Artikel Metlit 12

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022


ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

KONTRIBUSI KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL TERHADAP


MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DI SDS IT SAINS INSANI TANJUNG MORAWA

Khairul Ameer1, Afrahul Fadhila Daulay2, Humaida Br Hasibuan3


1,2,3
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara, Indonesia
1
khairulameer1995@gmail.com, 2afrahulfadhila@uinsu.ac.id, 3humaidahhasibuan@uinsu.ac.id

THE CONTRIBUTION OF EMOTIONAL AND SPIRITUAL INTELLIGENCE ON


STUDENTS’ LEARNING MOTIVATION IN ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION
LEARNING SUBJECTS AT SDS IT SCIENCE IN TANJUNG MORAWA

ARTICLE HISTORY ABSTRACT


Abstract: This article describes the contribution of emotional and spiritual intelligence to
students' learning motivation in the Islamic Religious Education learning subject at SDS IT
Insani Science Tanjung Morawa. The research sample involved 40 students. The method used
in the research is quantitative research. Based on the research results it is found that 1) there
is a significant contribution between emotional intelligence on students’ learning motivation of
Islamic Religious Education learning subject at SDS IT Insani Science Tanjung Morawa. If
Submitted: students have the right emotional intelligence, this would make a positive contribution to
15 September 2022 students’ learning motivation. In addition, 2) there is a significant contribution between
spiritual intelligence on students’ learning motivation in Islamic Religious Education learning
15th September 2022
subjects at SDS IT Insani Science Tanjung Morawa. The better spiritual intelligence is, the
more it produces positive contributions to students’ learning motivation. 3) There is a
significant contribution between emotional intelligence and spiritual intelligence
simultaneously to students’ learning motivation at SDS IT Insani Science Tanjung Morawa.
Thus, good emotional intelligence and spiritual intelligence can provide a contribution to
students’ learning motivation.

Keywords: learning motivation, emotional and spiritual intelligence, Islamic religious


education learning subject
Accepted:
10 November 2022 Abstrak: Artikel ini membahas tentang kontribusi kecerdasan emosional dan spiritual
10th November 2022 terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SDS IT
Sains Insani Tanjung Morawa. Sampel penelitian berjumlah 40 orang. Metode yang digunakan
dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
1) terdapat kontribusi yang signifikan antara kecerdasan emosional terhadap motivasi belajar
siswa Pendidikan Agama Islam di SDS IT Sains Insani Tanjung Morawa. Apabila siswa
memiliki kecerdasan emosional yang tepat maka hal ini akan memberikan sumbangan positif
terhadap motivasi belajar siswa. Selain itu, 2) terdapat kontribusi yang signifikan antara
kecerdasan spiritual terhadap motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam di SDS IT Sains
Insani Tanjung Morawa. Dengan semakin baiknya kecerdasan spiritual maka akan
Published: memberikan sumbangan positif terhadap motivasi belajar siswa. 3) Terdapat kontribusi
15 Desember 2022 signifikan antara kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual secara bersama-sama
15th December 2022 terhadap motivasi belajar siswa di SDS IT Sains Insani Tanjung Morawa. Dengan baiknya
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual dapat memberikan sumbangan terhadap
motivasi belajar siswa.

Kata Kunci: motivasi belajar siswa, kecerdasan emosional dan spiritual, mata pelajaran
Pendidikan agama Islam

CITATION
Ameer, K., Daulay, A, F., & Hasibuan, H, B. (2022). Kontribusi Kecerdasan Emosional Dan
Spiritual Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SDS IT Sains Insani Tanjung Morawa. Primary: Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 11 (6), 1680-1692.. DOI: http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1680
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

PENDAHULUAN Siswa yang belajarnya kurang sempurna, perlu


Dalam Undang-undang Republik adanya perubahan suasana yang timbul dalam
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang proses tersebut.
sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Tahun-tahun terakhir millennium ini
merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan memperkenalkan zaman "kemurungan", seperti
nasional yang harus digunakan dalam halnya abad XXI menjadi "Abad kecemasan"
mengembangkan upaya pendidikan di Data internasional memperlihatkan apa yang
Indonesia. Pada pasal 3 UU Sisdiknas tampaknya merupakan wabah depresi
menyebutkan “Pendidikan nasional berfungsi moderen, wabah yang meluas seiring dengan
mengembangkan dan membentuk watak serta di terimanya gaya hidup moderen di seluruh
peradaban bangsa yang bermartabat dalam dunia (Goleman, 2004:500). Budaya moderen
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, ini secara spiritual bodoh spiritual dumb tidak
bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa hanya di barat, tetapi juga di negara-negara
agar menjadi manusia yang beriman dan asia semakin terpengaruh oleh barat (Zohar,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2001:20).
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, Demikian juga halnya hasil observasi
mandiri, dan menjadi warga negara yang tanggal 20-Mei-2022. Adanya indikasi para
demokratis serta bertanggung jawab” siswa di SDS IT Sains Insani. Masih ada siswa
(Kementrian Pendidikan Nasional, 2013). yang kurang bermoral terhadap prilaku sosial
Dalam undang-undang sistem pendidikan disekitarnya. Kondisi seperti itu menandakan
nasional tersebut, menjadikan siswa beriman kurang berhasilnya tujuan pendidikan. Antara
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa lain bertujuan untuk berkembangnya potensi
merupakan karakter penting yang harus siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
dibangun. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Pendidikan Agama Islam pada berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
dasarnya menempati posisi yang strategis mandiri, dan menjadi warga negara yang
dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional demokratis serta bertanggung jawab.
terutama dalam membentuk iman dan takwa Seseorang yang sukses dan hebat tidak bisa di
serta mengembangkan karakter siswa ke arah lihat melalui kecerdasan intelektual saja,
yang lebih positif. Hal ini karena Pendidikan karena seseorang yang cerdas harus seimbang
Agama Islam pada akhirnya dimaksudkan antara kecerdasan intelektual, emosional, dan
untuk membentuk manusia yang berkualitas spiritual. Selain itu, sesuai realita yang ada
yang memiliki ketangguhan iman dan ilmu yaitu masih banyak orang pintar dan sukses
pengetahuan (Khan, 1986:37-38). Hal ini juga akan tetapi mereka tidak bisa bergaul
dinyatakan oleh (A.D. Marimba 2013:27) dengan baik dengan orang sekitarnya,
bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah sehingga memunculkan kesan sombong, tidak
"Terbentuknya kepribadian utama menurut berhubungan, karena mereka tidak mempunyai
ukuran Islam". kepekaan emosi terhadap keadaan
Masalah mutu pendidikan masih disekitarnya. Oleh karena itu, kecerdasan
menjadi persoalan dari tingkat pendidikan emosional amat sangat dibutuhkan. Dengan
dasar sampai dengan perguruan tinggi, dimana demikian, para masyarakat menganggap bahwa
mutu lulusan yang di hasilkan oleh lembaga pendidikan agama islam dinilai gagal dalam
pendidikan saat ini di anggap pihak tak membentuk kepribadian dan moral siswa.
memiliki kemampuan fungsional di tengah Kemudian muncul teori kecerdasan
perubahan yang serba cepat dan mekanis. emosional yang mengacu pada kesadaran diri

