Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

PERMAINAN ESTAFET BENDERA UNTUK MENGEMBANGKAN SOSIAL EMOSIONAL

ANAK DI TK MAWADDAH WARAHMAH ACEH BESAR

Rahmi Sofyan1, Anizar Ahmad1, Rika Rosdianti1


1Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Syiah Kuala
Email: rahmisofyan@gmail.com

ABSTRACT

Humans, as social beings, require other people in their lives. Children between the ages of 5 and 6 years are
capable of playing with their peers, recognizing their friends' emotions and responding spontaneously and
sharing them with others. However, five children in class B at Mawaddah Warahmah Kindergarten have
been unable to work in teams, engage with peers, or display the ability to work together. They were
assessed for needed support with social emotional development. The flag relay game has features that can
help children at that age develop socially and emotionally. The classroom action research was undertaken
to enhance early childhood socio-emotional development through the use of a flag relay activity with five
children as subjects. Data were obtained through observation, performance and documentation. Through
a series of activities, it was discovered that children's social-emotional development increased, as seen by
the ability of children to form groups, connect with peers, and collaborate in the cycle III. The study's
findings indicate that the flag relay game can promote the social and emotional development of Grade B
children at Aceh Besar's Mawaddah Warahmah Kindergarten. It is suggested that this flag relay game be
adopted as an outdoor learning activity to help children develop their social, emotional and macro motor
skills.

Keywords: Flag Relay Play; Social Emotional Ability; Pre School Children

ABSTRAK

Manusia butuh orang lain dalam kehidupannya. Anak sudah dapat bermain dengan anak lain seusianya
serta peka terhadap perasaan teman dan mampu mengkomunikasikan perasaan secara wajar saat mereka
berusia 5-6 tahun. Namun, terdapat 5 anak pada kelas B di TK Mawaddah Warahmah yang belum mampu
bergabung dalam satu kelompok, berinteraksi dengan teman seusia, serta menunjukkan kemampuan
bekerja sama. Kelima anak tersebut diidentifikasi membutuhkan upaya pengembangan sosial emosional.
Permainan estafet bendera memiliki karakteristik yang dapat menumbuhkan sosial emosional anak pada
usia tersebut. Penelitian tindakan kelas untuk mengembangkan aspek sosial emosional anak usia dini
melalui permainan estafet bendera dimana kelima anak tersebut menjadi subjeknya dan dilaksanakan di
Taman Kanak-kanak tersebut. Data didapatkan melalui observasi, unjuk kerja dan dokumentasi. Dari
serangkaian aktivitas pada penelitian ini didapati adanya peningkatan perkembangan sosial emosional
anak, dimana didapatkan pada siklus III anak telah mampu bergabung dalam kelompok, berinteraksi
dengan teman seusia, dan bekerja sama. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah permainan tersebut
dapat membantu pengembangan sosial emosional peserta didik pada kelas B di TK Mawaddah Warahmah
Aceh Besar. Disarankan permainan estafet bendera ini dapat dijadikan sebagai permainan dalam
pembelajaran outdoor untuk mengembangkan aspek sosial emosional serta kemampuan motorik kasar
pada anak.

Kata kunci: Permainan Estafet Bendera; Kemampuan Sosial Emosional; Anak Usia Pra Sekolah
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

