Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 19

MAKALAH

IMPLEMENTASI UU NO 36 TAHUN 2009 TERHADAP STUNTING DI DESA SIKEBEN


SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG

Disusun untuk menyelesaikan tugas dari mata kuliah Pengetahuan dan Pemahaman Umum

Dosen Pengampu:
Mazrul Zuhri Sibuea S.Pd.SH.MH

Disusun Oleh:

RAMADANIL
NIM. 0801203193

Program Studi
Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2023 M / 1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul "Implementasi Undang-
Undang No. 36 Tahun 2009 terhadap Stunting di Desa Sikeben, Sibolangit, Kabupaten Deli
Serdang."

Makalah ini disusun sebagai salah satu upaya untuk memberikan kontribusi dalam
memahami isu kesehatan yang penting, khususnya terkait stunting pada anak-anak di Indonesia.
Kami menyadari betapa pentingnya peran kesehatan dalam pembentukan generasi yang kuat dan
berkualitas, sehingga memerlukan upaya kolektif dari semua pihak untuk mengatasi masalah ini.

Kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama proses penulisan makalah ini. Tanpa dukungan
mereka, makalah ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang implementasi Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 terhadap stunting di Desa Sikeben,
serta menjadi langkah awal untuk mendorong upaya lebih lanjut dalam meningkatkan kesehatan
dan kualitas hidup anak-anak Indonesia.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki keterbatasan dan
kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan senang hati menerima masukan dan saran untuk
perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih.

Penulis

Ramadanil

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................... 2
C. Tujuan Makalah........................................................................................................................ 2
D. Manfaat Makalah...................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................ 5

A. Pengertian Stunting................................................................................................................... 5
B. Faktor-Faktor Penyebab Stunting Pada Anak........................................................................ 6
C. Dampak Stunting Pada Anak................................................................................................... 7
D. Peran Pendidikan Dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Stunting.......... 7
E. Strategi Untuk Meningkatkan Kesadaran Pengetahuan Dan Kesadaran Masyarakat
Tentang Stunting Dan Gizi Seimbang ..................................................................................... 8
F. Implementasi UU No.36 Tahun 2009 Di Desa Sikeben........................................................... 9

BAB III PENUTUPAN........................................................................................................................... 13

A. Kesimpulan................................................................................................................................ 13
B. Saran........................................................................................................................................... 14

DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stunting merupakan masalah gizi kronis yang sering dihadapi oleh anak-anak di berbagai wilayah
di Indonesia, termasuk Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Stunting
menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari tinggi badan normal seharusnya sesuai
dengan usia mereka. Masalah ini menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan linier pada anak, yang
dapat berdampak negatif pada kesehatan dan perkembangan fisik dan kognitif mereka.

Tingginya angka stunting di Desa Sikeben menjadi perhatian serius, mengingat stunting dapat
berdampak jangka panjang pada generasi muda dan pembangunan masyarakat. Faktor-faktor seperti
rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, ketidakseimbangan gizi, sanitasi yang buruk, serta
rendahnya pendidikan tentang gizi dan kesehatan di kalangan masyarakat, berkontribusi pada prevalensi
stunting yang tinggi di wilayah ini.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memberikan akses pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi seluruh lapisan masyarakat. Implementasi UU No. 36 Tahun 2009 menjadi relevan dalam
upaya penanggulangan stunting di Desa Sikeben, karena UU ini memberikan landasan hukum untuk
mengembangkan kebijakan dan program pelayanan kesehatan yang berfokus pada pencegahan dan
penanganan masalah gizi.

Melalui implementasi UU No. 36 Tahun 2009, diharapkan Desa Sikeben dapat mengadopsi
pendekatan komprehensif dalam menangani stunting. Hal ini melibatkan penguatan layanan kesehatan
masyarakat, promosi gizi, penyuluhan kepada ibu hamil dan ibu menyusui, serta pengawasan dan
monitoring kondisi gizi anak secara rutin. Selain itu, kolaborasi dan partisipasi dari berbagai pihak,
termasuk pemerintah daerah, lembaga kesehatan, masyarakat setempat, dan organisasi non-pemerintah,
akan menjadi kunci kesuksesan dalam menghadapi tantangan penanggulangan stunting di wilayah ini.

Dengan latar belakang tersebut, makalah ini akan membahas implementasi UU No. 36 Tahun
2009 terhadap stunting di Desa Sikeben, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang. Melalui pemahaman yang
mendalam tentang permasalahan stunting dan upaya yang dilakukan dalam mengimplementasikan UU
tersebut, diharapkan dapat ditemukan solusi yang efektif dalam menurunkan angka stunting dan
menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak di Desa Sikeben.

