Document Department Doc No.

NDE PROCEDURE & NDE 001/AU/PKU//PRO/PSHP/IX/2021

QC
PERSONEL CERTIFICATE

NDE PROCEDURE AND

NDE PERSONEL CERTIFICATE
FOR PERTASHOP KAPASITAS 3KL

CLIENT :PT. PERTAMINA RETAIL

PROJECT :PERTASHOP KAPASITAS 3KL

00 For Construction RNZ Zamroni Sus

Rev Date of Issue Status Prepared Checked Approved
 Document Department Doc No.

NDE PROCEDURE & NDE

QC -
PERSONEL CERTIFICATE

REVISION HISTORICAL SHEET

Date Title Revision Page

 TABLE OF CONTENTS

Paragraph Description Page

1. Purpose 2
2. Scope 2
3. Reference Documents 2
4. Definitions 2
5. Information Required prior to Examination 3
6. Extent of Examination 3
7. Personnel Qualification 3
8. Procedure Qualification 4
9. Penetrant Materials & Equipment 5
10. Safety Precaution 5
11. Surface Preparation 6
12. Precleaning 6
13. Penetrant Application 6
14. Removal of Excess Penetrant 7
15. Drying after Excess Penetrant Removal 7
16. Application of Developer 7
17. Illumination 8
18. Interpretation and Evaluation of Indications 8
19. Acceptance Criteria 9
20. Recording of Indications 10
21. Post Examination Cleaning 10
22. Defect Repair 10
23. Reporting 10

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 1. PURPOSE 1. TUJUAN
1.1. This written procedure provides require- 1.1. Prosedur tertulis ini memberikan persyaratan
ments and acceptance standard for liquid dan standard keberterimaan untuk pengujian
penetrant examination (PT) to detect cairan penetrant (PT) yang dipakai untuk
discontinuities which are open to the mendeteksi diskontinuitas yang membuka ke
surface. pemukaan.
1.2. This procedure shall be applied to examine 1.2. Prosedur ini harus dipakai untuk menguji las-
weld metal and adjacent areas of non- lasan atau material dasar yang sifatnya tidak
porous and non-liquid absorbent materials. berpori dan tidak menyerap cairan.

2. SCOPE 2. RUANGLINGKUP
2.1. This written procedure is applicable for 2.1. Prosedur ini dipakai untuk sistem pengujian
color contrast (Type II), solvent removable cairan penetrant color contrast (Tipe II), yang
(Method C) penetrant system. dibersihkan dengan solvent (Metoda C).
2.2. This written procedure is applicable for 2.2. Prosedur tertulis ini dipakai untuk pengujian
liquid penetrant examination performed on cairan penetrant yang dilakukan pada
surface where the temperature is within permukaan material yang suhunya antara 20oC
20oC to 50oC throughout the examination hingga 50oC sepanjang pemeriksaan
period. berlangsung.

3. REFERENCEDOCUMENTS
3.1. ASME Boiler & Pressure Vessel Code
Section I – Appendix A270, 2015 Edition,
2016 Addenda.
3.2. ASME Boiler & Pressure Vessel Code
Section V - Article 6 & 24 (SE 165) 2015
Edition.
3.3. ASME Boiler & Pressure Vessel Code
Section VIII Div. 1 – App. 8, 2016 Edition,
3.4. ASME B31.3, Process Piping –,2016 Edition.
3.5. PT. Indotimas Syifa Perkasa’s written
practice no. 01/ISyP/WP/V/2016, Rev. 00
3. DOKUMEN-DOKUMENREFERENSI
3.1. ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section I
– Appendix A270, 2015 Edition, 2016 Addenda.
3.2. ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section V
- Article 6, & 24 (SE 165) 2015 Edition.
3.3. ASME Boiler & Pressure Vessel Code Section
VIII Div. 1 – App. 8, 2016 Edition,
.
3.4. ASME B31.3, Process Piping– par.,2016 Edition.
3.5. Written practice PT. Indotimas Syifa Perkasa
nomor 01/ISyP/WP/V/2016, Rev. 00.

4. DEFINITIONS 4. DEFINISI-DEFINISI

4.1. Discontinuity: lack of continuity or uninten- 4.1. Diskontinuitas: ketidaksempurnaan atau gang-
tional interruption in the physical structure guan struktur fisik atau konfigurasi dari sebuah
or configuration of a material or component. material atau komponen.

