18-Article Text-30-1-10-20140917

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.

2 Tahun 2014

TINJAUAN KOMPILASI HUKUM ISLAM TERHADAP


POLIGAMI DI INDONESIA

Surjanti
Fakultas Hukum
dijanti@yahoo.co.id

Abstrak

Pada dasarnya asas perkawinan menurut hokum positif Indonesia adalah monogamy, tetapi
tidak tertutup kemungkinan seorang laki-laki bagi seorqang laki-laki untuk mempunyai istri
lebih dari satu pda saat yang sama. Hal ini menurut syariat Islam merupakan suatu
kelonggaran ketika darurat. Seorang laki-laki akan diijinkan oleh Pengadilan Agama untuk
beristri lebih dari satu apabila memenuhi syarat-syarat seperti yang tercantum dalam UU No.
1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Praktek poligami dalam masyarakat telah menimbulkan
problem sosial yang meluas dan sudah memprihatinkan. tingginya angka kekerasaan terhadap
perempuan dalam rumah tangga, tingginya kasus pelanggaran hak-hak anak, dan terlantarnya
para isteri dan anak-anak terutama secara psikologis dan ekonomi.

Kata Kunci : poligami, problem social

A. Latar Belakang
dalam rangka mewujudkan suatu keluarga
Untuk kepentingan manusia secara yang bahagia dengan dasar cinta dan kasih
luas, perkawinan merupakan cara untuk sayang, untuk memperoleh keturunan yang
menjaga kelangsungan jenis melalui sah dalam masyarakat dengan mengikuti
keturunan yang sah dan bertanggungjawab. ketentuan-ketentuan yang telah diatur oleh
Jadi perkawinan merupakan cara syari’ah.
mewujudkan ketenangan jiwa dan
ketentraman hati, menjaga kesucian diri dari Poligami menurut syariat Islam
perbuatan keji sebagaimana juga adalah suatu rukhsah (kelonggaran) ketika
kenikmatan, kebahagiaan hidup, sarana darurat. Sama halnya dengan rukhsah bagi
membentengi diri agar tidak jatuh ke jurang musafir dan orang sakit yang dibolehkan
kenistaan. Tujuan perkawinan dalam Islam buka puasa Ramadhan ketika dalam
sebagai tulang punggung terbentuknya perjalanan. Darurat yang dimaksud adalah
keluarga adalah untuk memenuhi tuntutan berkaitan dengan tabiat laki-laki dari segi
hajat tabiat kemanusiaan, berhubungan kecenderungannya untuk bergaul dari
antara laki-laki dan perempuan seorang diri. Kecenderungan yang ada dalam
diri laki-laki itulah seandainya syariat Islam
tidak memberikan kelonggaran berpoligami

Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 13


Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
niscaya akan membawa kepada perzinaan, Peraturan pemerintah menetapkan syarat
oleh sebab itu poligami diperbolehkan dalam yang berat itu bertujuan untuk mempersulit
hukum Islam. terjadinya perkawinan poligami dan bukan
menghapus sama sekali sistem poligami.
Dasar hukum poligami disebutkan
dalam surat An-Nisa ayat 3 yang artinya UU No 1 tahun 1974 tentang
"Dan jika kamu kuatir tidak akan dapat Perkawinan menganut asas monogami, akan
berlaku adil terhadap wanita yatim yang tetapi apabiia ketentuan suatu hukum dan
kamu kawini, kawinilah wanita lain yang agama tertentu mengijinkan, maka seorang
kamu senangi , dua , tiga atau empat. Tetapi, suami dapat beristri lebih dari seseorang
bila takut untuk tidak berlaku adil juga, satu dengan memenuhi syarat tertentu dan
adalah tebih baik bagimu, atau mengawini diijinkan oleh pengadilan.Seorang pria dapat
hamba perempuan yang kamu melakukan poligami asalkan memenuhi
miliki.Tindakan itu lebih baik bagimu untuk persyaratan tertentu yang telah ditentukan
tidak menyeleweng" dalam undang-undang perkawinan ini
sebagaimana tercantum dalam UU No 1
Oleh karena itu berdasarkan ayat Tahun 1974 Pasal 3 ayat (2) yaitu pengadilan
diatas maka syarat yang ketat, yaitu harus dapat memberi izin kepada seorang suami
mampu berlaku adil. Persyaratan yang untuk beristri lebih dari seseorang apabila
ditetapkan bagi kebolehan poligami itu dikehendaki oleh pihak-pihak yang
sangat berat dan hampir-hampir dapat bersangkutan. Menurut Pasal 4 (2) dan Pasal
dipastikan tidak mampu memenuhinya. 5 (1) UU N0. 1 Tahun 1974 secara sistematis
Artinya Islam memperketat syarat poligami hal-hal yang dapat dijadikan alasan untuk
sedemikian rupa sehingga laki-laki tidak beristri lebih dari satu adalah sebagai
boleh lagi semena-mena terhadap istri berikut:
mereka seperti sediakala. Maksud adil disini
ialah keadilan yang mampu digapai oleh Pasal 4 (2) UU Perkawinan :
manusia yaitu penyamarataan dari sudut
material (nafkah) sama rata , pergaulan yang a. Istri tidak dapat menjalankan
baik dan tempat tinggal dan bukanlah yang kewajibannya sebagai seorang istri
dimaksudkan disini penyamarataan dari b. Istri mendapat cacat badan atau penyakit
sudut perasaan, cinta dan kecenderungan hati yang tidak dapat disembuhkan
karena perkara ini tidak mampu dilakukan c. Istri tidak dapat rnelahirkan keturunan.
oleh seseorang.
Pasal 5 (1) UU Perkawinan :
Poligami di Indonesia sendiri telah
diatur, yaitu dengan diberlakukannya UU Untuk dapat mengajukan permohonan
No. 1 tahun 1974, PP No 9 tahun 1975, PP kepada Pengadilan harus dipenuhi syarat-
No. 10 tahun 1983 tentang Izin Perkawinan syarat sebagai berikut :
dan Perceraian bagi Pegawai Negeri Sipil jo
PP No. 45 tahun 1990, Keputusan Menteri a. Adanya persetujuan dari istri / istri-istri
Pertahanan dan Keamanan/Panglima b. Adanya kepastian bahwa suami mampu
Angkatan Besersanta Nomor : Kep/01/I/1980 menjamin keperluan – keperluan hidup
Tentang Peraturan Perkawinan, Perceraian istri-istri dan anak-anak mereka.
dan Rujuk Anggota ABRi, Petunjuk Teknis c. Adanya jaminan bahwa suami akan
No Pol. : JUKNIS/01/III/1981 tentang berlaku adil terhadap istri dan anak-anak
Perkawinan, Perceraian Dan Rujuk Bagi mereka.
Anggota Polri, serta Instruksi Presiden No. 1
Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum B. Rumusan Masalah
Islam, Buku I pada Bab IX pasal 55, pasal
56, pasal 57, pasal 58 dan pasal 59 dimana 1. Apakah yang menjadi dasar pertimbangan
pelaksanaan perkawinan poligami dipersulit. Kompilasi Hukum Islam dalam hal
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 14
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
membolehkan adanya perkawinan lebih 2. Poligami Hawa (nafsu)
dari seorang istri (poligami)?
2. Apakah yang menjadi alasan pihak-pihak Poligami ini tidak diperbolehkan apabila
melarang adanya poligami? di dorong oleh godaan imajinasi seorang
pria bahwa wanita kedua akan
C. Pembahasan memberikan kenikmatan yang berbeda
dari isteri pertama sehingga ia akan
Pengertian dan Dasar Hukum Poligami mengambil isteri kedua, ketiga dan
seterusnya.
Menurut Ensiklopedia Nasional
Indonesia, beristeri lebih dari seorang Alasan dan Syarat-syarat Poligami
diartikan sebagai suatu pranata perkawinan
yang memungkinkan terwujudnya keluarga Islam membolehkan poligami
yang suaminya memiliki lebih dari seorang dalam keadaan darurat atau kebutuhan
isteri1 Dan menurut Ny. Soemiyati, SH mendesak, itupun dibatasi oleh standarisasi
Poligami ialah perkawinan antara seorang yaitu kemampuan untuk memberi nafkah,
laki-laki dengan lebih dari seorang wanita bersikap adil antara beberapa isteri dan
dalam waktu yang sama. bergaul dengan baik. Adapun berbagai
alasan yang melatar belakangi praktek
Kebalikan dari poligami adalah poligami di masyarakat yaitu :
monogami, yaitu ikatan perkawinan yang
terdiri dari seorang suami dan seorang isteri . 1. Alasan ini sangat mendasar bagi
Suami hanya mempunyai seorang isteri. maraknya praktek poligami di masyarakat
Istilah lainnya monogini. Dalam realitas adalah bahwa poligami merupakan
sosiologis di masyarakat, monogami lebih Sunnah Nabi dan memiliki landasan