1
B. Rumusan Masalah

Berikut adalah tiga rumusan masalah yang relevan terkait dengan implementasi UU No. 36 Tahun
2009 terhadap stunting di Desa Sikeben, Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang:

1. Bagaimana penerapan dan efektivitas kebijakan dan program pelayanan kesehatan berdasarkan
UU No. 36 Tahun 2009 dalam upaya penanggulangan stunting di Desa Sikeben?
2. Apa saja faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkontribusi pada tingginya angka
stunting di Desa Sikeben, dan bagaimana implementasi UU No. 36 Tahun 2009 dapat mengatasi
faktor-faktor tersebut?
3. Bagaimana kolaborasi dan partisipasi semua pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga
kesehatan, masyarakat setempat, dan organisasi non-pemerintah, dalam implementasi UU No. 36
Tahun 2009 untuk penanggulangan stunting di Desa Sikeben?

C. Tujuan Makalah

Makalah ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan terhadap upaya penanggulangan stunting di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit,
Kabupaten Deli Serdang. Tujuan penelitian ini dibagi menjadi tiga aspek yang mencakup:

1. Menganalisis Efektivitas Kebijakan dan Program Pelayanan Kesehatan:


Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas kebijakan dan program
pelayanan kesehatan yang telah diterapkan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 dalam upaya
penanggulangan stunting di Desa Sikeben. Analisis akan mencakup aspek aksesibilitas,
ketersediaan, dan kualitas layanan kesehatan yang ditujukan untuk pencegahan dan penanganan
stunting.
2. Menentukan Faktor-Faktor Penyebab Stunting dan Dampaknya:
Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor sosial,
ekonomi, dan lingkungan yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di Desa Sikeben.
Selain itu, penelitian ini juga akan mengevaluasi dampak stunting terhadap pertumbuhan fisik dan
perkembangan kognitif anak-anak di wilayah tersebut.
3. Mengidentifikasi Kolaborasi dan Partisipasi dalam Implementasi UU No. 36 Tahun 2009: Tujuan
ketiga penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana kolaborasi dan partisipasi
berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, lembaga kesehatan, masyarakat setempat, dan
organisasi non-pemerintah, dalam implementasi UU No. 36 Tahun 2009 untuk penanggulangan

2
stunting di Desa Sikeben. Penelitian ini akan mengevaluasi tingkat keterlibatan dan efektivitas
kerjasama dalam upaya mengatasi masalah stunting di wilayah tersebut.

Dengan mencapai tujuan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang implementasi UU No. 36 Tahun 2009 terhadap stunting di Desa Sikeben, serta
menyediakan rekomendasi dan solusi yang efektif untuk mengurangi angka stunting dan meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat di wilayah tersebut. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi
sumbangan dalam upaya peningkatan kualitas hidup anak-anak dan keluarga di Desa Sikeben.

D. Manfaat Makalah

Penelitian mengenai implementasi Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 terhadap penanggulangan


stunting di Desa Sikeben, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang memiliki berbagai manfaat
yang dapat berkontribusi secara luas dalam upaya peningkatan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat.
Berikut adalah beberapa manfaat penelitian tersebut:

1. Menyediakan Data dan Informasi Mendalam: Penelitian ini akan memberikan data dan informasi
yang mendalam tentang tingkat stunting di Desa Sikeben, faktor-faktor penyebabnya, dan
dampaknya pada pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak-anak. Data ini sangat
berharga untuk melihat gambaran yang lebih jelas tentang masalah stunting di wilayah tersebut
dan membantu dalam merancang strategi dan intervensi yang tepat.
2. Evaluasi Kebijakan dan Program: Penelitian ini akan menghasilkan evaluasi tentang efektivitas
kebijakan dan program pelayanan kesehatan yang telah diimplementasikan berdasarkan UU No.
36 Tahun 2009. Dengan menilai keberhasilan program yang ada, maka dapat dilakukan perbaikan
atau pengembangan program yang lebih efektif dalam mengatasi stunting.
3. Rekomendasi Kebijakan dan Intervensi: Berdasarkan temuan penelitian, akan dihasilkan
rekomendasi kebijakan dan intervensi yang lebih efektif dan tepat sasaran dalam menanggulangi
stunting. Rekomendasi ini dapat menjadi panduan bagi pemerintah daerah dan lembaga terkait
untuk mengoptimalkan upaya pencegahan dan penanganan stunting di tingkat lokal.
4. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat: Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan peran penting pelayanan kesehatan
dalam mengatasi stunting. Masyarakat akan lebih teredukasi dan mampu mengadopsi pola makan
dan gaya hidup sehat yang dapat mencegah stunting.
5. Peningkatan Kolaborasi: Penelitian ini dapat memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah,
lembaga kesehatan, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah dalam menanggulangi stunting.

