Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 15

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

MODUL : Cooling Tower


PEMBIMBING : Laily Isna Ramadhani., ST., M.Eng.

Praktikum: 11 November 2019

Penyerahan Laporan : 18 November 2019

Oleh :

Kelompok : I & II

Nama : 1. Affan Azzaky NIM 171411019

2. Allysa Rahmagustiani NIM 171411020

3. Andi Haekal NIM 171411067

4. Annisa Nur Aini NIM 171411068

5. Annisaa Azhar A NIM 171411069

Kelas : 3A – D3 Teknik Kimia

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI
BANDUNG

2019
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada unit pendingin yang berkapasitas besar, biasanya menggunakan kondensor
dengan pendingin air. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomis. Untuk itu diperlukan alat
bantu sirkulasi air yang disebut menara pendingin. Alat ini berfungsi untuk mendinginkan
air panas yang berasal dari kondensat dan mensirkulasikannya kembali ke menara
pendingin. Menara pendingin merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menurunkan
suhu aliran air dengan cara menyerap panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfir.
Menara pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara
yang bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Menara pendingin mampu menurunkan
suhu air lebih dari peralatan-peralatan perpindahan panas yang lain yang hanya
menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator mobil, dan olehkarena itu
biayanya lebih efektif.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Memahami prinsip perpindahan panas pada menara pendingin (cooling tower).
2. Menjelaskan cara kerja dari sistem menara pendingin dan komponen-komponennya.
3. Melakukan perawatan dan perbaikan ringan.
4. Mengetahui kondisi/kinerja cooling tower dengan mengukur variabel-variabel operasi
untuk mengetahui penyimpangan dari kondisi normal.
BAB II
LANDASAN TEORI

Cooling tower ( menara pendingin) adalah suatu sistem refrigasi yang melepaskan
kalor ke udara. Menara pendingin bekerja dengan cara mengontakan air dengan udara dan
menguapkan sebagian air tersebut. Pada awalnya menara pendingin berbentuk menara
kosong tanpa bahan isian. Butiran-butiran air panas dijatuhkan dari puncak menara,
sedangkan udara dihembuskan dari bawah sehingga terjadi pertukaran kalor antara air
dan udara. Untuk meningkatkan kontak antara air dan udara maka diperlukan media
pengisi. Dua faktor yang sangat menentukan laju perpindahan kalor dari air panas ke
udara pendingin adalah waktu kontak dan luas permukaan antar fase cair dan udara.
Dengan memberikan bahan isian pada menara, maka kedua faktor diatas diperbesar.
Prestasi menara pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach seperti
yang terlihat pada gambar dibawah ini :

Range adalah perbedaan suhu antara tingkat suhu air masuk menara pendingin
dengan tingkat suhu air yang keluar menara pendingin atau selisih antara suhu air panas
dan suhu air dingin, sedangkan approach adalah perbedaan antara temperatur air keluar
menara pendingin dengan temperatur bola basah udara yang masuk atau selisih antara
suhu air dingin dan temperatur bola basah (wet bulb) dari udara atmosfir. Temperatur
udara sebagaimana umumnya diukur dengan menggunakan termometer biasa yang sering
dikenal sebagai temperatur bola kering (dry bulb temperature), sedangkan temperatur
bola basah (wet bulb temperatur) adalah temperatur yang bolanya diberi kasa basah,
sehingga jika air menguap dari kasa dan bacaan suhu pada termometer menjadi lebih
rendah daripada temperatur bola kering.
Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft
counterflow cooling water) adalah sebagai berikut :

1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena
berfungsi untuk menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di
dalam menara untuk mendinginkan air. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang
dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar
dapat berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap
segala cuaca dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara
merata pada menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi
efektif dan efisien.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling
material sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat dari
seng.
6. Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubanglubang yang
ada. Inlet louver terbuat dari seng.
7. Bahan pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Pada filling
material inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor dengan
udara segar dari atmosfer yang suhunya (28ºC).

