Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 30

gilig setyo rahardjo

GILIG SETYO RAHARDJO SELECTED WORKS


Faculty of Arts and Design Architectural Design 1: Micro House
Program Study of Architecture
Universitas Multimedia Nusantara

Undergraduate Architecture Student


+62 8111228327
@bjornee__

PREFACE
Purity of form. The thought of design process was meant to be corresponding
in a large extent from its functionality to appearance. Thus, a good design must
always be original to its intentionality.

As an architecture student, I'm based all of my design process in awareness of


contextuality and need. As a result, I have the ability to generate a good
design, which adapt to its user usability and evocative overall appearances.
Ngayom
TABLE OF CONTENT
Chapter 1: Pre-design

?
1. Project Brief 2. Precedent Study 3. Site Investigation 4. Spatial Programming
1.1. Introduction 2.1. Precedents 3.1. Site Introduction 4.1. Mapping the Activity Flow
1.2. Goal 2.2. Precedent Study Results 3.2. Site Analysis 4.2. Projecting Dimensional Value
1.3. Objective 3.3. Design Response 4.2. Refined Sequences and Circulation Chart
4.3. Final Brief

Chapter 2: Schematic Design

5. Design Concept 6. Building Mass Concept 7. Sustainable Architecture Concept


5.1. Concept Initiation 6.1. Form-finding: Contextual Approach 7.1. Active Design Strategies
5.2. Concept Development 6.2. Form-finding: Concept Implementation

Chapter 3: Design Development

8. Technical Drawing 9. Final Model


8.1. Working Architectural Drawing 9.1. Final Model
8.2. Structural Drawing
8.3. Utilities Schematic Drawing
Chapter 1: Pre-design

?
1. Project Brief 2. Precedent Study 3. Site Investigation 4. Spatial Programming
1.1. Introduction 2.1. Precedents 3.1. Site Introduction 4.1. Mapping the Activity Flow
1.2. Goal 2.2. Precedent Study Results 3.2. Site Analysis 4.2. Projecting Dimensional Value
1.3. Objective 3.3. Design Response 4.2. Refined Sequences and Circulation Chart
4.3. Final Brief
1. Project Brief
1.1. Introduction 1.2. Goal 1.3. Objective

Micro House Mengakomodasi kebutuhan tempat 1. Projek:


Timber tinggal di luasan ruang yang Micro House
25 square meter terbatas. 2 orang pengguna (pemilik dan
Memperoleh pengetahuan dasar pengunjung)
Projek adalah perancangan sebuah mengenai kebutuhan ruang
rumah mikro dengan kapasitas berdasarkan kualitas dan dimensi 2. Lokasi:
penghuni 2 orang. Rumah mikro penggunaan. UMN Parking Lot
merupakan tipologi rumah yang Menciptakan organisasi ruang yang
mendahulukan efisiensi tata ruang dan efektif dan efisien. 3. Footprint:
furnitur, sehingga menghasilkan suatu 25 m2
rumah kecil dengan struktur yang
ringan dan biaya pemeliharaan yang 4. Material:
rendah. Kayu

Lebih lanjut, rumah mikro umumnya 5. Penerapan konsep sustainabilitas ke


merupakan struktur off-grid, atau dalam desain rumah mikro.
memiliki sistem utilitas yang terpisah
dari utilitas utama yang menhubungkan
bangunan-bangunan di suatu kawasan.
Sehingga, rumah mikro diharuskan
untuk dapat menyuplai dan mengelola
penggunaan energi yang dibutuhkan
oleh penggunanya.
2. Precedent Study
2.1. Precedent 2.2. Precedent Study Results
Program Ruang
Nisser Micro Cabin 4m2
3m 2
2m2
Pembagian zonasi pada Nisser Micro Cabin dipangkas
Norway | Feste Landscape 6m 2 sehingga hanya memenuhi kebutuhan yang esensial
5m2 1m2 dari rumah tinggal. Masing-masing fungsi ruang
2m2 dijalankan pada satu area sehingga terdapat adanya
beberapa fungsi ruang yang disatukan.
8m2

Sebagai hasil dari program ruang, sifat dari laju


aktivitas penggunanya diarahkan supaya kompak,
dengan satu kebutuhan saling berdekatan dengan
kebutuhan lainnya.

Nisser Micro Cabin adalah rumah


mungil dengan tapak 25m2, dengan
kapasitas 7 orang. Terletak di atas
danau, rumah ini diperlakukan secara
khusus terkait struktur dan bahan yang
digunakan.

