Professional Documents
Culture Documents
Koestanto2014
Koestanto2014
Koestanto2014
Abstraction
The term Pondok Wisata known in western countries as Homestay, which
optionally can be interpreted as Resident Family or Stay Together Family, as usual
House Live in general (Ordinary household).
Management Pondok Wisata done by the owner cottage itself as individual
businesses, and all efforts are made to meet the economic needs of the family then
the dasarnnya not memerllukan business license of its own, but people penngelola
cottage must report to the local government / office of Tourism will be the presence
of management cottage The tour ..
In the operation of Pondok Wisata further, there is a build / create new buildings
outside the building House Live there previously, some are utilizing long and
inhabited dwelling house together well all family members and tourists in an
environment where the family lived with memenfaatkan ruangan- room / rooms that
exist both in the roof or separately, in principle, to host as head of the family had to
stay living together diantarannya, it is to be able to blend interact with tourists who
are staying as a unity of family members where managers act or considered as head
of the family or host (Host). Another effort other accommodation (hotels) where the
owner is not required to tinnggal place of business. So to say that the cottage is a
business that has to "typical" an tidk separate businesses owned by other
accommodation, and it is the main attraction for tourists. still have its services to a
unit owner.
PENDAHULUAN
Kegiatan pariwisata sekarang ini sudah merupakan bagian dari kebutuhan dalam
kehidupan manusia. Melihat kegiatan pariwisata yang semakin maju, maka tidak
bisa terlepas dari kegiatan lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan
pariwisata itu merupakan kegiatan multi dimensional/multi sektoral.
PEMBAHASAN
Dasar Pemikiran
a. Situasi yang sulit dengan tingkat kesempata kerja dan peluang berusaha yang
menurun serta kecenderungan bertambahnya angka pengangguran sangat
diperlukan suatu tindakan nyata untuk dapat mengangkat kembali Pariwisata
Iondonesia melaluui paradigma baru, yaitu pengewmbangan Pariwisata yang
berbasis pada perekonomiann kerakyatan.
b. Sektor Pariwisata dihaerapkan dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan
Pemerintahh dalam upaya mengembangkan program Pariwisata berbasis
masyarakat yang bersifat produktif melalui penciptaan kesempatan dan
pemberdayaan masyarakat secara luas.
c. Pemahaman akan pentingnya penyediaan Homestay / Pondok Wisata sebagai
hunian wisatawan disatu sisi dan dampak terhadap peningkatan taraf hidup /
kesejahteraan mereka.
d. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif No. 9 Tahun 2014 Tentang
Standar Usaha Pondok.
Batasan Pengertian
Dalam pengelolaan dan pengembangan usaha pondok wisata / homestay ini yang
dimaksud dengan :
1. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
2. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut yang
dilakkukan secara sukarela serta bwersifat sementara untuk menikmati obyek dan
daya tarik wisata
3. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
4. Pondok Wisata / Homestay adalah Rumah Tinggal yang sebagian kamarnya
disewakan untuk menginap sementara
5. Usaha ponndok Wisata / Homestay adalah Penyediaan akomodasi berupa
bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian
untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya, untuk jangka waktu tertentu
dengan perhitungan pembayaran harian.
3.3. Estetika
Rumah asli / tradisional dengan citra budaya tinggi akan lebih menarik wisatawan
jika dibandingkan dengan rumah biasa yang hanya berpijak pasda fungsi dan
konstruksi. Nilai-nilai keindahan bangunan dan lingkungan biasanya terjadi oleh
NO ASPEK
budaya, citra dan karsaUNSUR
dimana masyarakatNO
itu berada. SUB UNSUR
Keindahan estetis sebuah bangunan Pondok Wisata akan sangat menarik jika
I. PRODUK A. Bangunan 1. Memiliki paling sedikit 1 (satu)
elemen-elemen estetis lokal dapat
Rumah Tinggal dieksploitasi dengan
kamarharmonis.
dan paling banyak 5 (lima)
Untuk mensiasati penampilan aspek lokal bisa kamar yang caranya,
sangat beragam khususmisalnya
untuk
disewakan.
dengan menampilkan cirri-ciri khas daerah setempat yang kecil kemungkinan
I. PRODUK A. Bangunan 2. Sirkulasi udara dan pencahayaan
terdapat di daerah lain ( warna,
Rumah Tinggalaksesoris bangunan khas,
yang mebelair dsb).
cukup.
I. PRODUK B. Kamar Tidur 3. Kondisi yang bersih dan terawat
dilengkapi
4. Standar Usaha Pondok Wisata sebagai Persyaratan Fisikdengan:
Pengelolaan Pondok
a. kunci kamar;
Wisata / Homestay.(Permen Parekraf N0 9/2014
b. kaca rias;
c. lemari atau tempat meletakan
pakaian;
d. lampu penerangan; dan
e. tempat sampah.
I. PRODUK B. Kamar Tidur 4. Tempat tidur tertata dengan rapi
dilengkapi dengan:
a. bantal dengan sarungnya; dan
b. sprei.
I. PRODUK C. Fasilitas 5. Papan nama dengan tulisan yang
Penunjang terbaca dan dipasang pada tempat
yang terlihat dengan jelas.
I. PRODUK C. Fasilitas 6. Kamar mandi dilengkapi dengan:
Penunjang a. gantungan handuk;
b. tempat sampah;
c. kloset duduk atau jongkok;
d. tempat penampungan air;
e. saluran pembuangan air yang
lancar; dan
f. air bersih yang mencukupi sesuai
NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR
3.5. Lingkungan
Pengaruh yang ditimbulkan dari pengelolaan PW terhadap lingkungan ditentukan
oleh budaya masyarakat yang ditumbuhkan oleh pengelola PW itu sendiri, baik dari
segi administrasi, tekhnis, pengetahuan dan pelayanannya.
