Jurnal Yurnita 123456789

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL MELALUI


KEGIATAN BERMAIN PERAN MIKRO PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK MAWAR KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Yurnita, Daviq Chairilsyah, Raja Arlizon


yurnitay@gmail.com(082288444690),

Teacher Education Courses For Early Childhood Education


Faculty of Teacher Training and Education
University of Riau

Abstract: This research is aimed at 1) To know whether the interpersonal


ability of children can be improved through the implementation of Micro Role
Playing activities for children aged 5-6 years in Kawar Kampung Kampar
Kampar, 2) To know the implementation of Micro Role Playing activities in
improving Interpersonal skills of children aged 5-6 years in Kindergarten Mawar
Kampar Sub-district Kampar District, and 3) To know the magnitude of
improvement of interpersonal skills of children through activities Role of Micro
play on children aged 5-6 years in Kindergarten Mawar Kampar District Kampar.
Type of research used PTK (Classroom Action Research). Based on the result of
the research, it is known that the activity of Role Playing of Mikrodapat improve
the interpersonal ability of children aged 5-6 years l in Kindergarten Mawar
Kampar District Kampar Regency. Interpersonal skills of children aged 5-6 years l
in Kindergarten Mawar Kampar District Kampar District before activities through
activities Role Play Microcryptography began to develop meaning in general
interpersonal skills of children is still low. After the activity through the activities
of Role Playing Mikropada cycle I criteria begin to develop and cycle II criteria
develop very well mean in classical or in general interpersonal ability of child
already high. Increased ability to recognize the concept of numbers obtained from
before the action to cycle I increased by 49.89%. While the improvement of
interpersonal skills from cycle I to cycle II is 46.03% in the category of Start of
Developing, and overall improvement of interpersonal ability from pre cycle to
cycle II is 118,89% is in very good developing category.

Keywords: Interpersonal Skill, Role Playing Micro


2

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERPERSONAL MELALUI


KEGIATAN BERMAIN PERAN MIKRO PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN
DI TK MAWAR KECAMATAN KAMPAR KABUPATEN KAMPAR

Yurnita, Daviq Chairilsyah, Raja Arlizon


yurnitay@gmail.com(082288444690),

Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Abstrak: Penelitian ini bertujuan 1) Untuk mengetahui apakah


kemampuan interpersonal anak dapat ditingkatkan melalui penerapan kegiatan
Bermain Peran Mikro pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, 2) Untuk mengetahui pelaksanaan
kegiatan Bermain Peran Mikro dalam meningkatkan kemampuan interpersonal
anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar, dan 3) Untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan
interpersonal anak melalui kegiatan Bermain Peran Mikro pada anak usia 5-6
tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.
Jenis penelitian yang digunakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Berdasarkan
hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan Bermain Peran Mikrodapat
meningkatkan kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun l di Taman Kanak-
kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Kemampuan interpersonal
anak usia 5-6 tahun l di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar sebelum kegiatan melalui kegiatan Bermain Peran
Mikroberkriteria mulai berkembang artinya secara umum kemampuan
interpersonal anak masih rendah. Sesudah kegiatan melalui kegiatan Bermain
Peran Mikropada siklus I berkriteria mulai berkembang dan siklus II berkriteria
berkembang sangat baik artinya secara klasikal atau secara umum kemampuan
interpersonal anak sudah tinggi. Peningkatan kemampuan mengenal konsep
bilangan yang diperoleh dari sebelum dilakukannya tindakan ke siklus I
peningkatan sebesar 49,89%. Sedangakan peningkatan kemampuan interpersonal
dari siklus I ke siklus II sebesar 46,03% berada pada kategori Mulai Berkembang,
dan secara keseluruhan peningkatan kemampuan interpersonal dari pra siklus ke
siklus II sebesar 118,89% berada pada kategori berkembang sangat baik.

