Elin Oba

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 16

LAPORAN AKHIRHASILOBSERVASI

MANAJEMEN KEPERAWATAN

RS HATIVE AMBON/RUANG ELISABETH

Oleh :Kelompok 5

1. Herlin Labobar
2. Geralda Siahaya
3. Emanuel Ohiwutun
4. KarmilaWakole
5. Kezia E Liubana
6. Jesly Niak
7. YonaviaMaukenu

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukurKehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atasberkat dan Rahmat-Nya kami
Kelompok V Manejemen bias menyelesaikan Pembuatan Laporan “ Hasil Observasi
Manejemen Keperawatan”Di RS Hative Ruang Elisaberth dengan baik.Penyusunan
Laporanini berjudul “ Laporan Observasi Manejemen Keperawatan” Di RS Hative. Laporan
ini kami buat untukmelengkapi Tugas Mata Kuliah Manejemen Keperawatan. Dalam
penyusunan Laporan ini kami buatu untuk mengetahui tindakan kegiatan dan juga hasil
Observasi selama di RS Hative Passo.Kami sebagai penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah mendukung dan juga membantu dalam penyelesaian laporan
observasi ini. Dan kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Kami
menyadari sungguh bahwa dalam pembuatan Laporan ini Masih banyak kekurangan jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami Mengharap kanmasukan, kritik, dan saran Yang
membangun untuk perbaikan Laporan selanjutnya. Semoga Laporan ini dapat memberikan
pengetahuan dan dapatmeningkatkanmutupelayanmanajemenkeperawatan di RS Hative Passo
Ruang Elisabeth.

Ambon 18 Mei 2023


Kelompok V
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………..


1.2 Tujuan Umum…………………………………………………………………….
1.3 Tujuan Khusus……………………………………………………………………
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………..

BAB II GAMBARAN UMUM RS.HATIVEAMBON PASSO

2.1 Sejarah dan ProfilRs.Hative Ambon…………………………………………….


2.2FalsafatRs.Hative Ambon………………………………………………………..
2.3VisiRs.Hative Ambon……………………………………………………………
2.4Misi Rs.Hative Ambon……………………………………………………………
2.5Motto Rs.Hative Ambon………………………………………………………….

BAB III HASIL OBSERVASI

3.1 Hasil mengobservasi timbang terima (hand over )…………………………………


3.2 Hasil mengobservasi pre conference……………………………………………….
3.3 Hasil mengobservasi post conference………………………………………………
3.4 Hasil mengobservasi orientasi pasien baru…………………………………………
3.5 Hasil mengobservasipelaksanaan supervisi………………………………………..
3.6 Hasil mengobservasi bad side teaching……………………………………………..
3.7 Hasil mengobservasi pelaksanaan metode tim………………………………………
3.8 Hasil mengobservasi ronde keperawatan……………………………………………
3.9 Hasil mengobservasipencegahan resiko infeksi……………………………………
3.10 Hasil mengobservasipencegahandischarge planning…………………………….

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………….

