Hidayatullah - 2022 - Desain Penelitian Musik Di Era Digital (Sebuah Tin

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No.

1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

Desain Penelitian Musik di Era Digital


(Sebuah Tinjauan Studi Literatur)
Riyan Hidayatullah

Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia


Email: riyan.1002@fkip.unila.ac.id

Abstract: This article seeks to investigate various literatures that address the issue of music research
methodology, discussed in the case of Indonesia. The main background in writing is a lack of sources on music
research methods. Especially in the digital age, when there is an abundance of data. A separate investigation is
required into the procedures for conducting research, managing data, and understanding the research methods to
be used. This article is a review of the literature that employs the exposition method to present general and
specific concepts from previous research. The sources used include the outcomes of debates about art and music
research. Music research concepts are discussed and reviewed in reference materials, resulting in a new
understanding of the subject. The aim is to expand conceptual ideas about music research paradigms and their
relevance in the digital age. The principles of art and music research methodology are addressed. Following that,
we'll talk about how to design music research in the digital age. The result suggest, the rapid technological
advancements are forcing music researchers to revise how data is collected and validated. Data from the internet
is no longer used as a complement, but rather as the primary source of capital for digital-based music research
design. The components of research in a coherent and logistical way to find answers to research problems are
the focus of music research design in the digital age. Make use of relevant apps and websites, as well as big
data.

Keywords: art research, music research, digital age, online research, big data

Abstrak: Artikel ini berusaha menelaah berbagai literatur yang mendiskusikan tentang persoalan metodologi
penelitian musik, khususnya dalam konteks di Indonesia. Kurangnya sumber-sumber tentang metode penelitian
musik menjadi latar belakang utama dalam penulisan. Terutama memasuki era digital yang penuh dengan
kelimpahan data. Diperlukan sebuah telaah khusus mengenai tata cara melakukan penelitian, mengelola
informasi, dan mengetahui metode penelitian yang akan digunakan. Artikel ini berjenis studi literatur
menggunakan metode eksposisi untuk menyajikan konsep-konsep umum dan khusus yang terdapat dalam studi
sebelumnya. Sumber-sumber yang digunakan berisi hasil diskusi tentang penelitian seni dan musik. Konsep-
konsep dalam sumber pustaka didiskusikan dan ditelaah kembali, sehingga mendapatkan pemahaman baru
tentang penelitian musik. Tujuannya untuk merumuskan pemikiran konseptual tentang paradigma penelitian
musik dan relevansinya di era digital saat ini. Persoalan dasar mengenai metodologi penelitian seni dan musik
didiskusikan. Selanjutnya membahas tentang desain penelitian musik di era digital. Hasilnya, perubahan
teknologi yang berlangsung secara cepat memaksa para peneliti musik melakukan penyesuaian terhadap cara
mengumpulkan data dan pengujian validitasnya. Data di internet tidak hanya digunakan sebagai pelengkap,
tetapi menjadi modal utama untuk desain penelitian musik berbasis digital. Desan penelitian musik di era digital
menekankan pada komponen-komponen penelitian dengan cara yang koheren dan logis untuk mencari jawaban
atas masalah penelitian. Penggunaan aplikasi, situs web yang relevan, dan memanfaatkan maha data.

Kata kunci: penelitian seni, penelitian musik, era digital, penelitian daring, maha data

Article info:
Received: 03 December 2021
Reviewed: 12 December 2021
Accepted: 10 May 2022

PENDAHULUAN umumnya diajarkan dan diwariskan dari dosen


Metode merupakan kunci kualitas kepada mahasiswanya. Dalam proses
penelitian yang dilakukan oleh setiap peneliti. menyelesaikan studi strata satu (S1), umumnya
Setiap peneliti pasti melewati beberapa tahapan mahasiswa menerapkan model-model yang
dalam menentukan desain yang sesuai untuk diberikan oleh pembimbingnya. Hanya sedikit
penelitiannya. Berbagai desain penelitian yang berupaya untuk menemukan desain

28
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

penelitian yang tepat dengan proses investigasi Banyak peneliti memilih untuk menghentikan
secara mandiri. Akhirnya, peran buku teks pengumpulan data hingga kondisi normal,
berfungsi sebagai pelengkap informasi yang tetapi banyak pula yang beralih menyesuaikan
mendukung frase-frase dalam penelitian. metode yang digunakan. Salah satu pengalihan
Misalnya, jika penelitian memiliki objek formal topik atau metode yang mulai digunakan dalam
penelitian tentang ‘pendidikan,’ mereka sibuk penelitian seni adalah content analysis (Salam,
untuk mencari berbagai sumber (buku dan 2021). Penelitian ini dinilai efektif (sementara)
artikel) yang menerangkan dan mendiskusikan untuk menghindari kontak secara langusung
tentang itu. Tanpa melihat lebih jauh konteks dan kerumunan. Sasaran penelitian berupa buku
permasalahan yang dibahas dalam literatur, para teks, media pembelajaran berbentuk video,
peneliti pemula yang umumnya mahasiswa, slide, hand out, aplikasi, dan sebagainya. Solusi
berfokus pada kata kunci yang terdapat dalam lainnya adalah berupa penelitian
penelitiannya. Permasalahan lain yang kerap pengembangan. Berkaitan dengan kondisi
muncul adalah perumusan masalah melalui pandemi, beberapa tahapan dalam penelitian
judul penelitian, sehingga tahapan-tahapan pengembangan direduksi; misalnya diselesaikan
berikutnya menjadi bias (Wadiyo, 2003). hingga pada tahap desain saja.
Enkulturasi metode penelitian di perguruan Konsekuensi dari era disrupsi selanjutnya
tinggi semacam ini masih berlangsung hingga juga berdampak pada cara pandang dan
saat ini. operasionalisasi dalam penelitian. Misalnya
Memasuki era digital, berbagai sumber dalam kajian etnografi yang semula
informasi semakin berlimpah (Diamandis dan mengeksplorasi fenomena yang terjadi di
Kotler, 2012), tetapi belum banyak peneliti lapangan kemudian berubah ke dalam bentuk
yang mampu memanfaatkan informasi- digital; istilah itu dikenal dengan ‘netnografi’
informasi tersebut menjadi data. Di tengah (Kozinets, 2015). Sementara Hine (2015)
perkembangan teknologi informasi dan media menggunakan istilah ‘etnografi virtual’.
sosial saat ini, Brittany Kaiser, seorang Kozinets sendiri menjelaskan bahwa netnografi
ilmuwan data mengatakan “...data is the most bukan sekadar imitasi dari etnografi. Netnografi
valuable asset on earth...” (Amer dan Noujaim, mengacu pada satu prosedur spesifik etnografi-
2019, 0:30:39). Keberadaan data digital di online yang dicirikan oleh metodologi tertentu,
internet saat ini sangatlah penting, sehingga termasuk latar belakang epistemologis,
bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kerangka kerja analitik, dan serangkaian
penelitian. Di sisi lain, kemampuan untuk pedoman yang konsisten; sementara Hine
mengakses informasi juga menjadi faktor yang memandang etnografi virtual sebagai bagian
esensial. Oleh karena kualitas penelitian juga kecil dari pendekatan etnografi secara digital.
ditentukan dari kredibilitas sumber yang Kemudian muncul dikotomi antara pihak yang
digunakan, misalnya artikel wikipedia yang mendukung penggunaan pendekatan ini dengan
berpotensi memberikan hoax (Kumar, West, pihak yang tetap mempertahankan wacana
dan Leskovec, 2016). Hal itu menyebabkan penelitian lapangan secara fisik. Padahal,
banyak institusi membatasi dan memberikan netnografi hanya salah satu bentuk alternatif
aturan yang ketat tentang cara merujuk referensi pendekatan dalam penelitian sejenis. Penelitian
penelitian. Di era disrupsi seperti sekarang, netnografi lebih fokus pada refleksi dan data
dunia penelitian juga ikut terdampak, terutama yang disediakan oleh komunitas online,
berkaitan dengan proses pengumpulan data di sedangkan etnografi dapat fokus pada seluruh
lapangan. Aktivitas fisik yang umumnya aktivitas masyarakat. Larasati (2021) memberi
dilakukan secara langsung berubah menjadi penekanan, sebaik-baiknya data etnografi itu
aktivitas virtual. Perubahan teknologi yang dimunculkan dalam bentuk digital, tetap tidak
bergerak sangat cepat menjadi faktor utama bisa menghilangkan esensi nilai yang bermakna
yang mendorong keadaan itu. Penggunaan dalam struktur masyarakat yang diteliti.
internet dalam berbagai hal (internet of things), Setiap penelitian memiliki cara yang
kecerdasan buatan (artificial intelligence), data berbeda-beda dalam menyampaikan kebenaran
dalam jumlah besar (big data), dan komputasi (Salam, 2021). Cara yang ditempuh dengan
awan (cloud computing). Pandemi Covid-19 menguji atau membuktikan realitas yang ada.
membuat kegiatan penelitian yang semula Realitas harus ditemukan dalam hal-hal yang
memungkinkan kontak fisik, kemudian berubah bersifat konkret dalam pengalaman kolektif dan
menyesuaikan dengan kondisi yang ada. kehidupan sehari-hari (Rohidi, 2011, p. 113).