4.2. Penetrant: a solution or suspension of a 4.2. Penetrant: suatu larutan atau suspensi
dye. pewarna.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 4.3. Defect: one or more flaws whose aggregate 4.3. Cacat: satu atau lebih diskontinuitas yang
size, shape, orientation, location or proper- ukuran, bentuk, lokasi, atau sifatnya melebihi
ties do not meet specified acceptance ketentuan, dan ditolak.
criteria and are rejected.
4.4. Developer: a material that is applied to the 4.4. Developer: material yang disemprotkan pada
test surface to accelerate bleed out and permukaan uji untuk mempercepat timbulnya
enhance the contrast of indication. indikasi warna dan meningkatkan kontras dari
indikasi yang muncul.
4.5. Family: a complete series of penetrant 4.5. Keluarga: satu set lengkap material penetrant
materials required for the performance of a yang diperlukan untuk melakukan pengujian
liquid penetrant examination. cairan penetrant.
4.6. Color contrast: a liquid penetrant that is 4.6. Color contrast: suatu cairan penetrant yang
characterized by an intense color, usually ditandai dengan warna mencolok, biasanya
red. merah.

5. INFORMATION REQUIREDPRIOR 5. INFOMASIYANGDIPERLUKANSEBELUM

TO EXAMINATION PENGUJIAN
The following information shall be obtained Informasi-informasi berikut ini harus diperoleh
prior to liquid penetrant examination: sebelum melakukan pengujian pertikel magnet:
- Type of base metal. - Jenis logam induk.
- Welding process. - Proses pengelasan.
- Location and extent of welds to be - Lokasi dan cakupan sambungan las yang
examined. diuji.

6. EXTENTOFEXAMINATION 6. CAKUPANPENGUJIAN
6.1. The shape and size of the examined object, 6.1. Bentuk dan ukuran obyek yang diuji, dan
and extent of the examination shall be cakupan pengujiannya harus didasarkan pada
based on the appropriate drawing or gambar kerja atau dokumen kontrak yang ada.
contract document.
6.2. All welds shall be 100% visually examined 6.2. Semua sambungan las harus diperiksa visual
prior to liquid penetrant tested. 100% sebelum diuji penetrant.

7. PERSONNELQUALIFICATION 7. KUALIFIKASIPERSONIL
7.1. Qualification and certification of the NDT 7.1. Kualifikasi dan sertifikasi personil NDT harus
personnel shall be in accordance with PT. mengacu pada written practice PT. Indotimas
Indotimas Syifa Perkasa’s written Syifa Perkasa no . 01/ISyP/WP/V/2016, Rev.
practice no. 01/ISyP/WP/V/2016, Rev. 00. 00.
7.2. Personnel performing testing and deter- 7.2. Personil yang melakukan pengujian dan me-
mining the acceptability to the requirement nentukan penerimaan terhadap persyaratan
of this written procedure shall be qualified dari prosedur tertulis ini harus dikualifikasi dan
and certified as PT Level II or Level III. disertifikasi sebagai PT Level II atau Level III.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 8. PROCEDUREQUALIFICATION 8. KUALIFIKASIPROSEDUR
8.1. A change in essential variables as stated in 8.1. Setiap perubahan pada variabel esensial
Table 1 shall require requalification of the dalam Tabel 1 mengharuskan pengujian
written procedure by demonstration, while a ulang pada prosedur tertulis ini dengan
change in nonessential variables does not cara didemons- trasikan, sedangkan setiap
require requalification of this procedure. perubahan pada variabel nonesensial tidak
memerlukan pengujian ulang pada
prosedur ini.
8.2. All changes of essential or nonessential
variables from those specified by this 8.2. Semua perubahan variabel esensial
written procedure shall require revision of atau nonesensial dari yang sudah
this procedure. ditentukan oleh prosedur tertulis ini
mengharuskan adanya revisi dari prosedur
ini.

Table 1. Requirements of liquid penetrant examination procedure.

