Professional Documents
Culture Documents
PBLK Iyassalwani Fixs
PBLK Iyassalwani Fixs
OLEH:
IYASSALWANI, S.KEP
2114901358
2020
LAPORAN PBLK
PENGELOLAAAN DAN PELYANAN ASUHAN KEPERWATAN PADA KLIEN
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DENGAN TERAPI PURSED LIP
BREATING EXERCISE TERHADAP POLA NAFAS TIDAK EFEKTIF PADA
PASIEN TB.PARU DI RUANG RAWAT INAP RINDU B I RSUP H ADAM MALIK
(PBLK)
OLEH:
IYASSALWANI, S.KEP
2114901358
2020
PERNYATAAN
PENGELOLAAAN DAN PELYANAN ASUHAN KEPERWATAN PADA
KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DENGAN TERAPI
PURSED LIP BREATING EXERCISE TERHADAP POLA NAFAS TIDAK
EFEKTIF PADA PASIEN TB.PARU DI RUANG RAWAT INAP RINDU B I
RSUP H ADAM MALIK
PBLK
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan PBLK ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keprofesian di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Iyassalwani
211490135
Nim: 2114901358
Jurusan Ners
:
ABSTRAK
Kata kunci: Asuhan keperawatan, Tb. Paru tekhnik pursed lip breating exercise.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadiran Allah Yang SWT atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek
Belajar Lapangan Komprehensif ini yang berjudul “Pengelolaan Pelayanan Dan
Asuhan Keperawatan Pada Klien Di RSUP H Adam Malik Medan”. Laporan ini
merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Ners Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Flora.
Dalam menyusun laporan ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat
Bapak/Ibu:
1. Dr. Fitria Aldy. M.Ked (Oph)., SpM, selaku Ketua STIkes Flora.
2. Suherni, S.Kep., Ns, M.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Flora.
3. Suherni,S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing yang telah memeberikan
masukan dalam penyusunan laporan ini.
4. Para Dosen, Staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program
Profesi Ners STIKes Flora.
5. Teristimewa kepada kelurga penulis terutama kedua orang tua dan adik-
adik ternta yang telah memberikan dukungan dalam segala hal.
6. Turuntuk sahabat penulis yang telah memberikan dukungan dan motivasi
yang sangat luar biasa dalam menyelesaikan PNLK ini.
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa program studi ners tahah profesi STIKes
Flora yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam
menyelesaikan PBLK ini.
i
Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-
rekan di pendidikan sarjana dan profesi Ners di Program Studi Ners STIKes Flora.
Sebelum dan sesudah penulis mengucapkan terimakasih.
Penulis
Iyassalwani, S.Kep
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………. ii
ABSTRAK………………………………………………………………….. iii
ABSTRACT…………………………………………………………………. iv
KATA PENGANTAR…………………………………………………...… v
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. Vii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................... 1
1.2 Tujuan Belajar Lapangan Komprehensif.......................................... 3
1.2.1 Tujuan Umum.............................................................................. 3
1.2.2 Tujuan Khusus............................................................................. 3
1.3 Manfaat Praktik Belajar Komprehensif............................................. 4
1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan.................................................... 4
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan............................................................. 4
1.2.3 Bagi Lahan Praktik...................................................................... 4
iii
2.3.4 Intervensi Keperawatan.............................................................. 49
2.3.5 Implementasi Keperawatan........................................................ 57
2.3.6 Evaluasi Keperawatan................................................................ 61
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................. 70
3.1 Tahap Pengkajian.............................................................................. 70
3.2 Tahap Diagnosa Keperawatan.......................................................... 70
3.3 Tahap Perencanaan/Intervensi Keperawatan.................................... 75
3.4 Tahap Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan............................... 76
3.5 Tahap Evaluasi Keperawatan........................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
Hala
man
Tabel 1 : Penatalaksaan Perawat................................................................... 15
Tabel 2 : Tabel Mind Mapping...................................................................... 21
Tabel 3 : Tabel Rencana Asuhan Keperawatan............................................. 26
Tabel 4 : Tabel Pengkajian Klien.................................................................. 33
Tabel 5 : Tabel Riwayat Keperawatan.......................................................... 35
Tabel 6 : Tabel Pemeriksaan Fisik ............................................................... 37
Tabel 7 : Tabel Analisa Data......................................................................... 44
Tabel 8 : Tabel Diagnosa Keperawatan........................................................ 48
Tabel 9 : Tabel Intervensi Keperawatan........................................................ 49
Tabel 10 : Tabel Implementasi Keperawatan................................................. 57
Tabel 11 : Tabel Evaluasi Keperawatan......................................................... 61
Tabel 12 : Tabel Phatway TB Paru ............................................................... 69
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Exercise Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Tb. Paru Di
Tidak Efektif Pada Pasien Tb. Paru Di Ruang Rawat Inap Rindu B 1
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Gangguan
Sistem Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
dengan Gangguan Sistem Pernapasan : Dengan Terapi Pursed Lip
Breating Exercise Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Tb.