29
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

Perkembangan filsafat penelitian berangkat dari Penelitian di Bidang Pendidikan Seni dan
tiga arus utama, yakni pra-positivisme, Berbasis Praktik Seni
positivisme, dan post-positivisme. Pra- Seni dapat dilihat dari berbagai
positivisme melihat realitas sebagai sesuatu perspektif, misalnya sebagai sebuah fenomena
yang alamiah dan terus berkembang; metode keindahan yang dapat diukur kualitasnya. Sudut
bersifat deskripsi dari apa yang diamati. pandang lainnya—seni dapat dilihat sebagai
Memasuki era positivisme, metode kuantitatif fenomena sosial budaya yang kompleks; artinya
dengan melakukan eksperimen dan pengaruh memiliki hubungan satu sama lain dengan
menjadi identitas dalam paradigma ini. Realitas aspek sosial sejenis untuk dilihat dinamika dan
cenderung bersifat tunggal dan dikategorikan pergeserannya (Ahimsa-Putra, 2020). Penelitian
dalam pola sebab-akibat. Paradigma selanjutnya seni memiliki bidang kajian yang sangat luas,
adalah post-positivisme yang memandang sehingga dapat dilihat dari berbagai sisi; baik
realitas sebagai entitas yang utuh, dinamis, dan aspek keindahan maupun aspek sosial-budaya,
kompleks. Arus pemikiran ini cenderung keduanya saling mendukung. Kesenian
mengonstruksi fenomena dari berbagai konsep masyarakat Eropa berbeda dengan masyarakat
yang saling terkait dan mempengaruhi. Dalam Asia disebabkan oleh faktor sosial-budaya. Hal
wacana metodologi penelitian seni, persoalan itu tidak menjadikan salah satu di antaranya
metode, desain, dan pendekatan berusaha lebih tinggi derajatnya, tetapi untuk
menemukan posisinya. Penelitian seni selama menggambarkan kebudayaan yang berbeda
ini dipandang tidak memiliki kemandirian melahirkan seni yang berbeda pula. Oleh karena
metodologis (Varto, 2009). Penelitian seni seni dipandang sebagai sebuah keindahan dan
dianggap belum cukup mapan untuk perlu diwariskan, saat itulah muncul istilah
menemukan metodologinya sendiri, sehingga ‘pendidikan seni.’ Pendidikan seni berbentuk
dirasa perlu ‘meminjam’ metodologi disiplin keterampilan dan pengetahuan yang tersistem,
ilmu lain. Wadiyo (2003) memperkuat untuk digunakan untuk memperluas ekosistem seni itu
mendapatkan pijakan yang kuat dalam sendiri di suatu komunitas atau masyarakat.
menelaah seni, sebisa mungkin menggunakan Pengetahuan dan keterampilan seni terus
teori-teori seni yang jelas sesuai dengan disiplin dikembangkan melalui kajian atau penelitian
ilmunya; terlepas apakah itu persoalan itu seni.
tekstual atau kontekstual. Penelitian seni METODE
membutuhkan sumbangan pemikiran- Artikel ini berjenis studi literatur dan
paradigmatis agar mampu membangun pondasi menggunakan metode eksposisi dalam
filosofisnya sendiri secara kuat (Mustaqim, menyajikan konsep-konsep yang terdapat dalam
Adiwijaya, dan Indrajaya, 2013, p. 996). studi sebelumnya. Sumber-sumber yang
Pendekatan yang umumnya digunakan dalam digunakan berisi hasil diskusi tentang penelitian
penelitian seni adalah jenis pendekatan seni, pendidikan seni, musik, dan pendidikan
deskriptif. Pendekatan ini umumnya musik. Selain itu pembahasan diperkaya dengan
menggunakan sudut pandang tertentu untuk telaah lintas disiplin dan perumusan metode
mendeskripsikan, menggambarkan, atau penelitian di era digital. Konsep-konsep dalam
meguraikan sebaik mungkin fenomena yang sumber pustaka didiskusikan dan ditelaah
diteliti (Ahimsa-Putra, 2000). Pendekatan kembali, sehingga mendapatkan pengetahuan
deskriptif digunakan atas dasar fenomena seni baru tentang ruang lingkup penelitian musik.
tertentu yang memiliki keunikan dan ciri khas Sumber pustaka meliputi buku teks, jurnal,
yang cukup menonjol diantara fenomena makalah presentasi dalam seminar, situs web,
sejenis. Tidak jarang, ke-khas-an itu semakin dan rekaman video YouTube. Pendekatan studi
mendekatkan dengan desain studi kasus. literatur menggunakan lima elemen kunci:
Penekanan pendekatan deskriptif terdapat pada pencarian, penilaian, sintesis, analisis, dan
kemampuan peneliti mempresentasikan data- presentasi (Booth, Sutton, dan Papaioannou,
data penelitian berupa narasi, gambar, tabel, 2016). Seluruh elemen kunci digabungkan
diagram, skema, atau model-model pemikiran. dalam proses diskusi untuk mendapatkan
Mendeskripsikan fakta-fakta penelitian seperangkat narasi yang utuh.
memiliki wilayah yang cukup dalam, karena HASIL DAN PEMBAHASAN
data yang disajikan harus tetap autentik dan Anggapan bahwa seni adalah bidang
tidak bias. yang ekslusif dibantah oleh Djohan (2021),
menurutnya seni adalah sains. Artinya, seni