4.2 Saran ………………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keperawatan merupakan koordinasi dan integrasi dari sumber-
sumber keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
tujuan pelayanan keperawatan (Sulihati, Sjafarin & Listyaningsih, 2018). Dalam
praktik professional, perawatperlumemperhatikan segala hal yaitu memonitoring,
hingga hal yang yang tidak kalah penting yaitu dokumentasi. Dokumentasi
keperawatan merupakan hal krusial sebagai bukti dan pertanggungjawaban atas
tindakan keperawatan (Ponco, 2016).
Manajemen keperawatan merupakan pelayanan keperawatan professional
dimana tim keperawatan dikelola dengan menjalankan empat fungsi manajemen
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian keempat
fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan- keterampilan
teknis, hubungan antara manusia dan konseptual yang mendukung tercapainya
asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya-guna dan berhasil guna kepada
klien. Adanya alas an tersebut manajemen keperawatan perlu mendapat prioritas
utama dalam pengembangan keperawatan dimasa depan. Hal tersebut berkaitan
dengan tuntunan profesi dan tuntunan global bahwa setiap perkembangan dan
perubahan memerlukan secara professional dengan memperhatikan setiap
perubahan yang terjadi. Ada sepuluh prinsip manajemen yang digunakan dalam
manajemen keperawatan.
Handover merupakan proses pengalihan wewenang dan tanggung jawab utama
untuk memberikan perawatan klinis kepada pasien dari satu pengasuh ke
pengasuh yang lain. Pengasuh termasuk dokter jaga, dokter tetap ruang rawat
inap, asisten dokter, praktisi perawat, perawat terdaftar, dan perawat praktisi
berlisensi (The Joint Commission Journal on Quality and Patient Safety, 2010
dalamHajjul Kamil, 2017).
Pre Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang,
maka Pre Conference ditiadakan. Isi preconference adalah rencana tiap perawat
(rencana harian) dan tambahan rencana dari katim dan PJ tim.
Sedangkan Post Conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut.
Isi Post Conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk
operan (tindak lanjut). Orientasi terhadap pasien baru merupakan usaha
memberikan informasi/sosialisasi kepada pasien dan keluarga tentang segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelayanan selama di rumah sakit. Dalam
penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan,
perawatan, medis, dan tata tertib ruangan.
Bedside teaching merupakan suatu metode pembelajaran bidang kesehatan
yang dilakukan secara aktif dengan melibatkan peserta didik, klien dan langsung
difasilitasi oleh pembimbing klinik (preseptor). Manfaat yang diperoleh peserta
didik melalui metode bedside teaching adalah kesempatan menggunakan
pancaindera (penglihatan, pendengaran, penghidu dan peraba) untuk
mempelajari klien dan masalah kesehatan yang dialaminy. Metode tim adalah
mendayagunakan tenaga keperawatan yang tersedia di rumah sakit, ada beberapa
metode yang dapat di implementasikan dengan metode penugasan dalam bentuk
metode pemberian asuhan keperawatan. Ada lima metode pemberian asuhan
keperawatan yang dikenal, antara lain metode fungsional, tim, keperawatan
primer, modular, dan menejemen kasus keperawatan. Ronde keperawatan adalah
kegiatan untuk mengatasi keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat
dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilkukan oleh perawat primer dan atau konsuler, kepala
ruang, dan perawat pelaksana, serta melibatkan seluruh anggota tim. Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi merupakan upaya untuk memastikan perlindungan
kepada setiap orang terhadap kemungkinan tertular infeksi dari sumber
masyarakat umum dan disaat menerima pelayanan kesehatan pada berbagai
fasilitas kesehatan. Mendefinisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain di dalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
1.2 Tujuan Umum
Kelompok mampu menjelaskan hasil observasidari 10 perasatmanajemen
keperawatan di RS Hative Passo Ruang Elisabeth
1.3 Tujuan Khusus
Berikut adalah tujuan khusus laporan hasil observasi manajemen keperawatan
pada RuanganElisabeth RS.Hative Passo.
1) Kelompok mampu mengobservasi timbang terima (hand over )
2) Kelompok mampu mengobservasi pre conference
3) Kelompok mampu mengobservasi post conference
4) Kelompok mampu mengobservasi orientasi pasien baru
5) Kelompok mampu mengobservasi pelaksanaan supervisi
6) Kelompok mampu mengobservasi bad side teaching
7) Kelompok mampu mengobservasi pelaksanaan metode tim
8) Kelompok mampu mengobservasi ronde keperawatan
9) Kelompok mampu mengobservasi pencegahan resiko infeksi
10) Kelompok mampu mengobservasi pencegahan discharge planning
1.4 Manfaat
1) KepadaInstitusi Rumah Sakit
2) Akademik Istitusi Pendidikan
Memebantumengetahuipenataksanaanprinsi-
prinsipmanajemenkeperawatanapasaja yang telahditerapkan
pada Rs.Hative Passo
3) Manfaat bagimahasiswa
Mahasiswadapatmengetahuibagaimanapenerapanprinsi-prinsipmanajemen
di RS Hative Passo
BAB II