Paru Di Ruang Rawat Inap Rindu B 1 RSUP H Adam Malik Medan.
b. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan : Dengan Terapi Pursed Lip Breating
Exercise Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Tb. Paru Di
Ruang Rawat Inap Rindu B 1 RSUP H Adam Malik Medan.
c. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan : Dengan Terapi Pursed Lip Breating
Exercise Terhadap Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Tb. Paru Di
Ruang Rawat Inap Rindu B 1 RSUP H Adam Malik Medan.
d. Mampu membuat evaluasi pada pasien dengan Gangguan Sistem
Pernapasan : Dengan Terapi Pursed Lip Breating Exercise Terhadap
Pola Nafas Tidak Efektif Pada Pasien Tb. Paru Di Ruang Rawat Inap
Rindu B 1 RSUP H Adam Malik Medan.
4
5
6
2.1.4 Patofisiologi
mikrobakterium tuberculosis.
(nodular).
5. klasifikasi.
minggu kemudian
7. Bayanggan millie.
1.1.11 penatalaksaan
(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang
digunakan terdiri dari obat utama dan obat tambahan. Jenis obat
trombositopeni.
(DOTS).
a. Defenisi DOTS
Rahayu, 2015).
sembuh.
penanggulangan TB
sarana tersebut.
2. Keluhan utama
batuk berdarah, sesak napas, nyeri dada bisa juga di sertai dengan demam.
Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, sebagai reaksi tubuh
febris (40- 41oC) hilang timbul. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada
radang yang dimulai dari batuk kering sampai dengan atuk purulent
(menghasilkan sputum).
6. Pemeriksaan Fisik
hari, Suhu mungkin tinggi atau tidak teratur. Seiring kali tidak ada
demam .
dan tarikan dinding dada, biasanya pasien kesulitan saat inspirasi. Palpasi
tampak pucat, tidak ada edema. Ekremitas bawah Biasanya CRT>3 detik,
7. Pemeriksaan Penunjang
ventilasi perfusi.
yang akan diberikan pada pasien ditulis secara spesifik, jelas dan dapat
Tabel. 2.2 intervensi keperawatan pada pasien gangguan sistem pernafasan Tb.paru
Diagnosa Intervensi
Diagnosa Intervensi
Diagnosa Intervensi
Diagnosa Intervensi
kemerahan, dan
kekeringan jaringan
konjungtiva
- Berikan informasi
tentang kebutuhan nutrisi
dan kaji kemampuan
pasien untuk
mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
Diagnosa Intervensi
Diagnosa Intervensi
Diagnosa Intervensi
2. Fase kerja
Fase kerja merupakan inti dari fase komunikasi terapeutik, dimana
perawat mampu memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan, maka
dari itu perawat diharapakan mempunyai pengetahuan yang lebih
mendalam tentang klien dan masalah kesehatanya.
3. Fase terminasi
Pada fase terminasi adalah fase yang terakhir, dimana perawat
meninggalkan pesan yang dapat diterima oleh klien dengan tujuan,
ketika dievaluasi nantinya klien sudah mampu mengikuti saran
perawat yang diberikan, maka dikatakan berhasil dengan baik
komunikasi terapeutik perawat-klien apabila ada umpan balik dari
seorang klien yang telah diberikan tindakan atau asuhan keperawatan
yang sudah direncanakan.
yang bertujuan untuk menilai hasil akhir dari semua tindakan keperawatan
klien dan dibuat sesuai masalah yang ada dalam evaluasi yaitu dengan
tercapai atau tidak. Pada tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu
berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses dan
disebut evaluasi hasil. Terdapat dua jenis evaluasi yaitu evaluasi formatif
merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analisis status pasien pada
perencanaan.
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas klien
Tabel 2.3 Pengkajian Identitas Klien Dengan Gangguan Sistem
Pernapsan: Tb Paru
11.
7.
b. Riwayar keperawtan
35
sekarang codein,
methyprednisolon,
salbutamol.
c. Genogram
Kasus I Kasus 2
37
Kasus I
Keterangan : : Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Cerai
: Meninggal
d. Pemeriksaan fisik
Tabel 2.5 pemeriksaan pada pasien Tb. Paru
mengulang mengulang
c. Bahasa : Baik c. Bahasa : Baik
(dengan (dengan
komunikasi verbal komunikasi
menggunakan verbal
bahasa Indonesia ) menggunakan
d. Kognisi : Baik bahasa Indonesia
e. Orientasi : Baik )
(Terhadap orang, d. Kognisi : Baik
tempat dan waktu) e. Orientasi : Baik
f. Tidak ada keluhan (Terhadap orang,
pusing tempat dan waktu)
f. Tidak ada keluhan
pusing
15 Pemeriksaan a. Kebersihan :
Sistem a. Kebersihan : Bersih Bersih
.