Nisser Micro Cabin memiliki kelebihan


karena disandingkan dengan danau.
Lingkungan alam berkontribusi pada
keseluruhan fitur desain yang terlibat di
dalam rumah.
3. Site Investigation
3.1. Site Introduction

5.42m

4.62m

465
237

Tapak berlokasi pada area parkir Universitas Multimedia Nusantara. Tapak berbentuk persegi panjang berukuran 5.4x4.6 m dengan total
luas 25m2. Terdapat pula batasan bagi ketinggian bangunan, yakni 5m dari permukaan paving block. Sebagai konteks lingkungan utama,
tapak menghuni dua area parking lot yang dibatasi oleh kanstin.
3.2. Site Analysis
Neighborhood Context: Existing Zoning

Existing Use Traffic Pattern

Potensi ramai oleh karena


exit toll yang berdekatan
dengan parkiran motor.

Area Rute dengan frekuensi laju


sirkulasi/ sirkulasi tinggi disebabkan oleh
open faktor human cultural.
space

Potensi ramai oleh karena pertigaan menuju


exit toll dan lapangan basket merupakan area
dengan laju sirkulasi tinggi.

Tertera pada diagram di atas, tapak merupakan area dengan laju intensitas traffic yang tinggi disebabkan oleh konteksnya sebagai area
parkir. Diketahui pula berdasarkan studi pada pola pergerakan pengguna (traffic pattern; kanan atas), tapak berada pada jalur yang
menghubungkan pengguna ke masing-masing kawasan sekitarnya.
3.2. Site Analysis
Climate Natural Physical Features

Tapak merupakan area dengan pengaruh iklim yang netral. Bersandingan dengan iklim, tapak merupakan area dengan
konsentrasi vegetasi yang tinggi, dimana bentang pepohonan
menutupi hampir seluruh permukaan tapak dan area sekelilingnya.

Hal tersebut dapat berimbas pada perolehan sinar matahari yang


terbatas, dikarenakan tertutupinya tapak oleh bentang pohon. Di lain
hal, vegetasi secara positif berkontribusi dalam menyejukkan
kualitas penghawaan tapak.
3.2. Site Analysis
Sensory: View

utara timur

barat selatan
Kualitas view pada tapak bergantung pada apa yang mendominasi keseluruhan orientasi lanskap. Diperoleh bahwa kualitas
pencahayaan dan kesan keterbukaan terbaik berada di area utara dan barat, sedangkan area timur dan selatan memberikan kesan ramai
dan tertutup.

Pada diagram sebelah kanan, merupakan visualisasi dari yang kualitas view dimaksud. Diperoleh pula bahwa orientasi arah pandang
terbaik berada apabila dikonsentrasikan ke arah atas -arah pandang dengan view konsisten berupa langit dan pepohonan- dan
mengindahkan objek-objek lanskapnya.
3.3. Design Response
Dengan mengumpulkan dan menganalisis konteks fisik dan non-fisik pada sekitar tapak, dapat dikembangkan suatu unit-unit respons
untuk memandu menentukan parameter dan potensi untuk desain bangunan.
Design Response Vignette
3.3. Design Response
Sebagai bentuk akhir dari design response, beberapa unit diagram merepresentasikan respons lanjutan berupa alternatif penggunaan
tapak. Diagram tersebut merupakan sintesis dari unit-unit design response yang sebelumnya telah dilakukan.

Memproyeksikan area of Menentukan relevansi program Memproyeksikan lebih lanjut dalam


entrance berdasarkan kedekatan ruang serta peletakannya berikut bentuk gubahan massa
dengan laju sirkulasi tapak dengan elemen respons arsitektural
4. Spatial Programming
4.1. Mapping the Activity Flow
Aktivitas sebagai Titik Awal

Tolak ukur keberhasilan program ruang ditentukan berdasarkan


seberapa jauh efektivitas pengoperasian aktivitas penggunanya.
Oleh karena itu, dilakukan pemetaan terhadap jenis dan kapasitas
penggunanya.

Projek rumah mikro ini nantinya ditetapkan untuk dihuni oleh


seorang pengguna tetap, dengan tambahan seorang pengunjung
yang akan sesekali menginap. Oleh karena itu, kapasitasnya
diperuntukkan sebanyak 2 orang.

