Audit Siklus Persediaan Dan Pergudangan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

RANGKUMAN MATERI KULIAH

AUDITING 2
SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDAGAN, DOKUMEN, CATATAN

DOSEN PENGAMPU
HEVI SUSANTI, S.E,M.Si

DISUSUN :
VITA NI’MATUS SUKIYAT (202362202003)
RISKA FITRIANI (202362201022)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM JOMBANG
2023
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN

Siklus persediaan dan pergudangan merupakan siklus yang unik karena hubungannya yang
erat dengan siklus transaksi lainnya. Bagi perusahaan manufaktur, bahan baku memasuki
siklus persediaan dan pergudangan dari siklus akuisisi danpembayaran, sementara tenaga
kerja langsung memasukinya dari siklus penggajian dan personalia. Siklus persediaan dan
pergudangan diakhiri dengan penjualan barang dalam siklus penjualan dan penagihan.

Adapun tujuan utama pemeriksaan persediaan adalah untuk menentukan bahwa :

- Persediaan secara fisik benar-benar ada


- Prosedur pisah batas (cut-off) persediaan telah dilakukan dengan memuaskan
- Persediaan telah dinilai sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PSAK)
yang diterapkan secara konsisten
- Persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang, rusak, dapat diidentifikasika
dengan tepat dan dicadangkan dalam jumlah yang memadai
- Penghitungan matematis dalam daftar persediaan telah dibuat dengan cermat ·
Persediaan yang dijaminkan telah diidentifikasikan dan diungkapkan dengan jelas
dalam catatan atas laporan keuangan

Walaupun tujuan-tujuan audit yang disebutkan di atas diarahkan terutama atas eksistensi dan
valuasi persediaan dalam neraca, tetapi auditor harus selalu ingat bahwa audit terhadap akun
persediaan yang dilakukannya harus berhubungan dengan harga pokok penjualan dan akun-
akun terkait lainnya dalam laporan laba rugi.

Beberapa tahapan prosedur audit yang harus dilakukan auditor dalam melakukan
pemeriksaan atas akun persediaan diantaranya adalah :

1. Pemahaman Bisnis Klien – kecukupan pemahaman atas bisnis perusahaan


merupakan dasar terhadap audit persediaan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
oleh auditor melalui Kuesioner Pemahaman Bisnis dan Jenis Usaha Klien akan
memberikan auditor pemahaman mengenai aspek-aspek unik dari bisnis dan jenis
usaha, seperti faktor musiman dan siklus, sifat dari keuangan, metode dan
kebijaksanaan penjualan, kondisi persaingan usaha, bahan baku dan sumbernya,
tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang berkaitan dengan kebijaksanaan operasi
perusahaan serta karakteristik sistim informasi termasuk metode costing. Pemahaman
ini memungkinkan auditor untuk mencapai kesimpulan mengenai aspek-aspek laporan
keuangan sehubungan dengan persediaan.
2. Penilaian Pengendalian Intern – tujuan pengendalian intern atas persediaan adalah
untuk meyakinkan bahwa (a) adanya pengendalian yang memadai terhadap mutasi
persediaan, (b) semua transaksi persediaan telah dicatat dan diklasifikasikan dengan
tepat, (c) penghitungan fisik persediaan telah dijalankan sesuai dengan prosedur yang
telah ditetapkan, (d) harga perolehan persediaan telah ditentukan dengan tepat, (e)
penyesuaian atas persediaan yang bergerak lambat (slow moving), usang dan rusak
telah dilakukan dengan tepat.
3. Pengujian Substantif – tujuan utama pengujian substantif terhadap persediaan adalah
untuk memberikan bukti nyata dari keberadaan dan penilaian persediaan. Pengujian
ini meliputi observasi dan pengujian penghitungan fisik (stock taking), pengujian
ringkasan dan pengujian harga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kompleksitas audit persediaan termasuk :
 Persediaan sering kali merupakan akun terbesar pada neraca
 Persediaan sering kali berada pada lokasi yang berbeda, yang membuat pengendalian
dan perhitungan fisik menjadi sulit
 Sering kali sulit bagi auditor unutk mengamati dan menilai itempersediaan yang
berbeda seperti perhiasan, bahan kimia, dan suku cadang elektronik
 Penilaian persediaan juga sulit apabila estimasi keuasangan persediaan merupakan hal
yang penting dan apabila biaya manufaktur harus dialokasikan ke persediaan.
 Terdapat beberapa metode penilaian persediaan yang dapat diterima dan beberapa
organisasi mungkin ingin menggunakan metode penilaian yang berbeda unutk
berbagai bagain persediaan yang dapat diterima menurut prinsip-prinsip akuntansi
yang diterima umum

FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS SERTA DOKUMEN DAN CATATAN TERKAIT

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua sisitem
yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang secara fisik, dan yang
kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan bergerak dalam perusahaan,harus ada
pengendalian yang cukkup baik atas pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait.
Pemeriksaan sekilas terhadap enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan
pergudangan akan membantu untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti audit
yang diperlukan untuk menguji efektifitasnya.

1. Memroses Pesanan Pembelian


permintaan pembelian digunakan untuk meminta bagian pembelian untuk meng-order
barang persediaan. Permintaan dapat diajukan pegawai gudang pada saat persediaan
mencapai tingkat tertentu, untuk material yang akan digunakan memproduksi order
tertentu pelanggan, atau dilakukan atas dasar perhitungan periodik dari personil yang
berwenang. Apapun metode yang digunakan, pengendalian atas permintaan
pembelian dan order pembelian yang terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian
dari siklus perolehan dan pembayaran.

2. Menerima Bahan Baku


penerimaan barang yang di order adalah bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran. Barang diterima harus diperiksa kuantitas dan kualitasnya. Bagian yang
menerima membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian dari
dokumentasi yang perlu sebelum pembayaran dilakukan setelah inspeksi, barang
dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan dikirimkan kebagian pembelian, gudang
dan hutang usaha.

3. Menyimpan Bahan Baku


Setelah barang diterima, penyimpanan dilakukan di gudang sampai saatnya
dibutuhkan untuk proses produksi. Barang tersebut dikeluarkan gudang setelah ada
permintaan yang diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lain yang menyebutkan
jenis dan jumlah barang yang diminta.dokumen permintaan ini dugunakan untuk
manufaktur berkas induk persediaan perpetual dan membukukan perpindahan dari
akun bahan baku ke akun barang dalam proses.

4. Memroses Barang
Proses pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat bervariasi
untuk masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan diproduksi
secara umum dipengaruhi order pelanggan. Ramalan penjualan, tingkat persediaan
barang jadi yang telah ditetapkan, dan ekonomis tidaknya proses produksi seringkali
bagian pengandalian produksi, harus dibuat ketentuan yang mengatur kuantitas
produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan kualitas dan perlindungan fisik
terhadap barang dalam proses. Bagian produksi harus mengadakan laporan produksi
dan barang rusak sehingga catatan akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang
dan biaya produksi yang akurat.

Dalam perusahaan manufaktur struktur pengendalian intern akuntansi biaya


yang baik adalah bagian penting dari fungsi proses barang. Struktur pengendalian
intern diperlukan untuk menunjukkan profitabilitas relatif berbagai produk, untuk
perencanaan dan pengendalian, dan untuk menilai persediaan bagi tujuan pelaporan
keuangan. Ada dua jenis sistem biaya secara umum, walaupun banyak variasi dan
kombinasi dalam praktik: sistem job-order (pekerjaan order) dan proces cost (biaya
proses).perbedaan utamanya adalah pada job-order biaya yang timbul diakumulasikan
pada suatu pekerjaan orde tertentu, dan pada proces-cost biaya per unit produksi
dialokasikan kepada tiap barang proses.

Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan
laporan yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari suatu
pekerjaan atau proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan atau produk
selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke barang jadi
didasarkan laporang bagian penerimaan kas.

5. Menyimpan Barang Jadi


Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan
digudang menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sisitem pengendalian
intern yang baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi dengan
memisahkannya dalam beberapa area dengan akses terbatas. Pengendalian barang jadi
biasanya dianggap bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas.

6. Mengirimkan Barang Jadi


Pengiriman barang jadi adalah bagian integral dari siklus penjualan dan penerimaan
kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung dokumen
pengiriman yang diotorisasi dengan memadai. Pengendalian untuk pengiriman telah
dibahas pada bab sebelumnya.