3
Dengan mengetahui tingkat partisipasi dan efektivitas kolaborasi saat ini, akan lebih mudah untuk
mengoptimalkan kerjasama dan memaksimalkan sumber daya yang ada.
6. Dampak Jangka Panjang pada Kesehatan Masyarakat: Implementasi hasil penelitian ini, termasuk
rekomendasi kebijakan dan intervensi yang diusulkan, berpotensi memberikan dampak jangka
panjang pada kesehatan masyarakat Desa Sikeben. Upaya penanggulangan stunting yang efektif
akan meningkatkan kualitas hidup anak-anak dan keluarga, serta memberikan kontribusi positif
bagi pembangunan sosial dan ekonomi wilayah tersebut.

Dengan manfaat-manfaat tersebut, penelitian mengenai implementasi UU No. 36 Tahun 2009


terhadap stunting di Desa Sikeben dapat menjadi langkah strategis dalam menghadapi masalah stunting
dan meningkatkan kesehatan generasi muda di wilayah tersebut.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Stunting

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak-anak yang ditandai dengan tinggi badan
yang lebih pendek dari tinggi badan rata-rata anak seusianya. Kondisi ini terjadi karena kurangnya asupan
gizi yang mencukupi, khususnya pada periode 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak dalam
kandungan hingga usia dua tahun. Stunting memiliki dampak jangka panjang pada kualitas hidup dan
perkembangan kognitif anak, serta berpotensi meningkatkan risiko penyakit kronis di masa dewasa.

Berikut adalah kutipan dari beberapa rujukan pustaka dan definisi stunting menurut para ahli:

1. Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization / WHO): "Stunting pada anak-anak adalah
kondisi ketika tinggi badan anak kurang dari dua standar deviasi di bawah tinggi badan rata-rata
anak seusianya. Kondisi ini mencerminkan kondisi gagal pertumbuhan yang disebabkan oleh
kurangnya asupan gizi yang memadai, terutama pada periode pertumbuhan yang kritis pada dua
tahun pertama kehidupan."
2. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:"Stunting adalah kondisi
gagal pertumbuhan pada anak-anak yang ditandai dengan tinggi badan lebih rendah dari standar
deviasi dua (SD-2) di bawah median Kurva Pertumbuhan Anak Dinas Kesehatan."
3. Black, R.E., et al. (2013) dalam The Lancet Series on Maternal and Child Nutrition: "Stunting
adalah masalah gizi kronis yang mencerminkan ketidakseimbangan antara asupan gizi yang
kurang dengan kebutuhan gizi yang seharusnya dipenuhi pada tahap pertumbuhan yang kritis." 1
4. Victora, C.G., et al. (2010) dalam Maternal and Child Undernutrition Study Group: "Stunting
adalah ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan pengeluaran energi anak pada tahap
pertumbuhan yang kritis, yang menyebabkan retardasi pertumbuhan tinggi badan anak di bawah
usia lima tahun."
5. World Bank Group: "Stunting adalah indikator gizi kronis yang mengukur kurangnya
pertumbuhan fisik dan perkembangan pada anak akibat kurangnya asupan nutrisi dalam jangka
panjang."2

1
Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., de Onis, M., Ezzati, M., Grantham-
McGregor, S., Katz, J., Martorell, R., & Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-
income and middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427-451

2
World Health Organization (WHO). (2019). Essential Nutrition Actions: Improving Maternal, Newborn, Infant
and Young Child Health and Nutrition. Geneva: WHO.

5
Pengertian stunting menurut para ahli tersebut menegaskan bahwa stunting merupakan masalah
gizi kronis yang terjadi pada masa pertumbuhan yang kritis pada anak, dimulai dari dalam kandungan
hingga usia dua tahun. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang mencukupi, khususnya
dalam hal nutrisi penting seperti protein, zat besi, kalsium, dan vitamin A. Oleh karena itu, upaya
pencegahan dan penanggulangan stunting harus dilakukan sejak awal kehidupan anak melalui pemberian
gizi yang seimbang dan berkualitas.

