Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Hal.

48-61, Desember 2011

PENGARUH MUSIM DAN KEDALAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN


KELANGSUNGAN HIDUP KERANG MUTIARA (Pinctada maxima)
DI TELUK KODEK, LOMBOK UTARA

THE EFFECT OF SEASONS AND DEPTHS ON GROWTH AND SURVIVAL


RATE OF PEARL OYSTER (Pinctada maxima) IN KODEK BAY,
NORTH LOMBOK

M.S. Hamzah1 dan Bisman Nababan2


1
UPT. Loka Pengembangan Bio Industsi Laut Mataram, Puslit. Oseanografi – LIPI
Email: mats.cancuhou@yahoo.co.id
2
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB, Bogor

ABSTRACT
The pearl oyster (Pinctada maxima) farming in the West Nusa Tenggara waters in particular
and in other areas, complained to the mass mortality of pearl oysters saplings on shell width
between 3-4 cm. The mass mortality, allegedly as a result of changing in environmental
conditions and triggered by the shift in seasons. This research aimed to determine the effect of
seasonal variations in water conditions at different depth levels on growth and survival of
seedlings of pearl oysters conducted on March 23, 2008 to February 22, 2009. This research
was very useful for pearl oyster farming in an effort to suppress the mass mortality rates based
on the appropriate level of depth and seasons. Analysis of variance showed that the seasonal
factors, the level of depth, and the interaction between both factors responded very significantly
on pearl oyster seedling survival. The "significant difference test" showed that the interaction
between season and level of 2 m depth provided the best result with 100% survival. The similar
survival rate was also found at a depth of 8 m during the transition season I and the east
season. For single factor (depth), the best result for growth and survival rate was found in 2 m
deep during the transition season I.
Keywords: Oyster sapling, Pinctada maxima, growth, mortality, season, depth, Kodek Bay

ABSTRAK
Usaha budidaya kerang mutiara (Pinctada maxima) di perairan Nusa Tenggara Barat khususnya
dan di daerah lain umumnya, dikeluhkan dengan kematian massal anakan kerang mutiara pada
ukuran lebar cangkang antara 3-4 cm. Kematian massal ini, diduga sebagai akibat dari kondisi
lingkungan yang berubah secara ekstrim yang dipicu oleh pergeseran musim. Penelitian untuk
mengetahui pengaruh variasi musiman kondisi perairan pada level kedalaman berbeda terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup anakan kerang mutiara dilakukan pada 23 Maret 2008 s/d
22 Februari 2009. Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembang budidaya kerang mutiara
dalam upaya menekan tingkat kematian massal berdasarkan level kedalaman yang sesuai.
Analisa varians menunjukkan bahwa faktor musim dan level kedalaman serta interaksi antara
kedua faktor tersebut memberikan respons yang berpengaruh sangat nyata terhadap
kelangsungan hidup anakan kerang mutiara. Uji “beda nyata jujur” memperlihatkan bahwa
interaksi antar musim dan level kedalaman 2 m memberikan hasil yang terbaik untuk
kelangsungan hidup (100%). Hasil yang sama diperolehan pada kedalaman 8 m pada musim
peralihan I dan musim timur. Sementara pengaruh faktor tunggal (kedalaman), hasil terbaik
untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ditemukan pada kedalamn 2 m saat musim
peralihan I.
Kata Kunci: Anakan kerang mutiara, Pinctada maxima, pertumbuhan, musim, kedalaman,
Teluk Kodek

©Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia dan


48 Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, FPIK-IPB
Hamzah dan Nababan

