Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

p-ISSN: 2302-8416

e-ISSN: 2654-2552

Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi (JABJ), September 2022, 11 (2): 243-251


Available Online http://jab.stikba.ac.id/index.php/jab
DOI : 10.36565/jab.v11i2.530

Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi terhadap


Pemanfaatan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R)
Tina Yuli Fatmawati1*, Nel Efni2, Filius Chandra3
1
Program Studi DIII Keperawatan, 2Program Studi SI Keperawatan, 3Program Studi SI Gizi
STIKes Baiturrahim Jambi, Jl. Prof. DR. M. Yamin SH No.30, Lebak Bandung, Jelutung, Kota Jambi,
Jambi 36135, Indonesia
*Email Korespondensi : tinayulifatmawati@gmail.com

Submitted : 01/03/2022 Accepted: 17/08/2022 Published: 15/09/2022

Abstract

Adolescence is a period of transition from childhood to adulthood, at which time there is rapid
growth including reproductive function that affects developmental changes, both physical, mental,
and social roles. Among adolescents aged 15-19 years, the largest proportion of dating for the first
time was at the age of 15-17 years. Around 33.3% of girls and 34.5% of boys aged 15-19 years dating
when they are not yet 15 years old. Therefore, it is very important to deliver early reproductive health
education to prevent and protect adolescents from risky sexual behavior and other risky behaviors
that can affect reproductive health. The purpose of this study was to determine the description of
nutritional status, the relationship of knowledge about reproductive health to the use of PIK-R in
adolescent girls at STIKes Baiturrahim i. This type of research is quantitative research using a cross
sectional approach. The sample was carried out on STIKes Baiturrahim student with a total sample
of 92 people taken by purposive sampling. The instrument used in this study was a questionnaire.
The data were analyzed by univariate and bivariate analysis. The results of this study are the majority
of female students have good nutritional status (57,6%), lack of knowledge about reproductive health
(65,2%), 52,2% responden did’t use PIK-R,and there is a relationship between knowledge about
reproductive health and the use of PIK-R in female students at STIKes Baiturrahim (p-value = 0,001)

Keywords: health reproduction, information center and adolescent counseling, knowledge,


nutritional status

Abstrak

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada
masa itu teradi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi sehingga mempengaruhi
teradinya perubahan perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Pada remaja usia 15-
19 tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali pada usia 15-17 tahun. Sekitar 33,3 % remaja
perempuan dan 34,5% remaja laki-laki yang berusia 15-19 tahun berpacaran pada saat mereka belum
berusia 15 tahun. Oleh karenanya pendidikan kesehatan reproduksi secara dini sangat penting
disampaikan untuk mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual beresiko dan perilaku
beresiko lainnya yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini
untuk mengetahui gambaran status gizi, hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
terhadap pemanfaatan PIK-R pada remaja putri di STIKes Baiturrahim. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel dilakukan pada
mahasiswi STIKes Baiturrahim dengan jumlah sampel 92 orang diambil dengan cara Purposive
Sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data dianalisis dengan
analisis univariat dan bivariat. Hasil dari penelitian diperoleh mayoritas mahasiswi memiliki status
gizi normal (57,6%), pengetahuan tentang kesehatan reproduksi yang kurang (65,2%), 52,2%

243
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

responden tidak memanfaatkan PIK-R dan terdapat hubungan pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dengan pemanfaatan PIK-R pada mahasiswi di STIKes Baiturrahim (p-value = 0,001).

Kata Kunci: kesehatan reproduksi, pengetahuan, pusat informasi dan konseling remaja, status gizi