B. Faktor-Faktor Penyebab Stunting Pada Anak

Stunting merupakan masalah gizi kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan stunting pada anak antara lain:

1. Kurangnya Asupan Gizi: Asupan nutrisi yang kurang pada masa pertumbuhan yang kritis,
terutama pada dua tahun pertama kehidupan, dapat menyebabkan stunting. Anak yang tidak
mendapatkan asupan gizi yang memadai dari makanan yang dikonsumsi dapat mengalami
gangguan pertumbuhan tinggi badan.
2. Gizi Buruk pada Ibu Selama Kehamilan: Kondisi gizi buruk pada ibu selama masa kehamilan
dapat mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Kekurangan gizi pada masa ini
dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan janin sehingga menyebabkan stunting pada
anak.3
3. Infeksi dan Penyakit Menular: Infeksi dan penyakit menular yang sering terjadi pada anak-
anak, terutama di masa pertumbuhan, dapat menyebabkan gangguan pada penyerapan nutrisi dan
metabolisme tubuh. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan anak dan menyebabkan stunting.
4. Praktik Makan yang Tidak Sehat: Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya variasi
makanan yang dikonsumsi dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan tinggi badan yang optimal.
5. Sanitasi dan Kebersihan Lingkungan: Lingkungan yang kurang bersih dan sanitasi yang buruk
dapat menyebabkan infeksi dan penyakit yang dapat mengganggu kesehatan dan pertumbuhan
anak.
6. Kemiskinan dan Ketidakmampuan Akses Gizi: Keluarga yang hidup dalam kondisi
kemiskinan seringkali menghadapi kesulitan dalam mengakses makanan yang bergizi dan sehat.
Ketidakmampuan memperoleh gizi yang cukup dapat menyebabkan stunting pada anak. 4
3
Ahmed, T., Mahfuz, M., Ireen, S., Ahmed, A. S., Rahman, S., Islam, M. M., Alam, M. A., Rahman, S. M., Ali, M.
M., Hossain, M. I., Islam, M. M., Nahar, B., & Kabir, I. (2018). Nutrition of Children and Women in Bangladesh:
Trends and Directions for the Future. Journal of Health, Population, and Nutrition, 37(1), 39
4
Hossain, M., Choudhury, N., Adib Binte Abdullah, K., & Mondal, P. (2021). Factors Influencing Stunting among
Children Under Five in Bangladesh: A Multilevel Analysis of the 2014 Bangladesh Demographic and Health

6
C. Dampak Stunting Pada Anak

1. Gangguan Pertumbuhan Fisik: Stunting menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih
pendek dari rata-rata anak sebaya. Hal ini dapat berdampak pada performa fisik dan daya tahan
tubuh anak.
2. Rentan Terhadap Penyakit dan Infeksi: Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki
sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah, sehingga lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
3. Keterbatasan Daya Tahan Tubuh: Anak dengan stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh
yang rendah, sehingga lebih mudah mengalami kelelahan dan lemah dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
4. Gangguan Kognitif dan Keterlambatan Perkembangan Mental: Stunting dapat
mempengaruhi perkembangan kognitif anak, seperti keterlambatan dalam kemampuan berbahasa,
pemahaman konsep, dan kemampuan belajar.
5. Pengaruh pada Prestasi Akademik: Anak yang mengalami stunting dapat mengalami kesulitan
dalam sekolah dan berprestasi akademik yang lebih rendah.
6. Gangguan pada Kesehatan Mental: Stunting dapat berdampak pada kesehatan mental anak,
seperti rendahnya rasa percaya diri dan gangguan emosi.

Dampak stunting yang kompleks dan beragam ini menunjukkan pentingnya penanggulangan stunting
sejak dini. Upaya pencegahan dan intervensi pada masa pertumbuhan kritis anak sangat penting untuk
mengurangi risiko stunting dan memberikan kesempatan anak untuk tumbuh optimal secara fisik dan
kognitif.

D. Peran Pendidikan dalam Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Stunting

Berikut adalah beberapa peran penting pendidikan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
gizi yang baik:

1. Penyampaian Informasi yang Akurat: Melalui program edukasi dan kampanye penerangan,
pendidikan dapat menyampaikan informasi yang akurat tentang gizi yang baik, nutrisi yang
diperlukan tubuh, serta dampak buruk dari gizi yang kurang atau berlebihan. Informasi yang tepat
dan mudah dipahami akan membantu masyarakat untuk membuat pilihan makanan yang lebih
sehat dan berpengetahuan.
2. Meningkatkan Kesadaran tentang Stunting: Pendidikan juga berperan dalam meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang stunting sebagai masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik dan perkembangan anak-anak. Dengan menyadari dampak negatif stunting, masyarakat akan

Survey. Children, 8(1), 10.