I. PENDAHULUAN ternyata mengalami kematian pada hari


ke-8. Rincian kematian massal pada hari
Usaha budidaya kerang mutiara tersebut diperoleh sebanyak 100% untuk
(Pinctada maxima) pada akhir-khir ini gradien suhu 2,8 °C dan 3,8 °C
khususnya di perairan Nusa Tenggara sementara gradien suhu 1,8 °C tercatat
Barat dan Sulawesi Tenggara yang sebesar 96% (Hamzah et al., 2008).
termasuk dalam kawasan perairan Sebaliknya bila kondisi suhu dirubah
Tengah Indonesia dikeluhkan dengan secara bertahap hingga mencapai kondisi
kematian massal anakan kerang mutiara suhu uji, maka anakan kerang masih
terutama pada ukuran lebar cangkang dapat bertahan hidup sebesar 86,7%
antara 3-4 cm. Kematian massal ini, untuk perlakuan suhu 26±0,5 °C ke 24
diduga sebagai akibat dampak pergeseran °C; 80% untuk 28± 0,5 °C ke 24 °C dan
musim yang dipicu oleh pemanasan 60,7% untuk 30±0,5 °C ke 24 °C
global yang tidak saja dirasakaan oleh (Hamzah et al., 2009; 2009). Selanjutnya
para petani yang ada di darat, namun dari kedua hasil kajian ini memiliki
dirasakan pula para pengembang kesimpulan yang sama yaitu kematian
budidaya kerang mutiara di kawasan massal anakan kerang mutiara ukuran
wilayah pesisir laut. Dampak pergesaran lebar cangkang antara 3-4 cm yang
musim ini, mengakibatkan perubahan terjadi di laut diduga kuat disebabkan
variasi musiman beberapa parameter oleh perubahan kondisi suhu yang terjadi
kondisi perairan yang turun dan naik secara ekstrim pada periode waktu yang
secara dratis diluar batas ambang singkat. Perubahan kondisi suhu
toleransi kehidupan anakan kerang musiman yang terjadi di laut umumnya
mutiara. Keadaan ini diperkuat oleh diakibatkan oleh proses penaikan masa
beberapa hasil penelitian pada dua tempat air (upwelling) di laut lepas yang turut
yang berbeda yaitu perairan Sulawesi mempengaruhi kondisi suhu perairan
Tenggara dan Nusa Tenggara Barat. dangkal dan sekitarnya (Wenno, 1979;
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Wirtki, 1961; Birowo, 1982 ). Sementara
kematian massal anakan kerang mutiara perubahan kondisi suhu ekstrim yang
rerata sebesar 68,57% bersamaan dengan terjadi di perairan Teluk Kombal,
naiknya kondisi suhu harian dari level 29 Lombok Utara dan sekitarnya pada
°C menjadi 31 °C di perairan Buton, musim tertentu adalah diduga cenderung
Sulawesi Tenggara (Hamzah et al., 2008; diakibatkan oleh arus dingin yang
Hamzah, 2007). Sebaliknya, di perairan bersamaan dengan tiupan angin selatan
Teluk Kombal Lombok Utara, NTB pada malam hari dalam beberapa minggu
tercatat kematian massal sebesar 85% (Hamzah dan Nababan, 2009; Hamzah et
bersamaan dengan turunnya kondisi suhu al., 2005).
musiman dari level 28,5 °C (suhu Bertolak dari permasalahan
optimum) menjadi 26,5 °C dan bahkan tersebut di atas penulis mencoba
turun hingga mencapai 24,5 °C (Hamzah mengkaji intraksi pengaruh faktor musim
et al., 2005). Penelitian di Laboratorium dan level kedalaman yang efektif dalam
memperlihatkan indikasi hasil yang hubungannya dengan kelangsungan
sama, dimana ketika suhu media hidup dan pertumbuhan anakan kerang
percobaan dinaikan secara ekstrim mutiara yang rentang terhadap perubahan
dengan bantuan alat pemanas (heater) kondisi lingkungan yang terjadi secara
dari level 26,7 °C ke level 28,5 °C, 29,5 ekstrim. Inpelementasi hasil penelitian
°C dan 30,5 °C dengan gradien suhu ini sangat penting diketahui oleh
berturut-turut 1,8 °C; 2,8 °C; 3,8 °C pembudidaya kerang mutiara agar

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 49
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

