Professional Documents
Culture Documents
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan
AUDITING 2
SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDAGAN, DOKUMEN, CATATAN
DOSEN PENGAMPU
HEVI SUSANTI, S.E,M.Si
DISUSUN :
VITA NI’MATUS SUKIYAT (202362202003)
RISKA FITRIANI (202362201022)
Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang
erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga
kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.
Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan
valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun
persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-
akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.
Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :
Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sisitem
yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang secara fisik, dan yang
kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan,harus ada
pengendalian yang cukkup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait.
Pemeriksaan sekilas terhadap enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan
pergudangan akan membantu untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti audit
yang diperlukan untuk menguji efektifitasnya.
4. Memroses Barang
Proses pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi
untuk masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan diproduksi
secara umum dipengaruhi order pelanggan. Ramalan penjualan, tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan, dan ekonomis tidaknya proses produksi seringkali
bagian pengandalian produksi, harus dibuat ketentuan yang mengatur kuantitas
produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik
terhadap barang dalam proses. Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi
dan barang rusak sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang
dan biaya produksi yang akurat.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan
laporan yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari suatu
pekerjaan atau proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan atau produk
selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi
didasarkan laporang bagian penerimaan kas.
Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas yang
berbeda, yaitu :
1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
2. Perpindahan internal atas asset dan biaya.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
4. Pengamanan fisik atas persediaan.
5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.
Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan. Lebih bervariasi
dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karena jenis persediaan dan tingkat kemutahiran
yang diinginkan manajemen sangat bervariasi.
Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai diproduksi dan
dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori :
1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait
Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang akan
dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya, yaitu:
Pengendalian fisik atas persediaan
Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
Berkas utama persediaan perpetual
Pencatatan biaya per unit
Pengendalian fisik
Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci
dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat meminta pengawas persediaan
untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas persediaan. Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit dihitung
secara akurat, maka auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik
untuk memastikan bahwa penghitungannya memadai.
Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang
dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian
pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.
Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau
mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen
untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan
peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.
Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan
catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor
harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian
terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan, saperti
halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji hubungan antara
saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor sering menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan.
Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman atas industri
dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area lainnya. Beberapa
hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah metode penilaian
persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan risiko tertukarnya
barang konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.
PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas metode klien
dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien atas kuantitas dan
kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus :
Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir tahun.
Mengamati prosedur perhitungan klien.
Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.
Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.
Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik secara
periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat dilakukan
mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua
pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas berkas
utama persediaan perpetual.
Keputusan Audit
Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area
audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu
dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji. Tiga
keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang memadai
untuk itu.
Penetapan waktu
Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun, terutama
dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien melakukan perhitungan
interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal efektif, auditor pada saat itu
melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam
pencatatan persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.
Jumlah sampel
Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena
auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah
sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan, bukan
jumlah jenis persediaan yang dihitung.
Pemilihan sampel
Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhati-hati
dalam :
Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis
persediaan tertentu.
Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan tertentu.
Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah perhitungan fisik
yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat dilakukan secara efektif, maka
auditor perlu hadir pada saat perhitungan dilakukan.
Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.
Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai
persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.
- apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam
proses, bahan pembantu maupun barang jadi
- apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran,
banjir maupun risiko lainnya
- apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
- apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas
gudang
- apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan
dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang
- apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga
pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan
lainnya
- jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu
persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok persediaan
- apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang
berfungsi sebagai penjaga gudang
- apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan
dengan buku besar
- apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan
dicocokkan dengan kartu persediaan.
Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha.
Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak
waktu, karena:
a. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital
account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun
Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus-
siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke
dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik
(manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan
penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Elder, Beasley.2014. Auditing dan Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: PT. Indeks.
Ade, 2013. Analisis Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan. Universitas
Gadjah Mada Fakultas Ekonomi. Diakses Febuari 2018.
Aprilia, 2014. Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Persediaan Barang Dangangan
pada CV. Multimedia Persada Manado. Universitas Samratulangi Manado Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Jurnal Emba Vol. 2 No. 2, Hal. 1151-1161. Diakses Febuari
2018.
Hery, 2015, Akuntansi Intermedite Illustrasi Problem dan Solusi, Edisi 1, Grasindo, Jakarta.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.