Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

PENGARUH KINERJA PENDAMPING DESA TERHADAP

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DI DESA BINA JAYA


KECAMATAN DADAHUP KABUPATEN KAPUAS
Demos Tanuek
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pancasetia Banjarmasin
Jl. A. Yani Km. 5,5 Banjarmasin, Kalimantan Selatan
e-mail:

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of village facilitator performance on community economic
empowerment in Bina Jaya village, Dadahup district, Kapuas district. Sources of primary data in this study is
data obtained directly from respondents through a list of questions addressed to each respondent. And the
respondents in this study were the personnel of the Directorate of Criminal Investigation at the South
Kalimantan Police, the City of Banjarmasin.
The method of analysis in this research is to use Multiple Linear analysis using SPSS for Windos version
25 program. Prior to the path analysis process, the research instrument (questionnaire) was tested with validity
and reliability tests as well as classical assumptions. The results all meet the criteria to be continued at the
multiple linear analysis stage.
Based on the results of data processing together, it turns out that there is a significant relationship
between Quality, Quantity, Timeliness, Effectiveness, Independence and Work Commitment with Capital
Assistance, Infrastructure Development Assistance, Assistance Assistance, Institutional Strengthening and
Strengthening Business Partnerships. the group relationship between the independent variable and the
dependent variable group shows a relationship that can be proven through the calculation of the four
procedures from Pillais, Hotellings, Wilks, and Roys, obtained a significance value of 0.000 <0.05.
Performance as measured by Quality, Quantity, Punctuality, Effectiveness, Independence and Work
Commitment if implemented properly can increase the empowerment of the community as a whole, so as to
reduce poverty.

Keywords: Facilitator Performance, Community Empowerment

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kinerja Pendamping Desa Terhadap Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat di desa Bina Jaya Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas. Sumber data primer dalam
penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari responden melalui daftar pertanyaan yang ditujukan
kepada responden masing-masing. Dan responden dalam penelitian ini adalah Personil Dit Reskrimsus Polda
Kalimantan Selatan Kota Banjarmasin.
Metode analisis dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan analisis Linier Berganda menggunakan
program SPSS for Windos versi 25. Sebelum proses analisis jalur telah diuji instrumen penelitian (kuesioner)
dengan uji validitas dan realibilitas serta asumsi klasik. Hasilnya semua memenuhi kriteria untuk diteruskan
pada tahap analisis linier berganda.
Berdasarkan hasil pengolahan data secara bersama-sama ternyata menunjukkan hasil ada hubungan yang
signifikan antara Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen Kerja dengan
Bantuan Modal, Bantuan Pembangunan Prasarana, Bantuan Pendampingan, Penguatan Kelembagaan dan
Penguatan Kemitraan Usaha. hubungan kelompok antara variabel independen dengan kelompok variabel
dependen menunjukkan adanya keterkaitan yang dapat dibuktikan melalui perhitungan empat prosedur dari
Pillais, Hotellings, Wilks, dan Roys, diperoleh angka singnifikansi 0,000 < 0,05. Kinerja yang diukur dengan
Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen Kerja apabila dilaksanakan
dengan baik mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara keseluruhan, sehingga mampu
menurunkan angka kemiskinan.