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1681
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

untuk memahami dan mengendalikan emosi. perilaku-perilaku islami yang diajarkan dalam
Kemampuan memahami dan mengendalikan agama islam, dengan tujuan watak islami akan
emosi akan sangat menentukan berfungsi dan terbentuk, guna menimalisir kenakalan siswa
tidak intelektual. Belum usai kekaguman atau bahkan dapat terentaskan.
terhadap temuan emosional kini muncul Melalui spiritual mampu membedakan
kecerdasan yang ketiga yaitu kecerdasan mana yang baik dan mana yang buruk,
spiritual dengan basis utama adalah kesadaran mempunyai rasa moral, kemampuan untuk
jiwa untuk mendengarkan suara hati nurani beradaptasi pada lingkungan, mampu
bahkan dikatakan sebagai kecerdasan tertinggi. memahami aturan yang berlaku dan menjalani
Bahwasanya pada pertengahan tahun dengan penuh keikhlasan dan senang hati.
1900-an penelitian dari banyak neurology dan Dengan demikian moral anak menjadi lebih
psikolog yang menunjukkan bahwa kecerdasan baik. Hal tersebut sesuai hemat Agus Efendi
emosional sama penting dengan kecerdasan yang menyatakan “Dengan spiritual kita bisa
intelektual. Emosional memberi kita kesadaran menjadi kreatif, luwes, berwawasan luas, atau
mengenai perasaan milik diri sendiri dan juga spontan secara kreatif, untuk berhadapan
perasaan milik orang lain. Emosional memberi dengan masalah eksistensial, yaitu saat secara
kita rasa empati, cinta, motivasi, dan pribadi kita merasa terpuruk, terjebak oleh
kemampuan untuk menanggapai kesedihan kebiasaan, kekhawatiran, dan masalah masa
atau kegembiraan secara tepat (Goleman, lalu akibat penyakit dan kesedihan” (Evendi,
2004:23). 2005:208).
Kemudian pada akhir abad ke-20, Berdasarkan pendeskripsian latar
serangkaian data ilmiah terbaru menunjukkan belakang di atas, maka emosional dan spiritual
adanya “Q” jenis ketiga yaitu kecerdasan sebagai salah satu jawaban dalam
spiritual ialah kecerdasan untuk menghadapi mengentaskan kelemahan dalam Pendidikan
dan memecahkan persoalan makna dan nilai, Agama IslamTetapi kecerdasan emosi dan
yaitu kecerdasan untuk menempatkan perilaku spiritual juga dibutuhkan guna mencapai
dan hidup kita dalam konteks makna yang keberhasilan atau kesuksesan mendatang.
lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai Emosional dan Spiritual berusaha
bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang menggabungkan kecerdasan intelligence,
lebih bermakna dibandingkan dengan yang emosional, dan spiritual quotient dalam bentuk
lain. Spiritual adalah landasan yang diperlukan integrasi yang utuh. Intelektual bisa dicapai
untuk memfungsikan intelektual dan melalui pelajaran-pelajaran yang selama ini
emosional secara efektif. Bahkan, spiritual berkembang. Sedangkan emosional yang
merupakan kecerdasan tertinggi kita (Zohar, dimaksudkan adalah kecerdasan didalam
2001:4). memahami perasaan diri sendiri dan perasaan
Dari observasi yang peneliti lakukan orang lain. Orang yang mampu menahan emosi
pada tanggal 20-Mei-2022. Terdapat beberapa seperti marah, dendam, iri, tamak, dan lain
orang siswa yang kurangnya sikap spiritual sebagainya adalah salah satu contoh manusia
siswa terhadap ibadah yang dilakukannya baik yang cerdas secara emosi. Sedangkan pada
itu tentang pelaksanaan sholat, budi pekerti, kecerdasan spiritul dimaksudkan untuk
dan ibadah lainnya. Tidak dapat dipungkiri jika memunculkan perasaan-perasaan kasih sayang,
orang tua berharap banyak terhadap cinta, keindahan, keadilan, kejujuran, dan lain
pendidikan agama islam, karena dengan sebagianya. Dimana pun orang berada
mendalami Pendidikan Agama Islam. Siswa merindukan kejujuran, keadilan, kasih sayang.
diharapkan mampu mengamalkan ajaran Nilai itu sudah ada dalam setiap diri
agama islam dalam kehidupan sehari-hari, manusia karena itu adalah pemberian Allah
pengalaman ini bisa diwujudkan dengan SWT.

