Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Nano Temulawak3
Jurnal Nano Temulawak3
Jurnal Nano Temulawak3
6(1): 11-27
CURRENT BIOCHEMISTRY
ISSN: 2355-7877
e-ISSN: 2355-7931
Journal homepage: http://journal.ipb.ac.id/index.php/cbj
Journal E-mail: current.biochemistry@gmail.com
Corresponding author : Dr. Laksmi Ambarsari, MS; Departemen Biokimia, Jl.Tanjung Grdung Departemen Biokimia
Kampus IPB Dramaga; Telp/Fax. (0251)-8423267; Email: laksmi@apps.ipb.ac.id
ABSTRACT
Curcuma (Curcuma xanthorrhiza) is an Indonesian herbs plant with antioxidant activity.
This research aimed to measure the increase of curcuminoids bioavaibility through the effectivity of
nanoparticle curcuminoids as antioxidant in carbon tetrachloride (CCl4) induced rats.
Nanoparticle curcuminoids was produced by homogenization-ultrasonication method and results
showed that particle size of curcuminoids nanoparticle was 141.85±38.82 nm with polydispersity
index of 0.233 and entrapment efficiency of 71%. During treatment, the rat’s body weight
increased. The clinical symptoms of rats (behavior and feces) were normal. Nanoparticle
curcuminoids can decrease malondialdehide concentrations and increase peroxide, glutathione
peroxide, and superoxide dismutase activity.
ABSTRAK
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) merupakan tumbuhan herbal Indonesia yang memiliki
aktivitas antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengukur peningkatan bioavabilitas kurkuminoid
melalui efektivitas nanopartikel kurkuminoid sebagai antioksidan pada tikus yang diinduksi karbon
tetraklorida (CCl4). Nanopartikel kurkuminoid temulawak dihasilkan dengan metode ultrasonikasi-
homogenisasi memiliki rata-rata ukuran partikel 141.85+38.82 nm dengan nilai indeks
polidispersitas sebesar 0.233 serta efisiensi penjerapan mencapai 71%. Selama perlakuan, bobot
badan tikus mengalami kenaikan. Gejala klinis tikus (tingkah laku dan feses) tidak menunjukkan
adanya ketidaknormalan. Efek nanopartikel kurkuminoid tersalut lemak padat dapat menurunkan
kadar malondialdehida dan meningkatkan aktivitas enzim peroksidase, glutation peroksidase serta
superoksida dismutase.
11
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
12
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
13
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
14
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
15
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
= 0.05. Semua data dianalisis dengan program 0.233+0.06 (Tabel 1). Efisiensi penjerapan
SPSS 11.5. emulsi nanopartikel kurkuminoid 70.96%.
Gambar 1 menunjukkan formulasi emulsi
3. HASIL nanopartikel kurkuminoid yang baik yang
Karakteristik Nanopartikel Kurkuminoid ditandai dengan warna kuning cerah yang larut
tersalut Lemak Padat sempurna tanpa ada gumpalan didalamnya
(homogen).