Kata kunci: Kinerja Pendamping, Pemberdayaan Masyarakat


LATAR BELAKANG pendampingan Desa dilaksanakan oleh pendamping yang
Armstrong dan Baron (dalam Wibowo 2007:2) terdiri dari: Tenaga Pendamping Profesional, Kader
menjelaskan bahwa kinerja (performance) adalah tentang Pemberdayaan Masyarakat Desa, Dan Pihak Ketiga.
melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari Untuk membantu kerja Pendamping Desa yang
pekerjaan tersebut. Kinerja merupakan hasil pekerjaan berkedudukan di tingkat Kecamatan, maka dianggap perlu
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis adanya Pendamping Lokal Desa (PLD) yang
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan berkedudukan langsung di Desa. Maka diterbitkanlah
kontribusi ekonomi. Sedangkan Indra Bastian (2001:329), payung hukum yang lebih tinggi dari Permendesa Nomor
menyatakan bahwa kinerja adalah gambaran mengenai 3 Tahun 2015, yaitu PP 47 tahun
tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau 2015 tentang perubahan atas PP 43 Tahun
program serta kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU Nomor 6
tujuan, misi, visi organisasi yang tertuang dalam tahun 2014 tentang Desa. Dari PP 47 tahun 2015, pada
perumusan skema strategis (strategic planning) suatu pasal 129 telah menambahkan Pendamping Lokal Desa
organisasi kinerja merupakan catatan tentang hasil-hasil termasuk bagian dari tenaga Pendamping Profesional.
yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau Selanjutnya dalam keputusan Menteri Desa Pembangunan
kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu. Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 40 Tahun
Sedangkan untuk dapat membaca hasil atau capaian, 2021 tentang PetunjukTeknis Pendampingan
termasuk manfaat serta pengaruh sebuah kegiatan atau Masyarakat Desa.
program maka pengukuran kinerja atas kegiatan yang Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud
dimaksud menjadi suatu kewajiban. peneliti mengenai Tenaga Pendamping Profesional (TPP)
Pengukuran kinerja yang dimaksud merupakan adalah Pendamping Desa yang berkedudukan di
sarana untuk menilai tingkat keberhasilan sebuah Kecamatan Dadahup, seseorang yang ditugaskan
kegiatan. Karena dengan pengukuran kinerja maka untuk mengawal dan membantu aparat pemerintah desa
diharapkan akan memudahkan semua pihak memberikan dan pemerintah kecamatan dalam pembangunan dan
penilaian terhadap kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang pemberdayaan masyarakat supaya menjadi desa yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Hal ini juga akan menjadi lebih maju dan sejahtera melalui pemberdayaan
usaha untuk mengeliminir berbagai persepsi yang muncul masyarakat oleh Pendamping Desa.
dan beragam di masyarakat mengenai pelaksanaan Menurut Roni (2017) Pemberdayaan masyarakat
sebuah kegiatan atau program. adalah proses pembangunan sumber daya manusia atau
Peran menurut Soejono Soekanto merupakan aspek masyarakat itu sendiri dalam bentuk penggalian
dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang kemampuan pribadi, kreatifitas, kompetensi dan daya pikir
melakukan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan serta tindakan yang lebih baik dari waktu sebelumnya,
kedudukannya maka Ia menjalankan suatu peranan. Peran baik melalui penyuluhan, pelatihan-pelatihan dan lain-
menurut peneliti adalah tugas dan fungsi yang dimiliki lainnya. Pemberdayaan sebagai upaya memberikan
oleh Pendamping Desa dalam Pemberdayaan Ekonomi kekuatan dan kemampuan kepada individu atau kelompok
Masyarakat, khususnya di desa Bina Jaya kecamatan agar lebih berdaya. Pemberdayaan masyarakat sangat
Dadahup. penting dan merupakan hal yang wajib untuk dilakukan
Keterbatasan desa diberbagai sektor baik itu sektor mengingat perkembangan zaman dan kemajuan teknologi
ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan sektor lainnya yang demikian pesatnya pada saat ini akan sangat
menjadikan desa sebagai fokus utama pemerintah dalam mempengaruhi kemampuan tiap individu dalam
melaksanakan pembangunan dengan menghadirkan memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu masyarakat
program-program pemberdayaan masyarakat dan luas diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman
pembangunan desa. Pembangunan tersebut dilakukan dengan dibantu oleh Pendamping Desa melalui proses
mengingat bahwa di dalam Pembukaan Undang-Undang pemberdayaan.
Dasar 1945 alinea keempat menyebutkan tujuan Negara Secara Substansial, upaya pemerintah dalam
Republik Indonesia diantaranya adalah untuk melakukan penguatan desa adalah upaya untuk
melindungi segenap bangsa Indonesia, mamajukan menunjang penataan desa melalui pemberdayaan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan masyarakat desa. Urgensi dari fungsi pemberdayaan
bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang masyarakat desa adalah untuk mendorong partisipasi aktif
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan masyarakat dalam pembangunan. Hal ini selanjutnya
sosial, sehingga tujuan tersebut dapat kita pahami bahwa akan menjadi embrio lahirnya fungsi control
pembangunan sesungguhnya adalah bagaimana masyarakat dalam pembangunan.
seharusnya pemerintah sebagai pemengang dan Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada
penyelenggara pemerintahan untuk dapat meningkatkan kekuatan tingkat individu dan sosial (Sipahelut, 2010).
kesejahteraan seluruh masyarakat tidak terkecuali Pemberdayaan merujuk pada kemampuan orang,
masyarakat yang berada di pedesaan. khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka
Pendamping Desa adalah sebuah jabatan dibawah memiliki kekuatan atau kemampuan dalam memenuhi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan
Transmigrasi Indonesia yang pembentukannya (freedom), dalam arti bukan saja bebas dalam
berdasarkan Undang-Undang Desa dan bertugas untuk mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari
meningkatkan keberdayaan masyarakat di sebuah Desa. kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari kesakitan;
Pendamping Desa sebagaimana disebutkan dalam menjangkau sumber-sumber produktif yang
Permendesa Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan memungkinkan mereka dapat meningkatkan
Desa. Didalam pasal 4 sampai 10 menyebutkan bahwa pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-
jasa yang mereka perlukan; dan berpartisipasi dalam “Pendapatan Desa menurut Permendagri Nomor
proses pembangunan dan keputusan keputusan yang 113 Tahun 2014 Pasal 9 ayat (1) merupakan semua
mempengaruhi mereka (Suharto 2005). penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan
Pendamping desa dalam pemerintahan desa inilah hak desa dalam 1 tahun anggaran yang tidak perlu dibayar
yang menggerakkan desa untuk dapat melakukan sesuatu kembali oleh desa”. Pendapatan Desa tersebut terdiri dari
yang diinginkan pemerintah, terutama di Desa Bina 1. Pendapatan Asli Desa (PADesa) Pendapatan Asli Desa
Jaya Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas (PADesa) merupakan pendapatan yang diperoleh dari
Pemberdayaan masyarakat desa adalah proses potensi pendapatan yang ada di desa seperti hasil usaha
tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa, hasil aset, swadaya, partisipasi dan gotong
Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa royong.
dan unsur masyarakat secara partisipatif guna 2. Transfer Pendapatan transfer merupakan pendapatan
pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa desa yang diperoleh dari entitas lain, seperti transfer
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa. Maka dari pemerintah kota dan kabupaten, transfer dari
dari itu berdasarkan latar belakang diatas, dilakukan pemerintah provinsi, dan transfer dari pemerintah
penelitian dengan judul Pengaruh Kinerja Pendamping pusat. Pendapatan transfer terdiri dari Dana Desa (DD)
Desa Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di , Bagi Hasil Dari Pajak Daerah Kabupaten/ Kota dan
desa Bina Jaya Kecamatan Dadahup Kabupaten Kapuas. Retribusi Daerah (BHPRD), Alokasi Dana Desa
(ADD), bantuan keuangan dari APBD provinsi, dan
bantuan keuangan APBD kabupaten/ kota.
STUDI LITERATUR. 3. Pendapatan Lain-Lain Kelompok pendapatan lain-lain
Desa terdiri atas hibah dan sumbangan dari pihak ketiga
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang yang tidak mengikat dan lain-lain pendapatan desa
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur yang sah.
dan mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat Belanja Desa
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-usul, Belanja Desa meliputi semua pengeluaran dari
serta hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam rekening desa yang menjadi kewajiban desa dalam 1 tahun
sistem pemerintahan negara kesatuan Republik Indonesia anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2016). Adapun kembali oleh desa. Belanja desa dipergunakan dalam
pengertian secara umum menurut Kamus Besar Bahasa rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa.
Indonesia, desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh Belanja desa diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
sejumlah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan yaitu (1) penyelenggaran pemerintahan desa, (2)
sendiri (dikepalai oleh seorang kepala desa) atau desa pelaksanaan pembangunan desa, (3) pembinaan
merupakan kelompok rumah diluar kota yang merupakan kemasyarakatan desa, (4) pemberdayaan masyarakat desa,
