Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Artikel ilmiah Pendidikan Geografi

Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan Ekosistem Mangrove


Di Kota Padang

Deded Chandra, Hendry Frananda

Prodi Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Padang, Sumatra Barat


E-mail: de2d.chandra@yahoo.com

Diterima 20 Desember 2018, Direvisi 18 April 2018, Disetujui Publikasi 30 Juni 2018

Abstract
Optimal management of natural resources occurs in the form of human interaction with natural resources, the
economic result can be a particular commodity. Quality commodities are formed through the hard work of the
community that is characterized by its adherence to knowledge, attitudes, skills, and behaviors, so that the
goods can have geographical indications. Geographically indicated commodities are formed through a variety
of character pemangkunya not least the character of social care and environmental care characters. research
was conducted with qualitative approach based on descriptive research method. The results showed that the
social care character associated with; faithful behavior, tolerance for differences, friendly behavior, polite
behavior, listening behavior, information exchange behavior, caring behavior of community activities, behavior
of not taking advantage of others , behavior does not hurt people, and helpful behavior has occurred in the
community environment in accordance with the rules and customs of Rejang. There is a difficulty in elaborating
the social caring character in the process, thus indicating a latent character. Character cares about coastal
environment; the phenomenon of hydro-oceanography, resources can be recovered, resources can not be
recovered, environmental services, spatial, disaster mitigation was felt with the condition received less attention
from the community. Communities are unaware of coastal conditions, have no capabilities and tools, including
no effort to relate to beaches and the sea. The pessimist seeks on the beach because the income they earn can
not meet the needs of everyday life, so no commodities or services are geographically indicated.
Keywords: social caring character, environmental caring character.

Abstrak
Pemetaan ekosistem hutan mangrove selama ini banyak dilakukan secara terestrial dan belum banyak
memanfaatkan teknologi penginderaan jauh. Kelemahan metode terestrial untuk pemetaan ekosistem hutan
mangrove bila dibandingkan dengan memanfaatkan data penginderaan jauh adalah lebih baik dari segi waktu,
biaya dan tenaga, sementara kelebihan secara terestrial adalah tingkat akurasi yang lebih tinggi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana data penginderaan jauh dapat dimanfaatkan dalam
memetakan ekosistem hutan mangrove dan juga menghitung luasan dan persebarannya di wilayah administrasi
Kota Padang Sumatra Barat. Uji akurasi dilakukan untuk proses reinterpretasi dan perbaikan, sehingga dapat
diketahui tingkat akurasi dari citra LANDSAT 8 yang digunakan dalam penelitian ini.Komposit 563 dan 567
pada citra Landsat 8 dianggap dapat menonjolkan aspek perbedaan hutan mangrove dengan hutan non-
mangrove, Pantulan spektrak ekosistem mangrove berbeda dengan vegetasi non-mangrove, sehingga secara
visual dan digital cukup mudah membedakan antara vegetasi mangrove dan vegetasi non-mangrove. Hasil
interpretasi citra Landsat 8 dan uji lapangan, diketahui ekosistem mangrove di wilayah Kota Padang hanya
terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk Kabung dan tidak tumbuh pada Kecamatan lain. Luas ekosistem
mangrove seluas 84 Hektar.
Kata Kunci : Pemetaan, Penginderaan Jauh, Mangrove

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 56|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