PENDAHULUAN

Anak tumbuh dalam lingkungan sosial sejak lahir ke dunia, mulai dari lingkungan inti
yaitu ibu, ayah dan keluarga inti lainnya hingga ke lingkungan tempat tinggal dan sekolah.
Lingkungan tempatnya tumbuh ini oleh Bronfenbrenner (Santrock, 2018) disebut sebagai sistem
lingkungan yang akan mempengaruhi perkembangan individu terutama perkembangan
sosialnya. Namun lingkungan anak tumbuh juga mempengaruhi perkembangan emosional.
Perkembangan emosional yang dimulai sejak lahir ter/jadi bersamaan dengan perkembangan
saraf, kognitif dan perilaku (Trentacosta & Izard, 2020) serta terjadi dalam konteks lingkungan,
sehingga dapat dikatakan bahwa tempat individu tinggal serta masyarakat di sekitarnya memang
mempengaruhi perkembangan sosial emosional anak.
Astini dkk. (2021: 178) mendefinisikan aspek perkembangan sosial emosional anak
sebagai “kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari.” Lingkungan sekolah selanjutnya menjadi penentu perkembangan anak
setelah anak mendapatkan bimbingan dari keluarga yaitu orang tua. Lingkungan yang akan
mempengaruhi anak usia dini salah satunya adalah tempat anak menempuh pendidikan seperti
lembaga pendidikan formal di Taman Kanak-Kanak (TK), Raudhatul Athfal (RA), atau Kelompok
Bermain (KB), disini anak akan mendapatkan bimbingan dan didikan dari guru untuk
mengembangkan potensi serta dapat berinteraksi dengan teman seusia.
Perkembangan sosial emosional berhubungan langsung dengan lingkungan sosial.
Perkembangan perilaku, emosi dan bahasa anak berhubungan dengan bagaimana anak
beradaptasi atau bermain dengan teman di sekitarnya. Dalam interaksinya dengan lingkungan,
anak akan mempelajari bagaimana mengekspresikan emosinya (Yaswinda dkk., 2021). Menurut
Bar-Tal (1986, dalam Susanto, 2011) perilaku sosial merupakan perilaku sukarela (voluntary)
yang dapat memberikan manfaat atau keuntungan bagi orang lain tanpa adanya harapan reward.
Perilaku sosial ini dilakukan dengan tujuan yang baik, seperti menolong, membantu, berbagi dan
menyumbang atau menderma. Saleh (2016) mengatakan bahwa perkembangan sosial yang
dimiliki oleh setiap individu itu tidak datang dengan sendirinya namun selalu diawali dengan
adanya proses belajar, pengakumulasian pengetahuan berdasarkan pengalaman dikarenakan
manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi dengan manusia lainnya. Oleh karena
itu, kebutuhan berinteraksi dengan orang lain sangat diperlukan anak, terutama anggota
keluarga dan teman-teman sekolah.
Dalam proses perkembangan sosial emosionalnya individu melatih kepekaan terhadap
lingkungannya. Aspek perkembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun seperti dijelaskan
dalam Permendikbud nomor 137 tahun 2014 adalah bahwa anak diharapkan dapat bermain
dengan teman seusia, mampu memahami perasaan teman dan merespon dengan wajar serta
dapat berbagi dengan orang lain. Sementara itu Nurmalitasari (2015) menjelaskan bahwa yang
termasuk ke dalam perkembangan sosial emosional anak ini adalah anak diharapkan memiliki
pemahaman dalam pengelolaan dan pengungkapan emosi baik secara positif maupun negatif,
aktif mengeksplorasi lingkungan dan mampu membangun hubungan dengan teman seusia dan
orang dewasa di sekitarnya. Kurniati (2016) menjelaskan bahwa aspek keterampilan sosial yang
dapat dikembangkan saat anak bermain di antaranya adalah kemampuan berinteraksi,
menyesuaikan diri, mengontrol diri, bekerja sama, menghargai orang lain, menaati aturan dan
berempati.
Namun begitu, tidak semua anak dapat mencapai aspek-aspek perkembangan sosial
emosionalnya. Berdasarkan hasil observasi di TK Mawaddah Warahmah pada kelas B yang
berjumlah 16 peserta didik, peneliti menemukan masih ada 5 anak yang belum mampu