aplikasi kedalaman posisi gantungan berjumlah 20 ekor/level kedalaman


poket dapat disesuaikan dengan faktor dengan rincian pada masing-masing
kondisi musim. kotak 5 ekor, dan 2 ekor diantaranya
diberi tanda (tegging), sehingga
II. METODE PENELITIAN pengukuran pertumbuhan dilakukan
secara seksama atau hanya yang diberi
Penelitian dilakukan pada tgl 23 tanda yang diukur, sementara sisanya
Maret 2008 s/d 22 Februari 2009, di dijadikan sebagai pengamatan
perairan Teluk Kodek, Lombok Utara kelangsungan hidup. Untuk menghindari
(Gambar 1). Penelitian ini merupakan biota pemangsa, maka keranjang tento
lanjutan dari penelitian terdahulu dan dibungkus dengan waring hitam dengan
dilanjutkan hingga mencapai waktu ukuran mata 4mm dan kemudian dilapisi
selama 12 bulan dengan tujuan untuk dengan waring biru dengan ukuran mata
melihat pengaruh interaksi antar faktor 9mm. Keranjang tento yang telah terisi
musim dan level kedalaman yang efektip. sampel hewan uji diletakan pada
Sampel anakan kerang mutiara (Pinctada kedalaman 2m, 8m dan 14m dengan
maxima) diperoleh dari hasil pemijahan menggunakan gantungan tali nylon
dan pembesaran yang dilakukan oleh ukuran diameter 8mm. Selanjutnya pada
UPT Loka Pengembangan Bio Industri ujung tali bawah diberi pemberat 5 kg,
Laut Mataram. Sampel anakan kerang agar sudut serong tali gantungan akibat
mutiara yang dijadikan sebagai hewan uji dorongan arus diperkecil dan cepat
berjumlah 60 ekor dengan ukuran lebar kembali pada posisi tegak lurus.
cangkang antara 23,11-24,19 mm, tebal Pengukuran pertumbuhan yang meliputi
antara 3,96-4,12 mm dengan bobot berat lebar cangkang, tebal dan bobot berat
antara 0,85-1,08 gr. Alat pemeliharaan dilakukan sebulan sekali dengan
anakan kerang mutiara menggunakan menggunakan alat kalipper digital dan
kerajang tento yang berbentuk kotak timbangan digital. Bersamaan dengan
empat-persegi panjang dengan luas : 15 x pengkuran pertumbuhan dilakukan
30 cm dan tinggi 100 cm (Gambar 2). pengamatan kondisi perairan antara lain
Menurut Hamzah (2009) mengemukakan suhu, salinitas dan pH pada setiap
bahwa studi banding penggunakan poket kedalaman perlakuan serta nilai
dan keranjang tento dalam proses kecerahan
pembesaran anakan kerang mutiara Metoda analisis data kelangsungan
dilihat dari persentasi kelangsungan hidup anakan kerang mutiara berdasarkan
hidup maupun laju pertumbuhan ternyata level kedalaman yang berbeda dan
keranjang tento cenderung lebih berhasil. dikaitkan dengan faktor musim dilakukan
Lebih jauh dijelaskan pula bahwa dengan menggunakan Rancangan Acak
keranjang tento memiliki ruang, sehingga Lengkap pola Faktorial 3x4, dan
anakan kerang mutiara bebas untuk dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur
bergerak dan merubah posisi sesuai (BNJ) jika perlakuan memberikan
nalurinya, sementara poket posisi anakan respons yang berpengaruh nyata (Sujana,
kerang dalam keadaan terjepit. 1991; Hanafiah, 1995). Selain itu pula
Selanjutnya dalam kotak keranjang tento dilakukan analisa hubungan panjang-
dibuat segmen pembatas dengan jarak berat anakan kerang pada setiap
10cm sehingga berjumlah 4 kotak yang perlakuan kedalaman dengan
dijadikan sebagai ulangan perlakuan. menggunakan rumus yang dikembangkan
Sampel hewan uji (anakan kerang oleh Effendie (1979).
mutiara) pada setiap keranjang tento

50 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

Lok. Penelitian

Gambar 1. Peta lokasi penelitian kerang mutiara di Teluk Kodek, Lombok Utara

Gambar 2. Bentuk keranjang tento yang digunakan untuk percobaan pembesaran

III. HASIL DAN PEMBAHASAN kedalaman yang berbeda serta pengaruh


interaksi antar keduanya memberikan
3.1. Kelangsungan Hidup respons yang pengaruh sangat nyata. Hal
Analisa varians kelangsungan ini, menggambarkan bahwa perlakuan
hidup anakan kerang mutiara (Pinctada kombinasi antara faktor musim dan level
maxima) berdasarkan perlakuan kedalaman yang berbeda sangat
kombinasi faktor musim dan level menentukan tingkat keberhasilan anakan
kedalaman disajikan pada Tabel 1. Pada kerang mutiara. Keadaan ini terlihat jelas
tabel ini memperlihatkan bahwa pada uji Beda Nyata Jujur (Tabel 2).
pengaruh faktor tunggal musim dan level Pada table ini diperoleh bahwa interaksi