GAMBARAN UMUM RS. HATIVE PASSO

2.1 Sejarah dan Profil Rs.HativeAmbon

Gambar Memori Rumah Sakit Otto Kuyk dulu sebelum pindah ke Passo
RS Hative Passo Ambon sebuah klinik sederhana berada di dekat muara Sungai
Wairuhu, Hative Kecil, Amboina, sejak tahun 1960-an. Walau berbahan kayu dan
daun sagu tetapi di situlah para biarawati Katolik dari Tarekat Dina Santo Yoseph
(DSY) berkarya. Mereka berjuang menyelamatkan penduduk Ambon dari serangan
malaria yang mematikan. Klinik itulah yang kemudian menjelma menjadi Rumah
Sakit Hative Kecil atau lebih dikenal dengan nama Rumah Sakit Otto Kuyk. Para
dokter, bidan, dan perawat melayani pasien dengan penuh cinta. Sekalipun biaya
perawatan relative lebih tinggi, orang merasa puas dengan layanannya.Meskipun
dikenal sebagai Rumah Sakit Katolik, namun rumahsakit ini menjadi kebanggaan
semua warga lintas suku dan agama. Orang Ambon keturunan Buton yang kerjanya
sebagai petani, termasuk komunitas yang cukup intim dengan rumah sakit ini.
Jika mereka dirawat di sini, tetapi belum punya cukup uang, para biarawati
meminta merekam engkon versi biaya rumah sakit dengan bahan sayur-mayur. Para
petani secara rutin mengantar sayur kerumah sakit. Petugas akan mencatat sehingga
sayur itulah yang melunasi biaya pengobatan.
Tahun 1999 ketika konflik meletus di Ambon, warga Muslim ingin membakar
Rumah Sakit Otto Kuyk. Alasan mereka, rumah sakit menolak pasien beragama
Islam. Beruntung, warga lebih dulu dating ke Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Maluku. Sekretaris MUI Maluku Thamrin Ely melakukan konfirmasi ke rumah
sakit. Pihak rumah sakit menyerahkan salinan daftar pasien yang sedang dirawat.
Ternyata, di tengah kerusuhan itu, warga Muslim tetapdirawat di sana.“ Memang
ada satu-dua pasien dari warga Muslim kami tolak, sebab kondisiny aparah dan
tidak bisa kami bedah di sini,” ujar seorang biarawati Katolik, waktu itu.Rumah
Sakit Otto Kuyk akhirnya hancur juga setelah konflik Ambon makin mencapai
klimaks. Belakangan, rumah sakit dihidupkan lagi di Negeri Passo. Jadilah
namanya Rumah Sakit Hative Kecil (Otto Kuyk Memorial Hospital), Passo-
Ambon.
Dengan Profil Rs. Hative Passo jenis Rumah Sakit Umum ,Tipe RS Hative
Ambon adalah Rumah Sakit Tipe D, Alamat RS Hative Ambon berkedudukan di
Jalan Laksdya Leo Wattimena - Passo, Kota Ambon Provinsi Maluku Kode Pos
97232,Kepemilikan Organisasi Sosial , Direktur: dr.HansLiesay,M.Kes , Luas tanah
15643 , Luas bangunan 15634 dan jumalah ruanganVip 3, Kelas I 8 , Kelas II 5,
Kelas III 33, dan Isolasi 3.
Logo Rumah Sakit adalah "Memberikan pelayanan kepada sesama dengan penuh
kasih sayang seturut teladan Yesus Kristus sebagai penyelamat dengan menjiwai
semangat terang Roh Kudus maka kita akan memproleh kemenangan".

SALIB : Lambang Penyelamatan


HATI : Lambang Kasih Sayang
CENTANG/Victory : Kemenangan kemenangan
GARIS KUNING : Lambang terang Roh Kudus

2.3 Falsafat Rs.HativeAmbon

Filosofi Rumah Sakit adalah:


a. Setiap pasien adalah sesame manusia sebagai ciptaan Allah yang harus
dikasihi melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas, professional dalam
semangat cinta kasi, senyuman yang hangat dan bersahabat.
b. Pelayanan kesehatan diberikan secara holistic, terpadu dan non diskriminatif.
2.4 Visi Rs.HativeAmbon
RS Hative Ambon adalah: " Menjadialat Tuhan menghadirkan kebaikan dan
kesembuhan "
2.5 Misi Rs.Hative Ambon
a "Melayani paseien dengan penuh kasih sayang"
b "Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, tepat dan manusiawi"
2.6 Motto Rs.Hative Ambon
RS Hative Ambon adalah : "Kesembuhan Anda Kebahagiaan
Kami"
BAB III
HASIL OBSERVASI
A. Persiapan

8 TIMBANG TERIMA (HANDOVER)


7
6 Pesiapan
5
4 Ya Buku timbang terima dilaksanakan setiap
3 Tidak pergantian shift : 7 melakukannya
2
Semua pasien baru dan pasien yang
1
akan dilakukan timbang terima
0
1 2 3 4 khususnya pasien yang memiliki
permasalahan yang belum atau dapat
B. Pelaksanaan teratasi serta yang membutuhkan obs.
Lebih lanjut : 2 melakukan, : 5 tidak
8
7 Ketua tim menyampaikan timbang
6 terima kepada tim berikutnya dari
5 semua aspek semuanya dilakukan
4 Ya oleh perawat ruangan.
3 Tidak
2
Pelaksanaan
1
0 Semua dilakukan sesuai
1
prosedur oleh perawat
C. Post Timbang terima ruangan :

8 Post timbang terima


7
6 Diskusi perawat dilakukan oleh
5 perawat yang bertugas : pelaporan
4 Ya
3 Tidak timbang terima dilakukan
2
1
0
1 2