44
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

bergabung dalam satu kelompok, berinteraksi dengan teman seusia, serta bekerja sama.
Sebagaimana penelitian dari White et al. (2021) menyatakan bahwa di antara perilaku bermain
yang diamati, kepura-puraan sosial adalah satu-satunya prediktor pertumbuhan kontrol
penghambatan dalam konteks prasekolah. Seharusnya pada usia 5-6 tahun anak sudah mampu
bergabung dalam satu kelompok, berinteraksi dengan teman seusia, serta bekerja sama.
Ketidaktercapaian aspek perkembangan sosial emosional ini merupakan hal yang wajar
terjadi. Syafi’i dan Solichah (2021) dalam penelitiannya melaporkan bahwa perkembangan sosial
emosional pada anak memang berbeda-beda. Apalagi di zaman sekarang interaksi antar teman
seusia dibatasi oleh penggunaan gadget seperti yangq ditemukan dalam penelitian Rahmawati
dan Latifah (2020). Oleh karena itu orang dewasa perlu lebih proaktif untuk membantu dengan
memberikan berbagai stimulasi. Guru dalam lembaga pendidikan anak usia dini dapat membantu
anak melalui kegiatan bermain sebagai metode belajar yang digunakan oleh anak usia pra
sekolah. Penelitian ini mengajukan kegiatan permainan estafet bendera sebagai salah satu cara
untuk membantu mengembangkan kemampuan sosial emosional anak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2016) estafet adalah “lomba (lari atau
renang) beregu dengan cara pembagian jarak tempuh di antara para peserta, pada akhir
bagiannya masing-masing menyerahkan benda (misalnya tongkat, bendera) pada peserta
berikutnya.” Estafet adalah salah satu perlombaan lari beregu yang diperlombakan dalam cabang
atletik (Adi dkk., 2008), yaitu lari bersambung dengan jumlah masing-masing kelompok
berjumlah 4 orang, dimana pelari pertama harus membawa estafet bendera yang akan diberikan
kepada pelari selanjutnya dengan pengoperan estafet bendera (Ermawati & Zahrani, 2015).
Sementara menurut Madyawati (2012) permainan estafet bendera merupakan modifikasi dari
perlombaraan lari estafet yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak, dan permainan
estafet bendera ini tergolong dalam metode bermain kooperatif dimana menekankan anak untuk
bekerja sama dengan teman seusianya. Setiawan (2017) mendefinisikan bermain kooperatif
sebagai “suatu kegiatan yang dilakukan anak yang melibatkan sekelompok anak, dimana setiap
anak mendapatkan peran dan tugasnya masing-masing dan tergantung satu sama lain untuk
mencapai tujuan tertentu.” Ada empat tahap dalam permainan estafet bendera yaitu: 1) anak
dibagi menjadi 4 orang dalam satu kelompok; 2) setiap kelompok mendapatkan media bendera
merah putih; 3) setiap anak harus memindahkan bendera merah putih dengan bekerja sama dari
teman satu kepada teman lainnya; 4) kelompok yang paling banyak memindahkan bendera pada
keranjang yang sudah disediakan, itulah yang akan menjadi pemenangnya. Jadi, estafet bendera
merupakan permainan kooperatif yang dimodifikasi dari perlombaan lari estafet secara beregu
dengan memiliki jarak tempuh di setiap akhir bagiannya dan masing-masing peserta
menyerahkan bendera ke peserta berikutnya yang disesuaikan dengan tumbuh kembang anak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kemampuan sosial dan
emosional anak melalui kegiatan bermain estafet bendera. Yang diharapkan muncul pada studi
ini adalah munculnya indikator berkembangnya kemampuan berinteraksi sosial emosional anak,
bekerja sama secara sukarela dan menyenangkan di antara anak untuk mencapai tujuan
keberhasilan permainan.