30
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

memiliki tahapan-tahapan atau mekanisme berusaha untuk memunculkan konsep atau


berpikir yang sama dengan disiplin ilmu metode baru dalam satu bidang kajian seni
lainnya. Seni selama ini dipandang sebagai tertentu. Oleh karena itu, jenis penelitian ini
sebuah produk, bukan metode berpikir, itulah banyak diterapkan pada jenjang pendidikan
yang menyebabkan bidang penelitian seni doktor. Signifikansi penelitian dapat dijelaskan
belum sejajar dengan penelitian sains lainnya atau dideskripsikan. Jika artefak atau objek
(khususnya dalam kontek di negara Indonesia); material seni dijadikan sebagai pengetahuan
padahal proses berkesenian atau mencipta yang berkontribusi dalam ruang lingkup
(karya) membutuhkan paradigma berpikir yang bidangnya, maka itu masuk ke dalam practice
dalam, proses kognisi, kontemplasi, dan based research. Penelitian jenis ini berbeda
berpikir analistis yang kuat. Lutters (2015) dengan ilmu praktik murni, karena banyak yang
menambahkan bahwa seni dan proses menganggap jika dasarnya adalah ‘praktik’
menciptakan seni memerlukan pemikiran yang maka setiap seniman telah melakukan
lebih tinggi karena menghubungkan antara penelitian ini. Hal-hal yang berkaitan dengan
kreativitas dan imajinasi. Salah satu hal yang teknik dan ide-ide dalam praktik murni hanya
membedakan jenis penelitian seni dengan ilmu berorientasi pada tujuan khusus individu, bukan
sains pada umumnya, misalnya terletak pada berkontribusi menyumbangkan pengetahuan
aspek administratif. Penelitian seni seharusnya praktik seni secara umum. Scrivener (2002)
tidak terikat pada satu bentuk formal, atau berpendapat bahwa perbedaan kritis antara
format penulisan sebagaimana pandangan kaum practice based research dengan praktek murni
positivistik. Para seniman misalnya tidak adalah pada tujuan yang ingin dihasilkan, yakni
menyusun proposal dengan sistematika khusus menghasilkan aprehensi baru secara budaya,
sebagaimana yang dilakukan peneliti bidang bukan hanya sekadar nilai kebaruan dari sebuah
ilmu alam dan sosial lainnya. Di kalangan artefak. Perbedaan lain yang terdapat pada
peneliti, orientasi penelitian seni murni practice based research dengan penelitian
mengarah kepada pengembangan kebudayaan. praktek murni adalah bentuk pengetahuan yang
Orientasi lainnya adalah untuk menggunakan dihasilkan. Hasil dari practice based research
objek material (seni) melalui objek formal berimplikasi pada komunitas seni tertentu
(pedagogi). Ilmu seni sebagai bagian dari secara luas.
humaniora dapat menggunakan cabang ilmu Practice-led research merupakan jenis
lain, seperti ilmu alam dan sosial sebagai penelitian yang mengarah pada pengetahuan
orientasi pembelajarannya. Kajian interdisiplin baru tentang praktik seni tertentu. Penelitian
dapat dilakukan tergantung pada kesiapan dari jenis ini memiliki signifikansi operasional
para peneliti seni itu sendiri. Penelitian pada untuk praktik di satu bidang seni. Penelitian
perguruan tinggi seni maupun non-seni pada jenis ini dapat diterapkan dalam jenjang master
prinsipnya menggunakan metode yang hampir dan doktoral. Dalam penelitian disertasi seni,
sama, tetapi dengan pilihan yang berbeda. hasil penelitian dapat sepenuhnya dijelaskan
Secara umum, metode yang banyak digunakan dalam bentuk teks tanpa menyertakan karya
bersumber dari metode penelitian kualitatif dan kreatif. Fokus utama penelitian ini adalah
kuantitatif dengan berbagai pendekatan. memajukan pengetahuan dalam praktik seni.
Beberapa perguruan tinggi telah merencanakan Practice-led research mengkaji proses kreasi
dan melakukan pemetaan metode penelitian seni yang dilakukan praktisi dengan tujuan
yang tepat untuk jenis penelitian seni. Di menhasilkan wawasan penelitian khusus yang
Inggris, selama tiga dekade terakhir mulai dapat digeneralisasikan sebagai produk
diterapkan jenis penelitian artistik (artistic penelitian (Smith dan Dean, 2009, p. 5).
research) khusus untuk disiplin ilmu seni. Di Desain Penelitian Seni dalam Konteks
dalamnya ada beberapa metode, diantaranya Umum di Indonesia
practice based research, practice-led research, Hood (2021) memaparkan konsep
practice as research, dan art based research. sumber daya kreatif yang bersumber pada
Practice based research merupakan jenis ontologi lokal. Konsep atau model ini
penelitian berbasis praktik yang dilakukan digunakan dalam penelitian seni yang berbasis
untuk mendapatkan pengetahuan baru. Dalam praktik. Model penelitian ini melibatkan kinerja
penelitian disertasi seni, capaiannya dapat dan praktik yang diadaptasi dari seni-
berupa desain, musik, media digital, kebudayaan setempat. Pendekatan yang
pertunjukan, dan pameran. Penelitian ini digunakan tergantung pada tujuan penelitian,

31
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

subjek (musik, tari, drama, media), serta latar Sarbeni (2021) menjadi salah satu rujukan
belakang budaya tertentu dari peneliti. Luaran dalam penelitian tindakan untuk kelas musik.
dari penelitian ini berupa produk kreatif, Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam proses
misalnya komposisi musik, koreografi tari, atau produksi musik merupakan indikator penilaian
portofolio karya. Tentu saja karya-karya itu kemampuan siswa. Temuan unik dari tahapan-
adalah hasil penelitian. Jenis model kreatif tahapan penciptaan musik itu adalah proses
lainnya dapat berupa proyek-proyek studi yang perekaman, produksi, dan publikasinya. Hasil
berusaha menemukan pengetahuan baru melalui penelitian itu menghasilkan sebuah
praktik kreatif seni. Untuk lebih memahami pengetahuan musik yang berimplikasi untuk
wacana kritisnya, para peneliti akan memilih masyarakat seni dan akademisi seni.
jenis karya seni tertentu untuk diteliti. Triyanto Penelitian dan Musik
(2018) menyarankan penelitian berbasis Musik adalah produk artistik hasil
pendekatan kebudayaan. Menurutnya, pemikiran yang mencerminkan intelektualitas
pendidikan seni adalah bagian dari persoalan penciptanya. Oleh karena itu, sebenarnya,
kebudayaan yang harus dipecahkan dengan bermusik atau menciptakan sebuah karya musik
perspektif kebudayaan juga. Kayam (1981) adalah sebuah aktivitas penelitian, karena
menambahkan jika seni merupakan ekspresi termasuk ke dalam aktivitas kreatif dan
dan refleksi dari kebudayaan. Kebudayaan sistematis yang melibatkan perencanaan,
dipandang sebagai sebuah sistem yang memiliki observasi, dan analisa yang tajam. Sebelum
komponen yang saling berhubungan. Triyanto dikategorikan sebagai sebuah kajian yang
menjelaskan melalui komponen-komponen itu memiliki ruang lingkup teoretis sendiri,
seorang peneliti dapat menemukan ide atau penciptaan dan pengkajian dalam musik adalah
gagasan untuk dijadikan permasalahan sebuah penelitian. Setelah musik masuk di
penelitian. Komponen-komponen itu terdiri atas wilayah akademis dan dikembangkan sebagai
(1) sistem pengetahuan, nilai, dan keyakinan; sebuah studi khusus, proses bermusik tidak lagi
(2) sumber daya lingkungan; (3) fungsi sederhana. Proses kreatif dalam bermusik
penyelenggaraan pendidikan seni; (4) pranata setidaknya harus menghasilkan sebuah
sosial; dan (5) perilaku dan hasilnya. pengetahuan baru. Salah satu karakteristik
Masalah pinjam-meminjam teori antar luaran pendidikan musik untuk musisi
disiplin ilmu bukan persoalan baru. Salah satu profesional adalah praktik yang berbasis
pendekatan yang paling dekat dengan kajian penelitian. Melalui praktik musik, seorang
seni adalah pendekatan dalam ilmu sastra. pemusik berperan sebagai subjek dan
Suharto (2007) ikut mempopulerkan teori kritik menghasilkan pengetahuan yang berkontribusi
seni holistik untuk penelitian kualitatif. Tiga untuk ruang lingkup bidang ilmunya. Dengan
faktor kunci yang digunakan berupa faktor cara ini, seorang pemusik belajar bagaimana
genetik, objektif, dan afektif. Walaupun pada membuat program, berlatih, dan menciptakan
awalannya, pendekatan ini cenderung bersifat ruang praktik yang berbasis didaktik. Misalnya,
evaluatif, aspek deskriptif, dan interpretatif juga seorang komposer yang mempelajari proses
masuk di dalamnya. Metode terapan lainnya menciptakan musik harus menggunakan sarana
yang berhubungan dengan penafsiran teks digital untuk mendukung produksi.
adalah metode hermeneutika terapan Paul Pengetahuan yang didapat saat menciptakan
Rocoeur. Ilmu yang awalnya digunakan untuk musik diasosiasikan dengan pengalaman
menafsirkan kitab suci kemudian diterapkan musikal sejenis untuk menghasilkan
dalam disiplin ilmu lain, misalnya seni. Seni pengetahuan baru.
dipandang sebagai sebuah teks yang memiliki Penelitian seni memiliki sejarah yang
komponen-komponen pendukung atau cukup panjang, di antaranya terdapat pada
pembentuk seperti: pencipta atau pelaku, bidang penelitian musikologi, sejarah seni, dan
lingkungan sosial-budaya, objek kebudayaan filsafat. Peneliti mempelajari seni pada dimensi
material sejenis, praktik kesenian, dialog ontologi yang berkaitan dengan teoretis dan
(dengan masyarakat pendukungnya), dan sejarah. Penelitian berbasis praktik seni
komponen-komponen lain (Pradoko, 2020, 0: menghasilkan produk seni. Borgdorff (2012)
01: 48). Jenis penelitian tindakan (action membedakan tiga sudut pandang dalam
research) merupakan salah satu penelitian yang penelitian seni: (1) penelitian tentang musik
banyak digunakan dalam kelas, karena sampel- (research on music); (2) penelitian untuk musik
nya adalah para siswa. Penelitian Supiarza dan (research for music); dan (3) penelitian dalam