Perkemihan b. Kemampuan b. Kemampuan
berkemih : Tidak
berkemih :
Menggunakan alat
bantu Tidak
- Produksi Menggunaka
urine n alat bantu
2000ml/har c. Prod
i uksi
- Warna : Kuning cerah urine
- Bau : Khas urine
c. Tidak ada distensi 2000
kandung kemih ml/h
d. Tidak ada nyeri tekan ari
pada kandung kemih d. Warna :
Kuning cerah
1. Balance Cairan tgl e. Bau : Khas
17 April 2022
urine
2980 - 2920 = -60
2. Balance cairan tgl f. Tidak ada
18 april 2020 distensi
3080 – 3020 = +60 g. Tidak ada
3. Balance cairan tgl nyeri tekan
19 april 2020 pada kandung
3130 – 3120 = -10 kemih
1. Balance Cairan tgl 17
April 2022
2980 – 2900 = +80
43
Kasus 1
mengeluarkan nafas
Data Objektif:
Data Objektif:
Hipersekresi Jalan
1) Klien tampak batuk Napas
berdahak bercampur darah
merah segar
2) Bunyi nafas ronkhi
3) Klien tampak suli Batuk tidak efektif,
mengeluarkan dahak tidak mampu batuk,
4) TD: 130/80 mmHg sputum berlebih,
RR: 24x/menit terdapat suara napas
Nadi:112x/menit tambahan ronkhi,
Temp: 36.5 0C sesak napas
(dyspnea), gelisah,
46
frekuensi napas
berubah dan pola
napas berubah. RR :
24x/menit.
Bersihan Jalan
Napas Tidak Efektif
Data Objektif :
N
O
Kasus 2
Data Objektif:
BB
Data Objektif:
No Kasus 1 Kasus 2
Diagnosa keperawatan Diagnosa kepeawatan
1. pola nafas tidak efektif berhuungan dengan pola nafas tidak efektif berhuungan
hambatan upaya bernafas dengan hambatan upaya bernafas
2 bersihan jalan nafas tidak efektif b/d defisit nutrisi b/d kurangnya asupan
ketidakmampuan batuk efektif makanan
49
Kasus 1
berkurang
g. Tanda-tanda
vital dalam
rentang
normal
8) IMT 19,3
Kasus 2
muntah makanan
Kriteria hasil:
setiap kali 4. Berikan
1. Adanya makanan tinggi
makan
peningkatan kalori tinggi
5) klien juga
berat badan protein
mengeluh
sesuai dengan 5. Anjurkan
BAB cair
tujuan pasien untuk
4x sehari
2. Berat badan menghabiskan
selama 2
ideal sesuia porsi makan
minggu
dengan tinggi
6) klien
badan
mengatakan
3. Tidak ada
mengalami
tanda-tanda
penurunan
mal nutrisi
napsu
4. Menunjukan
makan dan
fungsi
BB
pengecapan
Data Objektif: dari menelan
tampak terjadi
mual- penurunan
makan
57
8) klien hanya
makan tiga
sendok posi
makan
9) klien
tampak
lemas
10) klien
menglami
penurunan
berat badan
sebanyak
10 kg dalam
6 bulan
teahir
11) TB: 160 cm
BB : 60 kg
IMT: 23,5
12) BAB
- 4x
sehri
Konsitensi cair
58
57
Kasus 1 saja
1. 15:30 S: S:
- klien mengatakan sesak dan batuk semenjak
- Klien mengatakan sesak napas dan batuk
satu bulan tidak kunjung sembuh
- Klien mengatakan sulit mengeluarkan
nafas O:
A: masalah pola nafs tidak efektif A: Masalah pola nafas tidak efektif
2. 18:30 S:
- Klien mengatakan batuk berdahak
- Klien mengatakan sesak nafas
- Klien mengatakan sulit mengeluarkan
dahak
O:
P: intervensi dilanjutkan
3. 20:00 S: S:
- Klien mengatakan tidak napsu makan - Klien mengatakan mual-muntah setiap kali
- Klien mengatakan berat badan menurun makan
dari 55 kg menjadi 48 kg - Klien juga mengeluh BAB cair 4x sehari
selama 2 minggu
O:
- Klien mengatakan mengalami penurunan berat
- Klien tampak tidak napsu makan badan BB
- Porsi makan klien hanya menghabiskan
O:
5 sendok makan
- Penurunan berat badan 7 kg dalam 6
64
P: Intervensi di lanjutkan
1. 15:30 S: S:
- Klien mengataka sesak sudah berkurang - klien mengatakan sesak dan batuk sudah mulai
sedikit kurang sedikit
- Klien mengatakan sudah jarang batuk
O:
65
2. 18:30 S:
- Klien mengatakan batuk berdahak
berkurang
- Klien mengatakan sesak nafas
berkurang
- Klien mengatakan sulit mengeluarkan