METODE

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sanjaya (2016) menyatakan
bahwa guru dapat melakukan penelitian tindakan di kelas untuk meningkatkan kualitas peran
dan tanggung jawabnya. Terutama dalam hal manajemen pembelajaran, sehingga dapat melihat
hasil tindakan yang diterapkan pada topik penelitian kelas. Penelitian ini dilakukan pada TK

45
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

Mawaddah Warahmah Desa Seumeurueng Kecamatan Suka Makmur Kabupaten Aceh Besar.
Subjek dalam penelitian ini adalah 5 peserta didik yang terdiri atas 2 laki-laki dan 3 perempuan
yang berusia 5-6 tahun (TK kelas B) di TK Mawaddah Warahmah Aceh Besar.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, unjuk kerja dan
dokumentasi. Teknik observasi menjadi bagian yang sangat penting dalam penelitian ini, guna
untuk mengamati langsung perkembangan sosial emosional anak selama proses pembelajaran
melalui pengamatan indikator kinerja saat anak bermain permainan estafet bendera. Indikator
kinerja yang menjadi panduan dapat dilihat pada tabel 1 sebegai berikut.

Tabel 1. Indikator Pengamatan Kinerja


Kategori Reward Indikator
Belum Berkembang (BB) Satu bintang Tidak memiliki kemampuan dari tiga
kemampuan yaitu
• bergabung dalam satu kelompok
• berinteraksi dengan teman seusia, dan
• bekerja sama
Mulai Berkembang (MB) Dua bintang Memiliki salah satu kemampuan dari tiga
kemampuan
Berkembang Sesuai Harapan Tiga bintang Memiliki dua kemampuan dari tiga
(BSH) kemampuan
Berkembang Sangat Baik Empat bintang Memiliki seluruh kemampuan yang
(BSB) diharapkan

Dalam menganalisis data, teknik yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yang mana
data mendeskripsikan untuk menjelaskan dan menggambarkan hal-hal atau kegiatan-kegiatan
yang terjadi saat permainan estafet bendera berlangsung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian tindakan telah dilaksanakan sebanyak tiga siklus untuk memperolah hasil yang
diharapkan. Masing-masing siklus terdiri dari dua pertemuan. Pada setiap pertemuan perlakuan
permainan estafet bendera diberikan kepada kelima anak dan kinerja mereka diamati
menggunakan indikator kinerja. Data ringkas hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Ringkasan Hasil Penelitian PTK Estafet Bendera


Kategori Perkembangan Peserta Didik Pada Setiap Siklus
S1 P1 S1 P2 S2 P1 S2 P2 S3 P1
BB 3 0 0 0 0
MB 2 4 3 2 0
BSH 0 1 2 3 0
BSB 0 0 0 0 5

Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan melaksanakan Siklus I Pertemuan Pertama dimana
data pengamatan terhadap pengembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun adalah sebagai
berikut: anak yang Belum Berkembang (BB) mendapat bintang satu berjumlah 3 orang tidak
memiliki kemampuan dari tiga kemampuan yaitu belum mampu bergabung dalam satu

