Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

MAKALAH

POTENSI PERTANIAN INDONESIA UNTUK KETAHANAN PANGAN

Makalah ini Dibuat untuk memenuhi Tugas Kelompok Mata pelajaran Geografi

Guru Pengajar : Bp. Ahmad Taupiq, M.Pd

Disusun Oleh :
Mutiara Sabrina
Novyra Soraya
Rina Nur Mubarokatis Salimah Sari
Tya Allida
XI IPS 4

PROGRAM STUDI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

SMA NEGERI 2 SUBANG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah SWT. Atas izin-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.Tak lupa shalawat serta salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Beserta keluarganya, para sahabatnya dan sampai kita
umat diakhir zaman.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran
geografi dengan judul “Potensi pertanian indonesia untuk ketahanan pangan”. Penulis telah
usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga
dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Akhirnya penyusun mengharapkan
semoga dari makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan wawasan terhadap pembaca.
Selain itu, kritik dan saran kami tunggu untuk perbaikan makalah ini nantinya.

Subang, 8 November 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan ............................................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 7
A. Pengertian Ketahanan Pangan......................................................................................... 7
B. Potensi-potensi pertanian di Indonesia ........................................................................... 9
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan .................................................. 10
D. Konsep ketahanan pangan............................................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor Pertanian adalah sektor yang memiliki peran penting dalam pertumbuhan
ekonomi nasional. Indonesia merupakan negara agraris sehingga sebagian besar dari
penduduknya bekerja pada sektor pertanian. Sektor pertanian ini, dinilai masih belum
mampu memenuhi kebutuhan hidup sebagian besar petani di Indonesia. Data dari
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil Sensus Pertanian (ST) 2013 yang
menunjukkan bahwa jumlah rumah tangga usaha pertanian sebanyak 26.135.469.
Sebagian besar dari para pekerja di sektor pertanian hidup di bawah garis kemiskinan
karena sebesar 55,33% atau sekitar 14.248.870 rumah tangga merupakan petani gurem
yaitu petani yang menguasai lahan kurang dari 0,25 ha. Kondisi tersebut timbul akibat
semakin meningkatnya keadaan ekonomi yang tidak disesuikan dengan kondisi
masyarakat khususnya para petani. Saat ini, kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah
dinilai masih belum mampu meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga petani.

Menurut Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 ketahanan pangan merupakan


kondisi terpenuhinya pangan untuk rumah tangga yang dicerminkan dari ketersediaan
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau (BKP,
2013). Sedangkan menurut FAO tahun 1996 ketahanan pangan merupakan keadaan
dimana semua rumah tangga mempunyai akses terhadap pangan baik fisik maupun
ekonomi sehingga semua anggota rumah 2 tangga dapat memperoleh pangan yang
cukup baik mutu maupun jumlahnya, serta keadaan dimana semua rumah tangga tidak
beresiko untuk kehilangan kesempatan memperoleh pangan tersebut (Soekirman,
2000). Sistem ketahanan pangan meliputi empat sistem yaitu: (1) ketersediaan pangan
baik dalam jumlah ataupun jenis yang cukup untuk seluruh penduduk, (2) distribusi
pangan yang merata dan lancar bagi seluruh penduduk, (3) konsumsi pangan untuk
setiap individu yang dapat memenuhi kecukupan gizi seimbang sehingga berdampak
pada (4) status gizi masyarakat.

Ketahanan pangan merupakan salah satu isu strategis dalam pembangunan suatu
Negara (Simatupang, 2007). Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan, sektor

4
pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena sektor ini menjadi penyedia
pangan utama (Sumastuti, 2010), lebih-lebih negara yang sedang berkembang, karena
memiliki peran ganda yaitu sebagai salah satu sasaran utama pembangunan dan salah
satu instrumen utama pembangunan ekonomi. Fungsi ketahanan pangan sebagai
prasyarat untuk terjaminnya akses pangan determinan utama dari inovasi ilmu
pengetahuan, teknologi dan tenaga kerja produktif serta fungsi ketahanan pangan
sebagai salah satu determinan lingkungan perekonomian yang stabil dan kondusif bagi
pembangunan. Setiap negara senantiasa berusaha membangun sistem ketahanan pangan
yang mantap. Oleh sebab itu sangat rasional dan wajar kalau Indonesia menjadikan
program pemantapan ketahanan pangan nasional sebagai prioritas utama
pembangunannya.