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 51
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

faktor antar musim dan level kedalaman penjelasan yang hampir sama
2m memberikan pengaruh yang sangat dikemukakan oleh Honkoop dan
berbeda nyata, demikian juga interaksi Beukema (1997), Pilditch dan Grant
musim peralihan I (Maret, April & Mei) (1999), Marsden (2004), Yukihira et al.
dengan level kedalaman 8m dan 14m (1998, 2000, 2006). Keadaan ini identik
serta musim timur (Juni, Juli & Agustus) dengan hasil penelitian di perairan Teluk
dengan kedalaman 8m. Sementara untuk Kapontori, Pulau Buton yang dilakukan
pengaruh faktor tunggal ternyata pada oleh Hamzah dan Nababan (2009) bahwa
level kedalaman 2m dan musim peralihan persentasi kelangsungan hidup anakan
I adalah yang terbaik atau memberikan kerang mutiara (Pinctada maxima) yang
pengaruh yang berbeda sangat nyata digantung pada kedalaman 2m secara
dibandingkan dengan pengaruh faktor umum lebih tinggi (100%) dibandingkan
tunggal level kedalaman dan faktor dengan hasil yang diperoleh pada lapisan
musim yang lainnya. Keadaan ini terlihat di bawahnya. Selain itu dilihat dari
jelas pada Gambar 3. Pada gambar ini bentuk morfologi anakan kerang mutiara
diperoleh bahwa aplikasi pembesaran dewasa yang digantung pada kedalman
anakan kerang mutiara yang digantung 2m memiliki warna cangkang merah-
pada kedalaman 2m memberikan hasil coklat tua yang merupakan warna aslinya
yang terbaik pada keempat musim dan ditumbuhi lumut-lumut halus
dengan hasil kelangsungan hidup sebesar (Gambar 4). Tumbuhan lumut yang
100%. Sementara pengaruh faktor menempel pada kulit cangkang dan
tunggal ternyata pada level kedalaman disertai dengan hasaky yang tumbuh
2m dan musim peralihat I adalah yang mekar serta tempelan bysus pada substrat
terbaik yaitu diperoleh hasil yang kuat mengindikasikan bahwa
kelangsungan hidup masing-masing pertumbuhan kerang dalam keadan
sebesar 100%. Keberhasil pembesaran normal dan sehat (Hamzah dan Nababan,
anakan kerang yang digantung pada level 2009). Selanjutnya dikemukakan pula
kedalaman 2m adalah diduga kuat bahwa sebaliknya bila kulit cangkang
berkaitan dengan distribusi kelimpahan mutiara ditumbuhi teritip (biofouling)
pakan alami (fitoplankton). Sebagaimana lambat laun akan rusak dan mengurangi
dikemukakan oleh Sutomo (1987) dan laju pertumbuhannya, bila tidak cepat
Sidabutar (1998) bahwa sebaran dibersihkan akan menjadi kerdil atau
konsentrasi pakan alami (fitoplankton) kontet.
umumnya lebih tinggi pada lapisan
permukaan dibanding dengan lapisan
yang lebih dalam. Demikian juga

52 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

Tabel 1. Analisa varians kelangsungan hidup anakan kerang mutiara berdasarkan


interaksi perlakuan faktor musim dan level kedalaman yang berbeda

Selang Kelas DB JK KT Fh F.tabel


Faktor Musim (M) 2 38.4444 19.2222 49,43** 3,40
5,61
Faktor Kedalaman (D) 3 32,8889 10,9629 28,19** 3.01
4,72
Intraksi M x D 6 23,5556 3,9259 10,09** 2,51
3,67
Galat 24 9,3333 0,3889 -
Jumlah 35 94,8889 - -
**Berpengaruh sangat nyata pada taraf kepercayaan 99%

Tabel 2. Hasil uji BNJ pengaruh utama, tunggal, interaksi faktor musim (M) dan level
kedalaman (D) terhdap kelangsungan hidup anakan kerang mutiara

Pengaruh Tunggal Pengaruh Tunggal Level Pengaruh


Faktor Musim (M) Kedalaman (D) Utama (M)
D 2m D 8m D 14
Musim Barat 20 e 16 ab 15,67 a 17,22 a
Musim Peralihan I 20 e 20 e 20 e 20 d
Musim Timur 20 e 20 e 18 cd 19,33 c
Musim Peralihan II 20 e 18,67 d 17 bc 18,56 b
Pengaruh Utama 20 c 18,67 b 17,67 a
(D)
BNJ 0,01 M = 0,59 & D = 0,62 MxD = 1,12
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh hurup yang sama pada kolom yang
sama berarti berbeda tidak nyata

M. Peralihan I M. Timur M. Peralihan II M. Barat

Gambar 3. Kelangsungan hidup anakan kerang mutiara berdasarkan faktor musim dan
level kedalaman