PENDAHULUAN dan bahkan kejahatan (Ahyani Latifah


Masa remaja merupakan suatu tahap Nur & Rr, 2018).
antara masa kanak-kanak dengan masa Indonesia merupakan negara yang
dewasa. Ini menunjukkan masa dari awal menduduki peringkat keempat dunia yang
pubertas sampai tercapainya kematangan memiliki penduduk paling banyak.
biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan Jumlah penduduk Indonesia saat ini
usia 12 pada wanita. Transisi ke masa mencapai 240 juta jiwa. Sebagian besar
dewasa bervariasi dari satu budaya ke dari penduduk di Indonesia adalah
kebudayaan lain, namun secara umum remaja. Siswa menengah merupakan
didefinisikan sebagai waktu dimana individu yang berada pada masa remaja.
individu mulai bertindak terlepas dari Masa remaja merupakan tahap kehidupan
orang tua mereka (Ahyani Latifah Nur & seseorang mencapai proses kematangan
Rr, 2018). emosional, psiko-sosial dan seksual.
Masa ini sering dianggap sebagai Remaja sudah tidak termasuk golongan
masa paling rawan dalam proses anak-anak, tetapi belum juga dapat
kehidupan remaja. Padahal bagi remaja diterima secara penuh untuk masuk ke
sendiri, masa ini adalah masa yang golongan orang dewasa. Remaja ada di
menyenangkan dimana banyak antara anak dan orang dewasa. Oleh
petualangan dan tantangan yang harus karena itu, remaja seringkali dikenal
dilalui sebagai proses pencarian jati dengan fase “mencari jati diri” atau fase
dirinya. Pada proses pancarian jati diri, topan dan badai. Remaja masih belum
remaja sering terjerumus kepada perilaku mampu menguasai dan memfungsikan
yang mengandung resiko dan dampak secara maksimal fungsi fisik maupun
negatif bagi dirinya. Apabila psikisnya (Ali,M. &Asrori, 2014) .
lingkungannya cukup kondusif, dalam arti Menurut Badan Koordinasi
kondisinya diwarnai oleh hubungan yang Keluarga Berencana Nasional (BKKN)
harmonis, saling mempercayai, saling masalah yang menonjol pada remaja
menghargai dan penuh tanggungjawab, adalah, masalah dampak seks dini,
maka remaja cenderung dapat mencapai penyakit menular seksual (PMS),
kematangan emosional. Sebaliknya kehamilan tidak diinginkan (KTD),
apabila kurang dipersiapkan untuk aborsi, HIV dan AIDS serta
memahami peran-perannya dan kurang penyalahgunaan Napza (Narkotika,
mendapatkan perhatian dan kasih sayang Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif
dari orang tua atau pengakuan dari teman lainnya. Selain itu masalah lain yang
sebaya, mereka cenderung akan marak terjadi di Indonesia adalah
mengalami kecemasan, perasaan tertekan menonton video porno, tawuran,
atau ketidaknyamanan emosional. Oleh membolos, geng motor dan merokok
karena itu mereka sering terjerumus dalam (BKKBN, 2012)
pola hidup dan perilaku yang salah karena Untuk merespon permasalahan
pengaruh negatif lingkungan sosial dan tersebut, pemerintah melakukan berbagai
kurang pengawasan dari beberapa pihak program dan kegiatan yang disebar ke
seperti orang tua dan sekolah, hal-hal instansi berkaitan tugas, pokok dan fungsi
seperti inilah yang akhirnya menyebabkan sebagaimana di atur dalam Undang-
remaja terjerumus pada kenakalan remaja Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang
perkembangan Kependudukan dan

