Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

PERAN LULUSAN TEKNIK PANGAN DALAM KEAMANAN DAN

KUALITAS PANGAN

RIFA NUR HAFIDZAH

14322040

Pada tahun 2014 Program Studi (Prodi) Teknik Pangan ITB didirikan sebagai
prodi Teknik Pangan pertama di Indonesia dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan industri pangan terhadap sarjana teknik yang mampu membuat proses
dan teknologi pengolahan pangan yang berkelanjutan serta meningkatkan efisiensi
proses produksi pangan yang sudah ada. Sebelum berdiri sendiri sebagai program
studi, pendidikan teknik pangan telah dimulai sebagai sub-prodi Teknologi Pangan
pada prodi Teknik Kimia ITB sejak tahun 2003. Prodi Teknik Pangan ITB
dikembangkan untuk ikut serta dalam menanggulangi isu–isu nasional bio-based
economy dan mempersiapkan bangsa menghadapi persaingan global. Teknik
pangan itu sendiri adalah disiplin teknik yang mempelajari proses pengolahan
bahan pangan secara fisika, kimia, & biokimia menjadi bahan atau produk pangan
berskala pabrik secara efisien.

Di Indonesia terdapat beberapa bidang studi yang berhubungan dengan


makanan dan nutrisi, yaitu jurusan Teknik Pangan, Teknologi Pangan, Teknik
Kimia, dan Ilmu Gizi. Namun, jurusan-jurusan tersebut memiliki perbedaan dalam
fokus studi dan bidang yang mereka pelajari. Jurusan Teknik Pangan berfokus
dalam perancangan peralatan dan mesin pemrosesan makanan serta pengembangan
teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan produksi pangan. Tujuan utama
Jurusan Teknik Pangan adalah untuk menghasilkan produk pangan yang aman,
berkualitas tinggi, dan inovatif dengan menerapkan prinsip rekayasa dan teknologi.
Sementara itu, Jurusan Teknologi Pangan berfokus pada pengolahan dan
pemrosesan makanan untuk menghasilkan produk yang aman, awet, dan berkualitas
tinggi. Jurusan ini lebih menekankan aspek teknologi dalam pengolahan makanan
seperti teknik pengemasan, metode pengawetan, dan penerapan teknologi terbaru
dalam produksi pangan. Tujuan utama jurusan ini adalah untuk mengembangkan
teknologi dan metode pemrosesan makanan yang efisien, inovatif, dan sesuai
dengan standar kualitas dan keamanan yang telah ditetapkan. Meskipun Jurusan
Teknik Pangan dan Teknologi Pangan memiliki fokus dan pendekatan yang
berbeda, keduanya berkontribusi dalam meningkatkan kualitas dan keamanan
makanan serta memajukan industri pangan secara keseluruhan dan saling
melengkapi untuk menghasilkan inovasi dalam produksi dan pengolahan makanan
yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat akan makanan yang aman,
bergizi, dan berkualitas tinggi.

Jurusan Teknik Kimia mencakup berbagai bidang industri, termasuk bahan


kimia, farmasi, minyak dan gas, serta industri pangan. Tujuan utama Jurusan ini
adalah untuk mengembangkan proses industri yang efisien dan aman, termasuk di
dalamnya industri pangan, dengan menerapkan prinsip-prinsip kimia dan teknik.
Meskipun jurusan Teknik Pangan dan Teknik Kimia berfokus pada aspek teknis dan
teknologi industri, Jurusan Teknik Pangan memiliki spesialisasi lebih khusus dalam
mengaplikasikan ilmu dan teknologi pada produksi, pengolahan, dan keamanan
pangan. Sementara itu, Jurusan Teknik Kimia lebih luas dalam penerapannya dan
mencakup berbagai industri, termasuk industri pangan. Lulusan Jurusan Teknik
Pangan memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang sifat dan karakteristik
pangan, serta tantangan yang unik dalam industri pangan, sementara lulusan
Jurusan Teknik Kimia dapat memberikan kontribusi luas dalam mengembangkan
dan mengoptimalkan proses industri, termasuk penerapannya dalam industri
pangan.