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1682
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Kerinduan akan nilai-nilai tersebut sekolah ini memiliki 9 orang tenaga pendidik
merupakan suara hati manusia yang paling dengan kualifikasi pendidikan. S1 80% dan S2
dalam. Keberhasilan siswa dalam mengenyam 20%, dengan seluruhnya mengajar sesuai di
pendidikan agama islam hanya diukur dari bidangnya masing-masing. Selain itu
angka-angka yang siswa dapatkan dibangku disiplinan guru yang tinggi dalam mengajar,
sekolah. Sehingga, tak heran jika para siswa penyusunan perencanaan pembelajaran,
hanya tersentuh pada ranah kognitifnya saja penggunaan metode dan media pembelajaran
yang berdampak mereka belajar hanya yang interaktif dalam mengajar, melakukan
berorientasi mengejar angka. Dengan penelitian tindakan kelas dan melakukan
demikian, ranah afektif dan psikomotorik pada penilaian terhadap hasil dari pembelajaran.
diri siswa masih terabaikan, sehingga Maka dari itu, SDS IT Sains Insani layak untuk
berdampak kurang perhatian atau kepedulian di jadikan sebagai latar penelitian dalam tesis
siswa pada nilai-nilai dalam kehidupan sehari- ini.
hari, mereka lebih memilih bisa mengerjakan Selanjutnya faktor yang lain yang
tugas yang di berikan oleh sekolah dan menentukan hasil belajar siswa adalah
menghasilkan nilai atau angka (Sumikan, motivasi belajar. Motivasi belajar adalah
2011:10). proses internal yang mengaktifkan, memandu
Selain itu, pada penelitian terdahulu dan mempertahankan perilaku dari waktu
tentang Kontribusi Kecerdasan Emosional Dan kewaktu. Siswa termotivasi karena berbagai
Spiritual Terhadap Motivasi Belajar Siswa alasan yang berbeda, dengan intensitas yang
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam berbeda.
di SDS IT Sains Insani. Menghasilkan terdapat Zainuri Abrar melakukan penelitian
pengaruh yang signifikan dan positif. Dengan tentang hasil belajar siswa dan faktor-faktor
demikian, peneliti tertarik untuk mengetahui yang mempengaruhi untuk bidang studi
apakah ada kontribusi kecerdasan emosional pendidikan agama islam, yaitu: Al-Qur’an,
dan spiritual terhadap motivasi belajar siswa Hadist, dan Fiqih di Sekolah Dasar Negeri
yang signifikan dan positif pada mata pelajaran Babarsari Yogyakarta. Hasil penelitian ini
Pendidikan Agama Islam di sekolah dasar. menunjukkan hasil sebagai berikut: Faktor
Karena SDS IT Sains Insani di persiapkan motivasi belajar 12%, faktor intelegensi 18%,
sebagai sekolah terpadu yang menyelaraskan faktor minat 8%, faktor sikap 2%, faktor
kebutuhan akan kepentingan dunia dan akhirat kemampuan guru mengajar 12%, faktor
dan mengembangkan kepekaan emosi dan fasilitas belajar 18%, faktor metode yang di
intelegensi yang baik emosional, intelijen dan gunakan guru 25%, dan faktor lingkungan 5%.
penguasaan ruhiyah vertikal atau spiritual Motivasi belajar tergantung pada teori
terhadap siswa dalam proses pembelajaran yang menjelaskan, dapat merupakan sesuatu
yang berimbang dan bermutu, sehingga di konsekuensi dari penguatan reinforcement,
harapkan akan mampu menghasilkan alumni suatu ukuran kebutuhan manusia, suatu hasil
yang bermutu secara akademik, karakteristik, dicocokan atau ketidak cocokan, suatu atribusi
spiritualistik dan mampu mengantarkan para dari keberhasilan atau kegagalan, atau suatu
alumni pada kemajuan di masa mendatang harapan dari peluang keberhasilan motivasi
yang bertumpu pada 3 (tiga) konsep tersebut. belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan
Selain itu, siswa SDS IT Sains Insani telah tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan
banyak meraih berbagai macam prestasi, baik atribusi. Motivasi belajar dapat meningkat
prestasi dalam bidang pendidikan maupun non- apabila guru membangkitkan semangat belajar
Pendidikan. SDS IT Sains Insani, juga siswa, menumbuhkan rasa ingin tahu siswa
memiliki tenaga pendidik yang profesional terhadap sesuatu, menggunakan berbagai
dalam mengajar, hal itu ditunjukkan dengan macam strategi pembelajaran, menyatakan

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1683
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

harapan dengan jelas, dan memberikan umpan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
balik feedback dengan frekuensi yang sering (Yusuf : 53).
dan berkelanjutan.
Dari beberapa pengertian di atas
KAJIAN TEORI tentang emosional dan spiritual maka dapat
Kecerdasan Emosional diartikan bahwa kecerdasan emosi ialah suatu
Pengertian emosional diartikan oleh kemampuan seseorang dalam mengelola emosi
beberapa pakar antara lain Golemen yang dan perasaan secara tepat dan efektif untuk
mengatakan bahwa emosional ialah berhubungan atau bekerjasama dengan orang
kemampuan mengenali emosi diri, kemampuan lain, untuk mencapai suatu tujuan.
mengelola emosi, kemampuan memotivasi
diri, kemampuan mengenali emosi orang lain Dimensi-Dimensi Kecerdasan Emosional
dan kemampuan membina hubungan. Ada lima dasar kemampuan dalam
“Kecerdasan emosi” atau emosional teori kecerdasan emosi menurut Daniel
intelligence merujuk kepada kemampuan Goleman, diantaranya adalah:
mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan Mengenali Emosi Diri
orang lain, kemampuan motivasi diri sendiri, Mengenali emosi diri sendiri
dan kemampuan mengelola emosi dengan baik merupakan suatu kemampuan untuk mengenali
pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan perasaan sewaktu perasaan itu terjadi.
orang lain. Kemampuan-kemampuan yang Kemampuan ini merupakan dasar dari
berbeda, tetapi saling melengkapi, dengan kecerdasan emosional, yakni kesadaran
kecerdasan akademik academic intelligence, seseorang akan emosinya sendiri. Kesadaran
yaitu kemampuan-kemampuan kognitif murni diri membuat kita lebih waspada terhadap
yang diukur dengan intelligence quotient suasana hati maupun pikiran, bila kurang
(Goelman, 2003:512). Banyak orang yang waspada maka individu menjadi mudah larut
cerdas, dalam arti terpelajar, tetapi tidak dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
mempunyai kecerdasan emosi, ternyata bekerja Kesadaran diri memang belum menjamin
menjadi bawahan orang yang intelligence lebih penguasaan emosi, namun merupakan salah
rendah tetapi unggul dalam keterampilan satu persyaratan penting untuk mengendalikan
kecerdasan emosi. emosi sehingga individu mudah menguasai
Ada sebuah pepatah yang berbunyi emosi.
“Your hand will not reach what you heart does Mengelola Emosi
not desire”, “Tangan anda tak mungkin meraih Mengelola emosi merupakan
apa yang tidak di inginkan oleh hati anda.” Inti kemampuan individu dalam menangani
dari peribahasa tersebut adalah kita perasaan agar dapat terungkap dengan tepat,
mempunyai banyak prestasi karena terkait sehingga tercapai keseimbangan dalam diri
dengan keinginan hati kita (Martin, 2007:59). individu. Menjaga agar emosi yang
Allah SWT berfirman: merisaukan tetap terkendali merupakan kunci
menuju kesejahteraan emosi. Emosi
berlebihan, yang meningkat dengan intensitas
terlampaui lama akan mengoyak kestabilan
Artinya: “Aku tidak (menyatakan) kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan
diriku bebas (dari kesalahan) karena untuk menghibur diri sendiri, melepaskan
sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan
kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi dan akibat-akibat yang ditimbulkan serta
rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku kemampuan untuk bangkit dari perasaan-
perasaan yang menekan (Goleman, 2001:513).