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 53
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

Gambar 4. Bentuk morfologi anakan kerang mutiara berdasarkan level kedalaman

3.2. Pertumbuhan mencapai 46,14gr dengan laju


Pertumbuhan anakan kerang pertumbuhan bulanan 4,20gr. Sementara
mutiara (Pinctada maxima) berdasarkan kerang yang digantung pada kedalaman
level kedalaman yang berbeda disajikan 8m tercatat pertumbuhan mutlak panjang
pada Gambar 5. Pada gambar ini terlihat cangkang tercatat 48,67mm dengan laju
bahwa pertumbuhan ketiga variabel yaitu pertumbuhan bulanan 4,42mm;
panjang, tebal cangkang dan bobot berat pertumbuhan mutlak tebal cangkang
memiliki pola pertumbuhan bulanan yang 12,56mm dengan laju pertumbuhan
hampir sama. Namun bila dilihat dari laju bulanan 1,14mm dengan bobot beratnya
pertumbuhan dari ketiga variabel ternyata mencapai 40,07gr dengan laju
anakan kerang yang digantung pada pertumbuhan bulanan sebesar 3,64gr.
kedalaman 2m cenderung lebih cepat Sedangkan anakan kerang yang
dibandingkan dengan yang diletakkan digantung pada kedalaman 14m
pada kedalaman di bawahnya. diperoleh pertumbuhan mutlak panjang
Kedalaman 2m pertumbuhan mutlak cangkang sebesar 51,77mm dengan laju
panjang cangkang dan tebal cangkang pertumbuhan bulanan 4,71mm;
selama periode pengamatan tercatat pertumbuhan mutlak tebal cangkang
berturut-turut sebesar 60,27mm dengan tercatat 11,85mm dengan laju
laju pertumbuhan bulanan 5,48mm; pertumbuhan bulanan 1,07mm dan bobot
13,12mm dengan laju pertumbuhan berat mutlak sebesar 36,36gr dengan laju
bulanan 1,19mm dan bobot berat pertumbuhan bulanan 3,31gr. Keadaan

54 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

Gambar 5. Pertumbuhan anakan kerang mutiara berdasarkan level kedalaman

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 55
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

ini identik dengan hasil penelitian di dengan penambahan beratnya dengan


perairan tingkat keeratan hubungan 99%.
Teluk Kapontori, Pulau Buton
(Sulawesi Tenggara) yang dilakukan oleh 3.4. Kondisi Lingkungan
Hamzah dan Nababan (2009) bahwa laju Kondisi lingkungan yang diamati
pertumbuhan anakan kerang mutiara selama periode pengamatan antara lain
yang diletakan pada beberapa kedalaman, suhu, salinitas, pH dan nilai kecerahan
ternyta kedalaman 2m memiliki laju disajikan pada Gambar 7. Pada gambar
pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan ini terlihat bahwa kondisi suhu, kadar
dengan anakan kerang yang diletakan salinitas dan nilai derajat keasaman (pH)
pada kedalaman di bawahnya. Sementara berdasarkan level kedalaman dan
hasil penelitian awal yang merupakan dkaitkan dengan faktor musim adalah
lanjutan dari penelitian ini diperoleh memiliki fluktuasi nilai dan pola yang
anakan kerang mutiara yang digantung hampir sama pada setiap musim. Kondisi
pada kedalaman 8m cenderung lebih suhu pada ketiga level kedalaman
cepat pertumbuhannya dibandingkan cenderung lebih tinggi tercatat pada
dengan yang digantung pada kedalaman pertengan musim peralihan I (April) yaitu
2m dan 14m (Hamzah, 2008). Bila dikaji bervarisi antara 29,7-30,20C, kemudian
lebih jauh dari kurva pertumbuhan menurun hingga pertengahan musim
anakan kerang yang digantung pada level timur (Juli) yaitu antara27,4-27,50C, awal
kedalaman 2m dan 8m diperoleh hasil musim peralihan II (September) antara
pertumbuhan yang hampir sama, kecuali 26,3-26,60C dan akhir musim barat
panjang cangkang cenderung lebih cepat (Februari) cukup rendah yaitu 25,5-
pada kedalaman 2m dan disusul 25,70C. Keadaa ini identik dengan hasil
kedalaman 14m. Laju pertumbuhan penelitian yang dilakukan oleh
anakan kerang yang digantung pada level Nurheryanto (2009) dalam Nababan et
kedalaman 2m adalah sebagaimana telah al. (2009) yang melaporkan bahwa suhu
dijelaskan terdahulu bahwa konsentasi permukaan laut relatif rendah di perairan
kelimpahan pakan alami (fitoplanktan) utara Sumbawa terjadi pada musim timur
lebih tinggi ditemukan pada lapisan (Juni–September) dengan nilai minimum
permukaan dibandingkan pada lapisan pada bulan Agustus. Sementara kadar
yang lebih dalam (Sutomo, 1987; salinitas pada ketiga kedalaman memiliki
Sidabutar 1998) fluktuasi dan pola yang hampir sama dari
Analisis hubungan panjang-berat musim kemusim. Kadar salinitas
anakan kerang yang digantung pada terendah terjadi pada awal dan
ketiga kedalaman yang berbeda memiliki pertengahan musim peralihan I (Maret
pola pertumbuhan yang sama yaitu dan April) yaitu bervariasi antara 29-
pertumbuhan yang bersifat allometri 30ppt. Kadar terendah tercatat pada level
minor (b<3) (Gambar 6). Hal ini kedalaman 2m dan 8m, sementara yang
mengambarkan bahwa pertumbuhan tertinggi pada kedalaman 14m.
berat tidak secepat pertumbuhan panjang Selanjutnya kadar salinitas kembali
cangkangnya (Effendie, 1979). normal terjadi pada akhir musim
Selanjutnya nilai korelasi (r) dari peralihan I (Mei) hingga musim timur
hubungan panjang-berat kerang mutiara (Juni, Juli dan Agustus); musim peralihan
(Pinctada maxima) adalah positif dan II (September, Oktober dan Nopember)
sangat erat (rh > r 0,01). Keadaan ini dan awal musim barat (Desember) yaitu
menggambarkan bahwa pertumbuhan bervarisi antara 32-34,5ppt. Kadar
panjang cangkang sangat erat berkaitan salinitas terjadi penurunan hingga