Pemrograman kemudian difokuskan ke dalam skema penggunaan,


dimana secara garis besar, sebuah skema laju aktivitas (activity
flow) diciptakan untuk memperoleh gambaran mengenai
penggunaan ruang.

Tahapan selanjutnya memperkirakan kebutuhan dimensional


mengenai ukuran ruang yang dibutuhkan bagi setiap aktivitas.
Luarannya adalah unit-unit ruangan berikut dengan luasannya.
4.2. Projecting Dimensional Value
Proyeksi Aktivitas dalam Unit

Proyeksi diawali dengan memperkirakan proses berjalannya


aktivitas berikut dengan furnitur yang terlibat di dalamnya.
Kemudian, kebutuhan ruang gerak juga dilibatkan dalam
menentukan komposisi keseluruhan dari masing-masing unit,
dengan beberapa unit ruang terlihat memiliki kebutuhan akan ruang
gerak (circulation space).

Setelah proyeksi aktivitas pada masing-masing unit memperoleh


tata letaknya, pengukuran diterapkan dalam rangka mengetahui
luasan minimum bagi aktivitas tersebut untuk dapat dijalankan pada
projek rumah mikro ini nantinya, utamanya dalam bentuk besaran
per ruang.

Perlu diketahui bahwa hasil studi kebutuhan dimensi ini akan


kembali menyesuaikan terhadap proses perancangan projek rumah
mikro ini nantinya, baik sebagai acuan, maupun referensi yang tetap
memungkinkan untuk kembali digubah.

Tahapan berikutnya merupakan proses penyelesaian program


ruang, dimana skema laju aktivitas dan kebutuhan besaran per unit
kembali dikompres hingga dapat membentuk sebuah skema bagi
fungsi ruang dan tata letak (layout) antar ruangan.
4.3. Refined Sequence and Circulation Chart 4.4. Final Brief

Sebagai bentuk akhir dari program ruang,


bagan di atas menampilkan skema hubungan
kedekatan antar ruang. Skema tersebut
Skema fungsi ruang diperoleh dengan kembali memetakan laju nantinya akan diterjemahkan kembali dalam
aktivitas, namun kali ini diterjemahkan ke dalam fungsi-fungsi ruang proses desain ke dalam projek rumah mikro ini
terkait. nantinya, utamanya dalam bentuk organisasi
ruangan.
Diagram di atas menunjukkan bagaimana aktivitas dari setiap
pengguna membentuk suatu zonasi ruang tertentu, yang kemudian
memiliki sifat dan kebutuhannya sendiri, baik secara kedekatan
antar ruang, fungsi yang dijalankan, serta tingkatan privasinya.
Chapter 2: Schematic Design

5. Design Concept 6. Building Mass Concept 7. Sustainable Architecture Concept


5.1. Concept Initiation 6.1. Form-finding: Contextual Approach 7.1. Active Design Strategies
5.2. Concept Development 6.2. Form-finding: Concept Implementation
5. Design Concept
5.1. Concept Initiation
Penelusuran

Sebagai titik awal, studi fenomenologi dikonsentrasikan dalam


rangka membedah esensi dari rumah mikro. Tujuan dari studi
tersebut adalah untuk mengetahui karakteristik dan sifat dari
organisasi ruang dan kualitas yang selayaknya dimiliki oleh setiap
rumah mikro untuk dapat diterapkan kembali ke dalam projek
perancangan.

Setelah melalui proses seleksi, hasil studi dapat dilihat pada


diagram di sebelah kiri. Secara singkat, diperoleh kesimpulan
bahwa: di dalam rumah mikro, pengguna ditargetkan untuk
dapat menjalani aktivitas keseharian melalui tata ruang yang
efisien.

Tahapan selanjutnya adalah menciptakan konsep dalam rangka


menentukan tema dan karakter bagi projek perancangan.
5.2. Concept Development
Penemuan

NGAYOM Sejalan dengan hasil studi, tiga buah kata kunci ditentukan untuk
melabeli karakter. Terdapat: respons, kompak, dan lindung yang
masing-masing kata mewakili kemampuan yang dimiliki oleh rumah
mikro untuk mengayomi kebutuhan penggunanya.

Proses penemuan dilanjutkan dengan menentukan tema besar dari


ketiga kata kunci tersebut. Ditemukan melalui riset sederhana,
ngayom memiliki makna: memberi perlindungan, atau menghadirkan
kenyamanan. Secara koresponden, makna dari ngayom sejalan
dengan sifat dari ketiga kata kunci awal. Hal inilah yang mendasari
penamaan projek perancangan menjadi: Ngayom Micro House.