66
O:
P: intervensi dilanjutkan
3. 20:00 S: S:
- Klien mengatakan tidak napsu makan - Klien mengatakan mual-muntah setiap kali
- Klien mengatakan berat badan menurun makan
dari 55 kg menjadi 48 kg - Klien juga mengeluh BAB masih cair namun
67
P: Intervensi di lanjutkan
1. 15:30 S: S:
- klien mengatakan sudah tidak sesak lagi, sesak
68
- Klien mengataka sudah tidak sesak lagi muncul hanya sesekali saat pasien terasa
- Klien mengatakan sudah jarang batuk kepanasan
- batuk sudah jauh berkurang v
O:
O:
- Klien tampak sudah tidak sesak
- Sudah tidak pernapasan cuping hidung - Klien sudah tampak tidak sesak
- Sudah tidak ada penggunaan otot bantu - irama nafas teratur
nafs - tidak ada pernafasan cuping hidung
- vital sign: - tidak ada penggunaan otot bantu nafs
TD: 130/80 mmHg - vital sign:
RR: 22x/m TD: 130/70 mmHg
Nadi: 100x/m RR: 22x/m
Temp: 36,50C HR: 111x/m
Temp: 36,2 0C
A: masalah pola nafas tidak efektif teratasi
A: Masalah pola nafas tidak efektif teratasi
P: intervensi di hentikan
P: Intervensi dihentikan
2. 18:30 S:
- Klien mengatakan batuk berdahak
69
sudah berkurang
- Klien mengatakan sudah tidak sesak
- Klien mengatakan sudah bisa
mengeluarkan dahak
O:
P: intervensi dihentikan
70
3. 20:00 S: S:
- Klien mengatakan sudah napsu makan - Klien mengatakan sudah tidak mual muntah lagi
saat makan
O:
P: Intervensi dihentikan
71
PATHWAY TB PARU
BAB 3
PEMBAHASAN
70
73
makan, napsu makan sudah meningkat dan sudah tidak BAB cair
lagi.
BAB 4
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Keperawatan Keluarga pada
Ny. S dan Ny.M. TB.Paru Di Instalasi Rawat Inap Rindu B 1 RSUP H
Adam Malik Medan selama 4 (empat hari) dari tanggal 16 - 19 April
2022 , maka penulis mengambil kesimpulan dan saran yang dibuat
berdasarkan laporan kasus adalah sebagai berikut :
Dalam tahap pengkajian, penulis melakukan pendekatan yang baik
dengan klien, keluarga klien dan melakukan pengumpulan secara teliti dan
menyeluruh untuk mendapatkan data yang akurat. Tahap pengkajian
dengan 2 klien penulis tidak mengalami kesulitan karena klien dan
keluarga dapat diajak kerjasama penulis menemukan beberapa
kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus.
Dalam tahap diagnosa keperawatan, penulis menemukan
kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus. Penulis
menemukan 3 diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis dan
mengangkat 3 diagnosa pada Ny.S dan 2 pada Ny.M. pada tinjauan kasus
yang juga ditemukan pada tinjauan teoritis. Dalam tahap
perencanaan/intervensi, penulis bekerjasama dengan klien dan keluarga
klien. Penulis menyusun perencanaan sesuai dengan kebutuhan klien
untuk mencapai tujuan yang ditemukan.
Dalam tahap pelaksanaan/implementasi, penulis dapat
melaksanakan tindakan keperawatan dengan baik berdasarkan intervensi
yang telah disusun disesuaikan dengan kebutuhan klien. Pelaksanaan
keperawatan dapat berjalan dengan baik berkat adanya kerjasama yang
baik dengan klien dan keluarga klien.
Dalam tahap evaluasi, Ny. S dan Ny. M menunjukkan hasil yang
baik setelah dilaksanakan asuhan keperawatan selama 4 hari. Masalah
pada diagnosa dapat teratasi secara optimal.
76
79
4.2 Saran
4.2.1 Kepada Klien
Diharapkan kepada klien untuk melakukan aktivitas yang sehat
untuk meningkatan daya tahan tubuh serta semangat dan juga
diharapkan klien untuk mengikuti saran dari tim kesehatan.
4.2.2 Kepada Keluarga
Diharapkan kepada keluarga klien untuk berparisipasi dalam
pelaksanaan penyembuhan klien.