244
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

Pembangunan Keluarga. Dalam pasal 48 daya tahan tubuh, dan terhambatnya


ayat (1) pada huruf b menyebutkan perkembangan otak .
“bahwa peningkatan kualitas remaja Pada masa remaja, kebutuhan zat
dengan pemberian akses informasi, gizi lebih tinggi dibandingkan dari tahap
pedidikan, konseling dan pelayanan kehidupan lainnya.Pada masa ini terjadi
tentang kehidupan berkeluarga. Growth Spurt, yaitu periode peningkatan
Peningkatan kualitas remaja melalui laju pertumbuhan.Oleh karena itu, pada
pembinaan ketahanan dan kesejahteraan masa ini zat gizi yang lebih tinggi harus
keluarga oleh BKKBN”. Selain itu ada
tercukupi untuk memenuhi pencapaian
Peraturan Presiden Nomor 62 Tahun 2010
potensi pertumbuhan dan perkembangan
tentang Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional. Dalam secara optimal.Apabila pada periode ini,
rangka mengemban amanat undang- salah satu komponen zat gizi tidak
undang dan merespon permasalah remaja, terpenuhi, salah satunya dapat
BKKBN mengembangkan Program mengakibatkan lambatnya proses
Generasi Berencana (GenRe) bagi Remaja pubertas, yakni gangguan proses
dan keluarga yang memiliki remaja yang kematangan seksual berupa tanda-tanda
sesuai dengan Tugas Pokok dan seks sekunder dan kemampuan
Fungsinya dilaksanakan oleh Direktorat reproduksi. Akibat lainnya adalah
Bina Ketahanan Remaja (Dithanrem) terjadinya hambatan pertumbuhan berat
(BKKBN, 2012). badan, tinggi badan, dan lain sebagainya
Masalah gizi yang dihadapi oleh (Badan Kependudukan dan Keluarga
bangsa Indonesia sudah semakin
Berencana Nasional, 2019) .
kompleks. Sebagai negara yang sedang
berkembang, masalah gizi ini kian terasa Selain mengakibatkan lambatnya
berat karena disatu sisi permasalahan gizi proses pubertas yakni gangguan proses
kurang tidak kunjung berkesudahan dan kematangan seksual dan kemampuan
kini Indonesia menghadapi masalah gizi reproduksi, tidak terpenuhinya salah satu
lebih yang mendatangkan masalah baru. komponen zat gizi pada masa remaja
Sebenarnya masalah gizi kurang terutama (terutama remaja puteri sebagai calon ibu)
kasus gizi buruk sudah tidak menjadi juga dapat mengakibatkan hambatan
masalah terlebih lagi prevalensinya di pertumbuhan tinggi badan (stunting) pada
seluruh daerah di Indonesia sudah turun bayi yang dilahirkan. Adapun zak gizi
kecuali Nusa Tenggara Timur, hal ini makro yang dibutuhkan dalam jumlah
karena pemerintah fokus dalam yang besar dengan komposisi, yaitu
menurunkan angka kematian bayi dan
karbohidrat, lemak dan protein sedangkan
meningkatkan kesehatan ibu
Zat gizi mikro diberikan untuk memenuhi
menyebabkan perhatian kepada anak yang
gizi kurang dan gizi buruk cukup besar kebutuhan tubuh namun dalam jumlah
(Arini Ketut Novia, 2016). Kekurangan yang lebih sedikit, yaitu adalah vitamin,
dan kelebihan energi pada remaja dapat mineral, serat makanan (Badan
menyebabkan lambatnya pertumbuhan Kependudukan dan Keluarga Berencana
tubuh, daya tahan tubuh rendah kurangnya Nasional, 2019)
tingkat intelegensia, produktivitas yang Kesehatan reproduksi merupakan
rendah dan obesitas atau berat badan lebih, komponen penting kesehatan bagi pria
kekurangan dan kelebihan protein pada maupun wanita. Pengetahuan akan
remaja dapat menyebabkan pertambahan kesehatan reproduksi remaja diharapkan
tinggi badan sangat pesat menurunnya menjadi salah satu cara pencegahan
remaja untuk menghadapi perilaku