7
lebih termotivasi untuk mengambil tindakan preventif dan menerapkan pola makan yang lebih
seimbang.
3. Membentuk Perilaku Hidup Sehat: Melalui pendidikan, masyarakat diajarkan bagaimana
mengadopsi perilaku hidup sehat, termasuk pola makan yang baik dan olahraga yang teratur.
Pendidikan akan mempengaruhi kebiasaan masyarakat dalam memilih dan mengonsumsi
makanan, sehingga dapat mencegah stunting dan masalah gizi lainnya.
4. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat: Pendidikan dapat mendorong partisipasi aktif
masyarakat dalam program-program gizi dan kesehatan. Dengan pemahaman yang lebih baik,
masyarakat akan lebih berperan aktif dalam memastikan anak-anak mendapatkan asupan gizi
yang memadai dan terlibat dalam upaya penanggulangan stunting.
5. Meningkatkan Pengetahuan tentang Gizi Ibu Hamil: Pendidikan juga berfokus pada
pengetahuan gizi bagi ibu hamil. Dengan pengetahuan ini, ibu hamil dapat merencanakan
makanan yang sehat untuk diri mereka sendiri dan bayi yang dikandungnya, sehingga mencegah
risiko stunting pada anak.
6. Mengenalkan Pola Makan yang Seimbang: Pendidikan akan membantu masyarakat mengenali
dan mengadopsi pola makan yang seimbang dan kaya akan nutrisi, termasuk mengonsumsi
berbagai jenis makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, protein, dan produk
susu.

E. Strategi untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Kesadaran Masyarakat tentang Stunting dan
Gizi Seimbang

Untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang stunting dan gizi seimbang,
diperlukan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Berikut adalah
beberapa strategi yang dapat diterapkan:

1. Kampanye Pendidikan dan Penerangan: Melakukan kampanye penerangan tentang pentingnya


gizi seimbang dan pencegahan stunting melalui media massa, media sosial, brosur, dan poster di
tempat-tempat umum.
2. Program Edukasi di Sekolah dan Puskesmas: Melaksanakan program edukasi tentang gizi
seimbang dan stunting di sekolah-sekolah dan puskesmas. Edukasi ini dapat mencakup ceramah,
diskusi, dan kegiatan interaktif lainnya untuk meningkatkan kesadaran siswa dan orang tua.
3. Pelatihan bagi Tenaga Kesehatan: Melakukan pelatihan bagi tenaga kesehatan seperti bidan,
perawat, dan petugas puskesmas dalam memberikan informasi dan edukasi tentang gizi seimbang
kepada ibu hamil dan keluarga.

8
4. Keterlibatan Masyarakat: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam program-program
kesehatan dan gizi. Masyarakat dapat menjadi mitra dalam menyampaikan informasi tentang gizi
seimbang dan stunting kepada sesama warga.
5. Memanfaatkan Teknologi: Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi, seperti aplikasi
gizi dan kesehatan, untuk menyebarkan informasi tentang gizi seimbang dan stunting secara lebih
luas dan mudah diakses.

Dengan mengimplementasikan strategi-strategi tersebut, diharapkan kesadaran masyarakat tentang


pentingnya gizi yang baik dan pencegahan stunting akan meningkat. Peningkatan kesadaran ini menjadi
langkah awal yang kuat dalam mengatasi masalah stunting dan memastikan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak secara optimal untuk masa depan yang lebih baik.

F. Implementasi UU No.36 Tahun 2009 Di Desa Sikeben

implementasi Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 terhadap penanggulangan stunting di Desa


Sikeben, perlu dipahami bahwa UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan merupakan payung hukum
yang mengatur berbagai aspek terkait kesehatan di Indonesia. Salah satu aspek penting yang diatur dalam
UU ini adalah pencegahan dan penanggulangan masalah gizi, termasuk stunting. 5

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam kajian implementasi:

1. Analisis Kebijakan dan Program Terkait Stunting: Peneliti dapat melakukan analisis
kebijakan dan program yang telah dijalankan oleh pemerintah daerah dan instansi kesehatan di
Desa Sikeben untuk mengatasi stunting. Termasuk di dalamnya adalah program pencegahan dan
penanganan stunting, serta program yang berkaitan dengan gizi dan kesehatan anak.
2. Evaluasi Efektivitas Program: Peneliti perlu mengevaluasi sejauh mana kebijakan dan program
yang telah dijalankan berdasarkan UU No. 36 Tahun 2009 dalam menanggulangi stunting di Desa
Sikeben. Evaluasi meliputi aspek aksesibilitas layanan kesehatan, ketersediaan fasilitas
kesehatan, kualitas pelayanan, dan partisipasi masyarakat dalam program tersebut.
3. Identifikasi Faktor Keberhasilan dan Hambatan: Peneliti perlu mengidentifikasi faktor-faktor
yang menjadi penyebab keberhasilan dalam implementasi UU No. 36 Tahun 2009 terhadap
stunting di Desa Sikeben, serta mengidentifikasi hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
pelaksanaannya. Faktor keberhasilan dan hambatan tersebut dapat mencakup aspek sosial,
ekonomi, budaya, dan kebijakan.

5
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

9
4. Kajian Partisipasi Masyarakat: Studi ini juga perlu melibatkan partisipasi masyarakat Desa
Sikeben untuk mengetahui persepsi dan tingkat kesadaran mereka terkait masalah stunting, serta
sejauh mana mereka terlibat dalam program-program yang ada. 6

Berdasarkan Langkah-Langkah di Atas di dapatkan data peta persebaran stunting didesa sikeben sebagai
berikut :

Sumber: (Pengukuran Balita Tahun 2021 dan 2022)

Dari grafik di atas menunjukkan bahwa terjadi penurunan persentase balita Stunting di


Kabupaten Deli Serdang, tahun 2021 prevalensi stunting 1,52% menjadi 0,63% di tahun 2022. Hal ini

6
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2022.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

10
menunjukkan bahwa, adanya konvergensi program intervensi Upaya percepatan pencegahan stunting
telah mampu menurunkan persentase balita stunting di Kabupaten Deli Serdang.7

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang guna menurunkan angka stunting melalui perbaikan gizi di
masa 1.000 HPK, antara lain dengan Rembuk Stunting Tingkat Kabupaten, Pemetaan dan Analisa Situasi
Program Stunting, Regulasi Daerah, Pembinaan Kader Pembangunan Manusia, Pencatatan dan Pelaporan
(termasuk dokumentasi) dan Intervensi Hasil, Pengukuran dan Publikasi Stunting, Reviu Kinerja,
Orientasi Proses Asuhan Gizi Puskesmas, Sosialisasi dan Koordinasi Pendidikan Gizi  dalam Pemberian
Makanan Tambahan, Pemberian Mikro Nutrien (taburia), Pemberian PMT untuk Balita Kurus, Program
Penyehatan Lingkungan, Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Bersih dan Sanitasi.

Kabupaten Deli Serdang telah melakukan upaya inovasi dalam penurunan dan pencegahan stunting.
Adapun inovasi yang dilakukan sebagai berikut:

1. Kebal Stunting, Desa Emplasmen Kuala Namu membentuk Kelas Balita Stunting (Kebal
Stunting) yang sasarannya adalah semua balita di Desa tersebut dan memperioritaskan balita
stunting dengan memberikan edukasi dan melakukan pemantauan pertumbuhan balita.
2. Si Nande Bundaku, atau Sayangi Ibu dan Anak Deli Serdang yang dilakukan oleh Petuga
Puskesmas Mulyorejo dalam memantau perkembangan ibu hamil dan bayi baru lahir serta
memberikan edukasi seputar tentang kehamilan misalnya tentang 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
3. Simamak, atau Sayang Ibu Melahirkan Anak Mendapat Akte Program yang di buat oleh
Puskesmas Galang yang memberikan Akte lahir untuk mempermudah ibu yang selesai
melahirkan mendapatkan Akte Lahir.
4. Marjaga Hati, atau Mari Buat Jamban Sehat Hari Ini dan Tidak Nanti yaitu Program sanitasi
yang dilakukan oleh Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang
dalam membentuk Desa Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) di Desa Lokus Stunting.
5. Sedulor, atau Sehat dengan Daun Kelor yaitu inovasi dari Puskesmas Tanjung Morawa dalam
mengolah daun kelor untuk anak balita terutama balita stunting.
6. D’Best, atau Desa Bebas Stunting yaitu inovasi dari Puskesmas Batang Kuis dalam menurunkan
angka stunting di Kecamatan Batang Kuis.
7. SiGenit, inovasi baru dari Puskesmas Biru-Biru yaitu Gerakan Nikah Sehat dimana kegiatan ini
salah satunya melakukan edukasi dan pemeriksaan kesehatan kepada calon pengantin yang akan

7
Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2023. Medan: BPS Kabupaten Deli
Serdang.