4.2.3 Kepada Perawat
Diharapkan kepada perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan sebaiknya perawat selalu menggunakan komunikasi
sehingga dapat teralin kerja sama anatara klien, kluarga dan perawat
demi tercapainya tujuan yang diharapankan. Perawat hendaknya
menanamkan kepercayaan kepada klien dan keluarga agar tindakan
keperawatan dapat terlaksanakan dengan baik
4.2.4 Kepada Pihak Rumah Sakit
Diharapkan kepada pihak pelayanan Rumah Sakit untuk terus
dapat berkomitmen untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan
sehingga tercapainya pelayanan yang nyaman sehingga meningkatkan
kepuasan masyarakat dalam mendapatkan tindakan dari tim kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC.
Di susun oleh:
Iyassalwani S.Kep
2020
Waktu : 30 menit
A. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan keluarg klien diharapkan
dapat mengerti tentang pursed lip breating exercise.
b. Tujuan khusu
1. Pasien dan keluarga dapat mengerti Definisi Pursed Lip Breathing
Exercise
2. Pasie dan kelurga dapat mengerti tujuan Pursed Lip Breathing
Exercise
3. Pasien dapat mengerti manfaat Pursed Lip Breathing Exercise
4. Pasien dapat mengerti prosedur tehnik Pursed Lip Breathing
Exercise
5. Pasien dapat mengerti program pelaksanaan Pursed Lip Breathing
Exercise
B. Materi Terlampir
Topik:
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Manfaat
4. Prosedur
5. Pelaksanaan
C. Metode
Ceramah, tanya jawab dan diskusi
D. Media Dan Alat Peraga
Leaflet
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur:
a. Pasien dan kluarga Ny.S dan Ny.M bersedia dalam acara
penyuluhuhan
b. Kesiapan materi penyaji
c. Tempat yang di gunakan nyaman dan mendukung
2. Evaluasi proses
a. Pasien dan kluarga Ny.S dan Ny.M bersedia sesuai dengan kontrak
waktu yang di tentukan
b. Pasien dan kluarga Ny.S dan Ny.M antusia untuk bertanya tentang
hal-hal yang diketahuinya
c. Pasien dan kluarga Ny.S dan Ny.M menjawab semua pertanyaan
yang telah di berikan
3. Mahasiswa
a. Dapat memfasilitasi jalannya penyuluhan
b. Dapat menjelaskan peran sesui dengan tugas dan tanggung jawab
4. Evaluasi hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan
b. Adanya kesepakatan pasien Ny.S dan Ny.M dengan perawat
dalam melaksanakan implementasi keperawatan selanjutnya.
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang TB. PARU yang diterima
pasien Ny.S dan Ny.M dengan evaluasi melalui tes lisan di akhir
ceramah.
MATERI
dengan Pursed Lip Breathing Exercises ini adalah cara yang sangat
Bare, 2013).
memperbaiki oksigenisasi.
Tehnik Pursed Lip Breathing Exercise diantaranya meliputi :
(Ismonah, 2016).
dalam darah arteri normal, dan pH darah juga akan menjadi normal
Apa Manfaatnya?
Apa Manfaatnya?
Langkah-langkah slow
deep breathing Hembuskan nafas
melalui bibir melalui
bibir yang dirapatkan
dan sedikit terbuka
sambil
a. Atur pasien dengan posisi duduk
atau berbaring
mengkontraksikan
otot-otot abdomen
b. Kedua tangan pasien diletakkan selama 4 detik
di atas perut
Menarik nafas dalam
melalui hidung selama
c. Anjurkan melakukan napas 4 detik sampai dada
secara perlahan dan dalam melalui dan abdomen terasa
hidung dan tarik napas selama tiga terangkat maksimal lalu
detik, rasakan perut mengembang
saat menarik napas.
jaga
tertutup
mulut tetap
selama
Semata
inspirasi dan tahan
nafas selama 2 detik.
mencoba
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M DENGAN GANGGUAN
SISTEM PERNAFASAN DENGAN: TUBERKULOSIS DI RUANG RINDU B 1
RUMAH SAKIT H.ADAM MALIK
MEDAN TAHUN 2022
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. M
Umur : 54 Tahun
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. M
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Keluhan Utama
Ny.M mengatakan sesak nafas, badan terasa lemas, nafsu makan menurun, serta berat
badan menurun,
4. Riwayat Kesehatan
Klien menngatakan dalam satu tahun terakhir juga mengalami hal yang sama yaitu
sering sesak nafas, sering pusing, pilek dan sering berkeringat pada malam hari.
A. Provocative/palliative
1. Apa penyebabnya :
Ny. M mengatakan jika merasa sesak nafas makan ia akan mengatur posisi duduk dan
B. Quantity/quality
C. Region
1. Dimana lokasinya
2. Apakah menyebar
Tidak
D. Severity
Sesak yang dirasakan mengganggu aktivitas karena pernah membuat klien sulit dalam
bernafas.