Kata Kunci : Kemampuan Interpersonal, Bermain Peran Mikro


3

PENDAHULUAN
Kemampuan interpersonal sangat dibutuhkan oleh setiap individu atau
manusia dalam bersosialisasi. Seiring dengan berjalannya waktu, setiap manusia
pasti akan merasa dituntut untuk bersosialisasi, dalam arti melakukan hubungan
satu sama lain. Manusia pasti akan merasakan hubungan sosial, hanya apakah
manusia itu mampu atau tidak di dalam bersosialisasi.
Kemampuan dalam bersosialisasi bisa di bina dan di arahkan pada usia dini.
Kemampuan interpersonal yang sudah di kuasai akan diwujudkuan dalam bentuk
kecerdasan interpersonal, dengan kata lain kecerdasan interpersonal merupakan
perwujudan dari kemampuan interpersonal yang meningkat. Saat ini orang tua,
ahli pendidikan, masyarakat dan pemerintah mulai memberikan perhatian khusus
terhadap pendidikan pada anak usia dini. Dimasa inilah, proses pemahaman
konsep tentang interpersonal terjadi. Anak akan belajar dari apa yang telah
diberikan orang dewasa. Masa-masa ini merupakan masa yang sangat penting
dalam memberikan pendidikan bagi anak usia dini. Tertulis dalam Pasal 1 Butir
14 Undang-undang No. 0/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang
menyebutkan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD) merupakan suatu upaya
yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan untuk memasuki
jenjang pendidikan lebih lanjut.
Kecerdasan interpersonal merupakan salah satu kemampuan yang harus
dikembangkan dan dibina selama proses pendewasaan anak guna terciptanya
kesiapan anak untuk menghadapi pendidikan lanjut. Tanpa adanya pembinaan
yang baik, dapat memungkinkan bagi individu tersebut untuk berperilaku dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan norma masyarakat. Kurangnya kecerdasan
interpersonal merupakan salah satu akar penyebab tingkah laku yang tidak
diterima secara sosial. Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah
cenderung tidak peka, tidak peduli, egois dan menyinggung perasaan orang lain.
Hal tersebut apabila dibiarkan terus menerus tanpa adanya kendali tidak menutup
kemungkinan mengakibatkan adanya masalah yang akan terus berlanjut dan
bahkan bertambah buruk (Hartati, 2009)..
Pentingnya bermain bagi prkembangan anak usia dini sangat memerlukan
dukungan baik dari segi sarana dan prasarana sebagai fasilitas proses
pembelajaran, maupun dari segi kegiatan yang disajikan untuk menunjang
pertumbuhan dan perkembangan anak didik sehingga dapat berkembang secara
optimal. Kegiatan bermain merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan
kemampuan sosial anak yang perlu dirancang sedemikian rupa sehingga menjadi
suatu kegiatan yang menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan minat dan
kemauan anak dalam bemain.
Permainan adalah alat bagi anak untuk menjelajah dunia, dari yang tidak
anak kenali sampai kepada yang anak ketahui dan dari yang tidak dapat dibuatnya
sampai melakukannya. Karena dalam permainan ini selain memenuhi kebutuhan
naluri, bermain juga sebagai sumber yang mutlak untuk mengembangkan seluruh
aspek perkembangan anak. Guru dapat pula menciptakan suatu alat permainan
yang dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan anak usia Taman
4