56 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

mencapi nilai terendah yaitu bervarisi pada bulan Februari (akhir musim barat).
antara 28-30ppt ditemukan pada bulan Rendahnya kadar salinitas yang tercatat
Januari (pertengahan musim barat) dan pada bulan Januari adalah diduga
kembali normal mencapai 34ppt tercatat

Gambar 6. Hubungan panjang-berat anakan kerang mutiara berdasarkan level


kedalaman yang berbeda

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 57
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

Gambar 7. Variasi musiman kondisi lingkungan berdasarkan level kedalaman

bertepatan dengan hujan pada musim daerah muara sungai (Hamzah, 2008;
barat kadang meluap hingga 2009). Dugaan ini diperkuat oleh hasil
menyebabkan banjir terutama pada penelitian di perairan utara Sumbawa

58 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

yang termasuk dalam wilayah Nusa kedalaman 2m cenderung lebih cepat


Tenggara Barat oleh Nababan et al. dibandingkan dengan kerang mutiara
(2009) bahwa pada umumnya curah yang digantung pada kedalaman 8m dan
hujan tertinggi tercatat pada musim barat 14m. Hasil analisis hubungan panjang-
dibandingkan pada musim yang lainnya. berat kerang mutiara bersifat
Selanjutnya nilai derajat keasaman (pH) pertumbuhan allometri minor yang
selama periode pengamatan dari musim menggambarkan bahwa penambahan
kemusim masih berada dalam kisaran bobot berat tidak secepat pertumbuhan
ambang toleransi kehidupan anakan panjang cangkangnya dengan tingkat
kerang mutiara yaitu bevarisi antara 7,6- keeratan hubungan mencapai 99%.
8,4. Nilai terendah tercatat pada bulan Fluktuasi kondisi lingkungan
Februari yang bertepatan dengan akhir berdasarkan level kedalaman yang dirinci
musim barat dan tertinggi pada bulan menurut faktor musim adalah masih
Januari dan Juli (pertengahan musim berada dalam kisaran ambang toleransi
timur). Sedangkan nilai kecearahan dari kehidupan anakan kerang mutiara,
musim kemusim dalam keadaan normal, kecuali perlu diwaspadai kondisi suhu,
kecuali pada musim barat yang salinitas dan nilai kecerahan yang terjadi
bertepatan dengan hujan pada musim pada musim barat cukup rendah yang
barat nilai kecerahan cukup rendah yaitu dipicuh oleh hujan banjir yang sering
8m. Hamzah (2009) mengemukakan terjadi pada periode musim barat
bahwa nilai kecerahan 6m masih dalam Disarankan dalam aplikasi budidaya
kondisi batas ambang normal, bila lebih pembesaran anakan kerang mutiara
kecil dari nilai tersebut akan berdampak khususnya di perairan Teluk Kodek,
negatip (kematian) pada kehidupan Lombok Utara perlu dipertimbangkan
anakan kerang mutiara. waktu pembersihan atau pretel
(penjarangan) pada saat musim hujan
IV. KESIMPULAN DAN SARAN banjr yang sering terjadi pada awal dan
pertengahan musim barat (Desember dan
Kelangsungan hidup kerang Januari).
mutiara yang dirinci berdasarkan faktor
musim ternyata kedalaman 2 m mencapai DAFTAR PUSTAKA
hasil sebesar 100% (jumlah sampel uji 20
ekor/level kedalaman), kemudian Birowo, S. 1982. Sifat oseanografi
perolehan hasil yang sama ditemukan lapisan permukaan laut. Dalam:
pada kedalaman 8 m dan 14 m pada Kondisi Lingkungan Pesisir dan
musim peralihan I serta kedalaman 8m Laut di Indonesia (Romimohtarto
pada musim timur dan Thayib (eds.)). LON – LIPI,
Pengaruh faktor tunggal musim Jakarta:1-96.
terhadap kelangsungan hidup anakan Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi
kerang mutiara tercatat pada musim Perikanan cetakan pertama.
peralihan I mencapai hasil 100% dan Penerbit Yayasan Dwi Sri. Fakultas