E. Time
Ny R mengatakan merasakan timbulnya keluhan di mulai saat bangun tidur dan saat
beraktifitas berat.
6. Pemeriksaan Keperawatan/Medis
B. Analisa Data
Sekret kental
BB Sekarang : 45Kg
BB Sebelum Sakit: 50Kg.
D. Intervensi Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : Ny. N
Umur : 60 Tahun
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. Z
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Bunga Lau No 17
3. Keluhan Utama
Klien mengatakan sesak nafas disertai batuk berdahak masih terasa. Sesak dirasakan
dibagian dada seperti ditindih sesuatu beban berat, sesak bertambah ketika klien
melakukan aktivitas dan sesak berkurang ketika klien beristirahat, sesak biasannya
dirasakan pada malam hari dengan adanya batuk. Sesak dirasakan setiap saat
4. Riwayat Kesehatan
Klien mengatakan 2 tahun lalu klien pernah dirawat selama 1 bulan karena
A. Provocative/palliative
3. Apa penyebabnya :
Ny. N mengatakan jika merasa sesak nafas makan ia akan mengatur posisi duduk dan
B. Quantity/quality
4. Bagaimana dilihat
C. Region
3. Dimana lokasinya
4. Apakah menyebar
Tidak
D. Severity
Sesak yang dirasakan mengganggu aktivitas karena pernah membuat klien sulit dalam
bernafas.
E. Time
Ny N mengatakan merasakan timbulnya keluhan di mulai saat bangun tidur dan saat
beraktifitas berat.
6. Pemeriksaan Keperawatan/Medis
B. Analisa Data
Bersihan jalan
nafas tidak
efektif
2. Ds Adanya
- Klien sulit untuk tidur pada rangsangan batuk
karena sesak napas dan
batuk disertai sesak
Do napas
- Saat di Rumah sakit klien
hanya tidur 3 – 4 jam pada
malam hari Sulit bernapas
Frekuensi napas
meningkat Gangguan pola tidur
Merangsang
peningkatan RAS
Gangguan pola
tidur
C. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan pembetukan sputum berlebih
D. Intervensi Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Nama : TN.H
Umur : 58 Tahun
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. m
3. Keluhan Utama
Keluhan pasien seperti sesak nafas, batuk berdahak, secret berwarna putih
kekuningan, nafsu makan pasien menurun dan terjadi penurunan berat badan, pasien nyeri
saat batuk. TD:120/60 mmHg, N:100x/menit, RR:27x/menit, suhu: 36,40C, pasien terpasang
4. Riwayat Kesehatan
Keluarga mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya, tidak ada
A. Provocative/palliative
5. Apa penyebabnya :
B. Quantity/quality
6. Bagaimana dilihat
C. Region
5. Dimana lokasinya
6. Apakah menyebar
Tidak
D. Severity
Sesak yang dirasakan mengganggu aktivitas karena pernah membuat klien sulit dalam
bernafas.
E. Time
TN.H mengatakan merasakan timbulnya keluhan di mulai saat bangun tidur dan saat
beraktifitas berat.
6. Pemeriksaan Keperawatan/Medis
B. Analisa Data
2. DS :
-Pasien mengatakan nyeri
pada dada jika batuk Infeksi TBC
-Pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk dan hilang
timbul terjadi infiltrasi
DO : pada pleura Nyeri akut
-Pasien tampak memegang
area nyeri
-Pasien tampak meringis dan nyeri pada dada
nyeri akut
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENGGUNAAN PURSED LIP BREATHING DAN DIAPHRAGMATIC
BREATHING PADA KASUS BRONKIEKTASIS ET CAUSA POST
TUBERKULOSIS PARU
ABSTRAK
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui efektfitas dua latihan pernapasan yaitu,
pursed lip breathing dan diaphragmatic breating pada kasus bronkiektasis et causa TB Paru.
Bronkiektasis merupakan dilatasi abnormal bronkus yang terjadi karena infeksi yang
menyebabkan inflamasi serta obstruksi jalan nafas. Dengan adanya infeksi dapat menimbulkan
respon inflamasi seperti sesak napas, batuk, dan produksi sputum yang meningkat. Kombinasi
latihan berupa pursed lip breathing dan diaphragmatic breating breating diperkirakan mampu
mengurangi sesak sehingga pasien mampu beraktivitas secara optimal. Metode yang digunakan
dalam studi kasus ini adalah evidence-based case report dengan pertanyaan klinis, “Apakah
pemberian pursed lip breathing dan diaphragmatic breathing dapat memberikan efek yang
lebih baik untuk menurunkan sesak pada pasien bronkiektasis et causa post tuberculosis paru?”
untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut dilakukan penelusuran bukti pada 3 data base yaitu
Pubmed, Science Direct, dan Chocrane Library. Kata kunci yang digunakan adalah “pursed lip
breathing AND diaphragmatic breathing AND Bronchiectasis” dengan kriteria inklusi artikel
full teks, diagnosa medis bronkiektasis, penangangan dengan latihan pernapasan. Pada
penulusuran didapatkan 19 artikel yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian tahap pencarian
dilanjutkan dengan membaca keseluruhan artikel dan ditemukan artikel yang sesuai sebanyak 2
artikel pada Pubmed, 3 artikel pada Science Direct, dan 0 artikel pada Cochrane Library.