Kanak-kanak untuk bereksplorasi dalam mengekspresikan dirinya dengan bebas


tanpa merasakan adanya paksaan. Oleh karena itu, sarana alat bermain merupakan
hal yang penting dan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan untuk kelangsungan
pendidikan Taman Kanak-kanak.
Melalui kegiatan bermain kita dapat mengembangkan kemampuan
interpersonal anak sehingga nak dapat diterima dilingkungannya. Perkembangan
kemampuan interpersonal yang dikembangkan di TK Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar diantaranya adalah perkembangan sosial yang baik dan sopan
dengan orang dewasa, tidak mengganggu teman, mudah bergaul/ berteman, selalu
bersikap ramah, membedakan mana yang benar dan salah pada suatu persoalan,
berlatih hormat kepada orang tua, guru, teman, atau orang dewasa lainnya, mau
mengalah, memiliki toleransi terhadap sesama, mau bermain dengan teman, sabar
menunggu giliran, dapat dibujuk, tidak cengeng, dapat mengendalikan emosi
dengan cara yang wajar, menghibur teman yang sedih, dan mendoakan teman
yang sakit.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di TK Mawar Kecamatan
Kampar, ditemui gejala-gejala atau fenomena yaitu, anak tidak mudah
bergaul/berteman dengan teman sebayanya, sering kali anak memilih-milih teman
untuk diajak bermain, bermain dengan satu teman dan tidak mengizinkan teman
lain untuk ikut bermain bersamanya, berbicara yang tidak baik dengan sesama
teman,tidak mudah meminta maaf dan tidak mau memaafkan, dan tidak mau
bercerita dengan teman-temannya walaupun sudah diajak bercerita. Oleh sebab
itu, perlu adanya upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan
interpersonal anak usia dini adalah melalui kegiatan bermain peran.
Secara konsep, ada dua jenis main peran yaitu, main peran mikro dan
main peran makro. Main peran mikro yaitu anak memainkan peran melalui alat
bermain atau benda yang berukuran kecil. Sedangkan main peran makro yaitu
anak bermain menjadi tokoh menggunakan alat berukuran seperti sesungguhnya
yang digunakan anak untuk menciptakan dan memainkan peran-peran. Main
peran adalah main pura-pura. Sebuah kegiatan bisa disebut dengan main peran
jika ada kualitas pura-pura. Main peran bisa dilakukan mulai dari hal yang sangat
sederhana misalnya dengan mengibaratkan bantal menjadi setir mobil sampai ke
kegiatan main peran yang kompleks dengan menggunakan cerita atau skenario.
Kegiatan bermain peran mikro merupakan kegiatan bermain yang
menggunakan media mini sebagai alat peraganya, namun dalam kegiatan bermain
ini, terdapat langkah-langkah yang perlu diketahui agar dapat berjalan sesuai
dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Nurani (2010;82) langkah-langkah
kegiatan bermain peran mikro sebagai berikut:
a. Guru mengumpulkan anak-anak untuk diberikan pengarahan dan aturan-
aturan serta tata tertib dalam bermain
b. Guru membicarakan alat-alat yang akan digunakan oleh anak-anak untuk
bermain
c. Guru memberikan pengarahan sebelum bermain dan mengabsen anak-anak
serta menghitung jumlah anak bersama-sama
5

d. Guru memberikan tugas kepada anak-anak sebelum bermain menurut


kelompoknya agar anak tidak saling berebut dalam bermin. Anak diberikan
penjelasan mengenai alat-alat bermain yang sudah disediakan
e. Guru sudah menyiapkan anak-anak permainan yang akan digunakan
sebelum anak mulai bermain.
f. Anak bermain sesuai dengan perannya
g. Guru hanya mengawasi, mendampingi anak dalam bermain apabila
dibutuhkan anak guru membantunya, guru tidak banyak bicara dan tidak
banyak membantu anak
h. Setelah waktu bermain hampir habis, guru dapat menyiapkan berbagai
macam buku cerita sementara guru merapikan permainan dengan dibantu
beberapa anak
Menurut Musfiroh (2005:195) menyatakan bahwa “berkaitan dengan
perkembangan bahasa anak usia 5-6 tahun, permainan bermain peran mikro
merupakan permainan yang sangat baik untuk meningkatkan kecerdasan bahasa
anak”. Permainan ini merangsang kecerdasan anak dalam berekspresi dan
berkompeten sekaligus. Dengan adanya teori di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa kegiatan bermain dapat membantu meningkatkan keterampilan berbicara
anak.
Selain itu, Vigotsky (Mutiah 2012:115) juga mengemukakan bahwa
bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, make believe, fantasi,
imajinasi atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial
dan emosi pada usia tiga sampai enam tahun. Dalam kegiatan bermain peran
memiiki banyak manfaat salah satunya yaitu meningkatkan kemampuan
berbahasa. Menurut Moeslichatoen (2004:38) mengungkapkan bahwa : “bermain
peran adalah bermain yang menggunakan daya kahayal yaitu, dengan memakai
bahasa atau berpura-pura bertingkah laku layaknya benda-benda tertentu”.
Dari fenomena-fenomena atau gejala-gelajala tersebut di atas, terlihat
rendahnya kemampuan anak dalam perkembangan sosial. Olehkarena itu, peneliti
tertarik ingin meakukan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan
Interpersonal Melalui Kegiatan Bermain Peran Mikro pada Anak Usia 5-6 Tahun
di TK Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar Kabupaten Kampar”.
Penelitian ini mempunyai rumusan masalah 1) Apakah penerapan kegiatan
Bermain Peran Mikro dapat meningkatkan kemampuan interpersonal anak usia 5-
6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?,
2) Bagaimanakah penerapan kegiatan Bermain Peran Mikro dalam meningkatkan
kemampuan interpersonal Anak Usia 5-6 Tahun di Taman Kanak-kanak Mawar
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?, 3) Berapa besar peningkatan
kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun melalui kegiatan Bermain Peran
Mikro di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar?
Sesuai dengan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah 1)
Untuk mengetahui apakah kemampuan interpersonal anak dapat ditingkatkan
melalui penerapan kegiatan Bermain Peran Mikro pada anak usia 5-6 tahun di
Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 2) Untuk
mengetahui pelaksanaan kegiatan Bermain Peran Mikro dalam meningkatkan
kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar
6

Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. 3) Untuk mengetahui besarnya


peningkatan kemampuan interpersonal anak melalui kegiatan Bermain Peran
Mikro pada anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tindakan kelas
yang peneliti lakukan pada penelitian adalah penerapan kegiatan Bermain Peran
Mikrountuk meningkatkan kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun l
melalui kegiatan Bermain Peran Mikro di Taman Kanak-kanak Mawar
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar, dan diamati oleh observer. Tempat
dilaksanakan penelitian ini adalah di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar. Adapun waktu penelitian ini terhitung mulai dari
bulan Februari sampai April 2017.
Subjek penelitian ini adalah anak-anak yang berusia 5-6 tahun dengan
jumlah 15 orang anak terdiri dari 7 orang anak laki-laki dan 8 orang anak
perempuan. Penelitian ini bermaksud untuk mengungkapkan peningkatan
kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Untuk itu diperlukan alat pengumpulan
data/instrumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah observasi. Teknik analisis data menggunakan rumus persentase.
Posrate−Baserate
P= x 100 %
Baserate
Keterangan:
P = Persentase peningkatan
Posrate = Nilai sesudah dilakukan tindakan
Baserate = Nilai sebelum dilakukan tindakan
100% = Bilangan Tetap
Untuk menentukan keberhasilan aktivitas guru dan aktivitas anak selama
proses pembelajaran diolah dengan menggunakan rumus persentase, yaitu sebagai
berikut (Anas Sudijono, 2010):
F
P= x 100 %
N
Keterangan:
f = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
P = Angka persentase
100% = Bilangan Tetap
Dalam menentukan kriteria penilaian tentang hasil penelitian aktivitas
guru selama proses pembelajaran dengan penerapan kegiatan Kegiatan Bermain
Peran Mikro, maka dilakukan pengelompokkan atas 4 kriteria penilaian yaitu
sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi dan rendah. Adapun kriteria menurut Aqib
(2009) persentase tersebut yaitu sebagai berikut:
a. 76% - 100% tergolong baik (B)
b. 56% – 75% tergolong cukup (C)
c. 55% tergolong kurang (K)
7

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum peneliti melaksanakan siklus I, peneliti melakukan pengamatan
langsung terhadap kegiatan anak pada bulan Januari 2017. Dari observasi tersebut
kemampuan interpersonal anak Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar berada pada kategori belum berkembang. Rendahnya
kemampuan interpersonal anak di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar merupakan titik tolak bagi peneliti untuk
meningkatkan kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun melalui melalui
Kegiatan Bermain Peran Mikro. Sebelum penerapan dapat dilihat pada tabel skor
dasar atau data awal berikut:

Tabel 1. Data Awal Kemampuan interpersonal Anak

Pra Siklus
No Indikator Skor Skor % Kategori
Ideal Faktual
Mentaati aturan kelas (kegiatan, 60 MB
1 23 38.3
aturan)
2 Bermain dengan teman sebaya 60 23 38.3 MB
Mengetahui perasaan temannya 60 MB
3 21 35.0
dan merespon secara wajar
4 Berbagi dengan orang lain 60 21 35.0 MB
Menghargai hak/pendapat/karya 60 MB
5 23 38.3
orang lain
6 Bersikap kooperatif dengan teman 60 22 36.7 MB
7 Menunjukkan sikap toleran 60 24 40.0 MB
Jumlah 420 157 261.7
Rata-rata 60.0 22.4 37.38 MB

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari rendahnya skor faktual yang
dicapai, yaitu hanya mencapai angka 157 atau 37,38% dengan kriteria belum
berkembang, karena berada pada rentang 26%-55%. Berdasarkan hasil observasi
tersebut, maka peneliti memutuskan untuk mengoptimalkan kemampuan
interpersonal anak melalui melalui Kegiatan Bermain Peran Mikro.