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1684
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Hadits nabi riwayat Hakim dan Ibnu secara optimal dan sesuai dengan kebutuhan
Hibban yang artinya “ada tiga hal yang apabila yang ditentukan. Emosionalitas ini bersifat
dilakukan akan dilindungi Allah dalam genetic atau diturunkan. Nampaknya
pemeliharaannya, di taburi rahmat dan keyakinan awam tersebut tidak bisa diubah
dimasukkan ke dalam surga, yaitu apabila sebelum bukti ilmiyah diperoleh, bahkan
diberi, ia berterima kasih, apabila berkuasa ia keyakinan telah bertahan kuat hingga
suka memaafkan, dan apabila marah ia mempergauli cara orang tua dan guru yang
menahan diri (mampu menguasai diri)” mempunyai peran pengganti dalam bereaksi
(Suharsono, 2009:203). terhadap emosi anak.
Memotivasi Diri Sendiri Penelitian dalam bidang psikologi
Meraih Prestasi harus dilalui dengan menunjukkan bahwa sebenarnya faktor genetik
dimiliki motivasi dalam diri individu, yang bukanlah satu-satunya yang mempengaruhi
berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri emosionalitas anak, terdapat faktor lainnya
terhadap kepuasan dan mengendalikan yang sangat dominan, bahkan menentukan
dorongan hati, serta mempunyai perasaan emosionalitas anak, yaitu faktor lingkungan.
motivasi yang positif, yaitu antusianisme, Faktor lingkungan ini meliputi berbagai hal
gairah, optimis dan keyakinan diri. lainnya seperti lingkungan keluarga sebagai
Mengenali Emosi Orang Lain lingkungan pertama kali dapat mempengaruhi
Kemampuan untuk mengenali emosi perkembangan emosionalitas anak, lingkungan
orang lain disebut juga empati. Menurut sekolah, serta lingkungan masyarakat.
Goleman kemampuan seseorang untuk Berbagai faktor lingkungan tersebut
mengenali orang lain atau peduli, akhirnya dapat menyebabkan adanya
menunjukkan kemampuan empati seseorang. keberagaman emosional anak yang berbeda
Individu yang memiliki kemampuan empati dengan emosi orang dewasa. Orang dewasa
lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang belum memahami akan ciri khas emosi
yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa- anak ini cenderung menganggap anak kecil
apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia sebagai tidak matang. Padahal sebetulnya tidak
lebih mampu menerima sudut pandang orang logis jika orang dewasa menuntut agar semua
lain, peka terhadap perasaan orang lain dan anak pada usia tertentu mempunyai pola emosi
lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. yang sama. Perbedaan individu tidak dapat
Membina Hubungan dielakkan karena adanya perbedaan dalam
Kemampuan dalam membina berbagai hal, diantaranya adalah pematangan
hubungan merupakan suatu keterampilan yang dan kesempatan belajar.
menunjang popularitas, kepemimpinan dan Dari kedua faktor tersebut kesempatan
keberhasilan antar sesama. Keterampilan belajar sangat penting. Karena belajar
dalam berkomunikasi merupakan kemampuan merupakan suatu yang positif dan sekaligus
dasar dalam keberhasilan membina merupakan tindakan prevensif. Maksudnya
hubungan. Terkadang manusia sulit untuk adalah apabila reaksi emosional tidak
mendapatkan apa yang di inginkan dan sulit diinginkan dipelajari, kemudian membaur
juga memahami keinginan serta kemauan kepola emosi anak, akan semakin sulit
orang lain. merubahnya dengan bertambah usia anak,
bahkan reaksi emosional tersebut akan
Mengembangkan Kecerdasan Emosional tertanam kukuh pada masa dewasa dan untuk
Siswa merubahnya diperlukan tenaga ahli.
Mengingat pentingnya peran emosi Sebagai akibat kedua faktor tersebut,
dalam kehidupan seorang siswa mengharuskan maka dapat dipahami bahwa emosi anak
guru dan orang tua mengembangkan emosi itu seringkali sangat berbeda dari orang dewasa.

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1685
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Namun terlepas dari adanya perbedaan kecerdasan yang konvensional tersebut. Ia