Ada beberapa tipe dari menara pendingin. Menara pendingin basah bekerja secara
aliran natural atau aliran mekanis. Menara pendingin aliran mekanis sendiri bisa berupa
aliran tekan, atau aliran induksi. Aliran udara dan air bisa bertipe aliran lawan arah, aliran
silang ataupun keduanya. Masing-masing tipe menara pendingin punya karakteristik
tersendiri.
Untuk perhitungan menara pendingin diantaranya yaitu :
a) Keseimbangan material (material balance). Secara skematik proses
keseimbangan material yang terjadi pada menara pendingin adalah sebagai
berikut :
M = Air penambah (make up water)
W = Windage
E = Laju penguapan
C = Air yang bersirkulasi
D = Air yang dipergunakan (draft water)
b) Laju penguapan (evaporation rate)
Keterangan :
C . ∆T .Cp
E= …(1)
Hv
3
m
E = Laju penguapan yang terjadi ( ¿
jam
m3
C = Laju air yang bersirkulasi ( ¿
jam
ΔT = Selisih temperatur menara pendingin (ºC)
4,184 kj
Cp = kalor spesifik air ( ¿
kg ° C
2260 kj
Hv = kalor penguapan laten air ( ¿
kg
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Pelaksanaan Praktikum


3.1.1 Susunan Alat
a. Skema sirkulasi air pendingin lab pilot plant

b. Skema system air pendingin di laboratorium pilot plant

3.2 Bahan dan alat bantu yang diperlukan


1. Kunci pipa
2. Kunci pas/shock
3. Beaker glass
4. Termometer
5. Stopwatch
6. Anemometer

3.3 Prosedur percobaan


1. Evaluasi kinerja menara pendingin dengan menghitung massa teruapkan dan
efisiensi menara pendingin.
2. Pembersihan saluran pipa air pendingin dengan chemical treatment.
3. Pemeriksaan komponen menara pendingin : saluran udara, nozel, fan.

3.3.1 Evaluasi kinerja menara pendingin


1. Ukur suhu air pendingin masuk dan keluar.
2. Ukur laju alir udara di sekitar menara pendingin.
3. Ukur laju alir air pendingin.
4. Ukur suhu bola basah dan bola kering udara di sekitar menara pendingin

3.3.2 Pemeriksaan komponen menara pendingin : saluran udara, nozel, fan


1. Periksa saluran udara dalam kondisi normal sesuai dengan spesifikasinya
atau tidak.
2. Jika tidak normal, bersihkan.
3. Periksa nozel, dalam kondisi normal sesuai dengan spesifikasinya atau
tidak.
4. Jika tidak normal, bersihkan.
5. Periksa fan apakah bantalan, impeler, poros, motor dalam keadaan normal
atau tidak.
6. Jika tidak, perbaiki atau ganti.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Pengamatan


Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan data kinerja cooling tower sebagai
berikut:
Tabel 4.1 Data pengamatan Cooling Tower

Air Udara
Laju Alir Laju Alir
Waktu Suhu Suhu Masuk
(m3/jam) (m3/jam)
(menit)
Masu Masu Bola Bola
Keluar Masuk Keluar Keluar
k k Basah Kering
0 12 5,3 26 22 1,1 6,7 24 25
30 11,8 5,73 27 24 0,7 6,8 23 26
60 11,8 5,59 26 24 0,6 5,5 24 27
90 12 5,17 26 24 0,2 8,8 24 27
120 11,4 5,06 25 22 0,5 7,5 25 27

4.2 Data Hasil Perhitungan


Pada praktikum ini dilakukan beberapa perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
 Range = Temperatur air masuk – Temperatur air keluar
 Approach = Temperatur air keluar – Temperatur wet bulb
(Temperatur air masuk−Temperatur air keluar )
 Efektivitas = x 100 %
(Temperatur air masuk−Temperatur wet bulb)
 Akumulasi = Laju air masuk masuk – Laju air keluar – Laju air teruapkan

Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkanlah data sebagai berikut:


Tabel 4.2 Data hasil perhitungan

Effektifitas Laju
Waktu Range Approach
(%) teruapkan
0 4 -2 200
30 3 1 75
60 2 0 100 -5,37
90 2 0 100
120 3 -3 0

Grafik 4.2 Hubungan efektivitas kerja cooling tower terhadap waktu

Grafik Efektivitas terhadap Waktu


250

200
Efektivitas (%)

150

100

50

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Waktu (menit)