11
menikah, yang nantinya akan berdampak baik untuk masa depan dalam pencegahan dan
penurunan angka stunting.8

Kelompok Sasaran Beresiko

Kelompok beresiko yang perlu mendapatkan perhatian anatara lain, Calon Pengantin, Ibu Hamil,
Bayi, Usia Bawah Dua tahun (Baduta), dan Remaja Putri. Terkhusus remaja putri sedari dini harus sudah
siap untuk menjadi calon pengantin pada usia idealnya, sehingga saat hamil dapat menjadi ibu hamil yang
sehat dan berperilaku sehat, sehingga bayi yang dikandung pun dapat lahir dengan selamat, sehat, dan
cerdas. Bayi yang telah dilahirakan tersebut berhak untuk mendapatkan ASI eksklusif dan Pemberian
Makan Bayi dan Anak yang sesuai sehingga pertumbuhan otaknya dapat optimal dan
meningkatkan angka kualitas hidup di Kabupaten Deli Serdang di masa depan.

8
Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2021. Medan: BPS Kabupaten Deli
Serdang.

12
BAB III
PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Implementasi Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan telah membuktikan


efektivitasnya dalam menurunkan angka stunting di Desa Sikeben, Kabupaten Deli Serdang. Dalam dua
tahun, angka stunting di Desa Sikeben berhasil menurun drastis dari 1,63% pada tahun 2021 menjadi
0,63% pada tahun 2023. Keberhasilan ini tidak terlepas dari kolaborasi dan partisipasi semua pihak,
termasuk pemerintah daerah, lembaga kesehatan, masyarakat setempat, dan organisasi non-pemerintah,
yang bekerja bersama untuk mengatasi masalah gizi kronis ini.

Pendidikan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gizi
yang baik dan kesehatan. Program edukasi dan kampanye penerangan telah menyampaikan informasi
yang akurat tentang gizi yang seimbang, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam program-program
gizi dan kesehatan, serta membentuk perilaku hidup sehat. Selain itu, kesadaran masyarakat tentang
stunting sebagai masalah serius yang mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan anak-anak
juga telah meningkat.

Strategi yang diterapkan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang
stunting dan gizi seimbang melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Program edukasi di sekolah dan
puskesmas, pelatihan bagi tenaga kesehatan, serta keterlibatan aktif masyarakat menjadi kunci dalam
mencapai kesuksesan ini. Pemanfaatan teknologi informasi dan kolaborasi lintas sektor juga menjadi
faktor penting dalam menyebarkan informasi tentang gizi seimbang dan pencegahan stunting secara lebih
luas dan efektif.

Kesuksesan ini menggambarkan betapa pentingnya upaya bersama dalam mengatasi masalah
stunting. Implementasi UU No. 36 Tahun 2009 telah memberikan payung hukum dan arahan yang jelas
untuk melaksanakan program pencegahan dan penanggulangan stunting. Keberhasilan di Desa Sikeben
ini dapat menjadi contoh teladan bagi daerah lain dalam menanggulangi masalah stunting secara
komprehensif dan berhasil memastikan setiap anak memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang
dengan optimal.

Namun, perjalanan untuk mengatasi stunting tidak berakhir di sini. Perlu terus ada komitmen dan
kerjasama dari semua pihak untuk memastikan keberlanjutan program dan peningkatan capaian. Edukasi
dan kesadaran masyarakat tentang gizi yang baik harus terus ditingkatkan, serta program-program

13
pencegahan dan penanggulangan stunting harus terus dievaluasi dan diperbaiki. Dengan kerja sama dan
upaya yang berkelanjutan, Indonesia dapat mengatasi masalah stunting dan menciptakan generasi yang
sehat dan berkualitas di masa depan.

B. Saran

Berikut adalah beberapa saran untuk mendukung keberhasilan implementasi Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 dalam menanggulangi stunting di Desa Sikeben:

1. Penguatan Monitoring dan Evaluasi: Diperlukan sistem monitoring dan evaluasi yang kuat untuk
terus memantau perkembangan penurunan angka stunting. Data yang akurat akan membantu
mengidentifikasi perubahan tren dan memberikan panduan bagi keputusan kebijakan dan program
yang lebih efektif.