individu dan faktornya, ciri khas emosi anak menyebutnya dengan istilah kecerdasan
membuatnya berbeda dari emosi dewasa emosional dan mengkaitkan dengan
diantaranya yang menjadi ciri khas (pola kemampuan untuk mengelola perasaan, yakni
umum) emosi anak adalah emosi takut dan kemampuan untuk mempersepsi situasi,
marah. Inilah merupakan faktor fundamental bertindak sesuai dengan persepsi tersebut,
emosi. kemampuan untuk berempati, dan lain-lain.
Sebagai faktor lain dari kecerdasan Jika kita tidak mampu mengelola aspek rasa
emosi adalah peran orang tua, apabila kita dengan baik, maka kita tidak akan mampu
seseorang menjadi orang tua, maka terjadilah untuk menggunakan aspek kecerdasan
suatu keganjilan yang patut disesali, dimana konvensional kita intelektual secara efektif.
mereka akan memulai memainkan suatu peran Mengikut sertakan aspek konteks nilai sebagai
tertentu, dan lupa bahwa sesungguhnya mereka suatu bagian dari proses
adalah pribadi manusia. Kini sebgai orang tua berpikir/berkecerdasan dalam hidup yang
mereka memiliki tanggung jawab untuk bermakna, untuk ini mereka mempergunakan
menjadi lebih baik dari pada sekedar sebagai istilah kecerdasan spiritual. Indikasi-indikasi
manusia. Beban tanggung jawab yang berat ini kecerdasan spiritual ini dalam pandangan
merupakan tantangan bagi orang tua dimana mereka meliputi kemampuan untuk
mereka merasa bahwa mereka harus bersikap menghayati nilai dan makna-makna, memiliki
konsisten dalam perasaan mereka, harus selalu kesadaran diri, fleksibel dan adaptif, cenderung
menyayangi anak, harus menerima dan untuk memandang sesuatu secara holistik,
bersikap toleran tanpa syarat, dan yang serta berkecenderungan untuk mencari
terpenting adalah tidak boleh membuat jawaban-jawaban fundamental atas situasi-
kesalahan yang dilakukan oleh orang tua situasi hidupnya, dan lain-lainl. Zohar dan
terhadap anaknya. Marshall mendefinisikan kecerdasan spiritual
Selain orang tua guru sebagai pihak sebagai kecerdasan untuk menghadapi dan
lain yang terlibat dalam memupuk kecerdasan memecahkan persoalan makna dan nilai, yaitu
emosi anak memiliki peranan penting. Bahkan kecerdasan untuk menempatkan perilaku dan
sering kali didapatkan, anak lebih menurut hidup dalam konteks makna yang lebih luas
terhadap perintah gurunya dari pada perintah dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa
orang tua. Hal tersebut memang guru memiliki tindakan atau jalan hidup seseorang lebih
banyak peranan tidak sebagai pengajar, tetapi bermakna dari pada yang lain (Zohar, 2001:4)
juga sebagi pendidik dan pembimbing. Kecerdasan spiritual adalah pusat
Dalam peranannya ini guru perlu paling mendasar diantara kecerdasan yang lain,
mengusahakan diri agar dapat melaksanakan karena dia menjadi sumber bimbingan bagi
semuanya. Ketika peranannya sebgai guru ia kecerdasan lain. Kecerdasan spiritual mewakili
perlu yang harus dilakukannya, meskipun kerinduan akan makna dan hubungan dengan
ketiga bidang ini dapat tumpeng tindih yang tak terbatas (Covey, 2005:79).
sifatnya, tetapi masing-masing Kecerdasan spiritual adalah yang berkaitan
dengan menjadi bagian dari rancangan segala
Pengertian Kecerdasan Spiritual sesuatu yang lebih besar, meliputi “Melihat
Pengertian spiritual Goleman suatu gambaran secara menyeluruh” (Buzan,
mempopulerkan pendapat para pakar teori 2003:80).
kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri Allah SWT berfirman:
manusia yang berinteraksi secara aktif dengan
aspek kecerdasan intelektual dalam ‫ٱ‬
menentukan efektivitas penggunaan

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1686
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Artinya: “Sungguh, beruntunglah belajar. Hadits-hadits tentang motivasi belajar


orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang dapat ditemukan antara lain sebagai berikut:
yang khusyuk dalam salatnya, orang-orang Artinya: “Dari Abi Hurairah
yang meninggalkan (perbuatan dan perkataan) meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW
yang tidak berguna”. (Mu’minun : 1-3). bersabda: Barang siapa yang menempuh jalan
Dari beberapa pengertian diatas dapat menuntut ilmu, akan dimudahkan Allah SWT
disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah jalan untuknya kesyurga” (At-Tirmizi,
kemampuan potensial setiap manusia yang 1998:325).
menjadikan ia dapat menyadari dan
menentukan makna, nilai, moral, serta cinta Nabi Muhammad SAW juga bersabda:
terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama
makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian .
dari keseluruhan. Sehingga membuat manusia
dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif
dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan Artinya: “Dari Anas r.a berkata,
kebahagiaan yang hakiki. Rasulullah SAW bersabda: Siapa yang keluar
untuk menuntut ilmu maka ia berjuang pada
Konsep Dasar Motivasi jalan Allah SWT hingga kembali” (At-Tirmizi,
Sebelum membahas lebih jauh tentang Riadhus Shalihin, 1979:317).
motivasi, terlebih dahulu peneulis Dalam persfektif pendidikan, motivasi
mengemukakan ayat Al-Quran dan Hadits dikaji dari berbagai aspek serta menghasilkan
sebagai landasan pokok kajian ini. Didalam pandangan yang beragam pula. Motivasi
Al-Quran tidak ada secara tegas dinyatakan berasal dari bahasa latin, yaitu movere yang
tentang motivasi, namun beberapa ayat berikut berarti menggerakkan. Berdasarkan kata
ini relevan berhubungan dengan motivasi tersebut, selanjutnya dapat dikembangkan
dalam arti luas, misalnya pada QS. Azzumar lebih banyak definisi atau pengertian tentang
ayat : 9 sebagai berikut: motivasi. Istilah motivasi berasal dari kata
motif yang dapat di artikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Motif tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam
Artinya: “ (apakah kamu Hai orang tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan,
musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang atau pembangkit tenaga munculnya suatu
yang beribadat di waktu-waktu malam dengan tingkah laku tertentu (Steers, Richard M., dan
sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada Porter, Lyman W 1991:56).
(azab) akhirat dan mengharapkan rahmat
Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang- METODE PENELITIAN
orang yang mengetahui dengan orang-orang Tempat dan Waktu Penelitian
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang Lokasi penelitian yang akan peneliti
yang berakallah yang dapat menerima lakukan ialah di SDS IT Sains Insani Tanjung
pelajaran” (Az-Zumar : 9) Morawa. Waktu penelitian ini sangat
membantu peneliti dalam merencanakan kapan
Nabi Muhammad SAW sangat penelitian akan dimulai dan kapan penelitian
memberikan peluang kepada umatnya untuk dilakukan berakhir. Uraian diatas menegaskan
menuntut ilmu. Hal ini terbukti ditemukan bahwa waktu penelitian yang akan peneliti
beberapa hadits yang memotivasi untuk lakukan adalah pada semester Ganjil tahun