banyak dipraktekkan karena dirasakan paling teologis yang jelas yakni Surat An Nisa'
sesuai dengan tabiat manusia dan merupakan ayat 3.
bentuk perkawinan yang menjanjikan 2. Adanya istri yang mandul dan terbukti
kedamaian. setelah melalui pemeriksaan medis, para
ahli berpendapat bahwa dia tak dapat
Dalam hal ini poligami yang bersifat akhlaqi hamil. Dalam keadaan demikian maka
ada 2 ( dua) yaitu : suami diperbolehkan menikah sehingga
mungkin ia akan memperoleh keturunan.
1. Poligami Dharuri. 3. Adanya seorang isteri yang menderita
suatu penyakit yang berbahaya seperti
Poligami Dharuri ini ini diperbolehkan cacat badan atau penyakit yang tidak
apabila isteri pertama menderita sakit dapat disembuhkan, isteri sakit ingatan
sehingga tidak lagi melayani kebutuhan atau isteri isteri telah lanjut usia dan
biologis sang suami, serta tidak mampu sedemikian lemahnya sehingga tidak
melayani tugas rutinnya didalam rumah. mampu memenuhi kewajibannya sebagai
Islam memandang bahwasanya seorang isteri sehingga tidak
perkawinan kedua bagi suami merupakan memungkinkan untuk dapat memberikan
hal yang bersifat dharuri/ diperbolehkan perhatian semestinya terhadap rumah
dalam masalah ini, si isteri menyarankan tangga , suami, dan anak-anaknya
si suami untuk menikahi wanita lain demi 4. Acapkali ditemukan bahwa tingkat
mendapatkan keturunan, tetapi si isteri pertumbuhan pendudukan laki-laki dan
disarankan untuk mencari pasangan lain perempuan suatu umat, bangsa atau
untuk suaminya secara ruhaniah dan belahan dunia tidak ada keseimbangan.
perwatakan, dan sesuai dengan dirinya. Jumlah perempuannya lebih banyak dari
pada laki-lakinya. Realitas seperti ini
nyaris melanda antara populasi
perempuan dan laki-laki. Akibatnya tidak
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 15
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
ada keseimbangan antara perempuan dan 1. Melalui hubungan perkawinan diharapkan
laki-laki. Dalam keadaan seperti ini tidak bisa memperbanyak Dai baru yang
ada solusi yang dapat mengatasi bertugas menyebarkan dakwah Islam
problematika ini kecuali dengan diantara kaum musyrik Makkah ( modal
diperbolehkannya poligami. spiritualitas yang masih terjaga sejak
dulu hingga sekarang di kalangan bangsa
Jelaslah syarat-syarat di atas sangat Arab, terutama dikawasan semenanjung
longgar dan memberikan keleluasaan yang Arabia ).
cukup luas pada suami untuk memutuskan
apakah ia akan melakukan poligami atau 2. Ikatan perkawinan merupakan salah satu
tidak. Apabila diperhatikan alasan-alasan media untuk menyebarkan agama baru
tersebut adalah mengacu pada tujuan pokok diantara berbagai kabilah dan masyarakat
perkawinan itu dilaksanakan yaitu diseluruh penjuru dunia, karena bisa
membentuk keluarga yang bahagia dan kekal dipastikan bahwa setiap kabilah pasti
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa atau akan menghormati suami dari anak
dalam rumusan kompilasi yang sakinah, perempuan kabilah tersebut. Oleh karena
mawaddah dan rahmah. itulah mayoritas kabilah yang terdapat di
Arab memeluk agama Islam.
Dalam rangka menjadikan 3. Dengan menikahi mereka Nabi
pelaksanaan poligami yang mendatangkan Muhammad telah menyelamatkan mereka
kemaslahatan, menurut para ulama dan (isteri- isteri) dari rasa dendam dan
fuqaha telah berusaha menetapkan siksaan keluarga mereka, cepat atau
pembatasan- pembatasan berupa persyaratan- lambat.
persyaratan tertentu apabila seorang lelaki 4. Selain itu Nabi menikahi isteri-isterinya
muslim hendak melakukan perkawinan karena mempertimbangkan keteguhannya
poligami yaitu: terhadap Islam.
5. Nabi mengarahkan semua isterinya agar
1. Seorang laki-laki harus mempunyai menjadi penyebar agama Islam dan
kemampuan dana yang cukup untuk mengimplementasikan ajaran - ajaran
membiayai berbagai keperluan dengan Islam dalam kehidupan mereka sehari-
bertambahnya istri yang dinikahi. hari dengan berlandaskan pada hukum -
2. Seorang laki-laki harus memperlakukan hukum syar'i maupun non syar'i serta
semua istrinya dengan adil. Tiap isteri memberikan tanggapan terhadap
harus diperlakukan sama dalam sanggahan yang dilontarkan orang-orang
memenuhi hak perkawinan serta hak - hak yang mempertanyakan kebesaran Islam.
lain. Oleh karena itu berdasarkan ayat
diatas maka syarat yang ketat bagi Dalam hal seorang suami yang akan
poligami , yaitu harus mampu berlaku beristeri lebih dari seorang harus mendapat
adil. izin dari Pengadilan, khususnya bagi yang
beragama Islam ijin itu harus diajukan ke
3.Jumlah wanita yang dinikahi tidak boleh Pengadilan Agama. Untuk mendapat ijin dari
lebih dari empat orang, seperti yang pengadilan harus dipenuhi beberapa syarat
tersebut dalam Al Qur'an surat An Nisa' tertentu dan disertai alasan-alasan yang
ayat 3: “ … maka kawinilah wanita - dibenarkan. Tentang hal ini lebih lanjut
wanita (lain) yang kamu senangi dua, tiga diatur dalam pasal 4 dan pasal 5 UU
atau empat”. Perkawinan. Jadi pelaksanaan poligami itu
adalah merupakan satu pengecualian yang
Adapun perkawinan Nabi hanya dibolehkan bagi seorang pria yang
Muhammad dengan beberapa orang isterinya betul-betul memenuhi persyaratan yang
ini berlatar belakang alasan: harus dipenuhinya dan tidak setiap pria boleh
melakukan poligami.

Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 16


Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
Menurut Al- Athar dalam bukunya mengajukan secara tertulis kepada
Ta'addud al-Zawzat sebagaimana dalam pengadilan”, seperti apa yang tersebut dalam
yang dikutib oleh Khoirudin Nasution pasal 3 ayat (2) UUPerkawinan. Selain pasal
mencatat empat dampak negatif poligami tersebut, seorang suami yang akan melalukan
yaitu poligami harus juga memenuhi pasal 4 dan 5
UU Perkawinan, pasal 41 PP No. 9 Tahun
1. Poligami dapat menimbulkan 1975 serta pasal 55, 56, 57, 58 dan 59 KHI.
kecemburuan diantara para isteri.
2. Menimbulkan rasa kekhawatiran isteri Pasal 4 UU Perkawinan :
kalau - kalau suami tidak bisa bersikap
bijaksana dan adil. (1) Dalam hal seorang suami akan beristri
3. Anak- anak yang dilahirkan dari ibu lebih dari seorang,sebagaimana
yang berlainan sangat rawan untuk tersebut dalam pasal 3 ayat (2) Undang
terjadinya perkelahian, permusuhan, Undang ini,maka ia waib mengajukan
dan saling cemburu. permohonan kepada Pengadilan di
4. Kekacauan dalam bidang daerah tempat tinggalnya.
ekonomi.Bisa saja pada awalnya (2) Pengadilan dimaksud dalam ayat
seorang suami memiliki kemampuan (1)pasal ini hanya memberikan izin
untuk poligami, namun bukan mustahil kepada seorang suami yang akan
suatu saat akan mengalami beristri lebih dari seorang apabila:
kebangkrutan, maka yang akan (3) Isteri tidak dapat menjalankan
menjadi korban akan lebih banyak. kewajibannya sebagai isteri;
(4) Isteri mendapat cacat badan atau
Pengaturan tentang Poligami di Indonesia penyakit yang tidak dapat
disembuhkan;
Pada dasarnya dalam Undang- (5) Isteri tidak dapat melahirkan
Undang Perkawinan No. 1 tahun 1974 keturunan.
menganut adanya asas monogami dalam
perkawinan. Hal ini disebut dengan tegas Pasal 5 UU Perkawinan :
dalam pasal 3 ayat 1 yang menyebutkan
"Pada asasnya seorang pria hanya boleh (1) Untuk dapat mengajukan permohonan
mempunyai seorang isteri dan seorang kepada Pengadilan sebagaimana
wanita hanya boleh mempunyai seorang dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
suami". Akan tetapi asas monogami dalam Undang Undang ini, harus dipenuhi
UU perkawinan tidak bersifat mutlak, artinya syarat-syarat sebagai berikut :
hanya bersifat pengarahan pada
pembentukan perkawinan monogami dengan a. Adanya persetujuan dari isteri/isteri-
mempersulit penggunaan lembaga poligami isteri;
dan bukan menghapus sama sekali sistem b. Adanya kepastian bahwa suami
poligami. Ini dapat diambil argumen yaitu mampu menjamin keperluan-keperluan
jika perkawinan poligami ini dipermudah hidup isteri-isteri dan anak-anak
maka setiap laki-laki yang sudah beristri mereka;
maupun yang belum tentu akan beramai- c. Adanya jaminan bahwa suami akan
ramai untuk melakukan poligami dan ini berlaku adil terhadap isteri-isteri dan
tentunya akan sangat merugikan pihak anak-anak mereka.
perempuan juga anak-anak yang akan
dilahirkannya nanti di kemudian hari. (2) Persetujuan dimaksud pada ayat
(1)huruf apasal ini tidak diperlukan
Pasal 40 Peraturan Pemerintah bagi seorang suami apabila isteri/isteri-
Nomor 9 Tahun 1975 menyebutkan " isterinya tidak mungkin dimintai
Apabila seorang suami bermaksud untuk persetujuannya dan tidak dapat
beristeri lebih dari seorang , maka ia wajib menjadi pihak dalam perjanjian; atau
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 17
