Admin,+7b3 Jurnal +ellin Juni+2016

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 36

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja Wanita dan Implikasinya

terhadap Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten Cirebon.

Oleh : Ellin Herlina


Alumni Program Doktor Ilmu Ekonomi Universitas Borobudur
ABSTRACT
This research studied the factors that influenced the employment of married women and
its implications towards the welfare of the family. The background of this study was that the
economic structure in Cirebon had not created jobs for women workers for the district’s
potential resources for development. The potential of women, which was relatively high had not
been optimally utilized especially as we could look at the level of the unemployment rate of
women in Cirebon which was very high (12.23%). In general, this study was directed to
understand the influence of age, education, wages, husband incomes and industry to the
employment opportunity of married women and its implications for the welfare of the family in
Cirebon.
This study was conducted in the district of Cirebon, West Java. The research activities
were administered for one (1) year from the month of August 2014 to August 2015, that covered
the works of designing, implementing, and reporting the results. Population and research sample
were means of the women employment opportunities in 34 (thirty four) districts in Cirebon sub-
district for 6 (six) years of time, from the period 2008 to 2013. The research method employed
for the studies analysis of explanatory research using the statistical techniques simple linear
regression analysis and multiple linear regression analysis.
The results of this study indicated that the age, education, wages, husband incomes, and
the industry affected both simultaneously and partially the employment of married women. The
effect was significantly positive. Furthermore, employment of married women affected positively
and significantly the welfare of the family. The findings proved that the employment of married
women could be very helpful in the welfare and economic life of her family. The condition was
congruent with Gary Becker's theory which mentioned that human as the agent of development
and whatever action undertaken must be directed to the welfare of themselves.
Implication of the research findings suggested the importance of the government policies
stimulating the women to participate in the economic development within the regency areas. The
empowerment of womwn as the actors of the district economic development conducted by the
government clouid be in the forms of traning for their skills, provision of financial grants for
running a business, and the inclusion of their well beings in various activities administered by
the government so as they cloud be independent and become entrepreneurs.

PENDAHULUAN
Tenaga kerja merupakan salah satu tenaga kerja yang ada ini dapat diserap
faktor yang penting dalam menunjang untuk mendapatkan pekerjaan.
keberhasilan pembangunan ekonomi. Kesempatan kerja bagi wanita makin
Mengingat pentingnya tersebut bahwa lama makin terbuka lebar serta semakin
potensi tenaga kerja yang ada ini hendaknya bertambah banyak secara kuantitatif,
dapat dimanfaatkan secara optimal. sehingga menyebabkan semakin banyaknya
Fenomena sosial yang terjadi di sejumlah wanita yang masuk ke pasar kerja. Wanita
daerah adalah bahwa persediaan tenaga memberikan sumbangan yang besar bagi
kerja atau angkatan kerja dari tahun ke tahun kelangsungan perekonomian terutama
semakin meningkat; tetapi, kesempatan kesejahteraan rumah tangganya. Dengan
untuk mendapatkan pekerjaan sangat kecil. demikian, wanita bekerja akan dapat
Hal tersebut perlu mendapatkan perhatian mengangkat kesejahteraan keluarga pekerja
serius dari pemerintah agar bagaimana
172
karena mendapat tambahan penghasilan dari mayoritas tani justru mengurangi
hasil kerja mereka. penyerapan tenaga kerja dan penghasilan
Diharapkan dengan meningkatnya penduduknya.
partisipasi wanita dalam angkatan kerja Diketahui pula bahwa Kabupaten
tingkat pengangguran akan dapat dikurangi Cirebon termasuk dalam kategori ke dua
dan secara tidak langsung kondisi tersebut daerah miskin di Jawa Barat yaitu
akan menambah pendapatan keluarga dan presentase penduduk miskin sebesar
meningkatkan kesejahteraannya. 18,22%, Tasikmalaya tertinggi yaitu 23,55%
Salah satu bidang yang menarik untuk dan terendah adalah kabupaten bekasi
dibahas dalam kesejahateraan wanita adalah 5,97% (Jawa Barat dalam Angka 2014).
pemberdayaan ekonomi bagi wanita itu Untuk tingkat pengangguran terbuka
sendiri. Saat wanita menjadi kaum terdidik diketahui bahwa jumlah kelompok
dan terpelajar, mereka mempunyai hak-hak perempuan sebesar 12,23% dan kelompok
kepemilikan serta dapat dengan bebas untuk laki-laki sebesar 8,87%. Sementara itu,
bisa bekerja di luar rumah dan mempunyai angka pengangguran terbuka di Kabupaten
pendapatan mandiri. Hal ini adalah salah Cirebon secara keseluruha n sebesar 9,90%.
satu tanda kesejahteraan dirinya yang Pasar tenaga kerja di kabupaten Cirebon
meningkat. tahun 2014 ternyata masih terbilang rendah
Kabupaten Cirebon memiliki penduduk yaitu ditandai dengan angka kesempatan
laki-laki sebanyak 1.161.808 jiwa (51,32%) kerja sebesar 83,96 persen dan angka
dan penduduk perempuan sebanyak tersebut tergolong paling rendah di antara
1.102.170 jiwa (48,68 %), sex rasio sebesar kabupaten/ kota yang ada di Jawa Barat
105,30%. Ini berarti setiap 100 penduduk (sumber BPS data Statistik Ketenagakerjaan
perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki. Kabupaten Cirebon 2014). Hal tersebut
Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) menimbulkan permasalahan yang sangat
Kabupaten Cirebon sebesar 1,37% (BPS kompleks khususnya dalam memberdayakan
Kab. Cirebon 2014) dengan mayoritas mata peran perempuan dalam pembangunan
pencaharian penduduknya adalah buruh tani. wilayah. Penanganan permasalahan
Sensus pertanian tahun 2014 menunjukkan kemiskinan perempuan perlu segera
bahwa jumlah usaha pertanian di Kabupaten dilakukan yang salah satu kunci
Cirebon sebanyak 89.035 dan dikelola oleh keberhasilannya adalah pembanguanan
rumah tangga. Mereka tidak memiliki tanah kemandirian ekonomi.
sendiri untuk diolah tetapi hanya bekerja Sumber dari permasalahan kemiskinan
sebagai petani penggarap. Tanah pertanian yang dihadapi oleh wanita di kabupaten
hanya dimiliki oleh sebagian kecil penduduk Cirebon salah satunya terletak pada budaya
Kabupaten Cirebon, yaitu sebanyak 81.654 patriarki yaitu nilai-nilai yang hidup di
orang atau sekitar 6,1% dari keseluruhan masyarakat yang memposisikan laki-laki
jumlah penduduk. sebagai superior dan perempuan subordinat.
Peningkatan jumlah penduduk di Budaya patriarki seperti ini menjadi sumber
kabupaten Cirebon mengakibatkan pembenaran terhadap sistem distribusi
meningkatnya jumlah tenaga kerja. Namun, kewenangan, sistem pengambilan
bertambahnya jumlah tenaga kerja ini tidak keputusan, sistem pembagian kerja, sistem
dibarengi dengan perluasan kesempatan kepemilikan dan sitem distribusi resoursis
kerja, terutama di bidang pertanian. yang bias gender. Kultur yang demikian ini
Kesempatan mereka bekerja pada bidang akhirnya akan bermuara pada terjadinya
pertanian semakin terbatas, sebab program perlakuan diskriminasi, marjinalisasi,
intensifikasi pertanian dengan menerapkan ekploitasi maupun kekerasan terhadap
panca usaha tani lebih bersifat padat perempuan.
teknologi dan bukan padat karya. Dengan Seperti kita pahami bahwa ketika
demikian, penerapan sistem intensifikasi penghasilan wanita meningkat dan jumlah
pada bidang pertanian di daerah yang wanita miskin berkurang, maka anak-anak

173
juga lah yang akan memperoleh manfaat di bidang pertanian yang tidak memberikan
dari perkembangan itu. Hal kitu disebabkan suatu hasil yang tepat dan rutin, serta adanya
karena dibandingkan dengan pria, wanita kesempatan untuk bekerja di bidang industri
lebih banyak membelanjakan uang mereka telah memberikan daya tarik yang kuat bagi
untuk keluarga dan khususnya untuk anak- tenaga kerja wanita tidak terkecuali pada
anak. Dengan kata lain, mengurangi jumlah wanita menikah.
wanita miskin justru akan memunculkan Meningkatnya partisipasi wanita dalam
efek berganda dalam meningkatkan pasar kerja bukanlah terjadi secara
kesejahteraan keluarga dan anak-anak yang kebetulan, karena peranan wanita dalam
menjadi generasi masa depan. pasar tenaga kerja secara tradisional
Menurut Todaro (2003 h,184) kaum sebenarnya cukup besar. Terutama di daerah
perempuan sangat terbatas untuk pedesaan dan khususnya sektor pertanian.
memperoleh kesempatan menikmati Peningkatan persentase wanita kerja
pendidikan, pekerjaan yang layak disektor disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu
formal, tunjangan-tunjangan sosial dan peningkatan dari sisi penawaran dan sisi
program-program penciptaan lapangan kerja pemintaan (Prijono Tjiptoherijanto, 1997. h.
yang dilancarkan oleh pemerintah. 201). Pertama, dari sisi penawaran
Kenyataan ini turut mempersempit sumber- peningkatan tersebut disebabkan antara lain
sumber keuangan kaum perempuan oleh semakin membaiknya tingkat
sehingga posisi kaum perempuan secara pendidikan wanita dan disertai pula dengan
finansial jauh kurang stabil apabila menurunnya angka kelahiran.
dibandingkan dengan kaum laki-laki. Hal tersebut didorong pula oleh kondisi
Azid, Alikhan, and Alamasi (2010), makin besarnya penerimaan sosial atas
menjelaskan bahwa wanita sering luput dari wanita yang bekerja di luar rumah. Kedua,
pertimbangan dan terlupakan. Akibatnya, dari sisi permintaan, perkembangan
wanita mengalami kemiskinan yang lebih perekonomian (dari sisi produksi)
parah dibanding laki-laki yang memerlukan tenaga kerja wanita, seperti
berpenghasilan rendah dalam komunitasnya. halnya industri tekstil dan garmen.
Kondisi yang lebih memprihatinkan pada Sedangkan, fenomena lain yang makin
wanita yang sebagai kepala rumah tangga mendorong masuknya wanita ke lapangan
dengan berbagai sebab. wanita menikah kerja adalah karena makin tingginya biaya
yang tidak mempunyai pekerjaan, pada saat hidup bila hanya ditopang oleh satu
suami mereka meninggal atau bercerai akan penyangga pendapatan keluarga (one earner
lebih miskin dibanding dengan wanita household) hal ini terlihat jelas terutama
menikah yang bekerja. Sebagian besar dari pada keluarga di kota besar.
mereka sebagai pengangguran, memperoleh Dengan peningkatan pendidikan kaum
diskriminasi di pasar tenaga kerja, dan akses wanita saat ini dengan mudah dapat dilihat
terbatas untuk memanfaatkan peluang- bahwa kiprah wanita dalam berbagai peran
peluang ekonomi yang tersedia. dan posisi yang penting serta strategis dalam
Seiring berkembangnya pembangunan berbagai aspek kehidupan, baik yang terkait
yang mendatangkan teknologi dan dengan aspek pemerintahan, maupun terkait
pengetahuan baru serta informasi-informasi kegiatan pembangunan dan kemasyarakatan
baru, telah terjadi perubahan sistem nilai tidak dapat diabaikan lagi. Tingkat
dalam masyarakat. Kesempatan memperoleh pendidikan perempuan di wilayah
pendidikan yang lebih tinggi, kesempatan Kabupaten Cirebon sudah hampir setara
bekerja, dan dorongan kebutuhan hidup dengan laki-laki, terutama pada tingkat
sehari-hari telah mampu mengubah tamat D1 s/d S3. Perempuan lebih tinggi
anggapan lama; sehingga, ikatan-ikatan yaitu pada 1,66% dibanding laki-laki 1,30%,
tradisional mengendor dan norma-norma (BPS Kab. Cirebon 2014 diolah), walaupun
berubah. Tuntutan ekonomi yang mendesak masih perlu terus di tingkatkan kualitasnya
dan berkurangnya peluang serta penghasilan terutama dalam hal ini adalah perlu adanya

174
kesepahaman bersama bahwa dengan wanita yang berpendidikan tinggi
semakin membaiknya kualitas pendidikan beranggapan bahwa bekerja di luar rumah
penduduk akan berbanding lurus dengan (sektor publik) mempunyai nilai yang tinggi
tingkat kesejahteraan penduduk / pekerja dibandingkan dengan sektor domestik
daerah. Kendala yang dihadapi oleh wanita (sehingga dengan upah yang tidak sesuai
menikah untuk bekerja, seperti masih dengan yang diharapkan tetap bekerja).
mengalami adanya diskriminasi dalam Terdapat unsur prestise (gengsi) bagi wanita
aktivitas ekonomi. Salah satunya, sebagai bagian dari pasar kerja yakni
mempunyai posisi yang tidak mereka akan dapat memberikan sumbangan
menguntungkan dibandingkan kaum laki- yang baik untuk kesejahteraan rumah
laki, pada penerimaan upah bahwa tangga. Sehingga, banyak wanita menikah
pendapatan wanita bekerja dilihat dari berusaha untuk masuk ke pasar kerja dan
tingkat pendidikan diketahui ternyata tingkat bekerja di sektor publik.
pendidikan diploma atau sarjana ternyata Ken Suratiyah, (2007) mengatakan
masih ada yang di upah atau mendapat gaji bahwa ada dua alasan pokok yang
kurang dari Rp. 300.000,- yaitu sebayak melatarbelakangi keterlibatan wanita dalam
13,18% (BPS Kab. Cirebon 2014 diolah). pasar kerja. Pertama, adalah keharusan,
Berdasarkan status pekerjaan utama sebagai refleksi dari kondisi ekonomi rumah
perempuan di Kabupaten Cirebon, tangga yang rendah, sehingga bekerja untuk
kelompok yang berusaha sendiri sebesar meningkatkan pendapatan rumah tangga
26,26% dan kelompok berusaha sendiri adalah sesuatu yang penting. Kedua,
dengan dibantu buruh tidak tetep 6,08%. “memilih” untuk bekerja, sebagai refleksi
Untuk kelompok yang bekerja sendiri dari kondisi sosial ekonomi pada tingkat
dibantu pekerjaan tetap 1,52% serta menengah ke atas.
kelompok pekerja/buruh sebesar 36,13%. Sesuai dengan asumsi dasar yang
Untuk kelompok sebagai pekerja keluarga dikemukakan oleh Gary Becker (1965a. h.
13,33% dan kelompok pekerja bebas 330), dalam “Theory of Choice” untuk
16,68% (BPS, 2014). Fakta lain memaksimalkan kepuasan rumah tangga, di
menunjukkan terdapat 29,59 % wanita mana rumah tangga mempunyai sejumlah
menikah bekerja di sektor formal dan 70,41 pertanyaan yang harus dijawab ketika
persen lainnya bekerja di sektor Informal berusaha memaksimalkan utility. Pertama,
(BPS Kab. Cirebon 2014). Dari jumlah jam komoditas apa yang ingin dikonsumsi?
kerja perminggu, pekerja yang bekerja Kedua, bagaimana ia ingin memproduksi
kurang dari 56 jam perminggu terdapat komoditas ini? Pada tingkat apa komoditas
sekitar 43,17 % dan yang bekerja lebih dari itu harus disediakan, melalui bekerja di
56 jam perminggu sekitar 56,83% dari pasar kerja atau dengan produksi dirumah?
seluruh angkatan kerja wanita (BPS, 2014). Ketiga, bagaimana anggota keluarga harus
Fakta ini menarik untuk dianalisis, terutama mengalokasikan waktu mereka di antara
untuk memahami fenomena yang muncul pekerjaan di pasar kerja dan produksi di
dari banyaknya perempuan menikah bekerja rumah?
ke pasar kerja. Dengan demikian, perspektif
Menurut Trisnawati (2004), mudah bagi penelitian ini merupakan salah satu alternatif
wanita untuk masuk ke pasar kerja dengan terbaik pilihan wanita sebagai ibu rumah
pendidikan yang cukup baik dan tangga adalah bekerja di pasar kerja,
keterampilan yang berada pada jenis sehingga ada manfaat yang mempunyai
pekerjaan setengah terampil. Hambatan nilai-nilai ekonomi di dalam rumah tangga
utamanya adalah apabila sudah menikah, yang disebabkan wanita bekerja di luar
maka sulit baginya untuk mengisi peluang maupun di dalam rumah. Menurut Gary
yang ada serta mendapatkan upah yang Becker (1965b.h.335). Manusia sebagai
sesuai dengan yang diharapkannya. Di pelaku pembangunan dan apa pun saja yang
samping itu juga ditemukan sebagian besar

