46

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

An Idea Health Journal

ISSN (Online) 2797-0604 Volume 2, Issue 02, July 2022

Hubungan Hipertensi dengan Pembesaran Jantung pada Pasien di Ruang Perawatan


Relationship of Hypertension with Enlargement of the Heart in Patients in the
Treatment Room
1
Suradi Efendi, 1Nour Sriyanah, 2Nirawati, 3Djunaedi
1
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Makassar, Indonesia
2
RSUD dr. La Palaloi Maros, Indonesia
3
Program Studi Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Salewangan Maros, Indonesia
ARTICLE INFO ABSTRACT
Hypertension is an increase in the pulse rate so that the systolic blood pressure is 130 mmHg
Article history : or more and the diastolic pressure is 80 or more or more mmHg. The enlargement of the heart
Received :16-June-2022 or cardiomegaly that occurs in hypertension is originally a process of physiological adaptation,
Accepted :30-July-2022 but with the continued addition of cardiomegaly it will become a pathological process.
Ghiffary AM (2019) research explained that 89% of the samples had cardiomegaly
Keywords : hypertension. And another study conducted by Muhtri (2018) found that out of 60
Hypertension, Enlarged Heart, Patients hypertensive patients, the Cardiothoracic Ratio (CTR) value of all patients was more than
50%, indicating that hypertensive patients tended to improve. The purpose of this study was
Kata Kunci : to determine the relationship between hypertension and heart disease in patients treated in the
Hipertensi, Pembesaran Jantung, Pasien Asoka treatment room of RSUD dr. La Palaloi Hospital, Maros Regency. This type of research
is descriptive analytics with a cross-sectional research approach, where a sample of 154 people
Correspondence : took data samples using total sampling with observation sheet instruments in the medical
Suradi Efendi record room of Dr La Palaloi Hospital, Maros Regency. The results showed that there was a
Email: atolnurse@gmail.com relationship between hypertension and heart disease in patients treated in the Asoka treatment
room, dr. La Palaloi Hospital, Maros Regency (p = 0.003). Suggestions from this study are
expected to dr La Palaloi Hospital, Maros Regency, to further intensify the provision of blood
pressure information, especially the incidence of hypertension and cardiomegaly to all patients
and the progress of management.

ABSTRAK
Hipertensi adalah peningkatan denyut nadi sehingga tekanan darah sistolik 130 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik 80 atau lebih atau lebih mmHg. Pembesaran jantung atau
kardiomegali yang terjadi pada hipertensi pada awalnya merupakan proses adaptasi fisiologis,
namun dengan penambahan lanjutan kardiomegali akan menjadi proses patologis. Penelitian
Ghiffary AM (2019) menjelaskan bahwa 89% sampel memiliki hipertensi kardiomegali. Dan
penelitian lain yang dilakukan oleh Muhtri (2018) menemukan bahwa dari 60 pasien
hipertensi, nilai Cardiothoracic Ratio (CTR) semua pasien lebih dari 50%, menunjukkan
bahwa pasien hipertensi cenderung membaik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan hipertensi dengan penyakit jantung pada pasien yang dirawat di ruang
perawatan Asoka RSUD dr. Rumah Sakit La Palaloi, Kabupaten Maros. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan pendekatan penelitian cross sectional, dimana sampel
sebanyak 154 orang mengambil sampel data menggunakan total sampling dengan instrumen
lembar observasi di ruang rekam medis RSUD Dr La Palaloi Kabupaten Maros. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara hipertensi dengan penyakit jantung pada
pasien yang dirawat di ruang perawatan Asoka, dr. Rumah Sakit La Palaloi, Kabupaten Maros
(p = 0,003). Saran dari penelitian ini diharapkan kepada RSUD Dr La Palaloi Kabupaten
Maros untuk lebih mengintensifkan pemberian informasi tekanan darah khususnya kejadian
hipertensi dan kardiomegali kepada seluruh pasien dan kemajuan penatalaksanaannya.