46
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

kelompok, belum mampu berinteraksi dengan teman seusia dan belum mampu bekerja sama.
Anak yang Mulai Berkembang (MB) mendapat bintang dua berjumlah 2 orang memiliki salah satu
kemampuan dari tiga kemampuan yaitu mampu bergabung dalam satu kelompok, berinteraksi
dengan teman seusia dan bekerja sama. Anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) mendapat
bintang tiga memiliki dua kemampuan dari tiga kemampuan dan Anak yang Berkembang Sangat
Baik (BSB) mendapat bintang empat memiliki seluruh kemampuan yang diharapkan. Belum ada
anak yang berada pada dua kategori terakhir pada siklus I pertemuan pertama ini.
Data pengamatan terhadap pengembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun yang
dilaksanakan pada siklus I pertemuan kedua adalah sebagai berikut: anak yang Belum
Berkembang (BB) mendapat bintang satu tidak memiliki kemampuan dari tiga kemampuan
sudah tidak ada. Anak yang Mulai Berkembang (MB) mendapat bintang dua berjumlah 4 orang
memiliki salah satu kemampuan dari tiga kemampuan. Anak yang Berkembang Sesuai Harapan
(BSH) mendapat bintang tiga berjumlah 1 orang memiliki dua kemampuan dari tiga kemampuan.
Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) mendapat bintang empat memiliki tiga kemampuan
belum ada.
Adapun data pengamatan terhadap pengembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun
yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut: anak yang Belum
Berkembang (BB) mendapat bintang satu tidak memiliki kemampuan dari tiga kemampuan
sudah tidak ada. Anak yang Mulai Berkembang (MB) mendapat bintang dua berjumlah 3 orang.
Anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) mendapat bintang tiga berjumlah 2 orang. Anak
yang Berkembang Sangat Baik (BSB) mendapat bintang empat memiliki tiga kemampuan belum
ada.
Data pengamatan terhadap pengembangan sosial emosional anak usia 5-6 tahun melalui
bermain permainan estafet bendera yang dilaksanakan pada siklus II pertemuan kedua adalah
sebagai berikut: anak yang Belum Berkembang (BB) mendapat bintang satu tidak memiliki
kemampuan dari tiga kemampuan sudah tidak ada. Anak yang Mulai Berkembang (MB)
mendapat bintang dua berjumlah 2 orang. Anak yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH)
mendapat bintang tiga berjumlah 3 orang. Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) belum ada.
Pada siklus III pertemuan pertama, hasil data pengamatan terhadap pengembangan sosial
emosional anak usia 5-6 tahun yang dilaksanakan adalah anak yang Belum Berkembang (BB)
sudah tidak ada. Anak yang Mulai Berkembang (MB) sudah tidak ada. Anak yang Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) sudah tidak ada. Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) mendapat
bintang empat berjumlah 5 orang. Hasil akhir penelitian seperti dapat diamati pada tabel 2 adalah
kelima anak telah memiliki tiga kemampuan yang diharapkan yaitu mampu bergabung dalam
kelompok, berinteraksi dengan teman seusia, dan bekerja sama pada pertemuan pertama siklus
ketiga.

Pembahasan
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak TK kelas B, diketahui
bahwa permainan estafet bendera dapat mengembangkan sosial emosional anak. Agar penelitian
ini lebih mendalam, maka dikaitkan berdasarkan dengan teori yang berhubungan dengan
kemampuan sosial emosional anak terkait permainan estafet bendera yang menggunakan
metode bermain kooperatif. Sebagaimana Rusman (2012) mengatakan bahwa bermain
kooperatif merupakan bermain dengan cara anak belajar dan bekerja sama dalam kelompok kecil
yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang anak. Sejalan dengan Savage (Rusman,
2012) mengatakan bahwa bermain kooperatif adalah suatu pendekatan yang menekankan
kepada kerja sama dalam sebuah kelompok. Setiawan (2017) juga berpendapat bahwa metode

47
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

permainan kooperatif sangat perlu dilatih untuk perkembangan keterampilan sosial anak seperti
sikap empati, bekerja sama, tanggung jawab dan persaingan sehat. Kurniati (2016) juga
menambahkan bahwa peranan bermain sangat berpengaruh terhadap perkembangan anak, di
antaranya aspek fisik yang dapat mengembangkan otot-otot besar dan kecil, keterampilan
intelektual serta keterampilan sosial dan emosi bagi anak.
Dari pembahasan tersebut dapat diketahui bahwa manfaat bermain yang dilakukan
secara berkelompok tidak hanya melatih kerja sama antar pemain, bersikap sportif dan bergerak
aktif namun anak juga dapat belajar melatih tanggung jawab, belajar mengelola emosi dan juga
interaksi sosial dengan teman bermainnya (Saleh, dkk, 2017; Rodziyah, dkk, 2019). Bermain
estafet bendera harus dilakukan secara berkelompok dan saat permainan estafet bendera
diperlukan kerja sama yang kuat dan saling bersatu padu agar permainan dapat diselesaikan dan
dimenangkan oleh kelompok yang sudah terlebih dahulu menyelesaikannya (Putri, 2020).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari kegiatan permainan estafet bendera
yang dilakukan pada anak TK kelas B dapat mengembangkan sosial emosional hal ini dapat dilihat
dari siklus I, siklus II dan siklus III yang terdapat peningkatan. Hasil dari penelitian ini
berdasarkan pada indikator kinerja yang menyatakan bahwa kriteria penilaian dianggap berhasil
jika anak mendapatkan bintang 3 dan bintang 4. Pada tindakan siklus III menunjukkan bahwa
anak yang mendapatkan bintang 4 mencapai 5 orang anak.