4.3 Pembahasan

Allysa Rahmagustiani
171411066
Cooling tower atau menara pendingin merupakan salah satu sistem yang digunakan untuk
mendinginkan air dari proses dalam industri. Air disemprotkan ke dalam cooling tower
melalui nozel, sehingga air tersemprotkan ke seluruh bagian filler. Selanjutnya, udara
dialirkan menggunakan fan dan udara berkontak dengan air dengan bantuan filler.
Prinsip kerja dari cooling tower adalah mengontakkan air dari proses dengan udara dari
lingkungan. Di dalam menara mendingin, untuk melepaskan kalor dari dalam air proses/air
umpan, sebagian dari air tersebut diuapkan ke udara. Selagi air menguap, udara menyerap
panas dari air, yang memiliki temperatur lebih rendah dari air.
Jumlah kalor yang dapat dilepaskan dari air bergantung pada relative humidity atau
kelembaban relatif dari udara. Udara yang memiliki kelembaban yang lebih rendah memiliki
kemampuan untuk mengabsorbsi air lebih tinggi. Hal ini yang analisis sebagai approach.
Berdasarkan hasil percobaan, nilai approach berubah setiap waktunya. Nilai approach
berkisar antara -3 hingga 1, hal ini dikarenakan pada titk-titik tersebut udara tengah
mengalami kejenuhan, namun pada titik berikutnya udara kembali tidak jenuh. Udara
disekitar cooling tower memang berfluktuasi, dikarenakan wilayah polban merupakan
dataran tinggi yang memiliki kecepatan angin yang berkisar antara 8-14 km/jam yang
cenderung lambat dibandingkan dengan kota-kota di dataran rendah yang berkisar antara 20-
21 km/jam, sehingga sirkulasi udara cenderung lambat.
Berdasarkan nilai range-nya, unit cooling tower pada laboratorium pilot plant polban
masih dapat menurunkan air sebanyak 2-4 oC. Nilai range tersebut kecil karena air proses/ air
umpan yang masuk ke dalam cooling tower juga tidak terlalu panas, sehingga cooling tower
tidak dapat mendinginkan lebih jauh lagi karena sudah mencapai maksimalnya.
Untuk menjaga cooling tower dalam keadaan baik, maka perlu dilakukan perawatan
berupa cleaning in plce dan offsite cleaning. Perawatan yang paling utama dilakukan pada
filler atau pengisi dari cooling tower, karena paling rentan kotor dan merupakan tempat
terjadinya perpindahan panas. Walaupun demikian, bagian lain juga perlu dirawat, seperti
fan, pompa dan kolam penampung, agar tetapi bersih dan berfungsi dengan lain.
Annisa Nur Aini
171411068
Menara pendingin atau cooling tower merupakan suatu rangkaian alat yang digunakan
untuk mendingin kan air panas yang keluar dari proses dengan mengontakkan air panas
dengan udara, dimana udara yang digunakan berasal dari sekitar alat. Tujuan dilakukannya
praktikum ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja dari alat cooling tower di lab Pilot
Plant Teknik Kimia POLBAN, meninjau dari massa yang teruapkan dan efisiensinya.
Prinsip dari menara pendingin yaitu air panas keluaran dari proses (yang telah digunakan)
dipompa masuk ke menara pendingin, kemudian dilewatkan melalui nozzle yaang akan
memecah butiran air menjadi lebih kecil sehingga luas permukaan kontak akan diperbesar.
Butiran air keluaran nozzle akan jatuh diatas filler yang menyebabkan waktu tinggal air
dalam menara pendingin lebih lama sehingga perpindahan panas akan terjadi lebih lama.
Udara ditarik dengan menggunakan fan dari bawah ke atas, sehingga terjadi kontak dengan
air.
Pada percobaan didapat nila range dan approach. Range merupakan perbedaan suhu air
masuk dan suhu air keluar menara pendingin. Semakin besar nilai range maka cooling tower
telah mampu menurunkan temperatur air secara efektif dan kinerjanya baik (Endarto, 2014).
Pada Tabel 4.2 hasil yang didapat terjadi fluktuasi dan masih memiliki nilai range yang kecil
yaitu pada rentang 2-4 berarti menara pendingin masih dapat menurunkan temperatur air
secara efektif.
Approach merupakan perbedaan suhu air dingin keluar menara pendingin dan suhu wet bulb
ambient. Semakin rendah nilai approach maka semakin baik kinerja dari menara pendingin
(Handoyo,2015). Pada Tabel 4.2, hasil yang dapat nilai approach juga berfluktuasi namun
masi pada rentang yang kecil yaitu -3 – 1. Dapat dikatakan bahwa menara pendingin masih
memiliki kinerja yang baik, pada menit ke – 0 dan 120 bernilai negatif. Hal itu dapat
dikarenakan thermometer yang digunakan untuk suhu wet bulb ambient kassa / kapasnya
sudah kering mengakibatkan suhu yang terukur bukan saat suhu udara jenuh. Kecapatan
putaran dan lamanya putaran thermometer juga dapat mempengaruhi hasil ukuran.
Efektifitas pendingin merupakan perbandingan dari range dengan range ideal. Pada
Tabel 4.2, nilai yang didapat berfluktuatif namun pada menit ke 60 dan 90 bernilai 100% hal
tersebut dikarenakan suhu air keluar sama dengan suhu wet bulb. Sedangkan pada menit ke -
0 nilai dapat mencapai 200%, hal itu mungkin dapat dikarenakan suhu air keluar lebih kecil
dari suhu wet bulb.
Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa menara pendingin di lab Pilot Plant
POLBAN masih memiliki kinerja yang baik namun dapat menurun jika tidak dilakukan
perawatan. Beberapa perawatan yang dapat dilakukan yaitu perawatan kipas, motor menara
pendingin, roda gigi/kopling dengan memberikan pelumas, dan pemeriksaan dibagian dalam
yang dilakukan secara berkala.