II. PRE-POST CONFERENCE

Dari hasil observasi kegiatan ini selalu dilakukan pada saat sebelum memulai tindakan asuhan
keperawatan yang mana pada tahap ini dilakukan perencanaan tindakan keperawatan
a. Post conference
Dari hasil observasi kegiatan ini tetap dilakukan untuk mengetahui tindakan apa saja
yang telah dilakukan dan mengevaluasi semua tindakan yang telah diberikan dan
jika ada kendala untuk tindakan keperawatan dapat dibahas di post conference
III. ORIENTASI PASIEN BARU
Dari hasil observasi kegiatan ini pada orientasi pasien baru selalu dilakukan sesuai
prosedur karena dianggap penting bagi perawat untuk mengetahui tentang pasien baru
untuk membangun hubungan saling percaya dan memfasilitasi klien sesuai kebutuhan
IV. SUPERVISI
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan mereke melakukan supervise dalam enam
bulan sekali untuk mengetahui pengembangan kode etik meningkatan kualitas dan
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.
V. BED SIDE TEACHING
a. Persiapan

7 Hasil observasi dari 7 mahasiswa di


6
ruang elisabeth Pada persiapan
5
4 - Semua berjalan sesuai prosedur , kami
Ya selaku peserta didik berkolaborasi dan
3 Tidak
bekerja sama dengan bapak ibu
2
pendidik klinik dalam tahap ini.
1
0
1 2 3 4 5

b. Pelaksanaan Pelaksanaan:
8
7 - Pada tahap ini kami selaku peserta didik
6 mendapatkan materi yang sesuai dari
5 pendidik klinik mulai dari mulai dari
4 Ya penjelasan sampai tahap terminasi
3 Series 2
2
1
0
1 2 3 4 5 6 7
c. Tindak lanjut Tindaklanjut:

- Kemudian pada tahap tindak lanjut


setelah pendidik klinik menjelaskan
7
materi hingga tahap terminasi pendidik
6
klik mengajak diskusi dalam bentuk tanya
5
jawab sampai berikan kesempatan kepada
4 Ya kami untuk menanyakan hal-hal yang
3 Tidak belum kami ketahui
2
1
0
1 2

VI. METODE TIM


Pada bagian metode tim dari hasil observasi yang lakukan 7 mahasiswa semua sesuai mulai dari perawat
diruanagan melakukan metode tim dengan cara pembagian tugas masing-masing perawat dan jiga ada
kekurangan perawat pada kelompok lain kepala ruangan akan menggantikanya dengan kelompok yang

kelebihan perawat
VII. PENCEGAHAN RESIKO INFEKSI
a. Persiapan alat

8 Pencegahan Resiko
7
6 - Pada pencegahan resiko infeksi perawat
5 melakukan dengan baik hanya saja pada
4 Ya point di bagian gaun gafron, kacamata
3 Tidak pelindung, lepas perhiasan tidak dilakukan
2 tidak di terapkan di ruangan kami selaku
1 observator tidak menumukan adanya
0 gaunafron dan kacamata pelindung di
1 2 3 4 5 6 7 8 ruangan
b. pelaksanaan
Pencegahan resiko
8 - bagian pelaksanaan karena tidak adanya
7 ketersediasan kacamata pelindung dan gaun
afron maka di diagram untuk cara penggunaan
6
dan presentasinya tinggi .
5
Ya
4 Tidak
3
2
1
0
Rencana tindak lanjut
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
- Pada tahap ini perawat yang
berdinas dan jaga setiap saat
c. rencana tindak lanjut
melakukan pemantauan Terhadap
8 pasien jadi tahap ini dilakukan
7
sesuai prosedur
6
5
4 Ya
Tidak
3
2
1
0
1 2 3
VIII. DISCHARGE PLANNING
Dari hasil observasi setiap pasien yang akan direncanakan untuk pulang selalu diberikan edukasi untuk
perawatan lanjutan dirumah untuk obat-oban mau pun pasien rawat jalan
DAFTAR PUSTAKA

Harvia, Z., Wardani, E., & Maurissa, A. (2022). PENERAPAN PRE DAN POST
CONFERENCE DI RUANG RAWAT INAP: SUATU STUDI KASUS.
JurnalIlmiahMahasiswaFakultasKeperawatan, 1(1).

Astuti, N., &Norhalimah, N. (2019). HUBUNGAN PENERAPAN METODE TIM


KEPERAWATAN TERHADAP KUALITAS DOKUMENTASI ASUHAN
KEPERAWATAN DI RUANG ASOKA RSUD. ULIN BANJARMASIN. Borneo Nursing
Journal (BNJ), 1(1), 61-74.

Wijaya &Riski (2018). ManagemenKeperawatan.;Jakarta.Icme Press

Setyawan&Supriyati (2019). Manajemen Kesehatan.:Jakarta.Zitama Jawara

https://www.goalkes.com/rumah-sakit/rs-hative

https://malukupost.com/2020/12/otto-kuyk-wartawan-dunia-nan-abadi-di-ambon/

You might also like