kesatuan. Jadi kesimpulan nya desa merupakan suatu dan (5) belanja tak terduga. Belanja Desa dibagi dalam
wilayah kesatuan masyarakat yang dihuni sejumlah kegiatan RKPDesa, yaitu:
keluarga yang memiliki sistem pemerintah sendiri dan 1. Belanja Pegawai dianggarkan untuk pengeluaran
diakui dalam sistem pemerintah negara kesatuan Republik penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala desa dan
Indonesia. Perangkat Desa serta tunjangan BPD. Belanja Pegawai
Keuangan Desa menurut UU RI Nomor 6 Tahun dalam kelompok penyelenggaraan pemerintahan desa,
2014 Pasal 1 ayat (10) dan Pasal 71 ayat (1) adalah semua dengan kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan
hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang tunjangan dalam pelaksanaanya dibayar setiap bulan.
serta segala sesuatu berupa uang dan barang ynag 2. Belanja Barang dan Jasa Belanja Barang dan Jasa
berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban. Hak digunakan untuk pengeluaran pembelian/ pengadaan
dan kewajiaban menimbulkan pendapatan, belanja, barang yang nilai manfaatnya kurang dari 12 bulan,
pembiayaan, dan pengelolaan keuangan desa. Keuangan seperti pembelian alat tulis kantor, benda pos, bahan/
Desa menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 Pasal material, pemeliharaan, cetak/ penggandaan, sewa
2 ayat (1) dikelola berdasarkan asas-asas transparan, kantor desa, sewa perlengkapan dan peralatan kantor,
akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan tertib dan makanan dan minuman rapat, pakaian dinas dan
disiplin anggaran. Pengelolaan Keuangan Desa dikelola atributnya, perjalanan dinas, upah kerja, honorarium
dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yakni mulai tanggal 1 narasumber/ ahli, operasional pemerintah desa,
Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Anggaran operasional BPD, insentif rukun tetangga/ rukun warga
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) merupakan dan pemberian barang pada masyarakat/ kelompok
rencana keuangan tahunan pemerintah dasa. APBDesa masyarakat.
merupakan dokumen formal hasil kesepakatan antara 3. Belanja Modal Belanja Modal digunakan untuk
pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa yang pengeluaran dalam rangka pembelian/ pengadaan
berisi tentang belanja yang ditetapkan untuk melaksanakan barang ata bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari
kegiatan pemerintahan desa selama satu tahun dan sumber 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan
pendapatan yang diharapkan untuk menutup keperluan penyelenggaraan kewenangan desa.
belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila Pembiayaan Desa
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. APBDesa di Pembiayaan Desa meliputi semua semua
susun dengan memperhatikan RPJMDesa, RKPDesa, dan penerimaan yang perlu dibayar kembali atau pengeluaran
APBDesa tahun sebelumnya. Yuliansyah (2016:27). yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran
Pendapatan Desa yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Pembiayaan Desa diklasifikasikan menjadi
kelompok penerimaan pembiayaan dan pengeluaran meliputi sekretaris desa dan perangkat lainnya. Struktur
pembiayaan. Penerimaan pembiayaan terdiri dari Sisa organisasinya adalah sebagai berikut:
Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya, 1. Kepala Desa
pencairan dana cadangan, dan hasil penjualan kekayaan Kepala desa adalah pemerintah desa atau yang disebut
desa yang dipisahkan. Sedangkan, pengeluaran dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai
pembiayaan terdiri dari pembentukan dana cadangan, dan unsur penyelenggara pemerintah desa (UU RI No 6
penyertaan modal desa. Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3). Kepala desa bertugas
menyelenggarakan pemerintah desa, melaksanakan
Sumber Daya Manusia pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan,
Manusia merupakan komponen penting dalam pemberdayaan masyarakat desa (UU RI No 6 Tahun
organisasi yang akan bergerak dan melakukan aktifitas 2014 Pasal 26 Ayat 1). K
untuk mencapai tujuan. Keberhasilan suatu organisasi 2. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
ditentukan dari kualitasorang-orang yang berada di Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah lembaga
dalamnya. Sumber Daya Manusia (SDM) akan bekerja yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
secara optimal jika organisasi dapat mendukung kemajuan anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa
karirmereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
mereka. Biasanya pengembangan SDM berbasis secara demokratis (UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1
kompetensi akan mempertinggi produktivitas karyawan Ayat 4 Tentang UU Desa).
sehingga kualitas kerja pun lebih tinggi pula dan berujung 3. Sekretaris
pada puasnya pelanggan dan organisasi akan diuntungkan. Merupakan perangkat desa yang bertugas membantu
Sumber Daya Manusia dapat didefinisikan sebagai semua kepala desa untuk mempersiapkan dan melaksanakan
manusia yang terlibat di dalam suatu organisasi dalam pengelolaan administrasi desan, mempersiapkan
mengupayakan terwujudnya tujuan organisasi tersebut. penyusunan laporan penyelenggaran pemerintah desa.
Nawawi membagi pengertian SDM menjadi dua, 4. Pelaksana Teknis Desa
yaitu pengertian secara makro dan mikro. Pengertian SDM a. Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM)
secara makro adalah semua manusia sebagai penduduk b. Kepala Urusan Pembangunan (KAUR
atau warga negara suatu negara atau dalam batas wilayah PEMBANGUNAN)
tertentu yang sudah memasuki usia angkatan kerja, baik c. Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR
yang sudah maupun belum memperoleh pekerjaan KESRA)
(lapangan kerja). Pengertian SDM dalam arti mikro secara d. Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)
sederhana adalah manusia atau orang yang bekerja atau e. Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)
menjadi anggota suatu organisasi yang disebut pegawai, 5. Pelaksana Kewilayahan Kepala Dusun (KADUS)
karyawan, pekerja, tenaga kerja dan lain-lain. Tugas kepala dusun adalah membantu kepala desa
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi melaksanakan tugas dan kewajban pada wilayah kerja
yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak yang sudah ditentukan sesuai dengan kententuan yang
bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapapun sudah ditetapkan.
modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak
dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia Teori Kinerja
yang professional semuanya menjadi tidak bermakna. Kinerja terbagi menjadi dua yaitu kinerja individu
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan dan organisasi. Kinerja merupakan performance individu
yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu atau organisasi. Kinerja adalah prestasi kerja yang
dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang
tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya dibuat suatu institusi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan
manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi karyawan (SDM) yang bekerja di institusi itu baik
terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana pemerintah maupun perusahaan (bisnis) untuk mencapai
dia berada di dalamnya. tujuan organisasi. (Abdullah, 2014:3-4). Kinerja dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki beberapa arti
Pemerintahan Desa yaitu sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang
Pemerintah desa adalah penyelenggara urusan diperlihatkan, dan kemampuan kerja.
pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat dalam Kinerja individu adalah hasil kerja seseorang yang
sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia dipengaruhi oleh kompetensi individu, dukungan
(Permen no 113 tahun 2014). Pemerintah Desa adalah organisasi dan dukungan manajemen. Kompetensi
Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu individu adalah kemampuan dan keterampilan
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah seseorang melakukan kerja. Kompetensi individu
desa. Pemerintah desa merupakan lembaga perpanjangan dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu: pengetahuan
pemerintah pusat yang memiliki peran strategis untuk (knowledge), keterampilan kerja (skills), sikap atau
mengatur masyarakat yang ada dipedesaan demi perilaku kerja (attitude), motivasi atau etos kerja dan
mewujudkan pembangunan pemerintah. Berdasarkan karakteristik khusus yang diperlukan pekerjaan, (Haryono,
peran tersebut, maka diterbitkanlah peraturan-peraturan 2018:13).
atau undangundang yang berkaitan dengan pemerintah Indikator kinerja
desa yang mengatur tentang pemerinta desa, sehingga roda Indikator kinerja karyawan Menurut Robbins,
pemerintah berjalan dengan optimal Pemerintah desa (2006:260) ada 6 (enam), adalah sebagai berikut:
terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa, yang 1. Kualitas kerja, diukur dari persepsi karyawan terhadap
kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan
tugas terhadap keterampilan dan kemampuan menekankan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak
karyawan. berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan
2. Kuantitas, Merupakan jumlah yang dihasilkan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas.
dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah Kekuasaan tidak tervakum dan terisolasi. Kekuasaan
siklus aktivitas yang diselesaikan. senantiasa hadir dalam konteks relasi sosial anatara
3. Ketepatan, waktu Merupakan tingkat aktivitas manusia. Kekuasaan tercipta dalam relasi sosial.
diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat Karena itu, kekuasaan dan hubungan kekuasaan dapat
dari sudut koordinasi dengan hasil output serta berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti ini,
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas pemberdayaan sebagai proses perubahan kemudian
lain. memiliki konsep yang bermakna. Dengan kata lain,
4. fektivitas, merupakan tingkat penggunaan sumber kemungkinan terjadinya proses pemberdayaan sangat
daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) tergantung pada dua hal:
dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari 1. Bahwa kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak
setiap unit dalam penggunaan sumber daya. dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi
5. Kemandirian, merupakan tingkat seorang karyawan dengan cara apapun.
yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi 2. Bahwa kekuasaan dapat diperluas. Konsep ini
kerjanya. menekankan pada pengertian kekuasaan yang tidak
6. Komitmen kerja, merupakan suatu tingkat dimana statis, melainkan dinamis.
karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah
dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor. proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah
serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau
Pendamping Desa keberdayaan kelompok lemah dalam masyarkat, termasuk
Pendamping Desa adalah sebuah jabatan dibawah individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.
Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjukan pada
Transmigrasi yang bertugas melaksanakan pendampingan keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah
masyarakat dengan wilayah kerja di kecamatan. perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya,
Pendamping Desa merupakan bagian dari Tenaga memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan
Pendamping Profesional (TPP) sebagaimana dijelaskan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik
dalam Kepmen Desa Nomor 40 Tahun 2021 bahwa yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti
Pendampingan Masyarakat Desa oleh TPP bersifat memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan
membantu Menteri, Pemerintah Daerah Provinsi, dan aspirasi, mempuyai mata pencaharian, berartisipasi dalam
Pemerintah Daerah Kabupaten/kota dalam serangkaian kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan
kegiatan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat tugas- tugas kehidupannya. Pengertian pemberdayaan
Desa melalui asistensi, pengorganisasian, pengarahan, dan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator
fasilitasi Desa. keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Dalam
Pendampingan Masyarakat Desa oleh TPP proses pemberdayaan masyarakat mendapatkan pembel-
dilakukan secara sistematis dan berjenjang dari tingkat ajaran agar dapat secara mandiri melakukan upaya-upaya
Desa hingga tingkat pusat. Pendampingan masyarakat desa perbaikan kualitas kehidupan-nya. Dengan demikian,
oleh TPP meliputi: proses tersebut harus dilaksanakan dengan adanya
1. PLD melaksanakan pendampingan masyarakat Desa keterlibatan penuh masyarakat itu sendiri secara
dengan wilayah kerja di Desa bertahap, terus-menerus, dan berkelanjutan.
2. PD melaksanakan pendampingan masyarakat Desa
dengan wilayah kerja di kecamatan Pemberdayaan Masyarakat
3. Pendamping Teknis melaksanakan pendampingan Ketentuan Umum angka 12 Undang-Undang
masyarakat Desa dengan wilayah kerja di kecamatan Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dijelaskan bahwa
4. TAPM Kabupaten/Kota melaksanakan pendampingan Pemberdayaan Masyarakat adalah upaya mengembangkan
masyarakat Desa dengan wilayah kerja di kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan
kabupaten/kota meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku,
5. TAPM Provinsi melaksanakan pendampingan kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya
masyarakat Desa dengan wilayah kerja di provinsi; melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, tindakan,
dan dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan
6. TAPM Pusat melaksanakan pendampingan masalah prioritas kebutuhan masyarakat desa.
masyarakat Desa dengan wilayah kerja di seluruh Pendekatan yang digunakan dalam pemberdayaan
Indonesia. masyarakat desa adalah menjadikan masyarakat desa
sebagai subjek pembangunan, bukan sebagai objek yang
Teori Pemberdayaan hanya penerima manfaat. Selain itu pemberdayaan
Menurut Edi (2010:57-58) Secara konseptual, dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya dan
pemberdayaan atau pemberkuasaan (empoerment), berasal kearifan local yang dimiliki oleh masyarakat dan desa.
dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). (Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan
Karenanya, ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan Masyarakat Desa Kemendes PDTT, 2015:72).
konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali Pemberdayaan dapat pula dimaknai dari kata
dikaitkan dengan kemampuan kita membuat orang lain empowerment, yaitu upaya memberi daya, memberi
melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari kekuatan atau suatu power agar rakyat dapat hidup dengan
keinginan dan minat mereka. Ilmu sosial tradisional benar. Maksud hidup dengan benar adalah hidup dengan
menggunakan prinsip dasar Kerja - Untung – Menabung masyarakat di desa Bina Jaya kecamatan Dadahup
(Sumodiningrat dan Wulandari, 2016:97). kabupaten Kapuas. Penelitian dalam tesis ini
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan menggunakan penelitian kuantitatif, sedangkan
bahwa pemberdayaan masyarakat adalah sesuatu kegiatan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan
memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar berdaya korelasional. Pendekatan jenis ini bertujuan untuk melihat
atau mampu hidup mandiri dalam menjalankan kehidupan apakah antara dua variabel atau lebih memiliki hubungan
dengan mengunakan sumber daya yang ada dengan tujuan atau korelasi atau tidak. Berangkat dari suatu teori,
untuk kesejahteraan. gagasan para ahli, ataupun pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya, kemudian dikembangkan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat menjadi permasalahan- permasalahan yang diajukan untuk
Konsep pemberdayaan yang ditulis oleh Pranarka memperoleh pembenaran (verifikasi) dalam bentuk
dikutip oleh Mardi Yatmo dalam seminar yang dukungan data empiris di lapangan. Bentuk penelitian
diselenggarakan Bappenas menjelaskan, pemberdayaan kuantitatif penulis gunakan karena untuk
dibangun dari adanya pemusatan kekuasaan faktor mengetahui bagaimana hubungan kinerja pendamping
produksi. Kekuasaan ini dipengaruhi oleh sistem desa terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat di desa
pengetahuan, politik, hukum dan ideologi yang bersifat Bina Jaya kecamatan Dadahup kabupaten Kapuas.
manipulatif sehingga menciptakan adanya kelompok yang Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
berkuasa dan yang dikuasai. Pemberdayaan diperlukan adalah penelitian lapangan (field research) dengan metode
untuk mengatasi keadaan menguasai dan dikuasai tersebut pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif
(Hutomo, 2000). Menurut Karl Marx, pemberdayaan merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
masyarakat adalah proses perjuangan kaum powerless adalah sistematis, terencana dan terstruktur dengan jelas
untuk memperoleh surplus values sebagai hak sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya.
normatifnya. Untuk mendapatkan surplus values harus Pengumpulan data ini ditujukan untuk memperoleh
melalui penguasaan faktor-faktor produksi. Karena faktor- skor yang berfungsi sebagai arah hubungan antara variable
faktor produksi yang tidak dapat dikuasai oleh masyarakat tidak Terikat dan variabel terikat Teknik pengumpulan
lemah membuat mereka mengalami ketidakberdayaan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
sehingga perlunya pemberdayaan untuk memberikan dengan menggunakan beberapa cara yaitu:
ruang kepada mereka dalam berbagi kuasa dengan 1. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
masyarakat yang kuat. 2. Observasi
Tujuan dari pemberdayaan adalah untuk 3. Dokumentasi
memberantas kemiskinan. Paradigma pemberdayaan 4. Study Kepustakaan
adalah untuk mengubah keadaan dengan memberi Dalam penelitian ini instrumen yang paling
kesempatan kepada masyarakat miskin untuk utama digunakan, adalah kuesioner, yaitu dilakukan pada
merencanakan dan melaksanakan program pembangunan seluruh pegawai selaku responden terpilih. Sedangkan
yang juga mereka pilih sendiri. Masyarakat juga dapat wawancara, observasi, dokumen dan pustaka
mengelola dana baik dari pemerintah atau pihak lain. dipergunakan untuk melengkapi dan menyempurnakan
data yang telah terkumpul. Dan wawancara dalam
METODOLOGI penelitian ini hanya dilakukan terhadap pegawai selaku
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian responden yang terpilih yang ada kaitannya dengan
ini adalah metode deskriptif dengan jenis korelasional. penelitian tesis ini.