A. Pendahuluan Ekosistem mangrove adalah salah


Potensi sumberdaya hutan Indonesia satu obyek yang bisa di indentifikasi
sangat melimpah, dan salah satunya adalah dengan menggunakan teknologi
hutan mangrove. Potensi hutan mangrove penginderaan jauh. Letak geografi
Indonesia cukup besar, Indonesia memiliki ekosistem mangrove yang berada pada
luas hutan mangrove terbesar didunia. Luas daerah peralihan darat dan laut memberikan
ekosistem mangrove di Indonesia mencapai efek perekaman yang khas jika
75% dari total mangrove Asia Tenggara, dibandingkan obyek vegetasi darat lainnya.
dan dari sekitar 15.900 juta ha hutan Efek perekaman tersebut sangat erat
mangrove yang ada didunia, sekitar 23% kaitannya dengan karakteritik spektral
atau sekitar 3.489.140,68 ha (Kementrian ekosistem mangrove, hingga dalam
LHK, 2015). identifikasi memerlukan suatu transformasi
Melihat luas dan sulitnya medan tersendiri.
hutan mangrove, maka sangat sulit untuk Salah satu faktor kerusakan hutan
melakukan infentarisasi secara terestrial mangrove adalah eksploitasi hutan
diseluruh areal hutan karena akan mangrove menjadi kayu bakar dan arang.
terhambat dari masalah waktu, tenaga dan Hal ini dikarenakan beberapa jenis kayu
biaya, oleh sebab itu diperlukan suatu cara penyusun hutan mangrove memiliki nilai
untuk menghadapi hal ini yaitu dengan kalor yang tinggi dan sangat potensial
mengunakan citra penginderaan jauh. untuk dimanfaatkan sebagai arang dan kayu
Teknologi penginderaan jauh bakar.
dipandang sebagai metode yang sesuai Alih fungsi lahan hutan mangrove
dengan pemetaan mangrove Indonesia. juga merupakan salah satu penyebab
Dewasa ini, data inderaja semakin banyak degradasi hutan mangrove, umumnya alih
digunakan untuk berbagai kepentingan fungsi lahan untuk dijadikan tambak ikan,
yang berkaitan dengan inventarisasi sumber tambak udang, tambak garam maupun
daya alam dan pengembangan wilayah, sebagai kawasan pemukiman. Pemanfaatan
karena wilayah tersebut merupakan wilayah yang tidak terkontrol, karena
yang luas, muthakir, tersedia dengan ketergantungan masyarakat yang
berbagai tingkat kerincian dan keperluan, menempati wilayah pesisir sangat tinggi
serta semakin mudah dan semakin murah
diperolehnya.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 57|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

B. Metode Penelitian 2. Tahap Pelaksanaan


Metode yang digunakan dalam a. Melakukan koreksi radiometrik dan
penelitian persebaran hutan mangrove ini geometrik pada citra .
adalah interpretasi citra penginderaan jauh b. Melakukan masking (pemotongan) pada
secara visual dan kerja lapangan. Teknik citra.
interpretasi visual digunakan untuk c. Interpretasi visual citra LANDSAT 8
meyadap informasi dari citra satelit berdasarkan kenampakan dan pantulan
LANDSAT 8 yang telah dikoreksi spektral mangrove.
radiometrik dan geometrik mengenai d. Uji akurasi hasil interpretasi.
ekosistem hutan mangrove. Lapangan e. Perhitungan sebaran dan luasan
dilakukan untuk uji akurasi dari hasil ekosistem hutan mangrove.
interpretasi visual yang telah dilakukan. 3. Tahap Penyelesaian
a. Penyajian hasil berupa tabel dan peta
Tahapan Penelitian persebaran hutan mangrove skala 1 :
1. Tahap persiapan 10.000
a. Studi pustaka, yang akan digunakan b. Penyajian hasil berupa tabel dan peta
untuk mencari dasar teori sebagai luasan hutan mangrove skala 1 : 10.000
landasan dalam melakukan penelitian. c. Analisis dan evaluasi dari hasil
Landasan teori ini dapat diperoleh penelitian
melalui buku-buku literatur, jurnal, surat d. Pembuatan laporan akhir
kabar, internet, dan penelitian sejenis 4. Pengumpulan Data
yang pernah dilakukan sebelumnya. a. Interpretasi Citra LANDSAT 8 meliputi
b. Mempersiapkan data penginderaan jauh deliniasi batas daerah penelitian, dalam
yaitu citra satelit LANDSAT 8 dan peta hal ini adalah wilayah administrasi kota
RBI padang.
c. Membuat peta dasar dari peta RBI dan b. Deliniasi batasan daerah ekosistem
interpretasi visual citra satelit hutan mangrove, membatasi wilayah
LANDSAT 8. hutan mangrove dan non-hutan
d. Orientasi medan untuk mengetahui mangrove.
gambaran umum mengenai daerah
penelitian melalui peta RBI dan citra
satelit LANDSAT 8.