7. FILE INDUK PERSEDIAAN PERPETUAL


Satu bentuk catatan yang belum di bahas sebelumnya adalah berkas induk persediaan
perpetual. Catatan pepetual yang terpisah biasanya diadakan untuk pencatatan bahan
baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan tidak menggunakannya untukbarang
dalam proses. Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi
mengenai jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atau infomasi
mengenai biaya per unit. Untuk yang terakhir biasanya terdapat pada sisitem yang
terencana dan terkomputerisasi.Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan
perpetual diperbaharui secara otomatis pada saat pembelian bahan diproses dalam
sistem pencatatan transaksi perolehan. Misalnya, saat sistem komputer memasukkan
jumlah unit dan biaya tiap pembelian bahan, informasi ini digunakan untuk
memutakhirkan berkas induk persediaan perpetual bersama dengan jurnal perolehan
dan berkas induk hutang usaha. Bab 16 menguraikan bagaimana pencatatan transaksi
pembelian. Pemindahan bahan baku dari gudang harus dibukukan terpisah dalam
komputer untuk memperbaharui catatan perpetual persediaan. Hanya jumlah unit
barang yang dipindahakan yang perlu dibukukan karena komputer dapat menentukan
harga per unit nya dari berkas induk. Berkas induk perpetual persediaan bahan baku
berisi, untuk tiap jenis bahan baku,saldo awal dan akhir unit barang dan harga per
unitnya, jumlah dan biaya per unit tiap pembelian, dan jumlah dan biaya per unit
bahan yang dikeluarkan untuk produksi.
Berkas indukperpetual persediaan barang jadi mengikutkan informasi serupa
dengan bahan baku, tetapi dengan kompleksitas yang lebih besar jika catatan biaya
per unit juga diikutkan. Biaya-biaya barang jadi terdiri dari bahan baku , buruh
langsung dan biaya overhead yang seringkali membutuhkan alokasi dan pencatatan
yang rinci jika catatan perpetual menyertakan biaya per unit, pencatatan akuntansi
biayanya harus diintigrasikan dalam suatu sistem komputer.

BAGIAN DARI AUDIT PERSEDIAAN


Tujuan dalaam auditsiklus perssediaan dan pergudangan adalah menyediakan kepastian
bahwa laporan keuangan menyajikan informasi bahan baku, barang setengah jadi, persediaan
barang jadi, dan harga pokok penjualan secara wajar.

Audit atas siklus perediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 (lima) aktifitas yang
berbeda, yaitu :

1. Akuisisi dan pencatatan bahan baku, biaya tenaga kerja, dan overhead.
2. Perpindahan internal atas asset dan biaya.
3. Pengiriman barang dan pencatatan pendapatan dan biaya.
4. Pengamanan fisik atas persediaan.
5. Penempatan harga dan kompilasi persediaan.

AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA

Sistem dan pengendalian tas akuntansi biaya bervariasi di setiap perusahaan. Lebih bervariasi
dibandingkan dengan wilayah audit lainnya, karena jenis persediaan dan tingkat kemutahiran
yang diinginkan manajemen sangat bervariasi.

Pengendalian Akuntansi Biaya

Pengendalian akuntansi biaya, adalah proses yang mempengaruhi persediaan fisik dan
penelusuran biaya terkait sejak bahan bakudipesan ssampai barang selesai diproduksi dan
dipindaahkan kepeyimpanan. Jenis pengendalian ini dipisahkan menjadi 2 (dua) kategori :

1. Pengendalian fisik atas bahan baku, barang setengah jadi, dan persediaan barang jadi.
2. Pengendalian atas biaya terkait

Pengujian atas Akuntansi Biaya

Metodologi yang perlu diikuti auditor dalam memutuskan jenis pengujian yang akan
dilaksanakan. Auditor perlu memperhatikan empat aspek dalam akuntansi biaya, yaitu:
 Pengendalian fisik atas persediaan
 Dokumen dan pencatatan dalam pemindahan persediaan
 Berkas utama persediaan perpetual
 Pencatatan biaya per unit

Pengendalian fisik

Pengujian auditor atas pengendalian fisik bahan baku, barang setengah jadi, dan barang jadi
hanya terbatas pada tindakan pengamatan dan tanya jawab. Diamati apakah gudang dikunci
dan ditangani oleh pegawai yang kompeten. Auditor dapat meminta pengawas persediaan
untuk menjelaskan tugas mereka terkait dengan pengawas persediaan. Jika auditor
menyimpulkan bahwa pengendalian fisik tidak memadai dan persediaan akan sulit dihitung
secara akurat, maka auditor harus memperluas pengamatan ke pengujian persediaan fisik
untuk memastikan bahwa penghitungannya memadai.