PENDAHULUAN
Hipertensi adalah peningkatan denyut nadi sehingga tekanan darah sistolik 130 mmHg atau lebih dan tekanan diastolik
80 mmHg atau lebih (1) Faktor penyebab hipertensi, antara lain faktor risiko yang belum diketahui seperti jenis kelamin,
keturunan, dan usia, faktor risiko yang dapat mengatur kebiasaan merokok, konsumsi kopi, obesitas, dan lain-lain (2). Dampak
hipertensi dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri, leher tidak nyaman, rasa tidak nyaman karena jatuh, jantung berdebar, detak
jantung cepat, mendengar, gagal jantung, penimbunan lemak dan pecahnya pembuluh darah di otak. Jika tidak diperiksa secara
teratur, yaitu tekanan darah tidak terkendali (3).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan tahun 2018 meningkatkan kejadian
hipertensi dibandingkan hasil tahun 2013. Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil Riskesdas 2018 adalah 34,1%. Angka ini lebih
tinggi dibandingkan tahun 2013 yang mencapai 25,8%. Hasil ini merupakan kejadian hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
tekanan darah pada penduduk Indonesia berusia 18 tahun ke atas (4).
Hipertensi juga merupakan penyebab kematian utama dengan 23,7% dari total 1,7 kematian di Indonesia pada tahun
2016. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, penyebab utama peningkatan kematian
akibat kardiovaskular galungal, kematian jantung, stroke, fibrilasi atrium , penyakit arteri perifer, dan kemudian gagal ginjal.
Hipertensi mempengaruhi sekitar 25% orang dewasa di seluruh dunia dan diperkirakan menyebabkan lebih dari tujuh juta
This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License
© An Idea Health Journal (2022)

97
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 2, Issue 02, July 2022

kematian setiap tahunnya, dan sekitar 13% dari total kematian di seluruh dunia. Menurut pedoman The Seventh Report of the
Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7) pada tahun 2003
(5). Karena penting bagi jantung atau kardiomegali yang terjadi pada hipertensi, pada awalnya merupakan proses adaptasi
fisiologis, tetapi dengan penambahan beban terus menerus akan menjadi proses patologis. Ini terjadi ketika periode kritis
ventrikel kiri telah terlampaui, mengurangi kapasitas dan kecepatan arteri koroner. Kardiomegali adalah remodeling struktur
jantung untuk menormalkan tegangan dinding. Hipertrofi miokard akan menurunkan tekanan dinding sehingga fungsi jantung
tetap normal, Secara epidemiologi, fokusnya adalah 15%-20% dari populasi, dimana prevalensi lebih tinggi pada ras kulit hitam,
usia tua dan hipertensi. Menurut studi Framingham, jantung merupakan faktor risiko independen untuk peningkatan morbiditas
dan proses kematian kardiovaskular: infark miokard, gagal jantung kongestif, aritmia dan kematian jantung, kardioitas.
Mekanisme kardiomegali belum sepenuhnya dijelaskan, apakah stimulasi utama untuk hipertrofi adalah stres mekanik jantung,
faktor neurohormonal, atau bahkan interaksi keduanya. semua faktor ini diterjemahkan dalam sel sebagai perubahan biokimia
yang mengaktifkan utusan kedua (sitosol) dan ketiga (nuklir) yang bekerja pada inti sel, mengatur transkripsi dan selanjutnya
menentukan ekspresi gen yang menginduksi kardiomegali (6).
Penelitian yang dilakukan oleh Ghiffary Alif Mraza, menjelaskan bahwa terdapat 89 % sampel yang hipertensi tidak
terkontrol dan mengalami kardiomegali. Temuan lain menyatakan bahwa dari 60 pasien hipertensi, baik berusia 30-59 dan 60
tahun, nilai Cardiothoracic Ratio (CTR) semua pasien ditemukan lebih besar dari 50%, menunjukkan bahwa pada pasien dengan
hipertensi ventrikel kiri, yang dapat meningkat kecepatan RKPT (7).
Berdasarkan jumlah penderita penyakit jantung dengan diagnosa kardiomegali yang ada di RSUD dr. La Palaloi
Kabupaten Maros pada tiga tahun terakhir semakin meningkat. Pada tahun 2018 jumlah kasus sebanyak 158 orang, tahun 2019
sebanyak 150 orang dan tahun 2020 sebanyak 54 orang. Kardiomegali merupakan faktor risiko terjadinya penyakit jantung
seperti hipertensi, aritmia dan lain-lain. Beberapa faktor risiko tersebut sehingga dapat menyebabkan kematian. Berdasarkan
uraian diatas, peneliti tertarik mengangkat judul “hubungan hipertensi dengan pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di
Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros”.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berada di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi
Kabupaten Maros sejak bulan Januari sampai Mei 2021 sebanyak 154 orang. Dengan menggunakan teknik total sampling,
diperoleh sampel sebanyak 154 orang.
Data dikumpulkan menggunakan data sekunder, dimana data diperoleh dari Rekam Medis RSUD dr. La Palaloi
Kabupaten Maros berupa berupa data pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka sejak bulan Januari sampai Mei 2021,
kemudian dianalisis dengan cara univariat dan bivariat (α= 0,05). Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentasi dari masing-masing variabel.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Karakteristik Responden
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel yang Dirawat Di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. Palaloi Kabupaten
Maros
Variabel Karakteristik n %
Jenis Kelamin
Laki-laki 81 52,6
Perempuan 73 47,4
Umur (tahun)
17-25 17 11,0
26-35 25 16,2
36-45 17 11,0
46-55 42 27,3
56-65 30 19,5
>65 23 14,9
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 5 3,2
SD 75 48,7
SMP 19 12,3
SMA 39 25,3
DIII 4 2,6
S1 11 7,1
This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License
© An Idea Health Journal (2022)