Siklus I

Untuk melihat kemampuan interpersonal anak melalui kegiatan Bermain


Peran Mikroyang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
8

Tabel 2. Rekapitulasi Kemampuan interpersonal anak Siklus I

Siklus I Siklus I Siklus I


Rata-rata
No Indikator P1 P2 P3
Skor % Skor % Skor %
Skor %
1 Mentaati aturan kelas 23 38.33 36 60.00 42 70.00
34 56.11
(kegiatan, aturan)
2 Bermain dengan teman 30 50.00 35 58.33 41 68.33 35 58.89
sebaya
3 Mengetahui perasaan 27 45.00 34 56.67 40 66.67 34 56.11
temannya dan merespon
secara wajar
4 Berbagi dengan orang lain 23 38.33 37 61.67 43 71.67 34 57.22
5 Menghargai 24 40.00 34 56.67 38 63.33 32 53.33
hak/pendapat/karya orang
lain
6 Bersikap kooperatif dengan 30 50.00 35 58.33 37 61.67 34 56.67
teman
7 Menunjukkan sikap toleran 25 41.67 34 56.67 38 63.33 32 53.89
Jumlah 182 303.33 245 408.33 279 465.00 235 392
Rata-rata 26.00 43.33 35.00 58.33 39.86 66.43 33.62 56.03
Kriteria MB BSH BSH BSH

Berdasarkan tabel 2, menunjukan bahwa kemampuan interpersonal anak


usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten
Kampar dalam tiap pertemuan mengalami peningkatan, hal ini di tunjukan
sebagaimana kemampuan interpersonal anak pada anak pada pertemuan pertama
mencapai rata-rata 43,33% berada pada kategori mulai berkembang, namun pada
pertemuan kedua kemampuan interpersonal pada anak mengalami peningkatan
yang lebih baik yakni mencapai rata-rata 58,33% berada pada ketegori
berkembang sesuai harapan dan pada pertemuan ketiga kemampuan interpersonal
pada anak mengalami peningkatan yakni mencapai rata-rata 66,43% berada pada
berkembang sesuai harapan, secara keseluruhan siklus I kemampuan interpersonal
pada anak hanya mencapai rata-rata 56,03% pada kategori berkembang sesuai
harapan.

Siklus II

Untuk melihat kemampuan interpersonal anak melalui kegiatan Bermain


Peran Mikro yang dilaksanakan di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar dapat dilihat pada tabel berikut ini:
9

Tabel 3. Rekapitulasi Kemampuan interpersonal anak Siklus II

Siklus II P
No Indikator Siklus II P 1 Siklus II P 2 3 Rata-rata
Skor % Skor % Skor % Skor %
1 Mentaati aturan kelas 42 70.00 51 85.00 56 93.33 75 82.78
(kegiatan, aturan)
2 Bermain dengan teman 45 75.00 46 76.67 56 93.33 74 81.67
sebaya
3 Mengetahui perasaan 40 66.67 50 83.33 55 91.67 73 80.56
temannya dan merespon
secara wajar
4 Berbagi dengan orang lain 46 76.67 49 81.67 54 90.00 75 82.78
5 Menghargai 41 68.33 51 85.00 55 91.67 74 81.67
hak/pendapat/karya orang
lain
6 Bersikap kooperatif dengan 43 71.67 50 83.33 53 88.33 73 81.11
teman
7 Menunjukkan sikap toleran 44 73.33 49 81.67 55 91.67 74 82.22
Jumlah 301 502 346 576.67 384 640 516 573
Rata-rata 43.0 71.67 49.43 82.38 54.86 91.43 73.64 81.83
Kriteria BSH BSB BSB BSB