5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian ketahanan pangan?


2. Apa saja potensi pertanian di Indonesia?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ketahanan pangan?
4. Bagaimana konsep yang digunakan Indonesia dalam hal ketahanan pangan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini


adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian ketahanan pangan.
2. Memaparkan potensi-potensi pertanian Indonesia.
3. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan.
4. Menjelaskan bagaimana konsep ketahanan

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ketahanan Pangan

Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi
setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia,
sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma
(1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan.
Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan
peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang
lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi.
Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu.
Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan
stabilitas Nasional.

Bagi Indonesia, pangan sering diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini
merupakan makanan pokok utama. Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa
gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu
krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah
memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas
Nasional.

Nilai strategis beras juga disebabkan karena beras adalah makanan pokok paling
penting. Industri perberasan memiliki pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi
(dalam hal penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan dan dinamika ekonomi perdesaan,
sebagai wage good), lingkungan (menjaga tata guna air dan kebersihan udara) dan
sosial politik (sebagai perekat bangsa, mewujudkan ketertiban dan keamanan). Beras
juga merupakan sumber utama pemenuhan gizi yang meliputi kalori, protein, lemak
dan vitamin.

Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, Pemerintah selalu berupaya untuk


meningkatkan ketahanan pangan terutama yang bersumber dari peningkatan produksi
dalam negeri. Pertimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi Indonesia karena

7
jumlah penduduknya semakin besar dengan sebaran populasi yang luas dan cakupan
geografis yang tersebar. Untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya, Indonesia
memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah mencukupi dan tersebar, yang
memenuhi kecukupan konsumsi maupun stok nasional yang cukup sesuai persyaratan
operasional logistik yang luas dan tersebar. Indonesia harus menjaga ketahanan
pangannya.

Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang Pangan.
Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya
Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya
pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata,
dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”.

UU Pangan bukan hanya berbicara tentang ketahanan pangan, namun juga


memperjelas dan memperkuat pencapaian ketahanan pangan dengan mewujudkan
kedaulatan pangan (food soveregnity) dengan kemandirian pangan (food resilience)
serta keamanan pangan (food safety). “Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan
bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan Pangan yang menjamin hak atas
Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat untuk menentukan
sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal”.

“Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi


Pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan
potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara
bermartabat”. “Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk
mencegah Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang
dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk
dikonsumsi”.

Definisi ketahanan pangan dalam UU No 18 tahun 2012 diatas merupakan


penyempurnaan dan “pengkayaan cakupan” dari definisi dalam UU No 7 tahun 1996

8
yang memasukkan “perorangan” dan “sesuai keyakinan agama” serta “budaya” bangsa.
Definisi UU No 18 tahun 2012 secara substantif sejalan dengan definisi ketahanan
pangan dari FAO yang menyatakan bahwa ketahanan pangan sebagai suatu kondisi
dimana setiap orang sepanjang waktu, baik fisik maupun ekonomi, memiliki akses
terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-
hari sesuai preferensinya.

B. Potensi Pertanian di Indonesia

Pertanian sendiri pada dasarnya merupakan suatu usaha manusia yang bergerak
dalam bidang bercocok tanam. Ini adalah salah satu sumber daya hayati yang
dimanfaatkan oleh manusia untuk menghasilkan bahan baku pangan, industri, atau
sumber energi, serta mengelola lingkungan sekitarnya. Kegiatan pertanian ini juga
merupakan salah satu kebudayaan tertua yang ada di peradaban manusia.

Indonesia sebagai salah satu negara agraris terbesar di dunia, dengan potensi
pertanian yang menjanjikan, pada dasarnya memiliki beberapa bentuk pertanian.
Berikut beberapa diantaranya:

1. Tegalan

Tegalan merupakan sistem pertanian yang tidak menggunakan sistemirigasi


(pengariran). Sistem ini dapat disebut sebagai sistem pertanian kering (dry farming).
Tanaman yang berada dalam tegalan adalah gogo dan palawija. Penggunaan sistem ini
dikerjakan secara intensif dan tetap dengan berbagai macam jenis tanaman secara
bergantian (tumpang sari dan crop rotation).