175
dilaksanakan harus diarahkan kepada keluarga/suami. Hal ini mendorong istri
kesejahteraan manusia itu sendiri. untuk bekerja agar mampu menutupi gap
Banyak wanita menikah bekerja untuk antara kebutuhan rumah tangga dengan
menurunkan kerentanan ekonomi rumah pendapatan suami.
tangga mereka, untuk memberikan
pendidikan berkualitas kepada anak-anak Identifikasi Masalah
mereka, atau untuk mendukung keluarga 1. Kemiskinan yang melanda keluarga
besar (Azid, ddk; 2010). menyebabkan wnita menikah dari
Sunghee Nam (2011), dalam golongan bawah tidak dapat lagi
penelitiannya di Korea Selatan, menyatakan menyerahkan kelangsungan hidup
bahwa wanita dari latar belakang ekonomi keluarga mereka kepada suaminya
yang lebih rendah hampir dua sampai tiga sendirian.
kali lebih mungkin untuk bekerja, dibanding 2. Kondisi ekonomi keluarga seringkali
dengan wanita dengan latar belakang memaksa wanita menikah untuk ikut
ekonomi keluarga yang tinggi. Kontribusi bekerja menambah penghasilan keluarga.
ekonomi wanita yang bekerja adalah penting 3. Berkurangnya penghasilan di bidang
untuk kelangsungan hidup keluarga kelas pertanian yang tidak memberikan hasil
bawah, karena penghasilan kepala rumah yang tepat dan rutin mendorong wanita
tangga tidak cukup untuk memenuhi menikah untuk masuk pasar kerja baik
kebutuhan seluruh keluarga. Peningkatan formal maupun informal.
partisipasi angkatan kerja wanita dari 4. Ingin adanya suatu perubahan dalam
keluarga kelas bawah di pasar tenaga kerja perekonomian keluarga menjadi semakin
menunjukkan kontribusi ekonomi sejahtera.
meningkat, yang diharapkan menghasilkan 5. Penghasilan kepala rumah tangga tidak
pengakuan dan manfaat lebih besar bagi cukup untuk memenuhi kebutuhan
mereka. seluruh keluarga mendorong istri untuk
Menurut G.S. Becker (1976, h. 205), ikut mencari nafkah tambahan.
kepuasan individu bisa diperoleh melalui 6. Tingkat Pendidikan kaum perempuan di
konsumsi atau menikmati waktu luang kabupaten Cirebon sudah sejajar dengan
(leisure). Sedang kendala yang dihadapi laki-laki terutama tingkat sarjana,
individu adalah tingkat pendapatan dan sehingga mendorong kaum perempuan
waktu. Bekerja sebagai kontroversi dari untuk ikut dalam pembangunan ekonomi
leisure pada dasarnya adalah penderitaan; dan kesejahteraan keluarganya.
sehingga, orang hanya mau melakukannya 7. Untuk menurunkan kerentanan ekonomi
kalau memperoleh kompensasi dalam rumah tangga para wanita menikah ikut
bentuk pendapatan. Solusi dari masuk pasar kerja.
permasalahan individu ini adalah jumlah 8. Makin besarnya penerimaan sosial
jam kerja yang ingin ditawarkan pada atas wanita yang bekerja di luar
tingkat upah dan harga yang diinginkan. rumah.
Asumsi preferensi yang rasional, bahwa 9. Jumlah pengangguran terbuka masih
alternatif pilihan yang terbaik bagi individu, relatif tinggi sementara lapangan kerja
akan selalu lebih besar dari manfaat yang dan peluang kerja sangat terbatas,
dikorbankannya. Tetapi, masih banyak sehingga banyak wanita menikah
wanita menikah yang bekerja pada tingkat mengambil alih pekerjaan suaminya
upah yang rendah, dengan mengorbankan untuk membantu perekonomian keluarga.
opportunity cost yang tinggi. Keputusan itu 10. Perubahan dari sektor pertanian ke
dilakukan barangkali karena kebutuhan sektor jasa dan industri, telah mengubah
rumah tangga semakin tinggi yang tidak partisipasi kerja wanita menikah.
dibarengi dengan peningkatan pendapatan, 11. Tumbuhnya industri baru yang
sehingga terdapat gap antara kebutuhan menimbulkan peluang bagi angkatan
rumah tangga dengan pendapatan kerja wanita.

176
parsial terhadap kesempatan kerja wanita
Perumusan Masalah menikah di Kabupaten Cirebon?
1. Bagaimana pengaruh factor umur, 2. Bagaimana pengaruh kesempatan kerja
tingkat pendidikan, upah, pendapatan wanita menikah terhadap kesejahteraan
suami dan industri secara simultan dan keluarga di Kabupaten Cirebon?
yang ada dari suatu kegiatan ekonomi
BAHAN DAN METODE (produksi).
Teori Kesempatan Kerja Dengan demikian kesempatan kerja
Tenaga kerja merupakan faktor yang adalah termasuk semua lapangan kerja yang
penting dalam proses produksi yang lain masih terbuka, dari lapangan kerja yang
seperti tanah, modal dan lain-lain. Maka masih buka tersebut mengandung pengertian
manusia merupakan penggerak bagi seluruh adanya kesempatan kemudian timbul
faktor-faktor produksi tersebut. Istilah kebutuhan akan tenaga kerja.
kesempatan kerja mengandung pengertian Kesempatan kerja dalam masyarakat
lapangan pekerjaan atau kesempatan yang tidak seragam, kesempatan kerja dipecah-
tersedia untuk bekerja akibat dari suatu pecah menurut kebutuhan, yang salah
kegiatan ekonomi (produksi). satunya adalah menurut lapangan usaha
Dengan demikian pengertian kesempatan ekonomi yang sudah baku secara
kerja adalah mencakup lapangan perkerjaan internasional disebut sebagai ISIC
yang sudah diisi dan semua lapangan (International Standar Industrial
pekerjaan yang masih lowong. Dari lapangan Clasification) yang ada di Indonesia
pekerjaan yang masih lowong tersebut (yang diterjemahkan menjadi KLUI (Klasifikasi
mengandung arti adanya kesempatan), Lapangan Usaha Indonesia). Sedangkan
kemudian timbul kebutuhan akan tenaga menurut pengertin dari BPS (Badan Pusat
kerja. Kebutuhan tenaga kerja nyata-nyata Statistik) Jawa Barat, kesempatan kerja
diperlukan oleh perusahaan/lembaga merupakan perbandingan antara penduduk
menerima tenaga kerja pada tingkat upah, yang bekerja dengan penduduk usia kerja.
posisi, dan syarat kerja tertentu. Menurut Yuyun Wirasasmita (2012
Kebutuhan tenaga kerja didasarkan pada h.87) Seperti halnya mengenai pertumbuhan
pemikiran bahwa tenaga kerja dalam ekonomi yang sering dijadikan sasaran
masyarakat merupakan salah satu faktor yang dalam pembangunan, tingkat pertumbuhan
potensial untuk pembangunan ekonomi kesempatan kerja juga dapat dijadikan
secara keseluruhan, dengan demikian jumlah sasaran pembangunan. Negara-negara yang
penduduk Indonesia yang cukup besar dapat sedang berkembang dihadapkan kepada
menentukan percepatan laju pertumbuhan tingkat pengangguran yang tinggi dan tingkat
ekonomi. Semakin meningkat pembangunan pertumbuhan ekonomi yang rendah.. Dalam
semakin besar pula kesempatan yang tataran makro strategi penciptaan lapangan
tersedia. hal ini berarti semakin besar pula kerja dapat dirumuskan :
permintaan akan tenaga kerja. sebaliknya
semakin besar jumlah penduduk, semakin ΔN
besar pula kebutuhan akan lowongan ΣL = N
pekerjaan (kesempatan kerja) ΔY/Y
Kesempatan kerja dapat diartikan dimana
sebagai kondisi yang tersedia bagi ΣL = Elastisitas lapangan keja
masyarakat yang sedang mencari pekerjaan ΔN
untuk mendapatkan penghasilan agar mampu N = Pertumbuhan lapangan kerja
memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut ΔY/Y = Pertumbuhan pendapatan nasional
Sudarsono, (1998 h. 103) istilah tenaga kerja sumber : Yuyun Wirasasmita (2012)
mengandung pengertian lapangan pekerjaan Kesempatan kerja dapat diartikan
atau kegiatan yang tersedia untuk bekerja sebagai kondisi yang tersedia bagi
masyarakat yang sedang mencari pekerjaan

177
untuk mendapatkan penghasilan agar mampu tetapi kemungkinan ini dinilai keynes kecil
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kesempatan sekali, tingkat pendapatan masyarakat tentu
kerja itu timbul oleh karena adanya usaha akan turun.
untuk memperluas kesempatan kerja yang Turunnya pendapatan sebagian anggota
ditentukan oleh laju pertumbuhan investasi, masyarakat akan menyebabkan turunnya
laju pertumbuhan penduduk serta angkatan daya beli masyarakat, yang pada gilirannya
kerja. Disamping kedua faktor diatas maka akan menyebabkan konsumsi secara
masalah strategi pembangunan yang keseluruhan berkurang. Berkurangnya daya
diterapkan juga ikut mempengaruhi usaha beli masyarakat akan mendorong turunnya
perluasan kesempatan kerja. Strategi harga-harga. Kalau harga-harga turun, maka
pembangunan yang berorientasi pada laju kurva nilai produktivitas marjinal labor
pertumbuhan (GNP Oriented) yang selama (marginalvalue of productivity of labor) yang
ini menjadi patokan perlu kiranya ditinjau dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha
kembali, mengingat kondisi penduduk kita dalam mempekerjakan labor akan turun.
yang relatif besar serta laju pertumbuhan Jika penurunan harga tidak begitu besar
penduduk yang tinggi. maka kurva nilai produktivitas hanya turun
2. Teori Ketenagakerjaan sedikit.
a. Teori Klasik Adam Smith Selanjutnya menurut Todaro, ada tiga
Adam smith (1729-1790) alokasi sumber nilai inti dari pembangunan yaitu :
daya manusia yang efektif adalah pemula 1. Kecukupan yaitu kemampuan untuk
pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi memenuhi kebutuhan- kebutuhan dasar
tumbuh, akumulasi modal (fisik) baru mulai (basic needs) yang meliputi pangan,
dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi sandang, papan, kesehatan dan keamanan.
tumbuh. Dengan kata lain, alokasi sumber 2. Jati diri, menjadi manusia seutuhnya,
daya manusia yang efektif merupakan syarat yaitu diartikan sebagai adanya dorongan-
(necessary condition) bagi pertumbuhan dorongan dari diri sendiri untuk maju ,
ekonomi untuk menghargai diri sendiri, untuk
b. Teori Malthus merasa diri pantas dan layak melakukan
Thomas Robert Malthus (1766-1834) atau mengejar sesuatu.
mengungkapkan Manusia berkembang sesuai 3. Kebebasan dari sikap menghambat,
dengan deret ukur, sedangkan produksi kemerdekaan atau kebebasan di sini
makanan hanya meningkat sesuai dengan hendaknya diartikan secara luas sebagai
deret hitung. Malthus juga berpendapat kemampuan untuk berdiri tegak sehingga
bahwa jumlah penduduk yang tinggi pasti tidak diperbudak oleh pengejaran aspek-
mengakibatkan turunnya produksi per-kepala aspek materiil dalam kehidupan.
dan satu-satunya cara untuk menghindari hal Selanjutnya Todaro mengatakan bahwa
tersebut adalah melakukan kontrol atau keberhasilan pembangunan ekonomi
pengawasan pertumbuhan penduduk. ditunjukkan oleh 3 nilai pokok, yaitu : 1.
Beberapa jalan keluar yang ditawarkan oleh Berkembangnya kemampuan masyarakat
malthus adalah dengan menunda usia untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (basic
perkawinan dan mengurangi jumlah anak needs), 2. Meningkatnya rasa harga diri (self-
untuk suatu kesejahteraan esteem) masyarakat sebagai manusia, dan 3.
c. Teori Keynes Meningkatnya kemampuan masyarakat untuk
John Maynard Keynes (1883-1946) memilih (freedom from servitude).
berpendapat bahwa dalam kenyataan pasar Sementara itu Swasono (2004 h.13)
tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan dalam bukunya berjudul Kebersamaan dan
pandangan klasik. Dimanapun para pekerja Asas Kekeluargaan mengatakan
mempunyai semacam serikat kerja (labor Pembangunan ekonomi berdasarkan
union) yang akan berusaha memperjuangkan Demokrasi Ekonomi adalah pembangunan
kepentingan buruh dari penurunan tingkat yang partisipatori dan sekaligus
upah. Kalaupun tingkat upah diturunkan emansipatori. Selanjutnya Swasono

178
mengatakan bahwa pembangunan ekonomi h.47)Pembangunan ketenagakerjaan
bukan saja berarti kenaikan pendapatan, dilakukan dengan tujuan, antara lain :
tetapi juga kenaikan pemilikan (entitlement). 1. Memberdayakan dan mendayagunakan
Pembangunan ekonomi bukan hanya koelie tenaga kerja secara optimal dan
yang naik upah / gajinya, tetapi adalah manusiawi
meningkat / meluasnya pemartabatan, 2. Mewujudkan pemerataan kesempatan
pengingkatan nilai tambah ekonomi dan kerja dan penyediaan tenaga kerja yang
sekaligus nilai tambah sosial-kultural, sang sesuai dengan kebutuhan pembangunan
koelie menjadi mitra usaha dalam system nasional dan daerah
triple co, yaitu co-owwnership (ikut 3. Memberikan perlindungan kepada tenaga
memiliki), co-determination (ikut kerja dalam mewujudkan kesejahteraan
menggariskan wisdom) dan co-responsibility 4. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja
(ikut bertanggungjawab) dan keluarganya
Sementara itu menurut Todaro bahwa Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
faktor-faktor atau komponen pertumbuhan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
ekonomi yang penting dalam masyarakat Kep. 250/Men/XII/2008 tentang Klasifikasi
yaitu : dan Karakteristik Data dari jenis Informasi
a. Akumulasi modal, termasuk semua Ketenagakerjaan dalam Bab I Pasal 1
investasi baru dalam bentuk tanah, dijelaskan tentang konsep ketenagakerjaan,
peralatan fisik, dan sumber daya manusia yaitu antara lain berupa:
b. Perkembangan populasi, yang akan a. Angkatan Kerja
mengakibatkan terjadinya pertumbuhan Angkatan kerja adalah penduduk usia
angkatan kerja walaupun terlambat kerja (15 tahun atau lebih) yang bekerja,
Menurut Swasono, (2005 h.22) adalah atau punya pekerjaan namun sementara
merupakan suatu proses dari demokrasi baik tidak bekerja dan pengangguran yang aktif
secara politik (political democratization), mencari pekerjaan.
sosial maupun ekonomi (economic b. Tingkat Partisipasi Angkatan kerja
democratization) untuk mencapai kemajuan (TPAK)
(progress), kebebasan (freedom) serta Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
mengurangi hambatan (elimination of (TPAK) adalah tingkat kegiatan
freedom), di mana proses ini juga merupakan masyarakat yang akan mempengaruhi
proses dari humanisasi. Di samping itu besarnya angka persediaan tenagakerja
menumbuhkan pendapatan nasional (Growth) yang formulanya adalah angkatan kerja
melalui penciptaan lapangan kerja untuk dibagi penduduk dalam usia kerja. TPAK
mengurangi bahkan menghapus ini dipengaruhi oleh banyak faktor, antara
pengangguran dan kemiskinan. lain golongan umur, tingkat pendidikan,
status perkawinan, perkembangan
3. Konsep Ketenagakerjaan ekonomi, dan lain-lain.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang c. Tenaga Kerja (Employment)
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu Tenaga kerja adalah setiap orang yang
sebelum, selama dan sesudah masa kerja. mampu melakukan pekerjaan guna
Sedangkan tenaga kerja adalah setiap orang menghasilkan barang dan/atau jasa baik
yang mampu melakukan pekerjaan guna untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk masyarakat. Pekerjaan tersebut
untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun termasuk pula kegiatan pekerja tak dibayar
untuk masyarakat (Undang-undang No. 13 yang membantu dalam suatu usaha/kegiatan
Tahun 2003: Tentang Ketenagakerjaan). ekonomi.
Pembangunan ketenagakerjaan adalah d. Bukan Tenaga Kerja (Unemployment)
sesuatu yang perlu dilakukan oleh negara Bukan Tenaga Kerja terbagi menjadi
Indonesia. Mulyadi (2003 dua, yaitu penganggur terbuka dan setengah
penganggur. Penganggur terbuka adalah