Jurusan Ilmu Gizi merupakan studi tentang nutrisi dan kaitannya dengan
kesehatan manusia. Jurusan ini lebih menekankan pada aspek kesehatan dan nutrisi
manusia, seperti pemahaman tentang kebutuhan nutrisi manusia, pola makan sehat,
dan penanganan masalah gizi. Jurusan ini mempelajari tentang komposisi nutrisi
dalam makanan, kecukupan nutrisi, fisiologi makanan, dan hubungan nutrisi
dengan kesehatan dan kesejahteraan manusia. Baik Jurusan Teknik Pangan maupun
Ilmu Gizi memiliki hubungan dengan pangan dan nutrisi. Namun, Jurusan Teknik
Pangan lebih berfokus pada produksi dan pengolahan pangan dengan penerapan
teknologi, sementara Jurusan Ilmu Gizi lebih berkonsentrasi pada nutrisi manusia
dan kesehatan serta bagaimana menerapkan pola makan yang sehat dan bergizi.
Meskipun terdapat perbedaan dalam fokus studi dan pendekatan yang
digunakan, keempat jurusan tersebut bekerja sama dan saling melengkapi untuk
mengoptimalkan produksi makanan yang bernutrisi, aman, dan berkualitas tinggi.
Jurusan Teknik Pangan dan Teknologi Pangan berkonsentrasi pada teknis produksi
dan pengolahan makanan, sedangkan Jurusan Teknik Kimia berkonsentrasi pada
penggunaan prinsip kimia dalam industri termasuk salah satunya industri pangan
dan jurusan ilmu gizi berkonsentrasi pada nutrisi dan kesehatan manusia dalam
kaitannya dengan makanan.

Produksi pangan sangatlah penting sebagai pemenuh kebutuhan dasar manusia,


sehingga diperlukan pengelolaan yang baik dan benar agar dapat bermanfaat bagi
tubuh. Indonesia memiliki kebutuhan pangan yang sangat besar, karena jumlah
penduduk yang relatif besar sekitar 270 juta jiwa, dan tentunya selalu ada masalah
terkait pangan. Ketahanan pangan merupakan kemampuan suatu negara untuk
memastikan ketersediaan, aksesibilitas, dan pasokan pangan yang cukup bagi
seluruh penduduknya untuk memungkinkan mereka hidup sehat dan produktif.

Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), ketahanan pangan


mengacu pada keadaan di mana semua orang memiliki akses fisik, sosial dan
ekonomi setiap saat terhadap pangan yang cukup, aman dan bergizi, sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka untuk hidup aktif dan sehat. Melihat konsep
ketahanan pangan, ketahanan pangan tidak hanya mengacu pada aspek dan
kuantitas, tetapi juga aspek yang berkaitan dengan kualitas, keamanan dan gizi
pangan. Berdasarkan konsep awal keamanan pangan dan pengembangannya,
keamanan pangan pada dasarnya terdiri dari empat pilar: Aspek ketersediaan (food
availability), stabilitas ketersediaan atau pasokan (supply stability), keterjangkauan
(availability of supply) dan aspek yang berhubungan dengan konsumsi pangan (use
of food). Keempat pilar ini menunjukkan bahwa baik musim panen maupun
kelaparan, harus tersedia pangan yang cukup, merata di seluruh negeri, terjangkau,
aman dan bermutu tinggi, bahkan untuk masyarakat miskin.

Menurut Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan


pangan nasional didefinisikan sebagai kemampuan suatu negara untuk menjamin
bahwa seluruh penduduknya memperoleh pangan yang cukup, baik dalam jumlah
maupun kualitasnya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau, tanpa
bertentangan dengan agama, keyakinan, atau budaya masyarakat, sehingga mereka
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan. Keamanan pangan
dapat menjadi masalah besar dalam 50 ke depan jika tidak ditinjau secara
menyeluruh. Kondisi ini disebabkan oleh industrialisasi yang merusak lingkungan,
investasi lahan yang meningkat, dan kekurangan lahan hijau. Keamanan dan
kualitas pangan memainkan peran yang tidak bisa diremehkan dalam menjaga
kesehatan masyarakat. Upaya untuk menjaga pangan yang aman dan berkualitas
perlu melibatkan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah, industri
pangan, dan masyarakat, untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan
mendorong konsumsi pangan yang sehat dan aman.