2. Ladang

Ladang merupakan salah satu sistem pertanian yang dilakukan dengan cara
berpindah-pindah dan membuka lahan baru di hutan dan membakarnya. Sistem ini tidak
menggunakan sistem irigasi dan belum ada cara mengelola tanah dan pemupukan yang
tepat. Hal ini menimbulkan kerusakan tanah.

Kerusakan berupa hutan yang telah dibakar dan ditanami apabila sudah tidak subur
akan segera ditinggalkan dan membuka lahan di hutan lain. Sistem pertanian ini

9
merusak dan merugikan karena unsur-unsur hara yang menyuburkan tanah akan
menghilang akibat kesalahan dalam mengelola tanah.

3. Sawah

Sawah merupakan sistem pertanian yang dilakukan menggunakan irigasi dan tanah
basah. Sistem pertanian ini adalah yang terbaik karena sudah menggunakan sapta usaha
tani, yaitu diawali dengan pengelolaan tanah, pemilihan bibit, irigasi, pemupukan
pemberantasan hama, pasca panen, hingga distribusi hasil panen.

C. Faktor-faktor Ketahanan Pangan

Pangan menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat di sebuah negara. Maka dari
itulah, penting bagi negara tersebut untuk menjamin ketahanan pangan. Pada dasarnya
ketahanan pangan adalah ketersediaan dan kemampuan seseorang untuk mengakses
pangan. Di Indonesia, pengertian ketahanan pangan disebutkan secara terperinci dalam
UU No.18 Tahun 2012. Untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional, setidaknya ada
lima hal penting dan berpengaruh yang perlu diperhatikan.

1. Kondisi ekonomi, politik, sosial dan keamanan


Ketahanan pangan dapat tercipta apabila aspek penting dalam suatu negara
terpenuhi. Aspek ini ada empat poin yakni kondisi ekonomi, politik, sosial, dan
keamanan. Sebab, apabila dari keempat aspek tersebut tidak dapat berjalan dengan baik
maka dampaknya dapat meluas ke segi lainnya yang merugikan masyarakat termasuk
ketahanan pangan.
2. Sarana dan prasarana
Sarana dan prasarana adalah hal berikutnya yang mempengaruhi ketahanan
pangan. Tanpa adanya sarana dan prasarana publik yang baik, proses pendistirbusian
komoditas pangan tentu akan mengalami hambatan. Misalnya, di sebuah wilayah yang
sulit diakses akan membuat distribusi terganggu dan jika dibiarkan akan menyebabkan
krisis pangan. Di sini, akses transportasi memang menjadi hal penting agar semua
pendistribusian pangan merata ke semua wilayah. Selain sarana untuk pendistribusian,
sarana ini juga penting untuk meningkatkan produktivitas komoditas pertanian.
Contohnya saja, mengenai pengadaan pupuk, benih unggul, dan sebagainya.