179
mereka yang mencari pekerjaan, mereka, namun adanya dukungan dari
mempersiapkan usaha, tidak mencari pihak suami, faktor budaya, dan faktor
pekerjaan karena merasa tidak mungkin sosial, dimana wanita dapat bersosialisasi
mendapatkan pekerjaan, sudah punya diri. motif wanita bekerja yaitu :
pekerjaan tapi belum mulai bekerja. a. Kebutuhan Finansial
Sedangkan setengah penganggur adalah Kondisi ekonomi keluarga seringkali
mereka yang bekerja di bawah jam kerja memaksa wanita menikah untuk ikut
normal (dari 1 sampai 34 jam seminggu) bekerja menambah penghasilan
keluarga. Seringkali kebutuhan rumah
4. Kerangka Teori Wanita Bekerja tangga yang begitu besar dan mendesak
Aspirasi wanita diwujudkan salah membuat suami dan isteri harus bekerja
satunya dengan mereka bekerja. Dengan untuk bisa mencukupi kebutuhan
demikian secara otomatis memberikan peran sehari-hari. Kondisi tersebut membuat
ganda pada wanita, terutama wanita yang sang isteri tidak mempunyai pilihan lain
tinggal di desa yang mempunyai peranan kecuali ikut mencari pekerjaan diluar
peting di dalam perekonomian keluarga rumah.
menengah kebawah. b. Kebutuhan social-relasional
1. Peranan wanita dalam bekerja Wanita memilih untuk bekerja karena
Dalam peranan yang berhubungan mempunyai kebutuhan social relasional
pekerjaan, seseorang diharapkan yang tinggi. Tempat bekerja mereka
menjalankan kewajibannya yang sangat mencukupi kebutuhan mereka
berhubungan dengan peranan yang tersebut. Dalam diri mereka tersimpan
dipegangnya. Yaitu peranan sebagai suatu kebutuhan akan penerimaan social,
perangkat harapan yang dikenakan pada akan adanya identitas social yang
individu yang menempati kedudukan diperoleh melalui komunitas kerja.
social tertentu. Harapan-harapan tersebut Bergaul dengan rekan-rekan dikantor
merupakan imbangan dari norma-norma menjadi agenda yang lebih
social dan oleh karena itu dapat dikatakan menyenangkan daripada tinggal di
bahwa peranan itu ditentukan oleh norma- rumah.
norma di dalam masyarakat. Dalam arti c. Kebutuhan Aktualisasi Diri
kita diwajibkan untuk melakukaan hal-hal Bekerja adalah salah satu jalan yang
yang diharapkan oleh norma-norma dapat digunakan oleh manusia dalam
masyarakat. menemukan makna hidupnya. Dengan
2. Peran Ganda Wanita berkarya, berkreasi, mencipta,
Kemiskinan yang melanda keluarga mengekspresikan diri, mengembangkan
menyebabkan wanita menikah dari diri, membagi ilmu dan pengalaman,
golongan bawah tidak dapat lagi menemukan suatu penghasilan serta
menyerahkan kelangsungan hidup mendapatkan penghargaan, penerimaan,
keluarga mereka kepada suaminya prestasi adalah bagian dari proses
sendirian, karena pendapatan suami yang penemuan dan pencapaian pemenuhan
kurang mencukupi kebutuhan rumah diri melalui profesi ataupun karier. Ini
tangganya, maka dari itu wanita merupakan suatu pilihan yang banyak
mempunyai tugas untuk membantu diambil oleh para wanita di zaman
perekonomian keluarga secara otomatis. sekarang, terutama dengan makin
Segi lain yaitu segi social dan budaya terbukanya kesempatan yang sama pada
wanita itu sendiri dapat bersosialisasi perempuan dan laki – laki untuk meraih
dengan tetangga ataupun sesama pekerja jejang karier yang tinggi.
lainnya. a. Tenaga Kerja Wanita di Indonesia
3. Motif Wanita Bekerja Tenaga Kerja Wanita adalah tiap wanita
Motif wanita bekerja tidak hanya faktor yang mampu melakukan pekerjaan baik di
ekonomi dan mensejahterakan keluarga dalam maupun di luar hubungan kerja guna

180
menghasilkan barang atau jasa, untuk atas, sedangkan pada keluarga ekonomi
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hal rendah/bawah pembagian peran kerja
ini bukan saja buruh wanita, karyawati atau berdasarkan sistem patriarkal mengalami
buruh-buruh wanita yang merupakan tenaga perubahan. Kesulitan ekonomi memaksa
kerja tetapi juga mereka yang bekerja mereka kaum wanita dari kelas ekonomi
mandiri. Semuanya merupakan tenaga kerja rendah untuk ikut berperan dalam
yang sangat penting bagi perekonomian meningkatkan pendapatan keluarganya
negara. Penyediaan kesempatan kerja bagi dengan bekerja di luar sektor domestik (yang
wanita menjadi begitu penting memang dianggap sebagai peran kodrati
keberadaannya. Hal tersebut mejadi mereka) dan di sektor publik selanjutnya
beralasan, khususnya bagi mereka yang akan disebut peran ganda (Sudarwati, 2003 h.
berasal dari keluarga miskin merupakan 1). Serta faktor intern, yang merupakan
tenaga yang potensial bagi kesejahteraan faktor pendorong untuk bekerja yakni
keluarganya desakan atau kesulitan ekonomi keluarga.
b. Jam Kerja Tenaga Kerja Wanita Faktor kesempatan kerja dan faktor untuk
Bagi masyarakat tradisional, patriarki pemenuhan kebutuhan ekonomi inilah yang
di pandang sebagai hal yang tidak perlu pada hakekatnya menghantarkan kaum
dipermasalahkan, karena hal tersebut selalu wanita untuk bekerja di sektor publik.
dikaitkan dengan kodrat dan kekuasaaan 5. Teori Penawaran Tenaga Kerja
yang tidak terbantahkan. Kepercayaan bahwa a. Penawaran Tenaga Kerja Individu
Tuhan telah menetapkan adanya perbedaan Dalam Teori Ekonomi, tingkah laku
laki-laki dan perempuan, sehingga perbedaan penawaran tenaga kerja secara individu
dalam kehidupan manusia pun diatur didasarkan pada konsep opportunity cost,
berdasarkan perbedaan tersebut. Tambah yaitu penghasilan yang tidak diterima karena
lagi, faktor agama telah digunakan untuk seseorang memilih untuk tidak bekerja. Hal
memperkuat kedudukan kaum laki-laki. ini berhubungan dengan waktu untuk tidak
Determinise biologis juga telah memperkuat bekerja (leasure time). Meningkatnya
pandangan tersebut. Artinya. karena secara opportunity cost untuk leasure menyebabkan
biologis perempuan dan laki-laki berbeda permintaan terhadap leasure berkurang.
maka fungsi-fungsi sosial ataupun kerja Dengan kata lain, meningkatnya biaya untuk
dengan masyarakat pun di ciptakan berbeda. leasure akan membuat waktu untuk leasure
Laki-laki selalu dikaitkan dengan fungsi dan makin berkurang, sehingga makin banyak
tugas di luar rumah, sedangkan perempuan waktu yang dialihkan untuk bekerja.
yang berkodrat melahirkan ada di dalam b. Penawaran Tenaga Kerja Keluarga
rumah, mengerjakan urusan domestik saja. Partisipasi wanita dalam kegiatan
Perempuan bertugas pokok membesarkan ekonomi tidak dapat lepas dari beberapa
anak, laki-laki bertugas mencari nafkah. faktor yang mempermudah wanita untuk
Perbedaan tersebut di pandang sebagai hal bekerja. Menurut Suwardi dalam bukunya “
yang alamiah. Itu sebabnya ketimpangan Ekonomi Tenaga Kerja “ bahwa ada
yang melahirkan subordinasi perempuan pun beberapa faktor yang mempermudah wanita
dipandang sebagai hal yang alamiah pula. untuk bekerja antara lain:“ Faktor idiologis,
Hal tersebut bukan saja terjadi dalam sifat pekerjaan, peningkatan efisiensi
keluarga, tetapi telah melebar ke dalam pekerjaan rumah tangga, kesempatan
kehidupan masyarakat, demikian juga di pendidikan yang sama, persamaan dalam
daerah Kabupaten Cirebon. dunia pekerjaan, serta kemajuan bio medis.”
Untuk pemenuhan kebutuhan Keseimbangan di pasar tenaga kerja terjadi
materialnya wanita tergantung kepada lelaki pada saat permintaan tenaga kerja sama
sebagai pencari nafkah. Pembagian peran di dengan penawaran tenaga kerja yang
sektor publik untuk lelaki dan di sektor menghasilkan kondisi keseimbangan berupa
domestik untuk wanita ini terlihat jelas di jumlah orang yang bekerja (Fatmawati dan
lingkungan keluarga ekonomi menengah ke Retno, 2005)

181
6. Teori Kurva Backward Bending Supply Substitution, MRS), yang menunjukkan
Pasokan tenaga kerja dapat dilihat berapa banyak seseorang bersedia
melalui tiga skala yang berbeda, yaitu skala mengurangi konsumsi suatu barang untuk
individu, skala industri dan ekonomi. Model ditukar dengan barang lain supaya tingkat
simulasi Kurva Backward Bending Supply kepuasannya tetap (masih berada dalam
ini berfokus pada skala individu. Selain itu, kurva indeferen yang sama).
Kurva Backward Bending Supply dapat Garis anggaran menunjukkan batas
digunakan dengan empat asumsi, yaitu: jumlah barang-barang yang dapat dibeli
Pertama, pekerja memilih waktu bekerja konsumen dalam periode waktu tertentu dan
mereka sendiri. Terkait dengan asumsi ditentukan oleh tingkat harga dan tingkat
bahwa para pekerja memilih waktu bekerja pendapatan yang dimiliki. Biasa disebut
mereka sendiri, para pekerja dengan leluasa kendala anggaran (budget constraint).
dapat memilih jumlah jam kerja mereka serta Kenaikan pendapatan menyebabkan garis
jumlah waktu luang mereka. Kedua, pekerja anggaran bergeser ke kanan, sejajar dengan
yang ada merupakan homogen. Terkait garis anggaran semula (karena harga barang
dengan asumsi pekerja yang ada merupakan X dan Y tidak berubah). Penurunan
homogen. Ketiga, tidak ada keterikatan pendapatan menyebabkan garis anggaran
kontrak, terkait dengan asumsi bahwa tidak bergeser ke kiri. Kenaikan pendapatan tidak
ada keterikatan kontrak, para pekerja dalam membuat slope garis anggaran berubah.
hal ini tidak memiliki keterikatan kontrak Jika upah riil meningkat dari W1 ke W2
dengan perusahaan. Keempat, para pekerja kemudian karena penghasilan yang lebih
berusaha untuk meningkatkan utilitasnya. tinggi individu akan memiliki utilitas yang
Terkait tentang asumsi bahwa setiap individu lebih besar, maka mereka akan bersedia
tentu akan berusaha untuk memaksimalkan untuk meningkatkan jam kerja per tahun
utilitas mereka dalam jumlah tetap jam kerja untuk L2. Selama bagian ini kurva efek
(24 jam sehari, 365 hari setahun). Ini berarti, substitusi adalah positif, efek pendapatan
ada trade off (biaya kesempatan) antara negatif, tetapi efek substitusi lebih besar
berapa jam seseorang bekerja dan jumlah jam daripada efek pendapatan. Oleh karena itu,
yang dihabiskan pada waktu luang. Hal ini kenaikan tingkat upah riil akan menyebabkan
juga diasumsikan bahwa bekerja merupakan peningkatkan jumlah jam kerja.Namun, jika
barang inferior. Kunci untuk memahami upah riil meningkat dari W2 ke W3, maka
prinsip ini adalah tentang konsep utilitas. jumlah jam kerja per tahun akan jatuh dari
Utilitas adalah tingkat kemampuan barang L2 ke L3. Hal ini karena efek pendapatan
dan jasa dalam memenuhi kebutuhan lebih besar dari efek substitusi. Proses yang
manusia. Apabila mengonsumsi barang terlibat dalam keputusan untuk bekerja lebih
dalam jumlah yang semakin banyak maka atau kurang jam disebut pendapatan dan efek
kepuasan totalnya semakin meningkat namun substitusi.
tambahan kepuasannya semakin menurun. Upah yang lebih tinggi berarti bahwa
Masing-masing unit tambahan output yang individu dapat bekerja dengan waktu yang
dikonsumsi akan menambah kepuasan lebih sedikit untuk mempertahankan pola-
dengan jumlah yang semakin rendah. pola konsumsi yang sama antara barang dan
Dengan asumsi selera (tastes) dan jasa. Oleh karena itu, efek pendapatan akan
preferensi tertentu maka dapat dilukiskan berarti bahwa seseorang individu akan
dalam kurva indeferen (IC). Kurva indeferen bekerja dengan waktu yang lebih sedikit.
menunjukkan berbagai kombinasi barang X Namun, efek subtitusi adalah bahwa upah
dan Y yang memberikan kepuasan total yang lebih tinggi akan berarti utilitas yang
sama. Kurva IC yang terletak semakin jauh diperoleh dari kerja jam terakhir lebih besar
dari titik 0 menunujukkan tingkat kepuasan daripada utilitas yang diperoleh dari satu jam
yang semakin tinggi. waktu luang. Hal ini karena upah yang lebih
Slope kurva IC menunjukkan laju tinggi berarti seseorang dapat membeli lebih
subtitusi marjinal (Marginal Rate of banyak barang. Akibatnya, individu akan

182
bekerja sebagai pengganti dari waktu luang akan bervariasi. Kemungkinan bahwa
sampai utilitas yang sama (yaitu kembali keluarga berpenghasilan rendah akan
dalam keseimbangan antara pekerjaan dan cenderung kurang responsif terhadap
waktu senggang). perubahan upah daripada kelompok
Ini menunjukkan bahwa elastisitas berpenghasilan lebih tinggi karena tingginya
substitusi antara waktu luang dan konsumsi efek substitusi.

Wage rate Labor supply

W3

W2

W1

L1 L3 L2 Hours worked

Gambar. 2.1. Slope Kurva

7. Teori Alokasi Waktu bekerja dan leisure (Kaufman dan Hotchkiss,


Setiap individu memiliki 168 jam 2000.h.302). Setiap individu memiliki
seminggu yang dapat digunakan untuk preferensi yang berbeda-beda dalam
berbagai kegiatan termasuk diantaranya untuk menentukan pilihan alokasi jumlah waktu yang
memenuhi kebutuhan biologis yang tetap, dimilikinya untuk bekerja dan leisurenya.
seperti aktivitas tidur, makan, dan lain-lain, Kurva indiferen menggambarkan kombinasi
dengan asumsi jumlah jam yang digunakan antara pilihan bekerja pada tingkat pendapatan
adalah tetap sebesar 68 jam. Sisanya, 100 jam, yang diperoleh terhadap jumlah waktu
dapat digunakan untuk pilihan aktivitas untuk senggang yang dapat dinikmatinya.

Income/wage

IC3

IC2

IC1

0 leasure
Gambar 2.2.Kurva Inferens (Kaufman & Hotckiss, 2000)

183
Preferensi individu terhadap pilihan diperlukan untuk berbagai kegiatan yang
leisure atau bekerja untuk menghasilkan tidak termasuk dalam kegiatan pasar
upah ditunjukkan oleh kurva indiferens yang (nonlabor force participation) disebut non
menggambarkan kombinasi antara income market consumption activity. Kedua,
dan leisure yang menghasilkan atau individu memerlukan waktu untuk keperluan
memberikan tingkat kepuasan yang sama. pasar (labor force participation). Jumlah jam
Terdapat empat ciri kurva indiferens yaitu kerja yang dicurahkan oleh setiap individu di
Pertama, kurva indiferens mempunyai slope pasar kerja cukup bervariasi. Jumlah ini
negatif atau menurun ke kanan. Kedua, setiap sangat dipengaruhi oleh tingkat upah dan
kurva indiverens berbentuk konvex beberapa faktor lain dari masing-masing
menunjukkan adanya kaitan diminishing individu sebagai upaya untuk mencapai
marginal rate of subtitution (MRS) antara tingkat utility tertinggi. Dalam teori ini
leisure dan income. MRS menunjukkan diasumsikan, banyaknya waktu yang
kemampuan individu untuk menukarkan dicurahkan individu untuk kegiatan pasar
antara income dan leasure. Ketiga, setiap kerja dipengaruhi oleh initial endowment dan
kurva indiferens menunjukan tingkat tingkat upah di pasar kerja. Semakin tinggi
kepuasan yang berbeda, semakin kekanan tingkat upah di pasar kerja pada suatu batas
semakin besar kepuasan yang diperoleh. tertentu, semakin besar jumlah waktu yang
Semakin tinggi tingkat kepuasannya semakin dialokasikan untuk pasar kerja.
banyak income dan leisure yang didapatkan. Pengalokasian waktu itu harus
Keempat, kurva indiferens tidak pernah mempertimbangkan kendala, bahwa satu hari
berpotongan, jika terjadi perpotongan berarti hanya terdiri dari 24 jam. Bersama kendala
terjadi ketidak konsistenan preferensi yang lain, kendala waktu dan selera rumah
individu. Setiap individu memiliki bentuk tangga terhadap leisure akan menentukan
kurva indiferens yang berbeda (slope serta kombinasi antara leisure dan komoditi pasar
keseimbangan). Hal ini membuktikan bahwa yang mengoptimalkan kepuasan individu
kesediaan untuk mengganti waktu non pasar atau rumah tangga. Andaikata individu
dengan barang setiap individu berbeda.. mengalokasikan seluruh waktunya untuk
Sejumlah individu mempunyai preferensi pasar kerja, maka total penghasilan yang
yang tinggi terhadap barang-barang pasar diperoleh dari kegiatan ini disebut labor
daripada non pasar, serta ada juga yang income. Sebaliknya income yang tidak
sebaliknya. Semakin curam kurva indiferens diperoleh dari bekerja disebut non labor
makin lemah peranan pendapatan untuk income. Sedangkan total dari dua pendapatan
mengkompensasikan berkurangnya waktu di atas disebut Full income (full wealth).
senggang karena keharusan memperolah Ketiga, individu perlu waktu investasi dalam
pendapatan disebut leisure prefer yang modal manusia (investment in human
artinya individu tersebut memiliki preferensi capital). Pada bagian ketiga ini, individu
yang kuat terhadap waktu non pasar dan berhadapan dengan dua alternatif, memasuki
apabila sebaliknya disebut income/work pasar kerja atau tidak. Bila seseorang tidak
prefer. memasuki pasar kerja berarti sejumlah
Setiap rumah tangga masing-masing waktunya dikorbankan untuk memperoleh
memiliki alokasi waktu yang berbeda. sejumlah pendapatan. Namun dengan pilihan
Becker (1965.h. 207) mengasumsikan, bahwa tersebut berarti akumulasi human capitalnya
ada tiga pilihan kegiatan dalam hubungan menjadi lebih besar. Akumulasi kapital ini
dengan penggunaan waktu, yaitu pada akhirnya akan meningkatkan tingkat
consumption, labor force participation dan upah.
investment in human capital. Pertama, Berkaitan dengan curahan waktu pada
seseorang memerlukan waktu untuk dasarnya rumah tangga mengalokasikan
keperluan pokok (consumption), seperti tidur, waktunya untuk tiga kategori kegiatan yaitu
makan, istirahat dan semua waktu yang waktu untuk aktivitas pasar, baik untuk usaha