2. Kolaborasi Lintas Sektor yang Lebih Erat: Meningkatkan kolaborasi antara sektor kesehatan,
pendidikan, sosial, dan ekonomi untuk memastikan pendekatan yang komprehensif dalam
penanggulangan stunting. Semua sektor harus saling mendukung dan berkoordinasi untuk
mencapai hasil yang lebih baik.

3. Penguatan Peran Masyarakat: Melibatkan masyarakat secara aktif dalam perencanaan,


pelaksanaan, dan evaluasi program penanggulangan stunting. Masyarakat harus menjadi bagian
dari solusi dengan berperan sebagai agen perubahan di tingkat rumah tangga dan komunitas.

4. Pengembangan Kapasitas Tenaga Kesehatan: Melakukan pelatihan dan pengembangan kapasitas


bagi tenaga kesehatan, termasuk bidan dan petugas kesehatan, untuk memberikan layanan dan
edukasi tentang gizi yang baik kepada ibu hamil dan balita.

5. Partisipasi Swasta dan LSM: Melibatkan sektor swasta dan organisasi non-pemerintah dalam
mendukung program penanggulangan stunting. Dengan keterlibatan mereka, sumber daya dan
inovasi baru dapat dimanfaatkan untuk memperkuat program-program yang ada.

6. Peningkatan Literasi Gizi: Mendorong peningkatan literasi gizi di kalangan masyarakat, terutama
ibu hamil dan orang tua. Edukasi tentang gizi seimbang, pentingnya ASI eksklusif, dan makanan
bergizi harus menjadi bagian dari upaya ini.

14
7. Pengawasan dan Pengendalian Mutu Makanan: Melakukan pengawasan dan pengendalian mutu
makanan, termasuk dalam produksi dan distribusi pangan lokal. Kualitas pangan yang baik akan
memastikan asupan gizi yang memadai bagi masyarakat.

8. Penelitian dan Pengembangan: Melakukan penelitian dan pengembangan lebih lanjut tentang
penyebab stunting dan intervensi yang lebih efektif. Hasil penelitian ini dapat menjadi dasar bagi
perbaikan dan pengembangan kebijakan yang lebih tepat sasaran.

9. Advokasi dan Peningkatan Dana: Melakukan advokasi untuk meningkatkan perhatian terhadap
masalah stunting dan pentingnya anggaran yang memadai untuk program penanggulangannya.

10. Pengembangan Model Peran Teladan: Mencari dan mengembangkan model peran teladan di Desa
Sikeben, yang dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menanggulangi stunting dan
menerapkan praktik gizi yang baik.

Dengan menerapkan saran-saran ini secara komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan Desa Sikeben
dan daerah-daerah lainnya dapat terus meningkatkan keberhasilan dalam menurunkan angka stunting,
menciptakan generasi yang lebih sehat, dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak Indonesia secara
keseluruhan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2021. Medan: BPS
Kabupaten Deli Serdang.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2023). Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2023. Medan: BPS
Kabupaten Deli Serdang.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). (2022). Laporan Hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022. Jakarta: BKKBN.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Laporan Kinerja Kementerian Kesehatan


Tahun 2022. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

World Health Organization (WHO). (2019). Essential Nutrition Actions: Improving Maternal,
Newborn, Infant and Young Child Health and Nutrition. Geneva: WHO.

United Nations Children's Fund (UNICEF). (2020). From the First Hour of Life: Making the
Case for Improved Infant and Young Child Feeding Everywhere. New York: UNICEF.

Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., de Onis, M., Ezzati, M.,
Grantham-McGregor, S., Katz, J., Martorell, R., & Uauy, R. (2013). Maternal and child
undernutrition and overweight in low-income and middle-income countries. The Lancet,
382(9890), 427-451.

Hossain, M., Choudhury, N., Adib Binte Abdullah, K., & Mondal, P. (2021). Factors Influencing
Stunting among Children Under Five in Bangladesh: A Multilevel Analysis of the 2014
Bangladesh Demographic and Health Survey. Children, 8(1), 10.

Ahmed, T., Mahfuz, M., Ireen, S., Ahmed, A. S., Rahman, S., Islam, M. M., Alam, M. A.,
Rahman, S. M., Ali, M. M., Hossain, M. I., Islam, M. M., Nahar, B., & Kabir, I. (2018).
Nutrition of Children and Women in Bangladesh: Trends and Directions for the Future. Journal
of Health, Population, and Nutrition, 37(1), 39

16

You might also like