10
3. Teknologi yang dikembangkan
Di zaman sekarang sangat mustahil jika tidak menggunakan teknologi dalam segala
aspek kehidupan sehari-hari. Termasuk pula dalam meningkatkan ketahanan pangan di
tanah air. Penggunaan teknologi dapat digunakan pada saat proses tanam hingga masa
panen komoditas pangan. Tidak sampai di situ saja teknologi pertanian juga digunakan
dalam hal sistem penyimpanan hasil produksi pangan yang tepat. Tujuannya adalah
agar tanaman dan komoditas pangan aman selama proses pendistribusian dan
digunakan oleh masyarakat. Teknologi dalam rekayasa pangan juga diperlukan dalam
hal ini untuk mengembangkan varietas unggul dalam pengadaan komoditas pangan.
4. Pengadaan lahan yang tepat
Jumlah lahan juga menjadi faktor utama dalam menjaga ketahanan pangan. Jumlah
lahan yang memadai dapat memungkinkan produktivitas komoditas pangan tercukupi.
Sebaliknya, jika lahan ini semakin menurun maka stabilitas pangan juga dapat
terganggu. Inilah yang menjadi masalah di Indonesia saat ini. Sehingga, pemerintah
harus memiliki strategi baru untuk menyediakan lahan untuk pertanian. Salah satunya
dapat dilakukan dengan pemanfaatan lahan rawa melalui program Selamatkan Rawa
Sejahterakan Petani (Serasi). Apabila dilakukan dengan maksimal, maka jumlah
produksi padi dengan memanfaatkan lahan rawa dapat mencapai sembilan kali lipat
dari sebelumnya dan ini akan membuat ketahanan pangan Indonesia menjadi kokoh.
5. Iklim dan cuaca
Selain keempat faktor di atas, hal utama dalam mempengaruhi ketahanan pangan
di Indonesia adalah mengenai iklim dan cuaca. Sederhananya, apabila cuaca dan iklim
dalam keadaan baik maka petani bisa menghasilkan produktivitas pertanian lebih dan
persediaan pangan yang memadai. Namun, sebaliknya ketika cuaca dan iklim dalam
keadaan buruk tentu hal ini akan merugikan petani dan mengganggu stabilitas
ketahanan pangan. Contohnya, ketika memasuki musim kemarau berkepanjangan ini
bisa dapat mengarah pada kekeringan dan potensi gagal panen lebih tinggi.

D. Konsep Ketahanan Pangan

Ketersedian dan Keterjangkauan, pangan pokok (termasuk beras) adalah pangan


yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai dengan potensi sumber
daya dan kearifkan lokal. (Pasal 1 angka 15 UU 18 Tahun 2012 tentang Pangan).
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab atas ketersediaan pangan untuk

11
memenuhi kebutuhan dan konsumsi pangan bagi masyarakat, rumah tangga, dan
perseorangan yang terjangkau dan berkelanjutan.

KOMPONEN DAN FAKTOR UTAMA PENENTU KETAHANAN PANGAN

Ada beberapa komponen yang harus dipenuhi untuk mencapai ketahanan pangan, yaitu:

1. ASPEK KETERSEDIAAN PANGAN

Berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan dijelaskan


bahwa yang dimaksud dengan ketersediaan pangan adalah kondisi tersedianya pangan
hasil produksi dalam negeri dan cadangan pangan nasional serta impor apabila kedua
sumber utama tidak dapat memenuhi kebutuhan. Ketersediaan pangan ditentukan oleh
produksi pangan di wilayah tersebut, perdagangan pangan melalui mekanisme pasar di
wilayah tersebut, stok yang dimiliki oleh pedagang dan cadangan pemerintah, dan
bantuan pangan dari pemerintah atau organisasi lainnya.

Mayoritas bahan pangan yang diproduksi maupun didatangkan dari luar wilayah
harus masuk terlebih dahulu ke pasar sebelum sampai ke rumah tangga. Oleh karena
itu, selain kapasitas produksi pangan, keberadaan sarana dan prasarana penyedia
pangan seperti pasar akan terkait erat dengan ketersediaan pangan di suatu wilayah.
Untuk menggambarkan situasi ketersediaan pangan dalam penyusunan FSVA
Kabupaten, maka indikator yang digunakan adalah: (1) Rasio luas lahan pertanian
terhadap jumlah penduduk; dan (2) Rasio jumlah sarana dan prasarana penyedia pangan
terhadap jumlah rumah tangga.

2. ASPEK AKSES PANGAN

Keterjangkauan pangan atau akses terhadap pangan adalah kemampuan rumah


tangga untuk memperoleh cukup pangan, baik yang berasal dari produksi sendiri, stok,
pembelian, barter, hadiah, pinjaman dan bantuan pangan. Pangan mungkin tersedia di
suatu wilayah tetapi tidak dapat diakses oleh rumah tangga tertentu karena terbatasnya:
(1) Akses ekonomi: kemampuan keuangan untuk membeli pangan yang cukup dan
bergizi; (2) Akses fisik: keberadaan infrastruktur untuk mencapai sumber pangan;
dan/atau (3) Akses sosial: modal sosial yang dapat digunakan untuk mendapatkan
dukungan informal dalam mengakses pangan, seperti barter, pinjaman atau program

12
jaring pengaman sosial. Dalam penyusunan FSVA Kabupaten, indikator yang
digunakan dalam aspek keterjangkauan pangan hanya mewakili akses ekonomi dan
fisik saja, yaitu: (1) Rasio jumlah penduduk dengan tingkat kesejahteraan terendah
terhadap jumlah penduduk desa; dan (2) Desa yang tidak memiliki akses penghubung
memadai melalui darat, air atau udara.