184
sendiri maupun diupah, waktu untuk aktivitas Wambraw (2007) mengemukakan bahwa
rumah tangga; dan waktu untuk santai dari sisi kelompok umur, diketahui bahwa
(Becker, 1965.h.330). Selanjutnya akan tingkat partisipasi penduduk wanita
dikemukakan factor- faktor yang meningkat seirama dengan perkembangan
mempengaruhi Kesempatan Kerja Wanita umur. Namun demikian pada umur tertentu
Menikah tingkat partisipasinya mencapai titik optimal
1. Umur kemudian menurun hingga titik terendah,
Penduduk Indonesia termasuk dalam terutama pada kelompok umur 60an.
struktur umur muda, ini dapat dilihat dari
bentuk piramida penduduk Indonesia. 2. Tingkat Pendidikan
Meskipun pertambahan penduduk dapat Menurut Siswidiyanto (2004) wanita
ditekan tetapi penawaran tenaga kerja yang bekerja adalah wanita yang mendapat
semakin tinggi karena semakin banyaknya kesempatan memperoleh pendidikan yang
penduduk yang memasuki usia kerja, dengan lebih banyak. Pendidikan menimbulkan
demikian penawaran tenaga kerja juga akan keinginan untuk mengembangkan apa yang
bertambah. Umur tenaga kerja berkaitan telah dipelajari serta menimbulkan kesadaran
langsung dengan kondisi fisik seorang tenaga untuk mengembangkan bakatnya
kerja dalam melakukan kegiatan kerjanya. Dewi (2007) mengemukakan bahwa
Semakin tua umur tenaga kerja wanita, maka tingginya tingkat pendidikan dewasa ini
kondisi fisiknya lebih rendah sehingga akan membuat banyak wanita dewasa awal masuk
berpengaruh pada produktivitas kerjanya dunia profesional dengan bekerja. Abad 21
(eliana, 2007) Menurut Mantra (2003) yang dicirikan dengan persaingan di dunia
komposisi penduduk yang sering digunakan kerja dan peluang tersebut sangat terbuka
untuk menganalisis perencanaan bagi wanita. Tingkat pendidikan seseorang
pembangunan adalah komposisi penduduk sangat berpengaruh terhadap jenis dan status
menurut umur. Umur dapat dijadikan pekerjaan yang akan mereka dapatkan
sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas nantinya.
seseorang dalam bekerja, dengan kondisi Semakin tinggi pendidikan seseorang
umur yang masih produktif maka maka ia akan cenderung memiliki pekerjaan
kemungkinan besar seseorang dapat bekerja yang dapat lebih sesuai untuk memenuhi
dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006). kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini, tingkat
Dalam masa umur 15-60 tahun seseorang pendidikan tenaga kerja wanita dapat
akan sangat produktif untuk bekerja, mempengaruhi jumlah jam kerja mereka.
sehingga dalam rentang masa ini tenaga kerja Semakin tinggi pendidikan tenaga kerja
akan lebih berpotensi untuk menghasilkan wanita, makin layak pula pekerjaan yang
suatu barang/jasa dibandingkan dengan didapatkan oleh mereka.
rentang umur dibawah 15 tahun ataupun usia 3. Upah
diatas 60 tahun. Pemberian upah kepada tenaga kerja
Umur seseorang juga berpengaruh dalam suatu kegiatan produksi, pada
terhadap jam kerjanya, dimana wanita yang dasarnya merupakan imbalan atau balas jasa
berusia muda atau tergolong lajang, waktu dari para produsen kepada tenaga kerja atas
yang dia habiskan untuk bekerja akan prestasinya yang telah disumbangkan dalam
panjang karena pekerja usia muda sangat kegiatan produksi. Teori upah wajar (alami)
potensial untuk berproduksi. Namun menurut David Ricardo, menerangkan bahwa
sebaliknya wanita yang tergolong kelompok upah menurut kodrat adalah upah yang cukup
umur 35-39 tahun ke atas dengan tanggung untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan
jawab mereka yang sudah berkeluarga dan keluarganya. Pendapatan juga sangat
mempunyai anak, sudah kurang produktif berpengaruh terhadap keinginan bekerja.
lagi sehingga jam kerja mereka juga Rini (2002) mengemukakan bahwa
berkurang. faktor ekonomi umumnya mempengaruhi
seorang wanita bekerja karena dengan

185
mendapatkan penghasilan maka wanita dapat Dewasa ini adanya unsur gengsi pada
memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Banyak perempuan menjadi salah satu hal lain yang
factor yang mempengaruhi penawaran mendorongnya bekerja. Dalam hal ini besar
tenaga kerja perempuan (female labor kecilnya pendapatan suami sebagai faktor
supply) salah satu nya adalah pengaruh dalam memutuskan penawaran tenaga
kenaikan upah terhadap jam kerja. kerjanya bisa saja tidak terjadi.
Peningkatan tingkat upah, menyebabkan
peningkatan dalam pendapatan disebut 5. Industri terhadap kesempatan wanita
dengan efek pendapatan (income effect), menikah bekerja
yang berpengaruh negatif terhadap Menurut Pudjiwati (dalam Tjaja, 2000)
penawaran tenaga kerja. meningkatnya peluang kerja bagi wanita
4. Pendapatan Suami disektor industri khususnya dapat
Dalam rumah tangga telah ada disebabkan, pertama, karena banyak industri
pembagian tugas antara suami dan istri. yang menuntut ketelitian dan ketekunan serta
Suami dalam hal ini adalah kepala keluarga sifat-sifat lain yang biasanya dimiliki oleh
menjadi penanggung jawab atas kondisi wanita, seperti misalnya industri rokok,
perekonomian keluarga. Sedangkan istri pakaian jadi, tekstil, makanan dan minuman,
bukan menjadi penanggung jawab utama dan sebagainya. Kedua karena tenaga kerja
sehingga istri tidak terlalu dituntut untuk wanita dipandang lebih penurut dan murah
bekerja di luar rumah. Penerimaan yang sehingga secara ekonomis memiliki nilai
diperoleh dari pendapatan suami digunakan lebih bagi pengusaha. Kedua faktor diatas
oleh istri dalam menentukan penawaran membuat sektor industri lebih banyak
tenaga kerjanya. Sehingga apabila menggunakan tenaga kerja wanita
pendapatan suami dianggap telah cukup 6. Teori Kesejahteraan Keluarga
maka istri akan mengurangi penawaran Teori kesejahteraan menurut ekonomi
tenaga kerjanya. secara umum dapat diklasifikasikan menjadi
Perubahan tingkat upah salah satu tiga macam, yakni classical utilitarian,
anggota keluarga dapat mempengaruhi neoclassical welfare theory, dan new
alokasi penggunaan waktu bagi yang contractarian approach (Albert dan Hahnel,
bersangkutan dan anggota keluarga yang dalam Darussalam 2005 h.77). Pendekatan
lain. Tingkat upah yang berubah oleh salah classical utilitarian menekankan bahwa
seorang anggota keluarga yang akan kesenangan (pleasure) atau kepuasan (utility)
mempengaruhi anggota keluarga lain dalam seseorang dapat diukur dan bertambah.
penawaran tenaga kerjanya dengan Tingkat kesenangan yang berbeda yang
pendapatan yang diterima rumah tangga tetap dirasakan oleh individu yang sama dapat
disebut cross-subtitution effect. dibandingkan secara kuantitatif. Prinsip bagi
Cross-subtitution effect dapat individu adalah meningkatkan sebanyak
memberikan efek positif ataupun negatif mungkin tingkat kesejahteraannya,
terhadap curahan jam kerja anggota keluarga sedangkan bagi masyarakat, peningkatan
yang lain. Pengaruh positif atau negatif kesejahteraan kelompoknya merupakan
tersebut dipengaruhi oleh bagaimana anggota prinsip yang dipegang dalam kehidupannya.
keluarga dalam menilai curahan jam kerja. Neoclassical welfare theory merupakan teori
Cross -subtitution effect dapat memberikan kesejahteraan yang mempopulerkan prinsip
pengaruh yang negatif apabila curahan jam Pareto Optimality. Prinsip Pareto Optimality
kerja tiap anggota keluarga dianggap sebagai menyatakan bahwa the community becomes
barang yang bersifat subtitusi. Namun ketika better off if one individual becomes better off
curahan jam kerja tiap anggota keluarga and non worse off. (Hendry Faizal Noor 2013
dianggap sebagai barang komplementer h.119) Prinsip tersebut merupakan necessary
maka cross-subtitution effect akan condition untuk tercapainya keadaan
memberikan efek positif (Kaufman dan kesejahteraan sosial maksimun. Selain
Hotchkiss, 2000.h.307). prinsip Pareto Optimality, neoclassical

186
welfare theory juga menjelaskan bahwa keluarga. Mengingat kesejahteraan keluarga
fungsi kesejahteraan merupakan fungsi dari sifatnya kondisional, tentu perlu adanya
semua kepuasan individu. ukuran-ukuran dari keadaan tersebut.
Berikutnya adalah new contractarian Dengan kata lain, ada indikator-indikator
approach. Prinsip ini adalah bahwa individu minimal yang harus dicapai oleh setiap
yang rasional akan setuju dengan adanya keluarga. Dengan demikian, sebuah keluarga
kebebasan maksimun dalam hidupnya. yang dapat memenuhi indikator-indikator
Berdasarkan beberapa pandangan di atas yang ada, yaitu indikator-indikator yang
dapat disimpulkan bahwa tingkat digunakan untuk mencapai taraf keluarga
kesejahteraan seseorang sangat terkait sejahtera seperti apa yang tercantum dalam
dengan tingkat kepuasan dan kesenangan Buku Panduan Pembangunan Keluarga
yang dapat diraih dalam hidupnya. Guna Sejahtera (seperti yang ditetapkan oleh
mencapai tingkat kesejahteraan yang BKKBN) maka keluarga tersebut dapat
diinginkan, maka dibutuhkan suatu perilaku dikatakan keluarga yang sejahtera.
yang dapat memaksimalkan tingkat Kesejahteraan merupakam hasil dari
kepuasannya sesuai dengan sumber daya proses pembelajaran manusia dalam
yang tersedia. hidupnya, maka persepsi tentang
Untuk golongan menengah ke bawah kesejahteraan tersebut akan terbentuk melalui
yang memiliki karakteristik miskin, pengalaman hidup manusia dalam
kesehatan, gizi, dan pendidikan yang rendah, hubungannya dengan lingkungannya
peningkatan pendapatan dapat meningkatkan (keluarga, kelompok dan masyarakat) dalam
dan memperbaiki kesejahteraan mereka. rangka mencapai kesejahteraan hidupnya.
Peningkatan pendapatan ini juga dapat Kesejahteraan itu sendiri adalah, wujud
meningkatkan produktivitas dan pendapatan kebudayaan dan persepsi mengenai
seluruh perekonomian (Todaro,2004 h.252). kesejahteraan terbentuk melalui proses
Todaro juga menyampaikan bahwa interaksi sosial dari perwujudan
kesejahteraan masyarakat menengah ke kesejahteraan tersebut. Sebaliknya, persepsi
bawah dapat direpresentasikan dari tingkat yang terbentuk tersebut pada akhirnya
hidup masyarakat. Tingkat hidup masyarakat mempengaruhi perilaku dalam proses
ditandai oleh terentaskannya kemiskinan, perwujudan kesejahteraan. Persepsi
tingkat kesehatan yang lebih baik, perolehan kesejahteraan merupakan hasil konstruksi
tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan sosial. Perbedaan status sosial budaya dan
peningkatan produktivitas masyarakat. spesialisasi kerja, akan menghasilkan
Kesemuanya itu merupakan cerminan dari persepsi kesejahteraan yang berbeda
peningkatan tingkat pendapatan masyarakat
Menurut Soetjipto (2013.h.157), Penelitian Terdahulu
Kesejahteraan keluarga adalah terciptanya Penelititan yang dilakukan Rosmiyati
suatu keadaan yang harmonis dan Chodijah pada tahun 2006 tentang “Nilai-
terpenuhinya kebutuhan jasmani serta sosial nilai Ekonomi Rumah Tangga Dalam
bagi anggota keluarga, tanpa mengalami Mempengaruhi Keputusan Wanita Di
hambatan yang serius di dalam keluarga, Perkotaan Untuk Masuk Pasar Kerja Di
dan dalam menghadapi masalah-masalah Sumatera Selatan”. Dengan variabel tetapnya
keluarga akan mudah untuk di atasi secara adalah jumlah jam kerja responden per
bersama oleh anggota keluarga, sehingga minggu. Sedangkan variabel tidak tetapnya
standar kehidupan keluarga dapat terwujud. berjumlah dua belas. Hasil penelitian
Konsepsi tersebut mengandung arti menunjukkan bahwaVariabel labor income
bahwa, kesejahteraan keluarga adalah suatu per minggu, non labor income per minggu,
kondisi yang harus diciptakan oleh keluarga status pekerjaan, status sosial dan nilai
dalam membentuk keluarga yang sejahtera. opportunity cost per minggu merupakan
Adapun keluarga sejahtera merupakan model variabel yang signifikan. Sedangkan variabel
yang dihasilkan dari usaha kesejahteraan umur, pendidikan, pengalaman kerja, jumlah

187
anggota keluarga, jumlah anak balita dan wanita transmigran ke luar sektor pertanian
status pekerjaan suami tidak signifikan. dan kontribusi wanita transmigran terhadap
Sonny Sumarsono pada tahun 2008 pendapatan rumah tangga. Dari hasil
tentang Profil dan Keterlibatan Pekerja perhitungan statistik nilai F hitung (16,291)
Wanita Pada Industri Rumah Tangga lebih besar dari nilai F tabel (4,08). Hasil ini
Pengolahan Pangan di Kabupaten Jember”. mengindikasikan bahwa variabel jumlah
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini anggota keluarga yang bekerja, jumlah
adalah analisis regresi linier berganda dengan anggota keluarga yang tidak bekerja, lama
variabel tetapnya adalah curahan jam kerja, pendidikan formal, luas lahan, tingkat upah
sedangkan variabel tidak tetapnya adalah yang digunakan secara bersama sama
motivasi kerja, pemilikan anak balita, dan mempengaruhi transformasi struktural wanita
pendapatan kepalarumah tangga. Hasil transmigran. Rata rata pendapatan rumah
penelitian menunjukkan adanya hubungan tangga adalah sebesar Rp 1.248.714,51 yang
yang positif antara motivasi kerjasehingga terdiri dari pendapatan dari sektor pertanian
akan mengakibatkan penambahan sebesar Rp 681.297,85 dan pendapatan luar
keterlibatan kerja wanita atau curahan kerja, sektor pertanian (pendapatan wanita
sedangkan variabel pemilikan anak balita transmigran dari kegiatan ekonomi informal)
memiliki hubungan negatif yang akan sebesar 72020 Rp 567.416,66. Hasil ini
mengakibatkan penurunan keterlibatan kerja menunjukkan bahwa kegiatan wanita diluar
wanita sektor pertanian memberikan kontribusi
Yunianti (2006) yang berjudul Analisis sebesar 45,44 % terhadap total pendapatan
Penggunaan Tenaga Kerja Wanita Pada rumah tangga mereka. Keadaan ini
Industri Emping Melinjo di Kecamatan memberikan indikasi bahwa peranan wanita
Kartasura, Kabupaten Sukoharjo transmigran yang bekerja diluar sektor
menunjukkan bahwa peranan industri emping pertanian mempunyai andil yang cukup besar
melinjo Terhadap penyerapan tenaga kerja dalam menyumbang pendapatan rumah
wanita di Kecamatan Kartasura 5,5 %. tangga serta upaya memenuhi kebutuhan
Analisis regresi terhadap factor faktor yang keluarga.
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja Elly Silvia Rosiana, Wayan Cipta, dan
wanita dengan menggunakan uji F Gede Putu Agus Jana Susila dalam
menunjukkan curahan waktu kerja, umur, penelitiannya yang berjudul Analisis Tingkat
upah, pengalaman kerja, dan tingkat Pendapatan Dan Kesempatan Kerja Penerima
pendidikan secara bersama sama Dana Simpan Pinjam Perempuan (SPP)
berpengaruh terhadap produktivitas tenaga Tahun 2012-2013 Di Desa Subagan
kerja wanita pada industry kecil emping Singaraja Bali. . Hasil penelitian
melinjo di Kecamatan Kartasura. Kontribusi menunjukkan bahwa (1) besarnya tingkat
pendapatan dari membuat emping melinjo pendapatan kaum perempuan sebelum dan
terhadap pendapatan total rumah tangga setelah menerima dana Simpan Pinjam
adalah 23,96 % dengan pendapatan rata rata Perempuan (SPP) adalah 42% atau sebesar
Rp 250.987,50 per bulan. Sedangkan sisanya Rp 489.298,-. Pengaruh dana SPP terhadap
sebesar 76,04 % merupakan pendapatan dari pendapatan sebesar 23,5%. Berarti ada
luar industri emping melinjo seperti buruh perbedaan pendapatan kaum perempuan
pabrik, buruh bangunan, penjahit, tukang sebelum dan setelah menerima dana Simpan
becak, toko/ warung. Pinjam Perempuan (SPP) di Desa Subagan
Sukiyono (2010) dengan judul Tahun 201 2-201 3, nilai thitung 16,230 >
Transformasi Struktural Wanita Transmigran ttabel 2,00, dan (2) besarnya tingkat
dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan kesempatan kerja sebelum dan sesudah
Rumah Tangga : Kasus di Daerah menerima dana Simpan Pinjam Perempuan
Transmigran Sekitar Kotamadya Bengkulu (SPP) adalah 78,4% atau sebesar 58 orang
bertujuan untuk mengetahui factor faktor tenaga kerja. Pengaruh dana SPP terhadap
yang mempengaruhi transformasi struktural kesempatan kerja sebesar 50,8%. Hal ini