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
apabila tidak ada kabar dari isterinya Izin Pengadilan Agama tampaknya
selama sekurang-kurangnya 2 (dua) menjadi sangat menentukan. Apabila
tahun atau karena sebab-sebab lainnya keputusan hukum yang mempunyai kekuatan
yang perlu mendapat penilaian dari hukum tetap, izin pengadilan tidak diperoleh
Hakim Pengadilan. maka menurut ketentuan pasal 44 PP No. 9
Tahun 1975 dijelaskan bahwa Pegawai
Dengan adanya bunyi-bunyi pasal Pencatat dilarang untuk melakukan
yang membolehkan untuk berpoligami pencatatan perkawinan seorang suami yang
kendatipun dengan alasan-alasan tertentu, akan beristeri lebih dari seorang sebelum
jelaslah bahwa asas yang dianut oleh adanya izin Pengadilan seperti yang
undang-undang perkawinan sebenarnya dimaksud dalam pasal 43 (PP No. 9 tahun
bukan asas monogami mutlak melainkan 1975 )
monogami terbuka. Poligami ditempatkan
pada status hukum darurat ( emergency law Ketentuan hukum yang mengatur
), atau dalam keadaan luar biasa ( extra pelaksanaan poligami seperti telah diuraikan
ordinary circumstance). Disamping itu diatas mengikat semua pihak, pihak yang
lembaga poligami tidak semata-mata melangsungkan poligami dan pegawai
kewenangan penuh suami tetapi atas dasar pencatat perkawinan. Apabila mereka
izin dari hakim (pengadilan), seperti yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
tersebut dalam pasal 3 ayat (2). pasal-pasal uiatas dikenakan sanksi pidana
masalah ini diatur dalam PP No. 9 tahun
Dengan ayat ini jelas sekali UU 1975 pasal 45 :
Perkawinan telah melibatkan Pengadilan
Agama sebagai institusi yang cukup penting (1) Kecuali apabila telah ditentukan lain
untuk mengabsahkan kebolehan poligami dalam peraturan perundang - undangan
bagi seorang suami, Tampaknya alasan- yang berlaku, maka:
alasan yang dijadikan dasar mengajukan
poligami bernuansa fisik kecuali alasan yang a. Barangsiapa yang melanggar
ketiga. Namun demikian ternyata UU ketentuan yang diatur dalam pasal
Perkawinan juga memuat syarat-syarat untuk 3,10 ayat (3), 40 Peraturan
kebolehan poligami, seperti yang termuat Pemerintah ini dihukum dengan
dalam pasal 5 ayat (1) hukuman denda setinggi - tingginya
Rp. 7500,- (tujuh ribu lima ratus
Untuk membedakan persyaratan rupiah)
yang ada dipasal 4 dan 5 adalah, pada pasal 4 b. Pegawai Pencacat yang melanggar
disebut dengan persyaratan alternatif yang ketentuan yang diatur dalam pasal
artinya salah satu harus ada untuk dapat 6, 7, 8, 9, 10 ayat 1, 11, 12, 44
mengajukan permohonan poligami. Peraturan pemerintah ini dihukum
Sedangkan pasal 5 adalah persyaratan dengan hukuman kurungan selama -
kumulatif dimana seluruhnya harus dapat lamanya 3 (tiga) bulan atau denda
dipenuhi suami yang melakukan poligami. setinggi - tingginya Rp. 7500,-
(Tujuh ribu lima ratus rupiah).
Menyangkut prosedur
melaksanakan poligami aturannya dapat (2) Tindak pidana yang dimaksud dalam
dilihat di dalam PP Nomor 9 tahun 1975. ayat (1) diatas merupakan pelanggaran.
Pada pasal 40 dinyatakan: “Apabila seorang
suami bermaksud untuk beristri lebih dari KHI seperti yang terlihat tidak
seorang maka ia wajib mengajukan berbeda dengan Undang-undang Perkawinan
permohonan secara tertulis kepada dalam masalah poligami ini. Khusus yang
pengadilan”. beragama Islam pelaksanaan poligami diatur
dalam Kompilasi Hukum Islam Buku I

Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 18


Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
tentang Hukum Perkawinan Bab IX Pasal 55 (Pasal 59 KIII). Pada sisi lain peranan
sampai dengan pasal 59. Pengadilan Agama untuk mengabsahkan
praktik poligami menjadi sangat menentukan
Pasal 55: KHI: bahkan dapat dikatakan satu-satunya
lembaga yang memiliki otoritas untuk
(1) Beristeri lebih dari satu orang pada mengizinkan poligami.
waktu bersamaan, terbatas hanya
sampai empat orang isteri. Sedangkan pengaturan izin poligami
(2) Syarat utama beristeri lebih dari satu bagi PNS menurut PP No. 10 tahun 1983 jo
orang, suami harus berlaku adil PP No. 45 tahun 1990 tentang Perubahan
terhadap isteri dan anak-anaknya. Atas peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
(3) Apabila syarat utama yang disebut 1983. Menurut Peraturan Pemerintah ini bila
pada ayat (2) tidak mungkin dipenuhi, seorang Pegawai Negeri Sipil akan
suami dilarang beristeri lebih dari satu berpoligami maka ia harus minta izin dulu
orang. kepada pejabat yang merupakan atasan dari
Pegawai Negeri Sipil tersebut.
Pasal 56 KHI :
Apabila pegawai negeri sipil
(1) Suami yang hendak beristeri lebih dari melakukan poligami dan perceraian tanpa
satu orang harus mendapatkan izin dari izin terlebih dahulu dari pejabat yang
Pengadilan Agama. berwenang, maka ia dijatuhi hukuman berat
(2) Pengajuan permohonan izin berupa pemberhentian dengan hormat
dimaksudkan pada ayat 1 dilakukan sebagai pegawai negeri tidak atas permintaan
menurut tatacara sebagaimana diatur sendiri.
dalam Bab VIIIPP No.9 tahun 1975
(3) Perkawinan yang dilakukan dengan Selain itu juga seorang Pegawai
isteri kedua, ketiga atau keempat tanpa Negeri Sipil yang akan melakukan poligami
izin dari Pengadilan Agama, tidak harus memenuhi persyaratan-persyaratan
mempunyai kekuatan hukum. sebagaimana telah ditentukan dalam UU
Perkawinan No. 1 tahun 1974, PP No. 9
Pada pasal 57 Kompilasi Ilukum Tahun 1975. Syarat kumulatif itu antara lain
Islam, Pengadilan Agama hanya memberikan : Adanya persetujuan tertulis dari isteri,
izin kepada suami yang akan beristeri lebih adanya kepastian bahwa suami menjamin
dari seorang apabila terdapat alasan - alasan keperluan hidup isteri - isteri dan anak - anak
sebagaimana disebut dalam pasal 4 UU , Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku
perkawinan. Jadi pada dasarnya pengadilan adil kepada isteri dan anak-anak mereka.
dapat memberikan izin kepada seorang
suami untuk beristeri lebih dari seorang Namun UU ini tidak menentukan
apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang secara tegas, apakah alasan-alasan tersebut
bersangkutan. Selanjutnya pada pasal 59 bersifat alternatif atau kumulatif sehingga hal
juga digambarkan betapa besarnya yang demikian ini akan menimbulkan
wewenang Pengadilan Agama dalam ketidakpastian yang mungkin saja akan
memberikan keizinan. Sehingga bagi isteri disalahgunakan. Sementara itu Poligami bagi
yang tidak mau memberikan persetujuan anggota ABRI diatur dalam Keputusan
kepada suaminya untuk berpoligami, Menteri Pertahanan Keamanan/Panglima
persetujuan itu dapat diambil alih oleh Angkatan Bersenjata Nomor: Kep
Pengadilan Agama. Pengadilan dapat /01/1/1980 tentang Peraturan Perceraian Dan
menetapkan pemberian izin setelah Rujuk Anggota ABRI pasal 2 yang berbunyi:
memeriksa dan mendengar isteri yang
bersangkutan di persidangan pengadilan a. Pada asasnya seorang anggota ABRI pria
Agama dan terhadap penetapan ini isteri atau / wanita hanya diizinkan mempunyai
suami dapat mengajukan banding atau kasasi seorang suami / isteri.
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 19
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
b. Menyimpang dari ketentuan tidak menimbulkan ekses negatif atau dalam
tersebut ayat a pasal ini seorang suami bahasa hukum Islam tidak menimbulkan