32
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

dan melalui musik (research in and through bisa dilakukan dalam bidang ilmu sosial dan
music). Penelitian tentang musik (research on medis.
music) berfokus pada kajian teks, misalnya Penelitian akademis tentang sub-sub
tulisan, notasi musik, dan rekaman audio. bidang musik tersebut dilakukan dalam rangka
Penelitian ini mempelajari karakteristik dari meningkatkan masing-masing pengetahuan di
musik, misalnya permainan dan karya Vincenzo bidangnya. Penelitian ini dapat diterapkan di
Bellini terhadap musik piano Chopin. Bidang perguruan tinggi musik berbaisis pendidikan
ini masuk dalam ruang lingkup musikologi dan musik (pertunjukan) murni. Hal yang
yang melihat karakteristik satu komposer; terpenting adalah mempelajari tentang tahapan-
bagaimana seorang komposer mempengaruhi tahapan dan keterampilan yang dibutuhkan
karya komposer lain. Penelitian untuk musik dalam melakukan penelitian berbasis artistik
musik (research for music) adalah penelitian ini. Penelitian artistik (research in and through
yang menghasilkan pengetahuan dan music) cocok untuk pemusik dan apa yang
berkontribusi pada penciptaan musik. Misalnya diajarkan dalam proses belajarnya. Penelitian
metode-metode psikologi untuk mengendalikan ini berperan dalam memperkuat pengetahuan
tingkat stres pada musisi. Penelitian artistik ini seorang pemusik karena dilakukan melalui
juga dapat berguna dalam proses merancang proses bermain dan berinteraksi dalam proses
bunyi-bunyi eksperimental elektronik atau penciptaan dengan pemusik lainnya. Penelitian
berkaitan dengan instrumen musik. Penelitian itu menghasilkan pertunjukan, komposisi,
ini juga digunakan dalam penelitian pendidikan pedoman tentang praktik musikal dalam latar
musik pengetahuan dan keterampilan dalam pendidikan tertentu (lihat: Borgdorff, 2015).
bermusik. Jenis penelitian ini bisa berasal dari Penelitian artistik musik tidak hanya berbiacara
berbagai latar belakang bidang pendidikan, soal pendekatan praktik bagi seorang pemusik,
seperti musikologis, teknisi suara, dan tetapi lebih jauh menggunakan metode-metode
sebagainya. Penelitian dalam dan melalui musik lain untuk merefleksikan dan menghasilkan
(research in and through music) misalnya pengetahuan. Metode eksplorasi dan
berupa penelitian yang mengombinasikan hermeneutik bisa digunakan untuk
antara musik jazz dengan musik tradisional mengartikulasikan fenomena yang ditemui pada
Lampung dengan tujuan mengembangkan saat konser, latihan musik, terapi, atau praktik
karakter suara tertentu. Penelitian jenis ini pendidikan tertentu.
hanya bisa dilakukan oleh seorang pemusik Pengetahuan artistik seorang pemusik
atau composer; karena mereka mengetahui adalah modal kuat dalam penelitian artistik
tentang elemen-elemen dasar dan penciptaan musik. Kreativitas dan imajinasi dihubungkan
musik itu sendiri. Hal lain bisa berupa untuk menginterpretasikan karyanya. Musik
penelitian tentang pertunjukan musik klasik dan aspek sosial dapat diintegrasikan melalui
dengan gaya dan nilai kebaruan. Penelitian ini pengalaman artistik, imajinasi, dan
dilakukan dengan menganalisis sumber-sumber menghasilkan wawasan baru tentang tema-tema
tertulis, data audio-visual, dan notasi musik. sosial; artikulasi kreatif digunakan untuk
Pertunjukan musik dapat dilihat dilihat dari mengolah musik. Penelitian artistik musik tidak
sudut pandang artistik, sehingga sering juga hanya mengarah pada pengetahuan mutlak.
disebut sebagai penelitian musik artistik Penelitian dalam seni tidak membuktikan apa-
(artistic music research). Andriessen (2013) apa. Sebaliknya itu harus menunjukkan,
menambahkan satu poin lagi, yakni penelitian mendemonstrasikan, dan memperluas
yang didukung musik (research supported by kemungkinan, dan jika memungkinkan, untuk
music). Penelitian ini misalnya mengkaji meyakinkan (Raes, 2014, p. 58). Signifikansi
tentang efek musik pada peningkatan yang lebih luas dari pengetahuan dalam
keterampilan belajar oleh siswa di tingkat SMP penelitian ini terletak pada kekuatan estetika
atau SMA. Musik kasus bukanlah tujuan akhir kita pengalaman atau repertoar artistik-musik
dari penelitian, tetapi sarana yang digunakan yang ditingkatkan. Hal ini membawa ke dalam
untuk mewujudkan tujuan non-musik, yakni perspektif baru dalam membuat seni dan itu
meningkatnya kemampuan dalam belajar. mengarah pada pengalaman baru dalam
Penelitian ini menggunakan jenis musik atau bagaimana karya seni. Pemusik sebagai peneliti
perlaku musik tertentu yang berkontribusi dapat dengan bebas berselancar dengan
menjawab tujuan penelitian. Penelitian jenis ini interpretasi baru dari musik yang ada, musik
baru, dan gaya improvisasi yang kekinian.