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa kemampuan interpersonal


anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar dalam tiap pertemuan mengalami peningkatan, hal ini di
tunjukan sebagaimana kemampuan interpersonal pada anak pada pertemuan
pertama mencapai rata-rata 71,67% berada pada kategori berkembang sesuai
harapan, namun pada pertemuan kedua kemampuan interpersonal pada anak
mengalami peningkatan yang lebih baik yakni mencapai rata-rata 82,38% berada
pada ketegori berkembang sangat baik dan pada pertemuan ketiga kemampuan
interpersonal pada anak mengalami peningkatan yakni mencapai rata-rata 91,43%
berada pada kategori berkembang sangat baik, secara keseluruhan siklus II
kemampuan interpersonal pada anak hanya mencapai rata-rata 81,83% berada
pada kategori berkembang sangat baik.

Analisis Data

Dari hasil observasi perkembangan aspek yang diamati pada pra siklus
terdapat nilai rata-rata 37,38 dan pada siklus I terdapat nilai rata-rata 56,03.
Setelah dianalisis terjadi peningkatan sebesar 49,89% dari sebelum siklus ke
siklus I. Untuk mengetahui nilai rata-rata anak digunakan rumus sebagai berikut :
Persentase dari data awal ke Siklus I sebagai berikut:
56,03−37,38
P= x 100 %
37,38
18,65
P= x 100 %
37,38
P=0. 4989 x 100 %
10

P=49,89 %
Dari hasil observasi perkembangan aspek yang diamati pada siklus 1
terdapat nilai rata-rata 56,03 dan pada siklus II terdapat nilai rata-rata 81,83.
Setelah dianalisis terjadi peningkatan sebesar 46,03% dari siklus I ke siklus II.
Untuk mengetahui nilai rata-rata anak digunakan rumus sebagai berikut :
Persentase dari siklus pertama ke siklus kedua sebagai berikut:
81 . 83−56 . 03
P= x 100 %
56 .03
25 . 79
P= x 100 %
56 . 03
P=0. 4603 x 100 %
P=46 . 03 %
Dari hasil observasi perkembangan aspek yang diamati pada sebelum
siklus terdapat nilai rata-rata 37,38 dan pada siklus II terdapat nilai rata-rata 81,83.
Setelah dianalisis terjadi peningkatan sebesar 118,89% dari data awal ke siklus II.
Untuk mengetahui nilai rata-rata anak digunakan rumus sebagai berikut
Persentase dari pra siklus ke siklus kedua sebagai berikut:
8 1 .83−37,38
P= x 100 %
37 .38
44,44
P= x 100 %
37 . 38
P=1 . 189 x 100 %
P=118 . 89 %

Dengan adanya peningkatan persentase pada setiap pertemuan, maka hal


ini menunjukkan bahwa melalui melalui Kegiatan Bermain Peran Mikrodapat
meningkatkan kemampuan interpersonal pada anak uisa 5-6 tahun di Taman
Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar.

Pembahasan Hasil Penelitian


Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa kegiatan Bermain
Peran Mikro dapat meningkatkan kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun l
di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar. Sejalan
dengan hasil penelitian Giyatni (2013), menyimpulkan bahwa ada peningkatan
secara signifikan. Pada kegiatan bermain peran yang dilakukan pra siklus 57,03%,
setelah pelaksanaan tindakan siklus I sudah meningkat menjadi 64,46 % dan pada
siklus II sudah menjadi lebih meningkat menjadi 90,62 % dan kegiatan yang
dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan tindakan mendapat respon dari anak yang
positif, sehingga anak antusias dalam melaksanakan kegiatan karena pembelajaran
yang dilakukan oleh guru lebih kreatif, inovatif dan menyenanagkan.
11