hanya dapat dipertimbangkan untuk kemaslahatan bagi pihak-pihak yang
diizinkan mempunyai isteri lebih dari berkepentingan. Sebaliknya yang ingin
seorang apabila hal itu tidak bertentangan diwujudkan dalam aturan-aturan tersebut
dengan ketentuan agama yang dianutnya terciptanya kemaslahatan bagi semua pihak
dan dalam hal Isteri tidak dapat baik bagi isteri-isteri, suami dan anak- anak.
melahirkan keturunan dengan surat
keterangan dokter. Berbagai macam peraturan tentang
c. Dalam hubungan ayat b pasal ini, surat poligami yang ada di Indonesia ini tidak
permohonannya harus dilengkapi selain bermaksud untuk melarang atau
dengan lampiran tersebut dalam pasal 14 menghapuskan sama sekali adanya poligami
keputusan ini juga dengan menyertakan: melainkan untuk mengatur agar pelaksanaan
i. Surat Keterangan Pribadi dari calon poligami ini dikemudian hari tidak
isteri yang menyatakan bahwa ia merugikan bagi isteri-isteri dan anak -
tidak keberatan dan sanggup untuk di anaknya.
madu.
ii. Surat pernyataan / persetujuan dari D. POLIGAMI MENURUT KOMPILASI
isteri pertama. HUKUM ISLAM
iii. Surat pernyataan suami yang
menyatakan adanya kepastian bahwa Pelaksanaan poligami diatur dalam
ia mampu menjamin kebutuhan Kompilasi Hukum Islam Buku I tentang
jasmani dan rohani isteri - isterinya. Hukum Perkawinan Bab IX Pasal 55 sampai
dengan pasal 59, seperti yang sudah
Berbeda dengan pengaturan disebutkan diatas. Dalam hal ini Pengadilan
poligami bagi anggota Polri yang diatur Agama sangat menentukan mengabsahkan
dalam Petunjuk Teknis No. Pol. : praktik poligami karena dapat dikatakan
JUKNIS/01/III/1981 tentang Perkawinan, satu-satunya lembaga yang memiliki otoritas
Perceraian, dan Rujuk Bagi Anggota Polri, untuk mengizinkan poligami.
bahwa syarat anggota POLRI yang akan Diperbolehkannya poligami itupun dengan
berpoligami hanya dapat dipertimbangkan batas sampai empat orang dan mewajibkan
akan diberi izin beristeri lebih dari satu berlaku adil kepada mereka Kebolehan
orang, bilamana pihak isteri berada dalam itupun kalau di telusuri sejarahnya
keadaan sedemikian rupa, sehingga ia tidak tergantung pada situasi dan kondisi masa
dapat melaksanakan kewajibanya sebagai permulaan Islam. Poligami boleh dilakukan
seorang isteri terhadap suami selama jika keadaan benar-benar darurat.
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dengan
surat keterangan dokter. Sementara itu Alasan-alasan yang dipakai
ketentuan yang lain sama dengan peraturan Pengadilan Agama memberikan izin kepada
bagi anggota ABRI yaitu seperti yang suami berpoligami adalah: 1) isteri tidak
tercantum dalam Kep /01/1/1 980 dan surat dapat menjalankan kewajibannya sebagai
kesanggupan calon isteri untuk bersedia isteri ; 2) isteri mendapat cacat badan atau
dimadu. penyakit yang tidak dapat disembuhkan; 3)
isteri tidak dapat melahirkan keturunan.
Melihat prosedur pelaksanaan Ketiga alasan ini hanya ada dalam aturan
poligami diatas tampak jelas semangat normatifnya belaka. Sebab, dalam realitas
kehati-hatian yang dikandung oleh undang - dimasyarakat umumnya poligami dilakukan
undang. Ini pula yang membedakannya bukan karena ketiga alasan tersebut,
dengan fikih Islam yang memberikan melainkan hanya alasan syahwat.
kelonggaran berpoligami. Sebenarnya aturan
-aturan yang sangat rinci tersebut Ketentuan undang-undang yang
dimaksudkan agar izin poligami tersebut membolehkan suami berpoligami hanya
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 20
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
dilihat dari kepentingan suami sama sekali administratif negara, mereka tidak perlu
tidak mempertimbangkan kepentingan isteri. Akta Nikah.
Ketentuan KHI tentang poligami ini jelas
menunjukkan posisi subordinat dan Ada beberapa sisi negatif dalam poligami:
ketidakberdayaan perempuan dihadapan laki
-laki. 1. Psikologis.