98
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 2, Issue 02, July 2022

S2 1 0,6
Jumlah 154 100,0
Sumber : Data Primer
Berdasarkan tabel 1, dari 154 (100,0%) orang yang dijadikan sampel, menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin,
paling banyak berjenis kelamin laki-laki sebanyak 81 orang (52,6%), dan berjenis kelamin perempuan 73 orang (47,4%).
Berdasarkan karakteristik umur, sampel yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros sejak
bulan Januari sampai Mei 2021 paling banyak terdapat kelompok umur 46-55 yaitu sebanyak 42 orang (27,3), sedangkan yang
paling sedikit ada dikelompok umur 17-25 tahun dan kelompok umur 36-45 masing-masing sebanyak 17 orang (11,0%).
Sebagian besar sampel juga memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 75 orang (48,7%) dan yang paling sedikit ditingkat
pendidikan S2 yaitu sebanyak 1 orang (0,6%).

Analisis Univariat
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Sampel Berdasarkan Tekanan Darah dan Pembesaran Jantung Pada Pasien Yang Dirawat Di
Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros
Tekanan Darah n %
Meningkat (Hipertensi) 85 55,2
Normal (Normotensi) 69 44,8
Pembesaran Jantung
Membesar (Kardiomegali) 47 30,5
Tidak Membesar (Normal) 107 69,5
Jumlah 154 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 3, dari 154 status rawat inap pasien dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi
Kabupaten Maros sejak bulan Januari sampai Mei 2021 yang diperiksa, untuk tekanan darah yang ditunjukkan oleh sampel,
menunjukkan bahwa ada 85 orang (55,2%) yang termasuk dalam kategori hipertensi, dan ada 69 orang (44,8%) yang termasuk
dalam kategori normal (normotensi). Dari status rawat inap pasien itu pula menunjukkan bahwa sebagian besar sampel
berdasarkan hasil pemeriksaan rotgen yang dilakukan, sampel yang tidak mengalami pembesaran jantung (normal) yaitu
sebanyak 107 orang (69,5%) dan hanya 47 orang (30,5%) yang terdiagnosis mengalami pembesaran jantung (kardiomegali).