N Penerjemahan
G Diagram sebelah kiri bawah merupakan penerjemahan konsep ke
A dalam sintaksis arsitektural. Diperoleh:
1. Respons - diterjemahkan ke dalam massa bangunan.
Y 2. Kompak - diterjemahkan ke dalam organisasi ruang.
3. Lindung - diterjemahkan ke dalam elemen/fitur bangunan.
O
M
6. Building Mass Concept
6.1. Form-finding: Contextual Approach
Gubahan Massa

Proses ini merupakan sentuhan pertama dalam menentukan keterbangunan dari Ngayom Micro House, dimana penemuan bentuk
dilakukan secara bertahap, berkorespondensi antar satu sama lain, hingga menemukan bentukan akhir yang mewujudkan konsep
Ngayom Micro House. Proses ini mendefinisikan purity of form, berupa bagaimana bentuk suatu bangunan diperoleh berdasarkan
penghayatan yang dipelajari berdasarkan kemauan bentuk tersebut (baca: mengakomodasi program ruang).

menentukan penempatan bagi menempatkan foyer sebagai menentukan elevasi atap menambah second skin pada
program ruang di tapak ruang transisi dari area luar ke merespons ruang kegiatan eksterior merespons sorot terik
privat matahari
6.2. Form-finding: Concept Implementation
Implementasi Konsep

Diagram di kiri menampilkan implementasi konsep yang diterjemahkan


ke dalam bentuk-bentuk objek arsitektural. Penerapan tersebut tidak
hanya berkontribusi pada aspek-aspek tertentu, melainkan multi-benefit,
atau saling mempengaruhi antar satu sama lain.

Program ruang yang diakomodir memperoleh kualitas yang dibutuhkan


melalui tatanan yang efisien (kompak), bentuk atap yang berkontribusi
dalam kenyamanan termal (respons), dan instalasi second skin yang
mengontrol suhu serta menegaskan karakter Ngayom Micro House.

Diagram di atas berupaya menampilkan konsistensi desain pada


Ngayom Micro House yang diungkapkan melalui kesesuaian hasil
gubahan massa terhadap karakteristik dari konsep dan program
ruangnya.
7. Sustainable Architecture Concept
7.1. Active Design Strategies

Active Design Strategy

Dalam rangka memaksimalkan penggunaan energi terbarukan, fitur-fitur


teknologi sebagai penggawa dalam active design diaplikasikan ke dalam
rumah mikro Ngayom. Beberapa diantaranya:

Instalasi panel surya yang dapat menyuplai kebutuhan elektrikal


pengguna dan rumah, dan
biogas digester sebagai penghasil biogas dari limbah kotoran untuk
digunakan sebagai bahan bakar kompor.

Skematik Utilitas
Chapter 3: Design Development

8. Technical Drawing 9. Final Model


8.1. Working Architectural Drawing 9.1. Final Model
8.2. Structural Drawing
8.3. Utilities Schematic Drawing
8. Technical Drawing
8.1. Working Architectural Drawing
Denah, Tampak (depan), Potongan A, Potongan B
8.1. Working Architectural Drawing
Tampak
8.1. Working Architectural Drawing
Rencana Massa, Potongan Lingkungan C, Potongan Lingkungan D
8.2. Structural Drawing 8.3. Schematic Utilities Drawing
9. Final Model
9.1. Final Model
9.1. Final Model
Poster dan Perspektif Model Final
PENUTUP
Dedikasi merupakan inti perancangan. Ragam proses yang saling
berkesinambungan, seperti revisi, visualisasi, decision-making, perolehan
insight, dan logika desain, merupakan sifat dan karakteristik dari perancangan
yang hanya dapat dituai oleh sikap rajin dan pemikiran terbuka.

Ngayom Micro House adalah contoh langka sebagai hasil dari berbagai usaha,
kritikan, dan imajinasi yang berhasil menemukan sinerginya. Segala proses
yang tertuang di dalamnya merupakan campur tangan dari berbagai pihak
yang saling berbagi pemikiran mengenai kelayakan sebuah rumah mikro,
dituangkan ke dalam satu buah rancangan.

Sebagai penutup, kepada setiap kontributor dan pemberi masukan,


selayaknya bagi mereka ungkapan budi luhur dan harapan untuk kebaikan.
gilig setyo rahardjo

You might also like