Metode penelitian adalah suatu cara yang dipilih untuk Dalam kegiatan penelitian, data mempunyai
memecahkan masalah yang diajukan dalam sebuah kedudukan yang sangat penting, dianggap penting karena
penelitian. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis data merupakan gambaran variabel data yang diteliti dan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis.
menginterprestasikan objek sesuai apa adanya. Penelitian Untuk itulah data yang didapat dari penelitian
deskriptif ini juga sering diisebut noneksperimen karena dikumpulkan pada suatu instrument. Instrument penelitian
pada penelitian ini peneliti tidak melakukan control dan ini dilakukan guna memperoleh data deskriptif yang akan
manipulasi variable penelitian. Sedangkan menurut dipakai untuk menguji hipotesis dengan model kajian
Arikunto (2010:160). Metode penelitian adalah cara yang skala indeks dengan 5 alternatif jawaban untuk masing-
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data masing pertanyaan. Skala yang dipergunakan tersebut
penelitian. Menurut Arikunto (2010:3) metode deskriptif menggunakan Skala Likert. Dengan demikian, maka
adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk penetuan skala dalam penelitian ini adalah:
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah 1. Sangat Setuju dengan skor 5
disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk 2. Setuju dengan skor 4
laporan penelitian. 3. Cukup Setuju dengan skor 3
Menurut Sugiono (2014:87) metode korelasi 4. Tidak Setuju dengan skor 2
adalah metode pertautan atau metode penelitian yang 5. Sangat Tidak Setuju dengan skor 1
berusaha menghubung-hubungkan antara satu Instrumen yang baik digunakan sebagai syarat dalam
unsur/elemen dengan unsur/elemen lain untuk pengumpulan data untuk pernyataan suatu instrument yang
menciptakan bentuk dan wujud baru yang berbeda dipakai adalah validitas dan realibilitas.
dengan sebelumnya. Metode deskriptif korelasional
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Uji Asumsi Klasik
kinerja pendamping desa terhadap pemberdayaan ekonomi Uji Asumsi Klasik dilakukan untuk mengetahui
apakah model regresi yang dibuat dapat digunakan sebagai
alat prediksi yang baik. Uji asumsi klasik yang akan tersebut. validasi biasanya dilakukan dengan membagi dua
dilakukan adalah uji normalitas dan uji linieritas. bagian sampel, kemudian membandingkan kedua hasil
1. Uji asumsi normalitas, dimana nilai Y didistribusikan yang ada. Jika perbedaan hasil kedua sampel tidak besar,
secara normal terhadap nilai X. Upaya ini dilakukan bisa dikatakan korelasi kanonikal adalah valid.
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, Analisis korelasi kanonik pada dasarnya merupakan
variabel dependent dan variabel independent atau salah satu metode analisis variabel/peubah ganda yang
keduanya mempunyai distribusi normal ataukah ditujukan untuk mengetahui keterkaitan antara dua
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data kelompok peubah. Besarnya keterkaitan ini diukur dengan
normal atau mendekati normal. nilai korelasi antara dua kelompok tersebut. Kalau ternyata
2. Uji asumsi linieritas hubungan antara variabel yang korelasi dua kelompok ini nyata serta secara teoritis ada
nantinya akan ditunjukkan melalui test of linearity. hubungan fungsional antara keduanya, maka melalui
Sebagai keterangan, bahwa kondisi signifikan analisis regresi multivariate dapat dirumuskan model yang
didapatkan melalui eksistensi P yang merupakan menghubungkan keduanya. Analisis korelasi kanonikal
representasi dari tingkat signifikansi (Ferguson, dalam adalah model statistika multivariat yang memungkinkan
Dewi, 2012). Adopsi terhadap tingkat signifikansi pada identifikasi dan kuantifikasi hubungan antara dua
0,05 atau 0,01 merupakan konvensi umum. Dikatakan himpunan variabel. Karena titik perhatian analisis ini
cukup signifikan jika probabilitas yang didapatkan adalah korelasi (hubungan) maka kedua himpunan tidak
berada pada kisaran P < 0,05 atau P < 0,01, atau perlu dibedakan menjadi kelompok variabel tidak bebas
dikatakan sangat signifikan (highly significant) jika dan variabel bebas. Pemberian label Y dan X kepada
probabilitas yang didapatkan sama atau lebih kecil dari kedua variat kanonikal hanya untuk membedakan kedua
0,01 (P < 0,01). Dalam penelitian ini tingkat himpunan variabel.
signifikansi yang digunakan sebesar 0,05 Fokus analisis korelasi kanonikal terletak pada
korelasi antara kombinasi linier satu set variabel dengan
Canonical Correlation kombinasi linier set variabel yang lain. Langkah pertama
Analisis Korelasi Kanonikal adalah metode adalah mencari kombinasi linier yang memiliki korelasi
multivariate yang mempelajari hubungan antar set variabel terbesar. Selanjutnya, akan dicari pasangan kombinasi
dependen dengan set variabel independen. Hal ini berbeda linier dengan nilai korelasi terbesar di antara semua
dengan analisis regresi yang hanya menyertakan satu pasangan lain yang tidak berkorelasi. Proses terjadi secara
variabel dependen. Korelasi kanonikal juga mempunyai berulang, hingga korelasi maksimum teridentifikasi.
kemiripan dengan manova yakni variabel dependen sama- Pasangan kombinasi linier disebut sebagai variat
sama bertipe data metrik. Oleh karena itu, proses Korelasi kanonikal sedangkan hubungan di antara pasangan
Kanonik akan diproses dengan syntax menggunakan tersebut disebut korelasi kanonikal.
prosedur MANOVA.
Semua data untuk analisis Korelasi Kanonik bertipe Uji Validitas
metrik, yakni data interval atau data rasio. Dengan Instrument disebut valid bila mampu mengukur apa
demikian data bertipe nominal (seperti Jenis Kelamin) atau yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari
data bertipe Ordinal sebaiknya tidak diproses dengan variabel yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya
korelasi kanonikal. Asumsi yang harus dipenuhi pada validitas instrument menunjukkan sejaumana data yang
Korelasi Kanonikal yaitu Adanya hubungan yang bersifat dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran variabel
linier (Linieritas) antar dua variabel. Perlunya Multivariate yang diteliti. Hasil penelitian yang valid apabila terdapat
Normality untuk menguji signifikansi setiap fungsi kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
kanonik. Namun karena pengujian normalitas secara sesungguhnya yang terjadi pada objek yang diteliti. Uji
mulivariat tidak atau sulit dilakukan, maka bisa dilakukan validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
uji normalitas untuk setiap variabel, dengan asumsi jika pendekatan validitas konstruk dengan teknik korelasi
secara individu sebuah varaibel memenuhi kriteria Product Moment Pearson’s (Pearson Correlation) dengan
normalitas, maka secara keseluruhan juga akan memenuhi rumus sebagai berikut:
asumsi normalitas. Analisis korelasi kanonik pada
dasarnya merupakan salah satu metode analisis ……….…..persamaan 2
variabel/peubah ganda yang ditujukan untuk mengetahui
keterkaitan antara dua kelompok peubah. Besarnya Uji Reliabilitas
keterkaitan ini diukur dengan nilai korelasi antara dua Uji reliabilitas merupakan uji kehandalan untuk
kelompok tersebut. Kalau ternyata korelasi dua kelompok mengetahui seberapa jauh suatu alat ukur dapat diandalkan
ini nyata serta secara teoritis ada hubungan fungsional atau dipercaya. Alat ukur handal apabila digunakan untuk
antara keduanya, maka melalui analisis regresi mengukur dua kali atau lebih gejala yang sama hasilnya
multivariate dapat dirumuskan model yang akan cendrung sama. Uji reliabilitas diterapkan untuk
menghubungkan keduanya. mengetahui responden telah menjawab pertanyaan-
Dari beberapa Canonical Functions yang terbentuk, pertanyaan secara konsisten atau tidak, sehingga
akan diuji Canonical Function yang mana yang bisa kesungguhan dari jawaban dapat dipercaya. Untuk
digunakan. Pengujian dilakukan dengan Uji Signifikan, menguji reliabilitas instrumen digunakan formula Alpha
Canonical Relationship serta Redudancy Index. Dari Cronbach. (Ghozali, 2005,95).
Canonical Functions yang digunakan, dilakukan 1. Jika nilai Alpha Cronbach α > 0,6 maka dikatakan
interpretasi hasil dengan menggunakan beberapa metode, bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini
seperti Canonical Weights, Canonical Loadings atau Cross reliable.
Canonical Loadings. Melakukan validasi atas hasil output
2. Jika nilai Alpha Cronbach α < 0,6 maka dikatakan dengan Desa Bentuk Jaya yang sekarang menjadi di
bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini mekarkan menjadi 2 desa. Sedangkan pada tahun 1997
tidak reliable. Desa itu pecah menjadi 2 (Dua) desa yaitu Desa Bina Jaya
dan Desa Bentuk Jaya.
……….……………………...…..persamaan 3 Pemberian nama Desa Bina Jaya pada waktu itu yang
lazim disebut dengan desa pembinaan yang di harapkan
atau harapan baik masyarakat maupun rakyat kampong
atau desa tersebut menjadi jaya sehingga dapat lah nama
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN sebutan Desa Bina Jaya. Bina Jaya adalah salah
Sejarah telah mencatat bahwa Desa Bina Jaya pernah satu desa di wilayah Dadahup, Kabupaten Kapuas, Prov.
menjadi wilayah Transmigrasi dan sebagian penduduk asli Kalimantan Tengah, Indonesia. Dengan kode pos 73593,
yang berkedudukan di dadahup, Pada masa kekuasaan raja dank ode kemendagri 62.03.16.2005 dengan luas wilayah
pada saat itu, wilayah Desa Bina Jaya dulunya bergabung 16,05 km2.