Essential Non-essential
Requirements Par. Reference
Variable Variable
Identification of and any change in type or family group of
X - 9.2, 9.3
penetrant materials including developers, emulsifiers, etc.
Surface preparation (finishing and cleaning, including type of
X - 11, 12
cleaning solvent)
Method of applying penetrant X - 13.2
Method of removing excess surface penetrant X - 14
Method of applying developer X - 16.3
Minimum and maximum time periods between steps and drying
X - 15
aids
Decrease in penetrant dwell time X - 13.3
Increase in interpretation time X - 18.2
Minimum light intensity X - 17.1
Surface temperature outside 20°C to 50°C or as previously
X - 13.1
qualified
Performance demonstration, when required X - Deleted
Personnel qualification requirements - X 7
Materials, shapes, or sizes to be examined and the extent of
- X 1.2, 6.1
examination
Post-examination cleaning technique - X 21

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 9. PENETRANTMATERIALS&EQUIPMENT 9. MATERIALPENETRANT&PERALATAN
9.1. All penetrant materials (cleaner/remover, 9.1. Semua material penetrant (cleaner/remover,
penetrant, developer, and cleaning agents) penetrant, developer, dan cairan pembersih)
prior to their use on austenitic or duplex sebelum dipakai pada material austenitic atau
stainless steels, and titanium alloys shall duplex stainless steel, dan paduan titanium
have total halogens content (chlorine and harus memiliki kadar halogen total (klorin dan
fluorine) of 1% maximum by weight, and fluorin) maksimum sebesar 1% berat dan kadar
sulfur content of 1% maximum by weight sulfur maksimum sebesar 1% berat saat
when used on nickel base alloys. dipakai pada paduan nickel.
9.2. Penetrant materials shall be from the same 9.2. Material penetrant harus berasal dari pabrik
manufacturers or brands. pembuat atau merek yang sama.
9.3. Penetrant system used in this procedure 9.3. Sistem penetrant yang digunakan pada
shall be designated as follows: prosedur ini adalah sebagai berikut:

Color Contrast Solvent Removable

Manufacturer Material Type

Penetrant SKL-SP2
Magnaflux Cleaner/remover SKC-S
Developer SKD-S2

9.4. A calibrated light meter shall be used to 9.4. Sebuah light meter yang terkalibrasi harus
check light intensity of the surface being dipakai untuk memeriksa intensitas cahaya
examined. pada permukaan benda uji.

10. SAFETYPRECAUTION 10. KESELAMATANKERJA

10.1. Care shall be taken not to have direct 10.1. Jangan bersentuhan langsung dengan
contact with penetrant materials which is material penetrant yang relatip beracun dan
relatively toxic and flammable. mudah terbakar.
10.2. Always use glove and respiratory masker 10.2. Selalu gunakan sarung tangan dan masker
during examination to avoid direct contact pernapasan selama pengujian untuk meng-
with penetrant materials and excessive hindari kontak langsung dengan material
inhalation of developer dust. penetrant dan menghirup debu developer
secara berlebihan.
10.3. Do not smoke during examination. 10.3. Jangan merokok selama pengujian.
10.4. Controlled conditions shall be established 10.4. Jika sudah habis, kaleng bertekanan harus
for correct disposal of pressurized spray dilubangi dulu sebelum dibuang ke tempat
cans. yang disediakan.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 11. SURFACEPREPARATION 11. PENYIAPANPERMUKAAN
11.1. Weld surface to be examined and all 11.1. Permukaan las yang diuji dan daerah di
adjacent areas within at least 25 mm shall sekitarnya selebar minimum 25 mm harus
be dry and free of all dirts that could kering dan bersih dari kotoran-kotoran yang
obscure surface openings or otherwise dapat menutupi bukaan permukaan dan
interfere with the examination. mengganggu jalannya pengujian.
11.2. Wire brushing may be carried out for 11.2. Sikat baja dapat dilakukan untuk membersih-
surface preparation. kan permukaan.
11.3. Grit or shot blasting is prohibited as a 11.3. Grit atau shot blasting tidak boleh dipakai
method of surface preparation. sebagai metoda penyiapan permukaan.
11.4. Dressing the examined weld surface by 11.4. Penggerindaan pada permukaan las yang
grinding may be necessary if excessive diuji dapat dilakukan apabila permukaan
roughness is observed. dianggap terlalu kasar.

12. PRECLEANING 12. PEMBERSIHANAWAL

12.1. Weld to be examined and areas within at 12.1. Las-lasan dan daerah di kedua sisinya pada
least 25 mm both side shall be thoroughly jarak minimum 25 mm harus dibersihkan
cleaned with a cleaning solvent meeting memakai solvent pembersih yang memenuhi
the requirements of par 9.1 and 9.3. persyaratan dalam paragrap 9.1 dan 9.3.
12.2. Precleaning may be carried out by 12.2. Pembersihan awal dapat dilakukan dengan
spraying the examined areas directly with cara menyemprotkan cleaner secara lang-
the cleaner. sung pada daerah yang diuji.
12.3. Minimum of 1 (one) minutes shall be 12.3. Setelah pembersihan awal, permukaan mate-
allocated for normal air drying of part to be rial harus dibiarkan selama minimum 1 (one)
examined. menit.