ABSTRACT
The purpose of this case study is to determine the effectiveness of two breathing exercises
namely, pursed lip breathing and diaphragmatic breating in cases of bronchiectasis et causa of
pulmonary TB. Bronchiectasis is an abnormal bronchial dilatation that occurs due to infections
that cause inflammation and airway obstruction. With an infection can cause an inflammatory
response such as shortness of breath, coughing, and increased sputum production. The
combination of pursed lip breathing and diaphragmatic breating breating is estimated to reduce
tightness so that the patient is able to move optimally. The method used in this case study is an
evidence-based case report with clinical questions, "Does the administration of pursed lip
breathing and diaphragmatic breathing can have a better effect on reducing congestion in
bronchiectasis et causa patients after pulmonary tuberculosis?" To be able to answer these
questions Tracing the evidence in 3 data bases, namely Pubmed, Science Direct, and Chocrane
Library. The keywords used are "pursed lip breathing AND diaphragmatic breathing AND
Bronchiectasis" with full text article inclusion criteria, medical diagnosis of bronchiectasis,
handling with breathing exercises.The search found 19 articles that met the inclusion criteria.
Then the search stage continues with reading the entire article and found articles that
correspond to 2 articles in Pubmed, 3 articles in Science Direct, and 0 articles in the Cochrane
Library.
44
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
dari publikasi systematic review dan meta
menyebabkan inflamasi serta obstruksi jalan analisis. Sehingga penulis dapat
nafas. Berbagai akibat yang ditimbulkan memberikan pandangan lain mengenai
karena adanya infeksi dapat menimbulkan pemilihan metode terapi latihan yang sesuai
respon inflamasi yaitu sesak napas, batuk, dengan masalah yang dihadapi oleh pasien,
dan produksi sputum yang meningkat. dalam hal ini pasien bronkiektasis et causa
Bronkiektasis ditandai dengan dilatasi tb paru.
bronkus yang bersifat menetap serta
penebalan dinding bronkus. Permasalahan
fisioterapi yang mucul pada pasien
TINJAUAN PUSTAKA
bronkiektasis adalah sesak, pembersihan
jalan
Bronkiekstasis adalah kondisi yang
ditandai dengan dilatasi abnormal di
nafas, spasme otot pernapasan, dan
bronkus dan kehancuran dinding bronkial,
pengembangan ekspansi thoraks yang
bisa muncul di seluruh pohon trakeobronkial
kurang optimal (Johnson & Harworth,
atau pada satu lobus. Bronkiektasis adalah
2016).
penyakit pernafasan jangka panjang yang
dikaitkan dengan batuk, produksi lendir,
Prevalensi infeksi saluran napas yang kambuh berulang (eksaserbasi) karena
disebabkan oleh NTM (Non Tuberculous infeksi paru. Hal ini berdampak signifikan
Mycobacteria) merupakan prevalensi pada kegiatan sehari-hari dan kualitas hidup
tertinggi kedua di Asia sebesar 16 %. Pada (Chalmers et al., 2015)
tahun 2013 tingkat prevalensi dengan
bronkiektasis di Jerman adalah 67 per
100.000 penduduk (Ringshausen et al.,
2013). Namun, di Indonesia sendiri belum
ada penelitian tentang berapa banyak
penderita penyakit ini.
45
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
exercise adalah suatu metode latihan
menyebabkan infeksi sekunder. Sekret yang pernapasan dengan cara memperpanjang
terkumpul dapat menyebabkan terjadinya fase ekspirasi.Hal ini bertujuan untuk
infeksi dengan mudah sehingga akan memberikan waktu pada bronkus untuk
mengalami bronkiektaksis yang menetap melebar sehiingga dapat mengurasi sesak.
dan resiko infeksi (Charususin et al., 2018) Sedangkan diaphragmatic breathing adalah
Berdasarkan International
Classification Functioning (ICF), diagnosis
fisioterapi ada kasus brokiektasis et causa
post tb paru adalah Impairment; batuk
berdahak, produksi sputum yang
mukopurulen sering berlangsung bulanan
sampai tahunan, batuk berdarah
(hemoptisis), sesak nafas (dyspnea), ronchi,
dan nyeri dada (chest pain), perubahan
bentuk ujung-ujung jari (clubbing finger),
infeksi saluran pernapasan berulang, lelah.