Annisaa Azhaar Arifn


171411069
Pada praktikum kali ini dilakukan evaluasi kinerja pada cooling tower. Cooling tower
merupakan suatu perangkat pendukung proses yang berfungsi untuk membuang panas yang
diserap akibat sirkulasi air sistem pendingin yang digunakan sebagai air proses dengan cara
mengontakan air dengan udara. Pada praktikum ini, air yang masuk pada cooling tower
merupakan air proses yang berasal dari laboratorium pilot plant.
Prinsip alat cooling tower ialah terjadi perpindahan panas melalui kontak langsung
antara air yang mempunyai suhu lebih tinggi ke udara yang mempunyai suhu lebih rendah.
Air akan memberikan panas laten dan panas sensible ke udara sehingga suhu air akan
menjadi turun. Proses cooling tower sama seperti proses humidifikasi dan dehumidifikasi.

Pengamatan dilakukan selama 120 menit dengan pengambilan data setiap 30 menit
sekali. Range antara suhu air masuk dan suhu air keluar semakin lama waktunya, hasil yang
didapat semakin menurun. Tetapi perbedan selisih keduanya didapatkan jauh. Dari data
pengamatan dan perhitungan didapat nilai approach berkisar antara -3 hingga 1℃ . Nilai
approach yang didapatkan terdapat minus karena suhu air masuk terlalu rendah dibandingkan
dengan suhu wet bulb pada udara yang masuk.

Efisiensi penurunan panas cenderung menurun seiring berjalannya waktu, hal ini
disebabkan oleh air pendingin yang digunakan dalam proses perpindahan temperaturnya
naik. Dari hasil effisiensi dapat diketahui bahwa kinerja cooling tower yang kita punya masih
dapat bekerja dengan cukup baik karena standar efisiensi alat > 50%, apabila nilai
efisiensinya < 50% maka alat tersebut kurang baik. Massa air yang teruapkan pada cooling
tower dapat dilihat dari akumulasi aliran air masuk dan aliran air keluar.
BAB V
KESIMPULAN
1. Dari praktikum, didapat nilai efektifitas terbesar yaitu 200% pada menit ke – 0
2. Laju teruapkan yang didapat sebesar 5,37 m3/jam
3. Cooling Tower dilab Pilot plant Teknik Kimia Bawah masih dapat bekerja dengan
baik, dilihat dari nilai efektifitas yang cukup besar.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Anggi Regiana.2017.”Petunjuk Praktikum Menara Pendingin (Cooling


Tower)”.Bandung : Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Bandung.
Aprianti, Tine dkk.2018.”Menghitung Efisiensi dan Losses Cooling Tower Unit Refinery
PT Wilmar Nabati Indonesia Pelintung”. Inderalaya : Jurusan Teknik Kimia
Universitas Sriwijaya.
Hamidi, Muhammad Abdullah.2013.”Karakterisasi Unjuk Kerja Menara Pendingin
Sistem Tertutup”.Universitas Indonesia : Departemen Teknik Mesin.
-.-.”BAB II Tinjauan Pustaka : Pengertian Menara Pendingin”.Sumatera : Universitas
Sumatera Utara.

You might also like