33
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

Seorang komposer dapat melakukan eksplorasi area. Mereka menyediakan sumber data digital
untuk nada dan bunyi-bunyi baru untuk berbasis langganan, setelahnya para pengguna
komposisinya; peneliti dapat menciptakan (peneliti) dapat mengakses koleksi digital
musik dengan konsep komunikasi. Misalnya berupa data audio-visual yang telah dibuat
musik yang dibuat untuk anak usia dini secara lokal. Data-data digital itu berpotensi
berkebutuhan khusus. Hasil dari penelitian merubah arah penelitian yang awalnya bersifat
artistik ini berkontribusi terhadap musik sebagai tradisional. Data-data sumber pustaka tersebut
praktik dan proses interaksi musik yang dikelola oleh pustakawan yang berkerja sama
berpengaruh terhadap perkembangan anak usia mengembangkan sumberdaya digital; ini sama
dini. dengan sebuah perusahaan penerbitan yang
Basis Data Digital berbasis daring.
Metode penelitian berbasis internet telah Kehidupan sosial saat ini membentuk
dikenal sebelumnya selama beberapa dekade. sebuah pola kebiasaan baru, yakni kebiasaan
Metode ini mengacu pada metode penelitian dalam menggunakan media sosial,
apa pun yang menggunakan internet untuk menggunakan perangkat smartphone, dan
mengumpulkan data. Penggunaan web telah beraktivitas secara virtual. Jutaan bahkan
digunakan sebagai sarana untuk melakukan milyaran pengguna media sosial telah
penelitian, selain itu email juga telah digunakan mengunggah informasi atau data-data mereka
sebelumnya. Penggunaan email untuk secara digital. Hasilnya, ada jutaan data baru
mengumpulkan data dimulai pada tahun 1980- yang dihasilkan setap menit di internet. Data-
an; sedangkan penggunaan pertama web untuk data yang begitu besar itu dinamakan maha data
mengumpulkan data dimulai pada pertengahan (big data). Maha data berasal dari kumpulan
1990-an. Email pada dasarnya terbatas pada foto di media sosial, pengisian akun-akun
metodologi survei dan kuesioner; sedangkan daring, data pelanggan di market place,
web bisa digunakan untuk kepentingan media penggunaan aplikasi, mesin pencari, dokumen
atau melakukan eksperimen penuh dengan kenegaraan, komputasi awan, lini masa, dan
menerapkan berbagai macam metode masih banyak lagi. Munculnya maha data telah
penelitian. Penggunaan internet menawarkan mengubah berbagai aktivitas bisnis hingga
peluang baru untuk mengakses data ke pengelolaan informasi untuk kebutuhan
informan dan narasumber; ini memungkinkan penelitian. Maha data memungkinkan suatu
sampel yang lebih besar dan lebih beragam organisasi atau individu menyimpan,
(Salkind, 2012). Oleh karena perkembangan mengelola, dan memanipulasi untuk kebutuhan
data telah menjadi komoditas, tidak sedikit tertentu (Hurwitz, Nugent, Helper, dan
yang memanfaatkan ini sebagai lahan bisnis. Kaufman, 2013). Maha data dalam konteks
Misalnya memberikan data secara berbayar, penelitian untuk bisnis musik telah banyak
atau menawarkan jasa analisis data lengkap dimanfaatkan. Para pelaku bisnis
dengan jasa proofreading-nya. Di tengah memanfaatkan platform berbasis streaming
perkembangan maha data (big data), kebutuhan (seperti YouTube dan Spotify) untuk mengakses
area studi musik semakin melauas. Mulai dari selera musik para penikmatnya. Data-data lagu
kebutuhan untuk musik industri hingga area yang terunduh melalui platform-platform digital
penelitian musik. Di dalam dunia penelitian tersebut digunakan sebagai statistik untuk
musik, data dapat berbentuk digital dan diakses melihat kecenderungan perubahan selera
melalui internet. Berbagai platform dapat konsumennya. Dengan demikian, mereka
menyediakan kebutuhan data-data itu dengan mampu mengubah strategi bisnis (musik) di
mesin indeks yang dapat diakses secara cepat. masa depan. Contoh lain dalam penelitian
Saat ini, mesin indeks terbesar dikuasai oleh adalah tersedianya berbagai perpustakaan
google, para peneliti melakukan penelusuran daring, baik yang bersifat legal maupun tidak
melalui google cendekia (google scholar) atau legal (shadow library). Para peneliti musik
mesin-mesin lainnya. Charles McGuire dapat mengakses berbagai buku dan artikel
menjelaskan pihak yang turut ambil bagian jurnal, selanjutnya mengunduh untuk disimpan
dalam pengelolaan basis data digital adalah dalam aplikasi pengelola referensi seperti
pustakawan; mereka membantu para peneliti Mendeley atau Zotero. Aplikasi-aplikasi itu
menyediakan jutaan data bibliogafi (IAML bahkan telah menyediakan berbagai fitur untuk
AIBM, 2015). Data bibliografi tersebut melakukan kategorisasi, membuat tema, dan
disesuaikan dengan topik penelitian di setiap menyimpan kutipan-kutipan yang akan

34
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

digunakan untuk publikasi penelitian. Tidak Hidayatullah (2021). Penelitian ini mengkaji
hanya data yang berupa literatur, data-data wacana publik tentang kebijakan pertunjukan
berupa audio visual, dokumen-dokumen, musik selama masa pandemi. Analisis
bahkan manuskrip musik juga tersimpan difokuskan pada sentimen analisis yang
dengan baik di internet. Data-data yang pada berkembang melalui media sosial seperti
awalnya memerlukan penelusuran langsung di twitter. Sebanyak 657 tweet, diskusi di
lapangan, kemudian berubah hanya melalui YouTube, dan laman berita online dianalisis
penjelajahan digital. Intinya seorang peneliti menggunakan analisis sosiogram dan jumlah
harus pintar dalam mempergunakan kata kunci- frekuensi kata yang muncul untuk satu tema
kata kunci dalam pencariannya. tertentu; analisis menggunakan aplikasi
Jika seorang peneliti musik melakukan NVIVO12. Aktivitas di media sosial
kajian dengan pendekatan fenomenologi, merupakan aset utama dalam pendekatan ini. Di
misalnya, mereka dapat mempergunakan data- media sosial terdapat ribuan informasi yang
data digital sebagai data-data sekunder. mengarah pada satu peristiwa politik atau
Informasi awal mengenai pelaku musik, karya- pandangan kelompok tentang satu fenomena.
karya, dan peristiwa dapat diakses sepenuhnya Melalui status di media sosial peneliti dapat
di internet. Bahkan, jika memungkinkan membaca psikologi para pengguna dan
wawancara bisa dilakukan secara virtual menggunakannya untuk membuat data statistik
melalui zoom meeting atau aplikasi sejenis. atau visual. Aktivitas media sosial yang secara
Selanjutnya, yang menjadi catatan adalah konvensional ditemui di Facebook dan aplikasi
bagaimana peneliti menanggulangi bias dalam sejeni diadopsi ke dalam komunitas peneliti.
metode yang dipakainya itu. Kenyataannya, Aplikasi yang terkenal dan umum digunakan
banyak peneliti melakukan penelusuran awal adalah Researchgate dan Academia. Apalikasi
data-data menggunakan internet. Langkah- ini dibuat khusus untuk para peneliti atau
langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi akademisi yang senang membagikan hasil
metode pengumpulan data yang cukup sulit. penelitian mereka. Terdapat banyak fitur di
Langkah mengombinasikan pengumpulan data dalamnya, misalnya untuk melakukan tanya
secara virtual dengan penelitian lapangan jawab, berkolaborasi, berkomentar, dan
akhirnya menjadi pilihan. bertukar artikel penelitian. Aplikasi ini
Salah satu contoh pengembangan memungkinkan komunikasi antar peneliti
penelitian musik berbasis sosiologi atau secara langsung dan mengikuti informasi
etnografi adalah penggunaan metode analisis terbaru tentang hasil penelitian mereka.
jejaring sosial atau SAN (Social Analysis Beberapa peneliti umumnya senang
Network). McAndrew dan Everett (2015) membagikan hasil penelitian mereka, walaupun
mempergunakan metode ini untuk melihat ada beberapa yang tidak sepenuhnya dapat
interaksi dan hubungan antara komposer dan diunduh. Hal itu karena beberapa peneliti
karya musiknya. Metode ini biasanya telah terikat oleh aturan penerbit-penerbit besar,
menggunakan aplikasi analisis data kualitatif sehingga mengharuskan mereka untuk
seperti NVIVO. membelinya. Para peneliti musik dapat
mengikuti peneliti lain dengan bidang
penelitian yang lebih spesifik; misalnya
pendidikan musik, etnomusikologi, dan bidang-
bidang lain. Setelah mengikuti para peneliti
sesuai dengan fokus bidang penelitiannya,
mereka akan mendapatkan pesan notifikasi
melalui email mengenai artikel-artikel yang
baru saja diterbitkan. Pengelompokan ini
memudahkan para peneliti menentukan kata
kunci dalam pencariannya sekaligus
menentukan arah peta jalan (road map)
Gambar 1. Visualisasi data berbasis SAN (Sumber:
penelitian selanjutnya.
McAndrew & Everett, 2015) Desain Penelitian Musik
Desain penelitian merupakan strategi
Penelitian tentang musik dengan menyeluruh dalam mengintegrasikan
pendekatan sejenis juga dilakukan oleh komponen-komponen penelitian dengan cara