3. ASPEK PEMANFAATAN PANGAN

Aspek ketiga dari konsep ketahanan pangan adalah pemanfaatan pangan.


Pemanfaatan pangan meliputi: (1) Pemanfaatan pangan yang bisa di akses oleh rumah
tangga; dan (2) Kemampuan individu untuk menyerap zat gizi secara efisien oleh tubuh.
Pemanfaatan pangan juga meliputi cara penyimpanan, pengolahan, dan penyajian
makanan termasuk penggunaan air selama proses pengolahannya serta kondisi budaya
atau kebiasaan dalam pemberian makanan terutama kepada individu yang memerlukan
jenis pangan khusus sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu (saat masa
pertumbuhan, kehamilan, menyusui, dll) atau status kesehatan masing-masing individu.
Dalam penyusunan FSVA Kabupaten/Kota, aspek pemanfaatan pangan meliputi
indikator sebagai berikut: (1) Rasio jumlah rumah tangga tanpa akses air bersih
terhadap jumlah rumah tangga; dan (2) Rasio jumlah penduduk desa per tenaga
kesehatan terhadap kepadatan penduduk.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia


dikarenakan hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor
pertanian. Didalam peningkatan pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya
kerjasama antar pihak yang terkait seperti petani, pemerintah, lembaga peneliti
pertanian, ilmuwan, innovator serta kalangan akademik maupun swasta sehingga
dengan demikian diharapkan dengan hal tersebut dapat meningkatkan produksi
pangan dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian terdapat beberapa


permasalahan yang dapat menghambat peningkatan produksi pangan diantaranya
menurunnya jumlah sumber daya manusia petani serta masih rendahnya kualitas
petani dalam hal informasi dan teknologi pertanian, lemahnya akses modal yang
didapat petani untuk mengembangkan usaha pertanian, berkurangnya lahan
pertanian akibat adanya alih fungsi lahan untuk pengembangan Industri dan
pertanian dan masih kurangnya peran lembaga penunjang atau pendukung sektor
pertanian.

Untuk menyelesaikan permasalahan pembangunan sektor pertanian


diperlukan kebijakan, strategi dan upaya dari pemerintah secara optimal dengan
dukungan dari berbagai pihak sehingga hasil produksi pangan dapat meningkat dan
kebutuhan pangan terpenuhi yang pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan
pangan nasional.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.ums.ac.id/67381/3/Bab%20I.pdf , Diakses pada tanggal 07 November 2022


http://eprints.undip.ac.id/53589/2/BAB_I.pdf, Diakses pada tanggal 07 November 2022
https://pu.go.id/berita/ketahanan-pangan-untuk-kesejahteraan-masyarakat-dan-petani,
Diakses pada tanggal 07 November 2022
http://www.bulog.co.id/beraspangan/ketahanan-pangan/, Diakses pada tanggal 07 November
2022
https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/kelas-11-tips-pintar/potensi-pertanian-di-
indonesia-bentuk-dan-faktor-yang-mendukungnya-15352/, Diakses pada tanggal 07
November 2022
https://kumparan.com/techno-geek/5-faktor-yang-mempengaruhi-ketahanan-pangan-di-
indonesia-1ruhcfSbocZ, Diakses pada tanggal 07 November 2022
https://disketapang.bantenprov.go.id/Berita/topic/214, Diakses pada tanggal 08 November
2022
https://fh.unpatti.ac.id/pembangunan-sektor-pertanian-dapat-meningkatkan-ketahahan-
pangan-nasional/, Diakses pada tanggal 08 November 2022

15

You might also like