Dokumen dan Catatan Pemindahan Persediaan

Perhatian utama auditor dalam hal pemindahan persediaan ialah apakah pemindahan yang
dicatat benar terjadi, pemindahan yang terjadi telah dicatat, jumlah diskripsi dan tanggal
transaksi dicatat dengan tepat. Pertama auditor memahami internal control, kemudian
pengujian melalui pemeriksaan terhadap catatan dan dokumen dilakukan.

Berkas Induk Persediaan Perpetual

Pengujian atas berkas induk persediaan perpetual untuk mengurangi pengujian fisik atau
mengubah sat pelaksanaannya dilakukan dengan pemeriksaan dokumen, yaitu dokumen
untuk verifikasi pembelian bahan yang mendukung pengurangan persediaan bahan dan
peningkatan barang jadi, pengurangan persediaan barang jadi.

Catatan Biaya Per Unit

Pencatatan akuntansi biaya yang memadai harus diintegrasikan dengan catatan produksi dan
catatan akuntansi lain untuk mendapatkan biaya yang akurat untuk semua produk. Auditor
harus memahami internal control, dan pengujian dilakukan sebagai bagian dari pengujian
terhadap perolehan, penjualan dan penggajian. Pengalokasian overhead juga harus dievaluasi.
PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis adalah hal yang penting dalam audit persediaan dan pergudangan, saperti
halnya dalam siklus lain. Dalam melakukan prosedur analitis yang menguji hubungan antara
saldo akun persediaan dan akun laporan keuangan lainnya. Auditor sering menggunakan
informasi non-keuangan untuk menilai kewajaran saldo terkait persediaan.

Metodologi Desain Pengujian Perincian Saldo

Persediaan jenisnya bervariasi disetiap perusahaan, oleh karena itu pemahaman atas industri
dan bisnis klien lebih penting dalam persediaan dibandingkan dalam area lainnya. Beberapa
hal pokok yang harus dipertimbangkan auditor antara lain adalah metode penilaian
persediaan yang dipilih manajemen, potensi keusangan persediaan, dan risiko tertukarnya
barang konsinyasi dengan persediaan milik sendiri.

Pengamatan Fisik Atas Persediaan

PSA 07 (SA 331) sekarang, mensyaratkan auditor untuk memeriksa efektifitas metode klien
dalam perhitungan persediaan dan mendapatkan keyakinan dari klien atas kuantitas dan
kondisi fisik persediaan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, auditor harus :
 Hadir pada saat klien menghitung persediaan untuk menentukan saldo akhir tahun.
 Mengamati prosedur perhitungan klien.
 Melakukan tanya jawab kepada klien tentang prosedur perhitungan mereka.
 Melakukan mengujian terpisah saat perhitungan fisik.

Pengendalian Atas Perhitungan Fisik

Terlepas dari metode pencatatan persediaan, klien harus melakukan perhitungan fisik secara
periodik atas persediaan, tetapi tidak perlu setiap tahun. Perhitungan fisik dapat dilakukan
mendekati tanggal neraca, tanggal interim, atau berbasis siklus sepanjang tahun. Dua
pendekatan terakhir dapat dilakukan jika terdapat pengendalian internal memadai atas berkas
utama persediaan perpetual.

Keputusan Audit

Keputusan audit atas pengamatan fisik persediaan sama dengan yang dilakukan pada area
audit lainnya. Keputusan ini mencangkup dengan prosedur audit, penetapan waktu
dilaksanakannya prosedur, penentuan jumlah sampel, dan pemilihan sampel untuk diuji. Tiga
keputusan terakhir akan dibahas berikut ini, dengan membahas prosedur audit yang memadai
untuk itu.

Penetapan waktu

Auditor menutuskan apakah perhitungan fisik dapat dilakukan sebelum akhir tahun, terutama
dengan dasar akurasi berkas utama persediaan perpetual. Saat klien melakukan perhitungan
interim, yang disetujui auditor bila pengendalian internal efektif, auditor pada saat itu
melakukan pengamatan atas prhitungan persediaan dan menguji transaksi yang tercatat dalam
pencatatan persediaan dari tanggal perhitungan hingga akhir tahun.