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 58|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

C.Hasil dan Pembahsan Koreksi geometrik perlu dilakukan


1. Pre-Prosesing Citra sebelum citra penginderaan jauh
Pemrosesan citra penginderaan jauh digunakan untuk penyadapan data.
dilakukan untuk pembetulan (rektifikasi) Koreksi geometri dilakukan untuk
dan pemulihan (restorasi) citra. Langkah ini mengembalikan posisi piksel keposisi
dilakukan sebelum interpretasi data secara yang sebenarnya sehingga gambaran
aktual. objek yang terekam oleh sensor sesuai
a. Koreksi Radiometrik dengan keadaan dipermukaan bumi yang
Koreksi radiometrik sangat diperlukan sebenarnya (Jensen, 1986).
sebelum proses pengolahan dilakukan c. Masking Citra
untuk mengembalikan nilai piksel pada Proses masking dilakukan untuk
nilai yang seharusnya dengan memisahkan daerah penelitian, dalam
memperhatikan faktor hamburan hal ini adalah wilayah administrasi kota
atmosfer sebagai sumber kesalahan padang, kegiatan ini bertujuan untuk
utama (Danoedoro, 1996 dan 2012.). memfokuskan lokasi kajian sehingga
b. Koreksi Geometrik mempermudah proses kegiatan
interpretasi.

Gambar 1. Masking Citra Landsat 8 komposit 563

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 59|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

2. Interpretasi Citra saluran spectral mempunyai tingkat


Melakukan proses interpretasi citra kepekaan khusus dalam interaksinya
secara visual, objek akan dikategorikan terhadap objek tertentu. Penggabungan
menjadi 2 kategori yaitu ekosistem dilakukan dengan menumpangsusunkan
mangrove dan non-mangrove untuk seluruh tiga saluran spectral sesuai kelebihan
wilayah administrasi Kota Padang. kepekaannya sehingga mampu
Penggunaan sistem multispektral menampilkan keunggulan saluran masing-
akan menghasilkan liputan citra dalam masing secara bersama sehingga citra
beberapa saluran spektral. Setiap saluran komposit yang dihasilkan dapat
mempunyai karakteristik kepekaan tertentu membedakan berbagai objek dengan baik.
terhadap suatu objek. Citra komposit Komposit citra yang digunakan untuk
merupakan paduan beberapa saluran membedakan vegetasi hutan mangrove
spektral dari citra penginderaan jauh. adalah 563 dan 567 pada citra LANDSAT
Penyusunan citra komposit warna ini 8 penggunaan komposit ini dianggap dapat
bertujuan untuk membantu mengenali menonjolkan aspek perbedaan hutan
objek pada citra sehingga diperoleh mangrove dengan hutan non-mangrove,
gambaran visual citra yang lebih baik selain itu pemfilteran juga digunakan untuk
dibandingkan dengan saluran tunggal memperjelas dan mempermudah
(Lilliesand and Kiefer, 2008). Dasar membedaan ekosistem mangrove.
penyusunan citra komposit ini adalah setiap

Gambar 2. Pemilihan Komposit 562 dalam membedakan Mangrove

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 60|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

Pantulan spektrak ekosistem seluruh wilayah penelitian yaitu wilayah


mangrove berbeda dengan vegetasi non- administrasi kota padang. Proses digitasi
mangrove, sehingga secara visual dan dilakukan dengan menggunakan software
digital cukup mudah membedakan antara ArcGIS 10.2.1
vegetasi mangrove dan vegetasi non- 3. Uji Lapangan
mangrove, dapat terlihat pada penggunaan Proses uji lapangan dilakukan untuk
komposit 562 pada citra Landsat 8 melihat seberapa akurat peta ekosistem
kenampakan mangrove berwarna jingga mangrove yang didapat dengan
pekat sedangkan vegetasi non-mangrove menggunakan citra Landsat 8. Dilakukan
berwarna orange. pengambilan sampel lapangan sebanyak 10
Dilakukan proses digitasi secara on titik secara acak (random sampling) pada
screen untuk mendeliniasi vegetasi wilayah ekosistem mangrove hasil digitasi
mangrove dan vegetasi non-mangrove di citra Landsat 8.