disusul musim timur yaitu sebesar Pertanian IPB- Bogor: 112 hal.
96,65%. Sementara pengaruh faktor Hamzah, M.S. dan B. Nababan. 2009.
tunggal kedalaman ternyata pada level Studi pertumbuhan dan
kedalaman 2m tercatat hasil kelangsungan hidup anakan kerang
kelangsungan hidup mencapai 100% mutiara (Pinctara maxima) pada
Pertumbuhan anakan kerang kedalaman yang berbeda di Teluk
mutiara yang digantung pada level Kapontori, Pulau Buton. Jurnal

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 59
Pengaruh Musim Dan Kedalaman Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan...

Ilmu dan Teknologi Kelautan Indonesia 2008. Teknologi


Tropis, 1(2):22-32. Budidaya Perikanan, Sosial
Hamzah, M.S., M.D.Marasabessy, dan S. Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Dody. 2009. Variasi musiman Pusat Penelitian dan Pengabdian
beberapa parameter lingkungan, Masyarakat Sekolah Tinggi
hubungannya dengan persentase Perikanan Jakarta, 4-5 Desember
kematian kerang mutiara (Pinctada 2008:467-473.
maxima) dari berbagai ukuran di Hamzah, M.S. 2007. Prospek
perairan Teluk Kodek, Lombok pengambangan budidaya kerang
Utara. Dalam: Prosiding Seminar mutiara (Pinctada maxima) dan
Moluska 2. Dep. Manejemen kendala yang dihadapi serta
Sumberdaya Perairan. Fredinan alternatif pemecahannya di
Yulianda, Niken T.M. Pratiwi, Yofi beberapa tempat di kawasan
Mayalanda dan M. Reza Cordova perairan tengah Indonesia. Dalam:
(eds.). IPB International Prosiding Aquaculture Indonesia,
Convension Center Botani Square. Masyrakat akuakultur Indonesia
Fakultas Perikanan dan Ilmu (MAI) Surabaya 5 – 7 Juni 2007.
Kelautan IPB, Bogor, 11-12 Feb. Purnomo, M. Fadjar, Dedy
2009: II-18 s/d II-27 Yuniharto, Viwida Febriani dan
Hamzah, M.S., Sangkal, dan L. Ali. Agung Sudaryono (eds.). Badan
2009. Pengaruh penurunan suhu air Penerbit Semarang: 212-223.
secara gradual terhadap tingkat Hamzah, M.S., A.B. Kaplale, Sangkala,
kelangsungan hidup dan dan Rustam. 2005. Kelangsungan
pertumbuhan anakan kerang hidup anakan kerang mutiara
mutiara (Pinctada maxima). Jurnal (Pinctada maxima) dan fenomena
Oseanologi, 2(1/2):45-51 arus dingin di perairan Teluk
Hamzah M.S. 2009. Studi standarisasi Kombal, Lombok Barat. Dalam:
teknik pemeliharaan kerang Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahun
mutiara (Pinctada maxima) dengan ISOI, Jakarta 10 – 11 Desember
menggunakan alat yang berbeda di 2003. A. Nontji, W.B. Setyawan,
Teluk Kodek, Lombok Utara. D.E.D. Setiono, P. Purwati, dan A.
Dalam: Prosiding Seminar Supangat (eds.): Ikatan Sarjana
Nasional, kebijakan dan penelitian Oseanologi Indonesia: 171 – 178
bidang pertanian untuk mencapai Hanafiah, K.A. 1995. Rancangan
kebutuhan pangan dan agroindustri, Percobaan, Teori dan Aplikasi.
dalam rangka Dies Natalis ke-42, Fak. Pertanian Univ. Sriwijaya
Fakultas Pertanian, Univ. Mataram Palembang: 238 hal.
Tgl. 14 Maret 2009: 131-142. Honkoop, P.J.C., and J.J. Beukema.
Hamzah, M.S., S.A.P. Dwiono, dan D.A. 1997. Loss of body mass in winter
Anggorowati. 2008. Studi in three intertidal observational
perubahan kondisi suhu secara study of the interacting effects
ekstrim dan pengaruhnya terhadap between water temperature, feeding
kelangsungan hidup anakan kerang time and feeding behavior. J. Exp.
mutiara (Pinctada maxima) Mar. Ecol., 212:277-297.
Makalah dipersentasikan pada Marseden, I.D. 2004. Effect of reduced
seminar Nasional Perikanan salinity and seston availability on
Indonesia 2008. Dalam: Prosiding growth of the New Zealand Little-
Seminar Nasional Perikanan nect clam Austrovenus