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1687
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

ajaran 2022-2023. kecerdasan spiritual secara bersama-sama


dengan motivasi belajar siswa di SDS IT Sains
Metode Penelitian Insani. Berdasarkan fakta dan data yang
Pendekatan yang digunakan dalam terkumpul, hasil penelitian ini kemudian akan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dibahas dan mengaitkannya dengan teori.
karena di gunakan untuk menguji hipotesis
yang telah di tetapkan. Sedangkan metode Kontribusi Kecerdasan Emosional dengan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Motivasi Belajar
metode “Deskriptif” dan “Korelasi”. Sugiono, Kecerdasan emosional merupakan
(2013:13) Penelitian deskiptif merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi
penelitian yang dilakukan dengan motivasi belajar siswa. Penelitian ini
mengeksplorasi mengidentifikasi dan memperoleh gambaran secara umum tentang
mendeskipsikan keberadaan suatu kecerdasan emosional siswa di SDS IT Sains
objek/kejadian yang di teliti. Sedangkan Insani berada pada kategori Tinggi dengan
penelitian korelasional merupakan penelitian persentase 57 % dengan responden sebanyak
yang menyelidiki ada tidaknya hubungan 28 orang, 21 orang berada pada kategori
antara 2 variabel atau lebih. sedang dengan persentase 43% dan sebanyak 0
orang berada pada kategori rendah dengan
Instrumen Penelitian dan Pengumpulan persentase 0%.
Data Berdasarkan hasil analisis data,
Instrumen penelitian adalah suatu alat penelitian ini memperoleh data yang
yang digunakan mengukur fenomena alam menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara
ataupun sosial yang diamati. Secara spesifik kecerdasan emosional dengan motivasi belajar
semua fenomena ini disebut variable penelitian siswa sebesar 0,593 yang berarti tingkat
(Sugiyono: 2013:15). Instrumen penelitian hubungannya berada dalam kategori sedang.
merupakan salah satu unsur yang sangat Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan
penting dalam penelitian karena berfungsi emosional mempunyai kontribusi positif
sebagai alat atau sarana pengumpulan data. dengan motivasi belajar siswa namun tidak
Dengan demikian, instrument harus relevan memilki hubungan yang berarti, ini dapat
dengan masalah dan aspek yang akan diteliti, disebabkan karena masih banyak faktor-faktor
agar memperoleh data yang akurat. yang mempengaruhi motivasi belajar siswa
yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
Teknik Analisis Data Hasil penelitian ini sesuai dengan
Teknik pengumpulan data pada penelitian terdahulu yang dilakukan secara
penelitian ini menggunakan teknik angket. terpisah. Puji Astuti dengan judul
Angket atau kuesioner merupakan suatu tenik penelitiannya “Kontribusi Kecerdasan
atau cara mengumpulkan data secara tidak Emosional Terhadap Motivasi Belajar Siswa
langsung (peneliti tidak bertanya-jawab Kelas VII MtsN Kanigoro”. Hasil
dengan responden). Instrumen atau alat penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
pengumpul datanya disebut angket berisi kontribusi yang postif antara kecerdasan
sebuah pertanyaan atau pernyataan yang harus emosional dengan motivasi belajar siswa.
dijawab oleh responden (Nana Syaodih Artinya semakin tinggi kecerdasan emosional
Sukmadinata: 2008). siswa semakin tinggi pula motivasi belajar
mereka.
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang lain dilakukan oleh
Penelitian ini bertujuan mengetahui Adjie Prasetya Baktin dengan judul penelitian
hubungan kecerdasan emosional dan “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1688
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Motivasi Belajar Pada Peserta Didik Kelas orang lain. Kecerdasan emosional mencakup
VIII di Smp Negeri II Yogyakarta”. Hasil semua sikap atau kemampuan pribadi Personal
penelitian menunjukkan ada pengaruh positif Competence seperti mengenali emosi diri,
dan signifikan kecerdasan emosional dengan mengelola emosi, memotivasi diri, mengenal
motivasi belajar peserta didik kelas VIII SMP emosi orang lain dan membina hubungan
Negeri II Yogyakarta. Dengan demikian sosial (Yatim Riyanto: 2012).
semakin tinggi kecerdasan emosional siswa
maka semakin tinggi motivasi belajar. Kontribusi Kecerdasan Spiritual dengan
Kecerdasan emosional sangat Motivasi Belajar
berpengaruh bagi kemajuan dan kesuksesan. Kecerdasan spiritual merupakan
Seseorang yang memiliki intelegensi bagus kecerdasan yang harus dikembangkan pada
tanpa didukung oleh kecerdasan emosional siswa. Kecerdasan spiritual adalah salah satu
akan sulit untuk mencapai tangga karir faktor internal yang mempengaruhi motivasi
tertinggi. Kecerdasan emosional itu sendiri belajar. Penelitian ini memperoleh gambaran
merupakan kemampuan seseorang dalam umum tentang kecerdasan spiritual siswa di
mengendalikan, mengelola, dan mengatur SDS IT Sains Insani berada pada kategori
emosinya. Kecerdasan emosional memiliki tinggi dengan persentase 65% sebanyak 32
peranan penting dalam kehidupan manusia. orang, 17 orang berada pada kategori sedang
Seseorang yang mempunyai kecerdasan dengan persentase 35% dan 0 orang berada
emosional yang tinggi pastinya dapat mengatur pada kategori tinggi dengan persentase 0%.
dan memilah-milah perasaannya pada setiap Berdasarkan hasil analisis data,
keadaan. diperoleh koefisien korelasi antara kecerdasan
Kesadaran diri adalah salah satu faktor emosional dengan motivasi belajar sebesar
penting dalam memotivasi diri sendiri untuk 0,501 yang termasuk dalam kategori sedang
melakukan yang terbaik yang ada kaitannya yang artinya semakin tinggi kecerdasan
dengan kebutuhan berprestasi. Seseorang yang spiritual maka semakin tinggi pula motivasi
sadar akan kebutuhan berprestasi dalam belajar mereka.
memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan Hasil penelitian ini sesuai dengan
manajemen emosi yang bagus dalam penelitian terdahulu yang dilakukan secara
pengelolaan emosi siswa. terpisah. Penelitian yang dilakukan oleh Riska
Berbagai penelitian dalam bidang Pramita Haspari dengan judul penelitiannya
psikologi anak telah membuktikan bahwa “Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan
anak-anak yang memiliki kecerdasan Motivasi Belajar pada Mahasiswa D IV
emosional yang tinggi adalah anak-anak yang Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas
bahagia, popular, dan lebih sukses di sekolah. Sebelas Maret” dengan hasil penelitian bahwa
Mereka lebih mampu menguasai gejolak semakin tinggi kecerdasan spiritual mahasiswa
emosi, menjalin hubungan yang manis dengan maka semakin tinggi pula motivasi belajar
orang lain, dapat mengelola stress, dan mereka.
memiliki kesehatan mental yang baik (Riana Penelitian lain juga dilakukan oleh
Mashar: 2011). Luky Indah Kusumaning Putri, dengan judul
Menurut Danial Goleman, IQ hanya penelitiannya “Hubungan Kecerdasan Spiritual
mendukung sekitar 20% yang menentukan (SQ) dengan motivasi belajar siswa kelas VIII
suatu keberhasilan, 80% sisanya berasal dari SMP Pawyatan Daha 2 Kota Kediri” dari hasil
faktor lain, termasuk kecerdasan emosional. penelitiannya menunjukkan bahwa, kecerdasn
Penelitian terobosan ini memiliki berbagai spiritual memliki hubungan signifikan dalam
implikasinya bagi lingkungan bisnis dan mewujudkan motivasi belajar yang maksimal.
bagaimana cara mengelola diri sendiri dengan