Gambar 3. Kondisi Mangrove Lapangan


Disemua titik sampel lapangan yang 4. Perhitungan sebaran dan luasan
telah ditemtukan diketahui semuanya mangrove
merupakan ekosistem mangrove, kondisi Mangrove mempunyai komposisi
mangrove yang hidup cendrung tidak vegetasi tertentu, pembentuk kelompok
terlalu tebal dan cendrung kecil (kerdil), hal vegetasi ini adalah berbagai spesies
ini dapat dikarenakan pesisir Kota Padang tanaman mangrove yang dapat beradaptasi
bukan meruapakan daerah ideal untuk secara fisiologis terhadap lingkungan yang
pertumbuhan ekosistem mangrove. khas, yaitu salinitas tinggi, sedang atau
P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 61|
https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

rendah, tipe tanah yang didominasi lumpur, mangrove di wilayah Kota Padang hanya
pasir atau lumpur berpasir, dan terpengaruh terdapat pada Kecamatan Bungus Teluk
pasang surut sehingga terbentuk zonasi. Kabung dan tidak tumbuh pada Kecamatan
Dari hasil interpretasi citra Landsat lain. Luas ekosistem mangrove seluas 84
8 dan uji lapangan, diketahui ekosistem Hektar.

Gambar 4. Peta Sebaran Mangrove


Kondisi kota padang bukan substrat/sedimentasi yang terbawa juga
merupakan kondisi ideal untuk lebih banyak sehingga tipe pantai cendrung
pertumbuhan mangrove, dimana tipe pantai berlumpur sehingga cukup ideal untuk
cendrung berpasir dan tidak berlumpur, hal pertumbuhan mangrove.
ini dikarenakan aliran sungai yang
bermuara kepantai Kota Padang relatif D. Kesimpulan
pendek, sehingga substrat/sedimentasi yang Berdasarkan dari penelitian yang
terbawa juga cendrung lebih sedikit. Hal telah dilakukan dapat dibuat beberapa
yang berbanding terbalik ditemukan pada kesimpulan sebagai berikut :
pesisir sumatera bagian timur, dimana 1. Di Wilayah Kota Padang Ekosistem
sungai relatif panjang sehingga mangrove hanya ditemukan di

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 62|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia
Deded Chandra, Hendry Frananda
Pemanfaatan Citra Landsat 8 Untuk Pemetaan ...

Kecamatan Bungus Teluk Kabung, dan Perubahan Tutupan Lahan Untuk


tidak ada pada kecamatan lain. Deteksi Erosi Tanah Di Catchment
2. Luas Ekosistem mangrove di wilayah Area Das Sungai Bengkulu Dengan
kota padang adalah 84 Hektar. Menggunakan Citra Landsat.
Prosiding Seminar Nasional
Daftar Pustaka Pendidikan Geografi FKIP
UMP (Vol. 1, No. 1, pp. 110-122).
Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Supriyono, S., 2018. Critical Land
Digital, Teori dan Aplikasinya dalam Detection Watershed River Bengkulu
Bidang Penginderaan Jauh. Diktat and Effect of Coastal Area using
kuliah. Fakultas Geografi Universitas Geographic Information
Gadjah Mada. Yogyakarta. System. Sumatra Journal Of
Danoedoro, P. 2012. Pengantar Disaster, Geography And Geography
Penginderaan Jauh Digital. Andi Education, 2(1), 30-37.
Press. Yogyakarta doi:10.24036/sjdgge.v2i1.136
http://ppid.menlhk.go.id
Jensen, John, R., 1986. Introductory Digital
Image Processing: a Remote Sensing
Perspective. Englewood Cliffs, NJ:
Prentice Hall.
Lilliesand T. M., R. W. Kiefer and J. W.
Chipman. 2008. Remote Sensing and
Image Interpretation. Sixth Edition.
Jhon Wiley and Sons. New York.
Supriyono, S., 2017. Analisis Spasial
Perubahan Bentuk Fisik Sungai
Melalui Integrasi Citra Landsat Dan
GIS Di Sub DAS Hilir Sungai
Bengkulu. Jurnal Georafflesia:
Artikel Ilmiah Pendidikan
Geografi, 1(1), pp.10-20.
Supriyono, S., 2017. Citra, FW, Sulistyo,
B, Barchia, MF, 2017. In Estimasi

P- ISSN :2541-125X E-ISSN :2615-4781 Vol : 3, No : 1, Juni 2018 | 63|


https://journals.unihaz.ac.id/index.php/georafflesia

You might also like