Jumlah sampel

Jumlah jenis persediaan yang harus dihitung auditor sering kali sulit ditentukan karena
auditor harus berkonsentrasi untuk mengamati prosedur klien agar memudahkan jumlah
sampel dalam pengamatan fisik dapat diambil dari jumlah total jam yang dihabiskan, bukan
jumlah jenis persediaan yang dihitung.

Pemilihan sampel

Saat auditor melakukan pengamatan atas perhitungan persediaan, mereka harus berhati-hati
dalam :

 Mengamati perhitungan atas jenis persediaan yang signifikan dan sampel dari jenis
persediaan tertentu.
 Melakukan tanya jawab atas jenis yang mungkin usang atau rusak.
 Mendiskusikan dengan manajemen alasan tidak dimasukkannya persediaan tertentu.

Pengujian Atas Pengamatan Fisik

Bagian terpenting dalam pengamatan persediaan adalah menentukan apakah perhitungan fisik
yang dilakukan sesuai dengan intruksi klien. Agar dapat dilakukan secara efektif, maka
auditor perlu hadir pada saat perhitungan dilakukan.

AUDIT PENETAPAN HARGA DAN KOMPILASI


Prosedur Penetapan Harga dan Kompilasi
Prosedur penetapan harga dan kompilasi bertujuan untuk pisah batas yang dilakukan
sebagai bagian dari penjualan dan akuisisi.Auditor dapat menggunakan informasi yang
diperolah dari klien sebagai kerangka referensi, termasuk deskripsi masing-masing
persediaan, jumlah, harga per unit, dan nilai perluasannya. Adapun tujuan audit dan
pengujian terkait atas penetapan harga dan kompilasi persediaan,
Penilaian Persediaan
Auditor harus memperhatikan tiga hal, Pertama, metodenya harus sesuai dengan
SAK.Kedua, penerapan metode harus konsisten dari tahun ke tahun.Ketiga, biaya persediaan
versus harga pasar harus dioertimbangkan.Dalam verifikasi penetapan harga persediaan
bergantung pada barang yang dibeli atau diproduksi.
Penetapan Harga atas Persediaan yang Dibeli
Dalam penilaian persediaan yang dibeli, auditor harus menetukan apakah klien
menggunakan LIFO, FIFO, rata-rata tertimbang, atau metode penilaian lainnya.Auditor harus
menentukan biaya-biaya yang dimasukkan dalam penilaian suatu jenis persediaan.Setelah itu,
auditor harus berfokus pada persediaan dengan nilai besar dan produk yang harganya
berfluktuasi.Auditor juga harus mendata jenis persediaan untuk diverifikasi atas penetapan
harga dan meminta faktur vendor kepada kliaen, lalu memeriksa faktur yang memadai untuk
memperhitungkan seluruh akun persediaan atas jenis yang diuji, terutama yang menggunakan
metode penilaian FIFO.Terakhir, auditor harus menguji biaya per unit tercatat dalam
pencatatan perpetual ke faktur vendor sebagai bagian dari pengujian transaksi siklus dan
pembayaran.

Penetapan Harga Persediaan yang Diproduksi


Dalam menetapkan harga persediaan yang diproduksi, auditor harus
mempertimbangkan biaya per unit atas bahan baku dan jumlah unit yang diperlukan dalam
memproduksi setiap unit output. Auditor juga harus memeriksa faktur vendor atas berkas
utama persediaan perpetual, lalu memeriksa spesifikasi rancangan, memeriksa produk yang
selesai dibuat, atau menemukan metode sejenis untuk menentukan jumlah unit yang
diperlukan untuk membuat satu unit produk.
Dalam hal tenaga kerja langsung, auditor harus melakukan verifikasi biaya per jam
atas tenaga kerja dan jumlah jam kerja yang diperlukan untuk membuat satu unit output.
Auditor dapat menetukan jumlah jam kerja untuk memproduksi barang dari spesifikasi
rancangan atau sumber serupa.
Dalam overhead manufaktur, auditor harus mengevaluasi metode yang digunakan
untuk menguji konsistensi dan kewajaran dan menghitung kembali biaya untuk menentukan
apakah biaya overhead sudah benar.Jika klien memiliki pencatatan biaya standar, maka
metode yang tepat untuk menentukan penilaian adalah dengan menalaah dan menganalisis
selisih.
Biaya Perolehan atau Harga Pasar
Dalam menetukan biaya Harga Perolehan Persediaan, auditor
harusmempertimbangkan nilai realisasi bersih yang lebih kecil daripada biaya
historis.Lalu,auditor dapat menguji biaya penggantian dengan memeriksa faktur vendor pada
periode jeda atau faktur terakhir yang jika tidak terdapat pembeliaan persediaan setelah akhir
tahun.Auditor pun harus mempertimbangkan nilai penjualan persediaan dan kemungkinan
dampak fluktuasi harga untuk menemukan nilai realisasi, dimana kemungkinan keusangan
saat mengevaluasi persediaan.