13. PENETRANTAPPLICATION 13. APLIKASIPENETRANT

13.1. Temperature
a) Temperature of the test surface and the
penetrant materials shall be within 20oC
to 50oC throughout the examination
period.
b) Local heating or cooling is permitted
provided the part temperature remains
in the range of 20°C to 50°C during the
examination.
13.2. Methods of Application
The penetrant shall be applied by direct
spraying from the can.
13.1. Suhu
a) Suhu permukaan yang diuji dan suhu
material penetrant harus antara 20oC
hingga 50oC selama pengujian berlang-
sung.
b) Pemanasan atau pendinginan setempat
diijinkan selama suhu benda masih berada
di antara 20oC hingga 50oC selama
pengujian berlangsung.
13.2. Metoda Aplikasi
Penetrant harus diaplikasikan dengan cara
penyemprotan langsung dari kalengnya.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 13.3. Penetration Time (Dwell Time)
a) Penetration time shall be minimum of 5
(five) minutes.
b) Penetrant addition is allowed provided
the area to be examined is wetted by
the penetrant throughout the entire
penetration time.
13.3. Waktu Penetrasi (Waktu Diam)
a) Waktu penetrasi minimum harus 5 (lima)
menit.
b) Penambahan penetrant di daerah yang
diperiksa diperbolehkan agar selama
pengujian daerah tersebut tetap basah
oleh penetrant sepanjang waktu penetrasi.

14. REMOVALOFEXCESSPENETRANT 14. PEMBERSIHAN PENETRANTSISA

14.1. After the penetration (dwell) time has 14.1. Setelah waktu penetrasi (waktu diam)
elapsed, any penetrant remaining on the tercapai, semua sisa penetrant di atas
surface being examined shall be cleaned. permukaan yang diuji harus dibersihkan.
14.2. Cleaning shall be conducted by wiping the 14.2. Pembersihan harus dilakukan dengan cara
surface with a dry clean cloth, repeating mengelap permukaan dengan kain lap yang
the operation until most traces of kering dan bersih, dilakukan berulang-ulang
penetrant have been removed. hingga semua sisa penetrant hilang.
14.3. The remaining traces shall be removed by 14.3. Sisanya harus dibersihkan dengan mengelap
lightly wiping the surface with a clean cloth permukaan memakai kain lap bersih yang
dampened with cleaner/remover. dibasahi dengan cleaner/remover.
14.4. To minimize removal of penetrant from 14.4. Untuk meminimumkan hilangnya penetrant
discontinuities, care shall be taken to dari dalam diskontinuitas, jangan membasahi
avoid the use of excess remover. Do not majun dengan cleaner secara berlebihan.
spray the surface directly with remover in Jangan sekali-kali menyemprot permukaan
order to clean the excess penetrant. secara langsung dengan remover untuk
membersihkan penetrant sisa.

15. DRYINGAFTEREXCESS 15. PENGERINGAN SETELAH

PENETRANT REMOVAL
Drying is carried out using normal
evaporation. A minimum of 1 (one) minute
and maximum of 5 (five) minutes shall be
allowed for drying before application of
developer.
PEMBERSIHAN PENETRANTSISA
Pengeringan dilakukan secara alami. Diper-
lukan waktu pengeringan minimum 1 (satu)
menit dan maksimum 5 (lima) menit sebelum
penyemprotan developer.

16. APPLICATION OFDEVELOPER 16. APLIKASIDEVELOPER

16.1. Developer shall be applied as soon as 16.1. Developer harus disemprotkan sesegera
possible after the requirement of mungkin setelah persyaratan dari paragraf 15
paragraph 15 is satisfied. terpenuhi.
16.2. Prior to application, the pressurized can of 16.2. Sebelum penyemprotan, kaleng developer
developer must be thoroughly agitated to harus dikocok-kocok agar terjadi pencam-
ensure adequate dispersion of suspended puran suspensi developer yang sempurna.
particles.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 16.3. Developer shall be sprayed to obtain a 16.3. Developer harus disemprotkan hingga meng-
thin and uniform coating thickness. Mini- hasilkan lapisan tipis dan rata. Jarak penyem-
mum spraying distance is 15 to 20 cm. protan minimum antara 15 hingga 20 cm.