245
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

seksual berisiko. Salah satu tempat pada usia 15-17 tahun. Sekitar 33,3 %
pendidikan kesehatan reproduksi, yaitu di remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-
sekolah seharusnya memiliki kesempatan laki yang berusia 15-19 tahun berpacaran
besar untuk mempengaruhi perilaku pada saat mereka belum berusia 15 tahun.
kesehatan reproduksi remaja karena Oleh karenanya pendidikan kesehatan
sebagian besar remaja menghabiskan reproduksi secara dini sangat penting
waktu mereka di sekolah dan membuat disampaikan untuk mencegah dan
sosialisasi dan komunitas di sekolah. melindungi remaja dari perilaku seksual
Remaja yang memiliki pengetahuan beresiko dan perilaku beresiko lainnya
tentang kesehatan reproduksi yang rendah yang dapat berpengaruh terhadap
dapat menyebabkan masalah kesehatan kesehatan reproduksi (Pusdatin, 2017).
reproduksi salah satunya yaitu HIV/AIDS, Pada tahun 2017 -2018 Indeks
kasus HIV/AIDS di Indonesia selalu Pengetahuan Remaja tentang KRR yang
mengalami peningkatan dari tahun ke mengukur pengetahuan tentang (1)
tahun. Tahun 2018 bulan April-Juni masasubur, (2) umur sebaiknya menikah
Provinsi Jawa Tengah mengalami dan melahirkan, (3) HIV/AIDS, dan (4)
peningkatan kasus HIV sehingga narkoba meskipun pencapaiannya selalu
menduduki peringkat tiga di Indonesia melebihi target, namun capaian
dengan jumlah kasus 1.569 pengetahuan yang menjadi core business
(Kemenkes,2018). BKKBN, yaitu (1) masa subur dan (2)
PIK Remaja adalah salah satu umur sebaiknya menikah dan melahirkan,
wadah yang dikembangkan dalam justru selalu jauh lebih rendah dibanding
program GenRe, yang dikelola dari, oleh dua pengetahuan lainnya ( HIV/AIDS
dan untuk remaja guna memberikan serta Narkoba). Jika dibandingkan tahun
pelayanan informasi dan konseling sebelumnya pada tahun 2019 indeks masa
tentang pendewasaan usia perkawinan, subur, (2) umur sebaiknya menikah dan
delapan fungsi keluarga, TRIAD KRR melahirkan, (3) HIV/AIDS, dan (4)
(Seksualitas, HIV dan AIDS serta Napza), narkoba mengalami penurunan. PIK
keterampilan hidup (life skills), gender Remaja merupakan wadah kegiatan yang
dan keterampilan advokasi dan KIE. dikelola dari, oleh dan untuk remaja guna
Keberadaan dan peranan PIK Remaja memberikan pelayanan informasi dan
dilingkungan remaja sangat penting konseling tentang pendewasaan usia
artinya dalam membantu remaja untuk perkawinan, delapan fungsi keluarga,
memperoleh informasi dan pelayanan Triad KRR, dan keterampilan
konseling kehidupan berkeluarga bagi hidup/lifeskills. Oleh karena itu,
remaja (BKKBN, 2012). Dengan kata lain keberadaan PIK Remaja (dan BKR)
PIK-R adalah suatu wadah kegiatan menjadi penanda berjalan atau tidaknya
program yang dibuat oleh BKKBN yang Pembinaan Ketahanan Remaja di
dikelola dari, oleh, dan untuk remaja yang lapangan (Direktorat Bina Ketahanan
berguna untuk memberikan pelayanan Remaja, 2020).
informasi dan konseling kesehatan Hasil penelitian sebelumnya yang
reproduksi serta persiapan keluarga telah dilaksanakan oleh Wulandari, 2015 ,
berencana. Peran PIK-R di Lingkungan pada remaja di SMK N Tandun Rokan
remaja sangatlah penting dalam Hulu, menunjukkan hubungan bermakna
membantu remaja untuk mendapatkan antara tingkat pengetahuan dengan
Informasi dan pelayanan konseling yang pemanfaatan PIK-R dimana p-value 0.004
benar tentang KRR. < 0.05, nilai RP 2.01(95% CI 1.29-3.12.)
Pada remaja usia 15-19 tahun, Untuk mewujudkan wadah remaja
proporsi terbesar berpacaran pertama kali yang sehat, STIKes Baiturrahim