35
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

yang koheren dan logis untuk mencari jawaban etnomusikologi (antropologi musik), teori
atas masalah penelitian. Komponen-komponen musik, komposisi, dan pertunjukan (music
itu diantaranya: memilih pendekatan dan performances). Data-data dapat diakses melalui
metode penelitian, cara pengumpulan data, sumber-sumber digital, seperti situs arsip dan
mengorganisasi data, dan analisis data. Desain koleksi literatur (seperti: archive.org), notasi
penelitian biasanya ditentukan dari masalah musik dan rekaman suara, indeks artikel
penelitian, bukan sebaliknya. Desain dalam (misalnya garuda, SINTA, dan SCOPUS),
penelitian musik juga diperlukan untuk diskografi dan bibliografi, situs forum
langkah-langkah yang digunakan logis; karena, akademisi musik, daftar referensi komposisi
informasi musikal apapun saat ini tersedia di musik atau lagu-lagu, serta berbagai situs musik
internet. Penelitian musik berbasis sumber data dan pendidikan. Sumber-sumber digital itu
di internet mencakup berbagai ruang lingkup menyediakan informasi tentang penelitian
dan disiplin, diantaranya: musikologi, sesuai kata kuncinya.

Tabel 1. Daftar Situs untuk Mengakses Referensi Musik

No Nama Situs URL Kegunaan


1 MERLOT https://www.merlot.org/merlot/ Menyediakan informasi tentang musik
berbasis komunitas
2 OATD https://oatd.org/ Menyediakan hasil penelitian tesis dan
disertasi tentang musik
3 Library http://libgen.rs/ Menyediakan ribuan artikel dan buku
Genesis sebagai referensi menulis

Hal yang penting dalam melakukan tersebar secara daring. Dengan demikian
penelitian daring (online) adalah kualitas pandangan tentang lemahnya metodologi dalam
kualitas data, tentu saja ditunjang oleh sumber penelitian daring bisa semakin berkurang.
data yang kredibel (Lee, Fielding, dan Blank, Metode pengumpulan data melalui
2017). Terlepas ini penelitian sosial yang wawancara dan observasi masih menjadi
berkaitan dengan musik atau saintifik (ilmu prioritas utama bagi sebagian besar peneliti
alam), validitas data tetap menjadi dasar sosial. Melalui pertemuan secara langsung
pemikirannya. Sebagai contoh, untuk peneliti dapat membuat percakapan sekaligus
mengakses data diskografi salah satu musisi membangun kedekatan; sehingga informasi
dapat dilakukan dengan mengakses kanal yang dihasilkan dari percakapan tersebut keluar
YouTube resmi, artinya kanal YouTube itu dengan alami tanpa ada tekanan. Sementara
dibuat dan dikelola oleh musisi yang dalam penelitian berbasis daring data-data
bersangkutan; sehingga derajat keabsahan wawancara dapat didapatkan melalui
informasi yang ditawarkan cukup tinggi. Di era percakapan jarak jauh misalnya telepon atau
digital saat ini data musik sangat berlimpah, aplikasi Whatsapp. Sebagian menganggap ini
tetapi dibutuhkan kemampuan menyaring sulit, tetapi sebagian lainnya melihat itu sebagai
informasi agar bisa digunakan sesuai kebutuhan perubahan perilaku dan kebiasaan dalam
penelitian. Ketersediaan berbagai platform berkomunikasi yang menjadi lebih umum,
digital dan keinginan setiap orang untuk sehingga praktik-praktik semacam itu tetap bisa
berbagi dalam akun media sosialnya merupakan ditoleransi atau diterima. Hal yang penting
keuntungan bagi peneliti musik. Informasi atau adalah peneliti dapat membangun kedekatan
data bisa saja tersedia dalam akun Facebook dengan informan terlebih dahulu sehingga
atau Instagram, tetapi perlu dikonfirmasi informasi yang dihasilkan tetap sesuai dengan
kembali tentang kebenaran data-data itu. harapan peneliti. Penggunaan apliaksi lain
Keuntungan meneliti secara daring adalah akses seperti ‘Google form’ juga bisa digunakan
data yang sangat cepat, murah, dan tersedia untuk jenis penelitian survei dan menyebarkan
dalam jumlah besar. Akan tetapi perlu kuisioner. Selama pandemi Covid-19, cara ini
mempertimbangkan persoalan etis sebagaimana dianggap paling efektif dan cukup banyak
penelitian secara offline. Oleh karena itu, sangat digunakan dengan memanfaatkan jaringan
dibutuhkan model-model teoretis yang sangat pertemanan yang ada. Peneliti dapat merancang
sistematis untuk menilai kualitas data-data yang pertanyaan-pertanyaan dan menyebarkannya