Analisis Bivariat
Tabel 3 Hubungan Hipertensi Dengan Pembesaran Jantung Pada Pasien
Yang Dirawat Di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros
Pembesaran Jantung
Tekanan Darah Membesar Tidak Membesar Jumlah P- Value
n % n % n %
Hipertensi 35 41,2 50 58,8 85 100,0
Normal 12 17,4 57 82,6 69 100,0 0,003
Jumlah 47 30,5 107 69,5 154 100,0
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tabel 3 diperoleh hasil bahwa dari 85 orang sampel (100,0%) yang mengalami hipertensi, ada 50 orang
(58,8%) yang tidak mengalami pembesarn jantung dan 35 orang (41,2%) yang mengalami pembesaran jantung. Sementara dari
69 orang (100,0%) yang menunjukkan tekanan darah dalam kategori normal, sebagian besar tidak mengalami pembesaran
jantung sebanyak 57 orang (82,6%) dan hanya 12 orang (26,8%) yang mengalami pembesaran jantung.
Berdasarkan uji statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square utuk melihat hubungan hipertensi dengan
pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros, diperoleh
nilai p = 0,003 yang artinya lebih kecil dari nilai alfa (p < α), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan hipertensi dengan
pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros. Sehingga
hipotesis alternatif penelitian (Ha) dinyatakan diterima dan hipotesis nol (H0) ditolak.

PEMBAHASAN
Hubungan Hipertensi dengan Pembesaran Jantung
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit jantung berupa penyakit jantung koroner, pembesaran
jantung, dan gagal jantung. Selain merusak koroner, tekanan yang tinggi pada pembuluh darah akan memaksa jantung untuk
bekerja lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan penebalan otot jantung dan hilangnya
This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License
© An Idea Health Journal (2022)

