Professional Documents
Culture Documents
Bab 2
Bab 2
id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sukun
Sukun adalah tumbuhan dari genus Artocarpus communis Forst
dalam famili Moraceae yang banyak terdapat di kawasan yang beriklim
tropis (Verheij, 1997). Artocarpus communis merupakan tumbuhan
tahunan yang termasuk jenis nangka-nangkaan berupa pohon yang relatif
besar dengan tinggi mencapai 30 m (Heyne, 1987). Tanaman ini tumbuh
baik di daerah basah, tetapi juga dapat tumbuh di daerah yang sangat
kering asalkan ada air tanah dan aerasi tanah yang cukup. Sukun bahkan
dapat tumbuh baik di pulau karang dan di pantai (Koswara, 2006).
Tanaman sukun mempunyai beberapa nama ilmiah yang sering
digunakan, yaitu A. communis, A. Incisa, atau A. Altilis (Irwanto, 2012).
Klasifikasi tanaman sukun dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Rosales
Famili : Moraceae
Genus : Artocarpus
Spesies : A. communis Forst, A. Incisa Linn, atau A. Altilis
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a6c.id
Tabel 2.4 Komposisi Kimia dan Zat Gizi Buah Sukun dan Tepung Sukun
Zat gizi per 100 g Sukun muda Sukun masak Tepung sukun tua
Energi (kal) 46 108 302,4
Air (g) 87,1 69,3 15
Protein (g) 2,0 1,3 3,6
Lemak (g) 0,7 0,3 0,8
Karbohidrat (g) 9,2 28,2 78,9
Serat (g) 2,2 - -
Abu (g) 1,0 0,9 2
Kalsium (mg) 59 21 58,8
Fosfor (mg) 46 59 165,2
Besi (mg) - 0,4 1,1
Vitamin B1 (mg) 0,12 0,12 0,34
Vitamin B2 (mg) 0,06 0,06 0,17
Vitamin C (mg) 21 17 47,6
Sumber : Food Composition Table for Use in East Asia (FAO, 1972 dalam
Pitojo, 1992)
3. Tepung Sukun
Kadar karbohidrat yang cukup tinggi (28,2%), buah sukun
berpeluang untuk diolah menjadi tepung. Komposisi kimia dan gizi tepung
sukun dapat dilihat pada Tabel 2.4. Mutu dan kandungan gizi tepung
sukun sangat dipengaruhi tingkat kematangan buah sukun (Widowati, et
al., 2001 dalam Widowati, et al., 2010). Tingkat kematangan buah sukun
berpengaruh terhadap derajat putih, komposisi proksimat dan sifat
amilografi tepung sukun (Suroso, 2007 dalam Widowati, et al., 2010).
Buah yang muda menghasilkan tepung sukun berwarna putih kecoklatan.
Semakin tua (sampai tingkcaotmkmetiut ataonuoseprtimum) buah
tepungnya. Buah sukun yang baik untuk diolah menjadi tepung adalah
buah mengkal yang dipanen 10 hari sebelum tingkat ketuaan optimum
(Widowati, et al., 2001 dalam Widowati, et al., 2010).
Kendala dalam pembuatan tepung sukun ialah terjadinya wama
coklat saat diproses menjadi tepung dan ada rasa pahit pada tepung (Jw :
"getir''). Untuk menghindari terbentuknya wama coklat pada tepung yang
dihasilkan, usahakan sesingkat mungkin waktu teradinya kontak antara
bahan dengan udara. Caranya yaitu dengan merendam buah yang telah
dikupas dalam air bersih, dan menonaktifkan enzim dengan cara diblansir
yaitu dikukus (Widowati, et al., 2010). Beberapa penelitian menyebutkan
bahwa dalam biji sukun dan tepungnya ditemukan senyawa yang bisa
menyebabkan rasa pahit yaitu tanin dan asam sianida (Ugwu, et al., 2006,
Nwabueze, 2005 dalam Widowati, et al., 2010). Biji sukun mengandung
tanin sebesar 184 mg/kg dan asam sianida 26,4mg/kg (Widowati, et al.,
2010).
Tabel 2.6 Sifat Amilograf Pasta Pati Sukun
Komponen Nilai
Suhu gelatinisasi (oC) 74,9
Suhu saat tercapai viskositas maksimum (oC) 93,1
Viskositas maksimum (BU) 1053
Viskositas awal pendinginan (setelah pemanasan pada suhu 938
konstan 95oC selama 20 menit) (BU)
Viskositas akhir pendinginan (saat suhu tercapai 50oC) (BU) 1208
Ketidakstabila pasta (BU) 115
Viskositas retrogradasi (viskositas setelah pendinginan pada 1208
suhu konstan 50oC selama 20 menit) (BU)
Viskositas balik (selisih antara viskositas maksimum dan 216
viskositas awal pendinginan) (BU)
Sumber : Medikasari et al. (2009)
Ket : oC = Derajat Celcius (satuan suhu)
BU = Brabender Unit (satuan viskositas)
Sifat amilograf pasta pati sukun dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tepung sukun tidak mengandung gluten sehingga dapat dicampur dengan
tepung lain seperti tepung terigu, tepung beras, tepung maizena, atau
tepung ketan. Pemilihan cteopmumnigt ttoerugsaenrtung jenis kue
Gambar 2.1 Struktur Kimia L(+) Asam Laktat dan D(-) Asam Laktat
5. Tepung Modifikasi
Bagian terbesar dalam tepung adalah karbohidrat yang berupa pati,
banyak metode yang digunakan untuk memodifikasi pati. Teknik
modifikasi pati dapat diklasifikasikan berdasarkan empat kategori yaitu
modifikasi fisika, kimia, enzimatik, dan genetikal. Metode fisika meliputi
heat-moisture treatment (HMT), annealing, retrogradation, freezing, ultra
commit to user
high pressure treatment, glow discharge plasma treatment, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a12c.i
d
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.a13c.i
d
B. Kerangka Berpikir
C. Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini adalah variasi lama perendaman dan
konsentrasi asam laktat akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik dan
kimia tepung sukun termodifikasi (Modified Breadfruit Flour).
commit to user