Functional Limitation berupa pasien tidak
mampu beraktivitas berat seperti berjalan
jauh, naik turun tangga terkait sesak nafas
dan Participation restriction berupa masalah
yang dialami seseorang dalam situasi
aktivitas sosial seperti kerja bakti yang
dilakukan dilingkungan tempat tinggal
pasien, tidak dapat berkumpul dengan
banyak orang (Kenedyanti & Sulistyorini,
2017).
46
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
47
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Borg Scale 5 4 3 1
Agak Sangat
Sesak nafas Parah berat Sedang sedikit
Pada evaluasi ke tiga dan keempat breathing karena skala sesak pasien sudah
latihan pernapasan diganti menggunakan menurun, dan sudah mampu melakukan
diaphragma ativitas
48
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pasien berkonsentrasi pada upaya
pada level yang lebihh tinggi. Sehingga pursed lip mengembangkan diafragma selama
breathing exercise dikombinasikan dengan
melakukan
pemberian diaphragma breathing, hal ini bertujuan
untuk melatih pernapasan yang optimal karena
pasien cenderung menggunakan gerak nafas inspirasi terkontrol. Dalam jurnal ini
thorakal breathing. Diaphragma breathing menyimpulkan bahwa diaphragmatic
breathing efektif dilakukan selama 5 sampai
merupakan latihan pernafasan untuk 15 menit setiap kali dengan dosis dua kali
merelaksasikan otot pernafasan saat sehari (Lee, Cheon, & Young, 2017).
melakukan inspirasi dalam. Pasien
berkonsentrasi pada upaya mengembangkan
diafragma selama melakukan inspirasi SIMPULAN
terkontrol (Bordoni, 2017).
Latihan pernapasan dengan teknik
Diaphragma Breathing yang pursed lip breathing terbukti dapat
dilakukan berulang kali dengan rutin dapat mengurangi sesak secara signifikan dilihat
membantu seseorang menggunakan dari penurunan brog scale. Latihan ini juga
diafragmanya secara benar ketika bernafas. dapat digunakan pada saat terjadi serangan
Diaphragma Breathing dimaksudkan untuk sesak. Sehingga dapat meringankan sesak
melatih cara bernafas karena ketika terjadi yang dialami oleh pasien. Teknik
sesak nafas pasien cenderung tegang yang pernapasan yang lain diaphragmatic
membuat pasien tidak dapat breathing memiliki manfaat yang cukup
baik
mengatur pernafasannya, mengakibatkan
bertambah penyempitan pernafasan
dibronkus. Teknik ini berguna untuk
menguatkan diafragma, menurunkan kerja
pernafasan melalui penurunan laju
pernafasan, menggunakan sedikit usaha dan
energi untuk bernafas. Dengan pernafasan
diafragma maka akan terjadi peningkatan
volume tidal, penurunan kapasitas residu
fungsional, dan peningkatan pengambilan
oksigen yang optimal. Dengan demikian
diaphragma breathing terbukti efektif untuk
mengurangi spasme dan melatih pernapasan
yang benar. Diaphragma breathing terbukti
memberikan pengaruh baik dalam melatih
pola pernapasan abdominal breathing. Hal
ini sejalan dengan kondisi pasien yang
cenderung menggunakan gerak nafas
thorakal breathing (Charususin et al., 2018).
Chalmers, J. D., Aliberti, S., Polverino, Johnson, C., & Harworth, C. (2016).
E., Crichton, M., Loebinger, M., Dimakou,
K.,
Bronchiectasis, 314–320.
https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2016.
… Boersma, W. (2015). The EMBARC 02.0
EuropeanBronchiectasisRegistry :
49
Jurnal Sosial Humaniora Terapan
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
17 Principle, 1054–1056.
Ringshausen, F., Roux, A. de, Diel, R.,
Kenedyanti, E., & Sulistyorini, L. (2017). Hohman,
Analisis Mycobacterium Tuberculosis
dan Kondisi Fisik Rumah Dengan D., Welte, T., & Rademacher, J. (2013).
Kejadian Tuberkulosis Paru. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 5(2), 152–162. Bronchiectasis in Germany : A
Population-
Lee, H.-Y., Cheon, S.-H., & Young, M.-S. (2017).
Effect of Diaphragm Breathing Exercise Based Estimation of Disease
Applied on The Basis of Overload Prevalence,
1805–1807.
https://doi.org/10.1183/13993003.00954-
2015
50
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Iyassalwani
Tempat tanggal lahir : Bah 27 Juli 1998
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 1 Ketol
2. SMP12 Takengon
3. MAN 1 Takengon
4. S1 Keperawatan Universitas Sari Mutira Medan
LEMBAR KONSULTASI
Nama Mahasiswa : IYASSALWANI
Nim : 2114901358