36
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

tautan (link) secara daring melalui grup berfungsi sebagai ruang penyimpanan berbasis
Whatsapp atau personal chat. komputasi awan (cloud), tetapi bagi peneliti itu
Data-data musik yang terdapat di internet berguna sebagai data-data yang penting. Dalam
jumlahnya milyaran dan selalu berkembang penelitian musik yang berbasis etnografi,
setiap detik. Dibutuhkan kemampuan untuk partisipasi daring merupakan hal yang sangat
mengelola data dan sumber data yang terdapat penting. Di kehidupan nyata manusia
di internet agar memenuhi standar validitas berinteraksi satu sama lain dan melakukan
penelitian musik. Metode, pendekatan, dan percakapan secara langsung. Sementara di
teknik pengumpulan data menjadi faktor utama dunia virtual (internet) semua percakapan
yang menentukan jenis dan jumlah data yang terjadi secara daring. Jika seseorang
dihasilkan. Selain tersedianya informasi yang mengeluarkan pernyataan lewat status media
sangat beragam, peneliti perlu sosial dan dikomentari oleh yang lainnya, di
mempertimbangkan hubungan sossial, pola situlah percakapan sedang terjadi. Apabila
konsumsi, dan produksi musik yang juga telah terjadi percakapan yang membahas tentang isu-
berubah. Oleh karena itu, cara atau metode- isu populer hingga memunculkan tanda ‘#.’
metode penelitian musik yang sebelumnya artinya data-data yang dihasilkan melalui
digunakan biasa saja tidak lagi relevan percakapan itu tersedia dalam jumlah besar.
digunakan dalam konteks masyarakat digital Model interaksi semacam ini telah banyak
saat ini. Belum lagi jika berbicara nilai-nilai digunakan dalam penelitian-penelitian berjenis
yang juga ikut bergeser akibat pola komunikasi SNA. Banyak peneliti berusaha menerima
tertentu. Hal yang perlu dipertimbangkan oleh kenyataan transformasi dunia analog ke virtual
masyarakat peneliti konservatif adalah pola dan tetap mempertahankan prinsip etis dalam
penggunaan internet yang memiliki efek penelitiannya. Persoalanya tidak terletak pada
transformatif pada cara penelitian musik. interaksi fisik atau daring, tetapi pada
kedalaman memahami jenis interaksi tersebut.
Dalam sebuah interaksi daring, ada berbagai
ruang dan pengalaman sosial baru. Christine
Hine menambahkan jika wawancara daring
bukan penentu kualitas penelitian, tetapi
terletak pada seberapa jauh peneliti
menghasilkan data yang berkualitas dari
percakapan itu (Center for Global Ethnography,
2020).
Selain data yang tersedia dalam jumlah
Gambar 2. Pengelolaan maha data menjadi data besar di internet, teknik analisis data dalam
penelitian penelitian musik yang berjenis kualitatif juga
berubah. Salah satu aplikasi yang cukup banyak
Penguasaan peralatan-peralatan baru digunakan adalah NVIVO. Aplikasi ini
menjadi kebutuhan utama peneliti musik di era menyediakan berbagai fitur analisis untuk
digital. Misalnya dalam mencari fakta-fakta mengolah sumber data yang berbentuk
musikal baru menggunakan mesin pencari wawancara, observasi, laporan dokumen, situs
(google) perlu mengetahui bagaimana cara elektronik, media sosial (Facebook, Twitter,
mesin itu bekerja. Menyusun kata kunci dan dan Whatsapp), foto, rekaman video daring dan
frase-frase awal dalam penelitian menjadi video, spreadsheet dalam bentuk Excel dan
modal utama dalam menelusuri maha data. SPSS, dan lain-lain (Bazeley dan Jackson,
Oleh karena wilayah kajian musik sangat luas, 2013). Proses analisis dan pembuatan matriks
maka perlu dipersempit ruang lingkupnya dilakukan dengan fitur-fitur.
dengan kata kunci khusus. Selain itu,
mengetahui jenis data yang tersebat dalam
mesin pencari juga aspek yang tidak kalah
penting. Internet menyediakan berbagai jenis
data berupa fail (jurnal, buku teks), video
(YouTube), dan percakapan sosial (Facebook,
Twitter, Instagram). Bagi pengguna yang
mengunggah, platform-platform digital tersebut

37
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

bergantung pada pengalaman fisik, tetapi


menyesuaikan cara-cara baru dalam
mengumpulkan data. Penelitian musik berbasis
data digital tidak ditentukan oleh perspektif,
metode, alat, atau unit analisis tertentu; tetapi
didasarkan pada aktivitas digital yang relevan
dengan fenomena, konteks, dan fokus analisis.
Berdasarkan pandangan itulah muncul berbagai
Gambar 3. Tampilan aplikasi NVIVO12 untuk jenis pendekatan yang fokus pada data-data digital
penelitian kualitatif hingga tahapan analisis berbasis aplikasi
pengolah data. Para peneliti musik hanya perlu
Berbagai informasi yang tersebar di memahami tiga konsep: (1) sejauh mana
internet bisa saja menjadi data penelitian musik lingkungan digital mengubah paradigma
yang sangat penting. Hal yang paling esensial peneliti di bidang itu; (2) memahami apa itu
adalah bagaimana peneliti melihat itu sebagai data digital dan bagaimana menggunakannya
data yang mungkin berguna untuk dalam penelitian; dan (3) bagaimana secara
penelitiannya. Seorang peneliti yang melakukan praktis melakukan penelitian-penelitian musik
studi tentang notasi musik mungkin berbasis digital. Desain penelitian musik dapat
memerlukan berbagai sumber pustaka tentang tetap menggunakan pendekatan konvensional
kata kunci yang relevan. Situs web yang atau menggunakan metodologi baru yang lebih
menyediakan informasi tentang itu adalah relevan dengan konteks era digital seperti
https://www.tenor-conference.org/. Di sekarang. Setiap periode dalam dunia digital
dalamnya terdapat berbagai artikel prosiding memiliki karakteristiknya sendiri, di mulai pada
yang membahas berbagai isu-isu notasi musik. tahun 90-an yang dikenal dengan cyberspace.
Sumber lain yang mungkin diperlukan adalah Era ini merupakan masa pengenalan internet
video-video dari YouTube. Peneliti dapat bagi komunitas-komunitas tertentu. Pada awal
memilih satu artikel yang sesuai dengan topik tahun 2000-an era di mana media sosial mulai
penelitiannya, lalu menelusuri lebih lanjut berkembang. Setiap pengguna media sosial
tentang peneliti-peneliti yang mengkaji bidang mulai difasilitasi oleh fitur-fitur untuk
yang sama. Saat ini, begitu banyak pengguna berkomunikasi, berkomentar, membalas
media sosial memiliki kanal YouTube yang komentar untuk memberikan umpan balik
dikelola langsung secara personal. Data-data itu sehingga terjadi sebuah percakapan dalam
dapat berupa lagu, dokumenter, presentasi, dunia virtual. Mulai memasuki pertengahan
kegiatan, konser musik, biografi musisi, dan tahun 2000, berbagai media sosial itu
lain-lain. Proses investigasi sumber-sumber membentuk platform hingga muncul nama-
pustaka ini dapat sepenuhnya dilakukan secara nama besar seperti Myspace, Facebook,
daring hanya menggunakan laptop. Setelah Youtube, Twitter, dan Instagram seperti
data-data itu terkumpul dan dikategorikan, sekarang. Di awal tahun 2010 hingga 2020
kemudian dapat dimasukan ke dalam aplikasi adalah era di mana maha data mulai
NVIVO. berkembang hingga metode-metode algoritma
KESIMPULAN yang digunakan untuk kepentingan penelitian.
Prosedur penelitian dalam bidang musik DAFTAR PUSTAKA
bisa menyesuaikan dengan ketersediaan maha Ahimsa-Putra, H. S. (2000). Seni dalam
data di era digital. Metode dan sistematikan beberapa perspektif: Sebuah pengantar.
ilmiah tetap dilakukan, yang membedakan In H. S. Ahimsa-Putra (Ed.), Ketika
adalah pengalaman dan kemampuan orang Jawa nyeni (pp. 13–42).
mempergunakan keberlimbahan informasi. Yogyakarta: Galang Press.
Penggunaan aplikasi analisis data, Ahimsa-Putra, H. S. (2020). Seni, seni budaya
menginventarisasi situs-situs web yang relevan dan pendidikan seni perspektif
dengan bidang musik, mempelajari metodologi antropologi. In I. N. Mariasa & A.
berbasis virtual adalah kebutuhan-kebutuhan Sudrajat (Eds.), Bunga rampai kajian
dasar untuk penelitian bidang musik hari ini. seni budaya ragam perspektif (pp. 1–29).
Hal yang perlu dihindari adalah sudut pandang Surabaya: UNESA University Press.
klasik dan sempit terhadap penelitian musik.
Penelitian musik di era digital tidak lagi