Karakteristik Resonden Negative -.112


Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis Kolmogorov-Smirnov Z .715
kelamin pada tabel di bawah, jumlah responden tertinggi Asymp. Sig. (2-tailed) .686
adalah responden dengan jenis kelamin laki-laki sebesar
23 orang. Sedangkan jumlah responden terendah adalah Berdasarkan nilai signifikan yang ditunjukkan pada
responden dengan jenis kelamin perempuan yaitu sebesar hasil output SPSS sebesar 0,686 dapat dinyatakan bahwa
32 orang. data adalah berdistribusi normal, karena memiliki nilai
Tabel-1. Persentase Jenis Kelamin Reponden lebih besar dari taraf signifikan 0,05.

Jenis Kelamin Jumlah Persen Uji Multikolinearitas


Perempuan 18 43,90% Uji Multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui
Laki-laki 23 46,10% ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik
Total 41 100% multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antar
variabel independen dalam model regresi, dengan kriteria
Dari data karakteristik responden Berdasarkan masa nilai VIF tidak lebih besar dari 10. Untuk lebih jelasnya
kerja pada tabel di bawah, jumlah responden tertinggi dapat dilihat pada tabel berikut:
adalah responden dengan lama bekerja 6 -10 tahun ke atas Tabel-4. Uji Multikolinearitas
sebesar 16 orang, Sedangkan jumlah responden terendah
adalah responden lama bekerja 11 -15 tahun yaitu sebesar Variance Inflation
Variabel Tolerance
11 orang. Factor
Kinerja Pendamping 1.000 1.000
Tabel-2. Persentase Jenis Kelamin Reponden Desa (X)
Semester Jumlah Persen
0–5 13 31,70% Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa
6 – 10 16 39,10% penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas.
11 – 15 11 26,80% Karena semua pertimbangan dan syarat-syarat penelitian
uji multikolinearitas sudah terpenuhi, dengan nilai VIF
20 - > 0 0%
tidak lebih besar dari 10.
41 100%
Uji Heteroskedasitas
Uji Normalitas Dalam pengujian heteroskedastisitas digunakan
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
memiliki distribusi normal. Dalam penelitian ini pangamatan lain. Suatu penelitian dinyatakan bebas
menggunakan uji kolmogorov smirnov. Dasar masalah heterokedastisitas jika data pada scatterplot
pengambilan keputusan dalam uji kolmogorov smirnov menyebar tidak beraturan. Jika varian dari pengamatan
adalah lebih besar dari 0,05 (bebas masalah uji normalitas) lainya tetap, maka disebut homoskedasitas. Sedangkan
Untuk mengetahuinya dilakukan dengan menggunakan uji apabila varianya berbeda dari suatu pengamatan ke
Kolmogorov-Smirnov Test dari hasil output SPSS tabel pengamatan lainya disebut dengan gejala heterodasitas.
berikut: Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heterodasitas
Tabel-3. Hasil Uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada
grafik scatter plot.
Unstandardized 1. Titik – titik tidak mengumpul hanya diatas atau
Residual dibawah saja
N 41 2. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
Normal Mean .0000000 tertentu
Parametersa,b Std. Deviation 2.39861276
Most Extreme Absolute .112
Differences Positive .076
Tabel-5. Pengujian Individual
Eigenvalues and Canonical Correlations
Eigenvalu Cum. Canon Sq.
No Pct.
e Pct. Cor Cor
93,1766 0,9740 0,9487
1
18,49881 93,17668x 8 2 1
96,4070 0,6250 0,3907
2
0,64135 3,23039 7 9 4
98,6824 0,5578 0,3111
3
0,45174 2,27535 2 3 7
99,6003 0,3926 0,1541
4
0,18224 0,91794 7 2 5
0,2711 0,0735
5
0,07934 ,39963x 100 3 1
Dimension Reduction Analysis
Hypoth. Error Sig. of
Roots Wilks L. F
DF DF F
1 TO 5 0,01687 7,21774 30 122 0
2 TO 5 0,32889 2,06674 20 103,77 0,01
3 TO 5 0,53982 1,85778 12 84,96 0,05
4 TO 5 0,78367 1,42583 6 66 0,218
Gambar-1 Uji Heterokedastisitas 5 TO 5 0,92649 1,3488 2 34 0,273

Berdasarkan gambar diatas maka dapat disimpulkan Pada tabel diatas terbentuk lima fungsi kanonikal
bahwa model regresi berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagian root no dengan angka kanonikal
terbebas dari heterodasitas dan layak digunakan dalam (canon cor) untuk fungsi 1 korelasi kanonik 0,97402
penelitian karena titik-titik data tidak mengumpul hanya dengan signifikansi 0,000, hasil tersebut terlihat fungsi 1 <
diatas atau dibawah saja dan penyebaran titik-titik data 0,05 signifikan secara individual. fungsi 2 korelasi
tidak boleh membentuk pola tertentu. kanonik 0,62509 dengan signifikansi 0,010, hasil tersebut
terlihat fungsi 2 < 0,05 signifikan secara individual. fungsi
Analisis Korelasi Kanonikal 3 korelasi kanonik 0,55783 dengan signifikansi 0,049,
Banyaknya fungsi kanonikal yang terbentuk hasil tersebut terlihat fungsi 3 < 0,05 signifikan secara
mengikuti minimal banyak variabel dalam setiap variat. individual. fungsi 4 korelasi kanonik 0,39262 dengan
Langkah pertama analisis korelasi kanonikal adalah signifikansi 0,218, hasil tersebut terlihat fungsi 4 > 0,05
mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal adalah maka tidak signifikan secara individual. dan fungsi 5
mendapatkan satu atau lebih fungsi kanonikal. Setiap korelasi kanonik 0,27113 dengan signifikansi 0,273. hasil
fungsi kanonikal terdiri dari sepasang variate, yang satu tersebut terlihat fungsi 5 > 0,05 maka tidak signifikan
menggambarkan variabel independen dan lainnya secara individual. Oleh karena itu fungsi 1, 2, dan 3 dapat
menggambarkan variabel dependen. Jumlah maksimum diproses lebih lanjut. Sedangkan fungsi 4 dan fungsi 5
fungsi kanonikal (variate) yang dapat diturunkan dari secara individual tidak dapat diproses lebih lanjut.
