NIM : P1337434119096 Kelas : D III TLM Reg.B Sem.5
PEMERIKSAAN ELEKTROLIT ( Ca, Mg, P)
no perbedaan Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) Phosphor (P)
1 Pengertian Kalsium adalah mineral Magnesium adalah salah Fosfor merupakan penting yang paling satu dari enam mineral salah satu banyak dibutuhkan oleh penting yang terkandung komponen didalam manusia. Kalsium dalam tubuh manusia. tubuh yang bermanfaat untuk Magnesium membantu berperan penting membantu proses membangun tulang, dalam pembentukan tulang dan memperbaiki penampilan keseimbangan gigi serta diperlukan fungsi saraf, dan elektrolit. Jika dalam pembekuan merupakan elemen yang dikalkulasikan, darah, kontraksi otot, sangat penting untuk sebanyak 85% transmisi sinyal pada sel penghasil energi dari fosfor terdimpan saraf. Kalsium dapat makanan yang di asup oleh dalam tulang dan membantu mencegah manusia. Magnesium gigi dan sebagian terjadinya osteoporosis. adalah kofaktor dalam kecil disimpan Fungsi utama kalsium lebih dari 300 sistem dalam sel dan adalah sebagai enzim yang mengatur jaringan tubuh. penggerak dari otot-otot, reaksi biokimia yang Fungsi Fosfor deposit utamanya berada beragam dalam tubuh, antara lain ikut serta di tulang dan gigi, termasuk sintesis protein, dalam membantu apabila diperlukan untuk otot dan fungsi saraf, kinerja ginjal dan kalsium ini dapat mengatur kadar glukosa mengatur berpindah ke dalam darah, dan regulasi keseimbangan darah. tekanan darah. asam dan basa. 2 Metode Uji fotometrik Uji fotometrik xylidyl blue Uji Kolorimetri menggunakan arsenazo III 3 Prinsip Kalsium dengan Ion magnesium Fosfat anorganik arsenazo III pada pH membentuk kompleks bereaksi dengan netral menghasilkan berwarna ungu dengan asam molibdat kompleks berwarna biru, xylidyl blue di larutan membentuk yang intensitasnya alkali. Di hadapan kompleks sebanding dengan GEDTA, yang fosfomolibdat. konsentrasi kalsium. mengkomplekskan Pengurangan Gangguan oleh kalsium ion, reaksinya selanjutnya dalam magnesium dihilangkan spesifik. Intensitas warna media basa dengan penambahan ungu adalah sebanding menghasilkan asam 8- dengan konsentrasi warna molibdenum hidroksikuinolin-5- magnesium. biru yang sulfonat. intensitasnya sebanding dengan jumlah fosfor yang ada dalam sampel. 4 Alat dan 1. Reagen: Buffer 1. Reagen: 1. R1: bahan fosfat, Asam 8- Etanolamin, Amonium Hydroxyquinoli Glycoletherdiamin molibdat, ne-5- sulfonat, easam tetraasetat, asam sulfat Arsenazo III Xylidyl biru 2. R2: 2. Sampel 2. Sampel serum, Hidroksila serum/plasma plasma, CSF, min heparin. Urine 3. R3: 3. Tabung reaksi. 3. Tabung reaksi Natrium 4. Mikropipet 4. Mikropipet Hidroksida 5. Fotometer 5. Fotometer 4. Standar 6. Aquadest 6. Aquadest klorida/fosf or 5. Sampel serum, plasma heparin, urin 6. Tabung reaksi 7. Mikropipet 8. Spektrofoto meter 9. Aquadest 5 Prosedur 1. Siapkan 2 tabung 1. Siapkan 3 tabung 1. Pipet 1,0 mL untuk blanko dan reaksi (tabung working reagen tes blanko, tabung untuk tabung 2. Tabung blanko standar dan tabung blanko diisi dengan sampel) 2. Pipet 1,0 mL 10mikroliter 2. Tabung blanko working reagen aquadest dan berisi 10 µl dan 50 L tambahkan aquadest dan 1000 serum untuk 1000mikroliter µl reagen tabung sampel. reagen 3. Tabung standar 3. Pipet 1,0 mL 3. Tabung tes diisi berisi 10 µl standar working reagen dengan dan 1000 µl reagen dan 50 L 10mikroliter 4. Tabung sampel CAL.standard sampel dan berisi 10 µl sampel untuk tabung tambahkan dan 1000 µl reagen CAL.standard. 1000mikroliter 5. Homogenkan dan 4. Homogenkan, reagen baca absorbansi diamkan tabung 4. Homogenkan terhadap blanko selama 1 menit dan inkubasi 5 setelah 5-60 menit 5. Tambahkan 0,5 menit pada suhu 20- mL R3 5. Baca absorbansi 250C/370C. Developer pada masing-masing tabung. 6. Homogenkan, diamkan tabung selama 10 menit pada suhu kamar. 7. Baca absorbansi (A) sampel dan standard pada 740 nm terhadap blanko. 8. Warna stabil setidaknya 30 menit dan terlindung dari cahaya.
6 Nilai a) Serum/Plasma: 8,6 – a) Serum/Plasma: a) Serum/ Plasma:
7 Kenaikan 1. Hiperparatiroidisme 1. Disfungsi ginjal yang 1. Kerusakan
(hiperparatiroid) terjadi karena Tulang 2. Kanker penyakit gagal ginjal. 2. Asupan yang 3. Faktor keturunan 2. Overdosis suplemen tidak 4. Imobilitas magnesium mencukupi 5. Dehidrasi yang 3. Konsumsi obat- 3. Menggunakan cukup parah obatan, misalnya obat antasida, 6. Penggunaan obat- antasida, laksatif 4. Kehilangan obatan (Ex. Litium) (pencahar), dan obat banyak cairan 7. Konsumsi suplemen anti nyeri urine yang berlebih 4. Terapi dengan obat litium 5. Penyakit tertentu, seperti hipotiroidisme dan penyakit Addison 6. Riwayat dalam keluarga 7. Milk-alkali syndrome
2. Hipomagnesemia 2. Kelaparan jantung koroner 3. Malnutrisi 3. penggunaan beberapa dan gagal ginjal 4. Kadar vitamin D jenis obat kronik yang rendah. 4. Gangguan pada telah menjalani 5. Kadar fosfat dalam saluran pencernaan hemodialisa darah tinggi. (diare, pankreatitis) rutin dan atau ginjal 2. Penyakit Tulang (sindrom Gitelman, 3. Kejang sindrom Bartter) 4. Gangguan pencernaaN