246
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

mendirikan dan melakukan kegiatan PIK- bivariat. Analisis univariat ini bertujuan
R untuk menjembatani antara Mahasiswi untuk mengetahui tentang distribusi
dalam mengentaskan masalah serta frekuensi atau proporsi masing-masing
memberikan materi mengenai kesehatan variabel yang diteliti, baik variabel
reproduksi remaja. Adanya PIK Remaja di independen maupun dependen. Analisis
sekolah ini, diharapkan akan membawa bivariat digunakan untuk melihat
dampak positif dan membekali siswa
hubungan antar variabel dengan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
menggunakan uji Chi Square dengan batas
remaja. Survei yang telah dilakukan
kepada 5 Mahasiswi , 3 diantaranya di kemaknaan = 95%. Apabila p-value ≤
kategorikan Indeks Massa Tubuh (IMT) 0,05 artinya terdapat hubungan yang nyata
dibawah normal atau ditemukan status (Ho ditolak), sedangkan apabila p-value
gizi dibawah normal, 2 dari mahasiswi >0,05 artinya tidak terdapat perbedaan
tidak mengetahui usia ideal hamil, dan atau tidak ada hubungan yang bermakna.
jarak ideal kehamilan. Dan keduanya tidak
pernah meningkuti kegiatan PIK-R , dan 1 HASIL
orang mengikuti namun kegiatan hanya 1. Analisis Univariat
dilakukan 1-3 kali setahun dan hanya Tabel 1. Distribusi Frekuensi karakteristik
sebatas diskusi antar anggota untuk Umur, status gizi, pengetahuan dan
persiapan lomba GENRE , upaya pemanfaatan PIK R Responden
pendidikan kesehatan kepada mahasiswi Umur f %
belum dilaksanakan secara 17-19 Tahun 55 59.8
optimal.Tujuan penelitian ini adalah untuk 20-24 Tahun 37 40.2
mengetahui “gambaran status gizi , Status gizi
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi Normal 53 57.6
terhadap pemanfaatan PIK-R pada Tidak Normal 39 42.4
mahasiswi di STIKes Baiturrahim”. Pengetahuan
Tinggi 32 34.8
METODE PENELITIAN Rendah 60 65.2
Jenis penelitian ini adalah penelitian
Pemanfaatan
kuantitatif dengan menggunakan PIK
pendekatan potong lintang (cross Ya 44 47.8
sectional). Penelitian ini bertujuan untuk Tidak 48 52.2
mengetahui hubungan pengetahuan
tentang kesehatan reproduksi terhadap Dari tabel 1 diatas dapat dilihat
pemanfaatan PIK-R pada mahasiswi di bahwa data distribusi umur responden
STIKes Baiturrahim. Pengambilan data Pada Mahasiswi Di STIKes Baiturrahim
dilakukan pada mahasiswi dengan tehnik terbanyak pada umur17-19 Tahun yaitu 55
pengambilan sampel menggunakan orang (59,8%). Karakteristik status gizi
Purposive Sampling berjumlah 92 orang. Normal sebanyak 53 orang (57,6%).
Instrument yang digunakan dalam distribusi pengetahuan responden tentang
kesehatan reproduksi didapatkan
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
Pengetahuan yang rendah sebanyak 60
digunakan dengan merupakan pertanyaan
orang (65,2%). Distribusi Pemanfaatan
terstruktur untuk melihat karakteristik PIK-R responden di STIKes Baiturrahim
responden , status gizi, pengetahuan Jambi didapatkan Pemanfaatan PIK-R
remaja putri tentang kesehatan yang tidak baik sebanyak 48 orang
reproduksi. Data dianalisis dalam dua (52,2%)
analisis yaitu analisis univariat dan

247
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

2 Analisis Bivariat STIKes Baiturrahim. Hubungan


Analisis bivariat bertujuan untuk Pengetahuan Tentang Kesehatan
mengetahui hubungan pengetahuan Reproduksi Dengan Pemanfaatan PIK-R
tentang kesehatan reproduksi dengan Pada Mahasiswi di STIKes Baiturrahim
pemanfaatan PIK-R pada mahasiswi di dapat dilihat sebagai berikut
Tabel 2 Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi dengan Pemanfaatan
PIK-R pada Mahasiswi di STIKes Baiturrahim

Pemanfaatan PIK-R
Total P-Value
No Pengetahuan Ya Tidak
f % f % f %
1. Tinggi 8 25.0% 24 75.0% 32 100%
0,001
2. Rendah 36 60.0% 24 40.0% 60 100%
Jumlah 44 47.8% 48 52.2% 92 100%