Peran lulusan Teknik Pangan sangat penting dalam memastikan keamanan dan
kualitas pangan. Mereka memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus dalam
bidang ini dan berkontribusi pada berbagai tahap rantai pasokan pangan. Berikut
adalah beberapa peran utama yang dapat dimainkan oleh lulusan Teknik Pangan
dalam memastikan keamanan dan kualitas pangan. Lulusan Teknik Pangan terlibat
dalam pengembangan formulasi dan proses produksi makanan yang aman dan
berkualitas. Mereka memahami prinsip-prinsip keamanan pangan dan
mengidentifikasi langkah-langkah penting dalam proses produksi untuk mencegah
kontaminasi dan kerusakan produk.

Oleh karena itu, para insinyur pangan dari program studi Teknik Pangan
memiliki tanggung jawab yang besar untuk masa depan pangan Indonesia. Pertama,
insinyur pangan Indonesia harus memiliki kemampuan untuk membuat teknologi
baru yang dapat digunakan untuk memanfaatkan sumber daya pangan yang tersedia
di Indonesia. Karena Indonesia memiliki sumber daya pangan yang sangat kaya
akan nutrisi yang dapat dikomersialisasi dan digunakan untuk meningkatkan
ekonomi, menyejahterakan masyarakat, dan kemajuan nasional, hal ini harus segera
dilakukan. Kedua, karena makanan adalah bahan yang sensitif dan langsung
bersentuhan dengan manusia, kualitas dan mutu makanan harus sangat diperhatikan
dan dijaga dengan sangat baik agar bisa diterima di kalangan industri. Maka dari
itu, diharapkan adanya perkembangan berkelanjutan penemuan dan inovasi dalam
teknologi pangan yang dapat meningkatkan efisiensi, keamanan, dan kualitas
produksi pangan. Penggunaan teknologi terbaru dalam pengawetan, pengemasan,
dan distribusi diharapkan dapat memperpanjang umur simpan produk dan menjaga
mutu pangan untuk kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

DAFTAR PUSTAKA

FAO (Food & Agriculture Organization). 2006.“Food Security, in Policy Brief 2nd
Issue. Literature is Available at http://www.fao.org/es/esa/ (Diakses pada 23
Juli 2023).

ITP fact: Apasih Perbedaan Teknologi Pangan Dan Teknik Pangan. Universitas
Muhammadiyah Malang. https://hmj-
teknologipangan.umm.ac.id/id/berita/itp-fact-apasih-perbedaan-teknologi-
pangan-dan-teknik-pangan.html (Diakses pada 23 Juli 2023).

Monicaisme. Yuk kenal Lebih Dekat Dengan Jurusan Teknologi Pangan,


MONICAISME UNDIP BLOG.
http://monicaisme.my.undip.ac.id/2023/06/03/yuk-kenal-lebih-dekat-
dengan-jurusan-teknologi-pangan (Diakses pada 23 Juli 2023).

Pemerintah Indonesia. Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2012 tentang


Pangan. Database Peraturan | JDIH BPK.
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/39100 (Diakses pada 23 Juli 2023).

Permana, Adi. Peran Insinyur Teknik Pangan ITB Diperlukan untuk Masa Depan
Pangan Indonesia (2010). https://itb.ac.id/berita/peran-insinyur-teknik-
pangan-itb-diperlukan-untuk-masa-depan-pangan-indonesia/58414 (Diakses
pada 23 Juli 2023).

Program Studi Teknik Pangan (2023). Institut Teknologi Bandung.


https://pg.che.itb.ac.id/ (Diakses pada 23 Juli 2023).

Saparinto, C., & Hidayati. (2010). Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius.

You might also like