Pengujian atas Penentuan Harga Pokok Persediaan

Harga pokok persediaan umumnya ditentukan dengan metode rata-rata, FIFO ataupun LIFO.

Dalam meakukan pemeriksaan atas akun persediaan, auditor harus melakukan pengujian
untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa metode yang digunakan dalam menilai
persediaan telah sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan.

Kuesioner Pengendalian Intern Persediaan

Kuesioner berkaitan dengan pengendalian intern persediaan di gudang yang biasanya


ditanyakan oleh auditor selama berlangsungnya pemeriksaan diantaranya adalah :

- apakah persediaan dipisahkan secara memadai antara bahan baku, barang dalam
proses, bahan pembantu maupun barang jadi
- apakah terdapat pengamanan yang cukup terhadap pencurian, kerusakan, kebakaran,
banjir maupun risiko lainnya
- apakah persediaan berada di bawah pengawasan penjaga gudang
- apakah gudang tempat penyimpanan barang hanya dapat dimasuki oleh petugas
gudang
- apakah barang dalam gudang hanya boleh dikeluarkan berdasarkan bukti permintaan
dan bukti pengeluaran barang yang telah disetujui oleh pejabat berwenang
- apakah ada prosedur/pengawasan barang masuk atau keluar gudang, seperti penjaga
pintu, pengecekan ulang antara barang di truk dengan dokumen bersangkutan dan
lainnya
- jika perusahaan menggunakan sistim persediaan perpetual, apakah pencatatan di kartu
persediaan dibuat terpisah untuk masing-masing kelompok persediaan
- apakah orang yang melaksanan pencatatan pada kartu persediaan bukan orang yang
berfungsi sebagai penjaga gudang
- apakah secara periodik, jumah barang yang ada di kartu persediaan dicocokkan
dengan buku besar
- apakah saldo persediaan dihitung secara fisik sekurang-kurangnya setahun sekali dan
dicocokkan dengan kartu persediaan.

PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada sifat kegiatan usaha.
Audit atas persedian sering kali merupakan bagian audit yang rumit dan memakan banyak
waktu, karena:

a. Pada umunya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam neraca, dan
sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working capital
account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan pengendalian secara
fisik serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor keuangan dan
kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi setiap klien
tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke tahun

Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini dengan siklus-
siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya dengan siklus perolehan dan
pembayaran serta siklus penggajian dan personalia dilihat dari pendebitan-pendebitan ke
dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja langsung (direct labour), dan overhead pabrik
(manufacturing overhead) dalam bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan
penagihan dapat dilihat dari pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok
penjualan.
DAFTAR PUSTAKA

Arens, Elder, Beasley.2014. Auditing dan Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: PT. Indeks.

Ade, 2013. Analisis Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan. Universitas
Gadjah Mada Fakultas Ekonomi. Diakses Febuari 2018.

Aprilia, 2014. Penerapan Sistem Pengendalian Intern untuk Persediaan Barang Dangangan
pada CV. Multimedia Persada Manado. Universitas Samratulangi Manado Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Jurnal Emba Vol. 2 No. 2, Hal. 1151-1161. Diakses Febuari
2018.

Giri, 2014. Akuntansi Keuangan Menengah 1. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.


Hadibroto, 2013. Sistem Akuntansi. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harahap, Sofyan Safitri. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta; Raja Grafindo
Persada.

Hery, 2015, Akuntansi Intermedite Illustrasi Problem dan Solusi, Edisi 1, Grasindo, Jakarta.
Kasmir. 2013. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

You might also like