99
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 2, Issue 02, July 2022

elastisitas dari otot itu. Berbeda dengan otot lengan atau otot perut yang terlatih akan menjadi lebih kuat, otot jantung yang
menebal pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi, baik fungsi relaksasi untuk menampung darah dan terutama fungsi
pompa jantung akan menurun. Penurunan fungsi ini akan menyebabkan sesak nafas, pembengkakan hati dan tungkai, cepat lelah,
gangguan irama jantung, dan bahkan kematian mendadak.(8)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan uji chi square utuk melihat hubungan hipertensi
dengan pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros,
diperoleh dari 85 orang yang menderita hipertensi, 50 orang (58,8%) tidak mengalami pembesaran jantung dan 35 orang (41,2%)
yang mengalami pembesaran jantung.(9) Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Libby P (2008) bahwa left
ventrikel hipertofi atau pembesaran jantung yang terjadi pada hipertensi mula-mula merupakan proses adaptasi fisiologis, akan
tetapi dengan penambahan beban yang berlangsung terus left ventrikel hipertofi akan merupakan proses patologis. Hal ini terjadi
bila telah dilampaui suatu masa kritis ventrikel kiri sehingga menurunkan kemampuan jantung dan menurunkan cadangan
pembuluh darah koroner.(10) Left ventrikel hipertofi merupakan remodelling struktur jantung untuk menormalisasikan stress
dinding. Hipertrofi miokardium akan menurunkan stress dinding agar fungsi jantung tetap normal. Sehingga berdasarkan asumsi
peneliti bahwa ternyata mayoritas penderita hipertensi yang dijadikan sampel tidak mengalami pembesaran jantung disebabkan
karena sampel tersebut masih dalam tahap hipertensi awal sehingga jantung masih dalam kondisi kompensasi/adaptasi dengan
mekanisme yang lain berupa simpatik-adrenergik dan/atau renin-angiotension.(11)
Dari hasil penelitian itu pula diperoleh bahwa 69 orang (100%) yang tidak menderita hipertensi, ternyata ada 12 orang
(17,4%) yang mengalami pembesaran jantung walaupun mayoritas diantaranya yaitu sebanyak 57 orang (82,6%) memang tidak
mengalami pembesaran jantung. Hal ini bisa terjadi karena walaupun pembesaran jantung penyebab utamanya adalah hipertensi,
namun banyak penyebab lain yang bisa menjadi penyebab terjadinya pembesaran jantung, diantaranya adalah: penyakit jantung
koroner (PJK/ACS), kardiomiopati (diabetes, infeksi), penyakit katup jantung, penyakit paru kronis (COPD/PPOM), penyakit
gangguan tiroid, anemia dan lain-lain (12)
Dan dari hasil uji chi-square yang dilakukan diperoleh nilai p = 0,003 yang artinya lebih kecil dari nilai alfa (p < α),
sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan hubungan hipertensi dengan pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di
Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Azwar (2014) dengan judul penelitian
hubungan antara hipertensi dengan terjadinya hipertrofi ventrikel kiri berdasarkan pemeriksaan foto rotgen thorax dan EKG di
Poli Jantung RSUD Zainal Abidin Banda Aceh, dan diperole hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan dengan nilai
p = 0,020 untuk pemeriksaan EKG dan nilai p = 0,028 untuk pemeriksaan foto rontgen thorax.(13) Demikian pula dengan
penelitian yang dilakukan oleh Ghiffary AM (2018) yang dalam penelitiannya disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
hipertensi dengan kardiomegali dengan hasil P-Value 0,034.
Dari hasil penelitian masih ada bebarapa sampel yang menderita hipertensi namun tidak mengalami pembesaran
jantung. Asumsi peneliti adalah walaupun pembesaran jantung penyebab utamanya adalah hipertensi, namun banyak penyebab
lain yang bisa menjadi penyebab terjadinya pembesaran jantung. Faktor risiko terjadinya pembesaran jantung antara lain riwayat
cardiomegaly ataupun cardiomyopathy di keluarga, memiliki penyakit jantung coroner, memiliki penyakit jantung turunan,
memiliki penyakit atau kelainan pada katup jantung, dan pernah mengalami serangan jantung.(14)
Dari hasil penelitian pula diperoleh bahwa masih ada bebarapa sampel yang tidak menderita hipertensi (normotensi)
namun mengalami pembesaran jantung. Hal ini bisa disebabkan karena sampel tersebut menderita penyakit lain diluar penyakit
hipertensi dan penyakit jantung lainnya, misalnya penyakit paru kronis (PPOK/COPD), penyakit gangguan tiroid dan anemia
Kardiomegali sebenarnya bukan termasuk penyakit, melainkan sebuah gejala. Biasanya, kelainan jantung ini terjadi
akibat penyakit atau kondisi yang menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Kardiomegali terjadi
ketika otot jantung memompa darah dengan usaha yang lebih keras daripada normalnya. Beban kerja yang berlebihan ini lama
kelamaan akan menyebabkan penebalan otot jantung, sehingga ukuran jantung menjadi lebih besar. Beberapa kondisi yang dapat
menyebabkan kardiomegali salah satunya disebabkan oleh hipertensi yang diderita oleh seseorang(15)(16).
Kardiomegali dapat dihindari dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit dan faktor-faktor risiko yang dapat
menyebabkan terjadinya kondisi tersebut. Hal ini salah satunya dapat dilakukan dengan menghindari atau mencegah terjadinya
hipertensi. Maka jika seseorang melakukan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya hipertensi, maka secara tidak langsung
orang tersebut juga sudah mencegah terjadinya kardiomegali pada jantungnya.

KESIMPULAN
Terdapat 85 orang (55,2%) yang termasuk dalam kategori hipertensi, dan 69 orang (44,8%) yang termasuk dalam
kategori normal (tidak hipertensi). Dari hasil pemeriksaan rotgen yang dilakukan, 47 orang (30,5%) yang terdiagnosis mengalami
pembesaran jantung (kardiomegali), dan yang tidak mengalami pembesaran jantung (normal) sebanyak 107 orang (69,5%). Ada
hubungan hubungan hipertensi dengan pembesaran jantung pada pasien yang dirawat di Ruang Perawatan Asoka RSUD dr. La
Palaloi Kabupaten Maros.
Kepada pihak RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros untuk lebih intensif lagi memberikan informasi tentang tekanan
darah kepada seluruh pasien dan keluarga misalnya dengan lebih banyak lagi melakukan penyuluhan tentang bagaimana
mempertahankan tekanan darah normal dengan materi faktor yang mempengaruhi tekanan darah dan risko yang akan terjadi jika