188
berarti ada perbedaan kesempatan kerja dan daerah tempat tinggal berpengaruh
sebelum dan setelah kaum perempuan signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja
menerima dana Simpan Pinjam Perempuan wanita di pasar kerja,sedangkan jumlah
(SPP) di Desa Subagan Tahun 201 2-201 3, anggota rumah tangga dan rata-rata
nilai thitung 15,955 > ttabel 2,00. pengeluaran rumah tangga tidak berpengaruh
Wendy (2006) dalam penelitiannya signifikan terhadap partisipasi angkatan kerja
tentang Partisipasi Angkatan Kerja Wanita di wanita di pasar kerja.
Pasar Kerja di Sumatera Selatan
menunjukkan bahwa umur, jumlah balita

Alur Pemikiran dalam Penelitian


Kesempatan kerja wanita menikah
Adam Smith (1990), Becker (1965), Keynes (1946), Mulyadi (2003),
Grand Theory Ollenburger, Helen, (2010) Sadono Sukirno (2012), Sudarsono (1996)
Todaro (2004), Yuyun Wirasasmita (2008)

Kesejahteraan Keluarga
Darul Salam (2005), Harrol Domar (2003), Hendri Faizal Noor
Middle Range (2013), Ollenburger, Helen, (2010) Todaro (2011), Soetjipto (1992),
Yuyun Wirasasmita (2012)

Variabel Umur, Tingkat Pendidikan, Upah, Pendapatan Suami,


Industri
Becker (1965), Delianov (2002), David Ricardo, Kaufman dan
Substance Theory Hotchkiss(2000), Ollenburger,Helen, (2010), Paul A Samuelson &
William D Nordhous (2005)

Kesempatan Kerja Kesejahteraan


Penelitian Terdahulu Wanita Menikah Keluarga

Gambar 2.3. Alur Pemikiran dalam Penelitian


Kerangka Pemikiran berpengaruh pada produktivitas kerjanya
1. Pengaruh Umur terhadap Kesempatan (eliana, 2007)
kerja wanita menikah
Variabel Umur terhadap kesempatan 2. Pengaruh tingkat pendidikan terhadap
wanita menikah bekerja diperkirakan dapat kesempatan kerja wanita menikah
mempengaruhi secara positif karena umur Variabel Tingkat Pendidikan
yang sedang berada pada masa produktif diperkirakan memiliki pengaruh positif
yaitu usia angkatan kerja memiliki peluang terhadap Kesempatan Kerja Wanita Menikah
yang lebih besar untuk bekerja daripada yang karena dengan Semakin tinggi pendidikan
berada di luar usia angkatan kerja serta atau keterampilan tenaga kerja perempuan
pendapatan yang besar akan merubah akan meningkatkan penawaran dan
kesejahteraannya. Menurut. Semakin tua permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan
umur tenaga kerja wanita, maka kondisi serta merta kesempatan kerjapun terbuka..
fisiknya lebih rendah sehingga akan Pendidikan yang diperoleh perempuan juga

189
akan memperkuat persiapannya untuk keluarga dalam menilai curahan jam kerja.
memasuki kehidupan keluarga yang Cross -subtitution effect dapat memberikan
sejahtera. Menurut Siswidiyanto (2004) pengaruh yang negatif apabila curahan jam
wanita yang bekerja adalah wanita yang kerja tiap anggota keluarga dianggap sebagai
mendapat kesempatan memperoleh barang yang bersifat subtitusi. Namun ketika
pendidikan yang lebih banyak. Pendidikan curahan jam kerja tiap anggota keluarga
menimbulkan keinginan untuk dianggap sebagai barang komplementer
mengembangkan apa yang telah dipelajari maka cross-subtitution effect akan
serta menimbulkan kesadaran untuk memberikan efek positif (Kaufman dan
mengembangkan bakatnya Hotchkiss, 2000.h.307).
3. Pengaruh upah terhadap 5. Pengaruh Industri terhadap
kesempatan kerja wanita menikah kesempatan kerja wanita menikah
Secara teoritis, variabel tingkat upah Variabel Industri diperkirakan memiliki
terhadap Kesempatan Kerja Wanita Menikah pengaruh positif. Secara makro kondisi
diperkirakan memiliki pengaruh positif. . hubungan industrial tidak dapat dilepaskan
4. Pengaruh Pendapatan Suami terhadap dengan kondisi supply dan demand tenaga
kesempatan kerja wanita menikah kerja, kebijakan pengupahan, kondisi
Variabel Pendapatan Suami terhadap perekonomian global, dan kebijakan
Kesempatan Kerja Wanita Menikah, dibidang ketenagakerjaan dan kesempatan
diperkirakan memiliki pengaruh positif. kerja. Dengan demikian meningkatnya
Karena Cross-subtitution effect dpat perkembangan sektor industri dan lapangan
memberikan efek positif ataupun negatif kerja dapat meningkatkan penyerapan
terhadap curahan jam kerja anggota keluarga tenaga kerja yang dapat membuka
yang lain. Pengaruh positif atau negatif kesempatan kerja
tersebut dipengaruhi oleh bagaimana anggota

Umur
X1

Tingkat pendidikan
X2

Upah Kesempatan Kesejateraan


Kerja Wanita Keluarga
X3 Menikah Y Z

Pendapatan Suami
X4

Industry
X5

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

190
Pemikiran diatas tersebut dapat Z = β0 + β1 Yˆ + ε2
dijelaskan bahwa Umur, Tingkat Pendidikan, Keterangan :
Upah, Pendapatan Suami, dan Industri akan β0 …n = Konstanta Persamaan 1 s/d n
mempengaruhi besarnya Kesempatan Kerja ε1 ….n = Standar Error persamaan 1 s/d n
Wanita Menikah (Y) dan menjadikan suatu Y = Kesempatan Wanita Menikah Bekerja
pengaruh pada Kesejahteraan Keluarga (Z) X1 = Usia,
Formulasi Model X2 = Tingkat Pendidikan
Model Penelitian ini menggunakan
format deskriptif bertujuan untuk X3 = Upah
menggambarkan, meringkaskan berbagai X4 = Pendapatan Suami
kondisi, sebagai situasi atau berbagai X5 = Industri
variabel yang timbul di masyarakat yang Z = Kesejahteraan Keluarga
menjadi obyek penelitian ini (Burhan
Bungin, 2013 h.48). Hipotesis Penelitian
Format penelitian deskriptif studi kasus 1. Umur, Tingkat Pendidikan, Upah,
merupakan penelitian eksploratif dan pendapatan suami dan Industri secara
memainkan peran amat penting dalam simultan berpengaruh terhadap
menciptakan hipotesis pemahaman orang kesempatan wanita menikah bekerja di
tentang variabel sosial. Penelitian ini dapat Kabupaten Cirebon
dijelaskan dalam formulasi sebagai berikut : 2. Umur, secara parsial berpengaruh positif
terhadap kesempatan wanita menikah
1. Kesempatan Kerja Wanita Menikah = bekerja di Kabupaten Cirebon
variabel antara yang dipengaruhi oleh 3. Tingkat pendidikan secara parsial
keseluruhan jumlah faktor dari variabel berpengaruh positif terhadap kesempatan
bebas dan dipengaruhi secara parsial oleh wanita menikah bekerja di Kabupaten
setiap variabel independent. Maka Cirebon
rumusan persamaanya dapat ditulis 4. Upah secara parsial berpengaruh positip
sebagai berikut: terhadap kesempatan wanita menikah
Y = f (X1, X2, X3, X4, X5) bekerja di Kabupaten Cirebon
2. Kesejahteraan Keluarga mendapatkan 5. Pendapatan Suami secara parsial
pengaruh dari variabel antara secara berpengaruh positif terhadap kesempatan
langsung. Rumusan persamaan dalam wanita menikah bekerja di Kabupaten
formula ini dapat ditulis : Cirebon
Z = f ( Yˆ) 6. Industry secara parsial berpengaruh positif
terhadap kesempatan wanita menikah
Teknik analisis regresi dalam penelitian bekerja di Kabupaten Cirebon
ini menggunakan teknik Ordinary Least 7. Kesempatan wanita menikah bekerja
Square (OLS) Dengan demikian rumusan berpengaruh positif terhadap
persamaannya dapat dituliskan sebagai kesejahteraan keluarga di kabupaten
berikut: Cirebon
Yˆ = ᵦ0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4
+ β5 X5 + ε1

METODE
Waktu dan Tempat Penelitian dianalisis, pengumpulan data dan fakta
Penelitian dilakukan selama satu tahun dilapangan sampai dengan pengolahan dan
atau 12 (dua belas) bulan yang dimulai pada analisis data.
bulan Agustus 2014 hingga bulan Agustus Data yang diperlukan dalam penelitian
2015, yang dimulai dari proses penentuan ini adalah data sekunder yang
judul penelitian, penyusunan proposal, izin pengumpulannya berupa runtut waktu
wilayah penelitian, penentuan unit yang akan selama 6 tahun yaitu dari tahun 2008

191
sampai dengan 2013. Penelitian dilakukan kesimpulan, dalam penelitian ini yang
dengan memperoleh data sekunder dari dimaksud definis operasional variabel adalah
instansi berikut : sebagai berikut :
1. Badan Pusat Statistik Nasional 1. Kesempatan Kerja Perempuan Menikah
2. Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon (Y)
3. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah adalah jumlah Tingkat Partisipasi
Kabupaten Cirebon Angkatan Kereja perempuan (TPAK)
4. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang dibayar dan bekerja bagi setiap
Kabupaten Cirebon penduduk dalam usia kerja pada tahun
5. Dinas Perizinan dan Perindustrian tertentu (dalam satuan jiwa dan persen)
Kabupaten Cirebon 2. Umur (X1)
6. Badan Pemberdayaan Perempuan dan adalah usia produktif responden saat
Keluarga Berencana penelitian berlangsung yang diukur dalam
satuan tahun.(dalam persen)
Populasi dan Sampel 3. Tingkat Pendidikan (X2)
Dalam penelitian ini yang dimaksud adalah pendidikan terakhir perempuan
dengan populasi adalah seluruh data variabel menikah yang ditempuh berdasarkan lama
penelitian yang berhubungan dengan waktu yang ditamatkan (dalam satuan
pengaruh umur, tingkat pendidikan, upah, tahun dan persen)
pendapatan suami dan industri terhadap 4. Upah/UMK (X3)
kesempatan wanita menikah bekerja yang adalah Upah Minimum Kabupaten/Kota
berdampak pada kesejahteraan keluarga di adalah standar upah minimum yang
seluruh kecamatan yang berada didalam ditetapakan di kabupaten/kota (dalam
pemerintahan kabupaten Cirebon. satuan ribu rupiah dan persen)
Sedangkan sampel yang digunakan 5. Pendapatan Suami (X4)
dalam penelitian ini data variabel penelitian adalah seluruh pendapatan pekerja laki-
yang berhubungan dengan pengaruh umur, laki yang sudah menikah, baik dari
tingkat pendidikan, upah, pendapatan suami pekerjaan utama, sampingan, atau dari
dan industri terhadap kesempatan wanita aktivitas ekonomi lainnya dalam satu
menikah bekerja yang berdampak pada bulan yang diukur (dalam satuan rupiah
kesejahteraan keluarga pada 34 (tiga puluh dan persen.)
empat) kecamatan di kabupaten Cirebon 6. Industri (X5)
selama 6 (enam) tahun penelitian yaitu adalah jumlah industry – industry
periode tahun 2008 sampai dengan tahun masyarakat pada masing-masing sektor,
2013. Dengan demikian jumlah sampel yang yaitu primer, sekuder dan tesier yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 34 meliputi aspek kualitas produk yang
kecamatan x 6 tahun penelitian berjumlah dihasilkannya maupun kinerja industri
204 sampel. secara keseluruhan di kabupaten Cirebon
(dalam satuan persen )
Metode Penelitian 7. Kesejahteraan Keluarga (Z)
Metode penelitian yang digunakan adalah nilai pendapatan/keuangan yang
adalah analisis explanatory research atau diterima dalam satu bulan standar
penelitian hipotesis melalui penjelasan. ekonomi dalam keluarga meliputi
Explanatory research merupakan alat keuangan dan sumber-sumber yang diukur
analisis untuk menjelaskan hubungan kausal dalam satuan rupiah dan persen (%)
antar variabel-variabel dengan pengujian
hipotesis. Teknik Analisis Data
Definisi Operasional Variabel 1. Model Analisis Statistik
Batasan-batasan operasional variabel a. Analisis Statistik Inferensial
dalam penelitian ini diperlukan, untuk Penelitian ini merupakan studi analisis
menghindari kesalahan dalam mengambil kuantitatif menggunakan statistik inferensial,

192
sebagai alat dan teknik dipakai untuk kokoh, dan diringkas dalam teori Gauss-
menganalisis data untuk tujaun-tujuan Markov. Teori ini berdasrkan asumsi-asumsi
eksplanasi. Artinya statistik model ini hanya klasik, penaksir OLS memiliki varians
dipakai untuk tujauan-tujuan generalisasi. terendah diantara penaksir linear-linear
Dengan perkataan lain bahwa penelitian ini lainnya, pendapat ini dikemukakan oleh
bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian Gujarati, Damodar (2007a h. 150) Suatu
(Burhan Bungin, 2013 h. 208). Menurut persamaan regresi dikatakan baik jika
Gujarati, Damodar (2007, h.89) statistik persamaan tersebut berbentuk linier dan
inferensial adalah penarikan kesimpulan dimana persamaan tersebut memenuhi
tentang sifat dasar dari beberapa populasi asumsi BLUE (Best Linier Unbiased
(dalam hal ini populasi normal) berdasarkan Estimation). Empat asumsi yang harus
sampel acak yang diduga diambil dari dipenuhi oleh suatu persamaan adalah :
populasi itu.  Residual Ui merupakan variabel random
b. Analisis Regresi yang berdistribusi normal dengan rata-rata
Menurut Kuncoro (2007, h. 4), regresi nol yaitu E(Ui) = 0
adalah suatu proses memperkirakan secara  Varian bersyarat dari residual konstan
sistematis tentang apa yang paling mungkin atau homoskedatisitas.
terjadi di masa yang akan datang berdasarkan  Tidak ada autokorelasi antara residual.
informasi masa lalu dan sekarang yang  Tidak ada multikolonieritas antara
dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. variabel penjelas.
Regresi juga diartikan sebagai usaha Dalam Uji BLUE asumsi-asumsi yang
memperkirakan perubahan di masa yang diuji meliputi :
akan datang. Jadi, regresi mengemukakan a. Uji Normalitas
tentang keingintahuan apa yang terjadi di Uji normalitas menurut Bhuono A.
masa depan untuk memberikan kontribusi Nugroho (2005, h. 18) bertujuan untuk
menentukan keputusan yang terbaik. Model mengetahui distribusi data dalam variabel
Fungsi regresi tersebut adalah : yang akan digunakan dalam penelitian, data
Persamaan Regresi Berganda Linier yang baik dan layak digunakan dalam
(Multiple Regression Linier) adalah sebagai penelitian adalah data yang memiliki
berikut : distribusi normal. Dalam penelitian ini uji
(a) Model I normalitas menggunakan uji Jarque-Bera
Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + 3 X3 + 4 X4 +5 (JB Test). Pendapat Gujarati, Damodar
X5 +εt (2007b, h.169) penggunaan analisis regresi
Persamaan Regresi Sederhana Linier liner telah dipersyaratkan dengan uji
(Simple Regression Linier) adalah sebagai normalitas Jarque-Bera > signifikansi α =
berikut : 0,05 dan nilai residu model diputuskan
(b) Model II berdistribusi normal jika probabilitas peluang
Z = 0 + 1 Y + εt kesalahan (ρ-value) > (α = 0,05 ).
Dimana : b. Uji Multikolinearitas
X1 = Usia/Umur Dalam asumsi klasik tidak terdapat
X2 = Tingkat Pendidikan multikolinieritas antara variabel-variabel
X3 = Upah/UMK penjelas. Dalam suatu persamaan regresi
X4 = Pendapatan Suami seharusnya tidak terdapat korelasi diantara
X5 = Industri variabel bebas . Jika didalam regresi tersebut
Y = Kesempatan Kerja Perempuan Menikah terdapat korelasi diantara variabel-variabel
Z = Kesejahteraan Keluarga bebas, maka sudah terjadi pelanggaran
asumsi, sehingga hasil estimasi tidak
2. Pengujian Asumsi Klasik mencerminkan pengaruh dari variabel itu
Metode OLS (Ordinary Least Squares) sendiri tetapi adanya pengaruh dari variabel
paling sering digunakan bukan hanya karena lain yang berkorelasi. Salah satu indikasi
mudah namun memiliki sifat teoritis yang terjadinya multikolinieritas dalam suatu