Beberapa implikasi Poligami Hubungan perkawinan tidak hanya


menurut Siti Musdah Mulia yaitu : terbatas pada urusan material dan fisik
saja, artinya tidak hanya terbatas pada
1. Psikologis terhadap Perempuan urusan kebendaan dan keuangan semata.
Fokus persatuan dalam perkawinan suami
Poligami pada hakikatnya merupakan isteri adalah hati. Cinta dan perasaan
pelecehan dan penghinaan terhadap seperti halnya urusan kejiwaan lainnya
martabat perempuan. Secara psikologis tidak dapat dipecah-pecah dan di bagi-
semua isteri akan merasa terganggu dan bagi.
sakit hati melihat suaminya berhubungan
dengan perempuan lain. 2. Pendidikan Anak

2.Kekerasan terhadap perempuan Poligami membuka jalan bagi konfrontasi


dan pertentangan antara dua atau lebih
Kekerasan terhadap isteri yang isteri dan dalam kasus tertentu dengan si
diakibatkan oleh poligami bukan hanya suami pula, lingkungan kehidupan rumah
diderita oleh isteri pertama, melainkan tangga yang seharusnya menjadi
juga dirasa oleh isteri kedua, ketiga dan lingkungan kedamaian dan keakraban
seterusnya. berubah menjadi medan pertengkaran,
menjadi ritus kedengkian dan dendam,
3.Sosial Terhadap Masyarakat Permusuhan, kebencian, dan persaingan
antara ibu disalurkan kepada anak mereka
Kenyataannya dalam poligami para suami masing-rnasing, Pertengkaran isteri- isteri
cenderung memperlakukan salah satu yang dimadu sering merambat kepada
isteri (biasanya isteri muda) secara anak-anak mereka, jadi anak-anak saudara
istimewa dan mengabaikan hak-hak dari seayah itu bermusuhan dan saling
isteri lainnya, baik sengaja atau tidak. membenci.
Hal inilah yang memacu timbulnya
berbagi konflik internal dalam kehidupan 3. Segi Pandangan Moral.
keluarga poligami. Konflik yang terjadi
bukan hanya terbatas antara suami dan Izin poligami adalah izin untuk kehidupan
isteri, melainkan meluas pada anak-anak promiskuitas dan kehidupan serba hawa
yang berlainan ibu, antara anak dan nafsu, merupakan izin bagi kaum laki-laki
ayahnya, malahan diantara anggota satu untuk mengumbar diri dalam sensualisme.
keluarga dan keluarga lainnya. Moralitas menuntut bahwa seseorang
harus mengurangi dan memerangi hawa
3. Poligami adalah nikah dibawah tangan nafsunya sampai kepada tingkat paling
rendah.
Perkawinan dibawah tangan ini adalah
perkawinan yang tidak dicatatkan, Para E. KESIMPULAN
suami yang berpoligami biasanya enggan
mencatatkan perkawinannya karena mereka Berdasarkan uraian diatas maka dapat
malu dan segan berurusan dengan aparat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
pemerintah. Para suami juga tidak ingin
direpotkan dengan berbagai urusan
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 21
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014
1. Dasar pertimbangan KHI dalam hal Nasution, Khoiruddin,1996 . Riba dan
membolehkan adanya perkawinan Poligami Sebuah Studi Atas Pemikiran
lebih dari seorang istri (poligami) Muhammad Abduh,Cetakan I, Pustaka
adalah : Pelajar, Yogyakarta

Pelaksanaan poligami diatur dalam Nuruddin, Amiur & Azhari Akmal Tarigan,
KHI Buku I tentang Hukum Hukum perdata Islam di Indonesia,
Perkawinan Bab IX Pasal 55 sampai cetakan pertama, Prenada Media, Jakar
dengan pasal 59. Keberanian KHI
untuk mengaktualkan dan membatasi Pusat Pembinaan dan Pengembangan
kebebasan poligami didasarkan pada Bahasa,, 1999. Kamus Besar Bahasa
alasan ketertiban umum. Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta

2. Alasan Pihak-pihak yang melarang Puspa, Pramadya Yan,1997. Kamus hukum,


adanya poligami Aneka Ilmu, Semarang

Islam tidak menganjurkan poligami, Soemiyati. 1997. Hukum Perkawinan Islam


apalagi mewajibkannya. Dalam dan Undang-undang Perkawinan.
konteks poligami dalam ajaran Islam, Cetakan III, Liberty, Yogyakarta
poligami hanyalah sebuah pintu darurat
kecil yang dipersiapkan untuk situasi Undang - undang RI Nomor 1 Tahun 1974
dan kondisi darurat. Praktek poligami Tentang Perkawinan
dalam masyarakat telah menimbulkan
problem sosial yang meluas dan sudah Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975
memprihatinkan. tingginya angka Tentang Pelaksanaan Undang - undang
kekerasaan terhadap perempuan dalam No. 1 Tahun 1974 TentangPerkawinan.
rumah tangga, tingginya kasus
pelanggaran hak-hak anak, dan Keputusan Menteri Pertahanan
terlantarnya para isteri dan anak-anak Keamanan/Panglima Angkatan
terutama secara psikologis dan Bersenjata. Tanggal 3 Januari 1980
ekonomi. No. Kep / 01/1/1980 tentang Peraturan
Perkawinan, Perceraian, dan Rujuk
DAFTAR PUSTAKA bagi Anggota ABRI.

AW ., Munawir, 1997. Kamus At Munawir Petunjuk Teknis Kepala Kepolisian Republik


Arab-Indonesia Terlengkap, Indonesia Tanggal 31 Maret 1981 No.
Pustaka Progresif, Y ogyakarta. POL. JUKNIS /01/111/1981 tentang
Perkawinan, Perceraian dan Rujuk Bagi
Bibit, Suprapto, 1990 .Lika-liku poligami, Anggota POLRI
cetakan I, Al- Kauzzar, Yogyakarta
Peraturan Pemerintah RI No. 10 Tahun 1983
Hoeve Van. 1990. Ensiklopedia Nasional Tanggal 21 April 1983 Tentang Izin
Indonesia, PT Cipta Adi Pustaka, Perkawinan dan Perceraian bagi
Jakarta Pegawai Negeri Sipil

Mardhiyah, Lailatul, 2004, Poligami Instruksi Presiden No. 1 Tahun 1991 tentang
Ditinjau Dari Hukum Positif partikel Kompilasi Hukum Islam
pada Mediasi,edisi September,

Mulia,Siti Musdah, 2004. Islam menggugat


Poligami. Cetakan I, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 22
Jurnal Universitas Tulungagung BONOROWO Vol. 1.No.2 Tahun 2014

Tinjauan Kompilasi Hukum Islam Terhadap Poligami Di Indonesia (Surjanti) | 23

You might also like