Karakterisasi nanopartikel
kurkuminoid memiliki tiga parameter dalam
pengukurannya yang meliputi rata-rata ukuran
partikel, indeks polidispersitas, dan efisiensi
penjerapan. Hasil pengukuran partikel
nanopartikel kurkuminoid dianalisis
menggunakan alat particle size analyzer Delsa
NanoC (Beckman Coulter). Ukuran partikel
yang dihasilkan adalah 141.85+38.82 nm Gambar 1. Emulsi nano partikel kurkuminoid
dengan indeks polidispersitas sebesar tersalut lemak padat
Tabel 1. Distribusi ukuran partikel dan efisiensi penjerapan Jenis Sampel Rata-Rata Ukuran
Partikel
Rata—rata
Indeks [kurkuminoid] [kurkuminoid] Efisiensi
Ukuran
Jenis Sampel Polidispersitas terjerap ditambahkan Penjerapan
Partikel
(IP)* (mg/mL) (mg/mL) (%)*
(nm)*
Nanopartikel
141.85+38.82 0.233+0.06 0.7096 1 70.96+9.3 0
kurkuminoid
Keterangan (*): n= 3 kali ulangan
Bobot Badan dan Kondisi hewan coba bobot badan. Secara statistik, bobot badan
Pengamatan kondisi hewan coba kelompok normal berbeda nyata (p<0.05)
dilakukan selama 10 hari yang meliputi pola dengan kelompok nanopartikel kurkuminoid
tingkah laku, bobot badan, dan keadaan fisik 1500 mg/kgBB, ekstrak kurkuminoid 100
hewan coba. Selama perlakuan, tidak terjadi mg/kgBB, dan kelompok perlakuan vitamin C
keabnormalan perilaku dan feses pada tikus. 36 mg/kgBB. Parameter terakhir yang dapat
Feses tikus tidak mengalami perubahan warna diamati setelah perlakuan adalah pengamatan
(feses tetap berwarna hitam). Parameter yang fisik hati tikus yang dilakukan setelah
diamati selanjutnya adalah perubahan bobot euthanasia. Hati tikus yang diinduksi CCl4
badan selama perlakuan. Tabel 2 menunjukkan terlihat mengalami abnormalitas berupa
bahwa secara umum bobot badan semua pustula (Gambar 2b), sedangkan tikus yang
kelompok cenderung meningkat selama tidak diinduksi CCl4 (kelompok normal) tidak
pemberian perlakuan. Tetapi, di hari ke-4 ditemukan adanya pustula di hatinya (Gambar
kelompok perlakuan CCl4, ekstrak 2a).
kurkuminoid 100 mg/kgBB, dan vitamin C 36
mg/kgBB mengalami penurunan berat badan, Status Antioksidan Tikus Percobaan
jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan Status antioksidan suatu bahan secara
lain yang cenderung mengalami kenaikan in vivo dapat dilakukan dengan pengukuran
16
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
Pustula
Gambar 2. Hati tikus Sprague dawley Betina setelah euthanasia dengan perlakuan
Keterangan: A=normal, B=induksi CCl4
Fesses
17
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
normal dan CCl4. Hasil pengukuran pemberian secara statistik pengukuran kadar MDA dari
nanopartikel ini menunjukkan hasil yang keseluruhan kelompok tidak berbeda nyata.
hampir sama dengan kelompok ekstrak Hasil pengukuran aktivitas superoksida
kurkuminoid. Kadar MDA terendah dismutase (SOD) menunjukkan semua
ditunjukkan pada kelompok nanopartikel kelompok perlakuan memiliki aktivitas yang
kosong. Sedangkan kadar MDA tertinggi lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
ditunjukkan pada kelompok vitamin C. Tetapi, normal (Gambar 5).
Gambar 4. Kadar MDA tikus Sprague-Dawley Betina 1) Normal; 2) CCl4; 3) Nanopartikel kurkuminoid 50 mg/kgBB;
4) Nanopartikel kurkuminoid 100 mg/kgBB; 5) Nanopartikel kurkuminoid 1500 mg/kgBB; 6) Ekstrak
kurkuminoid 100 mg/kgBB; 7) Vitamin C 36 mg/kgBB; 8) Standar kurkuminoid 20 mg/kgBB; 9)
Nanopartikel placebo.
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji
5% (uji Duncan).
Gambar 5. Aktivitas enzim superoksida dismutase hati tikus Sprague-Dawley Betina 1) Normal; 2) CCl4; 3)
Nanopartikel kurkuminoid 50 mg/kgBB; 4) Nanopartikel kurkuminoid 100 mg/kgBB; 5) Nanopartikel
kurkuminoid 1500 mg/kgBB; 6) Ekstrak kurkuminoid 100 mg/kgBB; 7) Vitamin C 36 mg/kgBB; 8)
Standar kurkuminoid 20 mg/kgBB; 9) Nanopartikel placebo.
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf uji
5% (uji Duncan).
18
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
Gambar 6. Aktivitas enzim glutation peroksidase hati tikus Sprague-Dawley Betina 1) Normal; 2) CCl4; 3)
Nanopartikel kurkuminoid 50 mg/kgBB; 4) Nanopartikel kurkuminoid 100 mg/kgBB; 5) Nanopartikel
kurkuminoid 1500 mg/kgBB; 6) Ekstrak kurkuminoid 100 mg/kgBB; 7) Vitamin C 36 mg/kgBB; 8)
Standar kurkuminoid 20 mg/kgBB; 9) Nanopartikel placebo.