193
model regresi, menurut Gujarati (2004.h.227) mengalami gangguan heteroskedastisitas
adalah jika nilai koefisien determinasi (R²) tetapi jika diagram pencar tidak membentuk
tinggi (diatas 0,80), tetapi tidak ada atau pola atau acak maka regresi tidak mengalami
sangat sedikit koefisien regresi partial (t- gangguan heteroskedastisitas. Menurut
rasio) secara statistik signifikan. Nachrowi dkk (2006, h. 113-115) adalah :
Menurut Imam Ghozali (2009, h. 25) uji - Metode grafik, metode ini menampilkan
multikolinearitas bertujuan untuk menguji grafik sebar dari variabel residual kuadrat
apakah dalam model regresi ditemukan dan variabel independen.
adanya korelasi yang tinggi atau sempurna - Uji White, uji ini menggunakan residual
antara variabel independen. Untuk kuadrat sebagai variabel dependen dan
mendeteksi multikolinearitas dapat dilihat variabel independennya terdiri atas
berdasarkan hasil output matrik korelasi, variabel independen yang sudah ada,
pair-wise korelasi antara variabel ditambah dengan kuadrat variabel
independen. Apabila tidak terdapat pair-wise independen, ditambah lagi dengan
korelasi antar variabel independen yang perkalian dua variabel independen.
tinggi di atas 0,80. Jadi dapat disimpulkan d. Uji Autokorelasi
tidak terdapat multikolinearitas antar variabel Uji Autokorelasi bertujuan menguji
independen. Selain itu pada nilai Condition apakah model regresi ditemukan korelasi
Index yang berkisar 10 sampai 30, maka dpat dari residual untuk pengamatan satu dengan
disimpulkan bahwa terdapat multikolinearitas pengamatan yang lain yang disusun menurut
moderat sampai kuat (nilai CI 10 sampai 30), runtun waktu. Model regresi yang baik
jadi dapat disimpulkan tidak terdapat mensyaratkan tidak adanya masalah
multikolinearitas yang sangat kuat. autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya
c. Uji Heteroskedastisitas autokorelasi Metode yang digunakan untuk
Uji Gejala Heteroskedasitas terjadi menguji Autokorelasi adalah dengan
apabila residual (ei) mempunyai varian yang menggunakan metode Langrange Multiplier
tidak konstan (Var (ei) ≠ δ) sehingga (LM) atau Uji BG (Breusch Godfrey).
estimator OLS tidak lagi BLUE. Cara yang Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi,
paling cepat dan dapat digunakan untuk maka dasar pengambilan keputusannya
menguji masalah heteroskedasitas adalah adalah sebagai berikut :
dengan mendeteksi pola residual melalui  Jika nilai Probability Chi-squared lebih
grafik. Jika residual mempunyai varian yang kecil dari 0,05, maka Ho diterima dan Ha
sama (homoskedasitas) maka kita tidak ditolak, artinya ada masalah autokorelasi
mempunyai pola yang pasti dari residual. (  Jika nilai Probability Chi-squared lebih
titik menyebar secara acak baik diatas besar dari 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
maupun dibawah nol). Sebaliknya jika diterima, artinya tidak ada masalah
residual mempunyai sifat heteroskedasitas, autokorelasi
residual ini akan menunjukkan pola yang 3. Model Estimasi Regresi Data Panel
tertentu. Selain itu menurut Arif Pratisto Bentuk umum struktur persamaan
(2004, h. 149), heteroskedastisitas terjadi model analisis data panel adalah sebagai
karena perubahan situasi yang tidak berikut:
tergambarkan dalam spesifikasi model Yit = β0 + βXit + εit
regresi yang mengakibatkan terjadinya Dimana :
perubahan keakuratan data. Untuk i : unit cross sectoin sebanyak n,
mendeteksi terhadap gejala t : unit time series sebanyak t,
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Yit : dependen variabel untuk cross section
pola diagram pencar. Diagram pencar ke- i dan waktu ke- t,
residual merupakan selisih antara nilai Y Xit : independen variabeluntuk cross section
observasi dengan Y prediksi. Jadi, jika ke- i dan waktu ke- t,
diagram pencar membentuk pola-pola εit : disturbance term
tertentu yang teratur maka regresi

194
Ditinjau dari metode estimasi Model Random effect merupakan model
parameternya, model analisis data panel estimasi dengan intersep yang berbeda-beda
dapat dikelompokkan menjadi model tanpa untuk tiap individu dengan memperhitungkan
efek individu (common effect) dan model adanya disturbance dari cross section dan
dengan efek individu (fixed effect dan time series. Karena itulah, model efek acak
random effect). (Nachrowi 2006a h.310) sering juga disebut model komponen error
a. Model common effect (error component model). Metode yang tepat
Model common effect atau Pooled digunakan untuk mengetimasi Random effect
Regression Model adalah metode estimasi adalah General Lease Square (GLS) sebagai
yang menggabungkan (pooled) seluruh data estimatornya, karena dapat meningkatkan
time series dan cross section dan efisien dari estimasi Lease Square. Random
menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Effect Model sering disebut juga dengan
Leas Square) untuk melakukan estimasi Error Component Model (ECM). Bentuk
parameternya. Akibatnya model ini umum untuk Random Effect Model adalah:
mempunyai intersep α dan slop β yang sama Yit = β0 + βjXjit + εit i = 1,2,…, n t =
untuk setiap individu, sehingga perbedaan 1,2,…, t
waktu dan individu tidak akan terlihat. Dalam hal ini β0 tidak lagi bersifat tetap
Bentuk umum untuk model Ordinary Leas tetapi bersifat random sehingga data
Square (OLS) adalah : diekspresikan dalam bentuk persamaan
Yit = β0 + β1Xit + β2Xit + εit sebagia berikut :
untuki = 1, 2, …, n dan t = 1, 2, …, t β0=β0 + i = 1, …, n
b. Pendekatan efek tetap (Fixed Effect β0 adalah parameter yang tidak
Model) diketahui yang menunjukkan rata-rata
Model fixed effect merupakan metode intersep dan adalah variabel gangguan
estimasi yang memperhitungkan adanya yang bersifat random yang menjelaskan
perbedaan antara setiap individu yang adanya perbedaan perilaku perusahaan
diakomodasi melalui variabel dummy secara individu.
sehingga terdapat perbedaan dalam intersep. Dengan menggunakan model efek acak
Nilai intersep yang berbeda-beda ini ini, maka kita dapat menghemat pemakaian
diasumsikan berasal dari variabel yang tidak derajat kebebasan dan tidak mengurangi
ikut masuk sebagai variabel bebas dalam jumlahnya seperti yang dilakukan pada
persamaan regresi dan dikenal sebagai model efek tetap. Hal ini berimplikasi bahwa
omitted variabel. Akibatnya model ini parameter yang merupakan hasil estimasi
mempunyai koefisien regresi (slope β) yang akan menjadi semakin efisien. Keputusan
sama, namun dengan intersep α yang berbeda penggunaan model efek acak ditentukan
untuk setiap individu. Dalam menjelaskan dengan menggunakan spesifikasi yang
intersep tersebut, model estimasi ini sering dikembangkan oleh Hausman. Spesifikasi
kali disebut dengan Lease Square Dummy ini akan memberikan penilaian dengan
Variable (LSDV), sehingga bentuk umum menggunakan Chi Square Statistics sehingga
untuk model fixed effect adalah: keputusan pemilihan model dapat ditentukan
Yit = β0 + β1Xit + β2Xit + β3D1it + secara statistik, yaitu dengan menggunakan
β4D2it + … + εit Uji Chow dan Uji Hausman
i = 1,2,…, n t = 1,2,…, t D = dummy 4. Uji Hipotesis
contoh : a. Uji Signifikansi Parameter Simultan
D1it = 1 untuk individu ke i, i = 2,…, N (Uji F )
= 0 untuk sebaliknya Melakukan uji F (F-test) untuk
D2it = 1 untuk individu ke t, t = 2,…, T mengetahui pengujian secara bersama-
= 0 untuk sebaliknya sama/simultan signifikansi hubungan antara
c. Pendekatan efek acak (Random Effect variabel independen dan variabel dependen.
Model) Tingkat keyakinan yang digunakan sebesar
95% (a = 5%).

195
Rumus Uji Signifikasi Simultan (Uji F )  Bila tsignifikan > 0,05 maka secara parsial
sebagai berikut : variabel independen tidak berpengaruh
F hit = R2 / k terhadap variabel dependen.
2)
(1–R / (n–k-1) c. Analisis Koefisien Determinasi ( R2)
Keterangan : Koefisien Determinasi (R2) digunakan
F = Nilai hubungan Statistik untuk mengukur kemampuan model dalam
R2 = Koefisien Determinasi menerangkan variasi variabel independen.
k = Banyaknya Variabel Bebas Nilai koefisien determinasi berkisar antara
n = Jumlah Sampel nol sampai dengan satu. Hal ini berarti
Uji statistik F digunakan untuk menguji apabila R2 = 0 menunjukkan tidak ada
kepastian pengaruhdari seluruh variabel pengaruh variabel independen (variabel
independen secara bersama-sama terhadap bebas) terhadap variabel dependen (variabel
variabel dependen. Kriteria pengujian terikat), bila R2semakin besar mendekati 1 ini
hipotesis untuk uji statistik F adalah sebagai menunjukkan semakin kuatnya pengaruh
berikut: variabel independen (variabel bebas)
 Bila Fsignifikan< 0,05 maka secara simultan terhadap variabel dependen (variabel terikat)
variabel independen berpengaruh terhadap dan sebaliknya jika R2 mendekati 0 maka
variabel dependen. semakin kecil pengaruh variabel independen
 Bila Fsignifikan> 0,05 maka secara simultan (variabel bebas) terhadap dependen (variabel
variabel independen tidak berpengaruh terikat).
terhadap variabel dependen. Koefisien determinan (KP) dipergunakan
b. Uji Signifikasi Parameter Individual ( untuk mengetahui besarnya prosentase
Uji t ) kontribusi pengaruh variabel independen
Melakukan uji t (t-test) terhadap secara bersama-sama terhadap variabel
koefisien-koefisien regresi untuk dependen, digunakan sebagai koefisien
menjelaskan bagaimana suatu variabel penentu dan koefisien determinasi (KP) :
independen secara statistik berhubungan KP = R2 X 100%
dengan variabel dependen secara parsial. Dimana :
Dalam penelitian ini dilakukan dengan 1. R2 tidak selalu negatif
tingkat keyakinan sebesar 95% (a= 5%) uji t 2. Nilai terkecil R2 sama dengan nol (0),
ini dilakukan dengan membandingkan nilai terbesar R2 sama dengan satu (1)
antara t-hitung dengan t-tabel pada tingkat artinya sama dengan 0 < R2 < 1
keyakinan tertentu. R2 = 0, berarti tidak ada hubungan antara
T hitung dapat dicari dengan rumus X1 dan X2 terhadap Y
sebagai berikut : _____ R2 = 1, berarti regresi cocok atau tepat
r √ n-k-1 secara sempurna, dalam praktek jarang
T hitung = ____ terjadi
√ 1-r2 Pengujian Kelayakan Model
Keterangan: Model penelitian yang baik
r = Koefisien korelasi parsial dipersyaratkan harus memenuhi karakteristik
k = Jumlah variabel independen yang ditetapkan pada suatu model
n = Jumlah data atau kasus ekonometrik (the goodness of an econometric
Uji statistik t digunakan untuk menguji model). Wirasasmita (2008, h.124) dengan
pengaruh secara parsial antara variabel syarat : Hasil uji kelayakan Model
independen (variabel bebas) dengan asumsi menunjukkan bahwa model penelitian telah
bahwa variabel lain dianggap konstan. memenuhi the goodness of an econometric
Kriteria pengujian hipotesis untuk uji statistik model atau karakteristik yang dapat
T adalah sebagai berikut: diharapkan, sebagai berikut :
 Bila tsignifikan < 0,05 maka secara parsial 1. Theoretical Plausibility.
variabel independen berpengaruh terhadap Pengujian Model penelitian ini
variabel dependen. memperlihatkan apakah hasil uji telah

196
sesuai dengan ekspektasinya dari teori ekonomi menjadi dasar pemikirannya.

Tabel 3.2 Uji Kesesuaian Teori


Pra Pasca
Hubungan antar variabel Kesesuaian
estimasi estimasi
Pengaruh Usia (X1), Tingkat
Pendidikan (X2), Upah Minimum +
Kabupaten / Kota (X3),
Pendapatan Suami (X4), Industri
(X5) terhadap Kesempatan Kerja
Perempuan Menikah (Y)
Pengaruh Kesempatan Kerja +
Perempuan Menikah (Y)
terhadap Kesejahteraan Keluarga
(Z1)

2. Accuracy of The Estimate of The antar fenomena ekonomi yang dikaji.


Parameters. Standard error of estimates (SE), dimana
Mengukur apakah Model penelitian ini variance error of estimates =SE2<mean
menghasilkan estimator koefisien regresi square of regression dalam tabel Anova.
yang akurat atau tidak bias dan signikan. 4. Forecasting Ability
Asumsi analisis terpenuhi jika probabilitas Menguji apakah Model penelitian ini
kesalahan statistik dari model sangat rendah akan memiliki kemampuan prediksi yang
(p-value = 0,05 atau lebih kecil dari α tinggi atas perilaku variabel terikat ,
(alpha) kriterianya jika tingginya koefisien
3. Explanatory Ability determinasi model yang mendekati atau
Model penelitian memiliki kemampuan melebihi 50%.
yang tinggi dalam menjelaskan hubungan

HASIL DANPEMBAHASAN
Hasil Analisis Analisis Regresi Data Panel
Secara umum persamaan model 1 dari
Jumlah penduduk Kabupaten Cirebon
penelitian ini adalah sebagai berikut :
pada tahun 2014 mencapai 2.110.147 jiwa,
sedangkan pada tahun 2012 berjumlah KKERJAi = C + 0.149326 USIAi + 0.233620
2.104.313 jiwa yang berarti jumlah penduduk PENDIDIKANi + 0.063306 UMKi + 0.784532
meningkat sebesar 0,27 persen. Dengan luas PENDSSUAMIi + 0.148982 INDUSTRIi + e1
wilayah 990,36 Km2, maka rata-rata setiap
Km2 ditempati penduduk sebanyak 2.130 Untuk Model 2
orang pada tahun 2014. Adapun Persamaan model 2 secara
Jumlah penduduk penduduk laki-laki umum adalah sebagai berikut :
pada tahun 2013 sebanyak 1.081.203 dan
KKELUARGAi= C + 0.272262 KKERJAi + e2
penduduk perempuan sebanyak 1.028.944.
dengan membandingkan keduanya didapat
angka sex ratio yaitu sebesar 105, artinya Pengujian Hipotesis
untuk setiap 100 penduduk perempuan Uji F/Uji Pengaruh Simultan Model 1
terdapat sekitar 105 penduduk laki-laki.
Jika nilai probability > 5% atau 0,05,
maka Ho = diterima dan Ha = ditolak,

197
artinya secara serempak semua variabel = diterima, artinya secara serempak semua
independen (Xi) tidak berpengaruh variable independen (Xi) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen signifikan terhadap variabel dependen
(Y). (Y).
Berikut hasil regresi data panel
Sebaliknya jika nilai nilai probability < menggunakan Fixed Effect Model untuk
5% atau 0,05, maka Ho = ditolak dan Ha Model 1 adalah sebagai berikut :

Tabel 4.17 Regresi Data Panel Model 1


Dependent Variable: KKERJA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/23/15 Time: 07:03
Sample: 2008 2013
Included observations: 6
Cross-sections included: 34
Total pool (balanced) observations: 204

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.288190 0.475891 -4.808222 0.0000


LN UMUR? 0.149326 0.039789 3.752954 0.0002
LN PENDIDIKAN? 0.233620 0.060399 3.867957 0.0002
LN UPAH? 0.063306 0.046131 1.372325 0.1718
LN PENDSUAMI? 0.784532 0.122625 6.397791 0.0000
LN INDUSTRI? 0.148982 0.053619 2.778522 0.0061

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.976592 Mean dependent var 2.676375