17. ILLUMINATION 17. PENCAHAYAAN

17.1 Examination shall be performed with an 17.1. Pengujian harus dilakukan di bawah cahaya
adequate visible light source with a tampak dengan intensitas minimum sebesar
minimum intensity of 1000 Lux (100 fc) on 1000 Lux (100 fc) pada permukaan yang
the surface being examined. sedang diuji.
17.2. The light source and light level verification 17.2. Sumber cahaya dan verifikasi intensitas
shall be demonstrated and recorded in cahayanya harus didemonstrasikan dan
the report form. dicatat dalam laporan pengujian.

18. INTERPRETATION AND EVALUATION OF 18. INTERPRETASIDAN EVALUASIINDIKASI

INDICATIONS
18.1. Observation of the formation of indications 18.1. Pengamatan terbentuknya indikasi harus
shall be performed during the application dilakukan selama dan setelah penyemprotan
of developer. developer.
18.2. Final interpretation of indications shall be 18.2. Interpretasi akhir dilakukan antara 10
made within 10 (ten) to 30 (thirty) minutes (sepuluh) hingga 30 (tiga puluh) menit
after the applied developer on the dihitung setelah developer yang disemprotkan
examined surface is dry. ke permukaan mulai mengering.
18.3. An indication of a discontinuity may be 18.3. Indikasi dari diskontinuitas bisa lebih besar
larger than the discontinuity that causes it; dari diskontinuitas yang menyebabkannya,
however, the size of the indication is the namun ukuran indikasi dipakai sebagai dasar
basis for acceptance evaluation. untuk mengevaluasi penerimaan.
18.4. Relevant indications are those indications 18.4. Indikasi relevan adalah indikasi yang diakibat-
caused by discontinuities that are opened kan oleh diskontinuitas yang membuka ke
to the surface and with major dimensions permukaan yang ukuran terbesarnya lebih
greater than 1.5 mm. dari 1.5 mm.
18.5. Nonrelevant indications are indications 18.5. Indikasi nonrelevan adalah indikasi yang
caused by conditions other than diakibatkan oleh kondisi-kondisi selain dis-
discontinuities. Surface irregularities due kontinuitas seperti ketidakteraturan permu-
to machining, grinding, or welding are kaan akibat permesinan, penggerindaan, atau
conditions that may cause non relevant pengelasan.
indications.
18.6. Broad areas of pigmentation which could 18.6. Latar belakang berwarna merah di daerah
mask indications of discontinuities are yang diperiksa yang dapat menutupi indikasi
unacceptable, and such areas shall be diskontinuitas adalah tidak diijinkan dan dae-
cleaned and reexamined. rah tersebut harus dibersihkan dan diuji ulang.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 18.7. Linear indications are those indications 18.7. Indikasi linier adalah indikasi-indikasi yang
having a length greater than three times memiliki panjang lebih besar dari tiga kali
the width (L > 3W). lebarnya (L > 3W).
18.8. Rounded indications are indications of 18.8. Indikasi rounded adalah indikasi-indikasi yang
circular or elliptical shape with the length bentuknya bundar atau elips dengan panjang
equal to or less than three times the width kurang dari atau sama dengan tiga kali
(L ≤ 3W). lebarnya (L ≤ 3W).

19. ACCEPTANCECRITERIA 19. KRITERIAKEBERTERIMAAN

19.1. ASME Section I & Section VIII Div. 1:
All surfaces to be examined shall be free
of:
a) Any cracks or relevant linear indica-
tions.
b) Relevant rounded indications greater
than 5 mm.
c) Four or more relevant rounded
indications in a line separated by 1.5
mm or less, edge to edge.
19.2. ASME B31.3:
All surfaces to be examined shall be free
of:
a) Any cracks or linear indications.
b) Relevant rounded indications greater
than 5 mm.
c) Four or more relevant rounded
indications in a line separated by 2.0
mm or less, edge to edge.
d) Ten or more rounded indications in any
3870 mm2 of surface with the major
dimension of this area not to exceed
150 mm with the area taken in the most
unfavorable location relative to the
indications being evaluated.
19.1. ASME Section I & Section VIII Div. 1:
Semua permukaan yang diuji harus bebas
dari:
a) Retak atau indikasi linier yang relevan.
b) Indikasi rounded yang relevan, dimana
ukurannya lebih dari 5 mm.
c) Empat atau lebih indikasi rounded yang
relevan berjajar dalam satu garis, terpisah
satu sama lainnya pada jarak ≤ 1.5 mm,
dari ujung ke ujung.
19.2. ASME B31.3:
Semua permukaan yang diuji harus bebas
dari:
a) Retak atau indikasi linier.
b) Indikasi bundar yang relevan, dimana
ukurannya lebih dari 5 mm.
c) Empat atau lebih indikasi bundar yang
relevan berjajar dalam satu garis, terpisah
satu sama lainnya pada jarak ≤ 2.0 mm,
dari ujung ke ujung.
d) Sepuluh atau lebih indikasi bundar dalam
daerah seluas 3870 mm2 dengan ukuran
terbesar daerah tersebut tidak melebihi
150 mm, diambil pada lokasi yang paling
tidak menguntungkan terhadap indikasi
yang dievaluasi.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 20. RECORDINGOFINDICATIONS 20. PEREKAMANINDIKASI
Recording of discontinuity indication may Perekaman indikasi diskontinuitas dapat
be conducted by: dilakukan dengan:
a) Photography. a) Foto.
b) Sketching. b) Sketsa.