Tabel 2 diperoleh dari 32 responden Di SMK Kota Padang Tahun 2020


yang pengetahuan tinggi terdapat 75% Berdasarkan hasil dari uji statistik
tidak memafaatkan PIK-R, dari 60 didapatkan nilai p-value (0,001) berarti
respoden yang berpengetahuan rendah bahwa terdapat hubungan antara tingkat
60% responden memanfaatkan pelayanan pengetahuan dengan pemanfaatan
PIK-R. Hasil uji Chi-Square diperoleh p PIK-R.
value = 0,001<(0,05), artinya terdapat (Putri K. D, 2016) dalam hasil
hubungan pengetahuan tentang kesehatan penelitiannya diperoleh ada hubungan
reproduksi dengan pemanfaatan PIK-R yang bermakna antara pengetahuan
pada mahasiswi di STIKes Baiturrahim. tentang kesehatan reproduksi dengan
Pengetahuan yang baik dapat membantu pemanfaatan PIK-KRR (p=0,002).
menurunkan masalah-masalah yang Demikian juga dengan penelitian Dien
sering terjadi pada remaja seperti masalah Gusta Anggraini Nursal, 2020 didapatkan
dampak seks dini, penyakit menular lebih dari setengah responden (52,3%)
seksual (PMS), kehamilan tidak tidak pernah berkunjung atau
diinginkan (KTD), aborsi, HIV dan AIDS dikategorikan tidak memanfaatkan PIK-R.
serta penyalahgunaan NAPZA (BKKBN, Terdapat hubungan yang signifikan antara
2012). tingkat pengetahuan (p=0,001) terhadap
pemanfaatan PIK-R.
PEMBAHASAN Penelitian lainnya, Diella
Hasil Penelitian ini diperoleh Fieryanjodi, 2021. diperoleh bahwa
terdapat hubungan pengetahuan tentang remaja yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan reproduksi dengan pemanfaatan konseling PIK-R memiliki pengetahuan
PIK-R pada mahasiswi di STIKes tentang kesehatan reproduksi yang baik
Baiturrahim.
daripada yang tidak memanfaatkannya
Hasil penelitian ini sejalan dengan
responden menjawab benar sebesar 88,2
penelitian (Nursal et al., 2020) berjudul
% atau 150 responden. Dapat disimpulkan
Pemanfataan Pusat Informasi Dan
bahwa responden sudah tahu bahwa
Konseling Remaja (PIK-R) Oleh Remaja

248
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

dengan memanfaatkan pelayanan yakni penglihatan, pendengaran,


konseling PIK-R mereka akan memiliki penciuman, rasa dan raba dengan
pengetahuan kesehatan reproduksi yang sendiri.Ssalah satu bentuk objek
baik, namun hasil yang didapat dari kesehatan dapat dijabarkan oleh
analisis bivariat didapatkan bahwa pengetahuan yang diperoleh dari
responden dengan pengetahuan pelayanan pengalaman sendiri. Remaja merupakan
PIK-R yang baik dan memanfaatkan PIK- masa transisi seseorang dari masa anak-
R hanya sebesar 37,4% dibandingkan anak untuk menuju masa dewasa. Remaja
dengan yang tidak memaanfaatkan memiliki keunikan dalam tahap
sebesar 62,6 % artinya lebih banyak pertumbuhan dan perkembangannya yang
responden dengan pengetahuan pelayanan pesat secara fisik, psikologis maupun
PIK-R yang baik yang tidak sosial. Remaja merupakan masa yang
memanfaatkan PIK-R daripada yang penuh dengan goncangan dan stres karena
memanfaatkan PIK-R. masalah yang dialami terlihat begitu
Berbeda dengan penelitian peneliti kompleks(Mrl et al., 2019)
sebelumnya, hasil yang diperoleh tidak Menurut (Kumalasari, Intan.,
ada hubungan yang signifikan antara Andhyantoro, 2012) Masa remaja terjadi
Pengetahuan dengan pemanfaatan PIK-R ketika seseorang mengalami perubahan
pada mahasiswa di STIKES Baiturrahim struktur tubuh dari anak-anak menjadi
(M & Fatmawati, 2022). Pada penelitian dewasa (pubertas). Pada masa ini terjadi
mayoritas responden yang kurang suatu perubahan fisik yang cepat disertai
pengetahuan mereka memanfaatkan banyak perubahan, termasuk di dalamnya
pelayanan PIK-R yang diadakan oleh pertumbuhan organ-organ reproduksi
BEM STIKes Baiturrahim (organ seksual) untuk mencapai
Hasil penelitian menurut (Irawan, kematangan yang ditunjukkan dengan
2016) berjudul Gambaran Pengetahuan kemampuan melaksanakan fungsi
Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi reproduksi.
didapatkan hasil penelitian Pengetahuan Kesehatan reproduksi remaja
yang sedang sebanyak (81%). Sedangkan merupakan keadaan sehat dimana
hasil penelitian Hamdari (2018) berjudul berkaitan dengan fungsi, sistem, dan
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi proses reproduksi pada remaja. Sehat
dengan sikap pencegahan terhadap bukan sekedar tidak mempunyai penyakit
kehamilan remaja didapatkan hasil atau tidak cacat tetapi sehat baik mental
penelitian Pengetahuan yang kurang maupun sosial kultural. Selanjutnya,
sebanyak (25%). Penelitian ini juga menurut BKKBN-UNICEF kesehatan
sejalan dengan penelitian menurut Dien reproduksi remaja secara umum adalah
(2020) berjudul Pemanfataan Pusat keadaan sehat baik pada fungsi lalu sistem
Informasi Dan Konseling Remaja (Pik-R) serta proses reproduksi pada remaja laki-
Oleh Remaja Di SMK Kota Padang Tahun laki dan perempuan saat usia 10-24 tahun.
2020 didapatkan hasil penelitian Masalah kesehatan reproduksi remaja
pemanfaatan PIK yang baik sebanyak yang kerap ditemui adalah kehamilan
(39,8%). yang tidak dikehendaki, mengandung dan
Menurut (Notoatmodjo, 2014) melahirkan di usia muda, permasalahan
Pengetahuan adalah merupakan hasil penyakit menular seksual, tindakan
“tahu” dan itu terjadi setelah orang kekerasan seksual, free sex, aborsi,
mengadakan pengindraan terhadap suatu kondisi remaja yang tidak menunjang
objek tertentu. Pengindraan terhadap kehamilan yang sehat, dan resiko
objek terjadi melalui panca indra manusia