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5% (uji Duncan).
Gambar 7. Aktivitas enzim peroksidase hati tikus Sprague-Dawley Betina 1) Normal; 2) CCl4; 3) Nanopartikel
kurkuminoid 50 mg/kgBB; 4) Nanopartikel kurkuminoid 100 mg/kgBB; 5) Nanopartikel kurkuminoid
1500 mg/kgBB; 6) Ekstrak kurkuminoid 100 mg/kgBB; 7) Vitamin C 36 mg/kgBB; 8) Standar
kurkuminoid 20 mg/kgBB; 9) Nanopartikel placebo.
Keterangan: Angka-angka pada grafik yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf
uji 5% (uji Duncan).
19
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
20
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
21
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
22
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
dosis 50 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 1500 mg (Pauling dalam Fonorow 2008) yang
mg/kgBB serta ekstrak kurkuminoid 100 dikonversikan pada dosis tikus yaitu sebesar
mg/kgBB menurunkan kadar MDA dengan 36 mg/KgBB. Peristiwa ini diduga
kadar MDA yang hampir sama. Sehingga disebabkan penyerapan senyawa vitamin C
dapat diketahui bahwa pemberian dalam tubuh tikus tidak optimal karena sifat
nanopartikel kurkuminoid memiliki efek yang senyawanya mudah larut dalam air sehingga
sama dengan pemberian ekstrak kurkuminoid. mudah dikeluarkan dari dalam tubuh melalui
Menurunnya kadar MDA pada tikus urin (Almatsier 2004).
dikarenakan karena kurkuminoid merupakan Secara statistik baik kelompok CCl4
senyawa fenolik yang akan mendonorkan maupun kelompok perlakuan pemberian
elektron kepada senyawa radikal yang nanopartikel tidak memiliki perbedaan yang
dihasilkan oleh senyawa CCl4, sehingga akan nyata (p<0.05). Sehingga dapat dikatakan,
menurunkan oksidasi lipid yang secara pemberian nanopartikel kurkuminoid belum
langsung akan menurunkan kadar MDA maksimal sebagai antioksidan.
sebagai produk akhir proses tersebut
(Puspawati 2009). Aktivitas Superoksida Dismutase pada
Pemberian nanopartikel placebo yang Hati Tikus
terdiri dari asam palmitat dan air reverse Pengukuran status antioksidan secara
osmosis pada tikus menunjukkan kadar MDA in vivo selanjutnya adalah aktivitas
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan superoksida dismutase. Enzim SOD
kelompok normal, tetapi masih lebih tinggi merupakan enzim antioksidan endogen yang
jika dibandingkan pemberian nanopartikel mempunyai peranan penting secara langsung
dan ekstrak kurkuminoid. Hal ini melindungi sel dari gangguan radikal bebas,
membuktikan pemberian nanopartikel placebo dan secara tidak langsung memelihara
tidak toksik, karena asam palmitat yang keseimbangan oksigen yang bersifat toksik
merupakan bahan pokok pembuatan (Wresdiyati et al. 2002). Pengukuran
nanopartikel placebo merupakan produk kandungan enzim antioksidan SOD
normal dari sistem asam lemak dalam sel merupakan cara untuk mengetahui kondisi
hewan dan berfungsi sebagai prekursor asam pertahanan sel terhadap radikal bebas. Prinsip
lemak rantai panjang lainnya dan dua asam dasar pengukuran superoksida dismutase
lemak tidak jenuh (, yaitu asam palmitoleat (SOD) adalah reaksi antara O2*-(radikal
dan asam oleat (Lehninger 1982). superoksida dengan Blue tetrazolium (NBT)
Berdasarkan pengukuran diketahui sehingga membentuk formazan biru ungu.
bahwa pemberian vitamin C yang diketahui SOD yang berada dalam plasma berlomba
sebagai antioksidan eksogen tidak dapat dengan NBT untuk bereaksi dengan O2*-
menghambat peroksidasi lipid, hal itu dapat sehingga menghambat pembentukan warna.