60 http://www.itk.fpik.ipb.ac.id/ej_itkt32
Hamzah dan Nababan

stutchburryi. Mar. Ecol. Prog. Ser., Kelautan LIPI-Unhas I. Balitbang


266 :157-171. Sumberdaya laut, Puslitbang
Nababan, B., D. Zulkarnaen, dan J.L. Oseanologi – LIPI Ambon: 209-
Gaol. 2009. Variabilitas 217.
konsentrasi klorofil-a di perairan Wenno, L.F. 1979. Pola sebaran suhu air
utara Sumbawa berdasarkan data di Teluk Ambon. Oseanologi di
satelit SeaWiFS. Jurnal Ilmu dan Indonesia, 12:12-21.
Teknologi Kelautan Tropis, Wirtki, K. 1961. Physical oseaography of
1(2):72-82. the Southeast Asean Waters. Naga
Pilditch, C.A. and J. Grant. 1999. Effect Report No. 2 : 195pp.
of temperature fluctuations and Yukihira, H., D.W. Klumpp, and J.S.
metabolism of juvenile scallops Lucas. 1998. Effects of body size
(Placopecten magellonicus). Mar. on suspension feeding and energy
Biol., 134:235-248. budgets of the pearl oysters
Sudjana. 19991. Desain dan Analisis Pinctada margaritifera and P.
Eksperimen, Edisi III. Penerbit Maxima. Mar. Ecol. Prog. Ser.,
“Tarsito” Bandung : 415 hal. 170:119-130
Sutaman. 1992. Tiram Mutiara. Teknik Yukihira, H., J.S. Lucas, and D.W.
Budidaya dan Proses Pembuatan Klumpp, 2000. Comparative effects
Mutiara. Penerbit Kanisius. of temperature on suspension
Yokyakarta: 93 hal. feeding and energy budgets of the
Sutomo. 1987. Klorofil-a Fitoplankton di pearl oysters Pinctada
Teluk Ambon selama musim timur margaritifera and P. Maxima. Mar.
dan musim peralihan II, 1985. Ecol. Prog. Ser., 195:179-188.
Dalam: Buku Teluk Ambon I, Yukihira, H., J.S. Lucas, and D.W.
Biologi, Perikanan, Oseanografi Klumpp, 2006. The pearl oyster,
dan Geologi. Balai Penelitian dan Pinctada maxima and P.
Pengembangan Sumberdaya Laut, Margaritifera, respond in different
P3O-LIPI Ambon: 24-33. ways to culture in dissimilar
Sidabutar, T. 1998. Variasi musiman environtments. Aquculture, 252:
fitoplankton di perairan Teluk 208-224.
Ambon. Dalam: Prosiding Seminar

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3, No. 2, Desember 2011 61

You might also like