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1689
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

Dari hasil ini, kecerdasan spiritual sangat diperlukan dalam meningkatkan


merupakan salah satu prediktor untuk motivasi belajar sehingga tercapai hasil belajar
meningkatkan motivasi belajar siswa, yang baik.
sebagaimana yang dikatakan Agustian bahwa
fungsi dari kecerdasan spiritual salah satunya Kontribusi Kecerdasan Emosional dan
adalah membentuk perilaku seseorang Kecerdasan Spiritual dengan Motivasi
berakhlak mulia seperti istiqomah. Ini berarti Belajar
peserta didik yang memiliki kecerdasan Pengujian yang dilakukan untuk
spiritual yang tinggi akan istiqomah dalam mengetahui hubungan antara kecerdasan
setiap tindakannya terutama dalam belajar emosional dan kecerdasan spiritual dengan
untuk meraih prestasi. motivasi belajar secara bersama-sama
Kecerdasan spiritual akan digunakan uji korelasi berganda. Diketahui
menumbuhkan motivasi belajar yang dapat bahwa besarnya koefisien korelasi antara
memberikan suatu perubahan berupa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
peningkatan prestasi. Hal ini sesuai dengan secara bersama-sama dengan motivasi belajar
teori Uno yang telah dijelaskan pada Bab siswa adalah 0,629 termasuk dalam kategori
sebelumnya yang menyatakan bahwa motivasi kuat. Sehingga diketahui bahwa terdapat
merupakan dorongan dalam diri seseorang kontribusi yang positif sebesar 0,629 antara
untuk berusaha mengadakan perubahan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
tingkah laku yang baik dalam memenuhi secara bersama-sama dengan motivasi belajar
kebutuhannya. siswa.
Kecerdasan spiritual yang telah Penelitian ini didukung oleh penelitian
dikembangkan dengan baik akan menjadikan terdahulu yang dilakukan oleh, Hidayatul
peserta didik memilki makna dalam menjalani Chasanah yang berjudul “Studi Analisi
hidup sehingga peserta didik dapat Peranan Kecerdasan Emosional dan
menggunakan potensi dalam dirinya dan Kecerdasan Spiritual dalam Meningkatkan
senantiasa memiliki motivasi belajar untuk Motivasi Belajar Santri Pondok Pesanten Ibnul
mencapai suatu prestasi belajar. Qoyyim Yogyakarta” dengan hasil penelitian
Hal ini sejalan dengan teori danah bahwa terdapat hubungan yang signifikan
Zohar dan Ian Marshall yang telah dibahas antara kecerdasan emosional dan kecerdasan
pada bab sebelumnya menyatakan bahwa spiritual secara bersama-sama dengan motivasi
seseorang yang kecerdasan spiritualnya telah belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
berkembang dengan baik maka orang tersebut dikemukakan dan didukung pula dengan
dapat mengenali dirinya sendiri sehingga penelitian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa
mampu mengembangkan pemahaman motivasi kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
yang terdapat dalam diri orang (siswa) akan meningkatkan motivasi belajar siswa.
tersebut. Kecerdasan emosional dan kecerdasan
Clausen menggambarkan kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang dapat
spiritual sebagai wawasan pemikiran yang luar dikembangkan oleh setiap orang. Adapun
biasa mengagumkan, dan sekaligus argumen seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan
pemikiran tentang betapa pentingnya hidup emosional dan kecerdasan spiritual yang tinggi
sebagai manusia yang cerdas secara spiritual atau dalam taraf sedang, seperti hasil penelitian
(Abd. Kadim Masaong dan Arifin yang telah dilakukan disebabkan oleh beberapa
Tolami:2012). Kecerdasan spiritual adalah faktor, ada faktor lingkungan, pola asuh,
landasan yang diperlukan untuk memfungsikan budaya dan ini disebut dengan faktor eksternal,
kecerdasan intelektual dan kecerdasan kemudian ada faktor internal atau faktor dari
emosional secara efektif. Kecerdasan spiritual dalam diri sendiri. Walaupun faktor eksternal

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1690
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