terlihat dari meningkatnya kadar MDA pada Aktivitas SOD ini diukur melalui derajat
perlakuan tersebut. Sehingga dapat dikatakan penghambatan (inhibisi) pembentukan warna
vitamin C 36 mg/kgBB tidak lebih baik (Widowati et al. 2005). Semakin banyak
sebagai antioksidan jika dibandingkan jumlah enzim SOD dalam sampel maka
kelompok pemberian nanopartikel warna yang terbentuk pun semakin tidak
kurkuminoid, padahal dosis vitamin C yang pekat.
digunakan berdasarkan dosis toleransi perut Kelompok perlakuan CCl4
manusia dalam keadaan normal sebesar 400 memperlihatkan aktivitas yang lebih tinggi
23
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
dibandingkan kelompok normal, tetapi masih teroksidasi (GSSG). GSSG yang dihasilkan
lebih rendah jika aktivitasnya dibandingkan direduksi menjadi GSH dengan bantuan
kelompok nanopartikel kurkuminoid 100 NADPH oleh glutation reduktase.
mg/kgBB dan nanopartikel kurkuminoid 1500 Hasil analisis menunjukkan aktivitas
mg/kgBB. Hal ini sesuai dengan karena GPx perlakuan CCl4 lebih tinggi
induksi CCl4 akan menurunkan aktivitas dibandingkan kelompok normal, tetapi masih
enzim antioksidan (Jeon 2003). lebih rendah jika dibandingkan dengan ketiga
Hasil pengukuran menunjukkan perlakuan pemberian nanopartikel
bahwa nanopartikel kurkuminoid dosis 50 kurkuminoid. Glutation peroksidase yang
mg/kgBB, 100 mg/kgBB, dan 1500 mg/kg rendah berkorelasi dengan gangguan yang
BB, ekstrak kurkuminoid, vitamin C, dan berhubungan dengan radikal bebas (Judge et
standar kurkuminoid dapat meningkatkan al. 2005). Kelompok normal memiliki
aktivitas enzim superoksida dismutase aktivitas GPx yang terendah sebesar 89.7436
dibandingkan dengan kelompok normal mU/mL, sedangkan aktivitas tertinggi
(Gambar 5). Dengan kata lain, dapat ditunjukkan oleh perlakuan pemberian
dinyatakan bahwa pemberian perlakuan sudah nanopartikel kurkuminoid dosis 100
efektif sebagai antioksidan. Hal ini sesuai mg/kgBB. Pemberian nanopartikel
dengan pernyataan Yuan et al. (2009), bahwa kurkuminoid dosis bertingkat dapat
senyawa antioksidan bekerja secara sinergis meningkatkan aktivitas glutation peroksidase
dengan enzim SOD dalam menetralkan secara berbeda nyata (p<0.05). Peningkatan
radikal bebas, sehingga aktivitas enzim SOD aktivitas glutation peroksidase disebabkan
menjadi tinggi. Secara statistik, hanya terjadinya peroksidasi lipid membran
kelompok pemberian nanopartikel mitokondria (Meister 1995). Peningkatan
kurkuminoid dosis 1500 mg/kgBB yang aktivitas glutation peroksidase ini
menunjukkan hasil berbeda nyata dengan dimungkinkan karena kurkuminoid
kelompok normal. Artinya, pemberian menetralkan radikal bebas.
nanopartikel kurkuminoid dosis 1500 Secara statistik, pemberian
mg/kgBB dapat meningkatkan aktivitas SOD. nanopartikel kurkuminoid dosis 50 mg/kgBB
dan 1500 mg/kgBB sebanding dengan
Aktivitas Glutation Peroksidase pada Hati kelompok CCl4, sehingga mengindikasikan
Tikus bahwa pemberian naopartikel dosis 50 mg
Selanjutnya, penelitian ini dan 1500 mg belum efektif sebagai
menganalisis aktivitas antioksidan glutation antioksidan. Sedangkan pemberian
peroksidase (GPx) yang terdapat di dalam hati nanopartikel dosis 100 mg menunjukkan hasil
tikus sebagai gambaran pengaruh pemberian meningkatkan aktivitas glutation peroksidase
nanopartikel kurkuminoid temulawak yang berbeda nyata dengan kelompok kontrol
terhadap aktivitas antioksidan GPx. Enzim dan CCl4. Hal tersebut karena pemberian
glutation peroksidase merupakan enzim yang senyawa antioksidan akan menurunkan
mengatalisis reduksi H2O2 dan lemak peroksidasi lipid yang secara tidak langsung
peroksida (LOOH) dengan menggunakan akan meningkatkan aktivitas GPx sebagai
glutation tereduksi (GSH) sebagai kofaktor enzim penetralisirnya.