Menurut Nurani (2010) kegiatan bermain peran mikro adalah “kegiatan


yang berfokus pada kegiatan dramatisasi dengan alat-alat permainan yang
berukuran kecil/mini, seperti: boneka-boneka mini, rumah-rumahan mini,
pesawat-pesawat mini dan sebagainya”. Sedangkan menurut Vygotsky (Mutiah,
2012) mengemukakan bahwa peran mikro adalah “kegiatan dimana anak
menggerak-gerakan benda-benda berukuran kecil untuk menyusun adegan, saat
anak bermain peranmikro anak belajar untuk menghubungkan dan mengambil
sudut pandang dari orang lain.
Menurut Padmonodewo (Hartati, 2005) bahwa peran guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pengamat guru harus melakukan observasi
bagaimana interaksi yang terjadi antara anak dan antara anak dengan alat
permainan. Guru harus mengamati berapa lama anak bermain dan apakah anak
mendapatkan kesulitan dalam bermain dan bergaul dengan temannya. Montolalu
(2007) menambahkan bahwa bermain merupakan media yang amat diperlukan
untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intlektual melalui
pengalaman yang memperkaya cara berpikir anak-anak. Permainan adalah alat
bagi anak untuk menjelajahi dunianya, dari yang tidak ia kenali sampai pada ia
ketahui dan dari yang tidak dapat diperbuatnya, sampai mampu melakukannya.
Ada beberapa penggolongan kegiatan bermain pada anak usia dini yaitu: kegiatan
bermain didasarkan pada dimensi perkembangan sosial anak, dan kegiatan
bermain yang didasarkan pada kegemaran anak.
Hasil penelitian selanjutnya adalah kemampuan interpersonal anak usia 5-
6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar
sebelum kegiatan melalui kegiatan Bermain Peran Mikroberkriteria mulai
berkembang artinya secara umum kemampuan interpersonal anak masih rendah.
Sesudah kegiatan melalui kegiatan Bermain Peran Mikro pada siklus I berkriteria
berkembang sesuai harapan dan siklus II berkembang sangat baik, artinya secara
klasikal atau secara umum kemampuan interpersonal anak sudah tinggi. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Hanisah (2014), bahwa dengan melalui kegiatan
berceritera berbantuan media ceritera film/VCD dapat meningkatkan kecerdasan
intrapersonal anak. Pembelajaran dengan menggunakan media film/VCD
hendaknya dapat diterapkan di sekolah, sehingga pembelajaran di sekolah menjadi
lebih menarik dan tidak monoton agar mencapai hasil yang diharapkan. Anitalia
Destriati (2014) menambahkan bahwa kecerdasan interpersonal anak meningkat
setelah adanya tindakan melalui metode proyek . Pada saat dilakukan observasi
pra tindakan, persentase kecerdasan interpersonal sebesar 46,6% mengalami
peningkatan sebesar 4,97% menjadi 51,57% dan pelaksanaan Siklus II mengalami
peningkatan sebesar 28,96% menjadi 80,53%. Langkah -langkah yang ditempuh
sehingga kecerdasan interpersonal anak meningkat : kegiatan pra-pengembangan,
kegiatan pengembangan, dan kegiatan penutup. Pemberian pengarahan aktif
dilakukan pada saat kegiatan pengembangan dan pemberian reward pada saat
kegiatan penutup.
Menurut Piaget (dalam Sudarna, 2014), perkembangan merupakan suatu
proses yang bersifat kumulatif. Artinya, perkembargan terdahulu akan menjadi
dasar bagi perkembangan selanjutnya. Dengan demikian, apabila teriadi hambatan
pada perkembangan terdahulu maka perkembangan selaniutnya akan memperoleh
12

hambatan. Dalam masa pendidikan usia dini keterampilan sosial merupakan


pondasi penting dalam pembentukan untuk menjadi orang dewasa dan
bertanggung jawab,peduli kepada orang lain, dan produktif.
Hasil penelitian terakhir adalah dalam pengujian hipotesis dapat dilihat
peningkatan yang diperoleh dari setiap siklusnya. Dimana peningkatan
kemampuan interpersonal yang diperoleh dari pra siklus ke siklus I peningkatan
sebesar 49,89%. Sedangkan peningkatan kemampuan interpersonal dari siklus I
ke siklus II sebesar 46,03% berada pada kategori mulai berkembang, dan secara
keseluruhan peningkatan kemampuan interpersonal dari pra siklus ke siklus II
sebesar 118,89%. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian menurut
Ahmad Zainul Irfan (2016), kegiatan bermain peran memiliki peranan dalam
pengembangan kecerdasan interpersonal anak. Giyatni (2013) menambahkan
bahwa terdapat peningkatan secara signifikan. Pada kegiatan bermain peran yang
dilakukan pra siklus 57,03%, setelah pelaksanaan tindakansiklus I sudah
meningkat menjadi 64,46 % dan pada siklus II sudah menjadi lebih meningkat
menjadi 90,62 % dan kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
tindakan mendapat respon dari anak yang positif, sehingga anak antusias dalam
melaksanakan kegiatan karena pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih
kreatif, inovatif dan menyenanagkan
Sesuai dengan pendapat Pamudji (2007) kerjasama pada hakikatnya
mengindikasikan adanya dua pihak atau lebih yang berinteraksi secara dinamis
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan perkembangan
sosial anak dapat ditingkatkan melalui permainan ular naga, karena anak diberikan
kesempatan untuk bermain dengan sesama teman-temannya dan melihat
kemampuan anak dalam bekerjasama dalam melakukan permainan.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI


Simpulan
1. Kegiatan Bermain Peran Mikrodapat meningkatkan kemampuan interpersonal
anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar Kecamatan Kampar
Kabupaten Kampar.
2. Kemampuan interpersonal anak usia 5-6 tahun di Taman Kanak-kanak Mawar
Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar sebelum kegiatan melalui kegiatan
Bermain Peran Mikro berkriteria mulai berkembang artinya secara umum
kemampuan interpersonal anak masih rendah. Sesudah kegiatan melalui
kegiatan Bermain Peran Mikro pada siklus I berkriteria berkembang sesuai
harapan dan II berkriteria berkembang sangat baik artinya secara klasikal atau
secara umum kemampuan interpersonal anak sudah tinggi. Tiap siklus
dilakukan menjadi tiga kali pertemuan.
3. Dalam pengujian hipotesis dapat dilihat peningkatan yang diperoleh dari
setiap siklusnya. Dimana peningkatan kemampuan interpersonal yang
diperoleh dari pra siklus ke siklus I peningkatan sebesar 49,89%. Sedangkan
peningkatan kemampuan interpersonal dari siklus I ke siklus II sebesar
46,03% berada pada kategori mulai berkembang, dan secara keseluruhan
13

peningkatan kemampuan interpersonal dari pra siklus ke siklus II sebesar


118,89%.
Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas maka peneliti menyampaikan rekomendasi
sebagai berikut:
1. Bagi guru agar dapat mengembangkan kegiatan belajar mengajar yang lebih
kreatif memotivasi anak dapat meningkatkan kemampuan interpersonal anak.
Kegiatan pembelajaran harus menarik perhatian anak seperti pada penelitian
bermain menggunakan kegiatan bermain peran mikro.
2. Bagi sekolah agar sekolah bisa melakukan supervisi terhadap guru untuk bisa
memberi pembekalan bagi guru dalam menciptakan dan menemukan serta
memiliki media kegiatan bermain peran mikro yang tersedia di alam yang
tepat guna dan menyenangkan.
3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan untuk meneliti lebih dalam mengenai
peningkatan kemampuan interpersonal anak dengan media bermain yang
lainnya

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Zainul Irfan. 2016. Kegiatan Bermain Peran dalam Pengembangan
Kemampuan Kecerdasan Interpersonal. Volume 1(2): 188-195
Anas Sudijono. 2010. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Anitalia Destriati. 2014. Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Anak Melalui
Metode Proyek pada Anak Kelompok B TK Kusuma Baciro
Gondokusuman Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Bambang Sujiono dkk. 2007. Metode pengembangan fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Giyatni. 2013. Mengembangkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode
Bermain Peran Pada Kelompok B TK Al Irsyad Tawangmangu
Karanganyar Tahun Ajaran 2012 / 2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hanisah. 2014. Meningkatkan Kecerdasan Intrapersonal Anak Melalui Kegiatan
Bercerita Berbantuan Media Film/VCD di Kelompok B5 RA Ummatan
Wahidah di Kota Curup. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Bengkulu
Hartati Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Depdinas
Dirjen Dikti Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagan Perguruan tinggi. Jakarta
Montolalu. 2007. Bermain dan Permainan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka
Patmonodewo, Soemiarti. 2003. Pendi-dikan Anak Prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Sudarna. 2014. Pendidikan Anak Usia Dini Berkarakter. Perpustakaan Nasional
RI: Genius publisher
Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SD, SLB, TK,
Bandung: Yrama Widya.

You might also like