249
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

komplikasi kehamilan dan sebaya juga merupakan salah satu sarana


persalinan.(Nursal et al., 2020). informasi yang efektif untuk remaja guna
Di Indonesia, pendidikan kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja
reproduksi remaja terintegrasi dalam Kerjasama dengan Dinas Kesehatan atau
kurikulum yang ada disekolah; intra- Puskesmas setempat juga dapat
kurikulum, ekstra-kurikulum, dan menambah wawasan tentang kesehatan
bimbingan konseling. Beberapa materi reproduksi remaja, sehingga nantinya
terkait kesehatan reproduksi dan remaja mahasiswa anggota PIK-R diharapkan
ada dalam mata pelajaran biologi, mampu menjadi konselor atau pun
kesehatan jasmani dan agama. pendidik sebaya yang dapat memberikan
Keberagaman dalam pendidikan penyuluhan kepada temannya.
kesehatan reproduksi remaja akan
rnemungkinkan adanya perbedaan hasil SIMPULAN
(output) dari pendidikan tersebut, meliputi Kesimpulan dari penelitian ini
pengetahuan, sikap, maupun perilaku adalah mayoritas mahasiswi memiliki
terkait kesehatan reproduksi remaja, status gizi baik, pengetahuan tentang
seperti salah satu contohnya adalah kesehatan reproduksi yang kurang dan
perilaku seksual berisiko. Pentingnya terdapat hubungan pengetahuan tentang
remaja mempersiapkan kehidupan kesehatan reproduksi dengan pemanfaatan
reproduksi yang sehat dan bertanggung PIK-R pada mahasiswi di STIKes
Baiturrahim
jawab yang meliputi persiapan fisik,
psikis, dan sosial untuk menikah dan
SARAN
menjadi orangtua pada usia yang matang
Disarankan kepada mahasiswi
(Pusdatin, 2017).
untuk mencari sumber informasi baik
PIK Remaja merupakan wadah melalui media cetak maupun elektronik,
kegiatan pembinaan ketahanan remaja mengikuti kegiatan seminar tentang
dalam rangka penyiapan kehidupan kesehatan reproduksi sehingga dapat
berkeluarga bagi remaja yang dikelola meningkatkan pengetahuan. Kepada
dari, oleh dan untuk remaja (Direktorat Institusi dapat menambah media informasi
bina ketahanan remaja, 2020). melalui media cetak/online/poster
Keberadaan dan peranan PIK Remaja dilingkungan kampus serta mengaktifkan
dilingkungan remaja sangat penting kegiatan PIK-R memlaui bidang
artinya dalam membantu remaja untuk kemahasiswaan.
memperoleh informasi dan pelayanan
konseling kehidupan berkeluarga bagi DAFTAR PUSTAKA
remaja Dari Hasil penelitian diperoleh Ahyani Latifah Nur, & Rr, A. D. (2018).
masih banyak responden yang kurang Buku Ajar Psikologi Perkembangan
memahami tentang kesehatan reproduksi, Anak dan Remaja. Universitas Muria
disarankan kepada responden lebih Kudus.
banyak membaca buku terkait kesehatan Ali,M. &Asrori, M. (2014). Psikologi
reproduksi. Remaja Perkembangan Peserta
Dengan adanya Pendidikan Didik. Buki Aksara.
Kesehatan diharapkan dapat Arini Ketut Novia, A. K. D. (2016).
meningkatkan pengetahuan sehingga Hubungan pengetahuan dengan sikap
terjadi perubahan perilaku positif pada remaja terhadap pemanfaatan
remaja terutama dalam Kesehatan program pusat informasi dan
reproduksi. Keaktifan peran pendidik konseling kesehatan reproduksi

