluarga : Tidak ada faktor penyakit dari keluarga
IVFD RL 28 tpm
Injeksi rixone 1 gr /IV / 12 jam
Injeksi Metrodinazole 0,5 gr /IV/ 12 jam
Injeksi acrane 2 ml /IV /8 jam
Injeksi santagesik 2 ml /IV/ 8 jam
IVFD sanmol 100 ml /IV /8 jam
bagian bawah
Do:
Ekspresi wajah
meringis
Bersikap protektif
(posisi menghindari
nyeri)
Sulit tidur
x/menit
malam hari
Klien mengeluh
Klien mengeluh
cukup
Do
Do:
RENCANA KEPERAWATAN
membaik - Kolaborasi
analgetik
tidur tidur
Klien meningkat
mengeluh (5)
Klien berubah
mengeluh meningkat
istirahat (5)
cukup istirahat
Do tidur cukup
Klien meningkat
Lesu
menurun
(5)
jam - Terapeutik
Nyeri - Edukasi
(5) - Kolaborasi
menurun antibiotik
(5)
Bengkak
menurun
(5)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
keperawatan
ml/iv/8 jam
berzikir
jam
keperawatan
berzikir
EVALUASI KEPERAWATAN
Ruang : GSR
hilang timbul
O:
- Sulit tidur
P : lanjutkan intervensi
mengurangi nyeri
O:
P : lanjutkan intervensi
3. Modifikasi lingkungan
farmakologi lainnya
O:
P : Lanjutkan intervensi
dengan pasien
Selasa, 12.50 S:
O:
- Nadi 92x/menit
P : Lanjutkan intervensi
Selasa, 13.10 S:
O:
P : Lanjutkan intervensi
Selasa, 13.30 S:
21/01/2020 -
P : Lanjutkan intervensi
dengan pasien
O:
- Nadi 88x/menit
P : Pertahankan intervensi
hari
O:
P : Pertahankan intervensi
O:
P : Pertahankan intervensi