(Nabet 1996). Prinsip pengukuran enzim ini
adalah glutation peroksidase mengatalisis
glutation tereduksi (GSH) menjadi glutation
24
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
Aktivitas Peroksidase pada Hati Tikus antioksidan. Hal tersebut sesuai dengan
Pengukuran status antioksidan yang hipotesis yang sebelumnya dikemukakan
terakhir adalah aktivitas enzim peroksidase. bahwa pembentukan nanopartikel
Peroksidase adalah kelas enzim golongan kurkuminoid dapat meningkatkan
oksireduktase yang mengkatalisis H2O2 yang bioavabilitas dibandingkan dengan ekstrak
bersifat toksik menjadi H2O yang netral kurkuminoid. Selain itu, diketahui bahwa
dengan adanya substrat yang bertindak perlakuan terbaik dalam menekan keadaan
sebagai donor hidrogen sehingga sel hidup stres oksidatif adalah pemberian nanopartikel
tidak mengalami kerusakan (Hiner et al. pada aktivitas superoksida dismutase, karena
2002). Enzim peroksidase merupakan nanopartikel memberikan aktivitas yang lebih
kelompok enzim mengaitkan hubungan tinggi dibandingkan kelompok normal dan
dengan aktivitas katalase sebagai enzim yang hampir sama dengan pemberian ekstrak
secara endogen yang diproduksi tubuh. kurkuminoid.
Pemberian CCl4 dapat menurunkan aktivitas Penggunaan nanopartikel dosis 100
peroksidase dibandingkan kelompok normal mg/kgBB dan 1500 mg/kgBB memberikan
(Gambar 7). Menurut Jeon (2003), pemberian efek yang relatif sama atau lebih tinggi
CCl4 dapat menurunkan aktivitas antioksidan. dengan standar kurkuminoid. Nanopartikel
Pemberian nanopartikel dosis 50 kurkuminoid mengandung bahan aktif lebih
mg/kgBB dan 1500 mg/kgBB dapat kecil yaitu 0.3 mg dan 0.02 mg, sedangkan
meningkatkan aktivitas peroksidase standar kurkumin mengandung bahan aktif
dibanadingkan kelompok normal. Hal yang sebesar 1.6 mg (pada dosis 20 mg), sehingga
dapat terlihat adalah bahwa pemberian pembuatan kurkuminoid lemak padat lebih
nanopartikel kurkuminoid dapat ekonomis dibandingkan dengan penggunaan
meningkatkan aktivitas peroksidase, standar kurkumin karena mengandung bahan
walaupun secara statistik tidak berbeda nyata. aktif yang lebih sedikit, tetapi memberikan
Pengamatan aktivitas antioksidan dengan efek yang sama atau lebih tinggi.
parameter enzim peroksidase masih belum
bisa dilakukan observasi lebih lanjut karena 5. DAFTAR PUSTAKA
mekanisme kelompok enzim tersebut dalam Almatsier S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
penangkalan radikal bebas masih belum Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
diketahui secara pasti
Awad T, Helgason T, Kristbergsson K,
Decker EA, Weiss J, McClements DJ.
Aktivitas antioksidatif Nanopartikel 2008. Solid lipid nanoparticles as
Kurkuminoid delivery systems for bioactive food
Berdasarkan keseluruhan pengukuran components. FoodBiophysic.(3):146–
dapat teramati bahwa pemberian CCl4 dapat 154.
meningkatkan kadar MDA dan menurunkan BPOM RI. 2005. Lampiran Peraturan Kepala
aktivitas peroksidase, superoksida dismutase Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
serta glutation peroksidase. Pemberian Nomor :HK.00.05.4.1380 [internet].
[diacu 2013 Desember 12]. Tersedia
nanopartikel kurkuminoid dapat
dari: http: // www2. pom. go. id/ public/
meningkatkan aktivitas enzim antioksidan dan hukum_ perundangan/ pdf/
menurunkan kadar MDA. Hal ini dikarenakan SK%20CPOTB(1). pdf
CCl4 dapat meningkatkan kadar MDA yang
Biovision. 2013. Glutathione peroxidase
keberadaannya dapat dinetralisir oleh enzim activity colorimetric assay kit [internet].