250
Tina Yuli Fatmawati, Nel Efni, Filius Chandra Status Gizi dan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
JABJ, Vol. 11, No. 2, September 2022, 243-251 terhadap Pemanfaatan Pusat Informasi dan
Konseling Remaja (PIK-R)

remaja (PIK-KRR) di SMA Negeri 1 Masyarakat Indonesia, 1(3), 111–


Kuta. Jurnal Genta Kebidanan. 120.
Badan Kependudukan dan Keluarga http://jurnal.iakmi.id/index.php/IJK
Berencana Nasional. (2019). Buku MI/article/view/115
Pegangan Pendidik sebaya/fasilitator Pusdatin. (2017). Infodatin Reproduksi
Pusat Informasi dan Konseling Remaja-Ed.Pdf. In Situasi Kesehatan
Remaja ( Pik-R). In A psicanalise dos Reproduksi Remaja (p. 1).
contos de fadas. Tradução Arlene https://www.kemkes.go.id/download
Caetano. BKKBN. .php?file=download/pusdatin/infoda
BKKBN. (2012). Pedoman Pengelolaan tin/infodatin reproduksi remaja-
Pusat Informasi dan Konseling ed.pdf
Remaja dan Mahasiswa (PIK Putri K. D, W. L. (2016). Hubungan
Remaja/Mahasiswa). In Bkkbn. Pengetahuan Dan Sikap Tentang
Direktorat Bina Ketahanan Remaja. Kesehatan Reproduksi Dengan
Pemanfaatan Pusat Informasi Dan
Irawan, E. (2016). Gambaran Konseling Kesehatan Reproduksi
Pengetahuan Remaja Tentang Remaja (Pik-Krr).
Kesehatan Reproduksi Di Desa
Kertajaya. Jurnal Keperawatan BSI,
4(1), 26–31.
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/inde
x.php/jk/article/view/313/304
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Buku
Pintar Kesehatan & Gizi.
Kementerian Kesehatan RI.
Kumalasari, Intan., Andhyantoro, I.
(2012). Kesehatan reproduksi untuk
Mahasiswa kebidanan dan
keperawatan. Salemba Medika.
M, R., & Fatmawati, T. Y. (2022).
Pengetahuan Tentang Kesehatan
Reproduksi terhadap Pemanfaatan
Pusat Informasi dan Konseling
Remaja (PIK-R). Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi,
22(1), 427.
https://doi.org/10.33087/jiubj.v22i1.
2091
Mrl, A., Jaya, I. M. M., & Mahendra, D.
(2019). BUKU AJAR PROMOSI
KESEHATAN
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku
Kesehatan. Rineka Cipta.
Nursal, D. G. A., Mardatillah, M., &
Pratiwi, S. D. (2020). Pemanfataan
Pusat Informasi Dan Konseling
Remaja (Pik-R) Oleh Remaja Di
SMK Kota Padang Tahun 2020.
IAKMI Jurnal Kesehatan

251

You might also like