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian dalam tiga siklus, maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan sosial emosional anak TK kelas B di TK Mawaddah Warahmah berkembang secara
signifikan melalui permainan estafet bendera. Pada siklus I pertemuan pertama kemampuan
sosial emosional anak melalui permainan estafet bendera diperoleh hasil bahwa anak yang Belum
Berkembang (BB) terdapat 3 orang, anak yang Mulai Berkembang (MB) terdapat 2 orang, anak
yang Berkembang Sesuai Harapan (BSH) dan anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) belum
ada. Pada siklus I pertemuan kedua, diperoleh hasil bahwa anak yang Belum Berkembang (BB)
sudah tidak ada, anak yang Mulai Berkembang (MB) terdapat 4 orang, anak yang Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) terdapat 1 orang, dan anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) belum
ada. Pada siklus II pertemuan pertama diperoleh hasil bahwa anak yang Belum Berkembang (BB)
sudah tidak ada, anak yang Mulai Berkembang (MB) terdapat 3 orang, anak yang Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) terdapat 2 orang, dan anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) belum
ada. Pada siklus II pertemuan kedua diperoleh hasil bahwa anak yang Belum Berkembang (BB)
sudah tidak ada. Anak yang Mulai Berkembang (MB) terdapat 2 orang, anak yang Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) terdapat 3 orang, dan anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) belum
ada. Pada siklus III pertemuan pertama diperoleh hasil bahwa, anak yang Belum Berkembang
(BB) sudah tidak ada, anak yang Mulai Berkembang (MB) sudah tidak ada, anak yang Berkembang
Sesuai Harapan (BSH) sudah tidak ada, dan anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) menjadi 5
orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perkembangan sosial emosional anak usia
5-6 tahun pada kelas B di TK Mawaddah Warahmah Aceh Besar melalui permainan estafet
bendera yang dilihat pada siklus III pertemuan pertama anak telah mampu bergabung dalam
kelompok, berinteraksi dengan teman seusia, dan bekerja sama.
Berdasarkan kesimpulan yang dijelaskan di atas, maka saran yang diberikan sebagai
berikut bermain estafet bendera merupakan salah satu kegiatan main yang menekankan kepada
bentuk kerja sama dan dapat dijadikan guru sebagai salah satu kegiatan main yang dapat

48
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

dilakukan pada lingkungan outdoor yang kondusif. Permainan estafet bendera disarankan agar
diterapkan pada proses pembelajaran, permainan estafet bendera dapat menuntut anak untuk
bergabung dalam kelompok, berinteraksi dengan teman seusia dan bekerja sama sehingga
permainan estafet bendera mampu untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional anak.