Adjusted R-squared 0.971202 S.D. dependent var 0.385056
S.E. of regression 0.065344 Akaike info criterion -2.448112
Sum squared resid 0.704532 Schwarz criterion -1.813765
Log likelihood 288.7074 Hannan-Quinn criter. -2.191507
F-statistic 181.1579 Durbin-Watson stat 1.523483
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Eviews 8
dan industri terhadap kesempatan kerja
Hasil perhitungan yang didapat adalah wanita menikah di kabupaten Cirebon
nilai signifikansi probabilitas 0,0000 < 0,05 Uji t dilakukan dengan melihat tingkat
yang berarti berpengaruh signifikan,
23 signifikansi atau α, dimana dalam penelitian
menunjukkan bahwa variabel usia, tingkat iniα yang digunakan adalah 5%atau 0,05.
pendidikan, upah minimum kota/kabupaten, Untuk melakukan Uji t digunakan dengan
pendapatan suami dan industri secara cara membandingkan nilai probability dari t
simultan mempunyai pengaruh yang dari masing-masing variabel independen
signifikan terhadap kesempatan kerja terhadap αyaitu 5%.
perempuan menikah di kabupaten Cirebon.  Jika nilai probability >5% atau 0,05 maka
Ho = diterima dan Ha = ditolak, artinya
Uji t / Uji Pengaruh Parsial / Individual variabel independen secara parsial tidak
Model 1 berpengaruh terhadap variabel dependen
Uji t bertujuan untuk mengetahui  Jika nilai probability < 5% atau 0,05
pengaruh variabel independen yang terdiri maka Ho = ditolak dan Ha = diterima,
dari usia, tingkat pendidikan, upah artinya variabel independen secara parsial
minimum kota/kabupaten, pendapatan suami berpengaruh terhadap variabel dependen

198
Dengan demikian berdasarkantabel terhadap Kesempatan Kerja Perempuan
4.regresi data panel model 1 maka dapat Menikah di Kabupaten Cirebon
ditarik kesimpulan : e) Pengaruh Industri terhadap Kesempatan
a) Pengaruh Umurterhadap Kesempatan Kerja Wanita Menikah di Kabupaten
Kerja Wanita Menikah di Kabupaten Cirebon
Cirebon Hasil perhitungan yang didapat tabel
Hasil perhitungan yang didapat tabel regresi data panel model 1, secara statistik
regresi data panel model 1, secara statistik menunjukkan hasil yang signifikan pada
menunjukkan hasil yang signifikan pada nilai probabilitas Industrilebih kecil dari α
nilai probabilitas Umurlebih kecil dari α (0.0061<0,05), maka dapat disimpulkan
(0.0002<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa variabel Industri berpengaruh
bahwa variabel Umur berpengaruh signifikan dan positif terhadap Kesempatan
signifikan dan positif terhadap Kesempatan Kerja Perempuan Menikah di Kabupaten
Kerja Wanita Menikah di Kabupaten Cirebon
Cirebon.
b) Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Analisis Koefisien Determinasi ( R2)
Kesempatan Kerja Wanita Menikah di Model 1
Kabupaten Cirebon Pengujian koefisien determinasi
Hasil perhitungan yang didapat tabel digunakan untuk mengukur kemampuan
regresi data panel model 1, secara statistik model untuk menjelaskan hubungan antara
menunjukkan hasil yang signifikan pada variabel independen dan variabel dependen,
nilai probabilitas Tingkat Pendidikan lebih Nilai koefisien determinasi adalah diantara
kecil dari α (0.0002< 0,05), maka dapat nol dan satu (0 ≤ ≤ 1), yang dimilliki
2
disimpulkan bahwa variabel Tingkat oleh R dapat diatasi dengan Adjusted ,
Pendidikan berpengaruh signifikan dan Semakin besar nilai Adjusted semakin baik
positif terhadap Kesempatan Kerja Wanita pula modelnya (Wing Wahyu Winarno, 2007
Menikah di Kabupaten Cirebon h.21).
c) Pengaruh Upah Minimum Dari Hasil regresi Nilai R2model 1
Kota/Kabupaten terhadap Kesempatan sebesar 0.971202menunjukan bahwa 97,12
Kerja Wanita Menikah di Kabupaten persen variasi Kesempatan Kerja Wanita
Cirebon Menikah di Kabupaten Cirebondapat
Hasil perhitungan yang didapat tabel dijelaskan oleh variasi 5 (lima) variabel
regresi data panel model 1, secara statistik independennya yaitu umur, tingkat
menunjukkan hasil yang pada nilai pendidikan, upah, pendapatan suami dan
probabilitas Upah lebih besar dari α industri. Sedangkan sisanya sebesar 2,88
(0.1718> 0,05), maka dapat disimpulkan persen dijelaskan oleh variabel lain yang
bahwa variabel Upah tidak berpengaruh tidak diteliti.
signifikan terhadap Kesempatan Kerja
Perempuan Menikah di Kabupaten Cirebon Uji t / Uji Pengaruh Parsial / Individual
d) Pengaruh Pendapatan Suami terhadap Model 2
Kesempatan Kerja Wanita Menikah di Uji t bertujuanuntuk mengetahui
Kabupaten Cirebon pengaruh variabel independen Kesempatan
Hasil perhitungan yang didapat tabel Kerja Wanita Menikah di Kabupaten Cirebon
regresi data panel model 1, secara statistik terhadap Kesejahteraan Keluarga di
menunjukkan hasil yang signifikan pada kabupaten Cirebon.
nilai probabilitas Pendapatan Suami lebih Berikut hasil regresi data panel
kecil dari α (0.0000< 0,05), maka dapat menggunakan Fixed Effect Model untuk
disimpulkan bahwa variable Pendapatan Model 1 adalah sebagai berikut: :
Suami berpengaruh signifikan dan positif

199
Tabel.4.18 Regresi Data Panel Model 2
Dependent Variable: KKELUARGA?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/23/15 Time: 11:42
Sample: 2008 2013
Included observations: 6
Cross-sections included: 34
Total pool (balanced) observations: 204
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.52210224 0.176969 8.600973 0.0000


KKERJA? 0.272262 0.039628 6.870454 0.0000

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.963767 Mean dependent var 2.737306


Adjusted R-squared 0.956478 S.D. dependent var 0.395976
S.E. of regression 0.082608 Akaike info criterion -1.994494
Sum squared resid 1.153282 Schwarz criterion -1.425209
Log likelihood 238.4384 Hannan-Quinn criter. -1.764208
F-statistic 132.2143 Durbin-Watson stat 2.335362
Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Eviews 8
5. Analisis Koefisien Determinasi ( R2)
Uji t dilakukan dengan melihat tingkat Model 2
signifikansi atau α, dimana dalam penelitian Dari Hasil regresi Nilai R2 model 2
iniα yang digunakan adalah 5%atau 0,05. sebesar 0.963767menunjukan bahwa 96,37
Untuk melakukan Uji t digunakan dengan persen Kesejahteraan Keluarga di Kabupaten
cara membandingkan nilai probability dari t Cirebondapat dijelaskan oleh Kesempatan
dari masing-masing variabel independen Kerja Perempuan Menikah.Sedangkan
terhadap αyaitu 5%. sisanya sebesar 2,88 persen dijelaskan oleh
 Jika nilai probability >5% atau 0,05 maka variabel lain yang tidak diteliti.
Ho = diterima dan Ha = ditolak, artinya
variabel independen secara parsial tidak Hasil Uji Kelayakan Model
berpengaruh terhadap variabel dependen Hasil uji kelayakan model menunjukkan
 Jika nilai probability < 5% atau 0,05 bahwa model penelitian telah memenuhi the
maka Ho = ditolak dan Ha = diterima, goodness of an econometric modelatau
artinya variabel independen secara parsial karakteristik yang dapat diharapkan sesuai
berpengaruh terhadap variabel dependen acuan yang ditulis oleh Koutsoyiannis
Dengan demikian berdasarkantabel 4.18 (1977,hal.29) dan Yuyun Wirasasmita (2012,
regresi data panel model 2maka dapat hal.2.) Model penelitian menghasilkan hasil
ditarik kesimpulan Hasil perhitungan yang uji yang sesuai dengan ekspektasinya dan
didapat tabel regresi data panel model 2, teori perubahanstruktural yang menjadi dasar
secara statistik menunjukkan hasil yang pemikirannya.
signifikan pada nilai probabilitas 1.Theoritical Plausibilty
Kesempatan Kerja Perempuan Menikah Model penelitian dimana dapat
lebih kecil dari α (0.0000< 0,05), maka menghasilkan hasil sesuai dengan yang
dapat disimpulkan bahwa variabel diekspektasikan dan teori menjadi dasar
Kesempatan Kerja Perempuan pemikirannya.Uji kelayakan model
Menikahberpengaruh signifikan dan positif theoretical plausibility dapat disajikan pada
terhadap Kesejahteraan Keluarga di tabel sebagai berikut:
Kabupaten Cirebon

200
Tabel 4.19.Theoritical Plausibilty
Hubungan Variabel Pra- Pasca- Keteranga
Estimasi Estimasi n
Pengaruh Usia (X1), X1: Positif X1: Positif Sesuai
Tingkat Pendidikan (X2), (+) (+) Sesuai
Upah/UMK (X3), X2: Positif X2 : Positif Sesuai
Pendapatan Suami (X4), Industri (+) (+) Sesuai
(X5) terhadap Kesempatan Kerja X3 : Positif X3: Positif Sesuai
Perempuan Menikah (Y) (+) (+)
X4 : Positif X4 : Positif
(+) (+)
X5 : Positif X5 : Positif
(+) (+)

Pengaruh Kesempatan Kerja Y : Positif Y : Positif Sesuai


Perempuan Menikah (Y) (+) (+)
terhadap Kesejahteraan Keluarga
(Z1)
 Industri p-value = 0,0061 <α =
Berdasarkan tabel 4.19. diatas dapat 0,005
dijelaskan bahwa pada uji theoretical Sedangkan untuk satu variabel yaitu
plausibility menunjukkan model sebelum Upah tidak memenuhi uji kelayakan yang
estimasi dan setelah estimasi telah sesuai. akurat untuk kepentingan estimasi
2. Accuracy of the estimates of the mendatang karena p-value = 0,1718 >α =
parameters 0,005. Model 2: Pengaruh Kesempatan Kerja
Model penelitian menghasilkan uji Wanita Menikah terhadap Kesejahteraan
kelayakan yang akurat untuk kepentingan Keluarga di kabupaten Cirebon. Penelitian
estimasi mendatang apabila masing-masing menghasilkan estimator dari koefisien regresi
variabel memiliki p-value <α = 0,05. Model yang kuat, dimana Kesempatan Kerja Wanita
1 :Pengaruh Umur, Tingkat Pendidikan, Menikah p-value = 0,0000<p-value α = 0,05
25
Upah, Pendapatan Suami, Industri terhadap 3. Explanatory ability
Kesempatan Kerja Wanita Menikah. Hasil uji explanatory ability dapat model
Penelitian menghasilkan estimator dari penelitian memiliki kemampuan yang tinggi
koefisien regresi yang akurat, tidak bias dan dalam menjelaskan hubungan antar
signifikan. Asumsi analisis terpenuhi dan fenomena ekonomi yang dikaji. Standard
probabilitas kesalahan statistik dari model error of estimates (SE) rendah,
rendah antara lain : dimanavariance error of estimates =
 Umur p-value = 0,0002 SE2<mean square of regression dalam tabel
<α = 0,005 Anova. Demikian pula seluruh standard
 Tingkat Pendidikan p-value = 0,0002 error dari koefisien regresi yang positif dan
<α = 0,005 signifikan bernilai lebih kecil daripada ½ kali
 Pendapatan Suami p-value = 0,0000 nilai koefisien regresinya sebagaimana dapat
<α = 0,005 dilihat pada tabel tabel 4.20

201
Tabel4.20.Explanatory Ability
Explanat Koefisien Standard
Hasil
ory Pengaruh Parsial Regresi Error ½β
Uji
Ability (b) (SE)
0,07
Usia (X1) 0.149 0.039 SE < ½ β
4
0,11
Tingkat Pendidikan (X2) 0.234 0.060 SE < ½ β
7
Upah Minimum Kota/ 0,03
0.063 0.046 SE > ½ β
Model 1 Kabupaten (X3) 2
0,39
Pendapatan Suami (X4) 0.784 0.122 SE < ½ β
2
0,07
Industri (X5) 0.149 0.054 SE < ½ β
4
Kesempatan Kerja 0,76
Model 2 1.522 0.039 SE < ½ β
Perempuan Menikah (Y) 1
variabel dependen yang ditandai oleh
Berdasarkan tabel 4.20 di atas dapat tingginya koefisien determinasi sebagai
dijelaskan bahwa uji explanatory ability berikut :
menunjukkan standard error pada pengaruh  Model 1 : Pengaruh Umur, Tingkat
parsial pada model 1 didapatkan bahwa Umur, Pendidikan, Upah, Pendapatan Suami,
Tingkat Pendidikan, Pendapatan Suami dan Industri terhadap Kesempatan Kerja Wanita
Industri lebih kecil dari ½ β. Sedangkan Menikah memiliki nilai koefisien
standard error pada pengaruh parsialUpah determinasi nya adalah : Adjusted R-
lebih besar dari ½ β. Standard error pada square sebesar 97,12 % >α = 50 %
pengaruh parsial pada model 2 didapatkan  Model 2 : Pengaruh Kesempatan Kerja
bahwa Kesempatan Kerja Perempuan Menikah Wanita Menikah terhadap Kesejahteraan
lebih kecil dari ½ β. Keluarga di kabupaten Cirebon memiliki
4. Forecasting ability nilai koefisien determinasi nya adalah : R-
Model yang teruji apabila memiliki square sebesar 96,37 % >α = 50 %
kemampuan prediksi yang tinggi atas perilaku

SIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan tetapi bukan berarti menjadi alasan mereka
Pengaruh Umur terhadap untuk tidak bekerja mencari penghasilan.
kesempatan kerja wanita menikah memiliki Pengaruh Tingkat Pendidikan
coefficient cukup tinggi hal ini dapat terhadap kesempatan kerja wanita menikah
mengambarkan bahwa umur/usia produktif memiliki coefficient lebih kuat dari variabel
yaitu 15 sampai 59 tahun merupakan umur, upah, pendapatan suami dan industri
variabel yang cukup besar pengaruhnya dan hal Ini membuktikan bahwa Peran
26
terhadap kesempatan kerja wanita menikah, pendidikan dalam meningkatkan partisipasi
Umur seseorang sangat berpengaruh terhadap bekerja sangatlah berpengaruh dan penting.
kesempatan kerjanya, dimana wanita yang Semakin tinggi pendidikan seorang wanita
berusia muda atau tergolong lajang, waktu maka semakin tinggi peluangnya untuk
yang dia habiskan untuk bekerja akan memasuki pasar kerja dan bersaing
panjang karena pekerja usia muda sangat dengan kaum laki-laki. Peningkatan
potensial untuk berproduksi. Wanita yang pendidikan membuat kaum wanita berperan
tergolong kelompok umur 35-39 tahun ke penting dalam pembangunan serta
atas dengan tanggung jawab mereka yang membantu perekonomian rumah tangga.
sudah berkeluarga dan mempunyai anak, Dengan pendidikan yang tinggi
sudah kurang produktif lagi sehingga diharapkan memperoleh pendapatan yang
kesempatan kerja mereka juga berkurang tinggi.

202
Pengaruh Upah terhadap kesempatan sangat kuat sekali hal ini membuktikan
kerja wanita menikah memiliki coefficient bahwa dengan masuk ke pasar kerja dan
paling rendah dari factor umur, pendidikan, bekerja, wanita menikah membuktikan
pendapatan suami dan industry ini memiliki kontribusi yang besar dalam
membuktikan bahwa pada tingkat upah yang pembangunan ekonomi keluarganya selain
berbeda dari masing-masing responden sebagai ibu rumah tangga. Dengan
menunjukkan bahwa pada umumnya mereka meningkatnya partisipasi wanita dalam
memilih bekerja dan pekerjan yang dipilih angkatan kerja akan mengurangi tingkat
adalah sektor informal sebagai pekerjaan yang pengangguran, dan secara langsung dan tidak
banyak dimasuki karena sektor ini tidak langsung akan menambah pendapatan
membutuhkan banyak persyaratan seperti keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan
sektor formal. Selain itu dengan kecilnya keluarganya.
upah/pendapatan yang diterima bukan menjadi
halangan untuk bekerja, karena mereka hanya Saran-Saran
membantu untuk membiayai pemenuhan Permasalahan kesempatan kerja yang
ekonomi rumah tangga yang semakin sangat perlu diperhatikan adalah masalah
meningkat dan mereka beralasan lebih baik Upah, dimana masalah upah adalah landasan
bekerja dengan upah/pendapatan yang hubungan kerja yang perlu dikaji ulang
rendah dari pada diam dirumah tanpa karena masih banyak pekerja yang belum
menghasilkan sesuatu yang ekonomis. mendapatkan upah sesuai dengan kebutuhan
Sehingga berapapun upah/pendapatan yang fisik minimum, kebutuhan hidup minimum,
diperolehnya bukan menjadi hambatan untuk terutama adanya perbedaan upah antara
tetap bekerja. pekerja laki-laki dan perempuan yang rata-
Pengaruh Pendapatan suami terhadap rata berbeda 4 s.d. 8 persen
kesempatan kerja wanita menikah memiliki Disarankan adanya suatu peningkatan
coefficient paling tinggi diantara pendidikan, kualitas keterampilan teknis keteagakerjaan
umur, upah, dan industry hal ini merupakan bagian solusi dan masih
membuktikan bahwa rendahnya mayoritas rendahnya kualitas pendidikan dan
pendapatan suami mendorong wanita untuk Pembinaan angkatan usia kerja agar dapat
bekerja agar memenuhi kebutuhan keluarga mengisi tuntutan latar belakang
yang semakin meningkat. Pendapatan suami pendidikan/kemampuan yang diperlukan.
dalam penelitian ini dihitung melalui rata-rata Karena kualitas tenagakerjaan yang
pendapatan yang diperoleh dari pendapatan digunakan dalam pekerjaan memiliki fungsi
pekerja berstatus kawin menurut jenis yang menentukan dalam pembangunan. Ini
kelamin laki-laki di kabupaten Cirebon ada bukan hanya karena tenaga kerja tersebut
pada posisi paling tinggi adalah pada merupakan pelaksana pembangunan, akan
pendapatan Rp. 1.000.000. s.d. 2.000.000,- tetapi juga mereka bekerja atau pekerjaan
Pengaruh Industri terhadap merupakan sumber utama bagi keluarga.
Kesempatan kerja wanita menikah yaitu Disarankan kepada para Pengusaha,
memiliki coefficient yang tinggi setara selain dapat memberikan upah yang layak
dengan factor umur hal ini membuktikan kepada pekerja dan keluarganya serta
dengan perkembangan sektor industry, telah tunjangan keluarga, agar nilai pendapatan
membuka lapangan kerja dan dapat memiliki nilai yang dapat memenuhi
meningkatkan penyerapan tenaga kerja yang kebutuhan fisik minimum dan hidup
dapat membuka kesempatan kerja, khususnya minimum tentunya didasarkan atas
tenaga kerja wanita serta dapat kebutuhan standar hidup.
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Untuk memperluas kesempatan kerja
Kesempatan kerja wanita menikah dapat dilakukan dengan cara meningkatkan
terhadap kesejahteraan keluarga memiliki kegiatan ekonomi yang sudah ada, maupun
Koefisien Determinasi (R2) 0.963767 ini dengan menambah kegiatan ekonomi yang
menunjukkan pengaruh yang signifikan dan baru yaitu dengan pengembangan industri-