suatu set variabel sama dengan jumlah variabel dalam data 2. Pengujian Secara Berkelompok
set terkecil, independen atau dependen. Sebagai missal
Tabel-6. Hasil Perhitungan Secara Bersama-sama
dalam penelitian melibatkan lima variabel independen dan
tiga variabel dependen, maka jumlah maksimum fungsi
kanonikal adalah tiga.
Dalam penelitian ini, variat kelompok pertama terdiri
dari 6 variabel independen yaitu Kualitas, Kuantitas,
Ketepatan waktu, Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen
Kerja, sedangkan kelompok kedua terdiri dari lima
variabel dependen yaitu Bantuan Modal, Bantuan
Pembangunan Prasarana, Bantuan Pendampingan,
Penguatan Kelembagaan dan Penguatan Kemitraan Usaha, Dengan menggunakan empat prosedur dari Pillais,
maka akan terbentuk 5 fungsi kanonikal. Fokus analisis Hotellings, Wilks, dan Roys, semuanya signifikan karena
korelasi kanonikal terletak pada korelasi antara kombinasi 0,000 < 0,05. Berdasarkan nilai kekuatan korelasi dapat
linier satu set variabel dengan kombinasi linier set variabel digunakan fungsi 1 karena memiliki nilai korelasi paling
yang lain. Langkah pertama adalah mencari kombinasi tinggi yaitu sebesar 0,97402 dan signifikansi < 0,05
linier dengan nilai korelasi terbesar diantara semua sehingga diutamakan dalam pembahasan penelitian.
pasangan lain yang tidak berkorelasi. Proses terjadinya 3. Interpretasi konanikal variates
secara berulang, hingga korelasi maksimum teridentifikasi. Analisis ini merupakan kelanjutan dari pengujian
Pasangan kombinasi linier disebut sebagai variat sebelumnya yang menetapkan kanonik fungi, oleh karena
kanonikal sedangkan hubungan diantara pasangan tersebut itu dalam analisis ini hanya memperhatikan kanonikal
disebut korelasi kanonikal. fungsi . Dalam penelitian ini ada dua kanonik variates
Dari persamaan korelasi kanonikal diatas maka hasil yaitu dependen kanonik variates yang berisi Bantuan
perhitungan (output SPSS) adalah sebagai berikut: Modal, Bantuan Pembangunan Prasarana, Bantuan
1. Pengujian Individual Pendampingan, Penguatan Kelembagaan dan Penguatan
Kemitraan Usaha, sedangkan kanonik independen variates keenam variabel independen X6 Komitmen Kerja
yang berisi Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, (1,85179).
Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen Kerja. Analisis Dengan memperhatikan fungsi 5, terlihat deretan
ini berfungsi untuk mengetahui apakah semua variabel angka korelasi antara masing-masing variabelnya dengan
independen variates berhubungan dengan dependen variatnya. Untuk variabel dependen ada satu angka
variates, yang diukur dengan besaran korelasi masing- korelasi yang tinggi yaitu X6 Komitmen Kerja (1,85179).
masing independen variabel dengan variatnya. Pengukuran Selain dengan kanonikal weight, interpretasi dilakukan
dilakukan dengan dua cara yaitu kanonikal Weights dan dengan melihat besaran kanonikal loadings.
kanonikal loadings. b. Konanikal Loadings
a. Konanikal Weights
Tabel-9. Hasil Perhitungan Kanonikal Loadings untuk
Variabel yang memiliki nilai weights lebih besar
Dependen Variat
artinya memiliki kontribusi lebih besar pada variate dan
sebaliknya. Variabel yang memiliki tanda yang sama pada
weights maka memiliki hubungan yang sama sedangkan
variabel yang memiliki tanda yang berbeda maka memiliki
hubungan yang berlawanan.
Tabel-7. Hasil Perhitungan Kanonikal Weights untuk
Dependen Variat
Pada tabel diatas dengan batas kekuatan korelasi 0,5
maka kanonikal loading untuk dependent variate, angka
canonical loading lebih dari 0,5 pada fungsi 1 dimiliki
oleh Y3 Bantuan Pendampingan (0,94885), pada fungsi 2
dimiliki oleh Y2 Bantuan Pembangunan Prasarana
(0,43943), pada fungsi 3 dimiliki oleh Y3 Bantuan
Pendampingan (0,31222), pada fungsi 4 dimiliki oleh Y5
Penguatan Kemitraan Usaha (0,23773), dan pada fungsi 5
dimiliki oleh Y5 Penguatan Kemitraan Usaha (0,19656).
Tabel-10. Hasil Perhitungan Kanonikal Loadings untuk
Pada tabel diatas. canonical weight untuk dependent Independen Variat
variate, angka weight lebih dari 0,5 (batas kekuatan
korelasi) pada fungsi 1 dimiliki oleh Y2 Bantuan
Pembangunan Prasarana (0,08591), fungsi 2 dimiliki oleh
Y2 Bantuan Pembangunan Prasarana (1,14665) pada
fungsi 3 dimiliki oleh Y3 Bantuan Pendampingan
(1,69604), pada fungsi 4 dimiliki oleh Y5 Bantuan Modal
(1,58713), pada fungsi 5 dimiliki oleh Y5 Penguatan
Kemitraan Usaha (0,95723), Dengan memperhatikan
Pada tabel diatas dengan batas kekuatan korelasi 0,5
fungsi 3, terlihat deretan angka korelasi antara masing-
maka kanonikal loading untuk independent variate, angka
masing variabelnya dengan variatnya. untuk variabel
canonical loading lebih dari 0,5. pada fungsi 1 dimiliki
dependen ada satu angka korelasi yang tinggi yaitu Y3
oleh X5 Kemandirian (0,97963), pada fungsi 2 dimiliki
Komitmen Kerja (1,69604).
oleh X2 Kuantitas (0,14304), pada fungsi 3 dimiliki oleh
X1 Kualitas (0,45578) , pada fungsi 4 dimiliki oleh X2
Tabel-8. Hasil Perhitungan Kanonikal Weights untuk Kuantitas (0,36130), dan pada fungsi 5 dimiliki oleh X5
Independen Variat Kemandirian (0,27024).
Hasil perhitungan canonical loading dengan hanya
melihat fungsi 1 maka terlihat deretan angka korelasi
loading masing-masing variabel dengan variabel
variatnya. Untuk dependen variabel, ada satu angka
kanonikal loading yang tinggi yaitu Y3 (0,94885).
Sedangkan pada variabel independen ada satu kanonikal
loading yang tinggi yaitu X5 0,97963.