38
Riyan Hidayatullah
Desain Penelitian Musik di Era Digital (Sebuah Tinjauan Studi Literatur)

Amer, K., & Noujaim, J. (2019). The great Hurwitz, J., Nugent, A., Helper, F., &
hack [Film]. Brooklyn, New York: The Kaufman, M. (2013). Big data for
Othrs. dummies. Canada: John Wiley & Sons,
Andriessen, A. (2013). Research in higher Inc. Retrieved from www.wiley.com
professional education. Presentation IAML AIBM. (2015). Enriching the music
presented at the ICON Conference in experience: Making locally-developed
Kallio-Kuninkala, Finland. digital resources accessible [YouTube
Bazeley, P., & Jackson, K. (2013). Qualitative Channel]. Retrieved 15 November 2021,
data analysis with NVivo (Second from
edition). Los Angeles London New https://www.youtube.com/watch?v=ZqH
Delhi: SAGE. hzZdA33s
Booth, A., Sutton, A., & Papaioannou, D. Kayam, U. (1981). Seni, tradisi, masyarakat.
(2016). Systematic approaches to a Jakarta: Sinar Harapan.
successful literature review (Second Kozinets, R. V. (2015). Netnography:
edition). Los Angeles: Sage. Redefined. (M. Steele,Ed.) (2nd Ed). Los
Borgdorff, H. (2012). The conflict of the Angeles ; London: SAGE Publications
faculties. perspectives on artistic Ltd.
research and academia. Leiden: Leiden Kumar, S., West, R., & Leskovec, J. (2016).
University Press. Disinformation on the web: Impact,
Borgdorff, H. (2015). Onderzoek in het characteristics, and detection of
kunstvakonderwijs. Cultuur+Educatie, wikipedia hoaxes. In Proceedings of the
15(43), 8–18. 25th International Conference on World
Center for Global Ethnography. (2020). Wide Web (pp. 591–602). Republic and
Christine Hine interview - Doing Canton of Geneva, CHE: International
ethnography remotely [YouTube]. World Wide Web Conferences Steering
Retrieved 26 November 2021, from Committee. Retrieved 13 November
https://www.youtube.com/watch?v=XRn 2021 from
_eUQFhLQ https://doi.org/10.1145/2872427.2883085
Diamandis, P. H., & Kotler, S. (2012). Larasati, R. D. (2021, Agustus). Gagasan-
Abundance: The future is better than you gagasan tentang paradigma seni di masa
think. New York: Free Press. Retrieved disrupsi. Presentation presented at the
from www.SimonandSchuster.com Seminar Nasional Daring: Penelitian Seni
Djohan. (2021, Agustus). Penelitian seni pada di Era Disrupsi, Surabaya. Retrieved 13
PT seni dan non-seni. Presentation November 2021 from
presented at the Seminar Nasional https://www.youtube.com/watch?v=MdB
Daring: Penelitian Seni di Era Disrupsi, hmIciaNw
Surabaya. Retrieved 13 November 2021 Lee, R. M., Fielding, N. G., & Blank, G.
from (2017). Online research methods in the
https://www.youtube.com/watch?v=MdB social sciences: An editorial introduction.
hmIciaNw In N. G. Fielding, R. M. Lee, & G.
Hidayatullah, R. (2021). Music performance Blank, The SAGE handbook of online
policy during covid-19 crisis: research methods (pp. 3–16). 1 Oliver’s
Expectations versus reality. Journal of Yard, 55 City Road London EC1Y 1SP:
Advance in Social Sciences and Policy, SAGE Publications Ltd. Retrieved 26
1(1), 1–8. Retrieved from November 2021 from
https://doi.org/10.23960/jassp.v1i1.17 https://doi.org/10.4135/9781473957992.n
Hine, C. (2015). Ethnography for the internet. 1
UK; USA: Bloomsbury Academic. Lutters, J. (2015). Art-based research. Een
Hood, M. M. (2021, October). Practice-based nieuwe grondslag voor een opleiding tot
research and ‘local ontologies’ as artist- educator. Cultuur+Educatie,
creative resources. Presentation 15(43), 63–70.
presented at the 1st International McAndrew, S., & Everett, M. (2015). Music as
Conference On Music And Culture collective invention: A social network
(ICOMAC), Semarang. analysis of composers. Cultural
Sociology, 9(1), 56–80. Retrieved from

39
Virtuoso: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik, Vol. 5 No. 1, Juni 2022
ISSN: 2622-0407

https://doi.org/10.1177/17499755145424 Suharto, S. (2007). Refleksi teori kritik seni


86 holistik : Sebuah pendekatan alternatif
Mustaqim, K., Adiwijaya, D. R., & Indrajaya, dalam penelitian kualitatif bagi
F. (2013). Penelitian atas penelitian seni mahasiswa seni. Harmonia: Journal of
dan desain: Suatu studi kerangka Arts Research and Education, 8(1).
filosofis-paradigmatis bagi penelitian Retrieved 13 November 2021 from
seni dan desain visual. Humaniora, 4(2), https://doi.org/10.15294/harmonia.v8i1.8
995. Retrieved from 03
https://doi.org/10.21512/humaniora.v4i2. Supiarza, H., & Sarbeni, I. (2021). Teaching
3541 and learning music in digital era:
Raes, G.-W. (2014). Experimental art as Creating keroncong music for gen z
research. In D. Crispin & B. Gilmore students through interpreting poetry.
(Eds.), Artistic experimentation in music: Harmonia: Journal of Arts Research and
An anthology (pp. 55–60). Leuven: Education, 21(1), 123–139. Retrieved
Leuven University Press. from
Rohidi, T. R. (2011). Metodologi penelitian https://doi.org/10.15294/harmonia.v21i1.
seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara 28585
Semarang. Susilo Pradoko. (2020). Terapan metode
Salam, S. (2021, Agustus). Penelitian penelitian hermeneutika Paul Ricoeur
pendidikan seni. Presentation presented (Bagian 1, pengantar & contoh)
at the Seminar Nasional Daring: [YouTube]. Retrieved 14 November
Penelitian Seni di Era Disrupsi, 2021, from
Surabaya. Retrieved 13 November 2021 https://www.youtube.com/watch?v=QaP
from CfQBfRWg
https://www.youtube.com/watch?v=MdB Triyanto. (2014). Pendidikan seni berbasis
hmIciaNw budaya. Jurnal Imajinasi, 7(1), 33–42.
Salkind, N. J. (2012). Encyclopedia of research Triyanto. (2018). Pendekatan kebudayaan
design. United States of America: SAGE dalam penelitian pendidikan seni. Jurnal
Publications. Imajinasi, 12(1), 65–76.
Scrivener, S. A. R. (2002). The art object does Varto, J. (2009). Basics of artistic research:
not embody a form of knowledge. Ontological, epistemological and
Working Papers in Art and Design. historical justifications, University of Art
Retrieved from and Design Helsinki Publication B94.
http://www.herts.ac.uk/artdes1/research/p Helsinki: Gummerus.
apers/wpades/vol2/scrivenerfull.htm Wadiyo. (2003). Teori dan masalah penjelman
Smith, H., & Dean, R. T. (2009). Introduction: seni dalam perspektf sosio-kultural.
practice-led research, research-led Harmonia: Journal of Arts Research and
practice – towards the Iterative cyclic Education, 4(3). Retrieved 13 November
web. In H. Smith & R. T. Dean (Eds.), 2021 from
Practice-led research, research-led https://doi.org/10.15294/harmonia.v4i3.7
practice in the creative arts (pp. 1–29). 27
Edinburgh: Edinburgh Univ. Press.

40

You might also like