sudah mendukung, namun kemauan untuk merupakan kemampuan untuk mengenali


memperbaiki diri sendiri belum ada, perasaan kita sendiri dan perasaan orang
kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual lain, kemampuan memotivasi diri sendiri,
juga tidak akan bisa tumbuh secara maksimal. dan kemampuan mengelola emosi dengan
Jadi faktor luar maupun faktor dari dalam baik pada diri sendiri dalam hubungan
harus saling mendukung satu sama lain. dengan orang lain. Seperti kesadaran diri,
pengaturan diri, motivasi, empati,
SIMPULAN DAN REKOMENDASI keterampilan sosial. Kesadaran diri terdiri
Berdasarkan hasil analisis data dan dari: kesadaran emosi diri, penilaian
pengajuan hipotesis yang telah dilakukan, pribadi, dan percaya diri. Pengaturan diri
selanjutnya dapat diambil beberapa terdiri dari: pengendalian diri, dapat
kesimpulan pokok sebagai berikut: dipercaya, waspada, dan inovatif. Motivasi
1. Terdapat kontribusi yang signifikan antara terdiri dari: dorongan berprestasi,
kecerdasan emosional terhadap motivasi komitmen, inisiatif, dan optimis. Empati
belajar siswa Pendidikan Agama Islam di terdiri dari: memahami orang lain,
SDS IT Sains Insani, Tanjung Morawa. pelayanan, mengembangkan orang lain, dan
Apabila siswa memiliki kecerdasan mengatasi keragaman. Keterampilan sosial
emosional yang tepat maka hal ini akan terdiri dari: pengaruh, komunikasi.
memberikan sumbangan positif terhadap 2. Melalui spiritual mampu membedakan
motivasi belajar siswa. mana yang baik dan mana yang buruk,
2. Terdapat kontribusi yang signifikan antara mempunyai rasa moral, kemampuan untuk
kecerdasan spiritual terhadap motivasi beradaptasi pada lingkungan, mampu
belajar siswa Pendidikan Agama Isalm di memahami aturan yang berlaku dan
SDS IT Sains Insani, Tanjung Morawa. menjalani dengan penuh keikhlasan dan
Dengan semakin baiknya kecerdasan senang hati
spiritual maka akan memberikan 3. Kecerdasan emosional dan kecerdasan
sumbangan positif terhadap motivasi spiritual memiliki kontribusi terhadap
belajar siswa. motivasi belajar siswa. Dengan
3. Terdapat kontribusi signifikan antara meningkatkan dan memperbaiki kecerdasan
kecerdasan emosional dan kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual,
spiritual secara bersama-sama terhadap maka hal ini dapat meningkatkan motivasi
motivasi belajar siswa di SDS IT Sains belajar siswa. Semakin baik kecerdasan
Insani, Tanjung Morawa. Dengan baiknya emosional yang dilakukan oleh siswa dalam
kecerdasan emosional dan kecerdasan kegiatan pembelajarannya baik disekolah
spiritual dapat memberikan sumbangan maupun diluar sekolah tentu dapat
terhadap motivasi belajar siswa. mendorong tercapainya motivasi belajar
siswa yang tinggi.
Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi penelitian ini dapat Rekomendasi
diberikan berdasarkan hasil penelitian dan Berdasarkan uraian dalam simpulan
kesimpulan penelitian, di antaranya: dan implikasi hasil penelitian maka dapat
1. Kecerdasan emosional memiliki kontribusi diberikan beberapa saran antara lain:
positif terhadap motivasi belajar siswa. 1. Kepala sekolah diharapkan dapat
Karena itu untuk menignkatkan motivasi menerapkan kebijakan-kebijakan yang
belajar siswa salah satunya dapat dilakukan memungkinkan tumbuhnya kecerdasan
dengan meningkatkan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual siswa
emosional. Kecerdasan emosional yang secara lebih optimal. Penerapan program

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1691
PRIMARY: JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
VOLUME 11 NOMOR 6 DESEMBER 2022
ISSN : 2303-1514 | E-ISSN : 2598-5949
DOI : http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v11i6.9308
https://primary.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPFKIP

peminatan dan pelatihan bagi siswa menjadi Keagungan. Jakarta: Gramedia pustaka
lebih salah satu alat yang memungkinkan utama.
tumbuhnya dua kemampuan tersebut. Efendi, A. (2005). Revolusi Kecerdasan Abad
2. Para guru hendaknya berusaha untuk 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ &
meningkatkan pengetahuan dan Successful Intelligence Atas IQ
keterampilan diri dengan mengikuti Bandung: Alfabeta.
berbagai pendidikan dan pelatihan untuk Goleman, D. (2004). Emotional Intelligence
meningkatkan kemampuannya dalam (terjemahan). Jakarta:Gramedia
rangka mengetahui dengan tepat bentuk- Pustaka Utama
bentuk yang harus diterapkan kepada siswa Kemendiknas. (2013). Implementasi
dalam hal kecerdasan emosional dan Kurikulum 2013. Jakarta. Kemendibud
kecerdasan spiritualnya. Khan, S. (1986). Islamic Education. New
3. Bagi Kementrian Agama serta Dinas Delhi: Ashish Publishing House
Pendidikan dan Pengajaran hendaknya Martin. (2007), Smart Emotion; Volume 1:
melakukan kebijakan terutama dalam Membangun Kecerdasan Emosi (Cet.
meningkatkan budaya akademik yang Ke-3, Jakarta: Gramedia Pustaka
memungkinkan tumbuhnya kecerdasan Utama.
emosional dan kecerdasan spiritual siswa Mashar, R. (2011). Emosi anak Usia Dini dan
secara tepat dan optimal. Strategi Pengembangan. Jakarata.
Bagi peneliti lain hasil penelitian ini Kencana.
dapat menjadi bahan perbandingan untuk Rianto, Y. (2012) Pardigma Baru
melakukan penelitian dengan melibatkan lebih Pembelajaran: Sebagai Referensi bagi
banyak lagi variabel predictor dan responden, Pendidik dalam implementasi
sehingga aspek lain yang diduga memiliki pembelajaran yang efektif dan
kontribusi dengan penelitian ini dapat berkualitas. Jakarta. Kencana
dianalisis sehingga memperoleh hasil peneltian Steers, R. M. & Porter, L. W. (1991).
yang sempurna. Motivation and Work Behavior. New
York: Mc Graw-Hill.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (2013) Metode Penelitian
At-Tirmidzi, M. Bin Isa Bin Surah, Sunan at- Pendidikan. Bandung: Alfa Beta.
Tirmidzi, Riyadh:Maktabah al- Sumikan. (2011). Tesis, Pengaruh Kecerdasan
Ma’aarif Linnasyri Wattauzi’. Cet. Ke- Emosional dan Kecerdasan Spiritual
2, 2008H/1429M. terhadap Peningkatan Prestasi Belajar
Buzan, T., dan First, H. (2003), 10 Cara PAI Siswa Kelas X SMK Negeri 1
Memanfaatkan 99% Dari Kehebatan Dlanggu Mojokerto.
Otak Anda Yang Selama Ini Belum Zohar, dkk. (2001). SQ: Memanfaatkan
Pernah Anda Gunakan Jakarta: Kecerdasan Spritual dalam Berfikir
Gramedia Pustaka Utama. Integralistik dan Holistik untuk
Covey, S. R. (2005), The 8th Habit: Memaknai Kehidupan. Bandung:
Melampaui Efektifitas, Menggapai Mizan.

Khairul Ameer, Afrahul Fadhila Daulay, Humaida Br Hasibuan | Motivasi Belajar, Kecerdasan Emosional dan Spritual
Halaman | 1692

You might also like