Pengelola Pondok Wisata harus terlibat aktif dan menerapkan butir-butir Sapta
Pesona dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan yang berupa upaya
pemulihan, pengendalian dan pelestarian lingkungan, seperti : menjaga kebersihan,
penghijauan, keamanan dan memberikan informasi kepada tamunya sehingga
menjadikan uasaha yang ramah lingkungan serta menjaga dan melestarikan
lingkungan dimana pondok wisata itu berada.
Hal terpenting lainnya berkaitan dengan aspek lingkungan i adalah lingkungan
social budaya, yaitu bagaimana pengelola Pondok Wisata memberikan pemehaman
kepada wisdatawan mengenai ttatanan kehidupan , nilai-nilai agama, adaat-istiadat
masyarakat sekitar yang harus dihotmati dan dihargai oleh wisatwan / tamu.
Sebaliknya pengelola PW juga harus dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat sekitar mengenai kebiasaan perilaku, latar belakang kultur budaya,
agama wisatawan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan harmonisasi
hubungan social budaya antara masyarakat dengan wisatawan.
3.6. Pembinaan
Kegiatan pembangunan kepariwisataan yang didalamnya termasuk usaha pondok
wisata melibatkan berbagai sector khususnya di daerah dari mulai perencanaan,
pelaksanan dan pengendaliannya, maka dukungan dari Pemerintah Daerah
(Kabupaten / Kota) aka sangat menentukan keberhasilan dalam pembinaan dan
pengembangan usaha Pondok Wisata.
Partisipasi dari pemerintah daerah dapat dilakukan dalam berbagai upaya, seperti :
a. Peningkatan Kualitas SDM
Pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan dalam rangka pemberdayan
masyarakat pengelola Pondok Wisata melalui berbagai kegiatan seperti :
Pendidikan Pelatihan, pembekalan tekhnis operasional, Hygienist dan Sanitasi serta
ketrampilan lain yang relevan dengan kegiatan kepariwisataan.
b. Promosi
Untuk mendukung keberadaan Pondok Wisata perlu di Promosikan kepada para
Wisatawan baik lewat penyelenggaraan event-event pariwisata ataupun mass media
serta informasi lainnya yang dipandang efektif .
c. Pengembangan Usaha
Kewajiban Pemerintah Kabupaten / Kota adalah ikut mengupayakan / memfasilitasi
prosedur dan kemudahan bagaimana mendapatkan modal / pendanaan untuk
melengkapi peralatan atau renovasi PW yang kondiisinya kurang layak melaui
pendekatan dengan lembaga keuangan seperti : Bank atau melalui pola kemitraan
dengan industri pariwisata yang besar.
Disamping itu Pemerintah Kabupaten / Kota juga berkewajiban melakukan
pembinaan tekhnis melaui dinas terkait kepada masyarakat yang akan
memanfaatkan rumah tinggalnya sebagai PW untuk mempertimbangkan dengan
kondisi dan potensi pariwisata disekitarnya agar PW dapat dimanfaatkan oleh
wisatawan dan dapat berkembang.
d. Penataan Atraksi dan Daya Tarik Wisata
Untuk menarik wisatawann pemerintah setempat hendaknya mengupayakan
melakukan penataan ODTW yang berdekatan dengan lokasi PW agar menjadi
sasaran kkunjungan wisatawan. Upaya lainnya seperti menyelenggarakan event-
event pariwisata yang menarik agar wisatawan dapat memanfaatkan PW yang
berada disekitar ODTW.
e. Perijinan
Dalam pengelolaan PW tidak diperlukan adanya ijin usaha, tetapi pengelola PW
harus mendaftarkan usahanya kepada pemerintah setempat yang memiliki
kewenangan untuk hal tersebut, dengan melampirkan copy ijin Mendirikan
Bangunan (IMB) untuk dicatat (Dinas Pariwisata). Hal ini guna memudahkan
pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah.
KESIMPULAN
Kondisi perekonomian yang sulit dan kecenderungan meningkatnya grafik
pengangguran diharapkan masyarakat dapat menumbuhkan peluang usaha dengan
memanfaatkan runah tinggalnya untuk dikembangkan menjadi Pondok Wisata.
Keberhasilan pengembangan usaha pondok wisata atau homestay dapat terwujud
apabila sektor-sektor lain yang terkait ikut mendukung secara nyata, seperti dalam
hal penyediaan prasarana dan fasilitas kepariwisataan, kemudahan-kemudahan serta
pembinaan melalui bimbingan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan bagi
pengelola pondok wisata.
SARAN
Diharapkan, dengan lembar presentasi Pengelolaan Usaha Pondok Wisata ini
masyarakat dan Pengelola Pondok Wisata / Homestay dapat meemahami arti
pentingnya usaha ini bersama-sama dengan persyaratan-persyaratan yang perlu
diketahui, diharapkan agar informasi ini dapat tersebar luas kepada para pengelola
dan masyarakat yang rumah tinggalnya memiliki potensi untuk dapat
dikembangkaan menjadi Pondok Wisata / Homestay.
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif N0. 9 Tahun 2014 Tentang
Standar Usaha Pondok Wisata
Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata No. PM.86/HK.501/MKP/2010
Tentang Usaha Penyediaan Akomodasi