DAFTAR PUSTAKA

Astini, B. N., Astawa, I. M. S., Suarta, I. N., & Yuspiaya, M. (2021). Mengembangkan permainan
tongkat estafet untuk meningkatkan sosial emosional anak usia 5-6 tahun. Indonesian
Journal of Elementary and Childhood Education, 2(1), 177-184. Retrieved from
http://journal.publication-center.com/index.php/ijece/article/view/681.
Adi, W. dkk. (2008). Seri olahraga atletik lari, lompat, lempar. Jogjakarta: Pustaka Insan Mandiri.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 137. Jakarta.
Ermawati, E., & Zahrani, D.A. (2015). Upaya meningkatkan motorik kasar pada anak melalui
permainan tradisional balap karung estafet pada kelompok B1 PAUD Supriyadi Semarang
tahun ajaran 2015/2016. PAUDIA: Jurnal Penelitian dalam Bidang Pendidikan Anak Usia
Dini, 4(2), 153-168. https://doi.org/10.26877/paudia.v4i2%20Oktober.822.
Kurniati, E. (2016). Permainan tradisional dan perannya dalam mengembangkan keterampilan
sosial anak. Jakarta: Prenadamedia Group.
Madyawati, L. (2021). Permainan dan bermain 1 (untuk anak). Jakarta: Prenada.
Nurmalitasari, F. (2015). Perkembangan sosial emosi pada anak usia prasekolah. Buletin
Psikologi, 23(2), 103-111. https://doi.org/10.22146/bpsi.10567.
Putri, D.H. (2020). Pengaruh permainan estafet bendera terhadap kemampuan kerja sama anak
kelompok B di TK Negeri Pembina Pahandut Kota Palangka Raya. Pintar Harati: Jurnal
Pendidikan dan Psikologi, 16(2), 91–105. https://doi.org/10.36873/jph.v16i2.2247.
Rahmawati, M., & Latifah, M. (2020). Penggunaan Gawai, Interaksi Ibu-Anak, Dan Perkembangan
Sosial-Emosional Anak Prasekolah. Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen, 13(1), 75-86.
https://doi.org/10.24156/jikk.2020.13.1.75.
Rodziyah, S., Kusumaningtyas, L. E., & Setiawan, M. H. Y. (2019). Upaya meningkatkan ketrampilan
sosial anak usia dini melalui permainan tradisional boy-boyan dalam perkembangan sosial
emosional. JURNAL AUDI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan Media Informasi PAUD, 4(2),
87–99. https://doi.org/10.33061/jai.v4i2.3197.
Rusman. (2012). Model-model pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Saleh, Y. T., Nugraha, M. F., & Nurfitriani, M. (2017). Model permainan tradisional “boy-boyan”
untuk meningkatkan perkembangan sosial anak SD. ELSE (Elementary School Education
Journal): Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sekolah Dasar, 1(2b), 127-138.
https://dx.doi.org/10.30651/else.v1i2b.1062.
Saleh, Y.T. (2016). Permainan Tradisional “Kaulinan Barudak” untuk Meningkatkan
Perkembangan Sosial Anak SD. Tesis: SPs UPI Bandung.
Sanjaya, D. H. W. (2016). Penelitian tindakan kelas. Jakarta: Prenada Media.
Santrock, J. W. (2018). Educational psychology (6 Ed). McGraw-Hill Education.
Setiawan, M. H. Y. (2017). Permainan kooperatif dalam mengembangkan keterampilan sosial
anak usia dini. JURNAL AUDI: Jurnal Ilmiah Kajian Ilmu Anak dan Media Informasi PAUD,
1(1), 32-37. https://doi.org/10.33061/ad.v1i1.1207.
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

49
Rahmi Sofyan, Anizar Ahmad, Rika Rosdianti
Permainan Estafet Bendera untuk Mengembangkan Sosial Emosional Anak …

Syafi’i, I. Solichah, E. N. (2021). Asessmen perkembangan sosial emosional anak usia dini di TK
Ummul Quro Talun Kidul. Jurnal Golden Age, 5(01), 83-88.
https://doi.org/10.29408/jga.v5i01.3106.
Trentacosta, C. J. and Izard, C. E. (2020, November 2). Emotional Development. Encyclopedia
Britannica. https://www.britannica.com/science/emotional-development
White, R. E., Thibodeau-Nielsen, R. B., Palermo, F., & Mikulski, A. M. (2021). Engagement in social
pretend play predicts preschoolers’ executive function gains across the school year. Early
Childhood Research Quarterly, 56, 103-113. https://10.1016/j.ecresq.2021.03.005.
Yaswinda, Y., Yulsyofriend, Y., & Sari, H.M. (2021). Analisis pengembangan kognitif dan emosional
anak usia dini berbasis kawasan pesisir pantai. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia
Dini, 5(2), 996-1008. https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.711.

50

You might also like