21. POSTEXAMINATIONCLEANING 21. PEMBERSIHANAKHIR

Post examination cleaning shall be carried Pembersihan akhir setelah pengujian harus
out as soon as practicable using a man- dilakukan sesegera mungkin dengan cara
ner that does not adversely affect the part. yang tidak merusak komponen.

22. DEFECTREPAIR 22. PERBAIKANCACAT

22.1. Defects shall be removed and reexamined 22.1. Cacat harus dihilangkan dan daerah tersebut
to ensure complete removal or to diuji ulang untuk memastikan cacatnya sudah
acceptable size prior to rewelding. hilang atau berkurang ukurannya sebelum
dilas.
22.2. Complete repair welding shall be 22.2. Hasil pengelasan setelah repair harus diuji
reexamined using liquid penetrant in ulang memakai cairan penetrant dengan
accordance with this procedure. mengacu pada prosedur ini.

23. REPORTING 23. PELAPORAN

For each examination, the following Untuk tiap-tiap pengujian, informasi berikut ini
information shall be recorded: harus dilaporkan:
a) Procedure identification and revision; a) Nomer prosedur dan revisi;
b) Liquid penetrant type (visible or b) Jenis cairan penetrant (visible atau
fluorescent); fluorescent;
c) Batch no. of each penetrant, penetrant c) Batch no. dari penetrant, remover, dan
remover, and developer used; developer yang dipakai;
d) Examination personnel identity and d) Identitas personnel penguji dan level
qualification level; kualifikasinya;
e) Map or record of indications; e) Lokasi atau record dari indikasi;
f) Material and thickness; f) Jenis material dan ketebalannya;
g) Lighting equipment; and g) Peralatan pencahayaan;
h) Date of examination. h) Tanggal pengujian.

PT.NUSANTARA SERTIFIKASI INDONESIA

Penetrant Test (PT) Procedure
 PT. INDOTIMAS SYIFA PERKASA
NDT & TECHNICAL SERVICES
Taman Meruya Plaza Blok E14 No.32, Jl. Permata Meruya, Kembangan Jakarta-Barat 11620
(T) +62 21 5873231 (F) +62 21 5873230 ( E) marketing@indosyifa.com (W) www.indosyifa.com

NDT Certification
This is to certify that :

Uus Nurpadi
By virtue of work experience has completed 40 hours training of theory, practical and successfully
passed the examination according to the requirements of the ASNT recommended Practice
No. SNT – TC – 1A, 2001 edition is certified as

Dye Penetrant Testing Level II (Two)

CERTIFICATE NO.: SNS-012/PT/III-2020

DATE ISSUED : March 06, 2020

DATE EXPIRED : March 05, 2025
Examiner : Saenal A. Rapi
ASNT NDT Level III ID 145394
SAR NDT SERVICES
 Uus Nurpandi, Cert. No. : SNS-012/PT/III-2020

EXAMINATION RESULT

GRADE %
EXAMINATION PASSING ACTUAL STATUS

GENERAL 70 80 PASSED

SPECIFIC 70 80 PASSED

PRACTICAL 70 85 PASSED

COMPOSITE 80 85 PASSED

Spesific Code/Standard : ASME Sect. V ASME Sect. VIII and AWS D1.1

Examiner / Trainer, PT. Indotimas Syifa Perkasa,

Jakarta, March 06, 2020

Saenal A. Rapi Suyadi S.

ASNT NDT LEVEL III, ID-145394 Director