This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License


© An Idea Health Journal (2022)

100
An Idea Health Journal
ISSN (Online) 2797-0604 Volume 2, Issue 02, July 2022

mengalami hipertensi. Kepada pihak RSUD dr. La Palaloi Kabupaten Maros agar rutin menyampaikan informasi terkait kejadian
kardoimegali dan penanganannya terkhusus mengedukasi masyarakat bahwa kardiomegali dapat dihindari dengan melakukan
pencegahan terhadap penyakit dan faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kondisi tersebut, dengan salah satunya
menjalani gaya hidup sehat guna menjaga kesehatan jantung. Kepada seluruh masyarakat terkhusus yang berada di Kabupaten
Maros untuk disiplin melakukan pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya hipertensi, yang secara tidak langsung juga sudah
mencegah terjadinya kardiomegali pada jantungnya.

UCAPAN TERIMAKASIH
Terimakasih kepada semua piohak yang telah membantu penelitian ini, Rumah sakit umum daerah dr. La Palaloi
Kabupaten Maros dan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak.

DAFTAR PUSTAKA

1. A.H.A. Hypertension : The Silent Killer : Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Alabama Pharm Assoc. 2017;
2. Widia MYGW, Sudhana IW. Gambaran Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Pralansia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Dawan I Periode Mei 2013. E-Jurnal Med Udayana. 2013;
3. Sari HSP, Wiyono J, Adi.W RC. Hubungan Tingkat Pengetahuan Pralansia Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan
Dalam Meminum Obat Di Posyandu Pralansia Drupadi. Nurs News (Meriden). 2018;3(1):214–223.
4. RI KK. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta: Kemenkes RI; 2018.
5. Rampengan SH. Kegawatdaruratan Jantung. Makassar. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.
6. Karani.Y R. Patogenesis Hipertrofi Ventrikel kiri. Jakarta, Indonesia; 2018.
7. Sudarsono MM. Perbedaan Rerata Cardiothoracic Ratio (ctr) Foto Thorax Standar Pada Pasien Hipertensi Usia Di Bawah
60 Tahun dan di Atas 60 tahun di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi: Program Studi Pendidikan Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta; 2018.
8. Amisi WG, Nelwan JE, Kolibu FK. Hubungan Antara Hipertensi Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada
Pasien Yang Berobat Di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr R D Kandou Manad. 2016;
9. Sarastini N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada masyarakat usia 30 tahun keatas depok
tahun 2008. J Hypertens factor Res. 2008;21(2):1–8,.
10. Wahyuningsih S, Amalia M, Bustamam N. Pengaruh Derajat Hipertensi, Lama Hipertensi Dan Hiperlipidemia Dengan
Gangguan Jantung Dan Ginjal Pasien Hipertensi Di Posbindu Cisalak Pasar. 2017.
11. Libby P, Bonow RO, Mann DL, Zipes DP. Braunwald’s Heart Diseases: A Textbook of Cardiovascular Medicine.
Philadelphia: Elsevier; 2008.
12. Miraza GA. Hubungan Hipertensi terkontrol dan Tidak Terkontrol Dengan Kardiomegali di RSMP. Skripsi: Program
Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang; 2019.
13. Anggara FHD, Prayitno N. Faktor-Faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di Puskesmas Telaga Murni Cikarang
Barat tahun 2012. J Ilm Kesehat. 2012;5(1):20–25.
14. Aggie C, Herbert B. Menurunkan Tekanan Darah, PT Bhuana Ilmu Popular: Jakarta. 2006.
15. I.P.Y. H, H F. Deteksi Dini dan Pencegahan Hipertensi dan Stroke. Yogyakarta: MedPress; 2011.
16. Amir H, Sudarman S. Reflective Case Discussion (RCD) for Nurses: A Systematic Review. Str J Ilm Kesehat.
2020;9(2):332–7.

This is an open-access article under the CC BY 4.0 International License


© An Idea Health Journal (2022)

101

You might also like