203
industri, pengembangan usaha kecil dan mendorong kemandirian kaum
tradisional serta sector informal yang dapat perempuan
menyerap banyak tenaga kerja yang ada di 2. Pemerintah daerah harus
kabupaten Cirebon. menyediakan bantuan kemandirian
1. Disarankan kepada Pemerintah dan wanita tersebut
Pengusaha dalam peningkatan 3. Untuk mensiasati penduduk
Kesejahteraan taraf hidup pekerja agar perempuan yang masih enggan untuk
dapat hidup layak, perlu adanya bekerja dapat diberikan pelatihan agar
perlindungan dan peningkatan penduduk perempuan Kabupaten
kesejahteraan pekerja yaitu melalui Cirebon tetap dapat produktif
strategi : walaupun tetap berada di dalam rumah.
- Perlindungan tenaga kerja anak, orang 4. Untuk penduduk yang bekerja di sektor
muda dan perempuan informal diberikan dukungan
- Jaminan social serta permodalan dan dapat kiranya
- Perlindungan pengupahan diberikan pelatihan keterampilan
2. Disarankan kepada Pemerintah untuk proses produksi yang mereka lakukan
lebih memperhatikan pemberian  Saran untuk Peneliti lanjutan :
perlindungan dan kesejahteraan pekerja  Disarankan model ini digunakan
perempuan. untuk permasalahan yang sama untuk
 Saran untuk Pemerintah Daerah daerah – daerah lain.
Kabupaten Cirebon :  Disarankan pula untuk meneliti
1. Pengangguran terbuka yang masih factor-faktor lain yang akan
cukup banyak di Kabupaten Cirebon berpengaruh kepada kesempatan
khususnya perempuan dapat diurai kerja wanita menikah.
permasalahanya dengan program padat
karya dan pada tinovasi serta

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon,


2014 .Pengelompokkan Penduduk
Asyiek, 2004. Wanita, Aktivitas Ekonomi dan
Perempuan Status Pendidikan 2013.
Domestik: Kasus pekerja Industri Rumah
Cirebon : Badan Pusat Statistik
Tangga Pangan di Sumatera Selatan.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon,
Yogyakarta: Pusat Penelitian
2014 . Presentase Upah Pekerja
Kependudukan, Universitas Gadjah Mada
Perempuan Menurut Status Kawin.
Azid, Toseef, Rana Ejaz Ali Khan and Adnan
Cirebon : Badan Pusat Statistik
M.S.Alamasi, 2010. Labor Force
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon,
Partisipation Of Married Women in
2014 .Presentase Pendapatan Pekerja
Punjab. Pakistan : Emerald Group
Berstatus Kawin Menurut Jenis Kelamin.
Publishing Limited.
Cirebon : Badan Pusat Statistik
Arif Pratisto,2004. Cara Mudah Mengatasi
Badan Pusat Statistik Kab. Ciebon. 2014.
Masalah Statistik dan Rancangan
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)
Percobaan. Elex Media Komputindo,
2013. Cirebon:Badan Pusat Statistik
Jakarta
Bellante, Don dan Mark Jackson (2000).
Badan Pusat Statistik Kab. Cirebon. 2014.
Ekonomi Ketenagakerjaan. Edisi
Cirebon Dalam Angka 2013. Kab.
Terjemahan. Jakarta FE. UI
Cirebon: Badan Pusat Statistik.
Bungin HM. Burhan, 2013. Penelitian
Badan Pusat Statistik Kabupaten Cirebon.
Kualitatif, komunikasi, Ekonomi,
2014. Pengelompokkan penduduk usia
kerja. Kabupaten Cirebon :Badan Pusat Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial lainnya.
Jakarta: Kencana Purnama Media
Statistik.

204
Bhuono, A. Nugroho, 2005. Strategi jitu Pendapatan Keluarga di Pemukiman
Memilih Metode Statistik Penelitian . Transmigrasi Sei Rambuta SP 2. Pusat
Penerbit Andi Yogyakarta Penelitian dan Pengembangan
Bintarto 2007, “Interaksi Desa – Kota, Ketransmigrasian, Kemenakertrans.
Yogyakarta : Ghalia Indonesia Jakarta
Dewi Lengkana .2007. Peranan wanita Irwan, Suparmoko.2002. Ekonomi
dalam pendapatan keluarga ditinjau dari Pembangunan. Edisi keenam.
tingkat pendidikan di pulau sebesi Yogyakarta: BPFE UGM
provinsi lampung .Universitas Lampung. Kaufman, Bruce E dan Julie L. Hotchkiss
Damayanti, Ariska. 2011. Analisis 2000, “The Economics of Labor Market
Penawaran Tenaga Kerja Wanita Orlando” The Dyden Press
Menikah dan faktor-faktor yang Kuncoro.2007. Dasar-Dasar Ekonomika
mempengaruhinya. Fakultas Ekonomi Pembangunan. Edisi kelima. Yogyakarta:
Universitas Diponegoro UPP STIM YKPN.
Gary S. Becker. 1976. The Economic Koutsoyiannis, 2010. Modern
Approach to Human Behavior. Links to Microeconometrics : The Macmillan
chapter previews. University of Chicago Press L.td. United Kingdom.
Press Mantra, I.B Prof.2003. Demografi Umum.
Gregory Mankiw, 2008 Makroekonomi, Edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka
edisi 6, Erlangga Jakarta Indonesia Belajar.
Gellerman, Deborah and Earl S M.L.Jhingan 2013, “Ekonomi Pembangunan
Pollack.1987. Counting Injuries and dan Perencanaan” PT. Raja Grafindo
Illneses in the Workplace: Proposals for Persada, Jakarta
a Better System. Washington D.C: Michael P. Todaro , Stephen C. Smith 2011,
National Academy Press Pembangunan Ekonomi edisi kesebelas
Gellerman, S. W .2010. Motivasi & jilid 1, PT. Gelora Aksara Pratama,
Produktifitas (Terjemahan S Wandoyo). Jakarta Indonesia
PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta Mulyadi,2003. Ekonomi Sumber Daya
Gujarati, Damodar N.2003. Basic Manusia dan Sistem Kelembagaan.
Econometrics. Fourth Edition. New York : Penerbit PT. Rajagrafindo Persada,
McGraw-Hill Companies, Inc. Jakarta
2006. Dasar – dasar Ekonometrika, Mukhtar, 2013. Metode Penelitian Deskriptif
Jilid I. Alih Bahasa Julius Mulyadi, Kualitatif. Jakarta : GP Press Group
Jakarta: Erlangga Nam, Sunghee.2011. Determinans of
Gozali, Imam, 2009. Aplikasi Multivariate Female Labor Force Participation : A
dengan Program Eviews. Badan Penerbit Study of Seoul, South Korea, 2000-2010.
UNDIP, Semarang Sociological Forum. VI (4)
Hasyim, H, 2006. Analisis Hubungan Nachrowi D Nachrowi, 2006. Ekonometrika
Karakteristik Petanikopi terhadap untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan,
Pendapatan (studi kasus: Desa Dolok Cetakan Pertama, Jakarta : Lembaga
Seribu Kecamatan Paguran Kabupaten Penerbit FE UI
Tapanuli Utara) Lembaga Penelitian USU Ollenburger, and Helen, 2010, Sosiologi
Hubeis, Musa, 2016. Diskusi Pakar Tentang wanita. Rineka Cipta : Jakarta
Peran Wanita. Bogor Rini, J.F, 2002 Wanita Bekerja (on-line)
Hsiao Cheng, 2010, Analysis of Panel Available FTP; e-psikologi.com
Data, Cambridge University Press. 29 Subri, Mulyadi.2003. Ekonomi Sumber
Henry Faizal Noor,2013 Ekonomi Untuk Daya Manusia. Jakarta : PT. Raja
Kesejahteraan Rakyat,Akademia Grafindo Persada
Permata, Padang Indonesia Soetjipto, 2013, Suara dari Desa Menuju
Hugeng Suparyo. 2011. Alokasi Waktu Kerja Revitalisasi PKK. Tanggeang Selatan :
dan Kontribusi Perempuan Terhadap CV: Marjin Kiri

205
Sudarsono, 1998.”Ekonomi Sumber Daya Paul A Samuelson & William D Nordhous
Manusia”Karunika Jakarta Universitas 2005, “Ilmu Makro Ekonomi”, edisi 17,
Terbuka Jakarta Salemba Empat, Jakarta Indonesia
Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Bisnis. Wambraw, D. 2007. Tingkat Partisipasi
Bandung : Alfabet Penduduk Wantia dalam Pasar Kerja di
Suparmoko. M. 2004. Pengantar Ekonomika Irian Jaya. Universitas Cendrawasih,
Mikro. 3rded. Jakarta: BPFE Irian Jaya.
Yogyakarta. Wendy. 2006. Faktor – faktor Yang
Sudiyono 2007, “Pengantar Ekonomi Mempengaruhi Partisipasi Pekerja
Mikro” BPFE Yogyakarta Wanita di Kota Medan. Fakultas
Simanjuntak, Payaman J. 2001. Pengantar Ekonomi Universitas Sumatra Utara
Ekonomi Sumberdaya Manusia. Wirasasmita, Yuyun , 2008. Uji Kelayakan
Sumarsono, Sonny. 2009. Ekonomi Sumber Model. Bandung : Fakultas Ekonomi
Daya Manusia Teori dan Kebijakan Universitas Padjajaran.
Publik. Jogyakarta : Graha Ilmu. 2010. Ekonomi Publik . Buku Ajar .
Swasono,2004 “Kebersamaan dan asas Jakarta : Program Doktor Ilmu Ekonomi
kekeluargaan, kerakyatan, Nasionalisme Universitas Borobudur Jakarta
dan Kemandirian. Jakarta, UNJ – Press 2012, Ekonomi Pembangunan. Buku
2005 “ Indonesia dan Dokrin Ajar. Jakarta : Program Doktor Ilmu
Kesejahteraan Sosial” Perkumpulan Ekonomi Universitas Borobudur Jakarta
Prakarsa, Jakarta Winarno, Wing Wahyu, 2009. Analisis
Squire, L.1986. Employment Policiy in Ekonometrika dan Statistika dengan
Developing Countries : A Survey of Issues Eveiws. Edisi Kedua. Yogyakarta : Unit
and Evidence. Kuala Lumpur : World Penerbit dan Percetakan STIM YKPN
bank, Oxford University Press. Penelitian dan Jurnal :
Tjaja, Ratna P.2000. Wanita Bekerja dan Azid, Toseef, Rana Ejaz Ali Khan and Adnan
Implikasi Sosial.Naskah No.20, Juni -Juli M.S.Alamasi, 2010. Labor Force
2000 Partisipation Of Married Women in
Tjiptoherijanto, Prijono.1997. Sumber Daya Punjab (Pakistan). Internasional Journal
Manusia dalam Pembagunan Nasional. of Social Economic vol. 37.No.8 Emerald
Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Group Publishing Limited.
Ekonomi Universitas Airlangga. Eliana, Novita, 2007. Faktor-faktor yang
Trisnawati. 2004. “Diskriminasi Upah mempengaruhi curahan waktu kerja
Pekerja Pribumi dan Non Pribumu di wanita pada PT. Agricinal. Vol.4 No. 2
Sektor Industri dan Jasa di Sumatera Felbermayr, Gabriel dan Julien Prat. 2007.
Selatan” Fakultas Ekonomi Unsri. Product Market Regulation, Firm
Todaro, M.P. 2004. Economic Development Selection and Unemployment. Journal
in the Third World. Seventh Edition.
30 Economic and Sociology .Vol. 1 No. 1.
PearsonEducation Limitied, New York. Fatmawati dan Retno 2005, “Analisis
Todaro, Michael P. 2005. Pembangunan Penawaran Tenaga Kerja Sekotr Informal
Ekonomi di Dunia Ketiga. 6rded. Jakarta: Perkotaan di Makasar, Sulsel” Jurnal vol.
Erlangga. 10
Undang – Undang no 13 tahun 2003 G.S. Becker, 1965. A Theory Of The
Ketenagakerjaan, Fokusmedia Mei 2014, Allocation Of Time. Economic Journal
Bandung 40, no. 299
Paul A. Samuelson dan William D. Haryanto, Sugeng.2008. Peran Aktif Wanita
Nordhaus,2005 Economics, Twelfth Dalam Peningkatan Pendapatan Rumah
Edition, McGraw – Hill Book Company, Tangga Miskin: Studi Kasus pada Wanita
Singapura Pemecah Batu di Pucanganak Kecamatan
Tugu Trenggalek. Jurnal Ekonomi
Pembangunan. II (12) : 216 - 227

206
lly SilviaRosiana, Wayan Cipta, Gede Putu Bengkulu.Jurnal Argo Ekonomi, 16 (1&
Agus Jana Susila 2015. Analisis Tingkat 2) : 76 – 78
Pendapatan Dan Kesempatan kerja Siswidiyanto 2004, “Laporan Kegiatan
Penerima Dana Simpan Pinjam Penelitian Pekerja Wanita pada Industri
Perempuan (SPP) Tahun 2012-2013 di Rumah Tangga Sandang dan
Desa Subagan e-Jurnal Bisma Universitas kontribusinya terhadap pemdapatan
Pendidikan Ganesa Vol.3 Rumah Tangga,”Malang : Fakultas Ilmu
Mason, Andrew, 1988, Saving economic Administrasi, Universtas Brawijaya
Growth and Demographic Change, Sonny Sumarsono, 2008 “Profil dan
Population and Development Review, Vol. Keterlibatan Pekerja Wanita Pada
12 No. 1 Maret 113-144 Industri Rumah Tangga Pengolahan
Putri, Noviarina Purnami, Ken Suratiyah dan Pangan di Kabupaten Jember”.
Suhatmini Hardyastuti. 2007. Wanita Universitas Jember
diantara Kerja dan Rumah Tangga (Studi Suwandi, Sativa, 2001. Pekerja Wanita Pada
Kasus pada Buruh Wanita Industri Jamur Agroindustri Pangan di Pedesaan
di Desa Hargobinangun, Kec.Pakem, Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Jurnal
Kab.Sleman DIY). Jurnal kependudukan Ekonomi vol. 3. No. 7
dan Pengembangan SDM. Vol.III, no.1 Yunianti, 2006. Penggunaan Tenaga Kerja
Juli 2007 Wanita Pada Industri Emping Melinjo di
Rani dan Abdullah 2000, “Faktor Utama Kecamatan Kertasura Kabupaten
yang menyebabkan tingginya perluasan Sukoharjo. Universitas Muhamadiyah
Kesempatan Kerja dalam Industri- Surakarta
Industri yang Berorientasi Ekspor” Jurnal Internet
vol. 4 no. 5 Kapsos, Steven. 2005. The Employment
Rosmiyati Chodijah, 2006. Nilai-nilai Intensity of Growth : Trends and
Ekonomi Rumah Tangga Dalam Macroeconomic Determinants, ILO.
Mempengaruhi Keputusan Wanita Di Http://www.google.com.
Perkotaan Untuk Masuk Pasar Kerja 31 Di Sadiawati, Dani. 2004. Regulasi (Peraturan
Sumatera Selatan . Disertasi Program Perundang-undangan) dan
Pascasarjana Doktoral Universitas Pengarusutamaan Gender.
Sriwijaya : Palembang http://www.legalitas.org/?q=regulasi-
Sukiyono. 2010. Transformasi Struktural peraturan-peundang-undangan-
Wanita Transmigran dari Sektor danpengarusutamaan-gender.
Pertanian ke Luar sector pertanian dan Sagir, Soeharsono “Masalah Ekonomi
Kontribusinya Terhadap Indonesia”Perpustakaan digital
Pendapatan Rumah Tangga: kasus di Daerah Universitas Negeri Malang Koleksi buku
Transmigrasi Sekitar Kotamadya http://library.um.ac.id.

207

You might also like