25
Ambarsari et al. – Aktivitas Antioksidan Nanopartikel Kurkuminoid Temulawak Balittro secara In Vivo
[diacu 2013 Desember 11]. Tersedia Lehninger. 1982. Dasar-dasar Biokimia: Jilid
dari: http: //www. biovision. com/ 2. Jakarta: Erlangga. 386 hlm.
manuals/K762.pdf Liang OB, Widjaya Y, Asparton Y, Puspa S.
Biovision. 2013. Lipid peroxidation (mda) 1985. Beberapa aspek isolasi,
colorimetric/fluorometric assay kit identifikasi, dan penggunaan
[internet]. [diacu 2013 Desember 11]. komponen-komponen Curcuma
Tersedia dari: http:// xanthorriza Roxb. dan Curcuma
www.biovision.com/manuals/K739.pdf domestika Val. Prosiding Symposium
?osCsid=p3pondekgluik5i0v2d05ufb74. Nasional Temulawak. Bandung:
Lembaga Penelitian Universitas
Biovision. 2013. Peroxidase activity
Padjajaran.
colorimetric/fluorometric assay kit
[internet]. [diacu 2013 Desember 11]. Lu F. 2002. Toksikologi Dasar: Asas, Organ
Tersedia dari: http://www. sasaran, dan Penilaian Risiko.
biovision.com/manuals/K772.pdf?osCsi Nugroho, penerjemah. Jakarta: UI Pr.
d=h1ece063787ju120g3scfvfc05. Terjemahan dari: Toxicology,
fundamentals, target organs, and risk
Biovision. 2011. Superoxide Dismutase
assesment. 392 hlm.
(SOD) Activity Assay Kit [internet].
[diacu 2013 Desember 11]. Tersedia Malsch N. 2005. Biomedical Nanotechnology.
dari: http: //www. USA: T&F Group. 161 hlm.
biovision.com/manuals/K335.pdf?osCsi Mattjik AA, Sumertajaya IM. 2002.
d=rpvapthbcklvf08m7p152jhsv0. Perancangan percobaan jilid 1 edisi ke-
Fonorow O. 2008. Pauling Therapy 2 dengan aplikasi SAS dan MINITAB.
Handbook. Boston: Lulu Press. 256 Bogor: IPB Press. 276 hlm.
hlm. Meister A. 1995. Mitochondrial changes
Hiner et al. 2002. Mechanism of compound associated with glutathione deficiency.
information in heme peroxidases. J Biochem Biophys Acta. (1): 35-42.
Inorgan Biochem. (91): 27-33. Mujib MA. 2011. Pencirian nanopartikel
Jeon TI, Hwang SG, Park NG, Shin SI, Choi kurkuminoid tersalut lemak padat
SD, Park DK. 2003. Antioxidative [tesis]. Bogor: Fakultas Matematika dan
effect of chitosan on chronic carbon Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
tetrachloride induced hepatic injury in Pertanian Bogor.
rats. Toxicol. (1): 67-73. Nabet F B. 1996. Zat gizi antioksidan
Judge S, Mok Jang Y, Smith A, Hagen T, dan penangkal senyawa radikal pangan
Leeuwenburg C. 2005. Ageassociated dalam sistem biologis. Dalam Zakaria F
increases in oxidative stress and R, R Dewanti, S Yasni (eds.). Prosiding
antioxidant enzyme activities in cardiac Seminar Senyawa Radikal dan Sistem
interfibrillar mitochondria: implication pangan: Reaksi Biomolekuler, Dampak
for the mitochondrial theory of aging. terhadap Kesehatan dan Penangkalan,
University of Florida. Faseb J. (3):419- hal. 8-15. Kerjasama PAU IPB dengan
421. Kedutaan Perancis, Jakarta.
Kamble VA, Jagdale DM, Kadan VJ. 2010. Pan M H, Huang T M, Lin JK. 1999.
Solid lipid nanoparticles as drug Biotransformation of curcumin through
delivery system. Int J Pharm BioSci. (1) reduction and glucuronidation in mice.