Analisis Pengaruh Variabel Penelitian


Pada tabel di atas canonical weight untuk Kinerja Pendamping Desa Berpengaruh Signifikan
independent variate, angka weight lebih dari 0,5 (batas Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Di
kekuatan korelasi) pada fungsi 1, dimiliki oleh keenam Desa Bina Jaya Kecamatan Dadahup Kabupaten
variabel independen X5 Kemandirian (0,65211), pada Kapuas
fungsi 2, dimiliki oleh keenam variabel independen X2 Berdasarkan hasil pengolahan data secara parsial
Kuantitas (1,61645), pada fungsi 3, dimiliki oleh keenam tidak semua variabel Kualitas, Kuantitas, Ketepatan
variabel independen X1 Kualitas (1,57793), pada fungsi 4, waktu, Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen Kerja
dimiliki oleh keenam variabel independen X5 berpengaruh terhadap Bantuan Modal, Bantuan
Kemandirian (1,66285), pada fungsi 5, dimiliki oleh Pembangunan Prasarana, Bantuan Pendampingan,
Penguatan Kelembagaan dan Penguatan Kemitraan Usaha.
Pada bagian root no dengan angka kanonikal (canon cor) pendamping desa saat datang untuk menghadiri rapat-rapat
untuk fungsi 1 korelasi kanonik 0,97402 dengan yang selalu tepat waktu, hal ini yang membuat setiap rapat
signifikansi 0,000, hasil tersebut terlihat fungsi 1 < 0,05 dalam pembahasan yang sudah terjadwal seperti tentang
signifikan secara individual. fungsi 2 korelasi kanonik program-program pemberdayaan masyarakat desa selalu
0,62509 dengan signifikansi 0,010, hasil tersebut terlihat terlaksana sesuai dengan jam yang ditentukan. Namun,
fungsi 2 < 0,05 signifikan secara individual. fungsi 3 dalam hal ketepatan waktu menjalankan program yang ada
korelasi kanonik 0,55783 dengan signifikansi 0,049, hasil pendamping desa tidak mampu menyelesaikan program
tersebut terlihat fungsi 3 < 0,05 signifikan secara nya dalam setahun sehingga program-program yang belum
individual. fungsi 4 korelasi kanonik 0,39262 dengan sempat diselesaikan dilanjutkan ditahun berikutnya. Dari
signifikansi 0,218, hasil tersebut terlihat fungsi 4 > 0,05 hal ini peneliti menarik sebuah kesimpulan bahwa
maka tidak signifikan secara individual. dan fungsi 5 pendamping Desa Budi Jaya dikatakan belum terlalu tepat
korelasi kanonik 0,27113 dengan signifikansi 0,273. hasil waktu jika dilihat dari pelaksanaan program yang ada
tersebut terlihat fungsi 5 > 0,05 maka tidak signifikan karena seharusnya program yang sudah dirancangkan
secara individual. Oleh karena itu fungsi 1, 2, dan 3 dapat dalam setahun harus diselesaikan pada tahun itu juga,
diproses lebih lanjut. Sedangkan fungsi 4 dan fungsi 5 namun faktanya pendamping desa Budi Jaya tidak mampu
secara individual tidak dapat diproses lebih lanjut menyelesaikan semua program dalam satu tahun sehingga
Berdasarkan hasil pengolahan data secara bersama- program yang tidak selesai dilanjutkan di tahun
sama ternyata menunjukkan hasil ada hubungan yang berikutnya.
signifikan antara Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Berdasarkan Hasil Yang Didapatkan kinerja
Efektivitas, Kemandirian dan Komitmen Kerja dengan pendamping desa di Desa Budi Jaya yang di temukan
Bantuan Modal, Bantuan Pembangunan Prasarana, peneliti bahwa efektivitas kerja pendamping dinilai baik,
Bantuan Pendampingan, Penguatan Kelembagaan dan menarik kesimpulan dari kepala desa dan masyarakat yang
Penguatan kemitaraan Usaha. Apabila diperhatikan mengakui bahwa pendamping desa Budi Jaya benar-benar
hubungan kelompok antara variabel independen dengan memahami akan permasalahan desa yang ada di Desa
kelompok variabel dependen menunjukkan adanya Budi Jaya tersebut. Dari pengambilan program-program
keterkaitan yang dapat dibuktikan melalui perhitungan yang dilaksanakan dengan melihat dari lingkungan desa
empat prosedur dari Pillais, Hotellings, Wilks, dan Roys, dan kebutuhan masyarakat. Sehingga dalam penyusunan
diperoleh angka singnifikansi 0,000 < 0,05. anggaran setiap program dana desa yang dicairkan dari
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kualitas, pemerintah pusat mampu dikelola dengan baik oleh
Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas, Kemandirian dan pemerintah desa. Dalam segi transparansi penggunaan
Komitmen Kerja secara bersama-sama dapat dana, pendamping selalu menggunakan dana yang ada
meningkatkan Pemberdayaan masyarakat secara ekonomi, sesuai dengan kebutuhan setiap program-program yang
hal tersebut sangat penting baik untuk mewujudkan hak- telah disusun dan dilaporkan penggunaannya secara
hak masyarakat dan untuk mencapai tujuan pembangunan menyeluruh, yang hal ini membuat dana yang sudah di
yang lebih luas seperti pertumbuhan ekonomi, cairkan dari pemerintah pusat oleh desa Budi Jaya sendiri
pengurangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan dan dapat di gunakan secara baik dan tepat sasaran.
kesejahteraan. Kinerja yang diukur dengan Kualitas, Desa yang mandiri yaitu desa yang mampu dalam
Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas, Kemandirian dan mengurus, mengelola sumber daya dan potensi yang
Komitmen Kerja apabila dilaksanakan dengan baik dimilikinya. Selain itu, desa juga mampu membangun
mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat secara jaringan sosial dan mengembangkan kerjasama. Adapun
keseluruhan, sehingga mampu menurunkan angka peran pendamping desa untuk memandirikan sebuah desa
kemiskinan. melalui pemberdayaan masyarakat yaitu: memperkuat
Jika dilihat dari kondisi masyarakat desa Budi Jaya organisasi-organisasi warga, memfasilitasi dan
sendiri memang terlihat bahwa kualitas kinerja memperkuat musyawarah desa, serta mengorganisasi dan
pendamping desa Budi Jaya sangat baik karena program- membangun kesadaran kritis warga. Di desa BudiJaya
programnya terlaksana sesuai dengan rencana dan dapat dapat dikatakan bahwa pendamping desa sudah berhasil
dinikmati oleh masyarakat sekitar,seperti halnya membuat desa tersebut mandiri. Berdasarkan fakta
pengaktifkan kembali program-program posyandu serta lapangan, peneliti menemukan bahwa desa Budi Jaya
pelatihan kerajinan tangan kepada ibuibu rumah tangga di memiliki potensi dalam membuat kerajinan tangan
desa tersebut. berbahan dasar rotan yang dianyam untuk dijadikan tas,
Dari hasil penelitian dengan pendamping desa dan topi, dan kerajinan lainnya. Kerajinan tangan tersebut
kepala desa Budi Jaya yakni tentang kuantitas kerja yang kemudian dijual ke kota Palangka Raya dan daerah-daerah
dihasilkan oleh pendamping desa, secara umum penulis lainnya sehingga desa Budi Jaya memiliki Pendapatan Asli
dapat menyimpulkan bahwa kuantitas kerja pendamping Desa sendiri. Hal ini merupakan bentuk dari keberhasilan
desa Budi Jaya dinilai baik. Hal ini dapat dilihat dari masa pendamping desa dalam membina dan memberdayakan
bekerjanya yang sudah dua periode menjabat sebagai masyarakat di desa Budi Jaya untuk mengembangkan
pendamping desa. Masa jabatan selama itu diperolehnya potensi-potensi yang ada.
karena kerja nyata yang sudah dilakukannya selama
menjabat, dan tingkat kepuasan masyarakat yang dinilai
bahwa rata-rata penduduk setempat puas dengan hasil KESIMPULAN DAN SARAN
kerja pedamping desa tersebut. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada
Berdasarkan hasil peneliti ditemukan bahwa disiplin bab 5, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
kerja pendamping desa di desa Budi Jaya dikatakan baik. Berdasarkan hasil pengolahan data secara bersama-sama
Kepala desa yang mengatakan bahwa kedisiplinan
ternyata menunjukkan hasil ada hubungan yang signifikan
antara Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas, [4] Gouzaly, Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya
Kemandirian dan Komitmen Kerja dengan Bantuan Manusia. Jakarta : Gunung Agung.
Modal, Bantuan Pembangunan Prasarana, Bantuan
Pendampingan, Penguatan Kelembagaan dan Penguatan [5] Hasibuan, Malayu SP. 1984. Manajemen Dasar,
Kemitraan Usaha. hubungan kelompok antara variabel Pengertian dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
independen dengan kelompok variabel dependen
menunjukkan adanya keterkaitan yang dapat dibuktikan [6] Ghozali, Imam.2007. Aplikasi Analisis Multivariat
melalui perhitungan empat prosedur dari Pillais, dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas
Hotellings, Wilks, dan Roys. Kinerja yang diukur dengan Diponeoro. Semarang.
Kualitas, Kuantitas, Ketepatan waktu, Efektivitas,
Kemandirian dan Komitmen Kerja apabila dilaksanakan [7] Hadari Nawawi, Perencanaan Sumber Daya
dengan baik mampu meningkatkan pemberdayaan Manusia,(Yogyakarta: Gajah Mada University
masyarakat secara keseluruhan, sehingga mampu Press, 2003), h.37
menurunkan angka kemiskinan.
[8] Indra Kusuma (2015) pengaruh budaya organisasi,
Berdasarkan hasil penelitian diatas dengan melihat gaya kepemimpinan, dan kepuasan kerja terhadap
indikator dari variable yang ada, maka saran-saran yang kinerja karyawan, dengan komitmen organisasi
dapat disampaikan sebagai berikut: sebagai variabel perantara Tesis Program Studi
1. Adapun saran yang diberikan adalah untuk pemerintah Magister Sains. Universitas brawijaya).
daerah perlu lebih memfokuskan dalam kegiatan
pemberdayaan ekonomi desa dengan lebih intensif [9] Singarimbun, Masri, Effendi. S, 2001, Metode
melakukan penyuluhan ataupun pelatihan untuk dapat Penelitian Survey, Jakarta. LP3ES, Cet.II
lebih kreatif dan berinovasi, sehingga ekonomi di desa
akan tumbuh tingkat kesejahteraan meningkat
2. Bagi aparatur desa pada setiap desa sebaiknya lebih
merangkul masyarakat desa dalam pemberdayaan
ekonomi desa. Kinerja bisa diarahkan untuk
kepentingan pertanian berbasis teknologi, termasuk di
dalamnya industri hasil pengolahan bahan baku
menjadi bahan jadi. Dengan cara mengarah ke
teknologi, orang desa punya akses langsung ke pasar,
kemudian harga yang ada di pasaran membuat
masyarakat desa untung dan akan berdampak pada
penurunan angka kemiskinan.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan bapak/ibu dosen yang telah memberi dukungan
dalam bentuk finansial, fasilitas, atau legalitas terhadap
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Djamin, Awaloedin, dkk. 1995. Manajemen


Sumber Daya Manusia 1 : Kontribusi Teoritis
Dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi. Bandung
: Sanyata Sumanasa Wira Sespim Polri.

[2] Carly Sinaga, Pengaruh motivasi terhadap kinerja


dan kualitas pelayanan publik di kecamatan pancur
batu, Tesis Program Studi Magister Sains.
Universitas brawijaya).

[3] Christian Paul Raymond1, Samuel Hatane2,


Julianus Hutabarat3.2015. Analisis Kualitas
Sumber Daya Manusia, Kualitas Pelayanan,
Kinerja Organisasi, Kepercayaan Masyarakat Dan
Kepuasan Masyarakat . Jurnal Teknologi dan
Manajemen Industri, Vol. 1 No. 1, Pascasarjana
Institut Teknologi Nasional Malang.

You might also like