:1–9. Drug Metab.Dispos. 27(4): 486– 94.
Konatham S. 2010. Liposomal delivery of Pang X, Cui F, Tian J, Chen J, Zhou J, Zhou
curcumin to liver. Turk J. Pharm Sci. W. 2009. Preparation and
7(2): 89-98. characterization of magnetic solid lipid
26
Curr. Biochem. 2020. 6 (1): 11-27
nanoparticles loaded with ibuprofen. Valko M. 2006. Free radical, metal, and
Asian J Pharm Sci. (4): 132–137. antioxidant in oxidative stress induced
cancer. J Chem Biol.(160): 1-40.
Parhi R, Suresh P. 2010. Production of solid
lipid nanoparticles-drug loading and Wahlstrom B, Blennow G. 1978. A study on
release mechanism. J Chem Pharm. 2 the fate of curcumin in the rat. Acta
(1): 211-227. Pharmacol Toxicol.(2): 86–92.
Puspawati G. 2009. Kajian aktivitas [WHO] World Health Organization. 2003.
proliferasi limfosit dan kapasitas Traditional medicine [internet]. [diacu
antioksidan Sorgum (Sorghum bicolor L 2012 Desember 27]. Tersedia dari: http:
Moench) dan Jewawut (Pennisetum sp) //www. who. int/ mediacentre/
pada Tikus Sprague Dawley [tesis]. factsheets/fs134/en/.
Bogor: Institut Pertanian Bogor. Widowati W, Ratu S, Rymond R, Marlinda S.
Prangdimurti E, Muchtadi D, Astawan M, 2005. Penapisan aktivitas superoksida
Zakaria FR. 2006. Aktivitas antioksidan dismutase pada berbagai tanaman. JKM.
ekstrak daun suji. J Teknol Indust (5): 33-48.
Pangan. 17(2) : 79-88. Wresdiyati T, K Mamba, IKM Adnyane, US
Ravindranath V, Chandrasekhara N. 1980. Aisyah. 2002. The effect of stress
Absorption and tissue distribution of condition on the intracellular
curcumin in rats. Toxicol. (16): 59– 65. antioxidant copper,zinc-superoxide
dismutase in the rat kidney: an
Ravindranath V, Chandrasekhara N. 1981.
immunohistochemical study. Hayati.
Metabolism of curcumin––studies with
(3):85-88.
[3H] curcumin. Toxicol. (22): 37–44.
Xie S Y. 2011. Preparation, characterization
Ristanti E. 2008. Potensi lemak dan minyak
and pharmacokinetics of enrofloxacin-
dari tanaman perkebunan sebagai bahan
loaded solid lipid nanoparticles:
baku material pembawa dalam sistem
Influences of fattyacids. Colloid
penghantaran obat. J Indust Hasil
Surfaces Biointerf. 83(2): 382-387.
Perkebunan. (3): 63-64.
Yadav V, Vinay P, Sarasija S, Yadav S. 2008.
Shoba G, Joy D, Joseph T, Majeed M,
Curcumin Loaded Palmitic Acid
Rajendran R, Srinivas PS. 1998.
Microparticles. InPharm Communique.
Influence of piperine on the
(1) : 15–18.
pharmacokinetics of curcumin in
animals and human volunteers. Planta Yagi K. 1998.Simple assay for the level of
Med. 64(4): 353–6. total lipid peroxides in serum or plasma.
Methods Mol Biol. (108): 101-106.
Sidik, Mulyono MW, Mutadi A. 1995.
Temulawak (Curcuma xanthorriza Yuan C, Huang L, Cheng Y. Bu, Liu F, Yi Z,
Roxb). Jakarta: Phyto Medika. 105 hlm. Yang, & Song. 2009. Evaluation of
antioxidant and immune activity of
Simanjuntak K. 2007. Radikal bebas dari
Phellinus ribis glucan in mice. Food
senyawa toksik karbon tetraklorida
Chem. (115) : 581– 584.
(CCl4). Bina Widya. 8(1): 25-31.
Shanmugasundaram P, Venkataraman S. J.
2006. Hepatoprotective and antioxidant
effects of Hygrophila auriculata (K.
Schum) heine acanthaceae root extract.
J Ethnopharmacol. (1): 124-128.
27